Anda di halaman 1dari 27

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Salah satu tujuan dari pembangunan nasional adalah mewujudkan

kesejahteraan umum dimana salah satu unsurnya ialah mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Hal ini diwujudkan dengan adanya pembangunan kesehatan nasional sebagai upaya bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat sebagai unsur kesejahteraan umum yang merupakan bagian dari tujuan nasional dan amanat dari mukadimah UUD 1945. Menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan disebutkan bahwa sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal. Disinilah peran serta masyarakat sangat diperlukan demi berjalannya segala program pemerintah yang berkaitan dengan pembangunan kesehatan. Masyarakat merupakan suatu unsur vital yang akan menentukan keberhasilan dan kesinambungan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu masyarakat perlu disadarkan akan pentingnya lingkungan yang baik jika ingin menciptakan komunitas yang sehat dan bahagia. Apabila mereka mampu menjaga lingkungan dengan baik secara tanggung jawab, munculnya banyak penyakit, yang umumnya dikarenakan adanya lingkungan kotor, dapat dihindari. Saat melakukan proses inisiasi pengenalan kesehatan lingkungan, dibutukan kesadaran segenap elemen masyarakat sehingga tujuan dari terciptanya kesehatan secara menyeluruh dapat dirasakan oleh semua pihak yang nantinya manfaat dari kesehatan lingkungan juga dapat menguntungkan segenap masyarakat. Komitmen kuat dari dalam diri masing-masing orang di satu lingkungan tersebut menjadi proses awal yang harus dibangun. Tanpa adanya kesepakatan dan komitmen bersama, mustahil kesehatan lingkungan dapat tercipta mengingat jika lingkungan satu tidak terjaga kebersihannya, maka hal ini akan mempengaruhi buruknya kebersihan daerah lainnya.

Terciptanya Masyarakat yang mandiri dan berkemampuan akan menjadi harapan tersendiri saat mereka berhasil mengaplikasikan kesehatan lingkungan yang berdampak terhadap pencegahan timbulnya penyakit fisik. Jika masyarakat sehat, maka hal ini akan menciptakan generasi yang mandiri terutama secara finansial karena jiwa dan Masyarakat yang sehat tentunya akan memberikan semangat tersendiri serta rasa fokus bagi mereka dalam bekerja. Pelaksanaan praktek belajar lapangan merupakan perwujudan nyata dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada komunitas yang mana teorinya telah di dapatkan di Institusi pendidikan, dan kini dilaksanakan di masyarakat yang didalamnya mencakup proses keperawatan individu, keluarga dan masyarakat. Harapannya adalah kami sebagai mahasiswa program pendidikan S1 Keperawatan dapat melihat contoh nyata pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas. Pendekatan pembangunan masyarakat merupakan alat dalam pelaksanaan kegiatannya. Keperawatan komunitas ini dilakukan di RW 16 Kelurahan Karang Tengah Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi. Program ini pun sejalan dengan kurikulum mahasiswa S1 Keperawatan STIKES Kota Sukabumi semester VII yang mana mewajibkan peserta didik untuk melaksanakan praktek klinik keperawatan komunitas II dalam bentuk Early exposure II bagian 2. 1.2 Tujuan 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari praktek klinik keperawatan komunitas adalah mahasiswa mampu menerapkan program asuhan keperawatan komunitas 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari praktek klinik keperawatan komunitas ini, diharapkan mahasiswa dapat : a. Melakukan pengkajian keperawatan komunitas dengan menggunakan berbagai sumber. b. Merumuskan diagnosa keperawatan komunitas. c. Menyusun perencanaan keperawatan komunitas dengan mengutamakan peran serta aktif masyarakat.

d. Mengimplementasikan kegiatan dari perencanaan yang telah dilakukan. e. Mengevaluasi hasil dari implementasi yang dilakukan 1.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut : a. Wawancara Wawancara dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab dengan masyarakat yang dilakukan dari rumah kerumah untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam melakukan proses keperawatan komunitas. b. Observasi Penulis melakukan pengamatan secara langsung yang meliputi hal-hal yang tidak perlu ditanyakan dengan berbagai pertimbangan, seperti luar rumah, jarak antara sumber air bersih yang digunakan keluarga dengan limbah keluarga ataupun septik tank. c. Studi kepustakaan Melakukan studi kepustakaan melalui buku-buku sebagai konsep dasar yang menunjang terhadap data-data yang sudah diperoleh. 1.4 Sistematika Penulisan Terdiri dari latar belakang yang menggambarkan alasan dilaksanakannya kegiatan, tujuan rumusan masalah, teknik pengumpulan data dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN TEORITIS Berisi teori yang berkaitan dengan kegiatan yang tengah dilaksanakan. BAB III METODE ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS Berisi pemaparan tentang struktur asuhan keperawatan dan strategi dalam asuhan keperawatan. pada studi kasus ini

