Anda di halaman 1dari 23

GERAK MOLEKUL GAS (TEORI KINETIK GAS) 3.1.

PENDAHULUAN Bab ini akan membahas gerak translasi sekelompok partikel (atom atau molekul) dalam keadaam gas serta menunjukkan bahwa sifat sifat gas dapat dibahas melalui gerak translasinya. Kita hanya akan membatasi pembicaraan pada gerak translasi bebas saja yaiti gerak translasi yang mengabaikan interaksi antar partikel. Itu artinya kita hanya berbicara mengenai teori kinetik gas. Jika seluruh pengaruh interaksi dibicarakan maka itu merupakan bidang teori dinamika gas. Model yang digunakan dalam teori kinetik gas dapat dideskripsikan dalam tiga buah asumsi dasar : a. Gas disusun oleh sejumlah besar partikel (atom atau molekul bermassa m dengan gerak random kontinyu. b. Partikel partikel mempunyai ukuran yang dapat diabaikan karena terlalu kecil dibandingkan dengan jarak antar partikel. C. partikel partikel tidak saling berinterkais, kecuali interkasi yang berupa tumbuhan lenting sempurna artinya tidak terjadi perubahan energi kinetik pada partikel yang saling bertumbukan itu. Teori kinetik terutama yang berhubungan dengan tumbuhan ini memberi andil yang sangat besar dalam rangka mendalami sifat sifat transport serta reaksi kimia dalam fase gas. Terdapat dua macam Kalkulasi dasar yang dibicarakan dalam bab ini, yaitu tentang tekanan gas dan distribusi kecepatan. 3.2. PERHITUNGAN TEKANAN GAS PRINSIP : Jika sebuah partikel menumbuk dinding, maka partikel tersebut akan memberikan gaya kepada dinding yang ditumbu. Jika gaya itu

dibagi dengan luas dinding yang di tumbuk, maka tekanan yang ditimbulkan oleh partikel tersebut dapat diperhitungkan. Perhatian gambar berikut :

Sebuah partikel berada pada posisi menempel pada dinding kiri sebuah kotak, bergerak lurus ke kanan dengan kecepatan x menumbuk dinding sebelah kanan dan terpantul kembali ke kedudukan semula dan seterusnya. Jarak tempuh partikel tersebut adalah 2.1. Dengan menggunaan konsep kecepatan, yaitu : X = Jarak tempuh maka di peroleh : waktu waktu tempuh ( dt ) = jarak tempuh X = 21 X Untuk menentukan besarnya tekanan, kita berangkat dari Hukum Nawton II : dX F = m.a = m d ( mX ) = dt dt = d ( momentum ) dt : gaya yang berasal dari partikel yang menumbuh dinding : masa partikel

F m

: percepatan : kecepatam gerak partikel Sebelum menumbuk dinding, momentum partikel adalah mX sedang

sesudahnya adalah -mX Jadi perubahan momentum akibat tumbukan adalah : d ( momentum ) = momentum akhir momentum awal = -mX - mX = 2 mX Subtitusi persamaan (1) dan (3) ke dalam persamaan (2), diperoleh F = m2X/t Sudah barang tentu, pada dinding akan bekerja gaya sebesar yang bekerja pada partikel, tetapi berlawanan arah ( tanda ), jadi : FW = gaya yang bekerja pada dinding = m2X p = gaya pada dinding / luas dinding = FW / A m2X = m2X = .A V P = tekanan yang ditimbulkan oleh sebuah partikel V = volume ruang Jika di dalam ruang tersebut terdapat N buah partikel, maka tekanan ruang (p) adalah : P = N.P = Nm2X V Kita tahu bahwa VX adalah salah satu kelompok komponen v. hubungan v engan komponen komponennya adalah :

Untuk kecepatan molekul gas biasanya tidak dinyatakan dengan v tetapi c, sehingga Dengan vx = u2 ,vy = v2 , vz = w2 Karena kecepatan masing masing komponen adalah sama, maka :

Dengan demikian, harga p adalah : pV = 1 nM < c 2 > 3 (4)

