Anda di halaman 1dari 7

BAB II TINJUAN PUSTAKA

2.1. Steroida

Steroida merupakan suatu

golongan senyawa triterpenoida

yang

mangandung inti siklopentan perhidrofenantrena yang terdiri dari tiga cincin sikloheksana dan sebuah cincin siklopentana. Nama sterol dipakai khusus untuk steroida alkohol, tapi karena semua steroida tumbuhan berupa alkohol dengan gugus hidroksil pada C-3 maka disebut sterol. Sterol bisa terdapat dalam bentuk bebes atau sebagai glikosida. Lemak sterol adalah bentuk khusus dari steroid dengan rumus bangun diturunkan dari kolestana dilengkapi gugus hidroksil pada atom C-3 , banyak ditemukan pada tanaman, hewan dan fungsi. Semua steroid dibuat di dalam sel dengan bahan baku berupa lemak sterol, baik berupa lanosterol pada hewan atau fungsi, maupun berupa sikloartenol pada tumbuhan. Kedua jenis lemak sterol di atas terbuat dari siklisasi squalena dari triterpena. Kolesterol adalah jenis lain lemak sterol yang umum dijumpai. Steroid meliputi empat golongan, yaitu kolesterol, hormon,

adrenokortikoid, hormone seksual dan asam empedu. Kolesterol ditemukan dalam semua organism dan merupaka bahan awal untuk pembentukan asam empedu, hormone steroid, dan vitamin D. Walaupun kolesterol esensial bagi makhluk hidup, tapi berimplikasi terhadap pembentukam plek pada dinding pembuluh nadi (suatu proses yang disebut arteosklerosis atau pengerasan pembuluh), bahkan dapat mengakibatkan penyumbatan. Gejala ini penting terutama dalam pembuluh yang memasuk darah ke jantung. Penyumbatan pada pembuluh ini menimbulkan

kerusakan jantung yang pada gilirannya dapat menimbulkan kematian akibat serangan jantung. Beberapa steroid bersifat anabolik, antara lain testosteron, metandienon, nandrolon dekanoat, 4-androstena-3 17-dion. Steroid anabolik dapat

mengakibatkan sejumlah efek samping yang berbahaya, seperti menurunkan rasio lipoprotein densitas tinggi, yang berguna bagi jantung, menurunkan rasio lipoprotein densitas rendah, stimulasi tumor prostat, kelainan koagulasi dan gangguan hati, kebotakan, menebalnya rambut, tumbuhnya jerawat dan timbulnya payudara pada pria. Secara fisiologi, steroid anabolik dapat membuat seseorang menjadi agresif. 2.2. Flavonoida Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol yang tarbesar. Golongan flavonoid mencakup banyak pigmen yang paling umum dan terdapat pada seluruh dunia tumbuhan mulai dari fungus sampai angiospermae. Flavonoid adalah senyawa yang ditemukan pada buah-buahan, sayur-sayuran, dan beberapa minuman yang memiliki beragam manfaat biokimia dan efek antioksidan (Cristobal & Donald, 2000). Telah diketahui bahwa aktifitas antioksidan dari tumbuhan karena adanya senyawa fenol. Antioksidan yang kita kenal ada dua jenis yaitu antioksidan alami yaitu antioksidan yang diperoleh dari bahan alami contohnya beta karoten, vitamin C, dan vitamin E, sedangkan antioksidan sintetik yaitu antioksidan yang diperoleh dari hasil reaksi kimia contohnya BHA (Butil Hidroksi Anisol), BHT (Butil Hidroksi Toluen, TBHQ (Tert-Butil Hidroksi Quinon). Sumber antioksidan alami dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayur-sayuran yang kita konsumsi seharihari.

Struktur molekuler dari rangka flavon (2-fenil-1,4-benzopiron)

Stuktur isovlavon

Struktur neoflavonoid Flavonoid tak hanya melindungi dari zat berbahaya yang merusak sel, tapi juga mencegah tumbuhnya bibit penyakit kanker dalam tubuh, memperlambat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker dalam tubuh, dan lain-lain. Walaupun studi yang terdahulu menunjukkan bahwa hampir semua buah-buahan dan sayuran mengandung campuran anti-kanker yang sangat ampuh. Flavonoid punya sejumlah kegunaan. Pertama, terhadap tumbuhan, yaitu sebagai pengatur tumbuhan, pengatur fotosintesis, kerja antimiroba dan antivirus. Kedua, terhadap manusia, yaitu sebagai antibiotik terhadap penyakit kanker dan ginjal, menghambat perdarahan. Ketiga, terhadap serangga, yaitu sebagai daya tarik serangga untuk melakukan penyerbukan. Keempat, kegunaan lainnya adalah sebagai bahan aktif dalam pembuatan insektisida nabati dari kulit jeruk manis. Pemberian atom hidrogen ini akan menyebabkan radikal bebas menjadi stabil dan berhenti melakukan gerakan ekstrim, sehingga tak merusak lipida, protein, dan DNA (materi genetik) yang menjadi target kerusakan seluler. Hal senada dikatakan oleh Kandaswami dan Middleton (1997), bahwa flavonoid dapat bertindak sebagai quencer oksigen singlet dan sebagai chelator logam.