BAB I PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berisi pemaparan kegiatan yang terdiri dari pengkajian, penyusunan diagnosa keperawatan komunitas dan perencanaan keperawatan komunitas. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berisi kesimpulan dari kegiatan yang dilaksanakan dan saran-saran yang dapat diberikan serta rekomendasi dari hasil kegiatan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1. Konsep Keperawatan Komunitas Komunitas merupakan kelompok sosial yang tinggal di suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain, mempunyai minat dan interest yang umum (WHO). Keperawatan komunitas adalah perpaduan dari praktek keperawatan dan prakterk kesehatan masyarakat dalam rangka meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat (DEPKES RI). Keperawatan komunitas (di adopsi dari pengertian Community Health Nursing) pertama kali dikenal sejak tahun 1970 yang merupakan kelanjutan sejarah keperawatan kesehatan public terutama perkembangan di daratan Eropa dan Amerika Serikat. Para perawat bekerja di klinik-klinik berbasiskan masyarakat yang merupakan koordinasi dalam menangani berbagai kasus-kasus di kesehatan masyarakat dengan melibatkan disiplin keilmuan. Keperawatan komunitas merupakan disiplin ilmu kesehtan masyarakat dengan ilmu keperawatan. Keperawatan komunitas juga dikenal sebagai suatu spesialisasi yang memiliki unit pelayanan yang berbasiskan pada masyarakat tertentu atau sekumpulan orang dimana perawat mengambil tanggung jawab untuk menolong meningkatkan derajat kesehtan masyarakat. Keperawatan komunitas dikenal dengan sebutan perawatan kesehatan masyarakat (PERKESMAS) yang dimulai sejak permulaan konsep puskesmas diperkenalkan sebagai institusi pelayanan kesehatan professional terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Kesehatan masyarakat merupakan ilmu dan seni dalam pencegahan penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan melalui pengorganisasian masyarakat dalam upaya sanitasi lingkungan, pengawasan penyakit menular, pendidikan mengenai kebersihan perseorangan, organisasi medis, pelayanan keperawatan, diagnosa dini, melakukan tindakan penyakit, dan mengembangkan perangkat sosial untuk menjamin kesehatan.

Dari karakteristik yang dimilikinya, maka keperawatan komunitas dapat dilihat sebagai berikut : 1. Berorientasikan kepada masyarakat, artinya segala kegiatan mulai dari pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi semua diarahkan dari dan oleh masyarakat itu sendiri. 2. Fokus pelayanannya ditujukan kepada populasi, artinya bahwa dalam pelayanan keperawatan ditujukan kepada sekumpulan orang yang didalamnya terdapat unsur berkaitan antar individu dalam suatu masyarakat. 3. Pelayanan dasar yang bersifat relationship artinya bahwa pelayanan yang diberikan meliputi beberapa aspek yang dibutuhkan kerjasama lintas program dan lintas sektoral. Perawatan komunitas dapat melaksanakan praktek keperawatan pada enam tingkatan klien yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Individu Keluarga Kelompok Bagian dari populasi Populasi Masyarakat

Melihat beragamnya klien yang dapat dilayani oleh perawat perkesmas, maka tempat para perawat perkesmas untuk melaksanakan praktek keperawatan menyebar dari tingkatan rumah sampai kepada tingkatan khusus yang ada di masyarakat. Secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Rumah, dimana pelayanan keperawatan merupakan kelanjutan dari rumah sakit untuk dilakukan follow up kesehatan, misalnya perawatan luka, promosi kesehatan yang meliputi perawatan keluarga, perawatan anak dan lain-lain. 2. Pelayanan kesehatan ambulatory, seperti pusat kesehatan masyarakat. 3. Sekolah, meliputi Usaha Kesehatan Sekolah. 4. Industri, baik formal maupun informal.