<c> = root mean square speed = c rms Telah diketahui bahwa untuk tiap partikel, energi kinetik adalah = m c2. Untuk 1 mol molekul, ditulis : <> = m <c2> <> energi kinetik tiap partikel Substitusi persamaan 5 ke dalam persamaan (4), diperoleh : pV = 2 N< > 3 Konsep tekanan menurut teori kinetik Jika konsep di atas dikorelasikan dengan hukum gas ideal pV = nRT Maka : 2 nRT = N <> (5)

3 Karena n = N/NA (NA = bilangan Avogdro), maka : 2 RT = 3 Jika NA. adalah energi kinetik total (U), maka RT = 2 U 3 atau U= 3 RT 2 (7b) NA. <> (7a)

Jika persamaan 7a dapat dikembangkan untuk menghitung crms sebagai berikut RT = 2/3 N A .1/2 m c 2 c rms = 3 RT/M atau c 2 = 3RT /M

atau c rms = 3 kT/m

Persamaan di atas merupakan salah satu produk teori kinetik yang sangat penting, karena dari itulah kita dapat mengetahui bahwa molekul gas selalu bergerak kecuali pada (T = 0 K).karena T > 0 partikel partikel gas selalu bergerak maka gerak partikel ini disebut gerak ternal partikel. Persamaan juga memberikan informasi bahwa temperatur merupakan ukuran terhadap energi kinetik rata rata pada gerak random partikel gas. Ini perlu ditegaskan agar tidak menimbulkan persepsi yang keliru. Temperatur sama sekali tidak berhubungan dengan energi kinetik masing masing partikel atau tetapi hanya berhubungan dengan energi kinetik rata rata atau <> 3.3. DISTRIBUSI KECEPATAN MAXWELL Telah pernah dibicarakan, distribusi molekul akibat medan gravitasi, yang kita kenal dengan nama distribusi barometrik atau distribusi Boltzman. Sekarang akan kita bicarakan distribusi kecepatan molekul. Tetapi sebelum memulai

pembahasan, perlu diketahui dulu beberapa pokok pikiran yang berhubungan dengan kasus yang akan dibahas. Pertama, adalah pokok pikiran mengenai pengertian distribusi. Jika kita mempunyai sejumlah individu atau sekelompok individu, dan kelom ini, dengan kriteria tertentu, kita bagi atas kelas kelas tertentu sehingga diperoleh beberapa kelas dari kelas paling bawah sampai kelas tertinggi, maka pembagian seperti ini disebut distribusi. Sebagai contoh, jika kita mempunyai sejumlah siswa, dan akan kita adakan pengelompokan atas dasar prestasi belajarnya, maka hasil pekerjaan ini akan dapat diketahui berapa orang siswa yang termasuk kelas siswa amat pandai, berapa siswa yang termasuk kelas sedang, dan seterusnya. Kedua, perlu diketahui bahwa distribusi dapat digunakan untuk menghitung nilai rata rata. Artinya, jika kita mengetahui distribusi atas kriteria tertentu, maka kita dapat menghitung nilai rata rata kriteria tersebut. Contohnya, dari distribusi prestasi belajar siswa, kita dapat mengetahui prestasi belajar siswa rata rata. Akurasi perhitungan rata rata dari sebuah distribusi cukup tinggi dan dapat dipertanggung jawabkan. Sekarang, kita akan membicarakan distribusi kecepatan molekul gas, yang juga dikenal sebagai distribusi Maxwekk. Dibayangkan sebuah kontainer berbentuk bola yang besarnya tak terhingga, di dalamnya terdapat partikel gas yang bergerak dengan arah serta kelajuan yang bervariasi. Kita akan mencari, berapakah banyaknya molekul yang bergerak dengan kelajuan antara c sampai c+ dc pada segmen volume kontainer setebal dc. Yang dimaksud dengan segmen volume bola adalah kulit bola dengan tebal tertentu yang dalam matematika dinyatakan dengan dV. Jawaban untuk masalah ini, berhubungan dengan rapat molekul. Bahasan ini juga akan membahas nilai laju rata rata molekul// pembicaraan nilai rata rata, ternyata berhubungan dengan konsep probabilitas. Jadi untuk memahami konsep ini dibutuhkan beberapa konsep pendukung, yaitu :

