Anda di halaman 1dari 8

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dewasa ini pelayanan kesehatan menghadapi tantangan yang cukup pelik sebagai akibat adanya tuntunan masyarakat yang semakin beragam, sementara itu sumber daya yang dimiliki sangat terbatas terbaik dalam jumlah maupun kualitasnya.Oleh sebab itu pelayanan kesehatan dituntut untuk mampu menjawab berbagai tantangan dari persoalan-persoalan yang ada dengan menempu berbagai cara yang dapat dilakukan.1 Salah satu cara yang dapat ditempuh guna menjawab tantangan itu adalah dengan melakukan reformasi pelayanan kesehatan.Reformasi pelayanan kesehatan dilakukan pada berbagai aspek yang melingkupinya.Salah satu aspek yang penting diperhatikan dalam proses reformasi pelayanan kesehatan adalah aspek etika dalam menjalankan tugas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.1 Etika pelayanan kesehatan masyarakat bagi tenaga kesehatan sering kurang diperhatikan dalam kajian-kajian bidang kesehatan yang dilakukan selama ini,padahal kinerja tenaga kesehatan dalam pelayanan kesehatan sangat ditentukan oleh etika para tenaga kesehatan tersebut.Apabila tenaga kesehatan mengalami dan menerapkan etika dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dengan benar,maka diharapkan kinerja tenaga kesehatan akan meningkat dan memenuhi keinginan masyarakat yang dilayani.Sebaiknya,apabila etika tersebut tidak dipahami dan dilaksanakan secara benar,maka kinerja tenaga kesehatan dalam pelayanan kesehatan menjadi buruk dan akan timbul banyak complain dari masyarakat yang dilayani.1 Realita dilapangan menunjukkan bahwa tenaga kesehatan menjalankan pelayanan kesehatan belum berakar pada norma-norma etika dan norma yang benar sehingga kurang peka terhadap perkembangan ekonomi,social,budaya dan politik masyarakat,yang seharusnya terbuka,professional dan akuntabel.Implikasi kurangnya penerapan etika oleh tenaga kesehatan dalam pelayanan kesehatan yang paling dirasakan oleh masyarakat adalah perilaku tenaga kesehatan yang diskriminatif dan semena-mena serta tidak efisien.1
1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Etika Di dalam pelayanan kesehatan tentu ada aturan-aturan yang berkaitan dengan kesehatan yaitu bagaimana menghandle masalah-masalah itu tidak keluar dari etika dan hukum agar apa yang dikerjakan tidak menimbulkan efek secara etika dan hukum terhadap diri sendiri dan orang lain. Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang artinya yang baik/yang layak. Yang baik / yang layak ini ukurannya orang banyak. Secara lebih luas, etika merupakan norma-norma, nilai-nilai atau pola tingkah laku kelompok profesi tertentu dalam memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. Pekerjaan profesi antara lain dokter, apoteker, ahli kesehatan masyarakat, perawat, wartawan, hakim, pengacara, akuntan, dan lain-lain. Katanya, kedokteran adalah profesi yang paling duluan menyusun etika. Yang mana etika kedokteran itu adalah prinsip-prinsip moral atau azas-azas akhlak yang harus diterapkan oleh dokter dalam hubungannya dengan pasien, sejawat, dan masyarakat umum. Sedangkan etika ahli kesehatan masyarakat adalah bagaimana bertingkah laku dalam memberikan jasa dalam pelayananya nanti. Etika kesehatan mencakup penilaian terhadap gejala kesehatan yang disetujui atau

ditolak dan suatu kerangka rekomendasi bagaimana bersikap/bertindak secara pantas di dalam bidang kesehatan. Perihal hubungan tenaga kesehatan dengan pasien dan keluarganya : 1. Paternalisme kalangan Profesi kesehatan harus berperan sebagai orangtua terhadap pasien dan keluarganya 2. Individualisme Pasien mempunyai hak-hak mutlak terhadap badan dan kehidupannya 3. Resiprokalisme
2

Kalangan profesi kesehatan harus bekerja sama dengan pasien dan keluarganya dalam memberikan pelayanan kesehatan

2.1.1 Prinsip-prinsip Etika Berkembang dari sumpah Hipocrates ( 460 M 377 M) bunyinya : Saya bersumpah demi Apollo dewa penyembuh Aescpalius dan Hygea, dan Panacea dan semua dewa-dewa sebagai saksi bahwa sesuai dengan kemampuan dan pikiran saya akan mematuhi janji-janji sebagai berikut ( ada 10 janji ):

1) Saya akan memperlakukan guru yang telah mengajarkan ilmu ini dengan penuh kasih saying sebagaimana orang tua saya sendiri, jika perlu saya akan bagikan harta saya untuk dinikmati bersama.