5. Institusi pelayanan kebutuhan masyarakat seperti tempat penitipan anak dan lain-lain. 6. Institusi keagamanaan, seperti pondok pesantren dan lain-lain. A. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas Dalam keperawatan kesehatan masyarakat, perlu diperhatikan tiga bagian yang diantaranya yaitu konsep masyarakat dan masalah kesehatan, proses keperawatan masyarakat di tingkat masyarakat, serta pengelolaan kesehatan masyarakat di Puskesmas. 1. Konsep Dasar Masyarakat dan Masalah Kesehatan Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul atau istilah lain saling berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama. (Koentjoroningrat, 1990 ) a. Ciri-Ciri Masyarakat 1). 2). 3). 4). 5). Interaksi diantara sesama anggota masyarakat. Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu. Saling bergantung satu dengan lainnya. Memiliki adat istiadat tertentu / kebudayaan. Memiliki identitas bersama. Menurut Gillin dan Gillin lembaga lembaga masyarakat

b. Tipe-Tipe Masyarakat : diklasifikasikan sebagai berikut: Dilihat dari sudut perkembangannya 1) Cresive Institution Merupakan lembaga masyarakat paling primer, yang secara tidak sengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat. 2) Enacted Institution Lembaga masyarakat yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu dari sudut sistem nilai yang diterima oleh masyarakat

3) Basic Institution Lembaga kemasyarakatan yang penting untuk memelihara tata tertib dalam masyarakat. 4) Subsidiari Institution Lembaga kemasyarakatan yang muncul untuk memenuhi kegiatan tertentu saja c. Ciri- Ciri Masyarakat Indonesia 1) Masyarakat Desa Hubungan keluarga dan masyarakat sangat kuat Hubungan didasarkan atas adat istiadat yang kuat sebagai organisasi sosial Percaya kepada kekuatan-kekuatan gaib Tingkat buta huruf relatif tinggi Berlaku hukum tidak tertulis Tidak ada lembaga pendidikan khusus dibidang teknologi dan keterampilan Sistem ekonomi sebagian besar ditujukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan sebagian kecil tujuan dipasaran untuk memenuhi kebutuhan lainnya 2) Semangat gotong royong dalam bidang ekonomi sangat kuat

Masyarakat Madya Hubungan keluarga tetap kuat, hubungan masyarakat mulai mengendor Adat istiadat masih menghormati, mulai terbuka dari pengaruh luar Timbul rasionalitas pada cara berfikir Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat terutama pendidikan dasar dan menengah Tingkat buta huruf mulai menurun Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis

Ekonomi masyarakat banyak mengarah pada produksi pasaran Gotong royong tradisional tingkat untuk keperluan sosial dikalangan keluarga dan tetangga

3) Ciri-Ciri Masyarakat Modern Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingan pribadi. Hubungan antar manusia dilakukan secara terbuka dalam suasana saling mempengaruhi. Keperluan masyarakat yang kuat terhadap manfaat ilmu

pengetahuan dan teknologi. Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian. Tingkat pendidikan formal tinggi dan merata. Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang kompleks. Ekonomi hampir seluruhnya ekonomi pasar.

d. Ciri-Ciri Masyarakat Sehat 1) Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat 2) Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan terutama untuk ibu dan anak 3) Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar. 4) Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status sosial ekonomi masyarkat 5) Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit 2.2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi. (Undang undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 tahun 1992).

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indikator Kesehatan a. Indikator Positif Status Gizi Tingkat Pendapatan

b. Indikator Negatif Mortalitas (Angka Kematian) Morbiditas (Angka Kesakitan)

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan (Simons-Morton et al.,1995). Perubahanperubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan. (Notoatmodjo, 2005). Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh : a. Nilai b. Sikap c. Pendidikan/pengetahuan PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya tentang Gizi: makan beraneka ragam makanan, minum Tablet Tambah Darah, mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan lingkungan. seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan

2.3 Kesehatan lingkungan 2.3.1 Pengertian Kesehatan Lingkungan Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula (Notoatmodjo S.,2003). Kesehatan lingkungan adalah hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan yang berakibat atau mempengaruhi derajat kesehatan manusia (Walter R.L). Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada diantara manusia dan lingkungannya agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia (World Health Organization Expert Commite). Kesehatan lingkungan adalah ilmu yang mempelajari hubungan interaktif antara komunitas dengan perubahan yang memiliki potensi bahaya/menimbulkan gangguan kesehatan/penyakit, serta mencari upaya penanggulangannya (Susanna D. Dkk). 2.3.2 Komponen PHBS kesehatan lingkungan 1. PHBS Rumah Tangga 2. PHBS di Sekolah 3. PHBS di Tempat Kerja 4. PHBS di Tempat-tempat Umum 5. PHBS di Institusi Kesehatan 2.3.3 Indikator PHBS kesehatan lingkungan a. Perumahan bersih dan sehat Rumah merupakan salah satu persyaratan bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu sebagian besar waktu kehidupan manusia dihabiskan di rumah. Persyaratan rumah sehat menjadi sangat penting. Beberapa faktor-faktor yang ikut berpengaruh dalam pembangunan rumah antara lain adalah sebagian berikut:

1. Faktor lingkungan 2. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat 3. Tekhnologi yang dimiliki masyarakat 4. Kebijakan pemerintah b. Penyediaan air bersih Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Didalam tubuh manusia sendiri, sebagian besar terdiri dari air. Pada orang dewasa mengandung air sekitar 55-60%,,anak-anak sekitar 65% dan pada bayi 80%. Menurut WHO, di negara maju, tiap orang memerlukan air sekitar 60120 liter per hari. Sedangkan di negara berkembang seperti Indonesia, tiap orang memerlukan air sekitar 30-60 liter per hari. c. Pembuangan kotoran manusia (Tinja) Permasalahan pembuangan kotoran manusia (tinja) semakin meningkat dengan adanya pertambahan penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman. Ditinjau dari segi ilmu kesehatan masyarakat, masalah pembuangan tinja merupakan yang urgen untuk diatasi, karena tinja dapat menyebabkan penyakit, antara lain typoid, disentri, kolera dll. d. Penanganan sampah Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari sampah tersebut dapat hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit(bakteri patogen). Selain itu tempat bersarangnya berbagai serangga sebagai penyebar penyakit(vektor). Oleh karena itu sampah harus dikelola dengan baik sehingga tidak berdampak buruk pada masyarakat. e. Penanganan air limbah Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya. Pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup. Secara garis besar, air limbah dapat dibagi menjadi: Domestic wastes water ( berasal rumah tangga) Industrial wastes water (berasal dari industri) Municipal waste water (berasal dari Kotapraja)

2.3.4 Kegiatan PHBS Kesehatan Lingkungan Kegiatan yang dilakukan tenaga kesehatan menurut Occupational Health and Safety Administration (OSHA) dan Nuclear Regulation Commision (NRC) adalah: 1. Pembuatan standar kualitas air dan udara 2. Pemeriksaan dan pemantauan kesehatan 3. Evaluasi terhadap bahaya lingkungan 4. Penerimaan informasi tentang kesehatan yang terkait dengan lingkungan 5. Penyaringan terhadap bahan-bahan kimia baru 6. Pemeliharaan data dasar 7. Menetapkan, mengevaluasi dan mengusahakan agar peraturan-peraturan yang telah dibuat dapat ditepati. Adapun kegiatan-kegiatan PHBS kesehatan lingkungan di setiap komponen, yaitu: a. Kegiatan PHBS di lingkungan rumah tangga 1. Menggunakan air bersih 2. Menggunakan jamban sehat 3. Memberantas jentik di rumah 4. Melakukan aktivitas fisik setiap hari 5. Tidak merokok b. Kegiatan PHBS di lingkungan sekolah 1. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun 2. Menjaga kebersihan dan kesehatan kantin sekolah 3. Menggunakan jamban yang bersih & sehat 4. Olahraga yang teratur dan terukur 5. Memberantas jentik nyamuk 6. Tidak merokok