2.3. Glikosida

Glikosida adalah senyawa yang jika dihidrolsis akan menghasilkan satu atau lebih gula dan komponen non gula. Secara kimia glikosida adalah aseatal, dimana gugus hidroksil dari komponen non gulanya, dan gugus hirdoksil yang lain berkondensasi kedalam gulanya sendiri membentuk cincin oksida. Komponen non gula disebut aglikon sedangkan komponen gulanya disebut glikon. Sebagai senyawa hidroksil, karbohidrat mampu membentuk ester dengan alkohol lain. Sifat yang paling penting dari ester tersebut adalah mudah dihidrolisis dengan cara mendidihkan sebentar dalam asam encer sudah cukup untuk menghidrolisis bagian gula dan melepaskan dari bagian aglikon. Hampir semua glikosida alam mempunyai konfigurasi beta. Gula yang paling sering dijumpai dalam glikosida ialah glukosa. Sifat fisika kimia Glikosida fenolik Sifat fisika a. Jika dilarutkan kedalam air akan membentuk koloid dan memiliki rasa asam dan sepat. b. Jika dicampur dengan alkaloid dan glatin akan terjadi endapan c. Tidak dapat mengkristal. d. Mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan protein tersebut sehingga tidak dipengaruhi oleh enzim protiolitik. Sifat kimia a. Merupakan senyawa kompleks dalam bentuk campuran polifenol yang sukar dipisahkan sehingga sukar mengkristal. b. Tanin dapat diidentifikasikan dengan kromotografi. c. Senyawa fenol dari tanin mempunyai aksi adstrigensia, antiseptic dan pemberi warna.

2.4. Gula Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan keadaan makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel. Gula sebagai sukrosa diperoleh dari nira tebu, bit gula, atau aren. Meskipun demikian, terdapat sumber-sumber gula minor lainnya, seperti kelapa. Sumber-sumber pemanis lain, seperti umbi dahlia, anggir, atau jagung, juga menghasilkan semacam gula/pemanis namun bukan tersusun dari sukrosa. Proses untuk menghasilkan gula mencakup tahap ekstrasi (pemerasan) diikuti dengan pemurnian melalui distilasi (penyulingan). Macam-Macam Karbohidrat Macam Karbohidrat No Monosakarida Keterangan

1.

Merupakan golongan gula sederhana yang memiliki satu gugus gula. Golongan ini memiliki karakteristik mudah larut dalam air dan terasa manis. Monosakarida terdiri atas glukosa, fruktosa, dan galaktosa

2.

Disakarida

Merupakan golongan gula majemuk, yang memiliki dua gugus gula. Golongan ini memiliki karakteristik sama seperti pada monosakarida. Disakarida terdiri atas dua monosakarida.

3.

Polisakarida

Merupakan golongan gula majemuk yang memiliki lebih dari sepuluh gugusan gula. Golongan ini memiliki karakteristik tidak terasa manis, tidak dapat larut dalam air, tetapi larut dalam koloid dan tidak dapat melewati membran semipermiabel.

2.5. Minyak Atsiri Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eteris (aetheric oil), minyak esensial, minyak terbang, serta minyak aromatik, adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam perdagangan, sulingan minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi. Para ahli biologi menganggap, minyak atsiri merupakan metabolit sekunder yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan (hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain (lihat alelopati) dalam mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewan kadangkadang juga mengeluarkan bau-bauan (seperti kesturi dari beberapa musang atau cairan yang berbau menyengat dari beberapa kepik), zat-zat itu tidak digolongkan sebagai minyak atsiri.

Ciri- ciri minyak atsiri: Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu, susunan senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia (terutama di hidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu (baunya kuat). Setiap senyawa penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang berbeda. Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu. Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyak/lipofil. Minyak atsiri biasanya dinamakan menurut sumber utamanya, misalnya: Minyak adas (fennel/foeniculi oil) Minyak cendana sandalwood oil) Minyak bunga cengkeh (eugenol oil) dan minyak daun cengkeh (leaf clove oil) Minyak kayu putih (cajuput oil)

Minyak bunga kenanga (ylang-ylang oil) Minyak lawang Minyak mawar Minyak nilam Minyak serai

Selain itu, dikenal pula beberapa "minyak" (atau dalam bentuk salep) yang sebenarnya merupakan kombinasi antara beberapa minyak atsiri. Contohnya adalah:

Minyak telon Minyak tawon Minyak angin Beberapa minyak gosok dan salep gosok.

Berdasarkan sifat fisikokimianya minyak atsiri merupakan cairan lembut, bersifat aromatik, dan mudah menguap pada suhu kamar. Minyak atsiri umumnya diperoleh dari ekstrak bunga, biji, daun, kulit batang, kayu, dan akar tumbuhtumbuhan tertentu. Minyak atsiri banyak digunakan dalam industri sebagai bahan pewangi atau penyedap (flavoring). Minyak atsiri sebagai bahan pewangi dan penyedap digunakan oleh bangsa-bangsa yang telah maju dan sudah digunakan sejak beberapa abad yang lalu. Selain itu minyak atsiri banyak digunakan dalam bidang kesehatan dan kegunaan lain. Beberapa jenis minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan antiseptik internal atau eksternal, sebagai bahan analgesik, haemolitik atau sebagai enzimatik, sebagai sedatif, stimulan untuk obat sakit perut, dll. Selain memiliki bau yang harum, minyak atsiri dapat pula membantu pencernaan dengan merangsang sistem saraf sekresi.

Anda mungkin juga menyukai