1. Pengertian rapat molekul dan hubungannya dnegan jumlah molekul. 2. Pengertian probabilitas. 3. Pengertian nilai rata rata 4. Mengenal bentuk fungsi distribusi. 3.3.1. RAPAT MOLEKUL DAN BANYAKNYA MOLEKUL Yyang dimaksud dengan rapat molekul adalah banyaknya molekul pada segmen tertentu per satuan segmen. Jadi dapat ditulis : = dnx / dx Harga dnx/dx pasti sebanding dengan jumlah molekul atau = N (x) jadi : = dnx / dx = N (x) 3.3.2. PROBABILITAS Penjelasan mengenai hal ini akan didekati dengan contoh sederhana berikut : Dari sebuah tes terhadap 10 orang diperoleh skor sebagai berikut : 35 adalah = 5/10 Pembilang 5 berasal dari banyaknya skor antara 35 s/d 40 sedang penyebut 10 berasal dari banyaknya skor keseluruhan. Jadi secara matematika dapat ditulis : banyaknya skor antara 35 sampai 37 P(35;37) = banyaknya skor
n

35

37

37

37

38

38

38

38

40

Atas dasar itu maka probabilitas untuk mendapat skor antara 35 sampai 37

(35 ; 40) N

P(35;37) = atau : dn

Pi Pi

= N = (X) d x

3.3.3. NILAI RATA RATA Dengan masih menggunakan data di atas, maka rata ratanya adalah : 2. 25 + 3 . 37 + 4. 38 + 1 . 40 <X> = 10 Angka angka pada pembilang adalah sebagai berikut : 2 adalah banyaknya skor pertama N1 sedang 35 adalah X1 3 adalah banyak skor kedua atau N2 sedang 37 adalah X2 4 adalah banyaknya skor ketiga atau N3 sedang 38 adalah X3 1 adalah banyaknya skor keempat atau N4 sedang 40 adalah X4 Jadi rumus nilai rata rata dapat ditulis : N1 . X1 + N2 . X + N3 . X3 + N4 . X4 + .. <X> = N atau : Ni . xi <X> = N Ni / N pada hakekatnya adalah probabilitas. Jadi < X > = Pi . xi Untuk data kontinyu, persamaan 17 ditulis : < X > = x. P < X > = x f (x) dx Fungsi (x) tersebut dinamakan fungsi distribusi karakter X, artinya jika x adalah kecepatan maka (x) adalah fungsi distribusi kecepatan, begitu seterusnya. Dengan demikian, sekarang kita sudah berada pada posisi dapat menghitung nilai rata rata suatu karakter, jumlah molekul dengan kecepatan

tertentu, serta probilitas mendapatkan molekul pada kecepatan tertentu, jika kita sudah dapat menurunkan fungsi distribusinya. 3.3.4. BENTUK PARTISI Kita semua tahu bahwa kecepatan adalah besaran vektor, sehinga selain mempunyai kuantitas ia juga mempunyai arah. Oleh karena itu kecepatan dapat diproyeksikan atas sumbu sumbunya dan inilah yang disebut komponen kecepatan. Jika kecepatan adalah v maka komponen komponennya adalah vX, vy dan vx. Hubungan antara kecepatan dengan komponen komponennya adalah : (16) Khusus untuk kecepatan molekul gas, biasanya tidak dinyatakan dengan v tetapi c, sehingga persamaan 16 boleh ditulis : Sedang fungsi distribusinya adalah (c) yang merupakan gabungan dari fungsi distribusi komponennya yaitu ( VX ), ( Vy ) dan ( V2 ). Fungsi distribusi komponen, disebut fungsi partisi. Menurut teori probabilitas, jika peristiwa A mempunyai probabilitas dan peristiwa B = , maka probabilitas gabungan A dan B adalah 1/8 atau probabilitas gabungan beberapa peristiwa adalah hasil dari probabilitas masing masing. Jika Pc merupakan gabungan antara PX, PY dan PZ maka : PC = PV . PV . PV
X y Z

FUNGSI

DISTRIBUSI

KECEPATAN

DAN

FUNGSI

Karena telah kita ketahui bahwa probabilitas sebanding dengan fungsi distribusi dan segmennya, maka dapat pula kita tulis : (c) dc = ( VX ), ( VV ) ( VZ ) dVX dVY dVZ Jadi :