7. Membuang sampah pada tempatnya c. Kegiatan PHBS di lingkungan kerja 1. Mengadakan kawasan tanpa asap rokok 2. Bebas jentik 3. Jamban Sehat 4. Kesehatan dan keselamatan kerja 5. Olah raga teratur d. Kegiatan PHBS di lingkungan umum 1. Menggunakan jamban sehat 2. Memberantas jentik nyamuk 3. Menggunakan Air Bersih e. Kegiatan PHBS di institusi kesehatan 1. Menggunakan air bersih 2. Menggunakan jamban yang bersih & sehat 3. Membuang sampah pada tempatnya 4. Tidak merokok 5. Tidak meludah sembarangan 6. Memberantas jentik nyamuk 2.4 Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) 2.4.1 Pengertian ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Yang benar ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai alveoli, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru. Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun

demikian anak akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematian. Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia.Pneumonia dibagi atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat.Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia.Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik.Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan pada balita.Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat antibiotik. ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya. Tetapi ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada anak kecil terutama apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak hygiene.Risiko terutama terjadi pada anak-anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang, beban immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta tidak tersedianya atau berlebihannya pemakaian antibiotik. 2.4.2 Tanda-tanda bahaya Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan keluhan-keluhan dan gejala-gejala yang ringan.Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal.Bila sudah dalam kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit, meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan.

Tanda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tanda-tanda laboratoris. Tanda-tanda klinis Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang, grunting expiratoir dan wheezing. Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi, hypotensi dan cardiac arrest. Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, papil bendung, kejang dan coma. Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.

Tanda-tanda laboratories Hypoxemia Hypercapnia acydosis (metabolik dan atau respiratorik). Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah: tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk, sedangkan tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun ampai kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun, stridor, Wheezing, demam dan dingin. 2.4.3. Klasifikasi ISPA Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai berikut: Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada kedalam (chest indrawing). Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.

Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia (4).

2.4.4. Perawatan dirumah Beberapa hal yang perlu dikerjakan seorang ibu untuk mengatasi anaknya yang menderita ISPA. Mengatasi panas (demam) Untuk anak usia 2 bulan samapi 5 tahun demam diatasi dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es). Mengatasi batuk Ajarkan tehnik batuk efektif, dan dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis sendok teh dicampur dengan kecap atau madu sendok teh , diberikan tiga kali sehari. Pemberian makanan Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah.Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan. Pemberian minuman Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita. 2.4.5. Pencegahan dan Pemberantasan Pencegahan dapat dilakukan dengan : Menjaga keadaan gizi agar tetap baik. Immunisasi.

Menjaga kebersihan prorangan dan lingkungan. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.

Pemberantasan yang dilakukan adalah : Penyuluhan kesehatan 2.4.6. Pelaksana pemberantasan Tugas pemberatasan penyakit ISPA merupakan tanggung jawab bersama.Kepala Puskesmas bertanggung jawab bagi keberhasilan pemberantasan di wilayah kerjanya. Sebagian besar kematiaan akibat penyakit pneumonia terjadi sebelum penderita mendapat pengobatan petugas Puskesmas. Karena itu peran serta aktif masyarakat melalui aktifitas kader akan sangat membantu menemukan kasus-kasus rumah sakit . Dokter puskesmas mempunyai tugas sebagai berikut : Membuat rencana aktifitas pemberantasan ISPA sesuai dengan dana atau sarana dan tenaga yang tersedia. Melakukan supervisi dan memberikan bimbingan penatalaksanaan standar kasus-kasus ISPA kepada perawat atau paramedis. Melakukan berat/penyakit pemeriksaan dengan pengobatan tanda-tanda kasusbahaya kasus yang pneumonia oleh pneumonia yang perlu mendapat pengobatan antibiotik (kotrimoksasol) dan kasus-kasus pneumonia berat yang perlu segera dirujuk ke

dirujuk

perawat/paramedis dan merujuknya ke rumah sakit bila dianggap perlu. Memberikan pengobatan kasus pneumonia berat yang tidak bisa dirujuk ke rumah sakit. Bersama dengan staff puskesmas memberi kan penyuluhan kepada ibu-ibu yang mempunyai anak balita. perihal pengenalan tanda-tanda penyakit pneumonia serta tindakan penunjang di rumah. Melatih semua petugas kesehatan di wilayah puskesmas yang di beri wewenang mengobati penderita penyakit ISPA Melatih kader untuk bisa, mengenal kasus pneumonia serta dapat memberikan penyuluhan terhadap ibu-ibu tentang penyaki ISPA

Memantau aktifitas pemberantasan dan melakukan evaluasi keberhasilan pemberantasan penyakit ISPA. menditeksi hambatan yang ada serta menanggulanginya termasuk aktifitas pencatatan dan pelaporan serta pencapaian target.

