Anda di halaman 1dari 16

DIAGNOSIS DAN PENILAIAN TINGKAT KECACATAN AKIBAT BISING

Oleh : Dyah Suryani, S.Si, M.Kes

DIAGNOSIS
ANAMNESIS: Umur pekerja Riwayat penyakit keluarga Riwayat penyakit: Penyakit telinga yg diderita sebelumnya Riwayat trauma sebelumnya Ketuliangnya mendadak atau perlahan

Riwayat pekerjaan : Apakah pernah atau sedang bekerja pd tempat yg bising Apakah menggunakan APD Telinga? Jika ya jenis apa? Selama bekerja, apakah dilakukan pemeriksaan berkala khususnya pendengaran? Lama bekerja di tempat bising sehari

PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum dan pemeriksaan THT Lengkap Pemeriksaan telinga bagian luar yang mencakup : Liang telinga: Membran timpani apakah ada tandatanda peradangan

Pemeriksaan pendengaran: Berbisik jarak 6 meter Audiogram nada murni , diruang kedap suara, dengan frekuensi 250 s/d 8000 Hz, sebelum diperiksa pekerja diistirahatkan minimal 16 jam Dalam pemeriksaan harus waspada akan adanya kebohongan dari pekerja

TINGKAT KECACATAN
Tingkat Pendengaran: Normal : Pada pemeriksaan audiometrik NAPnya tidak melebihi 25 dB Tuli Ringan: NAPnya antara 25 40 dB dan terdapat kesukaran mendengar pembicaraan dengan suara perlahan Tuli sedang: NAPnya antara 40 55 dB sering sekali kesukaran mendengar pembicaraan biasa

Tuli Berat : NAPnya 55 70 dB Sukar mendengar pembicaraan kalau tidak dengan suara keras Tuli S. berat : NAPnya 70 90 dB hanya dapat mendengar suara yang sangat keras Tuli Total : NAPnya 90 dB atau lebih sama sekali tidak mendengar

PENILAIAN KETULIAN MONOAURAL


Periksa pendengaran pada frekuensi 500, 1000 dan 2000 dB, kemudian diambil rataratanya Kurangi dengan 25 dB Perkalikan sisanya dengan 1,5 dB, hasilnya adalah persentase ketulian dari satu telinga (monoaural)

PENILAIAN KETULIAN BIAURAL


Perkalian monoaural dari telinga yang lebih baik dengan 5 Tambahkan nilai ketulian monoaural dari telinga yang lebih buruk pendengarannya Bagi jumlah ini dengan 6, hasilnya adalah persentase ketulian bi aural (dua telinga) Catatan: pada pekerja di atas 40 tahun dikurangi 0,5 dB per tahun tetapi tidak melebihi 12,5 dB.

CONTOH
Tentukan Nilai Ambang dengar pada frekuensi : 500, 1000, 2000 dB
FREKUENSI (Hz) Telinga Kanan (dB) Telinga Kiri (dB) 500 35 40 1000 40 50 2000 60 60

Jumlah nilai ambang 500, 1000 dan 2000: Telinga kanan : 35 + 40 + 60 = 135 dB Telinga Kiri : 40 + 50 + 60 = 150 dB

Hasil Penjumlahan dibagi 3, didapatkan nilai ambang rata-rata(Average hearing threshold level) = HTL rata-rata: Telinga kanan : 135 : 3 = 45 dB Telinga Kiri : 150 : 3 = 50 dB Pada orang muda (usia di bawah 40 th) HTL rata-rata dikurangi 25 dB Telinga kanan : 45 25 = 20 dB Telinga Kiri : 50 25 = 25 dB

Konversikan HTL rata-rata yg melebihi 25 dB ke dalam persentase penurunan daya dengar dengan mengalikan 1, 5 % Telinga kanan : 20 dB x 1, 5 % = 30 % Telinga Kiri : 25 dB x 1,5 % = 37,5 % Konversikan monoaural ke biaural Telinga kanan (LB) : 30 % x 5 = 150 % Telinga Kiri (LBr) : 37,5 % x 1 = 37,5 % Jumlah dibagi 6 : 187,5 % : 6 = 31,25 %

Pada orang tua (usia di atas 40 tahun)


Prisbiakusis diasumsikan menyebabkan kenaikan 0,5 dB dari usia 40 tahun. Misal pekerja usia 43 thn, jd kenaikan NAPnya : 0,5 x ( 43 40) = 1,5 dB HTL dikurangi 25 dB dan dikurangi lg NAP presbiakusis 1,5 dB. Telinga kanan : 45 25 1,5 = 18,5 dB Telinga Kiri : 50 25 1,5 = 23,5 dB

Konversikan HTL rata-rata ke dalam persentase penurunan daya dengar untuk Monoaural Telinga kanan : 18,5 x 1,5 % = 25, 75 % Telinga Kiri : 23,5 x 1,5 % = 35, 25 % Konversikan penurunan monoaral ke biaural Telinga Kanan (LB) : 25,75 x 5 = 128,75 % Telinga Kiri (Lbr) : 35,25 x 1 = 35,25 % Jumlah : 128,75 + 35,25 = 164 % Dibagi 6 : 164 % /6 = 27,33 %

Kerjakan soal
Tentukan Nilai Ambang Dengar Pd frekuensi 500, 1000, 2000
Telinga Kanan 500 Hz 45 1000 Hz 50 2000 Hz 50

Kiri

40

55

60

1. Berapakah penurunan daya dengar monoaural? 2. Berapakah penurunan daya dengar biaural? 3. Bgmn cara perhitungan cacat pendengaran pd orang tua dg umur 48 tahun?

Anda mungkin juga menyukai