(c) = = ( VX ), ( VV ) ( VZ ) Dari persamaan 19 tampak bahwa fungsi DISTRIBUSI hasil kali fungsi fungsi partisinya. Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi distribusi tersebut pasti merupakan fungsi eksponensial sebab hanya fungsi ekspnensial yang mempunyai sifat seperti itu (ingat e a+b = ea . eb) Bentuk umum fungsi eksponensial adalah : ( X ) = Ae
X

Karena pertimbangan sifat fisik bahwa makin tinggi kecepatan, makin sedikit molekulnya maka pangkat yang dikenakan atas e harus bernilai negatif sehingga fungsi partisinya adalah
2

f ( VX ) = A e -V X f ( Vy ) = A e
2 -V 2 y

f ( Vy ) = A e -V y dengan demikian fungsi distribusi kecepatannya adalah :


2 2 2

f ( c ) = A3 e - ( V X + Vy + VZ ) atau :
2

f ( c ) = A e -c
3

Untuk menentukan A dan kita gunakan rumus probabilitas, yaitu : PX = ( VX ) dv Jadi untuk komponen VX : PV = ( VX ) dv X
X

Sifat pokok probabilitas adalah bahwa totalnya = 1. Jadi : Total PV = ( VX ) dv X = 1 atau :


2

A e -VV dv = 1
X

Atau (Atkin, hal 798 ) :


A. (

) = 1, Jadi :

A.=(

dengan demikian bentuk fungsi partisipnya adalah :


f ( VX ) = (

2 - V

f ( Vy ) = (

2 - V

f ( tZ ) = (

2 - V

Untuk mendapatkan harga , kita bertolak dari kecepatan rata rata masing masing komponen.
2

<VX > = 1/2


2 2

(18)

Dengan demikian <Vy> dan <Vz> masing masing juga 1/2. Dengan menggunakan persamaan 18 diperoleh 3 2 Kombinasi 7 c dengan 25 menghasilkan : 3 RT/M = 3/2 jadi : < c2 > = = atau : = jadi : A = ( 1 m 1/ 2 ) = ( ) 2kT
1/2

1 M / RT 2 1 m / kT 2

Jika harga A, dan dimasukkan kembali ke persamaan 21, maka fungsi distribusi kecepatan dan fungsi distribusi komponen komponen kecepatannya sudah diperoleh yaitu : f (c) = ( 2 ) 2 kT
3/2

e mc /2kT

Fungsi distribusi diatas, dikenal sebagai fungsi distribusi Maxwell Boltzman, sedang fungsi partisinya : f (v x ) = ( f (v y ) = ( f (v z ) = ( m 1/2 mv 2 ) e x /2kT 2 kT m ) 1/2 e mv y 2 / 2kT 2 kT

m ) 1/2 e mv z 2 / 2kT 2 kT

3.3.5. EKSPRESI DISTRIBUSI MAXWELL 3.3.5.1. DISTRIBUSI JUMLAH MOLEKUL = N (x) jika (x) adalah (c), maka : = N (c) banyaknya molekul pada suatu segmen volume (ditulis dnc) adalah rapat molekul dikalikan segmen volume dV. Jadi : dV = . dV jika kontainer dianggap berbentuk bola berjejari r, maka dV = 4 r2 dr. tetpai jika jejarinya c, maka : dV = 4c2 dc Berdasarkan persaman 9, rapat molekul pada sebuah titik adalah :

sehingga : dcc = 4 N c2 (c) dc Substitusi persamaan 29 ke dalam 30 menghasilkan : dn c = 4 N ( m 2 kT ) 3/2 c 2 e mc / 2kT dc


2

Dengan dnc adalah banyaknya molekul yang mempunyai kecepatan antara c sampai c + c. 3.3.5.2. DISTRIBUSI PROBABILITAS Telah kita ketahui bahwa probabilitas untuk mendapatkan partikel berkelanjutan antara x sampai x + x adalah dnx/N.jadi probabilitas untuk mendapatkan partikel berkelanjuan antara c sampai c + c adalah : dn c / N = 4 ( 3.3.5.3. m 2 kT ) 3/2 c 2 e mc / 2kT dc
2

KELAJUAN MOLEKUL Melalui tinjauan kinetik, telah kita kenal salah satu konsep kelajuan yaitu

