RPJMD 2011-2015
LAMPIRAN :
PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR : 11 TAHUN 2011 TANGGAL : 1 OKTOBER 2011
RPJMD 2011-2015
b.
c.
Mengingat
: 1.
2.
3.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 11. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 3); 12. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2009-2013 (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 3);
13. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kota Mataram (Lembaran Daerah Kota Mataram Tahun 2008 Nomor 2 Seri D); 14. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Mataram (Lembaran Daerah Kota Mataram Tahun 2008 Nomor 3 Seri D); 15. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 8 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Mataram Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kota Mataram Tahun 2008 Nomor 1 Seri E).
Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA MATARAM dan WALIKOTA MATARAM MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA MATARAM TAHUN 2011-2015 Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kota Mataram. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Mataram. 3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015 adalah Rencana Pembangunan Daerah yang bersifat strategis untuk periode lima tahunan karena merupakan komitmen bersama masyarakat dan Pemerintah Daerah untuk mencapai visi dan misi pembangunan daerah. Pasal 2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 20112015 merupakan landasan dan pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) selama periode Tahun 2011-2015. Pasal 3 (1) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015 disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN PENUTUP
(2) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015 adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Pasal 4 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal pengundangannya. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Mataram.
H. AHYAR ABDUH
Diundangkan di Mataram pada tanggal 1 Oktober 2011 SEKRETARIS DAERAH KOTA MATARAM,
1.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN BAB I 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. BAB II 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. BAB III 3.1 3.2 BAB IV 4.1. 4.2. BAB V 5.1 5.2 5.3 BAB VI 6.1 BAB VII 7.1 BAB VIII 8.1 BAB IX BAB X 10.1 10.2 BAB XI PENDAHULUAN Latar Belakang Maksud dan Tujuan Landasan Hukum Hubungan RPJPM Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya Sistematika Penulisan GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Aspek Geografi dan Demografi Aspek Kesejahteraan Masyarakat Aspek Pelayanan Umum Aspek Daya Saing Daerah GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Kinerja Keuangan Daerah Kebijakan Pengelolaan keuangan Daerah ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Isu Isu Strategis Permasalahan Pembangunan PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi Misi Tujuan dan Sasaran STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan Arah Kebijakan KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG KEBUTUHAN PENDANAAN Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN Pedoman transisi Prinsip-prinsip Kaidah Pelaksanaan PENUTUP DISERTAI
ii I-1 I-1 I-4 I-5 I-7 I - 10 II - 1 II - 1 II - 11 II - 22 II - 49 III - 1 III - 1 III - 9 IV - 1 IV - 1 IV - 2 V-1 V-1 V-2 V-2 VI - 1 VI - 1 VII - 1 VII -1 VIII -1 VIII - 1 IX - 1 X-1 X-1 X-2 XI - 1
2.
1.
Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disingkat DPRD atau dengan sebutan lain adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah gubernur dan wakil gubernur untuk provinsi, bupati dan wakil bupati untuk kabupaten, walikota dan wakil walikota untuk kota. 4. Satuan kerja perangkat daerah yang selanjutnya disingkat dengan SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota. 5. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Bappeda atau sebutan lain adalah unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan yang melaksanakan tugas dan mengkoordinasikan penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah. 6. Pemangku kepentingan adalah pihak yang langsung atau tidak langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah antara lain unsur DPRD provinsi dan kabupaten/kota, TNI, POLRI, Kejaksaan, akademisi, LSM/Ormas, tokoh masyarakat provinsi dan kabupaten/kota/desa, pengusaha/investor, pemerintah pusat, pemerintah provinsi, kabupaten/kota, pemerintahan desa, dan kelurahan serta keterwakilan perempuan dan kelompok masyarakat rentan termajinalkan. 7. Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia. 8. Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu. 9. Rencana Pembangunan Jangka Panjang, yang selanjutnya disingkat RPJP, adalah dokumen perencanaan untuk periode dua puluh (20) tahun. 10. Rencana PembangunanJangka Panjang Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan RPJPD, adalah dokumen perencanaandaerah untuk periode dua puluh (20) tahun yang memuat visi, misi, dan arah pembangunan daerah yang mengacu pada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi, berpedoman pada RTRW kabupaten,serta memperhatikan RPJPD dan RTRWkabupaten/kota lainnya. ii
11. Rencana Pembangunan Jangka Menengah, yang selanjutnya disingkat RPJM, adalah dokumen perencanaan untuk periode lima (5) tahun. 12. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD, adalah perangkat daerah yang bertanggung jawab atas pelaksanaan urusan pemerintahan di Daerah. 13. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan RPJMD, adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode lima (5) tahun yang memuat penjabaran visi, misi, dan program kepala daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD dan RTRW kabupaten/kota, memperhatikan RPJMN, RPJMD provinsi, RPJMD dan RTRW kabupaten/kota lainnya, memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), program lintas SKPD, dan program kewilayahan, disertai dengan rencanarencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. 14. Rencana Strategis SKPD yang selanjutnya disingkat dengan Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun. 15. Rencana Kerja SKPD yang selanjutnya disingkat Renja SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu) tahun. 16. Rencana tata ruang wilayah, yang selanjutnya disingkat RTRW, adalah hasilperencanaan tata ruang yang merupakan penjabaran strategi dan arahankebijakan pemanfaatan ruang wilayah nasional dan pulau/kepulauan ke dalamstruktur dan pola ruang wilayah. 17. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang selanjutnya disingkat RPJMN adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 5 (lima) tahunan. 18. Kerangka regulasi, adalah sekumpulan pengaturan yang diterbitkan oleh pemerintah daerah dalam bentuk perUndang-Undangan untuk mencapai sasaran hasil pembangunan, sebagai bagian integral dari upaya pembangunan daerah secara utuh. 19. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional. 20. Kerangka pendanaan, adalah program dan kegiatan yang disusun untuk mencapai sasaran hasil pembangunan yang pendanaannya diperoleh dari anggaran pemerintah/daerah, sebagai bagian integral dari upaya pembangunan daerah secara utuh. 21. Permasalahan pembangunan daerah adalahgap expectation antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan/dibutuhkan dan antara apa yang ingin dicapai dimasa datang dengan kondisi riil saat perencanaan sedang disusun. 22. Isu-isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat penting, mendasar, mendesak, berjangka panjang, dan menentukan tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah dimasa yang akan datang. iii
23. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. 24. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. 25. Arah kebijakan adalah instrumen perencanaan yang memandu ke mana prioritas pembangunan diarahkan agar lebih fokus dalam upaya mencapai tujuan. 26. Arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah adalahpedoman untuk menentukan tahapan dan prioritas pembangunan lima tahunan selama 20 (dua puluh) tahun guna mencapai sasaran pokok tahapan lima tahunan RPJPD. 27. Sasaran adalah target atau hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan. 28. Agenda pembangunan adalah penerjemahan visi ke dalam tujuan-tujuan besar (strategic goals)yang dapat mempedomani dan memberikan fokus pada penilaian dan perumusan strategi, kebijakan, dan program. 29. Strategi pembangunan adalah langkah-langkahberisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. 30. Kebijakan pembangunan adalah arah/tindakan yang diambil oleh pemerintah pusat/daerah untuk mencapai tujuan. 31. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur. 32. Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif untuk masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak yang menggambarkan tingkat capaian suatu program atau kegiatan. 33. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD atau masyarakat, yang dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah. 34. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program, dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut, sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa. 35. Kegiatan prioritas adalah kegiatan yang ditetapkan untuk mencapai secara langsung sasaran program prioritas. 36. Prakiraan maju adalah perhitungan kebutuhan dana untuk tahun-tahun berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan, guna memastikan kesinambungan kebijakan yang telah disetujui untuk setiap program dan kegiatan. 37. Standar pelayanan minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. iv
38. Stakeholder atau pemangku kepentingan adalah pihak-pihak yang langsung atau tidak langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari pelaksanaan pembangunan. Stakeholder dapat berupa kelompok, organisasi, dan individu yang memiliki kepentingan/pengaruh dalam prosespengambilan keputusan/pelaksanaan pembangunan. 39. Sasaran adalah target atau hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan. 40. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan, yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan. 41. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program. 42. Musyawarah perencanaan pembangunan yang selanjutnya disingkat musrenbang adalah forum antarpemangku kepentingan dalam rangka menyusun rencana pembangunan daerah. 43. Forum SKPD provinsi dan kabupaten/kota merupakan wahana antar pihakpihak yang langsung atau tidak langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD provinsi dan kabupaten/kota. 44. Fasilitator adalah tenaga terlatih atau berpengalaman dalam memfasilitasi dan memandu diskusi kelompok/konsultasi publik yang memenuhi kualifikasi kompetensi teknis/substansi dan memiliki keterampilan dalam penerapan berbagai teknik dan instrumen untuk menunjang partisipatif dan efektivitas kegiatan. 45. Narasumber adalah pihak pemberi informasi yang perlu diketahui peserta musrenbang untuk proses pengambilan keputusan hasil musrenbang. 46. Delegasi adalah perwakilan yang disepakati peserta musrenbang untuk menghadiri musrenbang pada tingkat yang lebih tinggi. 47. Kabupaten/kota lainnya adalah kabupaten/kota lainnya yang ditetapkan sebagai satu kesatuan wilayah pembangunan dan/atau yang memiliki hubungan keterkaitan atau pengaruh dalam pelaksanaan pembangunan. 48. Koordinasi adalah kegiatan yang meliputi pengaturan hubungan kerjasama dari beberapa instansi/pejabat yang mempunyai tugas dan wewenang yang saling berhubungan dengan tujuan untuk menghindarkan kesimpangsiuran dan duplikasi. 49. Meeting Incentive, Convention, and Exhibition , yang disingkat dengan MICE atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran, dalam industri pariwisata dan pameran, adalah suatu jenis kegiatan pariwisata di mana suatu kelompok besar, biasanya direncanakan dengan matang, berangkat bersama untuk suatu tujuan tertentu. Dunia MICE adalah dunia yang belum terjamah dengan baik di Indonesia. Padahal dunia MICE merupakan salah satu andalan pariwisata di beberapa negara maju.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional merupakan satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah. Perencanaan Pembangunan Nasional, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional terdiri dari rencana pembangunan jangka panjang, rencana pembangunan jangka menengah dan rencana pembangunan tahunan. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Mataram yang telah disusun dan ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 8 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Mataram 2005-2025 merupakan dokumen perencanaan jangka panjang yang memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah Kota Mataram selama 20 tahun yang mengacu pada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi Nusa Tenggara Barat. RPJPD Kota Mataram 2005-2025 memiliki empat tahap rencana pembangunan jangka menengah. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram 2006-2010 merupakan tahapan pertama RPJPD Kota Mataram. Dengan telah terpilihnya Walikota dan Wakil Walikota Mataram masa jabatan 2010-2015, RPJMD Kota Mataram harus disusun sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah untuk kurun waktu lima tahun yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional. RPJMD Kota Mataram disusun berdasarkan analisis permasalahan pembangunan dan isu-isu strategis daerah, tujuan dan sasaran pembangunan daerah, strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah, indikator sasaran dan target pencapaian pembangunan daerah yang bertumpu pada program
I-1
pembangunan daerah lengkap dengan kerangka pendanaan serta kaidah pelaksanaannya. Penyusunan RPJMD Kota Mataram 20112015 dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut : a. Persiapan penyusunan RPJMD Persiapan penyusunan dilakukan dengan membentuk tim, menyusun jadwal/agenda pelaksanaan, dan menetapkan narasumber sebagai tim ahli untuk membantu dalam penyusunan RPJMD. b. Penyusunan rancangan awal RPJMD Penyusunan rancangan awal dilakukan melalui tahap-tahap penelaahan dokumen-dokumen terkait, analisis gambaran umum, analisis pengelolaan keuangan, perumusan permasalahan dan isu-isu strategis, perumusan visi dan misi, perumusan tujuan dan sasaran, perumusan strategi dan arah kebijakan, hingga penyusunan program SKPD dan lintas SKPD dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan indikatif. c. Penyusunan rancangan RPJMD Penyusunan rancangan dilakukan berdasarkan verifikasi dan integrasi seluruh Renstra SKPD dengan rancangan awal RPJMD menjadi rancangan RPJMD. d. Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD Merupakan forum musyawarah antara para pemangku kepentingan untuk membahas dan menyepakati rancangan RPJMD Kota Mataram. Tujuan Musrenbang RPJMD untuk mendapatkan masukan dan komitmen para pemangku kepentingan pembangunan daerah sebagai bahan
penyempurnaan rancangan RPJMD Kota Mataram menjadi rancangan akhir RPJMD Kota Mataram. e. Perumusan rancangan akhir RPJMD Perumusan rancangan akhir dilakukan berdasarkan berita acara
kesepakatan hasil Musrenbang RPJMD. Rancangan akhir RPJMD yang telah disempurnakan berdasarkan kesepakatan hasil Musrenbang RPJMD, selanjutnya dibahas dengan seluruh kepala SKPD untuk memastikan
I-2
bahwa program pembangunan jangka menengah terkait dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing telah disempurnakan dengan kesepakatan hasil Musrenbang dan ditampung dalam rancangan akhir RPJMD. Rancangan akhir RPJMD Kota Mataram diajukan dan dikonsultasikan kepada Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat. f. Penetapan peraturan daerah tentang RPJMD melalui Mekanisme
pembahasan dan penetapan rancangan peraturan daerah tentang RPJMD Kota Mataram 20112015 dengan DPRD sesuai dengan ketentuan perundang-undangan menjadi peraturan daerah tentang RPJMD Kota Mataram 20112015. Dalam penyusunan RPJMD Kota Mataram 20112015 dilakukan dengan beberapa pendekatan sebagai berikut : a. Pendekatan Teknokratis Pendekatan teknokratis dalam perencanaan pembangunan daerah
menggunakan metoda dan kerangka berpikir ilmiah untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan daerah. Metode ini merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan data dan informasi yang akurat, serta dapat dipertanggungjawabkan dengan kerangka manajemen strategis dan berbasis kinerja. b. Pendekatan Politis Pendekatan politis merupakan pendekatan yang ditawarkan oleh calon kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih pada saat kampanye melalui penerjemahan yang tepat dan sistematis atas visi, misi, dan program pembangunan serta pembahasan dengan DPRD dalam penetapan peraturan daerah tentang RPJMD Kota Mataram 20112015. c. Pendekatan Top Down dan Bottom Up Hasil dari pendekatan bottom up melalui penjaringan aspirasi masyarakat bersama stakeholder dan Musrenbang RPJMD serta pendekatan top down dengan penyelarasan pada dokumen perencanaan provinsi dan nasional sehingga tercipta sinkronisasi dan sinergi pencapaian sasaran rencana pembangunan nasional (dan provinsi) dengan rencana pembangunan daerah Kota Mataram.
I-3
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram 2011-2015 disusun sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD), Rencana Kerja
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram 2011-2015 ditetapkan dengan maksud untuk memberikan arah sekaligus menjadi pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan baik
pemerintah, masyarakat dan dunia usaha di dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah yang berkesinambungan. RPJMD ini sekaligus merupakan acuan penentuan pilihan-pilihan program kegiatan tahunan daerah yang akan dibahas dalam rangkaian forum Musyawarah Pembangunan Bermitra Masyarakat (MPBM) secara berjenjang. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram 2011-2015 disusun dengan maksud sebagai berikut: 1. Menetapkan Visi, Misi, dan Program pembangunan daerah jangka menengah; 2. Menetapkan pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA-SKPD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), dan perencanaan penganggaran; 3. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu antara perencanaan pembangunan Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota; 4. Menyediakan satu acuan resmi bagi seluruh jajaran pemerintah daerah dan DPRD dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan yang akan dibiayai dari APBD Kota, APBD Provinsi maupun APBN;
I-4
5.
Menyediakan tolok ukur sebagai standar dalam mengevaluasi kinerja tahunan setiap satuan kerja perangkat daerah;
6.
Menjabarkan gambaran tentang kondisi umum daerah sekarang dalam konstelasi regional dan nasional sekaligus memahami arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan misi daerah;
7.
Memudahkan seluruh jajaran aparatur pemerintah kota dan DPRD dalam mencapai tujuan dengan cara menyusun program dan kegiatan secara terpadu, terarah dan terukur;
8.
Memudahkan seluruh jajaran aparatur pemerintah kota dan DPRD untuk memahami dan menilai arah kebijakan dan program serta kegiatan operasional tahunan dalam rentang waktu lima tahun;
9.
Menjabarkan kondisi kekinian, hambatan dan tantangan dalam capaian kinerja lima tahun berikutnya. Adapun tujuan dari penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram 2011-2015 adalah: 1. 2. Menjabarkan visi, misi, dan program prioritas kepala daerah terpilih. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan serta mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu dengan perencanaan pembangunan nasional. 3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan. 4. Menjaga kesinambungan dan kesatuan arah antara Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Mataram.
1.3.
(RPJMD) 2011-2015 Kota Mataram mengacu pada peraturan perundangundangan sebagai rujukan, yakni antara lain: 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Mataram; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
I-5
3. 4.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;
5.
Nomor
15
Tahun
2004
tentang
Perbendaharaan
6.
7.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004;
8.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
9.
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Stndar Pelayanan Minimal; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2005 tentang Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada DPRD, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada
Masyarakat; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
I-6
16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaaan Rencana
Pembangunan Daerah; 17. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014; 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2008 tentang Kebijakan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 21. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2005-2025; 22. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2009-2013; 23. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2009-2029; 24. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kota Mataram; 25. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Mataram; 26. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 8 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Mataram Tahun 2005-2025.
I-7
1.4.
HUBUNGAN RPJMD DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA Hubungan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Mataram 20112015 dengan dokumen perencanaan lainnya memiliki keterkaitan vertikal dan horisontal sebagai berikut: 1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Mataram 20112015 merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional dengan mengacu kepada RPJP Nasional Tahun 2005-2025, Mataram RPJPD Provinsi NTB Tahun 20052025 dan RPJPD Kota 20052025. Selain itu mengacu pula pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 20092013. 2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram 20112015 menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis (Renstra) SKPD untuk jangka waktu lima tahun dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Mataram yang merupakan rencana kerja tahunan.
Sumber: Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
I-8
3.
Perencanaan makro selanjutnya diterjemahkan ke dalam perencanaan sektoral yang dikaitkan dengan perencanaan regional dan spasial. Berikut ini diagram alur yang memperlihatkan hubungan antara perencanaan makro, perencanaan regional, dan spasial.
Gambar 1.2. Hubungan antara Perencanaan Makro dan Sektoral PERENCANAAN MAKRO
SKPD Regulasi Pembiayaan Sumberdaya lokal Keperluan wilayah
Sumber:
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
Penyusunan RPJMD Kota Mataram akan mempengaruhi perencanaan tata ruang kota. Visi dan Misi Walikota terpilih akan diterjemahkan ke dalam perencanaan spasial. Sehubungan dengan penyusunan RPJMD ini maka Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Mataram yang sedang disusun saat ini harus diselaraskan dengan dokumen RPJMD. Hal ini dimaksudkan agar keselarasan perencanaan pembangunan lima tahun mendatang sesuai dengan rencana penataan ruang wilayah. Berikut ini diagram alur yang memperlihatkan kedudukan RTRW Kota Mataram dalam sistem perencanaan pembangunan nasional.
I-9
Gambar 1.3 Kedudukan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Mataram dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
TUJUAN PEMBANGUNAN NASIONAL
RPJP NASIONAL RTRW NASIONAL RPJPD PROV. NTB RTRW PROV. NTB
RPJM NASIONAL
Sumber: Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
1.5. SISTEMATIKA PENULISAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram 2011-2015 disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI BAB VII BAB VIII BAB IX BAB X BAB XI PENDAHULUAN GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH PEDOMAN MASA TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN PENUTUP
I - 10
2.1 ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI 2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari dua pulau besar yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Kota Mataram sebagai ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat terletak di Pulau Lombok. Awal terbentuknya Kota Mataram ditandai dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1978 tentang Pembentukan Kota Administratif Mataram. Kemudian berubah status menjadi Kotamadya Mataram berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1993 dengan luas wilayah 61,30 km (6.130 Ha). Pada 2007 Kota Mataram mengalami pemekaran wilayah dari tiga kecamatan dan 23 kelurahan menjadi enam kecamatan dan 50 kelurahan. Secara geografis Kota Mataram terletak pada posisi 116 o04 116o10 Bujur Timur, dan 08o33 08o38 Lintang Selatan dengan batasbatas wilayah: Sebelah Utara : Kecamatan Gunungsari, Kecamatan Batulayar dan Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat Sebelah Timur : Kecamatan Narmada dan Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat Bagian Selatan Bagian Barat : : Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat Selat Lombok
Wilayah Kota Mataram merupakan dataran rendah dan sedang, dan sebagian lain berada pada ketinggian 50 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Kota Mataram adalah hamparan datar (75,9%). Daerah datar-landai berada di bagian barat serta agak tinggi-bergelombang di bagian timur.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 1
Hamparan wilayah dengan fisiografi datar di satu sisi mempunyai nilai positif, yakni pembangunan prasarana dan sarana secara fisik kurang mengalami hambatan teknis dan pembiayaan pembangunan relatif lebih murah. Di sisi lain dapat berimplikasi kurang baik diantaranya rawan terjadi genangan. Dari aspek geologi satuan batuan termuda di wilayah Kota Mataram adalah Qa Alluvium. Qa Alluvium yang terdiri dari kerakal, kerikil, pasir, lempung, gambut, dan pecahan koral. Kota Mataram termasuk dalam Busur Bergunung Api Nusa Tenggara Barat, yang merupakan bagian dari Busur Sunda sebelah timur dan Busur Banda sebelah barat. Busur tersebut terbentang dari Pulau Jawa ke Nusa Tenggara dan melengkung mengitari Laut Banda. Kota Mataram sendiri tidak memiliki daerah pegunungan dengan timbulan kasar. Selain itu dalam aspek sumber daya air, Kota Mataram memiliki potensi air tanah (aquifer) yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat di beberapa bagian wilayah Kota Mataram, seperti Kelurahan Rembiga dan Kelurahan Sayang-sayang. Kedalaman air tanah di Kota Mataram antara 57 meter, kecuali di beberapa lokasi, seperti: Cakranegara, Monjok dan Dasan Agung bagian utara kedalaman air tanah mencapai 15 meter. Disamping potensi air tanah (aquifer) tersebut, hingga saat ini kebutuhan air minum masih diakses dan disuplai dari mata air: Sarasuta, Ranget dan Saraswaka di Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat. Kota Mataram dialiri empat sungai utama dan potensial sebagai sumber daya air, yaitu: Sungai Jangkok, Sungai Ancar, Sungai Brenyok, dan Sungai Midang, yang hulunya berada di sekitar lereng Gunung Rinjani dan bermuara di Pantai Ampenan (Selat Lombok) yakni batas bagian barat wilayah Kota Mataram. Klimatologi Kota Mataram umumnya merupakan daerah yang beriklim tropis, musim hujan antara bulan Oktober sampai dengan bulan April dan sebaliknya adalah musim kemarau. Suhu udara rata-rata mencapai 26C dengan kelembaban udara rata-rata mencapai 80% per
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 2
tahun. Iklim tersebut juga dipengaruhi oleh perubahan angin (musim) sebanyak dua kali. Suhu udara Kota Mataram tidak berbeda jauh dengan suhu daerah tropis lainnya di Indonesia. Suhu udara maksimum terjadi pada bulan Oktober dengan temperatur 32,1 oC dan terendah pada bulan Agustus dengan temperatur 20,4oC, kelembaban maksimum 92% terjadi pada bulan Januari, April, Oktober dan November, sedangkan kelembaban minimum 67% terjadi pada bulan Oktober, rata-rata penyinaran matahari maksimum pada bulan Juli 83% dan kecepatan angin maksimum ratarata terjadi pada bulan Pebruari. Curah hujan rata-rata sebesar 1.256,66 mm/tahun, dan jumlah hari hujan relatif yakni 110 hari/tahun, curah hujan tertinggi tercatat pada bulan Desember sebesar 302 mm dan jumlah hari hujan terbanyak juga terjadi pada bulan Desember sebanyak 29 hari. Penggunaan lahan di Kota Mataram sampai 2009 didominasi oleh kawasan perumahan (37,74%) dan pertanian (47,00%). Dalam
perkembangannya berdasarkan data tahun 20082009 terjadi konversi lahan yang cukup besar mencapai sekitar 4.80 Ha/tahun untuk fungsi perumahan, perkantoran, pendidikan serta untuk pertokoan. Hal ini
tentunya terjadi dengan semakin pesatnya dinamika perkembangan dan pertumbuhan Kota yang berimplikasi pada penyesuaian terhadap
kebutuhan lahan untuk pengembangannya. Gambar 2.1 Komposisi Penggunaan Lahan di Kota Mataram Tahun 2009
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 3
2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah Dalam RTRW Nasional, Kota Mataram ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berfungsi sebagai pintu gerbang dan simpul utama transportasi serta kegiatan perdagangan dan jasa skala regional. Sementara, dalam RTRW Provinsi NTB, Kota Mataram ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Mataram Metro di bidang pertumbuhan ekonomi. Keberadaan Kota Mataram sebagai PKN dan KSP memiliki potensi yang sangat strategis dalam pengembangan wilayah kota. Secara kewilayahan Kota Mataram dibagi menjadi beberapa pusat pelayanan dengan fungsi utama adalah:
1.
Wilayah Ampenan berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan dan jasa serta pariwisata;
2.
Wilayah Mataram berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perkantoran pemerintahan dan fasilitas sosial, seperti pendidikan;
3.
Wilayah Cakranegara berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan dan pusat bisnis. Pusat-pusat pelayanan tersebut di atas dikembangkan sebagai pusat
bisnis skala kota dan regional, karena memiliki daya tarik yang tinggi terhadap perkembangan dan pertumbuhan kota. Kota Mataram memiliki beberapa kawasan strategis yang diharapkan mampu untuk mendorong pertumbuhan wilayah dan memiliki pengaruh yang sangat penting dan strategis terhadap pertumbuhan dan perkembangan wilayah baik dalam bidang ekonomi, sosial-budaya, dan/atau lingkungan. Kawasan
Mengembangkan, melestarikan, melindungi, dan/atau mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan yang bersangkutan dalam mendukung penataan ruang wilayah kota;
2.
Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 4
wilayah kota yang dinilai mempunyai pengaruh sangat penting terhadap wilayah kota bersangkutan;
3.
Sebagai pertimbangan dalam penyusunan indikasi program utama RTRW kota; dan
4.
Sebagai dasar penyusunan rencana rinci tata ruang wilayah kota. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi cepat
di Kota Mataram ditetapkan pada kawasan-kawasan yang dianggap memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh, yaitu: a) Kawasan strategis bidang pariwisata; Kawasan pariwisata biasanya akan membawa pada efek berganda (multiplier effects), sehingga mampu menghasilkan pemasukan bagi suatu wilayah. Kawasan strategis bidang pariwisata ditetapkan di beberapa lokasi berikut ini: 1. Kawasan eks. Bandar Udara Selaparang di Kelurahan Rembiga (Kecamatan Selaparang) dan Kelurahan Ampenan Utara (Kecamatan Ampenan) sebagai kawasan pariwisata dengan konsep MICE (Meetings, Incentives,
Conferences, and Exhibitions) yang berbasis lingkungan; 2. Kawasan Mayura yang terdiri dari Taman Mayura, Pura Meru, dan kolam pemandian Mayura di Kelurahan Mayura (Kecamatan Cakranegara); 3. Kawasan Udayana di Kelurahan Kebon Sari dan Kelurahan Pejarakan Karya (Kecamatan Ampenan); 4. Kawasan Mutiara Sekarbela di Kelurahan Pagesangan, Kelurahan
Pagesangan Barat (Kecamatan Mataram), dan Kelurahan Karang Pule (Kecamatan Sekarbela); 5. Kawasan Mapak yang terdiri dari pariwisata pantai, situs makam Loang Baloq, dan taman rekreasi, serta kawasan pengembangan pelabuhan wisata yang membentang dari Kelurahan Tanjung Karang hingga Kelurahan Jempong Baru (Kecamatan Sekarbela);
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 5
6. Kawasan Kota Tepian Air di Kelurahan Bintaro, Kelurahan Ampenan Tengah, dan Kelurahan Ampenan Selatan (Kecamatan Ampenan); 7. Kawasan Sayang-Sayang di Kelurahan Rembiga dan Kelurahan Sayangsayang (Kecamatan Sandubaya) sebagai kawasan pariwisata kuliner.
b)
Kawasan strategis bidang perdagangan dan jasa. Kawasan yang memiliki nilai ekonomi tinggi bidang perdagangan dan
jasa ditetapkan di lokasi berikut: 1. Pusat perdagangan Ampenan di Kelurahan Dayan Peken, Kelurahan Ampenan Tengah, dan Kelurahan Ampenan Selatan (Kecamatan Ampenan); 2. Pusat perdagangan grosir dan pusat bisnis Cakranegara di Kelurahan Cakranegara Barat, Kelurahan Cilinaya, Kelurahan Mayura, Kelurahan Cakranegara Timur, dan Kelurahan Cakranegara Selatan; 3. Kawasan Bertais dan Kawasan Mandalika. c) Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya Kawasan strategis di bidang sosial budaya ditetapkan pada sebuah kawasan yang dianggap memiliki nilai historis maupun kegiatan-kegiatan budaya untuk tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya. Kawasan strategis ini juga merupakan aset wisata sejarah dan budaya yang dapat menunjukkan jati diri maupun penanda Kota Mataram. Kawasan-kawasan tersebut adalah: 1. 2. Kawasan Bintaro di Kelurahan Bintaro (Kecamatan Ampenan); Kawasan Makam Van Ham di Kelurahan Cilinaya (Kecamatan
Cakranegara); 3. 4. Kawasan Pusat Kajian Islam (Islamic Center) di Kelurahan Dasan Agung; Kawasan Kota Tua Ampenan di Kelurahan Ampenan Tengah dan Ampenan Selatan (Kecamatan Ampenan).