2) Saya akan memperlakukan anak-anaknya sebagai saudara kandung saya dan saya akan mengajarkan ilmu yang telah saya peroleh dari ayahnya kalau mereka mau mempelajarinya tanpa imbalan.

3) Saya akan meneruskan ilmu pengetahuan ini kepada anak-anaknya saya sendiri dan kepada anak-anak guru saya dan kepada mereka yang telah mengikatkan diri dengan dan sumpah untuk mengabdi kepada ilmu pengobatan, dan tidak kepada hal-hal yang lainnya.

4) Saya akan mengikuti cara pengobatan yang menurut pengetahuan dan kemampuan saya akan membawa kebaikan bagi penderita dan tidak akan merugikan siapapun.

5) Saya tidak akan memberikan obat yang mematikan kepada siapapun meskipun diminta atau menganjurkan kepada mereka untuk tujuan itu. Atas dasar yang sama, saya tidak akan memebrikan obat untuk menggugurkan kandungan. Di dalam bukunya Bartens juga membedakan etika di dalam 3 pengertian : 1. Etika dalam arti nilai atau moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok untuk mengatur tingkah laku yang di dalam hal ini bisa disamakan dengan adat istiadat, ataupun kebiasaan.
3

2. Etika diartikan sebagai kumpulan asas atau nilai moral yang juga lebih dikenal dengan kode etik. 3. Etika yang mempunyai arti sebagai ilmu tentang baik dan buruk. Di dalam hal ini etika baru menjadi ilmu apabila kemungkinan-kemungkinan etis yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis

2.2 Hukum Kesehatan Meningkatnya kesadaran masyrakat akan hak-haknya merupakan adalah satu indicator positif meningkat kesadarn hokum dalam masyarakat. Sisi negatifnya adalah adanya kecenderungan meningkatnya kasus tenaga kesehatan ataupun rumah sakit di somasi, diadukan bahkan dituntut pasien yang akibatnya seringkali membekas bahkan mencekam para tenaga kesehatan dan pada giliranya akan mempengaruhi proses pelayanan kesehatan tenaga kerja dibelakang hari.1

Hukum kesehatan menurut Anggaran Dasar Perhimpunan Hukum Kesehatan Indonesia (PERHUKI), adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan / pelayanan kesehatan dan penerapannya. Hal ini menyangkut hak dan kewajiban baik dari perorangan dan segenap lapisan masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan maupun dari pihak penyelenggara pelayanan kesehatan dalam segala aspeknya, organisasi, sarana, pedoman standar pelayanan medik, ilmu pengetahuan kesehatan dan hukum serta sumber-sumber hukum lainnya. Hukum kedokteran merupakan bagian dari hukum kesehatan, yaitu yang menyangkut asuhan / pelayanan kedokteran (medical care / sevice). Landasan pembentukan perundang-undngan pelayanan kesehatan (WB Van Der Mijn 1982) 1. 2. 3. 4. 5. Kebutuhan akan pengaturan pemberian jasa keahlian Kebutuhan akan tingkat kualitas keahlian tertentu Kebutuhan akan keterarahan Kebutuhan akan pengendalian biaya Kebutuhan akan kebebasan warga masyarakat untuk menentukan kepentingannya dan identifikasi kewajiban pemerintah 6. 7. Kebutuhan pasien akan perlindungan hukum Kebutuhan akan perlindungan hukum bagi para ahli
4

8. 9.

Kebutuhan akan perlindungan hukum bagi pihak ketiga Kebutuhan akan perlindungan bagi kepentingan umum

Perlu sosialisasi peraturan hukum pada masyarakat Masalah pokok dalam pembentukan perundang-undangan kesehatan : 1. Masalah prinsipil apa yang boleh dilakuakn dan yang tidak boleh dilakukan 2. Masalah pragmatis sampai sejauh manakah pembentuk perundang-undagan Kata yang cukup dekat dengan etikaadalah moral,yang berasal dari bahasa Latin mos (jamak:mores) yang berarti juga kebiasaan,adat.Dalam bahasa inggris dan banyak bahasa lain,termasuk bahasa Indonesia,kata mores masih dipakai dalam arti yang sama.Jadi etimologi kata etika sama dengan etimologi kata moral,karena keduanya berasal dari kata yang berarti adat kebiasaan.Hanya bahasa asalnya berbeda : yang pertama berasal dari yunani,sedang yang kedua dari bahasa Latin.1 Setelah kita mempelajari asal-usulnya,maka kita menyimak arti etika. Etika mempunyai tiga arti.Pertama : kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.Misalnya etika suku-suku Indian, etika agama budha,etika protestan,dan lainlain,maka tidak dimaksudkan ilmu melainkan sebagai system nilai artinya bisa berfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf social.Kedua : etika berarti juga kumpulan asas atau nilai moral, yang dimaksud di sini adalah kode etik,misalnya etika rumah sakit Indonesia,etika profesi gizi,etika keperawatan dan lain-lain.Ketiga : etika mempunyai arti ilmu tentang yang baik atau buruk,dimana etika baru menjadi ilmu bila kemungkinankemungkinan etis (asas-asas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat sering kali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistamatis dan metodis. (sama artinya dengan filsafat moral). Kerap kali dua istilah ini dicampuradukkan, padahal perbedaan diantaranya sangat hakiki. Etika di sini berarti moral dan etika berarti sopan santun.Jika dilihat dari asal-usulnya,