3.4.2.1. LAJU RATA RATA


c

rms ( root mean square speed), yang harganya :


C

rms =

3 kT/m

Fungsi distribusi Maxwell dapat digunakan untuk menghitung laju rata rata (mean average speed), yaitu dengan menggunakan persamaan 16 : < X > = x f (x) dx Menurut persamaan 9, (x) = /N = dnx/N dx, sehingga ; Jadi : < x > = xdn x /N < c > = c dn c /N < c >= 4(

2 m ) 3/2 c 3e -mc / 2K Tdc 2 kT

< c > = 4 (

2 m 3/2 ) 0 c 3 e mc /2kTdc 2 kT

Jika ( m/2kT) c2 diganti q, maka persamaan di atas dapat ditulis : < c > = (8kT/m) 1/2 0 q e
q dq

q e

q dq

Adalah 1. Jadi : 8 kT / m atau <c> = 8 RT / m

<c> =

Kelajuan rata rata 3.4.2.2. LAJU PALING MUNGKIN Cmp Distribusi Maxwell juga dapat digunakan untuk menentukan kelajuan yang paling mungkin, yaitu kelanjuan yang dimiliki oleh sebagian besar makximum, atau dengan perkataan lain cmp adalah c yang menghasilkan nc maksimum. Menurut teori fungsi, suatu kuantitas akan aksimum jika turunan pertamanya adlah nol. Jadi dnc maksimum jika turunan dnc/dc = 0. (Ruas kanan persamaan 31 diturunkan = 0). Jadi :
2 m d 4 N ( ) 3/2 c 2 e mc /2kT = 0 2 kT

c e -mc2 /2kT 2 c = 2 kT/m

mc 2 kT

=0 =

Yang selanjutnya disebut Cmp. Jadi

mp

2 kT / m

3.3.5. DISTRIBUSI MAXWELL DINYATAKAN DALAM ENERGI Persamaan 31 adalah distribusi Maxwell yang dinyatakan dalam kelajuan c. selain itu distribusi Maxwell juga biasa dinyatakan dalam energi . Untuk ini transformasinya adalah : = mc2 d = m dc sehingga c = (2/m)1/2 1/2 sehingga dc = ( 1/m) d

jika harga harga tersebut dimasukkan ke dalam persamaan 31 diperoleh distribusi Maxwell dalam energi, yaitu : dn = 2N ( 1/kT) 3/2 1/2 3.3.6. EKIPARTISI ENERGI Kita tahu bahwa setiap gerak berkaitan dengan sejumlah energi. Kita tahu pula bahwa setiap gerak terdiri atas beberapa komponen gerak. Komponen gerak inipun berkaitan dengan sejumlah energi. Energi yang berhubungan dengan setiap komponen gerak, disebut energi partisi. Karena apapun komponen geraknya harga energi partisinya sama, maka energi partisi ini disebut ekipartisi energi. Sebagai contoh suatu gerak translasi, terdiri atas 3 komponen, yaitu berarah x, y dan z dengan komponen vx, vy dan vz. Energi masing masing 1 2 1 1 2 2 komponen, yaitu sebesar mx x untuk arah x, my y untuk arah y dan mv z 2 2 2 Untuk arah z disebuy akipartisi energi. Berapakah harganya ? 2 Melalui persaman 24 kita peroleh < v z > = 1/2 yang pada hakekatnya adalah kuadrat laju partisi, karena diperoleh dari fungsi partisi. Dari 27, kita peroleh = m/2kT. Jadi < v z2 > = kT/m Energi partisi komponen x atau : e
-/kT

x =

1 1 m v2 kT z = 2 2

Dengan cara yang sama, kita peroleh energi partisi komponen yang lain, dan secara keseluruhan energi partisi atau ekipartisi energi ditulis. x = y = z = 1 kT. 2