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 6
d)
Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup di Kota Mataram adalah: 1. Kawasan konservasi di sepanjang Sungai Midang, Sungai Jangkok, Sungai Ancar, dan Sungai Brenyok; 2. 3. Kawasan konservasi sempadan pantai Selat Lombok sepanjang 8 - 9 km; Kawasan lindung di Kelurahan Pagutan Timur (Kecamatan Mataram) serta Kelurahan Sayang-sayang dan Selagalas (Kecamatan Sandubaya); 4. Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di tiap tanah pecatu yang terdapat di Kota Mataram.
2.1.3. Kerentanan Kota Mataram terhadap Bencana Secara umum Kota Mataram memiliki potensi rawan terhadap bencana, baik bencana alam maupun bencana lainnya. 1. Banjir Kondisi topografi Kota Mataram yang sebagian besar merupakan daerah datar-landai dan dilalui oleh empat sungai besar, menyebabkan tiap daerah aliran sungai tersebut menjadi daerah rawan longsor terutama di musim penghujan. Selain bencana longsor, beberapa titik di Kota
Mataram terutama di Kecamatan Sekarbela, Mataram, dan Cakranegara kerap terjadi genangan dan banjir. Genangan air ini, selain disebabkan oleh kondisi topografi yang cenderung datar, juga disebabkan oleh banyaknya saluran drainase yang tidak berfungsi secara optimal. Beralihnya fungsi dari saluran irigasi menjadi drainase/air buangan. 2. Gelombang Pasang dan Tsunami Wilayah-wilayah yang rentan terkena bencana gelombang pasang dan tsunami adalah wilayah yang dekat dengan pantai (Selat Lombok) atau dengan kata lain adalah kawasan pesisir. Wilayah-wilayah yang masuk dalam kawasan rawan gelombang pasang dan tsunami adalah Kelurahan Bintaro, Kelurahan Ampenan Tengah, Kelurahan Banjar, Kelurahan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 7
Ampenan Selatan, Kelurahan Tanjung Karang Permai, Kelurahan Tanjung Karang, dan Kelurahan Jempong Baru. 3. Abrasi Pantai Abrasi pantai terjadi karena tergerusnya pantai oleh gelombang atau ombak tinggi pada waktu tertentu yang terus menerus. Hal ini dikarenakan pantai tidak memiliki penahan gelombang, sehingga mempercepat proses terjadinya abrasi pantai. Kawasan yang rawan abrasi pantai di Kota Mataram adalah wilayah pesisir yang telah disebutkan di atas. Salah satu dampak abrasi pantai adalah terjadinya intrusi air laut yang dapat mempengaruhi kondisi air tanah di wilayah Kota Mataram. 4. Gempa Bumi Gempa bumi merupakan fenomena alam yang waktu kejadiannya tidak bisa diprediksi. Kondisi tektonik di wilayah Provinsi NTB, khususnya Kota Mataram merupakan jalur tumbukan lempeng Hindia-Australia dengan lempeng Euro-Asia menyebabkan wilayah ini memiliki ancaman
kegempaan yang potensial. Selain ini terdapat juga ancaman dari utara berupa patahan busur belakang. Kedalaman pusat gempa di wilayah Kota Mataram dan sekitarnya adalah sekitar 50 km. 2.1.4. Demografi Kota Mataram memiliki luas wilayah terkecil di Provinsi Nusa Tenggara Barat, namun dihuni oleh jumlah penduduk yang besar. Jumlah penduduk tersebut dapat menjadi potensi tenaga kerja sebagai modal pembangunan di segala bidang. Jumlah penduduk Kota Mataram sesuai data BPS Kota Mataram, 2009 sebanyak 375.506 jiwa dengan perbandingan jumlah penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan (rasio jenis kelamin) sebesar 0,97,
sedangkan tingkat kepadatan penduduknya mencapai 6.126 jiwa per kilometer persegi dengan laju pertumbuhan sebesar 3,66 persen.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 8
Tabel 2.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kota Mataram Tahun 2009
Luas Daerah
2
Jumlah Penduduk Laki-laki (Jiwa) 3 37,521 22,819 33,302 33,253 29,815 28,611 185,321 Perempuan (Jiwa) 4 37,071 23,829 34,896 35,048 30,518 28,823 190,185
Kecamatan
(Km ) 1 2 Ampenan 9.46 Sekarbela 10.32 Mataram 10.76 Selaparang 10.77 Cakranegara 9.67 Sandubaya 10.32 Jumlah 61.3 Sumber: BPS Kota Mataram, 2010.
Jumlah Rumah Tangga (KK) 5 19,614 13,928 18,237 21,288 16,155 15,221 104,443
Perkembangan jumlah penduduk dan kepadatan penduduk Kota Mataram dari 2005-2009 menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat. Hal tersebut tidak lepas dari selain adanya pertumbuhan penduduk alami juga karena adanya migrasi. Kedudukan dan fungsi Kota Mataram sebagai Ibukota Provinsi, pusat pemerintahan, pendidikan serta perdagangan dan jasa menjadi penyebab tingginya migrasi. Jumlah tenaga kerja di Kota Mataram secara umum meningkat baik di sektor formal maupun informal. Sebagai gambaran, pada 2009 jumlah penduduk usia kerja (di atas 15 tahun) sebesar 272.128 jiwa dengan jumlah angkatan kerja sebesar 8.561 jiwa. Berdasarkan data Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) setiap tahun meningkat sebesar 3,30% yang artinya dari seluruh jumlah penduduk usia produktif di Kota Mataram yang aktif secara ekonomi sebesar 3,30%.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 9
Tabel 2.2. Jumlah Pencari Kerja Menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2009
Pendidikan SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA D-I dan D-II D-III Perguruan Tinggi Jumlah
Sumber: BPS Kota Mataram, 2010.
Berdasarkan Hasil Survei Ekonomi Daerah Kota Mataram 2009, tingkat partisipasi angkatan kerja Kota Mataram sebesar 57,25%, yang artinya dari jumlah penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi sebesar 57,25%.
Selanjutnya selama kurun waktu empat tahun terakhir, jumlah pencari kerja dengan jenjang pendidikan SMA/SMK/MA menduduki tempat tertinggi yang kemudian disusul oleh lulusan Perguruan Tinggi dan D-III. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.2 Gambar 2.2. Jumlah Pencari Kerja Menurut Jenjang Pendidikan di Kota Mataram Tahun 2006 s/d 2009
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 10
Jumlah 3 375.506
% 4 100%
2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Kinerja pembangunan pada aspek kesejahteraan masyarakat selama
periode tertentu terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat yang mencakup kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, seni budaya dan olahraga. Hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan pada aspek kesejahteraan masyarakat selama periode 2005-2009 diuraikan sebagai berikut:
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 11
2.2.1
Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kota Mataram pada 2009 ditunjukkan oleh
pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000, yang mengalami kenaikan dari 7,76 persen pada 2008 menjadi 8,47 persen pada 2009. Tabel 2.4.
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha di Kota Mataram Tahun 2005-2009
Lapangan Usaha 1 Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-Jasa Jumlah 2005 Rp 2 117.499,11 1.769,84 224.201,33 21.603,08 159.064,11 440.162,05 % 3 5,08 0,08 9,70 0,93 6,88 19,04 2006 Rp 4 132.708,43 1.839,65 255.300,32 25.632,15 179.971,52 508.032,73 % 5 4,99 0,07 9,59 0,96 6,76 19,09 2007 Rp 6 148.881,61 1.750,65 306.341,31 32.651,07 217.142,83 587.897,99 % 7 4,84 0,06 9,95 1,06 7,05 19,10 2008 Rp 8 164.891,34 1.420,30 366.763,72 40.374,79 276.117,54 710.506,66 % 9 4,55 0,04 10,12 1,11 7,62 19,60 Rp 10 173.741,72 895,85 430.190,96 47.488,46 346.163,59 825.078,54 2009 % 11 4,20 0,02 10,39 1,15 8,36 19,93
731.795,79
31,65
846.886,81
31,81
962.659,52
31,27
1.101.329,59
30,39
1.192.868,40
28,81
337.798,24
14,61
398.346,58
14,96
464.163,26
15,08
552.271,19
15,24
634.041,99
15,31
278.321,67 2.312.215,22
12,04 100
313.221,72 2.661.939,91
11,77 100
356.706,29 3.078.194,53
11,59 100
410.662,71 3.624.337,84
11,33 100
489.883,15 4.140.352,66
11,83 100
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 12
Gambar 2.3. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha di Kota Mataram Tahun 2009
Pertumbuhan
riil
sektoral
2009
mengalami
fluktuasi
dari
tahun
sebelumnya. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor keuangan sebesar 8,40 persen dengan peranannya terhadap PDRB 15,31 persen. Sektor
pertambangan dan penggalian mengalami penurunan paling tinggi yaitu minus 42,00 persen. Sektor pengangkutan dan komunikasi memberikan sumbangan tertinggi terhadap ekonomi yaitu sebesar 27,09 persen dengan laju
pertumbuhan sebesar 6,49 persen. Sektor Perdagangan dan Perhotelan yang juga merupakan sektor yang dominan memberikan sumbangan yang berarti bagi perekonomian sebesar 18,87 persen dengan pertumbuhan riil sebesar 10,38 persen. Sektor Industri Pengolahan meskipun dengan pertumbuhan 11,20 persen masih mempunyai peranan yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi karena mampu memberikan andil sebesar 12,23 persen.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 13
Tabel 2.5. PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha di Kota Mataram Tahun 2005-2009
Lapangan Usaha 1 Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-Jasa
2005 Rp 2 78.224,56 1.259,02 172.850,80 11.405,06 116.931,59 275.202,70 408.537,08 % 3 5,24 0,08 11,59 0,76 7,84 18,45 27,39
2006 Rp 4 81.723,57 1.246,12 186.177,60 12.549,11 127.445,43 297.050,57 443.014,61 % 5 5,08 0,08 11,57 0,78 7,92 18,46 27,53 Rp 6
235.116,99
15,76
260.204,16
16,17
278.481,01
16,04
307.676,60
16,44
333.532,18
16,43
192.273,11 1.491.800,91
12,89 100,00
199.581,03 1.608.992,20
12,40 100,00
207.764,77 1.736.373,72
11,97 100,00
216.870,51 1.871.200,00
11,59 100,00
228.868,58 2.029.661,98
11,28 100,00
Gambar 2.4. PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 14
Data-data terakhir ini menandai konsistensi pertumbuhan ekonomi Kota Mataram pada periode 2006-2009 yang berkisar antara 7-8 % per tahun. Pertumbuhan ekonomi yang positif ini dalam prakteknya dapat dilihat dengan meningkatnya pendirian supermarket, pusat perbelanjaan, aktivitas transportasi dan pembangunan perumahan di segala penjuru wilayah Kota Mataram. Pertumbuhan ekonomi Kota Mataram juga mampu meningkatkan geliat kegiatan pembangunan dan mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi pada tingkatan yang relatif tinggi di berbagai bidang termasuk peningkatan jumlah produksi barang dan jasa di Kota Mataram . Tabel 2.6. PDRB Per Kapita Kota Mataram ADH Berlaku dan ADH Konstan Tahun 2000 Tahun 2005-2009
URAIAN 1 A ADH BERLAKU PDRB Pendapatan Regional PDRB Per Kapita Pendapatan Regional Per Kapita B ADH KONSTAN 2000 PDRB Pendapatan Regional PDRB Per Kapita Pendapatan Regional Per Kapita 1.491.800,91 1.391.015,54 4.181.665,75 3.899.154,42 1.608.992,20 1.501.845,58 4.555.689,79 4.252.315,60 1.736.373,72 1.623.467,38 4.875.523,25 4.558.496,14 1.871.200,00 1.746.852,68 5.165.593,26 4.822.322,81 2.029.661,98 1.898.854,78 5.405.138,63 5.056.789,46 2.312.215,22 2.155.221,65 6.481.368,41 6.041.299,88 2.661.939,91 2.488.275,57 7.536.998,97 7.045.286,93 3.078.194,54 2.890.268,29 8.643.190,60 8.115.516,86 3.624.337,84 3.403.069,10 10.005.266,74 9.394.437,16 4.140.352,68 3.879.666,86 11.026.062,65 10.331.837,20 2005 2 2006 3 2007 4 2008 5 2009 6
inflasi di Kota Mataram, hal Ini perlu diwaspadai karena laju inflasi yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan besaran pertumbuhan ekonomi di Kota Mataram. Ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh kenaikan harga
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 15
yang dapat mengurangi pendapatan riil penduduk Kota Mataram secara keseluruhan. Tabel 2.7. Pertumbuhan PDRB dan Laju Inflasi di Kota Mataram Tahun 2005-2009
No. 1 1. 2. Uraian 2 Pertumbuhan PDRB Laju Inflasi 2005 3 7,77% 13,26% 2006 4 7,86 % 4,17% 2007 5 7,92 % 8,76 % 2008 6 7,76 % 13,29 % 2009 7 8,47% 3,34%
Sebagai ibukota provinsi yang merupakan barometer pembangunan NTB, isu-isu strategis yang dihadapi dalam pembangunan di Kota Mataram antara lain meningkatnya jumlah permukiman kumuh, jumlah penduduk miskin, penurunan daya dukung lingkungan, kapital akses khususnya bagi pelaku ekonomi lemah, penguasaan teknologi produksi serta terbatasnya potensi sumber daya alam yang dapat dikembangkan. Namun demikian suasana kondusif Kota Mataram sedikitnya telah menunjukkan perubahan sehingga pertumbuhan ekonomi semakin baik dan memiliki peluang yang strategis untuk makin berkembang.
2.2.3
Fokus Kesejahteraan Sosial Pembangunan pada fokus kesejahteraan sosial meliputi indikator angka
melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka partisipasi kasar, angka pendidikan yang ditamatkan, angka partisipasi murni, angka kelangsungan hidup bayi, angka usia harapan hidup, persentase penduduk yang memiliki lahan, dan rasio penduduk yang bekerja. Kinerja pembangunan kesejahteraan sosial Kota Mataram periode 2005-2009 pada masing-masing indikator sebagai berikut:
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 16
1.
daya manusia. Sasarannya adalah terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas melalui peningkatan mutu pendidikan, perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan bagi semua masyarakat, tercapainya efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan, serta tercukupinya sarana dan prasarana pendidikan. Beberapa indikator keberhasilan pembangunan bidang pendidikan dapat dilihat dari Angka Melek Huruf (AMH), Rata Lama Sekolah, Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Pendidikan yang ditamatkan. APK adalah persentase anak usia sekolah yang memperoleh kesempatan pendidikan. APK SMP dan SMA mulai tahun 2008-2010 sudah di atas 100 %.
4.
5.
Angka pendidikan yang ditamatkan belum dapat menjangkau 100%, hal ini menunjukkan bahwa masih adanya peserta didik yang belum dapat menuntaskan pendidikannya. Namun selama periode 2005-2010 angka
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 17
pendidikan yang ditamatkan mengalami peningkatan dari 91,22% pada 2005 menjadi 96,51% pada 2009.
2.
adanya peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator bidang kesehatan, antara lain: angka kematian bayi, umur harapan hidup, dan prevalensi gizi buruk. Tabel 2.9 Kinerja Pembangunan Kesejahteraan Sosial Indikator Kesehatan
No Uraian 2005 42,89 2006 42,00 64,7 3,60% Tahun 2007 41,58 64,9 2,71% 2008 41,25 65,66 1,51% 2009 65,15 -
1. Angka Kematian Bayi (AKB) per / 1000 kelahiran hidup 2. Umur Harapan Hidup (UHH) 3. Prevalensi Gizi buruk
7,20%
Derajat kesehatan masyarakat selama lima tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan, hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator bidang kesehatan, dimana angka kematian bayi selama empat tahun mengalami penurunan dari 42,89 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2005 menjadi 41,25 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2008, hal ini menunjukkan adanya peningkatan pelayanan kesehatan. Umur Harapan Hidup Kota Mataram di Kota Mataram sebesar 65.66. Selama kurun lima tahun terakhir prevalensi gizi buruk
mengalami penurunan dari tahun 2005 sebesar 7,20 % menjadi 1,51 % Tahun 2008.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 18
3.
mengalami kecenderungan fluktuatif. Berdasarkan hasil rekapitulasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kota Mataram pada 2006 jumlah penduduk miskin sebanyak 21.043 kepala keluarga, meningkat menjadi sebanyak 25.686 kepala keluarga pada 2007, dan dua tahun terakhir menjadi 37.043 kepala keluarga.
Rasio penduduk miskin pada 2008 sebesar 10,23% dan pada 2009 sebesar 9,86%. Hal ini menunjukkan adanya penurunan rasio penduduk miskin sebesar 1,34%. Penurunan dimaksud karena adanya berbagai intervensi program penanggulangan kemiskinan di Kota Mataram yang langsung menyentuh ke masyarakat yang didukung pola identifikasi dan verifikasi penduduk miskin yang mendekati kondisi riil.
4.
Kepemilikan tanah Sampai 2009, Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Mataram telah
menerbitkan 3.304 sertifikat hak atas tanah, sebanyak 2.995 sertifikat berupa hak milik atau sekitar 88% dari keseluruhan sertifikat yang diterbitkan. Sementara sertifikat hak guna bangunan yang diterbitkan sebanyak 304 sertifikat dan lima sertifikat hak pakai.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 19
5.
Kesempatan Kerja Angka kesempatan kerja dapat dihitung dari jumlah penduduk yang
bekerja dibanding dengan angkatan kerja dalam satu wilayah. Rasio penduduk yang bekerja mengalami penurunan dari 93,10% pada 2005 menjadi 89,22% pada 2009, seperti terlihat pada Tabel 2.11. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang bekerja dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi dibanding dengan jumlah angkatan kerja. Namun rasionya masih terjadi peningkatan pada 2009 sebesar 89,22%, hal ini tentunya akan berpengaruh pada tingkat pengangguran di Kota Mataram. Tabel 2.11 Rasio Penduduk Bekerja
Uraian Penduduk yang Bekerja Angkatan Kerja Rasio 2005 332,145 356,748 93.10% Tahun 2006 2007 245,799 268,040 356,748 356,141 68.90% 75.26% 2008 212,265 362,243 58.60% 2009 335,026 375,506 89.22%
Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja & Transmigrasi Kota Mataram, 2010
6.
Angka Kriminalitas Dari tabel Angka Kriminalitas selama lima tahun terakhir berfluktuasi.
Rasio tindak kriminal tersebut menunjukkan kondisi keamanan di Kota Mataram masih mengalami fluktuasi, sebagaimana uraikan pada tabel berikut:
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 20
2.2.4
Fokus Seni dan Budaya. Jumlah grup kesenian dan gedung kesenian di Kota Mataram
berfluktuasi dari tahun ke tahun sebagaimana diuraikan dalam berikut: Tabel 2.13 Rasio Grup Kesenian
Uraian Juml Grup Kesenian Juml Penduduk
Rasio/10.000 penduduk
Sementara itu kondisi jumlah klub olah raga selama tiga tahun (2007 2009) tidak mengalami penambahan yaitu tetap sebanyak 25 klub. Begitu pula jumlah lapangan olah raga tidak mengalami pertumbuhan yang signifikan atau tetap, yaitu 9 buah. Hal ini menunjukkan bahwa budaya olah raga di kalangan masyarakat masih rendah. Ketersediaan lahan olahraga untuk menunjang minat masyarakat dalam berolahraga perlu ditingkatkan. Berikut gambaran perkembangan klub dan sarana prasarana olahraga seperti tabel di bawah ini :
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 21
Sumber : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Mataram, 2010
Sumber : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Mataram, 2010.
2.3 ASPEK PELAYANAN UMUM 2.3.1. Fokus layanan urusan wajib 1. Pendidikan Pembangunan pendidikan di Kota Mataram merupakan proses panjang untuk meningkatkan daya saing masyarakat Kota Mataram. Berbagai terobosan program dan kegiatan dilaksanakan sampai dengan 2010 telah memberikan hasil yang menggembirakan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Mataram yang semakin meningkat setiap tahunnya. IPM merupakan suatu indeks komposit yang mencakup tiga bidang pembangunan masyarakat yang dianggap sangat mendasar yaitu bidang kesehatan yang diukur dengan angka harapan hidup, bidang pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah serta ekonomi yang diukur dengan paritas daya beli. Berdasarkan hasil perhitungan IPM oleh
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 22
BPS, terlihat bahwa status pembangunan masyarakat di Kota Mataram pada 2009 sudah mencapai tingkat menengah atas sebesar 71,82 atau naik sebesar 0.41 poin dengan menduduki peringkat ke-1 dari kabupaten/kota lain di NTB.
Rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas sampai dengan 2010 mencapai 9,5 tahun. Angka Melek Huruf penduduk usia 15 tahun ke atas sekitar 95,5%. Angka Partisipasi Sekolah (APS) penduduk usia 7-12 tahun mencapai 106,66%, usia 13-15 tahun 104,89% dan APS 16-18 tahun 78,1% (Data Dikpora Kota Mataram, 2010). Selama kurun waktu 2006 2010 upaya penyediaan layanan pendidikan pada jenjang SD/MI/Paket A sampai dengan jenjang SMA/MA/SMK/Paket C telah menunjukkan peningkatan. APK SD/MI/Paket A pada 2006 adalah
108,30, pada 2010 terjadi peningkatan menjadi 108,98. Sementara Angka Partisipasi Kasar (APK) pada jenjang SMP/MTs/Paket B meningkat dari 94,04 pada 2006 menjadi 101,66 pada 2010.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 23
NO 1
INDIKATOR PENDIDIKAN DASAR a. Angka Partisipasi Sekolah - APK SD/MI/Paket A - APM SD/MI/Paket A - APK SMP/MTs/Paket B - APM SMP/MTs/Paket B b. Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah SD/MI SMP/MTs c. Rasio guru:murid SD SMP d. Rasio guru (PNS):murid SD SMP e. Rasio murid per kelas rata-rata SD SMP SDN SMPN PENDIDIKAN MENENGAH a. Angka Partisipasi Sekolah - APK SMA/MA/SMK/Paket C - APM SMA/MA/SMK/Paket C b. Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah c. Rasio guru:murid SMA SMK c. Rasio guru PNS:murid SMA SMK d. Rasio murid per kelas rata-rata SMA SMK SMAN SMKN e. Penduduk usia > 15 tahun yang buta huruf Fasilitas pendidikan Sekolah SD dalam kondisi baik Sekolah SMP dalam kondisi baik Sekolah SMA/SMK dalam kondisi baik
2006
2007
2009
2010
1 : 253 1 : 425 1 : 24 1 : 15 1 : 31 1 : 28 1 : 36 1 : 38 1 : 36 1 : 41
1 : 250 1 : 405 1 : 23 1 : 15 1 : 31 1 : 27 1 : 37 1 : 38 1 : 37 1 : 40
1 : 245 1 : 409 1 : 22 1 : 15 1 : 30 1 : 24 1 : 35 1 : 37 1 : 38 1 : 39
1 : 242 1 : 399 1 : 20 1 : 15 1 : 30 1 : 25 1 : 34 1 : 36 1 : 36 1 : 38
1 : 240 1 : 396 1 : 20 1 : 15 1 : 30 1 : 25 1 : 33 1 : 33 1 : 35 1 : 37
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 24
PAUD a. Jumlah siswa TK/RA 5.729 b. APK PAUD 30,73 Angka putus Sekolah 5 a. SD/MI 0,1 b. SMP/MTs 0,7 c. SMA/MA/SMK 0,8 SD/MI 57 SMP/MTs 131 SMA/MA/SMK 135 6. Angka Kelulusan a. SD/MI 100 b. SMP/MTs 99,25 c. SMA/MA/SMK 98,70 Angka melanjutkan 7 a. dari SD/MI ke SMP/MTs 104,79 b. dari SMP/MTs ke SMA/MA/SMK 104,87 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/DIV 8 58,07 Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2010. 4
5.759 30,62 0,1 0,8 1,3 48 152 244 99,99 85,30 85,03 105,13 100,19 60,6
5.977 31,47 0,1 0,4 0,3 24 89 60 99,43 81,48 89,42 106,86 162,02 63,68
6.323 36,25 0,1 0,3 0,6 27 56 110 100 76,22 73,02 108,08 117,42 65,37
6.315 40,19 0,1 0,3 0,6 18 32 229 100 99,95 99,83 92,36 129,92 74,87
PAUD dilaksanakan melalui jalur formal di Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudhatul Athfal (RA), serta melalui jalur pendidikan non formal dalam bentuk Taman Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB), maupun Satuan PAUD Sejenis. Pada 2009 jumlah TK/RA negeri sebanyak 3 lembaga, TK/RA swasta sebanyak 108 lembaga. Jumlah KB-TPA baik yang dikelola oleh swasta maupun oleh masyarakat sebanyak 6 lembaga TPA, 97 lembaga KB, 15 lembaga SPS, dan Taman Pendidikan Quran sebanyak 136 lembaga. Pada jenjang SD/MI/SDLB/Paket A terjadi peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) dari 108,30% pada 2006 menjadi 108,98% pada 2010. Demikian pula Angka Partisipasi Murni (APM) naik dari 94,82% pada 2006 menjadi 97,50% pada 2010. Pada jenjang SMP/MTs/SMPLB/Paket B, APK meningkat dari 94,04% pada 2006 menjadi 101,66% pada 2010 dan Angka Partisipasi Murni (APM) naik dari 72,12% pada 2006 menjadi 76,64% pada 2010. APK SMA/SMK/MA/SMALB/Paket C mengalami peningkatan, yaitu 69,75% pada 2006 menjadi 101,64% pada 2010. Pada 2009 di Kota Mataram terdapat SD/MI sebanyak 175, yang terdiri dari 143 SD Negeri dan 13 SD Swasta, tiga MI Negeri, dan 16 MI Swasta. Pendidikan SMP/MTs sebanyak 59 yang terdiri dari 23 SMP Negeri, lima SMP
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 25
Terbuka, dan 12 SMP Swasta, tiga MTs Negeri dan 17 MTs Swasta. Pada 2009/2010 di Kota Mataram terdapat 53 pendidikan SMA/SMK/MA yang terdiri dari delapan SMA Negeri, 16 SMA swasta, delapan SMK Negeri, 10 SMK swasta, dua MA Negeri dan sembilan MA Swasta. Tingkat partisipasi penduduk usia 16-18 Tahun dalam mengikuti pendidikan menengah masih belum memenuhi rasio yang diinginkan 60:40 antara siswa SMK:SMA, meski rasionya dari tahun ke tahun terus meningkat, yaitu dari 33:67 pada 2005 menjadi 39:61 pada 2009. Program pendidikan nonformal dan informal juga menunjukkan
peningkatan hasil yang menggembirakan. Tingkat literasi penduduk usia lebih dari 15 tahun meningkat dari 89,79% pada 2005 menjadi 92% pada 2009. Layanan pendidikan non formal dan informal baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat sudah cukup memadai. Hal ini bisa dilihat dari segi ketersediaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Taman Bacaan Masyarakat (TBM), dan Kelompok Belajar Usaha (KBU). Pada 2009 ada 46 lembaga PKBM, 62 lembaga KBU, 22 lembaga TBM, yang terdiri dari peserta Kelompok Belajar Paket A sebanyak 132 orang, Paket B sebanyak 496 orang, dan Paket C sebanyak 443 orang, 375 warga pendidikan kecakapan hidup (PKH), sedangkan warga belajar Keaksaraan Fungsional sebanyak 16.657 orang. Walaupun ketersediaan layanan pendidikan keaksaraan sudah
memadai, tetapi penyebarannya belum merata. Salah satu faktor yang terpenting dalam mempengaruhi kualitas pendidikan adalah ketersediaan pendidik dan tenaga kependidikan. Sampai dengan 2009 terdapat sekitar 4.835 guru, terdiri dari 3.237 guru negeri dan 1.598 guru non PNS terdiri dari guru bantu, guru honor daerah dan honor sekolah dari jenjang pendidikan TK hingga pendidikan menengah, baik pada sekolah negeri maupun swasta. Kualifikasi pendidik ditinjau dari kualifikasi pendidikan menunjukkan keragaman. Pada jenjang TK dan SD pendidik dengan kualifikasi sarjana (S1) persentasenya masih sangat kecil. Sebagian besar pendidik pada TK adalah mereka yang berpendidikan SMA, sedangkan untuk
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 26
SD mayoritas pendidikan berlatar belakang D2 dan S1. Ijazah pendidik pada SMP, SMA dan SMK dengan latar belakang S1 lebih dari 80%. Tabel 2.19 Kualifikasi Tenaga Pendidik di Kota Mataram Tahun 2009
No. 1 2 3 4 5 Jenjang Pendidikan Jumlah Guru SMA (%) D1 (%) 5,8 0,7 1,24 0 0,2 Ijazah Tertinggi D3 Sarjana D2 (%) (%) (%) 20 4,7 20 41,3 3,7 37 1,07 7,7 84,09 0 2,7 86,6 0,1 13,2 83,7 S2/S3 (%) 0,1 0,57 2,9 1,7
TK 430 49,5 SD 2107 17,5 SMP 1213 3,63 SMA 373 7,8 SMK 802 1 Jumlah 4835 Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Mataram, 2010.