sebetulnya tidak ada hubungan antara dua istilah ini. Hal ini menjadi jelas,jika kita membandingkan bentuk kata dalam bahasa Inggris,yaitu ethics dan etiquette.Tetapi dipandang menurut artinya, dua istilah ini memang dekat satu sama lain. Ciri-ciri pekerjaan profesi : 1. Mengikuti pendidikan sesuai standar nasional
5

2. 3. 4. 5. 6.

Pekerjaannya berlandaskan etik profesi Mengutamakan panggilan kemanusiaan daripada keuntungan Pekerjaannya legal melalui perizinan Anggotanya belajar sepanjang hayat (longlife education) Mempunyai organisasi profesi (ex: IDI, IAKMI, PWI, dll) Hukum adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh suatu kekuasaan dalam

mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat agar masyarakat bisa teratur. Hukum perdata mengatur subjek dan antar subjek dalam hubungan interrelasi (kedudukan sederajat) (1887). Hukum pidana adalah peraturan mengenai hokum KUHP di Indonesia (1 Januari 1918) Hukum kesehatan (No. 23 tahun 1992) adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan / pelayanan dan penerapannya. Yang diatur menyangkut hak dan kewajiban baik perorangan dan segenap lapisan masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan maupun dari pihak penyelenggara pelayanan kesehatan dalam segala aspeknya, organisasi, sarana pedoman standar pelayanan medic, ilmu pengetahuan kesehatan dan hukum serta sumber-sumber hukum lainnya. Hukum kesehatan mencakup komponen-komponen yang berhubungan dengan kesehatan, contohnya hukum pelayanan kesehatan terhadap keluarga miskin (Gakin). Persamaan etika dan hukum : 1. 2. 3. 4. 5. Alat untuk mengatur tertibnya hidup bermasyarakat Objeknya tingkah laku manusia Mengandung hak dan kewajiban anggota masyarakat agar tidak saling merugikan. Menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi Sumbernya hasil pemikiran para pakar dan pengalaman senior

Landasan pembentukan perundang-undangan pelayanan kesehatan (Van Der Mijn 1982): Kebutuhan akan pengaturan pemberian jasa keahlian Kebutuhan akan tingkat kualitas keahlian tertentu Kebutuhan akan keterarahan Kebutuhan akanpengendalian biaya
6

Kebutuhan akan kebebasan warga masyarakat untuk menentukan kepentingannya dan identifikasi kewajiban pemerintah Kebutuhan pasien akan perlindungan hukum Kebutuhan akan perlindungan hukum bagi para ahli Kebutuhan akan perlindungan hukum bagi pihak ketiga Kebutuhan akan perlindungan bagi kepentingan umum

Hukum Kesehatan mencakup 4 bidang, yaitu : 1. Hukum kedokteran 2. Hukumkeperawatan 3. Hukumfarmasi klinik 4. Hukum rumah sakit

2.2.1 Pengetahuan tentang Hukum Kesehatan Agar setiap tenaga kesehatan atau penyelenggara kesehatan mengetahui setiap hak dan kewajiban dalam usaha penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sehingga proses pemberian pelayanan kesehatan dapat berjalan secara tertib, teratur dan seimbang. Setiap orang yang terlibat dalam usaha kesehatan baik penyelenggara pelayanan kesehatanmaupun pengguna pelayanan kesehatan mengetahui bahwa ada sanksi yang berlaku terhadap setiap pelanggaran yang terjadi yang telah di atur dalam undangundang Dengan mengetahui adanya hukum kesehatan yang berlaku serta memahaminya, diharapkan bahwa segala usaha-usaha pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan derajat kesehatan bangsa.

BAB III KESIMPULAN

1. Etika merupakan norma-norma, nilai-nilai atau pola tingkah laku kelompok profesi tertentu dalam memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. 2. Hukum kesehatan menurut Anggaran Dasar Perhimpunan Hukum Kesehatan Indonesia (PERHUKI), adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan / pelayanan kesehatan dan penerapannya. 3 Persamaan etika dan hukum : Alat untuk mengatur tertibnya hidup bermasyarakat Objeknya tingkah laku manusia Mengandung hak dan kewajiban anggota masyarakat agar tidak saling merugikan. Menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi Sumbernya hasil pemikiran para pakar dan pengalaman senior

Anda mungkin juga menyukai