Paramedis Puskesmas Puskesmas pembantu Melakukan penatalaksanaan standar kasus-kasus ISPA sesuai petunjuk yang ada. Melakukan konsultasi kepada dokter Puskesmas untuk kasus-kasus ISPA tertentu seperti pneumoni berat, penderita dengan weezhing dan stridor. Bersama dokter atau dibawah, petunjuk dokter melatih kader. Memberi penyuluhan terutama kepada ibu-ibu. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan Puskesmas sehubungan dengan pelaksanaan program pemberantasan penyakit ISPA. 2.5 Penyakit Kulit Kulit merupakan bagian tubuh terluar manusia yang ditumbuhi rambutrambut.Warna kulit bisa bermacam-macam putih, kuning, coklat, maupun hitam. Berikut ini akan dibahas jenis jenis penyakit pada kulit manusia dan pencegahan. 1. Eksim (ekzema) Ditandai dengan kulit kemerah-merahan, bersisik, pecah-pecah, terasa gatal terutama pada malam hari, timbul gelembung kecil yang berisi air atau nanah, bengkak, melepuh, berwarna merah, sangat gatal dan terasa panas. Penyebabnya karena alergi terhadap rangsangan zatkimia tertentu, maupun kepekaan terhadap makanan tertentu seperti udang, ikan laut, alkohol, vetsin, dll Pencegahan : Menghindari hal-hal atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan alergi. 2. Kurap Penyebab : jamur

Gejala : kulit menjadi tebal dan timbul lingkaran-lingkaran, bersisik, lembab, berair, dan terasa gatal. kemudian timbul bercak keputihan. Pencegahan : jaga kebersihan kulit terutama di area tengkuk, leher, dan kulit kepala. 3. Bisul (Furunkel) Bisul disebabkan karena adanya infeksi bakteri Stafilokokus aureus pada kulit melalui folikel rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat yang kemudian menimbulkan infeksi lokal. Faktor yang meningkatkan risiko terkena bisul antara lain kebersihan yang buruk, luka yang terinfeksi, pelemahan diabetes, kosmetika yang menyumbat pori dan pemakaian bahan kimia. 4. Campak (Rubella) Gejala dari penyakit ini adalah demam, bersin, pilek, sakit kepala, badan terasa lesu, tidak nafsu makan, dan radang mata.Setelah beberapa hari dari gejala tersebut timbul ruam merah yang gatal, bertambah besar, tersebar ke beberapa bagian tubuh. 5. Kusta Kusta adalah penyakit infeksi kronis yang di sebabkan oleh mycobacterium lepra yang interseluler obligat, yang pertama menyerang saraf tepi, selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa mulut, saluran nafas bagian atas, sistem endotelial, mata, otot, tulang, dan testis Tanda pasti kusta adalah: 1) Kulit dengan bercak putih atau kemerahan dengan mati rasa 2) Penebalan dalm saraf tepi di sertai kelainan berupa mati rasa dan kelemahan pada otot tangan, kaki, dan mata 3) Pada pemeriksaan kulit BTA +. 6. Lepra Biasanya gejala awalnya kulit terlihat mengkerut bahkan jika penyakit tersebut sudah akut kumannya perlahan-lahan akan memakan kulit dan daging anda, jika anda merasa telah terkena penyakit kulit jenis ini segeralah berobat ke dokter karena jika di biarkan penyakit kulit ini dapat menjadi momok yang menakutkan.

7. Cacar air (Frambusia) Penyakit kulit ini disebabkan oleh sejenis virus bakteri Trypanosoma. Penyakit ini sangat menular terutama melalui udara, pakaian, tempat tidur dan keropeng penderita.Keterangan : Dari jauh kulit yang terkena Frambusia mirip dengan buah frambus yang berbintil-bintil ranum. Gejala : Bintil, Frambus,Cacar Air. 8. Panu atau panau Panau atau Panu adalah salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur,penyakit panu ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung warna kulit si penderita. Panau paling banyak dijumpai pada remaja usia belasan. Meskipun begitu panau juga bisa ditemukan pada penderita berumur tua. Cara pencegahan penyakit kulit Panau dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kulit, dan dapat diobati dengan obat anti jamur yang dijual di pasaran, dan dapat juga diobati dengan obat-obatan tradisional seperti daun sirih yang dicampur dengan kapur sirih dan dioles pada kulit yang terserang Panau. 9. Infeksi Jamur Kulit Jamur dapat tumbuh di permukaan kulit kita, dan menyebabkan kerusakan tekstur kulit sehingga terlihat buruk. Belum lagi, rasa gatal yang sering menyerang menyertai infeksi jamur tersebut.Jika tidak segera di atasi, jamur kulit dengan cepat menyebar ke jaringan kulit yang lebih luas. 10. Kudis (Skabies) a. Pengertian Kudis atau Scabies adalah penyakit Kudis atau Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes scabiei yang dicirikan dengan adanya keropeng, kebotakan, dan kegatalan pada kulit. b. Penyebab tungau delapan kaki, ( Sarcoptes scabiei). hanya dapat dilihat oleh kaca pembesar atau mikroskop. Skabies ini menaruh telur dan berubah menjadi