Angka mengulang SD pada 2006 turun dari 2,63% menjadi 2,31% 2010, SMP menurun dari 1,37 menjadi 0,6%, SMA turun dari 0,45% menjadi 0,42%, dan SMK turun dari 3,72 menjadi 1,86%. Angka putus sekolah SD turun dari 0,1% pada 2006 menjadi 0,04% pada 2010, SMP dari 0,65% menjadi 0,15%, SMA dari 0,67% menjadi 1,22%, dan SMK dari 0,92% menjadi 1,14%. Dan angka melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs adalah 92,36% dan dari SMP/MTs ke SMA/MA/SMK adalah 129,92%. Rasio siswa per guru untuk jenjang SD adalah 30, 25 pada jenjang SMP, 26 pada SMA, dan 19 untuk SMK. Adapun rasio siswa per kelas SD adalah 33, SMP adalah 33, SMA adalah 35 dan SMK adalah 31. Ini berarti bahwa rasio siswa per kelas masih di bawah ketentuan SPM kecuali SMK.
2. Kesehatan Upaya pembangunan kesehatan yang dilakukan ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui penurunan angka kematian ibu dan bayi, menekan tingkat kesakitan penyakit menular, meningkatkan status gizi masyarakat terutama bayi dan balita serta
meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan. Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan kesehatan di Kota Mataram selama
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 27
Dilihat dari indikator aspek pelayanan kesehatan, ada upaya penyediaan fasilitas kesehatan dari Tahun ke Tahun diarahkan untuk dapat meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat Kota Mataram.
3.
Pekerjaan Umum Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan pekerjaan umum di Kota
Mataram
selama
periode
2005-2009
pada
masing-masing
indikator
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 28
Indikator
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik Rasio jaringan irigasi Rasio tempat ibadah per satuan penduduk Persentase rumah tinggal bersanitasi Rasio TPU per satuan penduduk per 1000 penduduk Rasio pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk Rasio rumah layak huni
Tahun 2005
89,20 31,24 1,58 75,16 31,67 3,00 0,14 0,43 -
2006
89,47 15,86 1,70 75,16 31,10 3,03 0,14 0,43 13,06 57,84
2007
89,69 31,66 1,68 73,95 30,84 3,00 0,15 0,44 50,04
2008
61,74 28,74 1,90 67,35 30,32 3,02 0,14 0,47 39,94
2009
64,96 23,75 1,96 71,83 29,25 3,02 0,73 0,47 39,94
Panjang jalan dilalui kendaraan Sempadan sungai yang dipakai bangunan liar 11. Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat 13. Luas irigasi Kota dalam kondisi baik 14. Luas Kawasan Kumuh Luas Wilayah x100% Sumber : Data Olahan SKPD Terkait, 2010
10,02 29,47
10,02 29,47
7,16 29,47
1,70 32,87
1,31 30,42
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik selama lima tahun terakhir mengalami penurunan yang signifikan, dimana pada 2005 kondisi yang baik mencapai 89,20% dan pada 2009 hanya sebesar 64,96%.
4.
Mataram
selama
periode
2005-2009
pada
masing-masing
indikator
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 29
2. 3.
29,47 0,14
29,47 0,14
29,47 0,15
32,87 0,14
30,42 0,73
Rumah tangga pengguna air bersih meningkat sebesar 3,70% pada lima tahun terakhir. Sedangkan luas lingkungan pemukiman kumuh pada 20052007 sebesar 29,47% dan bertambah pada 2008 menjadi 32,87%. Pada 2009 menurun menjadi 30,42% seiring dengan masuknya program pemerintah untuk mengurangi lingkungan permukiman kumuh.
5.
Penataan Ruang Pada pelayanan urusan penataan ruang, bangunan yang memiliki Ijin
Mendirikan Bangunan (IMB) setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada 2005 bangunan yang memiliki IMB mencapai 49,73%. Persentase tersebut pada 2009 meningkat menjadi 55,01%.
6.
pembangunan daerah di Kota Mataram selama periode 2005-2009 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 30
2.
ada
ada
ada
ada
ada
3.
ada
ada
ada
ada
ada
7.
Mataram
selama
periode
2005-2009
pada
masing-masing
sebagaimana Tabel 25. Tabel 2.24 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Perhubungan
No Indikator
1. 2. 3. 4. 5. Jumlah arus penumpang angkutan umum Rasio ijin trayek Jumlah uji kir angkutan umum Jumlah Terminal Bis Jumlah angkutan darat / Jumlah penumpang angkutan darat x 100% Kepemilikan KIR angkutan umum Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) Biaya pengujian kelayakan angkutan umum (Rupiah) Persentase Pemasangan Rambu-rambu
2005
625.864 0,119 1.151 1 0,10
2006
632.186 0,119 1.157 1 0,12
Tahun 2007
645.088 0,118 1.244 1 0,12
2008
679.040 0,118 1.271 1 0,12
2009
685.830 0,115 1.252 1 0,11
6. 7. 8. 9.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 31
Indikator pelayanan umum di bidang perhubungan selama lima tahun, secara umum, tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Hal tersebut terkait dengan tidak banyak berubahnya jumlah arus penumpang yang dilayani.
8.
Lingkungan Hidup Kinerja pembangunan pelayanan umum dalam bidang lingkungan hidup
di Kota Mataram selama periode 2005-2009 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut.
6.
0,30 0
0,30 0
0,31 0
0,31 0
0,30 100
7.
Dalam urusan lingkungan hidup, sampai dengan akhir 2009 cakupan penanganan persampahan mencapai 76,19% di 50 kelurahan. Adapun di bidang pelayanan air minum, penduduk yang memiliki akses air minum pada 2009 mencapai 81,29%.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 32
9.
Mataram
selama
periode
2005-2009
pada
masing-masing
indikator
No 1. 2. 3.
Indikator Jumlah sertifikat hak milik Jumlah sertifikat hak guna bangunan (HGB) Jumlah hak pakai
2005 -
2006 2.723 73 15
2009 2.576 58 44
Indikator jumlah sertifikat hak milik di Kota Mataram pada 2006 mencapai 2.723 dan mengalami fluktuasi pada tahun berikutnya. Hal yang sama terjadi juga pada penerbitan jumlah sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB), serta sertifikat hak pakai.
10.
Kependudukan dan Catatan Sipil Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan kependudukan dan
catatan sipil di Kota Mataram selama periode 2005-2009 pada masing-masing indikator sebagaimana Tabel 2.27. Pembangunan mengalami bidang kependudukan dalam lima tahun terakhir
pertumbuhan dan kuantitas, pengarahan mobilitas dan persebaran penduduk yang serasi dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan, serta pengembangan informasi dan administrasi kependudukan; dan terlaksananya kebijakan kependudukan yang serasi antara kebijakan kependudukan nasional dengan kebijakan kependudukan Kota Mataram.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 33
Tabel 2.27 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Indikator
Rasio penduduk berKTP per satuan penduduk Rasio bayi berakte kelahiran Rasio pasangan berakte nikah Kepemilikan KTP Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk Ketersediaan database kependudukan skala provinsi
2005
76 74 98 76 69 ada
2006
78 75 98 78 79 ada
Tahun 2007
80 76 99 80 73 ada
2008
83 77 99 83 75 ada belum
2009
84 78 100 84 78 ada belum
belum belum belum Penerapan KTP Nasional berbasis NIK Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Mataram, 2010
11.
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kinerja pembangunan aspek pelayanan umum dalam urusan
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Kota Mataram selama periode 2005 - 2009 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut. Tabel 2.28 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
No 1. Indikator Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah Jumlah KDRT Persentase Partisipasi angkatan kerja perempuan (TPAK/ Tk. Partisipasi Angkatan Kerja)
Sumber : BPPKB Kota Mataram, 2010
2005 46 160
2006 46 234
2008 50 359
2009 40,19 -
2. 3.
9,96
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 34
Pembangunan
pada
urusan
pemberdayaan
perempuan
dan
perlindungan anak selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dengan semakin meningkatnya upaya perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan melalui pembentukan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) di tingkat Kota dan di empat PPT Kecamatan pada 2009. Pada 2010, jumlah PPT Kecamatan bertambah menjadi dua dan diharapkan pada 2012 sudah terbentuk PPT di semua Kecamatan.
12.
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan keluarga berencana dan
keluarga sejahtera di Kota Mataram selama periode 2005-2009 pada masingmasing indikator sebagaimana tabel berikut.
Tabel 2.29 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Tahun 2007
2,30 70,78 % 42.162 -
No
1. 2. 3. 4.
Indikator
Rata-rata jumlah anak per keluarga Prevalensi (peserta KB/PUS) Jumlah peserta KB aktif Jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I
2005
2,10 69,70 % 40.383 -
2006
2,12 68,77 % 40.126 -
2008
2,08 71,89 % 44.958 -
2009
2,13 70,26 % 45.490 48.637
Pembangunan urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera diupayakan melalui pemberdayaan dan ketahanan keluarga secara menyeluruh, terutama dalam kemampuan pengasuhan dan penumbuhkembangan anak dan peningkatan kualitas lingkungan keluarga. Peningkatan kualitas lingkungan keluarga dilakukan melalui
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 35
pendidikan, parenting (beyond family planning) dan menggalang kemitraan dengan masyarakat, swasta dan profesi/perguruan tinggi.
13.
Sosial
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan sosial di Kota Mataram selama periode 2005-2009 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut. Tabel 2.30 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Sosial
No
1.
Indikator
Jumlah sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi Persentase PMKS yg memperoleh bantuan sosial Persentase Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial
2005
22
2006
22
Tahun 2007
22
2008
22
2009
22
2. 3.
33
33
33
51
55
50
50
53
67
72
Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Mataram, 2010
Pembangunan pada pelayanan sosial di Kota Mataram selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari permasalahan kesejahteraan sosial di Kota Mataram saat ini terus diupayakan penanganannya oleh Pemerintah Kota. Namun demikian, hasilnya belum mampu menekan jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Permasalahan PMKS yang terus berkembang diantaranya adalah jumlah penduduk miskin cenderung meningkat antara lain gelandangan, pengemis, anak jalanan dan anak terlantar.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 36
14.
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan koperasi, usaha kecil dan
menengah
Tabel 2.31 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Indikator Jumlah Koperasi Aktif Jumlah Koperasi Persentase Koperasi Aktif Jumlah Seluruh UKM Jumlah BPR/LKM Jumlah UKM Non BPR/LKM 2005 416 443 93,91 5.900 4 25 2006 455 482 94,40 6.579 6 30 Tahun 2007 485 512 94,73 7.306 8 37 2008 506 533 94,93 8.117 9 42 2009 521 546 95,42 9.725 11 53
Jumlah koperasi aktif di Kota Mataram periode 2005-2009 mengalami peningkatan sebesar 25,24%. Pada 2005, jumlah koperasi aktif tercatat 416 unit, meningkat menjadi 521 unit pada 2009. Selama kurun waktu lima tahun jumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mengalami peningkatan yang signifikan, dimana pada 2005 tercatat 5.900 unit menjadi 9.725 unit pada 2009.
15.
Penanaman Modal Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan penanaman modal di Kota
Mataram
selama
periode
2005-2009
pada
masing-masing
indikator
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 37
2.
100.000.000.000
Jumlah investor berskala nasional mengalami kenaikan dari sisi jumlah perusahaan, namun nilai investasi baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) mengalami penurunan. Hal tersebut disebabkan adanya krisis global, penurunan daya saing dan daya tarik investasi di Kota Mataram.
16.
Mataram
selama
periode
2005-2009
pada
masing-masing
sebagaimana tabel berikut: Tabel 2.33 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Kebudayaan
No 1. 2. Indikator Sanggar Kesenian Situs Bersejarah 2005 122 5 2006 122 5 Tahun 2007 122 5 2008 122 5 2009 122 5
Sanggar kesenian yang ada di Kota Mataram selama lima tahun terakhir tetap eksis, hal ini ditunjukkan dengan jumlah sanggar kesenian seperti yang tampak pada Tabel 34. Adapun situs bersejarah yang dilestarikan berjumlah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 38
lima buah, yaitu Taman Mayura, Pura Meru, Makam Van Ham, Makam Bintaro, dan Makam Loang Baloq.
17.
Pemuda dan Olahraga Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan pemuda dan olahraga di
Tabel 2.34 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Pemuda dan Olahraga
No 1. 2. 3. 4. 5. Indikator Jumlah organisasi kepemudaan Jumlah organisasi olahraga Jumlah kegiatan kepemudaan Jumlah kegiatan olahraga Jumlah lapangan olahraga Tahun 2005 28 21 10 6 29 2006 33 18 9 6 36 2007 30 21 10 9 39 2008 29 22 12 15 43 2009 31 23 13 19 43
Tabel 2.34 tersebut menggambarkan penyelenggaraan pembangunan pemuda dan olahraga selama lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang cukup baik.
18.
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan kesatuan bangsa dan
politik dalam negeri di Kota Mataram selama periode 2005-2009 pada masingmasing indikator sebagaimana tabel berikut :
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 39
Tabel 2.35 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
No 1. 2. 3 4 Indikator Jumlah Lembaga Swadaya masyarakat (LSM) Jumlah Organisasi Profesi Jumlah Yayasan Jumlah Ormas 2005 10 19 21 39 2006 10 19 21 39 Tahun 2007 12 21 26 41 2008 13 23 28 46 2009 13 23 28 46
Sumber :Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kota Mataram, 2010
Tabel diatas menggambarkan bahwa peran serta masyarakat dalam pembangunan meningkatnya kemasyarakatan. semakin jumlah meningkat. organisasi Hal tersebut ditunjukkan dan dengan
profesi,
yayasan
organisasi
19.
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian. Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan otonomi daerah,
pemerintahan umum, dan perangkat daerah di Kota Mataram selama periode 2005-2009 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut. Tabel 2.36 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, dan Perangkat Daerah
No 1. 2. Indikator Jumlah Polisi Pamong Praja Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan adiministrasi pemerintah Penegakan PERDA 2005 84 tidak 2006 84 tidak Tahun 2007 96 ada 2008 108 ada 2009 108 ada
3.
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 40
20.
Kota Mataram selama periode 2005-2009 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.37 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Ketahanan Pangan No 1. Indikator Regulasi ketahanan pangan Ketersediaan pangan Tahun 2007 Tidak ada -
2008 Ada
2009 Ada
2.
1.098 g/kapita
Sampai dengan 2007 Kota Mataram belum memiliki regulasi tentang kebijakan ketahanan pangan baik dalam bentuk peraturan daerah maupun peraturan walikota. Hal ini terkait dengan pembentukan kelembagaan Badan Ketahanan Pangan yang baru diresmikan pada 2008. Untuk lebih memfokuskan upaya-upaya peningkatan ketahanan pangan, sejak 2008 ditetapkan regulasi berupa Surat Keputusan WaliKota Mataram tentang Pembentukan Dewan Ketahanan Pangan. Ketersediaan pangan pada 2009 berjumlah 1.098 gram/kapita. Jenis padi-padian memiliki urutan tertinggi dengan jumlah 575,5 gram/kapita, disusul dengan jenis sayur dan buah sebesar 214,1 gram/kapita dan pangan hewani sebesar 131,5 gram/kapita.
21.
masyarakat di Kota Mataram selama periode 2005-2009 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut:
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 41
Tabel 2.38 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2005 2006 2007 2008 2009
No
1.
Indikator
Rata-rata jumlah kelompok binaan TTG Ekonomi
6 3 50
6 40 3 50
8 50 3
20 50
2. 3 3. 4. 5.
Kelurahan Berprestasi Jumlah LPM PKK aktif Jumlah Posyandu aktif Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat Pemeliharaan Pasca Program pemberdayaan masyarakat
6.
ada
ada
ada
ada
ada
Dalam lima tahun terakhir, rata-rata jumlah kelompok binaan yang ada mengalami peningkatan. Kelompok binaan di Kota Mataram terdiri dari dua jenis, menyangkut bidang ekonomi yang diutamakan untuk pedagang bakulan dan bidang teknologi tepat guna yang difokuskan untuk peningkatan keterampilan masyarakat. Terkait dengan kelembagaan, sejak 2007 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) yang ada berjumlah 50 sesuai dengan jumlah kelurahan yang ada di Kota Mataram. Untuk menggerakkan potensi kaum perempuan maka organisasi Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) bergerak secara aktif di setiap kelurahan yang ada. Demikian pula dengan keberadaan Posyandu sebagai sarana peningkatan kesehatan ibu, bayi, dan balita, yang pada Tahun 2009 mencapai jumlah 340 unit.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 42
22.
selama periode 2005-2009 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut. Tabel 2.39 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Statistik
No
1. 2.
Indikator
Buku kabupaten dalam angka Buku PDRB kabupaten
2005
ada ada
2006
ada ada
Tahun 2007
ada ada
2008
ada ada
2009
ada ada
dokumen bidang statistik tetap tersedia dan di masa depan data statistik tersebut dapat lebih lengkap dan akurat.
23.
Mataram
selama
periode
2005-2009
pada
masing-masing
indikator
sebagaimana tabel berikut: Tabel 2.40 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Kearsipan
No 1. 2. Indikator Pengelolaan arsip secara baku Peningkatan SDM pengelola kearsipan 2005 100 % 1 keg 2006 100 % 2 keg Tahun 2007 100 % 2 keg 2008 100 % 3 keg 2009 100 % 4 keg
Dari tabel tersebut diatas menggambarkan bahwa tata kelola kearsipan semakin meningkat baik dilihat dari peningkatan SDM pengelola kearsipan, serta untuk pengelolaan arsip secara baku dapat terus dipertahankan di masingmasing SKPD.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 43
24.
Komunikasi dan Informatika Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan komunikasi dan
informatika di Kota Mataram selama periode 2005-2009 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut. Tabel 2.41 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Komunikasi dan Informatika
No 1. 2. 3. Indikator Jumlah surat kabar nasional/lokal Jumlah penyiaran radio/TV lokal 2005 2 Radio : 9 TV : 2 Tidak Ada 2006 2 9 2 Tidak Ada Tahun 2007 4 9 2 Tidak Ada 2008 5 9 2 2009 6 14 2 Ada
Tidak Ada Web site milik pemerintah daerah Sumber : Bagian Humas Setda Kota Mataram, 2010
Tabel tersebut diatas menggambarkan bahwa terjadi peningkatan jumlah surat kabar nasional/lokal dan tersedianya situs jejaring (web site) milik Pemerintah Kota Mataram yang diharapkan dapat menunjang penyebaran informasi. Sementara jumlah stasiun penyiaran radio pada 2009 berjumlah 14 stasiun radio tapi jumlah stasiun televisi tidak mengalami penambahan.
25.
Mataram
selama
periode
2005-2009
pada
masing-masing
indikator
sebagaimana tabel berikut. Tabel 2.42 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Perpustakaan
No
1. 2.
Indikator
Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun (orang) Jumlah Buku yang dipinjam (eks.)
Tahun 2005
-
2006
51.109 36.864
2007
48.818 38.752
2008
31.442 31.028
2009
25.665 20.912
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 44
Tabel
di
atas
menggambarkan
bahwa
jumlah
pengunjung
perpustakaan mengalami penurunan yang cukup banyak, hal ini berdampak pula pada jumlah buku yang dipinjam. Hal ini bisa menjadi indikasi akan kurangnya minat baca masyarakat.
26.
Mataram
selama
periode
2005-2009
pada
masing-masing
indikator
sebagaimana tabel berikut. Tabel 2.43 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Pertanian
No
1. 2. 3.
Indikator
Luas Panen (Ha) Produksi Padi (ton) Kontribusi sektor pertanian (tanaman bahan pangan) terhadap PDRB Kontribusi sektor perkebunan (tanaman perkebunan rakyat) terhadap PDRB
2005
Hb:2.21% Hk: 1.88% Hb: 0.05% Hk: 0.04% Hb: 1.25% Hk: 1.59%
2006
3.598 17.732 2.20% 1.80% 0.04% 0.04% 1.26% 1.53%
Tahun 2007
3.741 18.716 2.20% 1.71% 0.03% 0.03% 1.15% 1.43%
2008
4.168 21.467 2.01% 1.56% 0.02% 0.02% 1.08% 1.31%
2009
4.175 24.859 1,81% 1,44% 0.01% 0.01% 1.06% 1.21%
4.
Kontribusi sektor pertanian (peternakan dan hasilnya) terhadap PDRB Sumber : BPS Kota Mataram, 2010
5.
Produksi padi atau bahan pangan utama lokal mengalami peningkatan dari 2005 sampai 2009. Kontribusi sektor pertanian baik pertanian/perkebunan, palawija, tanaman keras dan produksi kelompok tani terhadap PDRB selama kurun waktu lima tahun terakhir cenderung konstan.
27.
Energi dan Sumber Daya Mineral Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan energi dan
sumberdaya mineral di Kota Mataram selama periode 2005-2009 pada masingmasing indikator sebagaimana tabel berikut.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 45
Tabel 2.44 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral No
1.
Indikator
Kontribusi sektor pertambangan thd PDRB
Tahun 2005
0.08
2006
0.08
2007
0.06
2008
0.04
2009
0.02
28.
Mataram
selama
periode
2005-2009
pada
masing-masing
indikator
sebagaimana tabel berikut. Tabel 2.45 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Pariwisata No
1. 2.
Indikator
Kunjungan wisatawan Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB
Tahun 2005
1.82 % 2.25 %
2006
161.911 1.82 % 2.25%
2007
163.157 1.82 % 2.24 %
2008
159.541 1.82 % 2.26 %
2009
170.880 1.88 % 2.28 %
Sumber :
Kunjungan wisatawan mengalami kenaikan menjadi 170.880 pada 2009, sedangkan kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB berdasarkan harga konstan pada 2009 adalah sebesar 1,88%.
29.
Kelautan dan Perikanan Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan kelautan dan
perikanan di Kota Mataram selama periode 2005-2009 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 46
Tabel 2.46 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Kelautan dan Perikanan
No
1. 2. 3.
Indikator
Produksi perikanan laut (ton) Produksi perikanan darat (ton) Kontribusi sektor pertanian (perikanan & kelautan) terhadap PDRB
Tahun 2005
2.182,04 65,70 Hb:1.57% Hk:1.74%
2006
2.250,36 72,23 1.48% 1.71%
2007
2.145,23 84,54 1.45% 1.68%
2008
2.320,45 133,06 1.44% 1.68%
2009
1.604,47 196,39 1.31% 1.56%
Produksi perikanan laut selama lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang fluktuatif, namun pada 2009 mengalami penurunan menjadi 1.604,47 ton jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara perikanan darat menunjukkan pola peningkatan sampai 2009.
30.
Mataram
selama
periode
2005-2009
pada
masing-masing
indikator
sebagaimana tabel berikut. Tabel 2.47 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Perdagangan
No 1. Indikator Kontribusi sektor Perdagangan thd PDRB Jumlah perusahaan perdagangan 2005 Hb : 17.21 % Hk : 16.21 % 2006 17.26 % 16.21 % Tahun 2007 17.28 % 16.07 % 2008 17.76 % 16.29 % 2009 18.05 % *) 16.60 % *)
2.
7.472
3.574
8.975
9.346
Sumber :
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 47
31.
Mataram
selama
periode
2005-2009
pada
masing-masing
indikator
sebagaimana tabel berikut. Tabel 2.48 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Perindustrian No
1.
Indikator
Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB Industri Formal Industri Non Formal
2. 3.
Sumber : BPS Kota Mataram & Dinas Koperindag Kota Mataram, 2010.
32.
Mataram
selama
periode
2005-2009
pada
masing-masing
indikator
sebagaimana tabel berikut. Tabel 2.49 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Transmigrasi No 1. Indikator Transmigran swakarsa Tahun 2005 0% 2006 0% 2007 0% 2008 0% 2009 0%
Catatan : Tidak lagi mengadakan transmigrasi swakarsa sejak Tahun 2004 Sumber : BPS Kota Mataram, 2010
Dari tabel tersebut diatas bahwa untuk urusan transmigrasi tidak ada minat dari masyarakat sehingga tidak ada kegiatan transmigrasi untuk Kota Mataram dari 2005 2009.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 48
2.4.
Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan
berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan dengan propinsi dan kabupaten/kota lainnya yang berdekatan, nasional, atau internasional. Aspek daya saing daerah terdiri dari kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia.
1.
Kemampuan Ekonomi Daerah Aspek kemampuan ekonomi Kota Mataram dapat dilihat dari indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita, pengeluaran konsumsi non pangan per kapita, produktivitas total daerah, dan nilai tukar petani. Angka konsumsi rumah tangga per kapita adalah perbandingan antara Total Pengeluaran Rumah Tangga Per Kapita dengan Jumlah Rumah Tangga.
Tabel 2.50 Angka Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita Kota Mataram
No. 1. 2. 3. Uraian Total Pengeluaran RT Jumlah RT Rasio Tahun 2006 2007 2008 1.096.373 78.233 14,01 2009 1.237.761 104.443 11,85
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 49
Tabel 2.51 Persentase Konsumsi Rumah Tangga Non Pangan Kota Mataram No. 1. Uraian Total Pengeluaran RT Non Pangan 2. 3. Total Pengeluaran Rasio 1.096.373 0,57 1.237.761 0,58 Tahun 2006 2007 2008 628.259 2009 712.375
2. Fasilitasi Wilayah/Infrastruktur Fasilitas wilayah/infrastruktur dapat dilihat dari beberapa indikator seperti: penataan wilayah, ketersediaan air bersih, fasilitas listrik dan telepon, ketersediaan restoran, ketersediaan penginapan. a. Penataan wilayah Luas kawasan terbangun di Kota Mataram 3.162,6 ha; Luas kawasan tidak terbangun di Kota Mataram 2.967,5 ha; Luas genangan banjir atau wilayah kebanjiran 302,92 ha.
b. Ketersediaan air bersih Secara umum, persentase rumah tangga yang menggunakan air bersih mengalami penurunan dari 2005-2009 kemudian
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 50
c. Fasilitas listrik Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik pada 2009 adalah 48%, mengalami penurunan jika dibandingkan dengan persentase pada 2008 karena pasokan daya listrik dari PLN yang belum tersedia untuk melayani pelanggan baru.
d. Ketersediaan Restoran Selama rentang waktu 2005-2009 pertumbuhan restoran, rumah makan, dan caf di Kota Mataram tidak banyak berubah.
2005 29 102 14
2006 29 102 14
2008 29 109 19
2009 29 109 19
e. Ketersediaan Penginapan Jumlah penginapan di Kota Mataram tidak mengalami kenaikan yang berarti, bahkan jumlah hotel berbintang mengalami
penurunan jumlah.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 51
3. Fasilitas Iklim Berinvestasi a. Keamanan dan Ketertiban Tingkat kriminalitas di Kota Mataram mengalami kenaikan pada 2009 jika dibandingkan dengan 2008. Jumlah pertikaian antar warga mengalami penurunan pada 2009. Adapun unjuk rasa yang terjadi berkurang secara drastis pada 2009 jika dibandingkan dengan 2007. Sementara, aksi mogok kerja tidak terjadi di sepanjang 2008-2009.
6 58 5
2 43 2
b. Kemudahan Perijinan Dalam bidang perijinan, Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Mataram memberikan pelayanan untuk beberapa jenis ijin, seperti: IMB (Ijin Mendirikan Bangunan), Ijin Lokasi, Ijin Perdagangan, Ijin Usaha Jasa Pariwisata, Pajak Reklame, SITU (Surat Ijin Tempat Usaha), dan lain sebagainya. Pada 2010 jumlah pemohon yang mengajukan ijin menunjukkan peningkatan setiap triwulannya.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 52
c. Pengenaan Pajak Daerah Pajak daerah, retribusi daerah, serta bagi hasil pajak dan bukan pajak menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan nilai.
No.