Pernyataan x = y = z = 1 kT. inilah yang rukum ekipartisi energi. 2 DERAJAT KEBEBASAN. Yang dimaksud derajat kebebasan adalah banyaknya kemungkinan komponen gerak, yang dimiliki oleh jenis gerak tertentu. Derajat kebebasan ini mempunyai hubungan dengan energi gerak dan energi partisi masing masing molekul. Hubungannya adalah : 1 gerak = dk . partisi = dk. 2 kT. Sehubungan dengan derajat kebebasan, terdapat hukum yang harus dipatuhi yaitu : Jika suatu sistem terdiri atas N partibel masa jumlah derajat kebebasannya adalah 3N atau terdapat 3N kemungkinan arah gerak pada sistem tersebut 5. JENIS JENIS GERAK MOLEKUL DAN ENERGINYA 5.1. GERAK TRANSLASI molekul molekul gas yang mono atomik, hanya mempunyai satu jenis gerak, yaitu gerak translasi. Gerak tranlasi dapat mempunyai 3 kemungkinan komponen gerak, yaitu translasi arah x,y dan z sehingga derajat kebebasannya = 2. sehingga energi tranlasi tiap molekul adalah trans = 3 kT = 2/3 kT. Untuk tiap mol : U trans = 1 2 3. kT = RT. 2 3 Molekul molekul yang poliatomik, mempunyai gerak lain selain

translasi. Gerak yang lain itu adalah gerak rotasi dan vibrasi.

5.2. GERAK ROTASI Gerak rotasi adlah gerak berputar pada sumbu tertentu. Untuk molekul yang linier, gerak rotasi mempunyai 2 kemungkinan yaitu gerak rotasi dengan : 1. sumbu rotasi berimpit dengan sumbu molekul. 2. sumbu rotasi tegak lurus dipertengahan sumbu molekul. Dengan demikian derajat kebebasan gerak rotasi molekul linear adalah 2, jadi energi rotasinya : rot = 2 = . Untuk tiap mol : U
rot

1 kT = kT 2

(molekul linear)

= 2.

1 RT = RT. 2

Bagaimana derajat kebebasan serta energi rotasi molekul yang non linear ? Marilah kita lihat gambar molekul non linear berikut : A B

Melihat gambar tersebut maka dapat dipastikan terdapat 3 macam kemungkinan gerak rotasi yaitu rotasi dengan sumbu rotasi : 1. berimpit dengan AB 2. berimpit dengan BC 3. tegak lurus terhadap Ab BC jadi untuk molekul yang non linear, harga derajat kebebasannya adalah 3, sehingga energi translasinya permolekul adalah : rot = 3 = . 1 2 kT = kT 2 3 ( Molekul non linear )

untuk tiap mol : U


rot

= 3.

1 2 RT = RT. 2 3

5.3. GERAK VIBRASI Menentukan harga derajat kebebasan gerak vibrasi, tidak dapat dilakukan dengan cara seperti gerak rotasi KARENA KOMPLIKASINYA YANG RUMIT. Untuk ini digunakan penalaran sebagai. Telah kita ketahui bahwa derajat kebebasan total adalah 3N, untuk translasi 3, untuk rotasi 2 (jika linear) atau 3 (jika non linear). Sisanya adalah derajat kebebasan vibrasi. Jadi : dkvib = 3N - dktrans - dkrot untuk molekul linear : dkvib = 3N - 3 - 3 3N 6 dengan demikian maka energi vibrasi permolekul adalah dk tersebut dikalikan energi partisi sebesar Kt. Tetapi harus diingan bahwa setiap gerakan vibrasi sebenar terdiri atas gerakan yang simultan, oleh karena itu, pengalinya bukan kT tertapi kT, sehingga : Vib = ( 3 N 5 ) kT Vib = ( 3 N 6 ) kT untuk tiap mol : U Vib = ( 3 N 5 ) RT U Vib = ( 3 N 6 ) RT 6. ENERGI TOTAL MOLEKUL Energi total molekul adalah jumlah semua jenis energi yang ada. ( linear ) ( non linear ) ( linear ) ( non linear )

6.1. ENERGI TOTAL MOLEKUL MONOATOMIK telah dibicarakan bahwa molekul mono atomik hanya mempunyai gerak translasi saja, jadi : = trans = atau : U = U trans = 2 RT 3 ( permolekul ) 2 kT 3 ( per molekul )

6.2. ENERGI TOTAL MOLEKUL LINEAR Energi total molekul poli atomik adlah jumlah energi translasi, rotasi dna vibrasinya, jadi : = trans + rot + vib = Atau : U = 2 5 RT + kT + (3N - 5) kT = kT + (3N - 5) kT 3 3 5 RT + (3N - 5) RT 2 ( per mol )