larva pada permukaan kulit hingga dewasa. Saat tungau tumbuh,mereka secara terus menerus menggali kedalam kulit dimana dapat menimbulkan perasaan gatal setelah empat minggu dari kejadian tersebut. Maka itu, scabies dapat menimbulkan rasa yang tidak nyaman dan akan terus menerus menimbulkan sensasi gatal dan sulit untuk hilang. c. Tanda dan gejala tanda kemerahan pada kulit,dan akan ditemukan pada jari-jari, kaki,leher, bahu,bawah ketiak, bahkan daerah kelamin (daerah genital). kemerahan disertai dengan benjolan yang kecil pada bagian tubuh yang jarang rambutnya, misalnya daerah perut Gatal biasanya pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas. Rambut rontok dan patah-patah akibat sering menggaruk pada bagian yang gatal. Adanya lesi dengan tepi yang tidak merata disertai keropeng, kulit bersisik dan diikuti terjadinya reruntuhan jaringan kulit. d. Klasifikasi Skabies Terdapat beberapa bentuk skabies apitik yang jarang ditemukan dan sulit dikenal, sehingga dapat menimbulkan kesalahan diagnosis. Beberapa bentuk tersebut antara lain: 1. Skabies pada Orang Bersih Terdapat pada orang yang tingkat kebersihannya cukup. Biasanya sangat sukar ditemukan terowongan. Kutu biasanya hilang akibat mandi secara teratur. Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang sedikit jumlahnya sehingga sangat sukar ditemukan. 2. Skabies Inkognito Obat steroid topikal atau sistemik dapat menyamarkan gejala dan tanda scabies, sementara infestasi tetap ada. Sebaliknya pengobatan dengan steroid topical yang lama dapat pula menyebabkan lesi

bertambah hebat. Hal ini disebabkan mungkin oleh karena penurunan respon imum seluler. 3. Skabies Nodular Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal. Nodus biasanya terdapat di daerah tertutup, terutama pada genitalia laki-laki, inguinal dan aksila. Nodus ini timbul sebagai reaksi hipersensetivitas terhadap tungau scabies. Pada nodus yang berumur lebih dari satu bulan tungau jarang ditemukan. Nodus mungkin dapat menetap selama beberapa bulan sampai satu tahun meskipun telah diberi pengobatan anti skabies dan kortikosteroid.

4. Skabies yang ditularkan melalui hewan Di Amerika, sumber utama skabies adalah anjing. Kelainan ini berbeda dengan skabies manusia yaitu tidak terdapat terowongan, tidak menyerang sela jari dan genitalia eksterna. Lesi biasanya terdapat pada daerah dimana orang sering kontak/memeluk binatang kesayangannya yaitu paha, perut, dada dan lengan. Masa inkubasi lebih pendek dan transmisi lebih mudah. Kelainan ini bersifat sementara (4 8 minggu) dan dapat sembuh sendiri karena Sarcoptes scabiei pada binatang tidak dapat melanjutkan siklus hidupnya pada manusia 5. Skabies Norwegia Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas dengan krusta, skuama generalisata dan hyperkeratosis yang tebal. Tempat predileksi biasanya kulit kepala yang berambut, telinga bokong, siku, lutut, telapak tangan dan kaki yang dapat disertai distrofi kuku. Berbeda dengan skabies biasa, rasa gatal pada penderita skabies Norwegia tidak menonjol tetapi bentuk ini sangat menular karena jumlah tungau yang menginfestasi sangat banyak (ribuan). Skabies Norwegia terjadi akibat defisiensi imunologik sehingga sistem imun