Uraian
1 Pajak Daerah 2 Retribusi Daerah 3 Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak
Tahun 2006 2007 2008 2009 11,290,394,470 12,704,875,106 14,482,019,453 16,888,248,226 8,568,748,075 8,632,155,855 10,235,165,327 11,625,491,464 32,215,388,775 38,109,396,380 35,370,246,101 43,310,564,180
4. Sumber Daya Manusia Analisis kinerja atas sumber daya manusia, salah satunya dilakukan dengan melihat rasio ketergantungan. Rasio ketergantungan dihitung berdasarkan jumlah penduduk usia tidak produktif (dibawah usia 15 tahun dan diatas 64 tahun) dibagi dengan jumlah penduduk yang berusia antara 15-64 tahun. Pada 2009, jumlah penduduk tidak produktif di Kota Mataram adalah 115.982 jiwa sementara jumlah penduduk produktif (berusia antara 15-64 tahun) adalah 259.524 jiwa. Dengan demikian, rasio
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
II - 53
Gambaran pengelolaan keuangan daerah menjelaskan tentang aspek kebijakan keuangan daerah, yang berkaitan dengan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah serta capaian kinerja, guna mewujudkan visi dan misi.
3.1.
KINERJA KEUANGAN DAERAH Kapasitas keuangan Daerah akan menentukan kemampuan Pemerintah
Daerah dalam menjalankan fungsi pelayanan masyarakat. Kemampuan pemerintah dapat diukur penerimaan pendapatan daerah, penerimaan
pendapatan daerah dari tahun ke tahun senantiasa menunjukkan peningkatan, namun demikian kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap penerimaan masih relatif kecil dibanding dengan sumber penerimaan dari dana perimbangan. Kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus peluang, yang perlu disikapi dengan usaha keras, agar komposisi perimbangan peran PAD dan pendapatan dari pusat mencapai titik keseimbangan (equilibrium). Di bawah ini digambarkan rata-rata pertumbuhan realisasi Pendapatan Daerah tahun 2005-2009: Tabel 3.1. Derajat Otonomi Fiskal Daerah Kota Mataram Tahun 2005-2009
Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 PAD (Rp) 18,988,472,857.00 22,837,510,257.00 27,440,268,341.00 32,416,009,472.00 37,289,542,222.85 APBD 253,546,750,182.60 375,691,225,738.09 481,991,912,052.10 512,267,586,663.94 524,634,929,875.11 DOFD (%) 6,1 7,5 5,7 6,3 7,1
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
III - 1
Tabel 3.2 Indeks Kinerja Keuangan Pemerintah Kota Mataram Tahun 2005-2009
2006
354,534,920,660 375,691,225,738 25,419,468,398
2007
421,776,088,13 481,991,912,052 61,250,662,648
2008
445,137,419,571 512,267,586,663 67,910,185,501
2009
472,006,024,122 524,634,929,875 53,528,905,753
Rata-rata
16.75 12.21 2.38
3.1.1 Kinerja Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kinerja pelaksanaan APBD untuk memperoleh gambaran anggaran pendapatan dan beserta belanja serta pengeluaran pembiayaan di Kota Mataram dalam rangka peningkatan kapasitas pendanaan
realisasinya,
pembangunan daerah.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
III - 2
Tabel 3.4. Perkembangan APBD dan Realisasi APBD Kota Mataram Tahun 2004-2009
2005 URAIAN Anggaran
Pendapatan 236.298.792.638
2008 Realisasi
418425646513
Anggaran
445,137,419,571
Realisasi
479,324,883,990
244.795.133.725
358,507,825,604
437,788,313,996
253,546,750,182
236,516,622,87
375,691,225,738
319,398,823,034
481,991,912,052
420,448,871,344
512,267,586,663
445,915,936,636
524,634,929,875
465,621,283,569
(17,247,957,544)
8,278,510,853
(21,156,305,077)
39,109,002,570
(60,215,823,915.
(2,023,224,830)
(67,130,167,092)
(8,127,622,639)
(52,628,905,75)
13,703,600,420
18,247,957,544
18,140,957,544
25,419,468,398
25,419,468,398
61,250,662,648
61,412,406,648
67,910,185,501
53,528,905,753
53,528,905,753
49,974,593,378
1,000,000,000
26,419,468,398
4,263,163,321
64,528,470,969
1,034,838,733
1,000,000,000
780,018,409
500,000,000
900,000,000
900,000,000
17,247,957,544
(8,278,510,853)
21,156,305,077
(39,109,002,570)
60,215,823,915
60,412,406,648
67,130,167,092
57,982,200,017
52,628,905,753
49,074,593,378
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
III - 2
Tabel 3.5. Pertumbuhan Realisasi Belanja Tidak Langsung Daerah Kota Mataram Tahun 2007-2009
2007 (Rp) 206,744,005,956.00 56,000,000.00 25,102,399,116.00 820,000,000.00 1,560,000,000.00 2008 (Rp) 236,190,259,011.00 1,502,400,000.00 21,467,551,500.00 700,000,000.00 1,682,400,000.00 2009 (Rp) 284,772,525,791.61 25,633,375,000.00 20,676,815,000.00 400,000,000.00 1,890,600,000.00 Rata-Rata Pertumbuhan (%) 14,76 95,21 (10.37) (46.07) 9,14
No.
Uraian
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil kepada Pemdes Belanja Bantuan Keu. Kepada Pemdes Belanja Tidak Terduga
8.
856,149,048.10 235,138,554,120.10
12,286,180,797.94 273,828,791,308.94
4,556,463,900.00 337,929,779,691.61
(38,31)
Uraian
Belanja Pegawai (BTL) Gaji Tambahan Penghasilan
2007
235.138.554.120,10 171.702.372.924,00 63.436.181.196,10
2008
273.828.791.308,94 190.792.132.948,55 83.083.658.360,39
2009
337.879.779.691,61 248.702.973.090,61 89.179.806.601,00
2010
392.947.539.656,26 267.779.950.114,79 125.167.589.541,47
Tabel 3.7. Pertumbuhan Belanja Pegawai di Kota Mataram Tahun 2008-2010 (%)
No. 1. 2. 3. Uraian Belanja Pegawai (BTL) Gaji Tambahan Penghasilan 2008 16,45 11,12 30,90 2009 23,39 30,35 7,39 2010 16,30 7,67 77,90 Rata-rata 18,71 16,38 38,73
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
III - 4
3.1.2. Neraca Daerah Neraca Daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan keuangan Pemerintah Daerah melalui rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio aktivitas serta kemampuan aset daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah. Pertumbuhan neraca daerah Kota Mataram dapat dilihat pada Tabel 3.8. Tabel 3.8 Pertumbuhan Neraca Daerah Kota Mataram Tahun 2007-2009
NO URAIAN 2007 (Rp) 2008 (Rp) 2009 (Rp) Rata-Rata Pertumbuhan (%)
ASSET ASSET LANCAR Kas di Kas daerah kas di Bendahara Pengeluaran kas di Bendahara Penerimaan Investasi Jangka Pendek Piutang Pajak Piutang Retribusi Piutang Dana Bagi Hail/Bagi Hail Pajak Provinsi Piutang Lainnya Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi Persediaan Jumlah Asset Lancar INVESTASI JANGKA PANJANG Investasi Non-Permanen Pinjaman Kepada Perusahaan Negara Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah Lainnya Investasi dalam Surat Utang Negara Investasi dana Bergulir Investasi dalam Proyek Pembangunan Investasi Non Permanen Lainnya Jumlah Investasi Non Permanen Investasi Permanen Pernyataan Modal Pemerintah daerah Investasi Permanen Lainnya Jumlah Investasi Permanen Jumlah Investasi Jangka Panjang 23.873.379.594,37 23.873.379.594,37 23.873.379.594,37 24.373.379.594,37 24.373.379.594,37 24.373.379.594,37 30.905.774.914,74 30.905.774.914,74 31.338.659.914,74 22,16 652.901.000,00 652.901.000,00 552.901.000,00 552.901.000,00 432.885.000,00 432.885.000,00 (36,77) 57.048.841.368,64 1.665.144.844,00 1.532.735.533,00 96.209.285,00 27.008.645.909,02 1.869.155.504,79 2.538.179.375,00 77.998.291.156,81 48.511.424.262,45 1.340.340.449,00 23.608.457,00 1.839.380.152,00 140.375.605,00 13.572.829.641,38 1.367.682.088,50 3.481.194.435,00 84.037.455.752,92 62.465.361.852,42 312.831.947,00 713.267.284,00 2.037.197.893,00 189.387.700,00 24.314.005.244,98 1.330.934.567,75 3.678.755.076,00 95.041.741.565,15 4,74 (188,46) 96,69 26,38 41,61 (5,32) (21,09) 18,91
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
III - 5
ASSET TETAP Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi dan Jaringan Asset tetap Lainnya Konstruksi Dalam Pengerjaan Akumulasi Penyusutan Jumlah Asset tetap DANA CADANGAN Dana Cadangan Jumlah Dana Cadangan ASSET LAINYA Tagiahan Penjualan Angsuran Tuntutan perbendaharaan Tuntutan Ganti Rugi Kemitraan Dengan Pihak Ketiga Asset Tak Berwujud Asset lainnya (Jaminan Reklamasi) Jumlah Asset lainnya JUMLAH ASSET 63.907.154.000,00 13.625.822.455,00 77.535.297.755,00 1.093.900.611.294,36 63.907.154.000,00 13.625.822.455,00 77.532.976.455,00 1.200.229.060.223,52 27.586.394.000,00 13.625.822.456,00 41.212.216.456,00 1.272.227.009.568,87 0 (131,66) 295.908.686.883,00 116.780.432.362,00 286.712.766.442,18 188.091.808.482,00 11.910.970.884,00 14.436.094.735,00 14.436.094.735,00 913.840.759.788,18 306.463.614.883,00 129.134.279.882,00 301.552.126.392,18 210.310.214.755,00 15.243.828.629,00 51.058.282.880,00 51.058.282.880,00 1.013.732.347.421,18 310.982.153.883,00 150.613.587.920,00 369.243.926.317,98 230.911.089.943,00 15.610.835.629,00 27.022.797.940,00 1.104.384.391.632,98 3,18 19,04 20,79 14,20 13,28 (50,08) 35,86
KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang Pertitungan Pihak Ketiga (PFK) Utang Bungga Bagian Lancar Utang Dalam Negeri Pemerintah Pusat Bagian Utang Dalam Negeri Pemerintah daerah lainnya Bagian lancar Utang Jangka Panjang Lainnya Utang Jangka Pendek Lainnya Jumlah Kewajiban Jangka Pendek KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat Utang Dalam Negeri - Pemerintah daerah Lainnya Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank Utang Kontjensi (Jaminan Reklamasi) Utang Jangka Panjang Lainnya Jumlah Kewajiban Jangka panjang JUMLAH KEWAJIBAN 280.018.409,28 280.018.409,28 323.735.683,15 645.727.411,15 147.391.179,00 147.391.179,00 (112,89) 321.991.728,00 50,00
280.018.409,28
645.727.411,15
147.391.179,00
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
III - 6
EKUITAS DANA EKUITAS DANA LANCAR Sisa Pembiayaan Anggaran (SILPA) Pendapatan yang ditangguhkan Cadangan Piutang cadangan Persediaan Dana yang harus disediaakan untuk pembayaran Utang Jangka Pendek Jumlah ekuitas dana Lancar EKUITAS DANA INVESTASI Diinvestasikan dalam investasi jangka panjang Diinvestasikan dalam asset tetap Diinvestasikan dalam asset lainnya Dana yang harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka panjang Jumlah Ekitas dana Investasi 24.526.280.594,37 913.840.759.788,18 77.535.279.755,00 1.015.902.320.137,55 24.926.280.594,37 1.013.732.347.421,18 77.532.976.455,00 1.116.191.604.470,55 31.338.659.914,74 1.104.384.391.632,98 41.212.216.456,00 1.176.935.268.003,72 21,26 13,14 (88,13) 58.389.181.817,4 17.070.929.964,17 2.538.179.375,00 (280.018.409,28) 49.854.577.378,45 23.608.457,00 30.356.083.754,52 3.481.194.435,00 (323.735.683,15) 62.778.193.799,42 713.267.284,00 27.871.525.405,73 3.678.755.076,00 (147.391.179,00) 94.894.350.386,15 18,91 (112,89) 12,03 146,69
EKUITAS DANA CADANGAN Diinvestasikan Dalam Dana Cadangan Jumlah Ekuitas Dana Cadangan JUMLAH EKUITAS DANA JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA
1.093.620.592.885,08
1.199.583.332.812,37
100
1.093.900.611.294,36
1.200.229.060.223,52
1.272.227.009.568,87
1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, dimana jenis rasio likuiditas yang digunakan untuk Kota Mataram berupa rasio lancar, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.9 Tabel 3.9 Rasio Lancar di Kota Mataram Tahun 2007-2009
Uraian Aset Lancar Kewajiban Lancar Rasio Lancar 2007 77.998.291.156,81 280.018.409,28 278.55 2008 84.037.455.752,99 645.727.411,15 130.14 2009 95.041.741.565,15 147.391.179,00 644.82
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
III - 7
2. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya, dimana jenis rasio solvabilitas yang digunakan Kota Mataram antara lain rasio total hutang terhadap ekuitas dan rasio hutang terhadap total aktiva, yang dijabarkan dalam Tabel 3.8 dan Tabel 3.9.
Tabel 3.10 Rasio Hutang Terhadap Ekuitas di Kota Mataram Tahun 2007-2009
Uraian Kewajiban Ekuitas Total Debt to equity Ratio 2007 280.018.409,28 1.093.900.611.294,36 0.02 2008 645.727.411,15 1.200.229.060.224,52 0.05 2009 147.391.179,00 1.272.079.618.389,87 0.01
Tabel 3.11 Rasio Hutang Terhadap Total Aktiva di Kota Mataram Tahun 2007-2009
Uraian Kewajiban Aktiva Debt to Total Asset Ratio 2007 280.018.409,28 1.093.900.611.294,36 0.03 2008 645.727.411,15 1.200.229.060.224,52 0.054 2009 147.391.179,00 1.272.227.009.568,87 0.012
3. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio untuk melihat tingkat aktivitas tertentu pada kegiatan pelayanan Pemerintah Daerah, dimana jenis rasio aktivitas yang
digunakan untuk Kota Mataram berupa perputaran aktiva tetap dan perputaran total aktiva, dapat dilihat pada Tabel 3.12 dan Tabel 3.13.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
III - 8
Tabel 3.12. Rasio Perputaran Aktiva Tetap di Kota Mataram Tahun 2007-2009
Uraian
PAD Aktiva Tetap Rasio Perputaran Ak.Tetap
2007
27,440,268,341.00 24.526.280.594,37 110.09
2008
32,416,009,472.00 24.926.280.594,37 130.05
2009
37,289,542,222.85 31.338.659.914,74 118.99
Tabel 3.13 Rasio Perputaran Total Tetap di Kota Mataram Tahun 2007-2009
Uraian PAD Total Aktiva (T.A) Rasio Perputaran T.A 2007 2008 2009 37,289,542,222.85 1.272.227.009.568,87 2.93
3.2.
KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah. Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumber-sumber penerimaan yang cukup kepada daerah dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan (money follow function). Pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk
menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah dan kinerja kebijakan pengelolaan keuangan daerah dapat digambarkan salah satunya melalui opini BPK terhadap Laporan Keuangan Daerah pada Tabel 3.14. Kebijakan pengelolaan keuangan daerah diarahkan untuk mengoptimalisasi sumber-sumber pendapatan melalui upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah, optimalisasi aset dan kekayaan pemerintah kota termasuk mengembangkan BUMD baru dengan menganut prinsip (1) Potensial artinya lebih menitikberatkan pada potensinya dari pada jumlah atau jenis pungutan yang banyak. (2) Tidak memberatkan masyarakat, (3) Tidak merusak lingkungan (4)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
III - 9
Mudah
diterapkan/diaplikasikan,
mudah
dilaksanakan,
(5)
Penyesuaian
pendapatan baik mengenai tarip dan materinya. Tabel 3.14 Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Daerah di Kota Mataram Tahun 2006-2009 Tahun 2006 2007 2008 2009 Opini BPK Wajar Dengan Pengecualian (WDP) Wajar Dengan Pengecualian (WDP) Wajar Dengan Pengecualian (WDP) Wajar Dengan Pengecualian (WDP)
3.2.1 Analisis Pembiayaan Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dari pengaruh kebijakan pembiayaan daerah pada tahun-tahun anggaran sebelumnya terhadap
surplus/defisit belanja daerah sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembiayaan di masa datang dalam rangka perhitungan kapasitas pendanaan pembangunan daerah. Analisis pembiayaan daerah dapat dilakukan melalui analisis realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggran (SiLPA) yang dijabarkan dalam Tabel 3.15 dan Tabel 3.16. Tabel 3.15 Sisa Lebih Perhitungan Anggran (SiLPA) Kota Mataram Tahun 2005-2009 Tahun 2006 2007 2008 2009 SILPA (Rp) 25,419,468,398.39 61,250,662,648.04 58,389,181,817.64 49,987,515,715.00
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
III - 10
Tabel 3.16. Prosentase Sisa Lebih Perhitungan Anggran (SiLPA) Kota Mataram untuk Pendanaan APBD Tahun 2005-2010
Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 SILPA (Rp) 25,419,468,398.39 61,250,662,648.04 58,389,181,817.64 49,987,515,715.00 62.778.192.799.42 Pengeluaran APBD (Rp) 375,691,225,738.09 481,991,912,052.10 512,267,586,663.94 524,634,929,875.11 613.908.356.328,89 % 6,7 12,7 11,4 9,5 10,2
3.2.1 Analisis Kerangka Pendanaan Analisis ini bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama lima tahun kedepan. Adapun kapasitas riil kemampuan keuangan daerah untuk periode 2011 - 2015 tampak pada tabel berikut ini : Tabel 3.17. Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
Proyeksi No Uraian Th n+1 2011 (Rp) 1 2 3 Pendapatan Pencairan Dana Cadangan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Total Penerimaan Dikurangi : Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang wajib dan mengikat serta Prioritas Utama Kapasitas riil Kemampuan Keuangan 551.485.183.601,15 256.250.000,00 85.997.098.601,74 637.738.532.202,89 Th n+2 2012 (Rp) 565.272.313.191,18 262.656.250,00 88.147.026.066,78 653.681.995.507,96 Th n+3 2013 (Rp) 579.404.121.020,96 269.222.656,25 90.350.701.718,45 670.024.045.395,66 Th n+4 2014 (Rp) 593.889.224.046,49 275.953.222,66 92.609.469.261,41 686.774.646.530,56 Th n+5 2015 (Rp) 608.736.454.647,65 282.852.053,22 94.924.705.992,95 703.944.012.693,82
361.545.876.678,10
370.584.523.595,05
379.849.136.684,93
389.345.365.102,05
399.078.999.229,60
276.192.655.524,79
283.097.471.912,91
290.174.908.710,73
297.429.281.428,50
304.865.013.464,22
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
III - 11
daerah untuk
periode 2011-2015 dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dengan asumsi peningkatan sebesar sampai dengan 2,5% per tahun.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
III - 12
akseptabilitas
prioritas
pembangunan
sehingga
dipertanggungjawabkan secara moral dan etika birokratis . Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) di masa datang. Isu
strategis juga diartikan sebagai suatu kondisi/kejadian penting /keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya akan menghilangkan peluang apabila tidak dimanfaatkan. Karakteristik suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembagaan/keorganisasian dan menentukan tujuan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, untuk memperoleh rumusan isu-isu strategis diperlukan analisis terhadap berbagai fakta dan informasi kunci yang telah diidentifikasi untuk dipilih menjadi isu strategis. Faktor penting lain yang perlu diperhatikan dalam merumuskan isuisu strategis adalah telaahan terhadap Visi, Misi dan Program Kepala Daerah terpilih. Hal tersebut bertujuan agar rumusan isu yang dihasilkan selaras dengan cita-cita dan harapan masyarakat terhadap kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih. Sumber lain isu strategis dari lingkungan eksternal (misal, dari masyarakat, dunia swasta, perguruan tinggi, dunia riset, lembaga nonprofit, dan lain-lain) skala regional, nasional, dan internasional juga merupakan unsur penting yang perlu diperhatikan dan menjadi masukan dalam menganalisis isu-isu strategis pembangunan jangka menegah daerah.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
IV - 1
Oleh sebab itu, berikut disampaikan hal-hal yang menjadi isu lingkungan strategis yang dapat berpengaruh langsung dan tidak langsung dalam perencanaan pembangunan di Kota Mataram dalam jangka waktu lima tahun ke depan yaitu lingkungan Internasional diantaranya : Meningkatnya proses demokratisasi dan penguatan tuntutan hakhak asasi manusia. warga masyarakat Tuntutan globalisasi dan keterbukaan peran internasional dalam proses demokratisasi
penyelenggaraan negara yang mengedepankan kesetaraan dan kesamaan hak menjadi sebuah keharusan untuk saat ini dan masamasa selanjutnya. Tuntutan Hak Asasi Manusia (HAM) dalam kerangka pemenuhan kebutuhan setiap individu untuk memperoleh hak dasar kehidupan warga negara yang harus dipenuhi oleh setiap penyelenggara negara. Berkembangnya pembangunan yang berorientasi pada MDGs. Millenium Development Goals (MDG's) merupakan komitmen global para pemimpin dunia, yang meliputi delapan aspek penting yang hendak diwujudkan sampai dengan dan tahun 2015, (2) yaitu: (1)
Menghapuskan
kemiskinan
kelaparan,
Menyediakan
pelayanan pendidikan dasar untuk semua, (3) Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, (4) Menurunkan angka kematian anak, (5) Meningkatkan kesehatan ibu, (6) Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya, (7) Memastikan keberlanjutan lingkungan hidup, serta, (8) Membangun kemitraan global dalam pembangunan. Isu sumber energi alternatif. Energi yang sering kita pakai seharihari semakin lama semakin berkurang atau menipis. Karena banyaknya pemakaian yang tidak terkontrol sehingga menimbulkan kelangkaan atau bahkan habis sama sekali. Untuk itu sekarang perlu dipikirkan adanya energi alternatif untuk pengganti dari energi yang biasanya sering dipakai . Berbagai sumber energi alternatif dapat kita
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
IV - 2
manfaatkan, selain akan membantu udara untuk jadi bersih, penghematan juga akan dapat dilakukan. Isu perubahan iklim global (global warming/climate change). Perubahan iklim global telah terlihat nyata di berbagai permukaan bumi. Dampak dari proses inipun telah kita rasakan dalam berbagai bentuk. Salah satu indikasi dari perubahan iklim ini terlihat dari adanya pemansan global yang berakibat pada berubahnya arah dan kecepatan angin berdampak pada bergesernya musim. Masa tanam sulit ditentukan, selain adanya banjir pasang yang lebih intensif yang melanda pantai di Kota Mataram. Dari sisi lain, pemanasan global ini berakibat pada kenaikan muka air laut. Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang semakin pesat yang mengatasi Teknologi informasi hambatan jarak dan waktu .
alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi, serta yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Kemajuan TIK yang meliputi segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media.
Revolusi telekomunikasi membuat dunia sebagai kampung global, menghilangkan sekat batas teritorial suatu negara. Adanya saling ketergantungan membuat guncangan di sebuah negara dan kawasan bisa dalam waktu sekejap mengguncangkan negara dan kawasan lainnya. Berkembangnya dampak penyakit endemic flu burung, flu babi, fenomena gunung es virus HIV dan AIDS. Beberapa penyakit yang mengalami dampak meluas (endemis) ke seluruh wilayah Dunia dan dapat terus-menerus berevolusi yaitu virus yang mengalami
perubahan lebih besar dan masih tetap mewarisi sifat-sifat yang melekat pada virus sebelumnya. Dampak endemic virus harus dapat diantisipasi secara lebih dini, sehingga bahaya yang ditimbulkan dapat ditanggulangi.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
IV - 3
Sedangkan isu lingkungan strategis skala nasional yang dapat berpengaruh langsung dan tidak langsung dalam perencanaan
pembangunan di Kota Mataram dalam jangka waktu lima tahun ke depan adalah: Meningkatnya dinamika otonomi daerah dan politik lokal. Penerapan Undang-Undang otonomi daerah telah memberikan ruang demokrasi dan kesetaraan perlakuan antara berbagai pemangku kepentingan pembangunan (stakeholders) untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan. Tuntutan reformasi birokrasi dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Reformasi Birokrasi adalah upaya untuk melakukan pembaruan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan, terutama menyangkut aspekaspek kelembagaan, ketatalaksanaan, dan sumber daya manusia aparatur. Berbagai permasalahan/hambatan yang mengakibatkan sistem penyelenggaraan pemerintahan tidak berjalan atau
diperkirakan tidak berjalan dengan baik, harus ditata ulang atau diperbarui. Reformasi Birokrasi dilaksanakan dalam rangka
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance). Meningkatnya Gerakan Anti Korupsi dan penegakan supremasi hukum. Penegakan hukum diperlukan untuk memberikan kepastian dari suatu kebijakan atau aturan untuk memberikan rasa keadilan bagi masyarakat. Penegakan hukum juga diperlukan sebagai alat paksa agar kebijakan dan aturan tersebut dipatuhi dan dilaksanakan. Penegakan hukum di bidang pemberantasan korupsi diharapkan dapat mendukung pencapaian tujuan terciptanya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Masih rendahnya daya saing dan produktivitas nasional . Daya saing sangat terkait dengan kemampuan masyarakat baik secara individu maupun kolektif untuk berupaya meraih prestasi, memiliki kompetensi dan kemampuan berinovasi menjawab tantangan zaman.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
IV - 4
Isu masih rendahnya daya saing harus menjadi perhatian Pemerintah untuk diatasi, karena daya saing dapat menjadi motivasi untuk mecapai kemajuan dan produktivitas nasional yang tinggi. Krisis energi listrik. Saat ini, ketersediaan sumber energi listrik tidak mampu memenuhi peningkatan kebutuhan listrik di Indonesia. Terjadinya pemutusan sementara dan pembagian energi listrik secara bergilir merupakan dampak dari terbatasnya energy listrik yang dapat disupply oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Hal ini terjadi karena laju pertambahan sumber enegri baru dan pengadaan pembangkit tenaga listrik tidak sebanding dengan peningkatan konsumsi listrik. Dalam menentukan data atau informasi yang akan dijadikan isu strategis dilakukan dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut 1) Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran pembangunan nasional; 2) Merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah; 3) Luasnya dampak yang ditimbulkannya terhadap publik; 4) Memiliki daya ungkit untuk pembangunan daerah; 5) Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola; dan 6) Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.
4.1 . Permasalahan Pembangunan Dalam kurun waktu satu dekade terakhir, pertumbuhan
pembangunan di Kota Mataram melaju dengan pesat, dengan rata-rata 78% per tahun. Sebagai dampak ikutan dari laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini, menimbulkan berbagai permasalahan khas perkotaan yang dipicu oleh migrasi penduduk yang sangat tinggi, daya dukung lingkungan dan sarana prasarana (infrastruktur) perkotaan yang makin terbatas serta makin tingginya tuntutan akan kualitas pelayanan kepada masyarakat yang semakin baik dan optimal.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
IV - 5
Dalam mengidentifikasi permasalahan strategis yang dihadapi oleh Kota Mataram, dilakukan berdasarkan pendekatan 4 (empat) aspek yaitu (a) Aspek geografis dan demografi; (b) Aspek Kesejahteraan rakyat; (c) Aspek pelayanan dan (d) Aspek daya saing. A. Aspek Geografis dan Demografis 1. Jumlah penduduk mencapai 398.082 pertumbuhan penduduk mencapai jiwa dan 1,8% per laju tahun
menggambarkan tingginya tingkat kepadatan penduduk Kota Mataram yang mencapai angka rata-rata 6.126 jiwa/km2 pada 2009. 2. Alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi non pertanian cukup tinggi di Kota Mataram. Hal ini dibuktikan dengan berkurangnya lahan pertanian seluas 4,8 Ha per tahun. Tingginya pengalihan fungsi lahan disebabkan oleh tingginya permintaan pemanfaatan lahan pertanian menjadi non pertanian dan pengendalian ruang di Kota Mataram belum memiliki payung hukum yang kuat karena Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 1995 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang hanya berlaku selama 10 tahun. Selama belum ditetapkannya Perda RTRW, penataan ruang didasarkan pada Peraturan Walikota Mataram Nomor 25/PERT/2006 tentang Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kota Mataram. Di masa depan, hal ini
diharapkan dapat diantisipasi dengan lahirnya Perda RTRW Kota Mataram Tahun 2010-2030. 3. Masih tingginya permukiman padat dan kumuh di Kota Mataram. Menurut data luas kawasan kumuh di Kota Mataram seluas 18,65 hektar yang tersebar di 6 kecamatan dan meliputi 18 kelurahan. Permukiman padat, kumuh dan miskin tersebut nampak di sepanjang sungai, terutama di sepanjang Sungai Jangkok. Sedangkan permukiman di kawasan pantai umumnya merupakan perkampungan nelayan yang memang belum tertata dengan baik.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
IV - 6
Sebagai dampak akumulatif dari empat masalah ini adalah makin tingginya luasan dan jumlah titik genangan air serta banjir di Kota Mataram. pesisir pantai Ancaman tahunan khususnya bagi masyarakat Ampenan adalah bencana abrasi yang sulit
B.