6.3. ENERGI TOTAL MOLEKUL NON LINEAR Seperti yang linear, energi total molekul non linear juga jumlah dari energi translasi, rotasi dan vibrasinya. Hanya seperti sudah dibicarakan di atas, energi rotasi dan vibrasinya berbeda : = trans + rot + vib = 2 3 kT + kT + (3N - 6) kT 3 2 ( per molekul )

= 3 kT + (3N - 6) kT untuk tiap mol : U = 3 Rt + ( 3N 6) RT

3.7 KAPASITAS KALOR PADA VOLUME TETAP (CV) bila sejumlah kalor diberikan kepada sejumlah gas dan volume ruang dipertahankan, maka energi molekul gas akan bertambah, sejumlah kalor yang diberikan. Perbandingan antara pertambahan kalor dengan pertambahan temperatur pada volume konstan disebut kapasitas kalorvolume constan atau CV. Jadi U CV C = v V = T dengan menggunakan persamaan di atas, kita dapat menghitung berapakah CV untuk gas mono atomik, gas poliatomik linear, maupun gas poliatomik non linear.

RESUME

I.

pV =

1 Nm < C 2 > 3 2 N< > 3 2 U 3 atau U =

<c> = root mean square speed = c rms

II. III. IV.

pV = RT =

<> = energi kinetik per molekul U = energi kinetik permol. 3 RT 2 Rumus umum nilai rata rata

<x>

1 x dn x N m ) 2 kT
3/2 - mc 2 / 2kT

V. VI.

f (c) = (

(c) = fungsi distribusi deng sebagai fungsi kelakuan


2 / 2kT

dn C = 4 N (

m ) 2 kT

3/2

c 2 e -mc

dc

dnc = banyaknya molek yang berkecepatan c s/d c + c Distribusi probabilitas

VII.

dn C /N = 4 N (

m ) 2 kT

3/2

c 2 e -mc

2 / 2kT

dc

VIII.

rsm

3 RT / M

atau

c rsm =

3 kT / m

IX X XI XII.

<c> = =

8 kT / m

atau

<c> =

8 RT / M

mp

2 kT / m Distribusi Maxwell dalam energi

dn = 2 N ( 1 / kT) x = y = z = 1 kT. 2

3/2

1/2

e -

/ kT

Ekipartisi energi

XIII.

trans = 3. trans = 3. rot = 2. U rot = 2. rot = 3 . U rot = 3.

1 3 kT = kT 2 2 1 2 RT = RT 2 3

( per molekul ) ( per mol )

1 kT = kT 2 1 3 RT = RT 2 2 1 3 kT = kT 2 2 1 3 RT = RT 2 2

( per molekul linear ) ( per mol linear ) ( per molekul non linear ) ( per mol non linear ) ( per molekul linear ) ( per molekul non linear ) ( per molekul linear ) ( per mol non linear )

Vib = ( 3 N 5 ) kT Vib = ( 3 N 6 ) kT U Vib = ( 3 N 5 ) RT U Vib = ( 3 N 6 ) RT XIV U CV = v T

( kapasitas kalor )

Lampiran :

SOAL : 1.Hitunglah crms , <c> , dan cmp untuk molekul O2 pada T 300 K. Bandingkan hasilnya dengan pada H2 Crms = <c> = c
mp

3 RT/M 8 kT / m 2 RT / M atau <c> = 8 RT /M

SOME PROPERTIES OF LIQUIDS AND SOLIDS Cairan dan Padatan sering disebut CONDENSED PHASES = FASE TERKONDENSASI. Beberapa persamaan yang berlaku pada gas juga berlaku pada cairan dan padatan, misalnya: V = Vo (1 + t ) V0 = V00 [1 ( p 1)]

Soal : 1. At 25oC a sealed, rigid container filled with liquid water. If the temperature is raised by 10oC, what pressure will develop in the container ? For water, = 2,07 x 10-4/ K-1 , = 4,5 x 10-5 atm-1. 2. The following vapor pressure data are available for liquid metallic zinc p/ mmHg 10 40 100 400 t/oC 593 673 736 844 From an appropriate plot of data, determine the heat of vaporization of zinc and the normal boiling point.

Anda mungkin juga menyukai