tubuh gagal membatasi proliferasi tungau dapat berkembangbiak dengan mudah. 6. Skabies pada bayi dan anak Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk seluruh kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki dan sering terjadi infeksi sekunder berupa impetigo, ektima sehingga terowongan jarang ditemukan. Pada bayi, lesi di muka. 7. Skabies terbaring ditempat tidur (bed ridden). Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal ditempat tidur dapat menderita skabies yang lesinya terbatas. 8. Skabies yang disertai penyakit menular seksual yang lain Skabies sering dijumpai bersama penyakit menular seksual yang lain seperti gonore, sifilis, pedikulosis pubis, herpes genitalis dan lainnya. e. Komplikasi Bila skabies tidak diobati selama beberapa minggu atau bulan, dapat timbul dermatitis akibat garukan. Erupsi dapat berbentuk impetigo, ektima, sellulitis, limfangitis, dan furunkel. Infeksi bakteri pada bayi dan anak kecil yang diserang scabies dapat menimbulkan komplikasi pada ginjal. Dermatitis iritan dapat timbul karena penggunaan preparat anti skabies yang berlebihan, baik pada terapi awal ataupun pemakaian yang terlalu sering. f. Pencegahan Pencegahan skabies dapat dilakukan dengan berbagai cara: Mencuci bersih, bahkan sebagian ahli menganjurkan dengan cara direbus, handuk, seprai maupun baju penderita skabies, kemudian menjemurnya hingga kering. Menghindari pemakaian baju, handuk, seprai secara bersama-sama. Menyetrika baju sebelum digunakan Menjemur kasur minimal 1 minggu sekali Mandi 2x sehari Jangan kontak langsung dengan penderita scabies/ kudis

Mengobati seluruh anggota keluarga, atau masyarakat yang terinfeksi untuk memutuskan rantai penularan. 2.6 Diare A. Pengertian Beberapa pengertian diare : Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999). Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari. Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997). Penyebab a. Faktor infeksi Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans). Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya. b. Faktor Malabsorbsi Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi

dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein. Faktor Makanan: Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu. Faktor Psikologis: Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas). A. Tanda dan Gejala merasa haus terus terjadinya mencret dan muntah yang terus menerus anak tampak cengeng, gelisah, Mata tampak cekung, bibir dan lidah kering Merasa lemas

B. Cara Pencegahan Mengkonsumsi makanan yang bergizi Hindari makanan yang tidak ditutup atau jajan sembarangan Ciptakan lingkungan yang bersih Hentikan merokok hindari minuman beralkohol Pergunakan air dari sumber yang bersih seperti air sumur, pam dll Hindari makan-makanan terlalu pedas BAB dan BAK di jamban

C. Apa Komplikasi Kejang Dehidrasi Kematian

D. Prinsip pengobatan diare Rehidrasi: mengganti cairan yang hilang, dapat melalui mulut (minum) atau memberikan oralit (larutan gula garam)

Pemberian makanan yang adekuat: jangan memuasakan anak, pemberian makanan seperti yang diberikan sebelum sakit harus dilanjutkan, termasuk pemberian ASI. Pada diare yang ringan tidak diperlukan penggantian susu formula.

Pemberian obat seminimal mungkin. Sebagian besar diare pada anak akan sembuh tanpa pemberian antibiotik dan antidiare. Bahkan pemberian antibiotik dapat menyebabkan diare kronik.

E.

Cara membuat larutan garam-gula dan larutan garam-tajin Larutan Garam-Gula Bahan terdiri dari 1 sendok teh gula pasir, seperempat sendok teh garam dapur dan 1 gelas (200 ml) air matang. Setelah diaduk rata pada sebuah gelas diperoleh larutan garam-gula yang siap digunakan. Larutan Garam-Tajin Bahan terdiri dari 6 (enam) sendok makan munjung (100 gram) tepung beras, 1 (satu) sendok teh (5 gram) garam dapur, 2 (dua) liter air. Setelah dimasak hingga mendidih akan diperoleh larutan garam-tajin yang siap digunakan. F. Cara mengetahui keadaan anak membaik dan tidak perlu dibawa ke dokter Dengan melihat adanya perbaikan dari gejala-gejala yang disebutkan di atas. Kesadaran anak membaik, rasa hausnya akan menghilang, mulut dan bibirnya mulai membasah, kencing banyak, dan turgor kulit perutnya membaik.

Anda mungkin juga menyukai