Aspek Kesejahteraan Rakyat 1. Masalah-masalah kesehatan yang masih dihadapi dan perlu mendapat perhatian lebih lanjut di antaranya adalah tingginya angka kematian ibu dan bayi, penyebaran penyakit menular serta status gizi bayi dan balita. Tahun 2009 tercatat jumlah
kasus kematian ibu meningkat menjadi 14 kasus dari 5 kasus pada tahun 2008. Sedangkan kasus kematian bayi pada tahun 2009 berjumlah 23 kasus yang sebagian besar disebabkan karena berat badan lahir rendah dan sesak nafas (asfiksia). Permasalahan kesehatan lainnya adalah tingginya kasus demam berdarah yaitu sebanyak 660 kasus dan ditemukannya 48 kasus gizi buruk. Hal tersebut menunjukkan perlunya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat masyakat serta peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan. 2. Kemajuan pembangunan Kota Mataram berdampak pada tingginya urbanisasi karena daya tarik para pencari kerja untuk berburu lapangan pekerjaan di Kota Mataram. Tidak saja dari penduduk kota Mataram, tetapi penduduk dari luar Kota Mataram. Dominasi peningkatan jumlah penduduk akibat jumlah migrasi penduduk dari luar ke Kota Mataram. Pada 2009, jumlah migrasi penduduk ke Kota Mataram berjumlah 12.605 jiwa, angka ini jauh lebih besar dari pertambahan penduduk dari selisih jumlah kelahiran dan kematian pada tahun yang sama sebesar 1.231 jiwa. Sementara jika dilihat data penduduk menurut struktur penduduk Kota Mataram pada kelompok usia produktif (15-64 tahun) berjumlah 64.2%, namun kelompok ini
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
IV - 7
memiliki akses yang lemah terhadap pasar kerja dan sektor produktif. Sehingga hal ini menyebabkan tingginya angka pengangguran di Kota Mataram. Akibatnya tingginya angka pengangguran dan keterbatasan lapangan kerja, angka
kemiskinan juga belum dapat dikurangi secara signifikan. Angka kemiskinan mencapai 39% dari jumlah penduduk.
C.
pengawasan penyelenggaraan pendidikan. Masalah ini selalu mencuat ketika masa penerimaaan siswa baru setiap tahun ajaran baru dimulai. Hal ini dipicu akibat adanya dikotomi istilah sekolah favorit dan non favorit. Dengan argumentasi bahwa ada ketimpangan kualitas pendidikan antara sekolah favorit dengan non favorit. Sehingga jumlah siswa di sekolah favorit melebihi kapasitas sementara di sekolah lain kekurangan siswa. Akhirnya kondisi ini cenderung dimanfaatkan untuk praktek penerimaaan siswa baru secara tidak transparan dan untuk itu diperlukan pengawasan dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya pendidikan dasar dan menengah. 2. Belum optimalnya akses dan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya. Pelayanan kesehatan di Kota Mataram dilayani dengan 8 rumah sakit umum pemerintah dan swasta, serta 9 puskesmas (4 puskesmas perawatan dan 5 puskesmas non perawatan), 16 puskesmas pembantu (pustu) serta 18 poskesdes. Namun hal ini tidak diimbangi dengan ketersediaan tenaga SDM dengan jumlah dan kompetensi yang memadai sehingga pelayanannya menjadi belum optimal. Disisi lain akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin juga masih perlu ditingkatkan. 3. Belum optimalnya Pelayanan perijinan (kurang cepat dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
IV - 8
perijinan, pemerintah Kota Mataram telah membentuk unit organisasi Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) dengan menerapkan sistem one stop services (satu pintu). Namun dalam implementasinya masih menemui hambatan biroktaris dan pada akhirnya justru memperpanjang birokrasi karena ada beberapa ijin yang masih memerlukan pengawasan dan pengendalian yang ketat dari instansi teknis sehingga pihak Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu tidak bisa memproses dalam waktu yang cepat. Sementara tarif perijinan sesungguhnya secara jelas tertera sesuai dengan peraturan daerah yang menjadi dasar mayarakat
cenderung memakai jasa perantara yang memungut biaya jasa diluar tarif resmi sehingga ada kesan tarif perijinan menjadi tidak pasti. 4. Belum optimalnya pelayanan air bersih bagi masyarakat miskin. Salah satu masalah pelayanan infrastruktur dasar (utilitas) masyarakat perkotaan adalah air bersih. Di Kota Mataram dalam waktu 5 tahun mendatang masalah ini akan menjadi krusial mengingat tingginya demand (permintaan) dari permukiman baru. Sementara itu sumber air bersih dari air tanah (sumur gali) berdasarkan uji laboratorium ditemukan 90% tidak layak konsumsi karena tercemar bakteri dan logam. Akibatnya akan terjadi ketimpangan supply (kebutuhan) air bersih yang
diperuntukan bagi masyarakat mikin dan kumuh yang aksesnya terhadap air PDAM masih rendah. Oleh sebab itu tantangan pemerintah Kota Mataram adalah ketersediaan air bersih murah bagi menjamin akses dan masyarakat miskin,
khususnya di pemukiman padat dan kumuh. 5. Belum optimalnya pelayanan persampahan. Volume sampah di Kota Mataram secara signifikan meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas rumah tangga di wilayah pemukiman baru, serta kawasan perdagangan dan jasa yang tumbuh secara
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
IV - 9
merata di wilayah kota. Menurut data tahun 2009 , volume sampah mencapai 1.080 m3 dan yang mampu diangkut 813 m3 sehingga ada sisa 267 m3, yang menyebabkan polusi udara dan pencemaran lingkungan. Hal ini disebabkan kemampuan dan keterbatasan sarana prasarana serta prilaku masyarakat yang belum memiliki pengetahuan pengelolaan sampah berbasis partisipasi masyarakat. 6. Belum optimalnya pelayanan pendidikan dan kebudayaan yang berbasis nilai dan kearifan lokal. Masyarakat perkotaan dengan segala perilaku dan gaya hidupnya yang cenderung industrialis sangat merindukan ruang dan media ekspresi kebudayaan yang berbasis kearifan lokal. Keterbatasan ruang publik dan ruang ekspresi dapat menyebabkan kegersangan jiwa dan spiritualitas bagi masyarakat perkotaan. 7. Kurang tersedianya sarana prasarana pendukung untuk
ketertiban dan keselamatan berlalu lintas. Masalah kemacetan dan keselamatan berlalu lintas menjadi isu terkini di Kota Mataram, kondisi tersebut ditandai dengan munculnya lokasilokasi rawan kemacetan dan masih tingginya angka kecelakaan. Disamping disebabkan oleh penambahan volume kendaraan bermotor baik kendaraan roda 2 maupun kendaraan roda 4 yang tidak sebanding dengan peningkatan kapasitas jalan. Selain itu, kemacetan dan keselamatan juga disebabkan oleh perilaku pengendara yang tidak mematuhi tata tertib berlalu lintas, serta pengelolaan manajemen jalan raya yang belum optimal.
D.
Aspek Daya Saing 1. Tingkat ketergantungan daerah masih sangat tinggi. APBD kecil dan sangat tergantung pada Dana Alokasi Umum (DAU), sementara kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap APBD sangat rendah (di bawah 10 %), untuk itu diperlukan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
IV - 10
pendapatan sehingga secara bertahap 5 tahun kedepan kontribusi PAD terhadap APBD diatas 10%.
1. 2007 421.776.088.137,06 2. 2008 445.137.419.571,26 3. 2009 472.006.024.122,11 4. 2010 613.908.356.328,89 Sumber: APBD Kota Mataram,2011.
2. Infrastruktur yang tidak mendukung investasi. Hal ini dapat dibuktikan dengan masih terbatasnya ketersediaan listrik dan air bersih khususnya bagi kawasan pengembangan baru. Dalam waktu yang tidak lama lagi dengan pemindahan Bandara Selaparang ke Bandara Internasional Lombok (BIL) maka perlu diantisipasi jauhnya jarak tempuh akses transportasi ke bandara, karena ini akan member dampak bagi naiknya biaya masuk dan keluarnya barang dan jasa dari dan keluar Kota Mataram.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
IV - 11
Termasuk pula, masih terbatasnya ketersediaan ruang publik, gedung ekspo dan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Excibition). 3. Pelayanan perijinan yang belum didasarkan pada standar pelayanan minimum yang dipersyaratkan khususnya dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat, disamping itu, belum adanya pedoman untuk insentif dalam berinvestasi serta masih lemahnya data dan informasi peluang investasi. 4. Belum sesuainya keahlian tenaga kerja lokal dengan potensi pengembangan ekonomi unggulan, Rendahnya motivasi dan kreativitas kerja, Belum terbentuknya pola pikir yang maju, Belum terbentuknya budaya kerja keras.
4.2. Isu-isu Strategis Daerah Untuk menentukan berbagai isu strategis ini, telah dilakukan analisis terhadap permasalahan pembangunan yang ditinjau dari empat aspek yakni aspek geografi dan demografi, aspek
kesejahteraan rakyat, aspek pelayanan masyarakat dan aspek daya saing. Berdasarkan hasil identifikasi, analisis masalah, sinergitas
antar masalah, serta dalam rangka lebih terfokusnya intervensi program pembangunan maka dirumuskanlah isu-isu strategis
menjadi tiga kelompok sesuai dengan tiga program unggulan Kota Mataram, sebagai berikut: 1. Isu Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam rangka meningkatkan daya saing daerah. a. Lemahnya kualitas SDM dalam mendorong daya saing daerah. Hal ini tercermin dari kualitas tenaga kerja yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, sehingga berdampak pada lemahnya produktivitas
pembangunan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
IV - 12
b.
Rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini terlihat dari masih belum optimalnya beberapa indikator kualitas kesehatan masyarakat yang berimplikasi pada rendahnya daya dukung pembangunan.
c.
Terbatasnya media ekspresi dan ruang apresiasi bagi masyarakat. Hal ini terlihat dari minimnya produksi kreatif, sehingga berdampak pada lemahnya daya dukung
pembangunan. d. Lemahnya kualitas pelayanan publik di bidang Pendidikan, Kesehatan, Perijinan, Kependudukan dan Catatan Sipil. Hal ini terlihat dari masih belum optimalnya penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang berdampak pada rendahnya kepuasan masyarakat atas pelayanan yang diberikan.
2. Isu
Pemberdayaan
Ekonomi
Rakyat
berbasis
Potensi
Ekonomi Lokal a. Tingginya angka kemiskinan. Meskipun angka kemiskinan Kota Mataram jauh lebih rendah dari kabupaten lain di NTB, namun angka nominal tersebut masih cukup besar
(berdasarkan data PPLS (Pendataan Program Perlindungan Sosial) BPS-tahun 2008 sejumlah 25.686 KK/89.647 Jiwa). Dalam tiga tahun terakhir, jumlah penduduk dengan miskin jumlah
perkotaan
lebih
banyak
dibandingkan
ketergantungan pada pemerintah pusat. Hal ini tercermin dari masih rendahnya kemampuan PAD (dibawah 10%) dan tingginya ketergantungan APBD Kota Mataram yang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
IV - 13
3. Peningkatan Daya Dukung Infrastruktur Perkotaan dalam rangka Pencapaian Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat. a. Lemahnya akses pelayanan publik di bidang Pendidikan, Kesehatan, Perijinan, Kebersihan, Sanitasi, Air Bersih, Kependudukan dan Catatan Sipil. b. Tingginya potensi bencana alam banjir/genangan dan abrasi di wilayah kota. Hal ini tercermin dari masih terdapatnya . titik genangan yang tersebar di beberapa wilayah kota terutama pada saat musim penghujan. Sedangkan abrasi masih dirasakan oleh masyarakat kawasan pesisir pada musim angin barat. c. Masih tingginya luas kawasan permukiman Padat, Kumuh, dan Miskin (PAKUMIS). Hal ini tercermin dari masih luasnya kawasan kumuh di Kota Mataram (18,65 ha) yang tersebar di enam kecamatan dan meliputi 18 kelurahan. d. Tingginya kemacetan lalu lintas (pada waktu dan lokasi tertentu). Hal ini tercermin pada saat masuk/pulang
sekolah/kerja di beberapa ruas jalan. e. Terbatasnya sarana dan prasarana pendukung daya saing daerah. Hal ini dapat dilihat dari masih kurangnya jumlah fasilitas expo, workshop bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition).
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
IV - 14
Indikator kinerja daerah adalah indikator kinerja yang mencerminkan keberhasilan penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan. Dalam hal ini, indikator kinerja daerah lebih menggambarkan tujuan akhir dari pelaksanaan pemerintahan yang ditunjukkan dengan paramater kualitas manusia yang secara internasional diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Untuk mengevaluasi kinerja daerah dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dipergunakan beberapa aspek sebagai tolok ukur. Aspek-aspek tersebut meliputi (1) aspek kesejahteraan masyarakat, dengan fokus kesejahteraan ekonomi, kesejahteraan sosial dan seni budaya dan olah raga, (2) aspek pelayanan umum. Tabel 9.1. Indikator Kinerja Pembangunan Menurut Sasaran Strategis
N No 1 1 MISI PERTAMA :
SASARAN
INDIKATOR KINERJA
Meningkatkan rasa AMAN masyarakat Kota Mataram yang ditunjukkan dengan kehidupan yang kondusif, dinamis, dan harmonis yang dilandasi nilai agama dan budaya
1. Terwujudnya kerukunan hidup bermasyarakat yang saling berterima. 2. Terselenggaranya pelaksanaan pembangunan, pelayanan, dan pemeritahan dengan lancar. 3. Terwujudnya keamanan dan kepastian dalam berinvestasi. Menurunnya konflik suku, agama, ras dan antar golongan. Berkurangnya keluhan masyarakat terhadap pelayanan. 1. Menurunnya konflik di masyarakat. 2. Tersedianya produk hukum dalam berinvestasi.
IX -1
MISI KEDUA :
Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang handal dan religius untuk mendorong daya saing daerah.
1. Terwujudnya kesetaran gender di berbagai aspek. 1. Indeks Pembangunan gender. 2. Menurunnya kesenjangan antara perempuan dan laki-laki 1. Ratio jumlah penduduk pencari kerja dengan lapangan usaha. 2. Ratio jumlah angkatan kerja dengan lapangan usaha. 1. Pelesetarian nilai-nilai budaya. 3. Tingginya kesadaran masyarakat terhadap budaya. 1. Meningkatnya kualitas pendidikan.
4. Terlatih, terdidik dan terbinanya SDM yang berdaya saing. 5. Terlatihnya masyarakat miskin untuk pengembangan usaha dan penciptaan lapangan usaha. 6. Terwujudnya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
1. Berkurangnya angka kemisikinan 2. Terciptanya lapangan usaha bagi masyarakat miskin. 1. Meningkatnya pola hidup bersih dan sehat serta peran serta masyarakat dalam kesehatan. 2. Meningkatnya kesehatan ibu, anak dan status gizi masyarakat. 3. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan. 4. Menurunnya angka kesakitan dan kematian karena penyakit khususnya penyakit menular.
MISI KETIGA :
Memberdayakan ekonomi rakyat berbasis potensi lokal yang berkelanjutan untuk meningkatkan kemandirian daerah.
1. Terwujudnya masyarakat yang sejahtera. 2. Terwujudnya pemerataan pendapatan masyarakat. 3. Terwujudnya system ekonomi yang berbasis kerakyatan dalam mengembangkan potensi sektor unggulan daerah. 4. Terwujudnya sistem dan akses permodalan bagi UMKM. Meningkatnya daya beli masyarakat. Meningkatnya pendapatan masyarakat
IX -2
MISI KEEMPAT :
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik dan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Masyarakat Berdasarkan Prinsip Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance).
1. Terwujudnya Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan Standar Pelayanan Publik (SPP). 2. Terlaksananya penerapan SPM dan SPP dibidang, kesehatan, perijinan, kebersihan, air bersih, kependudukan dan catatan sipil. 3. Terwujudnya pemerataan askes masyarakat terhadap pelayanan, kesehatan, perijinan, kebersihan, air bersih, kependudukan dan catatan sipil. Pembentukan produk hukum tentang SPM dan SPP. Penerapan Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan Standar Pelayanan Publik (SPP). Penciptaan pelayanan yang baik dan lancar di setiap kelurahan dan Kecamatan
MISI KELIMA :
IX -3
No.
2012 (5)
2013 (6)
2014 (7)
A.
1. 1.1
1.2. Laju inflasi (%) 1.3. 1.4. 2. 2.1 2.1.1 PDRB per kapita (Rp.) Rasio Penduduk miskin (%) Kesejahteraan Sosial Pendidikan Angka melek huruf (%)
91,81 9,50
99,54 10,00
99,60 10,50
99,65 11,00
99,70 11,50
99,80% 12
Angka rata-rata lama 2.1.2. sekolah (%) 2.1.3. Angka Partisipasi Kasar - SD/MI - SLTP/MTs - SMA/SMK/MA 2.1.4. Angka Partisipasi Murni - SD/MI - SLTP/MTs - SMA/SMK/MA 2.1.5. Rasio Angka Pendidikan yang ditamatkan Kesehatan
>105.27 > 114.19 > 116.96 > 89.68 > 79.01 > 79.97 96,64
>105.27 > 114.19 > 116.96 > 89.68 > 79.01 > 79.97 96,78
>105.27 > 114.19 > 116.96 > 89.68 > 79.01 > 79.97 96,91
>105.27 > 114.19 > 116.96 > 89.68 > 79.01 > 79.97 97,05
>105.27 > 114.19 > 116.96 > 89.68 > 79.01 > 79.97 97,18
2.3.
Angka Kelangsungan 2.3.1. Hidup Bayi per / 1000 kelahiran hidup (%) 2.3.2. Angka Usia Harapan Hidup (Th)
39 68,60 2
39 68,60 2
IX -4
No.
Kondisi Kinerja pada Indikator Kinerja Daerah awal periode Kota Mataram RPJMD Thn 2010 2011 (4) 21,59
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 2015 (8) 12,59 9,59 (9)
2014 (7)
(2)
(3) 21,59
2.4.1. Rasio Penduduk Miskin (%) 2.4. 2.4.1. 2.4.2. Kesempatan Kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja(%) Angka Partisipasi Kerja (%) Angka Kriminalitas Rasio Kriminalitas (%) Fokus Seni dan Budaya Rasio Group Kesenian / 10.000 penduduk Rasio Gedung Kesenian / 10.000 penduduk Rasio Klub Olahraga / 10.000 penduduk Rasio Gedung Olah Raga /10.000 penduduk ASPEK PELAYANAN UMUM Pelayanan Urusan Wajib 1. 1.1. Pendidikan Pendidikan dasar: a. Angka Sekolah (%) Partisipasi
72,76 64,75
76,27 65,40
78,02 65,73
79,78 66,05
81,54 66,38
83,29 66,71
0,14
0,13
0,12
0,11
0,11
0,10
B.
b. Rasio Ketersediaan Sekolah (%) c. Rasio guru/murid d. Rasio guru/murid kelas rata-rata 1.2. Pendidikan Menengah 1. APS 2. Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah (%) 3. Rasio murid guru terhadap per
1:32:40
77,90 1 : 384
80,05 1 : 360
94 1 : 336
96 1 : 312
98 1 : 288
100 1 : 252
1:32 1:32:35
1:30 1:13:35
1:28 1:13:32
1:26 1:13:32
1:24 1:13:32
1:21 1:13:32
IX -5
No.
Kondisi Kinerja pada Indikator Kinerja Daerah awal periode Kota Mataram RPJMD Thn 2010 2011 (4) 96,5 97,5
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 2015 (8) 99,5 (9)
2014 (7)
(1)
(2) 5. Penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf 95,5 (tidak buta aksara) (%)
(3)
1.3. Fasilitas Pendidikan 1. Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik Kondisi Sekolah SMP/MTs Kondisi Sekolah SMA/SMK/ MA 2.401 1.761 1.087 2.451 1.791 1.107 2.501 1.821 1.127 2.551 1.851 1.147 2.601 1.881 1.167 2.651 1.921 1.187
2. 3. 1.4.
PAUD Jumlah Siswa pada jenjang TK/RA/Penitipan Anak Jumlah anak usia 4 6 Tahun x100% (%) 6.386 6.450 6.515 6.580 6.646 6.712
1.5. Angka Putus Sekolah 1. SD/MI 2. SMP/MTs 3. SMA/SMK/MA 1.6. Angka Kelulusan 1. Angka Kelulusan SD/MI (%) 2. Angka Kelulusan SMP/MTs (%) 3. Angka Kelulusan SMA/SMK/MA (%) 4. Angka Melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs (%) 5. Angka Melanjutkan dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA (%) 6. Guru yang memenuhi Kualifikasi S1/D-IV (%) 2. 2.1 2.2 Kesehatan Rasio Posyandu per satuan balita Rasio Puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk x 1000 Rasio RS per penduduk x 1000 satuan 116,76 1 : 16.1092 115,91 1 : 15.779 114,71 1 : 15.496 112,72 1 : 15.238 109,73 1 : 15.004 104,74 1 : 14.791 99,99 94,76 96,47 101,25 111,12 86,29 99,99 95 97 105 110 87 99,99 95,5 97 105 110 88 99,99 96 97 105 110 89 99,99 96,5 97 105 110 90 99,99 97 97 105 110 91 18 32 229 16 30 135 16 30 100 16 25 60 16 20 60 16 20 60
2.3
1 : 25.143 1 : 8.046
1 : 25.641 1 : 6.838
1 : 26.149 1 : 6.312
1 : 26.667 1 : 5.977
1 : 27.194 1 : 5.689
1 : 27.733 1 : 5.439
2.4
IX -6
No.
Kondisi Kinerja pada Indikator Kinerja Daerah awal periode Kota Mataram RPJMD Thn 2010 2011 (4) 13,40 65
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 2015 (8) 12,71 50 12,48 40 (9)
2014 (7)
(2) Rasio tenaga medis per satuan penduduk x 1000 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani (%) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (%) Cakupan kelurahan UCI (%) Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan (%) Penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA (%) Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin (%) Cakupan (%) kunjungan bayi
(3) 13,42 70
91 97 100
93 98 100
94 99 100 96
95 100 100 97
97 100 100 97
98 100 100 98
94
95
2.11
3,22
3,35
3,40
3,65
3,80
4,05
2.12
78
80
82
89
95
99
2.13
Cakupan puskesmas (jumlah puskesmas /jumlah seluruh kecamatan x 100% (%) Cakupan pembantu puskesmas (jumlah pembantu puskesmas /jumlah seluruh kelurahan x 100% (%)
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5
2.14
0,18
0,18
0,18
0,18
0,18
0,18
Incident Rate DBD/100.000 penduduk Penemuan kasus TB BTA pos (CDR) Kesembuhan penderita TB ATA pos (cure rate) Klien klinik VCT test HIV Prevalensi HIV AIDS per 10.000 penduduk yang beresiko
3. 3.1 Pekerjaan Umum Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik (%)
260 50 75
250 55 77
240 60 80
230 65 82
220 70 85
210 75 87
70
75
80
85
90
95
<2
<2
<2
<2
<2
<2
64,96
63,35
66,15
69,15
72,50
75,25
IX -7
No.
Kondisi Kinerja pada Indikator Kinerja Daerah awal periode Kota Mataram RPJMD Thn 2010 2011 (4) 30,25 2,00 72,15 31,25 4,01 0,73 0,25
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 2015 (8) 36,50 2,00 76,10 34,15 5,50 0,74 0,22 38,00 2,00 77,10 35,20 6,00 0,74 0,21 (9)
2014 (7)
(2) Persentase jaringan irigasi yang berfungsi(%) Rasio tempat ibadah per satuan penduduk (%) Persentase rumah tinggal bersanitasi
Rasio TPU per satuan 3.5 penduduk per 1000 penduduk 3.6 Rasio pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk
3.7 Rasio rumah layak huni 3.8 Rasio permukiman layak huni
Panjang jalan dilalui roda 4 ( 3.9 Jumlah panjang jalan (Km)/ Jumlah penduduk) 3.10 3.11 Panjang jalan kota dalam kondisi baik (>40 km/jam) Sempadan sungai yang dipakai bangunan liar (%)
3.063,06
3,545,88 0,50 44,65 40,50 27,50 29,00 40,50 27,50 29,00 0,50
Drainase dalam kondisi 3.12 baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat (%) 3.13 3.14 Luas irigasi Kota dalam kondisi baik (%) Luas Kawasan Kumuh Luas Wilayahx100% (%) Perumahan Jumlah rumah tangga pengguna air bersih / jumlah seluruh rumah tangga x 100% (%)
4.
4.1
33,47
33,85
34,12
34,75
35,15
35,80
35,80
Jumlah rumah tangga pengguna listrik / Jumlah 4.2 seluruh rumah tangga x100% (%) Luas lingkungan 4.3 permukiman kumuh/ Luas wilayah x 100% (%)
73
73
73
80
85
85
85
30,42
30,05
30,0
29,50
29,25
29,00
29,00
IX -8
No.
Kondisi Kinerja pada Indikator Kinerja Daerah awal periode Kota Mataram RPJMD Thn 2010 2011 (4) 74,00
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 2015 (8) 75,40 75,50 (9) 75,50
2014 (7)
(1)
(2)
(3) 73,00
Jumlah rumah layak huni/ 4.4 Jumlah seluruh rumah x 100% (%) 5. 5.1 Penataan Ruang Luas RTH/Luas Wilayah x 100%
18,69
18,80
19,00
19,20
19,45
19,75
19,75
37,15
38,50
40,20
40,50
41,50
42,00
42,00
Tersedianya dokumen 6.1 perencanaan Pembangunan Tahunan(%) Tersedianya Dokumen 6.2 Perencanaan Teknis Strategis (%) Jumlah program RKPD Tahun berkenaan / Jumlah 6.4 program RPJMD yang harus dilaksanakan Tahun berkenaan x100%
100
100
100
100
100
100
50
65
70
80
90
100
100
100
100
100
100
100
7. 7.1
Perhubungan Jumlah arus penumpang angkutan umum 685.830 0,115 1.252 685.830 0,115 1.252 685.830 0,115 1.252 685.830 0,115 1.252 685.830 0,115 1.252 685.830 0,115 1.252 685.830 0,115 1.252
7.2 Rasio ijin trayek 7.3 Jumlah uji kir angkutan umum Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis
7.4
Jumlah angkutan darat / 7.5 Jumlah penumpang angkutan darat x 100% 7.6 Kepemilikan KIR angkutan umum
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
13.348
13.348
13.348
13.348
13.348
13.348
13.348
IX -9
No.
Kondisi Kinerja pada Indikator Kinerja Daerah awal periode Kota Mataram RPJMD Thn 2010 2011 (4) 15 menit
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 2015 (8) 15 menit (9) 15 menit
(1) 7.7
(2) Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) (jam) Pemasangan Rambu-rambu (%)
(3) 15 menit
7.8
1,9
2,0
2,0
2,0
2,0
2,0
2,0
8. 8.1.
Lingkungan Hidup Persentase penanganan sampah (%) Persentase Penduduk berakses air minum (%) Persentase Luas pemukiman yang tertata (%) Cakupan penghijauan Sumber Mata Air (%) 76,19 78 80 83 84 85 85
8.2.
81,29
81,40
81,60
81,80
82
83
83
8.3.
37,24
38
39
40
41
42
42
8.4.
13.3
20
40
60
80
100
100
Tempat pembuangan 8.5. sampah (TPS) per satuan penduduk (%) Cakupan jumlah usaha dan atau kegiatan yang mentaati persyaratan 8.6. administratif dan teknis pencegahan pencemaran air (%) Cakupan jumlah usaha dan atau kegiatan yang memenuhi persyaratan 8.7. administratif dan teknis pengendalian pencemaran udara (%) Persentase jumlah pengaduan masyarakat 8.8. akibat adanya dugaan pencemaran dan atau perusakan lingkungan (%) Cakupan jumlah usaha dan 8.9. atau kegiatan yang telah memiliki dokumen lingkungan (satuan jumlah
30
30
30
30
30
30
30
10
20
40
60
80
100
100
10
20
40
60
80
100
100
85,71
90,00
95,00
100
100
100
100
50
60
70
80
90
100
100
IX -10
No.
Kondisi Kinerja pada Indikator Kinerja Daerah awal periode Kota Mataram RPJMD Thn 2010 2011 (4)
2012 (5)
2013 (6)
2014 (7)
(1)
(3)
9.
9.1 Tertib Pertanahan (%) 9.2 Penyelesaian kasus tanah Negara (%)
10.
86
87
88
89
90
90
10.2
Rasio bayi berakte kelahiran (%) Rasio pasangan berakte nikah (%)
80
81
82
83
84
85
85
10.3
100 85 80
100 86 81
100 87 82
100 88 83
100 89 84
100 90 85
100 90 85
10.4 Kepemilikan KTP (%) 10.5 Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk
11
Persentase partisipasi 11.1 perempuan di lembaga pemerintah (%) 11.2 Partisipasi perempuan di lembaga swasta (%)
75 0,65 -
76 0,625 -
78 0,61 -
79 0,6 -
80 0,56 -
80 0,5 -
11.3 Rasio KDRT (%) 11.4 Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan 11.6 dan anak dari tindakan kekerasan
150
150
150
150
150
150
IX -11
No.
Kondisi Kinerja pada Indikator Kinerja Daerah awal periode Kota Mataram RPJMD Thn 2010 2011 (4)
2012 (5)
2013 (6)
2014 (7)
(1)
(3)
12.
Cakupan Pasangan Usia 12.1 Subur (PUS) yang istrinya dibawah 20 tahun (%) Cakupan Pasangan Usia 12.2 Subur (PUS) menjadi peserta KB aktif (%) Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) yang ingin berKB tidak terpenuhi (unmeet need) (%)
6,00
5,50
5,00
4,75
4,50
4,50
70
70
70
70
70
70
12.3
15,79
15,25
13,25
12,50
11,50
10,50
12.4 Cakupan anggota bina keluarga balita ber-KB (%) Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) peserta KB anggota usaha peningkatan 12.5 pendapatan keluarga sejahtera (UPPKS) yang ber-KB (%) Rasio petugas lapangan keluarga berencana 12.6 (PLKS/PKB)-petugas di setiap kelurahan Ratio pembantu pembina keluarga berencana 12.7 (PPKBD) 1 (satu) petugas di setiap kelurahan 13. Sosial Sarana sosial seperti panti 13.1 asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi 13.2 PMKS yg memperoleh bantuan soSial
70
70
70
70
70
70
70
71
72
75
85
85
42
42
44
46
48
50
50
50
50
50
50
50
16
16
16
16
17
18
IX -12
No.
Kondisi Kinerja pada Indikator Kinerja Daerah awal periode Kota Mataram RPJMD Thn 2010 2011 (4)
2012 (5)
2013 (6)
2014 (7)
(1)
(2)
(3)
14. Ketenagakerjaan Rasio Penduduk bekerja 14.1 terhadap angkatan kerja kerja (%) 14.3 Tingkat partisipasi angkatan kerja (%) Pencari kerja yang ditempatkan Tingkat pengangguran terbuka (%) 89,22 77,01 77,01 77,01 77,01 77,01
14.4
14.5
15. 15.1
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Persentase koperasi aktif (%) 75 1 7057 75 1 80 1 80 1 85 1 85 1
7,379
7,700
8,022
8,343
7,379
16. Penanaman Modal 16.1 Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) PMA : 16 PMDN : 38 Jml : 54 PMA : 16 PMDN : 38 Jml : 54 PMA : 16 PMDN : 38 Jml : 54 PMA : 17 PMDN : 40 Jml : 57 PMA : 17 PMDN : 40 Jml : 57 PMA : 17 PMDN : 40 Jml : 57
Jumlah nilai investasi 16.2 berskala nasional (PMDN/PMA) Rasio daya serap tenaga kerja *) 16.3 (PMA) = (PMDN) =
IX -13
No.
Kondisi Kinerja pada Indikator Kinerja Daerah awal periode Kota Mataram RPJMD Thn 2010 2011 (4) 235 235
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 2015 (8) 235 235 (9)
2014 (7)
(1) 17.2
(3)
18. Pemuda dan Olah Raga 18.1 Jumlah organisasi pemuda 18.2 Jumlah organisasi olahraga 18.3 Jumlah kegiatan kepemudaan 31 25 14 19 3 31 25 14 19 3 31 25 14 19 3 31 25 14 19 3 31 25 14 19 3 31 25 14 19 3 25 14 19 3
18.4 Jumlah kegiatan olahraga 18.5 Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta)
6,7
9,7
10,7
12,7
14,7
16,7
6,7
19.
Kegiatan Pembinaan 19.1 terhadap LSM, Ormas dan OKP 19.2 Kegiatan pembinaan politik daerah
6 keg
6 keg
6 keg
6 keg
6 keg
6 keg
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan 20. Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 20.1 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk 2.20 35.22 2,09 35.22 2,11 35.22 2,14 35.22 2,16 35.22 2,18 2,19 35.22
20.2
IX -14
No.
Kondisi Kinerja pada Indikator Kinerja Daerah awal periode Kota Mataram RPJMD Thn 2010 2011 (4) 7.68 7.68
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 2015 (8) 7.68 7.68 (9)
2014 (7)
(1) 20.3
(3)
Sistem informasi Pelayanan 20.4 Perijinan dan adiministrasi pemerintah (Ada tidak) Penegakan PERDA 20.5 Jumlah penyelesaian penegakan PERDA / Jumlah pelanggaran PERDA x100% Cakupan patroli petugas Satpol PP 20.6 Jumlah patroli petugas Satpol PP pemantauan dan penyelesaian pelanggaran K3 dalam 24 Jam 20.7 Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) Cakupan pelayanan bencana kebakaran 20.8 Jumlah mobil pemadam kebakaran / Jumlah pendudukx100% (%) Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) Jumlah ketepatan waktu tindakan pemadam kebakaran( < 1 jam setelah pengaduan)Jumlah kejadian kebakaranx100% (%) 5.310
3 SIM
6 SIM
9 SIM
12 SIM
15 SIM
18 SIM
46%
56%
66%
76%
86%
96%
1,64
1,80
1,98
2,18
2,40
2,64
2,91
5.310
5.310
5.310
5.310
5.310
0,0011
0,0011
0,0011
0,0011
0,0011
0,0011
8 unit
8 unit
8 unit
9 unit
9 unit
9 unit
15 menit
15 menit
15 menit
15 menit
15 menit
15 menit
20.9
11,9
11,9
11,9
11,9
11,9
11,9
10
21. Ketahanan Pangan Regulasi ketahanan pangan 21.1 Ada/tidak peraturan tentang kebijakan ketahanan ada Perwal percepatan penganekar agaman Perwal keamanan pangan Perwal cadangan pangan kelurahan
IX -15
No.
Kondisi Kinerja pada Indikator Kinerja Daerah awal periode Kota Mataram RPJMD Thn 2010 2011 (4) konsumsi pangan
2012 (5)
2013 (6)
2014 (7)
(1)
(3)
Rata2 jumlah ketersediaan 21.2 pangan utama per Tahun (kg) / Jumlah penduduk x 100% Pemberdayaan 22. Masyarakat Desa/Kelurahan 22.1 Jumlah LSM (Jumlah LSM yang aktif)
111.021
113.241
115.506
117.816
120.173
122.576
20
20
20
20
20
20
LPM Berprestasi 22.2 (Jumlah LPM berprestasi / Jumlah LPMx100%) PKK aktif 22.3 (Jumlah PKK aktif /Jumlah PKK x100%) Posyandu aktif 22.4 (Jumlah Posyandu aktif / Total Posyandu x100%) Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat (Jumlah Swadaya 22.5 masyarakat mendukungan Program Permberdayaan Masyarakat / Total Program Permberdayaan Masyarakatx100%) Pemeliharaan Pasca Program pemberdayaan masyarakat (program pemberdayaan 22.6 masyarakat yang dikembangkan dan dipelihara masyarakat / Total pasca program pemberdayaan masyarakatx100%)
11
14
17
20
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
IX -16
No.
Kondisi Kinerja pada Indikator Kinerja Daerah awal periode Kota Mataram RPJMD Thn 2010 2011 (4)
2012 (5)
2013 (6)
2014 (7)
(2)
(3)
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
24. Kearsipan Pengelolaan arsip secara baku 24.1 Jumlah SKPD yang telah menerapkan arsip secara baku / Jumlah SKPD x 100% Peningkatan SDM pengelola kearsipan 24.2 Menunjukkan jumlah Kegiatan peningkatan SDM pengelola kearsipan 4 keg 4 keg 4 keg 4 keg 4 keg 4 keg 100 100 100 100 100 100
25.
25.1 (Jumlah jaringan telepon genggam / stasioner ) Rasio wartel/warnet 25.2 terhadap penduduk (%) 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26
25.3
Jumlah surat kabar nasional/lokal Jumlah penyiaran radio/TV lokal Web site milik pemerintah daerah
11 4 ada
11 4 ada
11 4 ada
11 4 ada
11 4 ada
11 4 ada
25.4
25.5
25.6 Pameran/expo
26. Perpustakaan
IX -17
No.
Kondisi Kinerja pada Indikator Kinerja Daerah awal periode Kota Mataram RPJMD Thn 2010 2011 (4) 156 36.382 org 156 5
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 2015 (8) 156 5 156 5 (9)
2014 (7)
(1)
(2)
(3)
26.1 Jumlah perpustakaan Persentase Jumlah 26.2 pengunjung perpustakaan per tahun (%) 26.3 Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
7.611 bh
7.611 bh
7.611 bh
7.611 bh
7.611 bh
7.611 bh
URUSAN PILIHAN
1. Pertanian Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar 1.1 (Produksi tanaman padi/bahan pangan utama lokal lainnya (ton) / Luas areal tanaman padi/bahan pangan utama lokal lainya (ha)x100%) (ton) Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB Kontribusi Produksi kelompok petani terhadap PDRB (Jumlah Produksi 1.3 padi/bahan pangan utama lokal hasil kelompok petani (ton) Tahun n / Jumlah produksi padi/bahanpangan utama di daerah tonTahun nx100%) (%) Cakupan bina kelompok petani (Jumlah kelompok petani 1.4 yang mendapatkan bantuan pemda Tahun njumlah kelompok tanix100%) 98 98 98 98 98 98 100 100 100 100 100 100 60,61 61,42 62,23 63,04 63,86 64,66 64,66
1.2
4.22 %
4.20
4.00
4.00
4.00
4.00
2.
IX -18
No.
Kondisi Kinerja pada Indikator Kinerja Daerah awal periode Kota Mataram RPJMD Thn 2010 2011 (4)
2012 (5)
2013 (6)
2014 (7)
(1)
(3)
0.02 % *)
0.02 % *)
0.02 % *)
0.02 % *)
0.02 % *)
0.02 % *)
3.
Pariwisata
Kunjungan wisata ( Jumlah Capaian Kinerja Kunjungan Wisata se4.1 Kabupaten dan Kota / Jumlah seluruh Kunjungan Wisata se-Kabupaten dan Kota x100%) 4.2 Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB Kelautan dan Perikanan
1.633.042
1.731.025 (6%)
1.834.886 (6%
1.944.979 (6%
2.061.678 (6%
2.185.379 (6%
4.
93,6
98,28
103,19
108,35
113,77
119,46
5.2
312,5
359,375
413,28
475,27
546,56
628,54
6.
6.1 ( Jumlah Kontribusi PDRB dari sektor perdagangan / Jumlah PDRBx100% ) 7. 7.1. Perindustrian Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB
23%
24%
24%
25%
25%
27%
24,66
25,23
25,80
26,37
26,95
27,53
Kontribusi industri rumah 7.2. tangga terhadap PDRB sektor Industri 7.3. Pertumbuhan Industri.
0.03
0.04
0.04
0.05
0.06
0.07
0.007
0.04
0.04
0.05
0.06
0.07
IX -19
No.
Kondisi Kinerja pada Indikator Kinerja Daerah awal periode Kota Mataram RPJMD Thn 2010 2011 (4) 8.9% 9.6%
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 2015 (8) 11.7% 12.4% (9)
2014 (7)
(1) 7.4.
(3)
C.
1. 1.1 2.
2.1 Aksesbilitas Daerah 30,21 63.4 30,21 63.4 30,21 63.4 30,21 63.4 30,21 63.4 30,21 63.4
2.3
Fasilitas Bank dan Non Bank a. Jumlah Bank - Kantor Pusat - Kantor Cabang b. Perusahaan Asuransi 2 67 2 67 2 67 2 67 2 67 2 67
2.4
Ketersediaan Air Bersih - Persentase RT pengguna 29.05 air bersih - Persentase pengguna Listrik (%) - Ketersediaan Restoran - Rumah Makan - Cafe - Ketersediaan Penginapan - Hotel Berbintang - Hotel non Bintang Fasiitasi Iklim Berinvestasi - Angka Kriminalitas * Jumlah kriminalitas * Pertikaian antar warga - Jumlah Demo * Unjuk rasa * Mogok kerja 28 51 28 51 28 51 28 51 28 51 28 51 73 29 109 19 29.05 73 29 109 19 29.05 73 29 109 19 29.05 73 29 109 19 29.05 73 29 109 19 29.05 73 29 109 19
3.
3.1 Keamanan dan Ketertiban 195 6 258 5 12.69 195 6 258 5 12.69 195 6 258 5 12.69 195 6 258 5 12.69 195 6 258 5 12.69 195 6 258 5 12.69
IX -20
No.
Kondisi Kinerja pada Indikator Kinerja Daerah awal periode Kota Mataram RPJMD Thn 2010 2011 (4) 80 1.015
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 2015 (8) 80 1.015 80 1.015 (9)
2014 (7)
(1)
(3) 80 1.015
4.
Kualitas Tenaga Kerja - Rasio kelulusan tenaga 4.1 kerja Tingkat Ketergantungan - Penduduk < 15 dan > 64 tahun - Penduduk 15 64 tahun
4.2
1.114.359
1.114.359
1.114.359
1.114.359
1.114.359
1.114.359
IX -21
5.I. VISI Berdasarkan analisis terhadap kondisi umum Kota Mataram saat ini dan tantangan yang dihadapi lima tahun kedepan dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka Visi pembangunan Kota Mataram Tahun 2011-2015 adalah Terwujudnya Kota Mataram yang Maju, Religius dan Berbudaya. Kota Mataram merupakan kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah, yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat kota menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Visi tersebut merupakan satu kesatuan konsep yang memiliki nilai yang tak terpisahkan, sebagai pedoman dalam pencapaian tujuan masyarakat adil dan makmur. Sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Makna yang terkandung dalam Visi Kota Mataram adalah : a. Visi tersebut mengandung arti bahwa Kota Mataram yang ingin diwujudkan dalam lima tahun kedepan, adalah Kota yang memiliki masyarakat maju, religius, dan berbudaya. b. Maju mengandung makna bahwa dalam lima tahun kedepan terjadi peningkatan kualitas SDM Kota Mataram, yang menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi, termasuk didalamnya seni dan sosial budaya, sehingga kemajuan yang dicapai berlandaskan nilai-nilai keagamaan dan kearifan lokal untuk mewujudkan masyarakat Gumi Mentaram yang sejahtera. Kemajuan ini dapat diukur berdasarkan perbaikan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM). c. Religius mengandung makna dalam lima tahun kedepan akan terjadi peningkatan kualitas masyarakat kota yang menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan, mengedepankan kebersamaan serta toleransi yang tinggi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram 2011-2015
V-1
antar umat beragama dalam suasana harmonis dalam kerangka penciptaan masyarakat madani. Nilai-nilai religius menjadi spirit dalam menentukan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan. d. Berbudaya mengandung makna dalam lima tahun kedepan terjadi peningkatan kualitas masyarakat yang memiliki keseimbangan antara kemajuan dan religiusitas yang saling berterima dalam kemajemukan, menguatnya identitas dan karakter masyarakat yang mandiri, bermoral dan bermartabat. Masyarakat berbudaya tidak hanya dapat dilihat dari berkembangnya adat istiadat, melainkan juga pada berkembangnya infrastruktur yang berkarakter kearifan lokal.
5.2. MISI Untuk mencapai Visi Terwujudnya Kota Mataram yang Maju, Religius dan Berbudaya, maka Pemerintah Kota Mataram telah
menetapkan lima Misi yaitu : a. Meningkatkan rasa AMAN masyarakat Kota Mataram yang ditunjukkan dengan kehidupan yang kondusif, dinamis, dan harmonis yang dilandasi nilai agama dan budaya. b. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang handal dan religius untuk mendorong daya saing daerah. c. Memberdayakan ekonomi rakyat berbasis potensi lokal yang
berkelanjutan untuk meningkatkan kemandirian daerah. d. Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat (Good Governance). e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perkotaan. berdasarkan prinsip tata pemerintahan yang baik
5.3. TUJUAN DAN SASARAN a. Misi Pertama : Meningkatkan rasa AMAN masyarakat Kota Mataram yang ditunjukkan dengan kehidupan yang kondusif, dinamis, dan harmonis yang dilandasi nilai agama dan budaya. Misi ini dijabarkan
V-2
kondusif, dinamis dan harmonis yang dilandasi nilai agama dan budaya. Selanjutnya tujuan dijabarkan kedalam beberapa sasaran, yaitu: 1. Tumbuh dan berkembangnya kerukunan hidup beragama dan bermasyarakat. 2. Terwujudnya keamanan dan kepastian dalam berinvestasi. 3. Terlaksananya penyelenggaraan pemerintahan yang baik dalam suasana yang kondusif dan produktif. b. Misi Kedua : Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang handal dan religius untuk mendorong daya saing daerah. Misi ini dijabarkan kedalam tujuan yaitu: Mewujudkan sumberdaya manusia yang
berkualitas. Selanjutnya tujuan dijabarkan kedalam beberapa sasaran, yaitu: 1. Peningkatan kualitas pendidikan dan produktivitas seni dan budaya masyarakat yang relevan, efisien, dan efektif. 2. 3. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat Pengembangan pekerjaan. 4. 5. Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat miskin perkotaan. Peningkatan pembangunan. c. Misi Ketiga : Memberdayakan ekonomi rakyat berbasis potensi lokal yang berkelanjutan untuk meningkatkan kemandirian daerah. Misi ini dijabarkan kedalam beberapa tujuan yaitu: (1) Meningkatkan pengarusutamaan gender di berbagai aspek lapangan usaha dan penciptaan lapangan
kesejahteraan masyarakat, (2) Meningkatkan kapasitas dan kemandirian ekonomi daerah, (3) Meningkatkan investasi. Selanjutnya tujuan dijabarkan kedalam beberapa sasaran, yaitu: 1. 2. 3. Peningkatan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan pemerataan pendapatan masyarakat. Pengembangan unggulan daerah. 4. Penguatan sistem dan akses permodalan bagi UMKM. sistem ekonomi kerakyatan berbasis potensi
V-3
5. 6. d.
Perluasan lapangan usaha dan kerja Pertumbuhan ekonomi yang stabil dan kondusif.
Misi Keempat : Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang baik (Good Governance). berdasarkan prinsip tata pemerintahan Misi ini dijabarkan kedalam beberapa
tujuan yaitu: (1). Peningkatan kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan swasta dalam pelayanan publik dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat. (2). Peningkatan kualitas pelayanan publik berdasarkan prinsip tata pemerintahan yang baik (Good Governance). (3). Perluasaan akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan, Kesehatan, air bersih, persampahan, sanitasi, perijinan, transportasi, kependudukan dan catatan sipil. Selanjutnya tujuan dijabarkan kedalam beberapa sasaran, yaitu: 1. 2. 3. Integrasi dan sinkronisasi pelaksanaan pembangunan. Pelayanan publik yang handal. Tersusunnya Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan Standar Pelayanan Publik (SPP). 4. Terselenggaranya penerapan SPM dan SPP di bidang pendidikan, kesehatan, perijinan, kebersihan, air bersih, kependudukan dan catatan sipil, dan lingkungan hidup. 5. Peningkatan pemerataan dan kualitas pelayanan publik, di bidang pendidikan, kesehatan, perijinan, kependudukan dan catatan sipil. e. Misi Kelima : Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perkotaan. Misi ini dijabarkan kedalam beberapa tujuan yaitu: (1) Mengurangi luas wilayah genangan dan abrasi di wilayah kota. (2) Meningkatkan kualitas lingkungan Padat, Kumuh dan Miskin (PAKUMIS), (3) Meningkatkan media ekspresi dan ruang publik, (4) Mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Selanjutnya tujuan dijabarkan kedalam beberapa sasaran, yaitu: 1. 2. Terbangun dan terpeliharanya saluran drainase perkotaan. Pengembangan kawasan resapan air.
V-4
3.
Penyediaan media ekspresi dan ruang publik dalam bentuk sarana olahraga, seni, dan budaya.
4. 5. 6.
Pemanfaatan dan pengendalian tata ruang. Penataan kawasan sempadan sungai dan pantai. Peningkatan kapasitas kelembagaan penanggulangan bencana daerah.
7.
8.
Terbangunnya perumahan dan permukiman yang layak huni bagi kelompok masyarakat miskin.
Tabel 5.1. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kota Mataram
Visi : Terwujudnya Kota Mataram Yang Maju, Religus dan Berbudaya MISI Misi 1 : Meningkatkan rasa AMAN masyarakat Kota Mataram yang ditunjukkan dengan kehidupan yang kondusif, dinamis, dan harmonis yang dilandasi nilai agama dan budaya TUJUAN Menciptakan suasana Kota Mataram yang kondusif, dinamis dan harmonis SASARAN 1. Terwujudnya kerukunan hidup bermasyarakat yang saling berterima. 2. Terselenggaranya pelaksanaan pembangunan, pelayanan, dan pemerintahan dengan lancar. 3. Terwujudnya keamanan dan kepastian dalam berinvestasi.
Misi 2 : Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia yang handal dan religius untuk mendorong daya saing daerah.
Mewujudkan sumber daya 1. Terwujudnya kesetaraan manusia yang berkualitas gender diberbagai aspek. 2. Terciptanya pengembangan usaha dan penciptaan lapangan usaha. 3. Terwujudnya SDM yang berdaya saing. 4. Terlatihnya masyarakat miskin untuk pengembangan usaha dan penciptaan lapangan usaha. 5. Terwujudnya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
V-5
Misi 3 : Memberdayakan ekonomi rakyat berbasis potensi lokal yang berkelanjutan untuk meningkatkan kemandirian daerah
1. Terwujudnya sistem ekonomi yang berbasis kerakyatan dalam mengembangkan potensi sektor unggulan daerah 2. Terwujudnya system dan akses permodalan bagi UMKM. 1. Terciptanya lapangan kerja yang lebih luas. 2. Terciptanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil. 3. Terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
3. Meningkatkan Investasi
Misi 4 : Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat berdasarkan prinsip tata pemerintah yang baik (Good Governance).
1. Meningkatkan kemitraan 4. 1.Terwujudnya integrasi dan antara pemerintah, sinkronisasi pelaksanaan masyarakat dan swasta pembangunan. dalam pelayanan publik 5. 2. Terwujudnya pelayanan dan pemenuhan publik yang handal. kebutuhan dasar. 6. 2. Meningkatkan kualitas pelayanan 7. 1. Tersusunnya standar pelayanan minimum (SPM) dan standar pelayanan publik (SPP). 2. Terlaksananya penerapan SPM dan SPP dibidang pendidikan, kesehatan, perijinan, kebersihan, air bersih, kependudukan dan catatan sipil. 1. Terwujudnya pemerataan akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan, kesehatan, perijinan, kebersihan, air bersih, persampahan, sanitasi, perijinan, transoprtasi, kependudukan dan catatan sipil.
3. Memperluas akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan, kesehatan, air bersih, persampahan, sanitasi, perijinan, transportasi, kependudukan dan catatan sipil.
V-6
Misi 5 : Meningkatkan 1. 1. Menurunnya luas kualitas dan kuantitas wilayah banjir/genangan sarana dan dan abrasi di wiayah prasarana perkotaan. kota.
1. Terwujudnya pengembangan kawasan resapan air 2. Terbangun dan terpeliharanya saluran drainase perkotaan. 3. Terbentuknya dan berfungsinya kelembangaan penanggulangan bencana daerah.
1. Terbangun dan terpeliharanya sarana dan prasarana dasar lingkungan. 2. Terwujudnya perumahan dan permukiman yang layak huni.
3. Meningkatkan media ekspresi dan ruang publik 4. Mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan
1. Tersedianya media ekspresi dan ruang publik dalam bentuk sarana olahraga, seni dan budaya. 1. Terwujudnya pemanfaatan dan pengendalian tata ruang. 2. Terwujudnya kawasan sempadan sungai dan pantai.
V-7
Untuk dapat mewujudkan Visi Terwujudnya Kota Mataram Yang Maju, Religius dan Berbudaya sangat dibutuhkan political will, baik oleh Pemerintah dengan kebijakan otonomi daerah, maupun oleh masyarakat dan seluruh stakeholders.
6.1. Strategis dan Arah Kebijakan Strategi dan arah kebijakan dalam pelaksanaan misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015 dirumuskan sebagai berikut :
MISI I :
Meningkatkan rasa AMAN masyarakat Kota Mataram yang ditunjukkan dengan kehidupan yang kondusif, dinamis, dan harmonis yang dilandasi nilai agama dan budaya.
Tujuan Menciptakan suasana Kota Mataram yang kondusif, dinamis dan harmonis yang dinilai agama dan budaya.
Sasaran Tumbuh dan berkembangnya kerukunan hidup beragama dan bermasyarakat; Terwujudnya keamanan dan kepastian dalam berinvestasi Terlaksananya penyelenggaraan pemerintahan yang baik dalam suasana yang kondusif dan produktif;
Strategi Peningkatan toleransi antar komponen masyarakat yang berbeda suku, agama dan adat istiadat Penciptaan lingkungan yang kondusif bagi investasi.
Menyediakan aturan hukum yang mendukung terciptanya iklim investasi yang sehat Meningkatkan kapasitas kebijakan publik yang proporsional dengan melibatkan peran serta swasta, perguruan tinggi dan partisipasi masyarakat;
VI -1
MISI II :
Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang handal dan religius untuk mendorong daya saing daerah
Sasaran Peningkatan kualitas pendidikan dan produktivitas seni dan budaya masyarakat yang relevan, efisien, dan efektif Peningkatan derajat kesehatan masyarakat
Strategi Peningkatan kualitas dan profesionalisme SDM serta produktivitas seni dan budaya; Peningkatan kesadaran masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan sehat.
Mobilisasi peran kelembagaan pemerintah, swasta dan masyarakat dalam peningkatan kualitas kesehatan.
Peningkatan iklim usaha bagi sektorsektor unggulan sebagai faktor penggerak utama perekonomian; Reposisi masyarakat agar mampu menjadi pelaku utama dalam program penanganan kemiskinan; Peningkatan perlindungan perempuan disertai dengan peningkatan peran perempuan; Peningkatan kualitas kehidupan keluarga, perempuan dan anak;
Meningkatkan daya saing dan daya tarik investasi melalui promosi kemudahan prosedur dan fasilitas pendukung.; Koordinasi, Integrasi, dan Sinkronisasi dalam pembinaan Sumber Daya Manusia; 1. Meningkatkan keterlibatan perempuan dalam pembangunan di semua sektor; 2. Membuka seluasluasnya informasi yang dapat diakses oleh ibu, calon ibu terhadap kesehatan reproduksi, keluarga berencana dan keluarga sejahtera; 3. Meningkatkan pengetahuan dan pengembangan diri perempuan;
VI -2
MISI III : Memberdayakan ekonomi rakyat berbasis potensi lokal yang berkelanjutan untuk meningkatkan kemandirian daerah.
Tujuan 1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sasaran 1. Peningkatan kesejahteraan masyarakat Strategi Peningkatan penanganan masalah kesejahteraan sosial dan potensi sumber kesejahteraan sosial; Pemberdayaan klaster-klaster unggulan sebagai penggerak ekonomi lokal Arah kebijakan Meningkatkan partisipasi masyarakat/swasta dalam penyediaan dan pengelolaan infrastruktur ekonomi; Memberdayakan dan meningkatkan industri kecil dan kerajinan rakyat yang memberi nilai tambah daya tarik wisata 1. Usaha kecil, mikro, menengah, dan koperasi; 2. Intensifikasi dan ekstensifikasi potensi sumber daya ekonomi daerah/lokal;
1. Tergalinya potensi sumber daya ekonomi daerah/ lokal; 2. Tersedianya master plan pengembangan ekonomi daerah/lokal; 1. Regulasi pengembangan ekonomi daerah/lokal; 2. Pengembangan dan Revitalisasi usaha-usaha ekonomi daerah/lokal Regulasi tentang Standar Pelayanan berinvestasi; Pengkajian peluang investasi;
1. Terbinanya usaha ekonomi daerah/lokal; 2. Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
4.Meningkatkan investasi
1. Perluasan lapangan usaha kerja yang lebih luas 2. Pertumbuhan ekonomi yang stabil dan kondusif
VI -3
MISI IV :
Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat berdasarkan prinsip tata pemerintahan yang baik (Good Governance).
Tujuan 1. Meningkatkan kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan swasta dalam pelayanan publik dan pemenuhan kebutuhan dasar
Sasaran Integrasi dan sinkronisasi pelaksanaan pembangunan Pelayanan publik yang handal
1. Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi penanganan Kemiskinan oleh pemerintah, swasta, dan masyarakat; 2. Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi pelayanan publik oleh pemerintah, swasta, dan masyarakat.
1. Tersusunnya Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan Standar Pelayanan Publik (SPP);
1. Fasilitasi penyusunan standart pelayanan minimal (SPM) dan Standart pelayanan publik (SPP); 2. Optimalisasi peran serta masyarakat dalam pengawasan pelaksanaan pelayanan publik; 3. Optimalisasi kapasitas aparat dalam melaksanakan dan mengawasi pelayanan publik;
VI -4
Tujuan
Sasaran 2. Terselenggaranya penerapan SPM dan SPP dibidang pendidikan, kesehatan, perijinan, kebersihan, air bersih, kependudukan dan catatan sipil.
Strategi 1. Regulasi yang berpihak pada masyarakat miskin; 2. Restrukturisasi unitunit layanan kesehatan; 3. Inovasi model penyediaan air bersih, persampahan, dan sanitasi yang berbasis masyarakat khususnya bagi kawasan padat, kumuh, dan miskin (PAKUMIS); 1. Penambahan sarana pelayanan masyarakat di bidang Pendidikan, Kesehatan, air bersih, persampahan, dan sanitasi; 2. Pengembangan aksesibilitas (jalan baru) sebagai alternative; 3. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk meningkatkan daya saing daerah 4. Regulasi manajemen transportasi dan penyediaan lahan parkir pada fasilitas publik
3. Memperluas akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan, Kesehatan, air bersih, persampahan, sanitasi, perijinan, transportasi, kependudukan dan catatan sipil
Peningkatan pemerataan kualitas pelayanan publik, di bidang pendidikan, kesehatan, perijinan, kependudukan dan catatan sipil.
1. Perluasan Wilayah Administrasi Kota Mataram dan pemukiman baru; 2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan publik 3. Pengembangan moda transportasi
VI -5
MISI V
Tujuan 1. Menurunkan
luas wilayah banjir/genangan dan abrasi di wilayah kota
Arah kebijakan Penataan Kawasan sempadan sungai, permukiman, perdagangan dan jasa, perkantoran, pendidikan; 1. Penataan Lokasi kawasan genangan dan abrasi; 2. Penetapan Lokasi lahan relokasi; Analisis Kebutuhan Lembaga
Pengkajian pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat hidup sehat dan bersih;
VI -6
1. Tersedianya media ekspresi dan ruang publik dalam bentuk sarana olahraga, seni, dan budaya.
1.Penyediaan sarana dan prasarana untuk media ekspresi dan ruang apresiasi; 2.Optimalisasi sarana dan prasarana yang ada untuk ruang ekspresi dan media apresiasi; 3.Inovasi, Kreasi, dan kompetisi budaya; 4.Promosi, investasi dan pemasaran produk-produk industri seni dan budaya baik nasional maupun internasional
1. Sosialisasi peningkatan peran serta masyarakat dalam penataan lingkungan pemukiman; 2. Regulasi pemanfaatan ruang
Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana Detail Tata Ruang Wilayah
VI -7
7.1.
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Perumusan kebijakan umum dan program pembangunan daerah bertujuan
untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan pemerintahan daerah dengan rumusan indikator kinerja sasaran yang menjadi acuan penyusunan program pembangunan jangka menengah daerah berdasarkan strategi dan arah kebijakan yang ditetapkan. Melalui kebijakan umum diperoleh cerita strategi melalui program-program yang saling terkait dan rasional dalam mendukung pencapaian indikator dan target sasaran yang ditetapkan. Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja pembangunan daerah secara keseluruhan. Perumusan tujuan dan sasaran merupakan salah satu tahap perencanaan kebijakan (policy planning) yang memiliki kritikal poin sebagai bentuk penjabaran untuk pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Visi dan misi seyogyanya dijabarkan secara teknokratis dan partisipatif kedalam tujuan dan sasaran. Tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan secara operasional, akan dicapai melalui program-program prioritas, atau dengan kata lain keberhasilan pembangunan daerah yang diperoleh dari pencapaian berbagai program prioritas terkait merupakan dampak (impact) dari tujuan dan sasaran. Berdasarkan visi yang dicanangkan oleh Walikota dan Wakil Walikota terpilih periode 2010-2015 yang menginginkan terwujudnya masyarakat Mataram yang maju, religius, dan berbudaya dengan pengupayaan melalui lima misi yang telah ditetapkan, maka bahasa pencapaian visi dan misi tersebut dijabarkan kedalam tujuan dan sasaran yang secara komprehensif akan disinergikan melalui programprogram prioritas pada masing-masing SKPD. Sinergitas ini diharapkan mampu menjawab berbagai bentuk permasalahan atas kondisi kekinian sebagai potret Kota Mataram dalam lima tahun mendatang. Hal ini digambarkan pada beberapa tabel berikut:
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
VII - 1
MISI I :
Meningkatkan rasa AMAN masyarakat Kota Mataram yang ditunjukkan dengan kehidupan yang kondusif, dinamis, dan harmonis yang dilandasi nilai agama dan budaya.
SKPD Penanggung Jawab
Diknas Lisbang BPM
Sasaran
Terwujudnya kerukunan hidup bermasyarakat yang saling berterima;
Strategi
Peningkatan toleransi antar komponen masyarakat yang berbeda suku, agama dan adat istiadat
Bidang Urusan
Kepemudaan dan Olah Raga Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Pemberdayaan Masyarakat Desa
Perencanaan Pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Otda, Pemerintahan Umum, Adm Keuda, Perangkat Daerah, Kepeg, dan Persandian Pemberdayaan Masyarakat Desa Penanaman Modal Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
VII - 2
MISI II :
Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang handal dan religius untuk mendorong daya saing daerah.
SKPD Penanggung Jawab BPPKB
Sasaran
Strategi 1. Peningkatan perlindungan perempuan disertai dengan peningkatan peran perempuan; 2. Peningkatan kualitas kehidupan keluarga, perempuan dan anak;
Bidang Urusan
1. Keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan 2. Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak 3. Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan 4. Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan
Peningkatan iklim usaha bagi sektor-sektor unggulan sebagai faktor penggerak utama perekonomian;
1. Penciptaan iklim usahausaha kecil menengah yg kondusif 2. Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil
1. Pendidikan anak usia dini 2. Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun 3. Pendidikan menengah 4. Pendidikan non formal 5. Pendidikan luar biasa 6. Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan 7. Pengembangan keragaman budaya lokal 8. Penaataan administrasi kependudukan 9. Peningkatan kualitas penduduk usia produktif 10. Peningkatan kualitas penduduk usia produktif 11. Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja
Pendidikan
Ketenagakerjaan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
VII - 3
12. Peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup 13. Upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba 14. Pembinaan dan pemasyarakatan olah raga 15. Pendidikan kedinasan 16. Peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur 17. Pembinaan dan pengembangan aparatur 18. Peningkatan kapasitas kelurahan 19. Peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah 20. Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil (KAT) dan penyandang cacat Terlatihnya masyarakat miskin untuk pengembangan usaha dan penciptaan lapangan usaha; Reposisi masyarakat agar mampu menjadi pelaku utama dalam program penanganan kemiskinan; 1. Kerjasama pembangunan 2. Perencanaan pembangunan ekonomi 3. Perencanaan sosial dan budaya 4. Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil (KAT) dan penyandang cacat 1. Upaya kesehatan masyarakat 2. Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 3. Pengembangan lingkungan sehat
Sosial
Peningkatan kesadaran masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan sehat di wilayah Pakumis
Kesehatan
Dinas Kesehatan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
VII - 4
MISI III : Memberdayakan ekonomi rakyat berbasis potensi lokal yang berkelanjutan untuk meningkatkan kemandirian daerah.
Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggung Jawab
BAPPEDA Dinas Dukcapil BPPKB
Sasaran
Strategi
Peningkatan penanganan masalah kesejahteraan sosial dan potensi sumber kesejahteraan sosial;
1. Perencanaan pengembangan kotakota menengah dan besar 2. Perencanaan pembangunan ekonomi 3. Perencanaan sosial dan budaya 4. Perencanaan pembangunan daerah rawan bencana 5. Pengembangan transmigrasi 6. Peningkatan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS 7. Pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial 8. Pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba 9. Pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial 10.Peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat)
Perencanaan Pembangunan
Kependudukan dan Catatan Sipil Keluarga Berencana dan keluarga Sejahtera Sosial
1. Pengembangan sistem pendukung usaha bagi usaha mikro kecil menengah 2. Pengembangan pemasaran pariwisata 3. Pengembangan destinasi pariwisata 4. Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir 5. Pengembangan budidaya perikanan 6. Pengembangan perikanan tangkap
Perdagangan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
VII - 5
7. Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan 8. Peingkatan dan pengembangan ekspor 9. Penataan struktur dan klaster industri 10.Penataan struktur industri Terwujudnya 1. Tergalinya sistem ekonomi potensi sumber yang berbasis daya ekonomi kerakyatan daerah/ lokal; dalam 2. Tersedianya mengembangkan master plan potensi sektor pengembangan unggulan ekonomi daerah; daerah/lokal;
Industri
1. Perencanaan pembangunan ekonomi 2. Penciptaan iklim usahausaha kecil menengah yang kondusif 3. Peningkatan kesejahteraan petani 4. Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan 5. Peningkatan dan pemasaran hasil produksi peternakan 6. Pengembangan pemasaran pariwisata 7. Pengembangan destinasi pariwista 8. Pengelolaan keragaman budaya daerah 9. Pengembangan budidaya perikanan 10.Pengembangan perikanan tangkap 11.Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan 12.Peningkatan dan pengembangan ekspor 13.Pembinaan PKL dan asongan 14.Pembinaan dan pengembangan industri kecil dan menengah 15.Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
Pertanian Pariwisata
BAPPEDA Dinas Koperindag Dinas Pertanian Dinas Pariwisata Dinas Perikanan dan Kelautan Bagian Ekonomi Setda
Perdagangan
Otda, Pmthn Umum, Adm Keuda, Perangkat Daerah, Kepeg, dan Persandian
Dinas
Koperindag
Industri
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
VII - 6
2. Pengembangan sistem pendukung usaha bagi usaha mikro kecil menengah 3. Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi 4. Pengembangan industri kecil dan menengah
Bag. APP Setda Bagian Ekonomi Setda
1.
Peningkatan promosi dan kerjasama investasi 2. Penyiapan potensi sumberdaya, sarana, dan prasarana daerah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
VII - 7
MISI IV :
Meningkatkan kebutuhan
kualitas
pelayanan
publik
dan
dasar
masyarakat
berdasarkan
Program Pembangunan Daerah 1. Pendidikan anak usia dini 2. Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun 3. Pendidikan menengah 4. Pendidikan non formal 5. Pendidikan luar biasa 6. Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan 7. Manajemen pelayanan pendidikan 8. Pelibatan masyarakat peduli pendidikan 9. Obat dan perbekalan kesehatan 10. Upaya kesehatan masyarakat 11. Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular 12. Standarisasi pelayanan kesehatan 13. Pelayanan kesehatan penduduk miskin 14. Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas 15. Kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan 16. Peningkatan pelayanan kesehatan anak balita 17. Peningkatan pelayanan kesehatan lansia 18. Peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak 19. Peningkatan kualitas pelayanan publik
Kesehatan
Otda, Pmthn Umum, Adm Keuda, Perangkat Daerah, Kepeg, dan Persandian Perencanaan pembangunan
BAPPEDA Dinas Dikpora Dinas Kesehatan Dinas PU DinasTata Kota Bagian Organisasi
Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi penanganan Kemiskinan oleh pemerintah, swasta, dan masyarakat;
1. Perencanaan sosial dan budaya 2. Perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam 3. Pendidikan anak usia dini 4. Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun 5. Pendidikan menengah 6. Pendidikan non formal
Pendidikan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
VII - 8
7. Pendidikan luar biasa 8. Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan 9. Manajemen pelayanan pendidikan 10. Pelibatan masyarakat peduli pendidikan 11. Obat dan perbekalan kesehatan 12. Upaya kesehatan masyarakat 13. Pengawasan obat dan makanan 14. Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 15. Perbaikan gizi masyarakat 16. Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular 17. Pelayanan kesehatan penduduk miskin 18. Kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan 19. Pembangunan dan penataan lingkungan perumahan 20. Lingkungann sehat perumahan 21. Pemeliharaan/pengelolaan pemakaman 22. Penataan daerah, organisasi dan ketatalaksanaan serta PAN
Setda
Kesehatan
Pekerjaan Umum
Otda, Pmthn Umum, Adm Keuda, Perangkat Daerah, Kepeg dan Persandian Otda, Pmthn Umum, Adm Keuda, Perangkat Daerah, Kepeg, dan Persandian
Inspektorat Dinas Kesehatan
Tersusunnya Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan Standar Pelayanan Publik (SPP);
1. Fasilitasi penyusunan standart pelayanan minimal (SPM) dan Standart pelayanan publik (SPP); 2. Optimalisasi peran serta masyarakat dalam pengawasan pelaksanaan pelayanan publik; 3. Optimalisasi kapasitas aparat dalam melaksanakan dan mengawasi pelayanan publik;
1. Penyusunan SPM dan SPP 2. Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan 3. Peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan 4. Mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat 5. Standarisasi pelayanan kesehatan
Kesehatan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
VII - 9
Terlaksananya penerapan SPM dan SPP dibidang pendidikan, kesehatan, perijinan, kebersihan, air bersih, kependudukan dan catatan sipil.
1. Regulasi yang berpihak pada masyarakat miskin; 2. Restrukturisasi unit-unit layanan kesehatan; 3. Inovasi model penyediaan air bersih, persampahan, dan sanitasi yang berbasis masyarakat khususnya bagi kawasan padat, kumuh, dan miskin (PAKUMIS);
Otda, Pmthn Umum, Adm Keuda, Perangkat Daerah, Kepeg, dan Persandian Kesehatan
4. Regulasi manajemen transportasi dan penyediaan lahan parkir pada fasilitas publik. Terwujudnya pemerataan akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan, Kesehatan, air bersih, persampahan, sanitasi, perijinan, transportasi, kependudukan dan catatan sipil. 1. Penambahan sarana pelayanan masyarakat di bidang Pendidikan, Kesehatan, air bersih, persampahan, dan sanitasi;
2. Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/posyandu 3. Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan lainnya 4. Penyediaan dan pengelolaan air baku 5. Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah 6. Pembangunan dan penataan lingkungan perumahan 7. Lingkungan sehat perumahan 8. Pemberdayaan komunitas perumahan 9. Perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar 10.Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan 11.Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan 1. Pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan 2. Peningkatan pelayanan perparkiran 3. Pengembangan sistem perhubungan 1. Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun 2. Pendidikan menengah 3. Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan 4. Obat dan perbekalan kesehatan 5. Upaya kesehatan masyarakat 6. Perbaikan gizi masyarakat 7. Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular 8. Pelayanan kesehatan penduduk miskin 9. Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas
Pekerjaan Umum
Perumahan
Perhubungan
Dinas Perhubungan
Pendidikan
Kesehatan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
VII - 10
10.Pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit lainnya 11.Kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan 12.Peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak 13.Peningkatan sarana dan prasarana Rumah Sakit 12.Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan lainnya 13.Penyediaan dan pengelolaan air baku 14.Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah 15.Pembangunan dan penataan lingkungan perumahan 16.Lingkungan sehat perumahan 17.Pemberdayaan komunitas perumahan 18.Perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar 19.Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan 20. Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan 2. Pengembangan aksesibilitas (jalan baru) sebagai alternative; 1. Pembangunan jalan dan jembatan 2. Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan 3. Tanggap darurat jalan dan jembatan 1. Pengendalian dan pengamanan lalu lintas 2. Pembangunan jalan dan jembatan 3. Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan 4. Tanggap darurat jalan dan jembatan 5. Pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh 6. Pembangunan sarana dan prasarana perkotaan
Pekerjaan Umum
Perumahan
Pekerjaan Umum
3. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk meningkatkan daya saing daerah
Perhubungan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
VII - 11
MISI V
Sosial
Pekerjaan Umum
Dinas PU
1. Pembangunan dan penataan lingkungan perumahan 2. NUSSP 3. Pengembangan perumahan 4. PNPM Mandiri 5. Pengembangan perumahan 6. Lingkungan sehat perumahan
Otda, Pmthn Umum,Adm Keuda, Perangkat Daerah, Kepeg, dan Persandian Pekerjaan Umum
Dinas Organisasi
Perumahan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
VII - 12
7. Pemberdayaan komunitas perumahan 8. NUSSP 9. Kerjasama pembangunan 10. Perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar 11. Perencanaan sosial dan budaya Terwujudnya perumahan dan permukiman yang layak huni Sosialisasi dan peningkatan kapasitas perilaku hidup bersih dan sehat; 1. Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 2. Pengembangan lingkungan sehat 3. Lingkungan sehat perumahan
Perencanaan Pembangunan
Kesehatan
Perumahan
Tersedianya media ekspresi dan ruang publik dalam bentuk sarana olahraga, seni, dan budaya.
1. Terwujudnya pemanfaatan dan pengendalian tata ruang; 2. Tertatanya kawasan sempadan sungai dan pantai.
1. Pembangunan sarana 1. Penyediaan dan prasarana perkotaan sarana dan 2. Peningkatan sarana dan prasarana prasarana olah raga untuk media 3. Pengembangan ekspresi dan keragaman budaya lokal ruang 4. Pembinaan dan apresiasi; pemasyarakatan olehraga 2. Optimalisasi pelajar dan pemuda sarana dan 5. Pengelolaan keragaman prasarana budaya yang ada 6. Peningkatan peran serta untuk ruang kepemudaan ekspresi dan 7. Pengelolaan keragaman media budaya daerah apresiasi; 8. Peningkatan kerjasama 3. Inovasi, perdagangan Kreasi, dan internasional kompetisi 9. Peningkatan dan budaya; pengembangan ekspor 4. Promosi, investasi dan 10. Peningkatan efisiensi perdagangan dalam pemasaran negeri produk-produk 11. Pengembangan industri seni pemasaran priwisata dan budaya baik nasional 12. Pengelolaan keragaman budaya daerah maupun internasional 1. NUSSP 1. Sosialisasi 2. Lingkungan sehat peningkatan perumahan peran serta 3. NUSSP masyarakat 4. Prencanaan sosial dan dalam budaya penataan 5. Pengembangan lingkungan lingkungan sehat pemukiman; 6. Perencanaan tata ruang 2. Regulasi 7. Pemanfaatan ruang pemanfaatan 8. Pengendalian ruang pemanfaatan ruang
Pendidikan
Perdagangan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
VII - 13
8.1. Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Mataram Tahun 2010-2015 diimplementasikan melalui berbagai bentuk program yang mencerminkan kebutuhan pembangunan yang mendesak. Sejumlah program tersebut tidak seluruhnya dapat terpenuhi secara optimal, mengingat keterbatasan potensi, sumber daya seperti dana, tenaga, dan kemampuan manajerial. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemilahan program-program pembangunan guna tersusunnya program prioritas yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dan hak-hak dasar masyarakat serta pencapaian keadilan yang berkesinambungan dan berkelanjutan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2010-2015 memuat tiga program unggulan sebagai bahasa implementasi dalam rangka pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan, yang terkelompokkan dalam empat sorotan aspek dengan rencana program-program prioritas yang diindikasikan sebagai solusi dalam rangka pencapaian tujuan melalui sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Tiga program yang diunggulkan dalam periode lima tahun mendatang terdiri dari : (1) peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam rangka peningkatan daya saing daerah, (2) pemberdayaan ekonomi rakyat berbasis potensi ekonomi lokal, serta (3) peningkatan daya dukung infrastruktur perkotaan dalam rangka pencapaian
peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pemberdayaan ekonomi rakyat. Sedangkan empat aspek yang disepakati sebagai pemetaan atas kondisi kekinian meliputi aspek geografi dan demografi, aspek
kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan, serta aspek daya saing. Indikasi rencana program-program prioritas tersebut membutuhkan pendanaan yang proporsional sesuai tingkat urgensi dan kemendesakan.
VIII - 1
Secara garis besar struktur anggaran belanja daerah terpilah menjadi belanja tidak langsung dan belanja langsung. Komponen belanja tidak langsung meliputi : (a) belanja pegawai, (b) belanja bunga, (c) belanja hibah, (d) belanja bantuan sosial, (e) belanja bagi hasil, (f) belanja bantuan keuangan, dan (g) belanja tidak terduga. Sedangkan belanja langsung terdiri dari tiga komponen, yaitu belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal yang melekat pada setiap kegiatan sebagai implementasi kebutuhan atas program-program lebih prioritas. Dalam pada konteks ini
pendanaan
dititikberatkan
pengalokasian
persentase anggaran belanja untuk program-program prioritas yang merupakan bagian dari belanja langsung dan tidak langsung non gaji. Dengan demikian, besarnya persentase anggaran untuk masing-masing program prioritas diperoleh dari total anggaran belanja daerah setelah dikurangi belanja tidak langsung dari komponen belanja pegawai. Proyeksi persentase alokasi anggaran untuk masing-masing program prioritas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
VIII - 2
TABEL 8.1 INDIKASI RENCANA PROGRAM YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2011-2015 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja 2011 2012 2013 2014 2015 pada akhir Awal periode RPJMD RPJMD Rp Rp Rp Rp Rp Rp (Tahun Target Target Target Target Target Target (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm 2010) (%) (%) (%) (%) (%) (%) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Kode
(2)
(3)
(17) Dikpora
1 01 17 1 01 18 1 01 19 1 01 20
1 01 21
1 01 23
Tercapainya APK Program Pendidikan Anak Usia Dini PAUD Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Mempertahan APK Sembilan Tahun dan APM SD Mempertahan APK dan APM SMP Mempertahan APK Program Pendidikan Menengah dan APM SMA/SMK Mempertahankan Program Pendidikan Non Formal Capaian APK Ratarata Mempertahan APK Program Pendidikan Luar Biasa dan APM SLB Meningkatnya Program Peningkatan Mutu Pendidik dan persentase guru yg Tenaga Kependidikan berkualifikasi S1/D4 Semua lembaga pendidikan formal & Program Manajemen Pelayanan Pendidikan non formal terakreditasi Partisipasi siswa Program Pengembangan Keragaman Budaya dalam pendidikan seni Lokal budaya
40,19
40,5
125
45
131
50
137
55
144
60
152
65
152
108,98 109 29.450 97,50 98 101,66 101,90 31.161 76,64 77 101,64 101,78 4.642 71,79 72 90 95 74,87 91 96 75 451 172 759
109,2 109,5 110 110,3 110,9 30.923 32.469 34.092 35.797 99 99,5 100 100,2 100,7 102 102,5 102,7 103 103,2 32.719 34.355 36.073 37.877 77,3 78 78,4 78,7 78,9 102 102,2 102,6 102,7 103 4.874 5.118 5.374 5.643 72,4 72,8 73 73,2 73,5 93 97 76 473 181 797 95 98 77 497 190 837 97 99 78 522 199 879 98 100 79 548 209 923 100 101 80 923 183
80
82
402
85
364
92
383
98
402
99
422
100
422
50
52
553
55
364
57
383
60
402
63
422
65
422
VIII -3
Kode
(1) 1 01 24
(2) Program Peningkatan dan Pengembangan Peran Serta Pelajar dan Pemuda Pembinaan dan pemasyarakatan olahraga pelajar dan pemuda Hibah Dana Pendidikan Hibah dana kepada lembaga pendidikan formal dan non formal Hibah dana untuk organisasi dan kegiatan pemuda olahraga Hibah peningkatan manajemen pelayanan pendiidkan Bantuan dana beasiswa miskin
1 01 25
(3) Partisipasi pemuda & pelajar dalam kegiatan kepemudaan Meningkatnya peran serta olahraga pemuda
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja 2011 2012 2013 2014 2015 pada akhir Awal periode RPJMD RPJMD Rp Rp Rp Rp Rp Rp (Tahun Target Target Target Target Target Target (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm 2010) (%) (%) (%) (%) (%) (%) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) 25 30 97 35 102 40 107 47 113 56 118 65 118
(17)
35
40
449
45
471
50
495
52
520
56
546
65
118
30 30 80 85
40 40 85 88
45 45 87 91
50 50 89 94
55 55 91 97
60 60 93 100
70 70 95
1 02
Kesehatan Meningkatnya ketersediaan dan pemerataan obat di Puskesmas dan jaringannya Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan tercapainya Rumah Tangga Sehat Menurunnya Persentase Balita Gizi Buruk Dinas Kesehatan
95
95,5
1.736
96
1.736
96,5
1.736
97
1.736
97,5
1.736
98
1736
1 02 16 Program Upaya Kesehatan Masyarakat 1 02 19 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
88 30 1,3
89,5 35 1
90 40 0,80
91 45 0,75
92 50 0,50
93 60 0,30
95 70 0,1
VIII -4
Kode
(1)
(2)
1 02 21 Program Pengembangan Lingkungan Sehat 1 02 22 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
(3) Meningkatnya persentase Cakupan Jamban Keluarga Minimnya penyebaran penyakit menular
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja 2011 2012 2013 2014 2015 pada akhir Awal periode RPJMD RPJMD Rp Rp Rp Rp Rp Rp (Tahun Target Target Target Target Target Target (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm 2010) (%) (%) (%) (%) (%) (%) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) 80 94 82 95 259 909 83 96 259 909 84 97 259 909 85 98 259 909 96 98,2 259 909 87 98,7 259 909
(17)
Program pengadaan, peningkatan dan Terpenuhinya sarpras 1 02 25 perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskesamas puskemas pembantu dan jaringannya Program pengadaan, peningkatan sarana Pemenuhan sarana 1 02 26 dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ dan prasarana RS rumah sakit paru-paru/ rumah sakit mata Program pemeliharaan sarana dan prasarana Pemenuhan 1 02 27 rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit operasionalisasi RS paru-paru/ rumah sakit mata Terbangunya sistem 1 02 34 Program Manajemen Kesehatan informasi kesehatan 1 03 Pekerjaan Umum
89
90
2.357
91
2.357
92
2.357
93
2.357
94
2.357
95
2.357
85
86
903
87
903
89
903
90
903
91
903
92
903
95 90
96 98
60 100
97 99
60 100
98 100
60 100
99 100
60 100
100 100
60 100
100 100
60 100
Mantapnya akses 207.163 5,5 km jalan kota km Berkurangnya 1 03 17 Program pembangunan turap/talud/bronjong kerusakan dan abrasi 61% 60% sungai dan pantai Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan Terpeliharanya kondisi 207.163 15.30 1 03 18 jembatan akses jalan km km Program Pengembangan dan Pengelolaan Meningkatnya fungsi 1 03 24 Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan 42.56% 46.32% jaringan pengairan Pengairan lainnya 1 03 15 Program pembangunan jalan dan jembatan
2.749
5 km
5 km 55% 14.15 km
5 km 52.50% 14.15 km
5 km 50% 14.15 km
14.15 23.832 km
1.833,40 50.08% 2.300 53.84% 2.470 57.60% 2.647 61.36% 2.932 61.36% 12.182
VIII -5
Kode
(2) Program Pengembangan, Pengelolaan, dan 1 03 26 Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya 1 03
(1)
1 03
1 03
1 03
1 03
1 03 1 03 1 03
1 03
(3) Meningkatnya konservasi sumber daya air Meningkatnya Program Pengembangan Kinerja 27 cakupan pelayanan air Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah bersih Menurunnya 28 Program Pengendalian Banjir persentase luas daerah genangan Berfungsinya saluran drainase guna 31 Program Pemeliharaan Saluran Drainase mencegah banjir/genangan Meningkatnya Program Pembangunan Sarana dan 32 ketersediaan sarana Prasarana Perkotaan publik Tertibnya Program Pembinaan dan Pengawasan Serta 33 penyelenggaraan jasa Pelayanan Ijin Usaha Jasa Konstruksi konstruksi Meningkatnya Program Pembangunan dan Penataan 35 perumahan dan Lingkungan Perumahan kawasan layak huni Program Penyehatan Lingkungan Meningkatnya 36 Permukiman ketersediaan Sanitasi Berkurangnya back 37 Program Pengembangan Perumahan log perumahan Menigkatnya kualitas Program Nasional Pemberdayaan infrastruktur 38 Masyarakat (PNPM) Mandiri perumahan & permukiman
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja 2011 2012 2013 2014 2015 pada akhir Awal periode RPJMD RPJMD Rp Rp Rp Rp Rp Rp (Tahun Target Target Target Target Target Target (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm 2010) (%) (%) (%) (%) (%) (%) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) 79,27% 81,42% 1.091 83,57% 1.110 85,72% 1.310 87,87% 1.431 90,02% 1.564 90,02% 6.596
(17)
3 km
4 km
1.331
4 km
1.000
4 km
1.100
4 km
1.250
4 km
1.400 20 km
6.081
4.94% 4.84%
468
4.75% 11.100 4.65% 11.150 4.55% 11.200 4.45% 11.250 4.45% 45.168
70%
8.000
70%
43.500
1 unit
1 unit
3.165
1 unit
3.300
1 unit
6.465
85 iujk 90 iujk
138
90 iujk
152
90 iujk
167
100 iujk
184
100 iujk
202
470 iujk
845
96,71% 96,75% 1.870 98,78% 8.155 96,81% 9.235 96,84% 10.260 96.88% 11.221 96.88% 39.693 1 unit 550 2 unit 400 2 unit 450 2 unit 500 2 unit 550 8 unit 1.250 unit 1.900 8.168
250unit 2.075 250 unit 1.703 250 unit 1.843 250 unit 1.997
1.980
50 kel
2.000 50 kel
2.000 50 kel
2.000
50 kel
2.000 50 kel
9.980
VIII -6
Kode
(1)
(2)
1 03 41
(3) Terwujudnya penguatan kelembagaan penataan lingkungan Menigkatnya pemahaman urusan perumahan Menigkatnya penataan dan pengendalian perumahan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja 2011 2012 2013 2014 2015 pada akhir Awal periode RPJMD RPJMD Rp Rp Rp Rp Rp Rp (Tahun Target Target Target Target Target Target (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm 2010) (%) (%) (%) (%) (%) (%) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) 3 lemb 100 5 Lemb 200 4 Lemb 200 3 Lemb 150 15 Lemb 650
(17)
1 keg
50
1 keg
100
1 keg
100
1 keg
100
4 keg
350
1 keg
400
1 keg
70
1 keg
77
1 keg
85
4 keg
632
1 04
Perumahan Meningkatnya ketepatan waktu tindak kejadian kebakaran 100% 100% 411 100% 665 100% 699 100% 734 100% 770 100% 3.279 Kantor Pemadam Kebakaran
1 05
Penataan Ruang Meningkatnya ketersediaan pranata tata ruang kota dan kawasan-kawasan khusus kota Meniingkatnya kesesuaian pemanfaatan ruang kota dan peruntukan lahan Meniingkatnya kesesuaian
20
20
98
20
148
20
163
20
175
20
190
20
190
100
100
223
100
236
100
252
100
277
100
277
100
304
100
100
551
100
674
100
711
100
752
100
797
100
797
VIII -7
Kode
(1)
(2)
1 05 18
1 05 19
Program Peningkatan dan Pemeliharaan Fasilitas PJU Program Pemeliharaan/Pengelolaan Pemakaman Perencanaan Pembangunan
1 05 22
(3) pemanfaatan ruang kota peruntukan lahan Meningkatnya keindahan ruang kota dan pendapatan daerah Meningkatnya luas wilayah kota yang mendapat penerangan malam hari Meningkatnya areal makam yang tertata
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja 2011 2012 2013 2014 2015 pada akhir Awal periode RPJMD RPJMD Rp Rp Rp Rp Rp Rp (Tahun Target Target Target Target Target Target (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm 2010) (%) (%) (%) (%) (%) (%) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
(17)
90
90
887
90
887
90
887
90
887
90
887
90
887
Dinas Pertamanan
90
90
1.892
90
1.892
90
1.892
90
1.892
90
1.892
90
1.892
90
90
1.830
90
1.830
90
1.830
90
1.830
90
1.830
90
1.830
1 06
Tingkat ketersediaan data dan informasi 1 06 15 Program pengembangan data/informasi untuk perencanaan dan pengendalian pembangunan Tingkat kemantapan kerjasama 1 06 16 Program Kerjasama Pembangunan pembangunan dengan pemerintah daerah, swasta &masyarakat Tingkat partisipasi komponen masyarakat dalam proses 1 06 21 Program perencanaan pembangunan daerah perencanaan pembangunan daerah
85
87
212
90
213
92
214
95
215
98
216
98
217
Bappeda
90
91
357
93
357
94
357
95
357
96
357
96
357
91
92
694
94
694
95
694
96
694
97
694
97
694
VIII -8
Kode
(3) Tingkat ketersediaan Program perencanaan pembangunan pranata perencanaan 1 06 22 ekonomi prog. pembangunan ekonomi Tingkat ketersediaan pranata perencanaan 1 06 23 Program perencanaan sosial dan budaya prog.pembangunan sosial budaya Tingkat ketersediaan Program perancanaan prasarana wilayah dan pranata perencanaan 1 06 24 sumber daya alam prog. pembangunan wilayah dan SDA 1 07 1 07 15 Perhubungan Meningkatnya pelayanan angkutan publik Meningkatnya Program pengendalian dan pengamanan lalu ketertiban lalu lintas lintas dan angkutan publik Meningkatkan Program peningkatan kelaikan kenyamanan dan pengoperasian kendaraan bermotor keamanan lalu lintas Meningkatnya potensi Peningkatan Pelayanan Perparkiran pendapatan daerah Meningkatnya akses Peningkatan Pelayanan Telekomunikasi informasi publik Meningkatnya Program Pengembangan Sistem cakupan pelayanan Perhubungan transportasi publik Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
(1)
(2)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja 2011 2012 2013 2014 2015 pada akhir Awal periode RPJMD RPJMD Rp Rp Rp Rp Rp Rp (Tahun Target Target Target Target Target Target (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm 2010) (%) (%) (%) (%) (%) (%) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) 87 89 768 92 768 93 768 94 768 95 768 95 768
(17)
85
86
823
89
823
90
823
92
823
95
823
95
823
84
84
649
86
649
88
649
90
649
92
649
92
649
95
95
52
95
52
95
52
95
52
95
52
95
52
Dinas Perhubungan
1 07 19
100
100
948
100
948
100
948
100
948
100
948
100
948
1 07 20 1 07 21 1 07 22 1 07 23
100 100 95 95
100 100 95 95
159 229 19 35
100 100 95 95
159 229 19 35
100 100 95 95
159 229 19 35
100 100 95 95
159 229 19 35
100 100 95 95
159 229 19 35
100 100 95 95
159 229 19 35
VIII -9
Kode
(2)
(3)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja 2011 2012 2013 2014 2015 pada akhir Awal periode RPJMD RPJMD Rp Rp Rp Rp Rp Rp (Tahun Target Target Target Target Target Target (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm 2010) (%) (%) (%) (%) (%) (%) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
(17)
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
1 08 15
1 08 16
1 08 17
1 08 18 Program Peningkatan Pengendalian Polusi 1 08 24 Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Meningkatnya cakupan pelayanan persampahan Meningkatnya cakupan pelayanan persampahan Berkurangnya pencemaran dan kerusakan lingkungan Meningkatnya kelestarian sumber daya alam Berkurangnya kadar polutan Meningkatnya rasio luas ruang terbka hijau
50
50
6.517
60
6.530
70
6.530
80
6.542
90
6.541
100
6.541
90
90
6.767
90
7.261
90
7.627
90
7.974
90
8.329
90
37.958
70
70
241
70
241
70
241
70
241
70
241
70
1.205
70 60 90
70 60 90
631 75 1.803
70 60 90
631 75 1.803
70 60 90
631 75 1.803
70 60 90
631 75 1.803
70 60 90
631 75 1.803
70 60 90
1 10
Kependudukan dan Catatan Sipil Program Penataan Administrasi 1 10 15 Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
88
89
3.932
90
904
91
936
92
968
94
968
94
1 11 15
80
82
15
84
16
85
17
87
18
88
19
88
19
BPPKB
VIII -10
Kode
(1)
1 11 17
1 11 18
1 11 22
1 11 24
1 11 25
(3) Meningkatnya pemahaman tentang Program Penguatan Kelembagaan pengarusutamaan hak Pengarusutamaan Gender dan Anak anak dan pengarusutamaan gender Meningkatnya Kesadaran Program Peningkatan Kualitas Hidup dan masyarakat terhadp Perlindungan Perempuan pemberdayaan perempuan, perempuan dan anak Program pengembangan bahan informasi Meningkatnya tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh pemahaman bagi kembang anak PKB dan kader Meningkatnya Program pengembangan model operasional Pemantapan BKB-Posyandu-PADU keterpaduan BKB Program pembinaan peran serta masyarakat Terlaksannya dan kelompok usaha dalam pelayanan KB Pembinaan kelompok dan peningkatan kesejahteraan UPPKS Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Pembinaan KB optimal Sosialisasi/konseling Pelayanan kontrasepsi
(2)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja 2011 2012 2013 2014 2015 pada akhir Awal periode RPJMD RPJMD Rp Rp Rp Rp Rp Rp (Tahun Target Target Target Target Target Target (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm 2010) (%) (%) (%) (%) (%) (%) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
(17)
75
77
23
79
23
80
24
82
24
85
25
85
25
80
85
23
85
23
85
24
85
24
85
25
85
25
85
86
88
90
92
10
95
10
95
10
87
87
89
90
91
10
92
10
92
10
90
91
48
92
48
94
48
95
48
95
48
95
48
1 12
1 12 15 Program Keluarga Berencana 1 12 16 Program Kesehatan Reproduksi Remaja 1 12 17 Program pelayanan kontrasepsi 1 13 Sosial
100 100 95
100 100 95
267 17 29
100 100 95
267 17 29
100 100 95
267 18 29
267 18 30
267 19 30
BPPKB
VIII -11
Kode
(2) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan 1 13 15 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya 1 13 16 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
(1)
(3) Meningkatnya pelayanan kesejahteraan sosial Efektifnya pelaksanaan KIE konseling Menurunnya prosentase jumlah anak terlantar Meningkatnya pelayanan dan pembinaan penyandang cacat Meningkatnya panti asuhan / panti jompo yang terbina Terbinanya eks penyandang penyakit sosial Terbinany kelembagaan Kesejahteraan Sosial Penanganan bencana lebih optimal Meningkatnya Keberdayaan keluarga mandiri
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja 2011 2012 2013 2014 2015 pada akhir Awal periode RPJMD RPJMD Rp Rp Rp Rp Rp Rp (Tahun Target Target Target Target Target Target (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm 2010) (%) (%) (%) (%) (%) (%) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) 98 98,5 138 98,7 138 99 138 99,1 138 99,3 138 99,5 138
80
82
85
83
85
84
85
85
85
86
85
88
85
80
81
34
82
34
83
34
84
34
85
34
86
34
Program pembinaan para penyandang cacat 1 13 18 dan trauma Program pembinaan panti asuhan /panti jompo
25
27
56
28
56
29
56
30
56
31
56
32
56
1 13 19
40
42
18
44
18
46
18
48
18
50
18
52
18
Program pembinaan eks penyandang 1 13 20 penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya) 1 13 21 1 13 22 1 13 23 Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Program Pemberdayaan Keluarga Muda Mandiri
80
82
74
84
74
86
74
88
74
90
74
92
74
75 90 90
77 91 92
64 22 33
78 94 93
64 22 33
79 97 94
64 22 33
80 98 95
64 22 33
81 99 96
64 22 33
85 100 97
64 22 33
VIII -12
Kode
(1) 1 14 1 14 17
(2) Ketenagakerjaan Program Peningkatan Kesempatan Kerja dan Berusaha Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Pengerah Ketenagakerjaan Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
(3) Meratanya akses informasi ketenagakerjaan Meningkatnya peran/ fungsi lembaga pengerah tenaga kerja Meningkatnya jumlah tenaga kerja profesional
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja 2011 2012 2013 2014 2015 pada akhir Awal periode RPJMD RPJMD Rp Rp Rp Rp Rp Rp (Tahun Target Target Target Target Target Target (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm 2010) (%) (%) (%) (%) (%) (%) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
(17)
90
90
18
90
18
90
18
90
18
90
18
90
18
Dinas Sosnakertrans
1 14 18
90
90
82
90
82
90
82
90
82
90
82
90
82
1 14 19
90
90
135
90
135
90
135
90
135
90
135
90
135
1 15
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Program penciptaan iklim usaha Usaha Kecil Menengah yang konduksif Mempertahankan stabilitas iklim usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang kondusif Meningkatnya kuantitas pelaku UMKM yang kreatif dan inovatif Meningkatnya kuantitas koperasi yang sehat Dinas Koperindag
1 15 15
90
90
170
90
170
90
170
90
170
90
170
90
170
1 15 17
Program pengembangan sistem pendukung usaha bagi UKM Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
90
90
332
90
332
90
332
90
332
90
332
90
332
1 15 18
90
90
198
90
198
90
198
90
198
90
198
90
198
1 17
Kebudayaan Meningkatnya pemahaman dan pelestarian nilai budaya lokal 80 80 184 80 184 80 184 80 184 80 184 80 184 Dinas Parsenibud
VIII -13
Kode
(1)
(2)
(3) Meningkatnya fasilitasi pengembangan pariwisata berbasis kearifan budaya lokal Meningkatnya jejaring dan kemitraan pariwisata yang berkualitas dan berkesinambungan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja 2011 2012 2013 2014 2015 pada akhir Awal periode RPJMD RPJMD Rp Rp Rp Rp Rp Rp (Tahun Target Target Target Target Target Target (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm 2010) (%) (%) (%) (%) (%) (%) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) 90 90 61 90 61 90 61 90 61 90 61 90 61
(17)
95
95
459
95
459
95
459
95
459
95
459
95
459
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Program peningkatan keamanan dan 1 19 15 kenyamanan lingkungan 1 19 1 19 17 Program pengembangan wawasan kebangsaan Program Kemitraan Pengembangan wawasan kebangsaan Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan Program peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat)
1 19 18
1 19 19
1 19 20
Menurunnya angka tindak kriminal Meningkatnya kerukunan antar umat beragama Meningkatnya intensitas koordinasi dan konsolidasi antar stakeholder Menurunnya konflik antar suku dan antar lingkungan Menurunnya angka pengguna narkoba dan phycotropika Meningkatnya pemahaman politik masyarakat
99
60 99
15 124
65 99
16 137
67 99
17 139
67 99
17 145
70 99
18 149
100 100
85 693
Bakesbang Linmas
99
99
125
99
132
99
138
99
145
99
153
100
695
99
99
79
99
83
99
87
99
91
99
92
100
437
87
87
32
87
33
87
35
87
37
87
39
100
178
99
99
254
99
267
99
281
99
295
99
309
100
VIII -14
Kode
(1) 1 19 22
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja 2011 2012 2013 2014 2015 pada akhir Awal periode RPJMD RPJMD Rp Rp Rp Rp Rp Rp (Tahun Target Target Target Target Target Target (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm 2010) (%) (%) (%) (%) (%) (%) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) 97 97 251 97 263 97 277 97 290 97 305 100 1.388
(17)
1 20 1 20 1 20
1 20 1 20 1 20
1 20
1 20
1 20
Otda, Pemerintahan Umum, Adm Keuda, Perangkat Daerah, Kepeg, dan Persandian Program peningkatan kapasitas lembaga Menguatnya kapasitas 15 perwakilan rakyat daerah DPRD Meningkatnya Program peningkatan pelayanan kedinasan 16 Pelayanan kedinasan kepala daerah/wakil kepala daerah KDH/WKDH Meningkatnya Program peningkatan dan pengembangan 17 kapasitas manajemen pengelolaan keuangan daerah pengelola keuangan Program peningkatan dan pengembangan 17 Optimalisasi PAD pengelolaan keuangan daerah Menngkatnya Program pembinaan dan fasilitasi 19 kuantitas tenaga pengelolaan keuangan desa administrasi terdidik Program peningkatan sistem pengawasan Optimalisasi sistem 20 internal dan pengendalian pelaksanaan pengawasan kebijakan KDH Meningkatnya Program peningkatan profesionalisme tenaga 21 kapasitas aparatur pemeriksa dan aparatur pengawasan pengawas Menjalin jejaring yang Program Peningkatan Kerjasama Antar efektif secara teknis 25 Pemerintah Daerah antar lembaga pemerintah
90 90
95 100
13.647 936
95 100
13.647 936
95 100
13.647 936
95 100
13.647 936
95 100
13.647 936
95 100
13.647 936
Sekt. DPRD
90 20 90
90 20 60
1.642 7.033 10
90 10 60
1.642 7.450 10
90 10 60
1.642 7.500 10
90 10 60
1.642 7.500 10
90 10 60
1.642 7.500 10
90 20 60
1.642 7.500 10
90
90
785
90
785
90
785
90
785
90
785
90
785
Inspektorat
90
80
80
80
80
80
80
Inspektorat
90
90
46
90
46
90
46
90
46
90
46
90
46
VIII -15
Kode
(1)
1 20 26
1 20 27 Program Penataan Daerah Otonomi Baru Program Penataan Daerah, Organisasi dan Ketatalaksanaan Serta PAN Program peningkatan kualitas pelayanan 1 20 13 publik 1 20 28 1 20 33 1 20 34
(3) Menurunnya konflik kepentingan antar daerah, antara daerah dan pusat serta antar lembaga Penyelesaian tapal batas wilayah Kelembagaan daerah
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja 2011 2012 2013 2014 2015 pada akhir Awal periode RPJMD RPJMD Rp Rp Rp Rp Rp Rp (Tahun Target Target Target Target Target Target (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm 2010) (%) (%) (%) (%) (%) (%) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
(17)
90
90
736
90
736
90
736
90
736
90
736
90
736
Bag Hukum
90 90 90 99 99
90 90 90 99 99
90 90 90 99 99
90 90 90 99 99
90 90 90 99 99
90 90 90 99 99
90 90 90 99 99
Bag Organisasi
1 20 35
1 20 36
1 20 37
1 20 38 1 20 39
Optimalisasi pelayanan publik Terlaksananya Program Pendidikan Kedinasan pendidikan kedinasan Program peningkatan kapasitas sumberdaya Meningkatnya aparatur kemampuan aparatur Terlaksananya Program pembinaan dan pengembangan pembinaan dan aparatur pengembangan aparatur Koordinasi Program Pengendalian Pembangunan pembangunan lebih Daerah efektif Program Pembinaan dan Pemantauan Meningkatnya Pelaksanaan Pemberdayaan Ekonomi kemandirian pelaku Rakyat usaha mikro Pelayanan Program Peningkatan Penanaman Modal penanaman modal Daerah meningkat Program Pembinaan Pemerintahan Sosialisasi dan Desa/Kelurahan bantuan Kaling
KPPT BKD
99
99
722
99
732
99
742
99
757
99
777
99
3.521
99
99
123
99
123
99
123
99
123
99
123
99
123
Bag APP
90
90
267
90
267
90
267
90
267
90
267
90
267
Bag Ekonomi
90 100
90 100
274 10
90 100
274 10
90 100
274 10
90 100
274 10
90 100
274 10
90 100
VIII -16
Kode
(3) Terbinanya gender dan kepemudaan Meningkatnya Program pemberdayaan Kelembagaan Sosial 1 20 50 kegiatan sosial dan dan keagamaan keagamaan Penyelesaian konflik 1 20 52 Pengembangan Sistem Informasi pertanahan pertanahan 1 21 Ketahanan Pangan Meningkatnya kesejahteraan petani Meningkatnya ketersediaan pangan Meningkatnya penerapan TTG Meningkatnya kemampuan penyuluh
(1)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja 2011 2012 2013 2014 2015 pada akhir Awal periode RPJMD RPJMD Rp Rp Rp Rp Rp Rp (Tahun Target Target Target Target Target Target (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm 2010) (%) (%) (%) (%) (%) (%) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) 90 90 90 90 90 90 30 68 68 90 90 90 30 68 68 90 90 90 30 68 68 90 90 90 30 68 68 90 90 90 30 68 68 90 90 90 30 68 68
(17)
1 21 15 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 1 21 16 Program Peningkatan Ketahanan Pangan Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan Tepat Guna Program pemberdayaan penyuluh 1 21 18 pertanian/perkebunan lapangan 1 21 17 1 22 Pemberdayaan Masyarakat Desa
90 95 50 90
92 96 60 92
224 617 32 93
94 97 70 94
96 98 80 96
98 99 90 98
BKP5
1 22 16
Meningkatnya kapasitas dan keberdayaan masyarakat Meningkatnya Pokmas Pengguna TTG dan Kelembagaan Ekonomi Produktif Masyarakat
90
92
113
94
113
96
113
98
113
100
113
100
565
BPM
80
83
20
86
20
89
20
92
20
95
20
95
100
VIII -17
Kode
(3) Meningkatnya Program peningkatan partisipasi masyarakat 1 22 17 partisipasi masyarakat dalam membangun desa pembangunan Meningkatnya Program peningkatan kapasitas aparatur kemampuan 1 22 18 pemerintah desa administrasi aparatur kelurahan Meningkatnya peran Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat serta masyarakat 1 22 20 dalam Pembangunan Kota dalam musyawarah pembangunan 1 24 1 24 Kearsipan Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah Meningkatnya penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah Meningkatnya rasio ketersediaan sarana dan prasarana kearsipan
(1)
(2)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja 2011 2012 2013 2014 2015 pada akhir Awal periode RPJMD RPJMD Rp Rp Rp Rp Rp Rp (Tahun Target Target Target Target Target Target (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm 2010) (%) (%) (%) (%) (%) (%) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) 85 85 74 86 74 87 74 88 74 90 75 90 371
(17)
70
75
60
80
60
85
60
90
60
95
60
100
350
90
92
427
94
427
96
427
98
427
100
427
90
2.135
80
82
178
84
178
86
178
88
178
90
178
90
890
1 24
70
70
50
73
50
76
50
79
50
81
50
81
250
1 25 1 25 15
Komunikasi dan Informatika Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa Program kerjasama informasi dengan mass media Meningkatnya pengembangan sistem infokom Meningkatnya kerjasama peyebarluasan informasi 80 85 231 90 231 95 231 100 231 100 231 100 1.154 Bag PDE
1 25 18
90
92
411
94
411
96
411
98
411
100
411
100
2.055
VIII -18
Kode
(1) 1 26 Perpustakaan
(2)
(3)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja 2011 2012 2013 2014 2015 pada akhir Awal periode RPJMD RPJMD Rp Rp Rp Rp Rp Rp (Tahun Target Target Target Target Target Target (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm 2010) (%) (%) (%) (%) (%) (%) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
(17)
90
91
185
92
185
93
185
94
185
95
185
95
925
2 2 1
URUSAN PILIHAN Pertanian Meningkatnya jumlah gapoktan yang mandiri Pengembangan tanaman hortikultura Meningkatnya mutu hasil olahan pertanian Meningkatnya kemampuan petani Meningkatnya kualitas mutu pertanian 30 80 90 90 95 30 90 95 90 95 30 100 150 115 80 40 90 95 90 95 40 100 150 115 84 50 90 95 90 95 50 100 150 115 86 50 90 95 90 95 50 100 150 115 88 60 90 95 95 95 60 100 150 115 90 60 90 95 95 95 300 510 256 133 90 Dinas Pertanian dan kelautan, BKP5
2 1 15 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Program Peningkatan Ketahan Pangan (pertanian/perkebunan) Program peningkatan pemasaran hasil 2 1 17 produksi pertanian/perkebunan Program peningkatan penerapan teknologi 2 1 18 pertanian/perkebunan Program peningkatan produksi 2 1 19 pertanian/perkebunan 2 1 16 2 4 Pariwisata Program pengembangan pemasaran 2 4 15 pariwisata
Meningkatnya 170.000 172.000 kunjungan wistatawan Meningkatnya jumlah 2 4 16 Program pengembangan destinasi pariwisata 10 10 obyek wisata Meningkatnya jumlah 2 4 17 Program pengembangan Kemitraan 2 2 mitra yang terbentuk
35 15 20
175.000 12 2
50 25 20
180.000 12 3
60 25 30
185.000 12 4
75 25 40
Dinas Parsenibud
VIII -19
Kode
(1) 2 4 18
(3) Meningkatnya jumlah penyelenggaraan pagelaran kesenian Meningkatnya jumlha Festival budaya Terpeliharanya situs bersejarah
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja 2011 2012 2013 2014 2015 pada akhir Awal periode RPJMD RPJMD Rp Rp Rp Rp Rp Rp (Tahun Target Target Target Target Target Target (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm 2010) (%) (%) (%) (%) (%) (%) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) 2 2 5 2 2 5 30 30 10 2 2 5 30 30 10 3 20 5 50 30 10 4 2 5 50 30 10 5 2 5 75 30 10 5 2 5 235 150 50
(17)
2 5 2 5 15
Kelautan dan Perikanan Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir Meningkatnya usaha kegiatan kelompok 50 50 50 60 50 60 50 60 50 65 60 65 215
Terpeliharaanya kelestarian sumber daya ikan Meningkatnya usaha 2 5 20 Program pengembangan budidaya perikanan budidaya perikanan darat 2 6 Perdagangan Program perlindungan konsumen dan 2 6 15 pengamanan perdagangan
75
75
25
75
25
80
40
85
40
95
50
95
140
90
90
50
90
50
90
50
95
60
95
60
95
270
Terlindunginya konsumen Meningkatnya Jumlah 2 6 17 Program peningkatan perdagangan ekspor produk dan transaksi ekspor Program peningkatan efiisiensi pedagangan Meningkatnya Jumlah 2 6 18 dalam negri ijin diterbitkan Meningkatnya Jumlah 2 6 19 Pembina pedagang kaki lima dan asongan PKL yang mandiri
5 5 5 20
5 5 5 45
50 100 10 50
5 5 5 50
50 100 10 50
5 5 5 50
50 100 10 50
5 5 5 50
50 100 10 50
5 5 5 60
50 100 10 60
5 5 5 60
VIII -20
Kode
(1)
(2)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja 2011 2012 2013 2014 2015 pada akhir Awal periode RPJMD RPJMD Rp Rp Rp Rp Rp Rp (Tahun Target Target Target Target Target Target (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm (dlm 2010) (%) (%) (%) (%) (%) (%) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) jutaan) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 250
(17)
2 7
Industri Program pengembangan industri kecil dan 2 7 16 menengah Program pengembangan dan peningkatan 2 7 17 ekspor 2 7 18 Program penataan struktur industri
Meningkatnya Jumlah wirausahawan baru Meningkatnya Jumlah jejaring eksportir Meningkatnya Jumlah Srapras klaster
50 8
50 20 8
50 50 100
50 20 8
50 50 100
50 30 8
50 70 100
50 50 8
50 70 100
50 70 8
50 90 100
50 70 8
Dinas Koperindag
2 8
VIII -21
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Mataram Tahun 2005-2025, yang memuat visi, misi dan arah pembangunan Kota Mataram Tahun 2005- 2025. RPJMD Kota Mataram Tahun 2011-2015 yang merupakan penjabaran visi dan misi dari Walikota terpilih selanjutnya akan menjadi acuan dan pedoman bagi Pemerintah Kota Mataram dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Mataram untuk Tahun 2011-2015.
10.1. PEDOMAN TRANSSISI Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015 ini dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Mataram Tahun 2005-2025 kemudian menjadi pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD tahun pertama dibawah kepemimpinan Walikota dan wakil Walikota terpilih hasil pemilihan umum pada periode berikutnya. Hal ini penting untuk menjaga kesinambungan dan mengisi kekosongan RKPD setelah berakhirnya dokumen RPJMD ini berakhir. Pedoman masa transisi dimaksud bertujuan menyelesaikan masalah-masalah pembangunan yang belum tertangani sampai dengan akhir periode RPJMD Kota Mataram ini berakhir dan masalah-masalah pembangunan yang akan dihadapi dalam tahun pertama masa pemerintahan baru. Selanjutnya RKPD masa transisi merupakan tahun pertama dan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dari Walikota dan Wakil Walikota terpilih hasil pemilukada pada periode berikutnya.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
X -1
10.2. PRINSIP-PRINSIP KAIDAH PELAKSANAAN Sehubungan dengan hal tersebut maka ditetapkan prinsip-prinsip kaidah pelaksanaan, sebagai berikut: a. Agar terjadi kesinambungan dalam penyusunan kebijakan daerah
makapenyusunan Rencana Strategis (Renstra) SKPD harus mengacu pada dokumen RPJMD Kota Mataram Tahun 20112015 dan menjadikannya sebagai pedoman dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015. b. Lembaga eksekutif dan lembaga legislatif Kota Mataram dengan didukung oleh instansi vertikal yang ada di wilayah Kota Mataram, stakeholders dan
masyarakat termasuk dunia usaha, berkewajiban untuk melaksanakan RPJMD Kota Mataram Tahun 2011-2015 sehingga arah kebijakan yang disusun setiap tahunnya dalam periode lima tahunan dapat dicapai. c. Walikota dalam menjalankan tugas penyelenggaraan pemerintahan daerah selama periode kepemimpinan lima tahun, berkewajiban untuk mengarahkan pelaksanaan RPJMD Kota Mataram Tahun 20102015 dengan menggerakkan secara optimal semua potensi dan kekuatan daerah. d. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kota Mataram berkewajiban untuk menyusun kegiatan prioritas sesuai dengan tugas dan fungsinya yang mendukung pencapaian arah kebijakan yang telah diamanatkan oleh Walikota dan Wakil Walikota terpilih dalam dokumen RPJMD Kota Mataram Tahun 20112015 yang memuat sasaran RPJMD. Rencana strategis SKPD selanjutnya menjadi pedoman dalam menyusun Rencana Kerja SKPD Kota Mataram.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
X -2
BAB XI PENUTUP
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015 merupakan penjabaran dari visi dan misi dari Walikota dan Wakil Walikota terpilih, yang merupakan pedoman bagi pemerintah daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), dan masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan jangka menengah daerah selama lima tahun ke depan. RPJMD juga menjadi arah dan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang disusun setiap tahunnya selama periode tersebut. Untuk mewujudkan Visi Kota Mataram: Terwujudkan Kota Mataram yang Maju, Religius dan Berbudaya maka perlu didukung oleh: (1) komitmen dari kepemimpinan daerah yang berakhlak mulia, kapabel, berkualitas dan demokratis (2) Good Governance dan Clean Government (3) konsistensi kebijakan pemerintah daerah (4) keberpihakan kepada rakyat (5) partisipasi aktif dari masyarakat, media massa, dan pihak swasta, serta (6) mekanisme kontrol dan pengawasan serta akuntabilitas publik yang baik. Untuk itu, dukungan dan kerjasama dari semua pemangku kepentingan di Kota Mataram diharapkan akan membawa masyarakat yang mandiri dan sejahtera sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Walikota dan Wakil Walikota Mataram terpilih periode 2010-2015.
WALIKOTA MATARAM,
H. AHYAR ABDUH
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015
XI -1