Anda di halaman 1dari 9

1.

Analisis Data
a. Analisis Awal
1) Uji normalitas sampel
Uji normalitas dapat diuji dengan menggunakan uji liliefors. Misalkan kita
mempunyai sampel dengan pengamatan x
1,
x
2,
x
3
,........x
n
. berdasar sampel ini akan
diuji hipotesis nol bahwa populasi tersebut berasal dari populasi berdistribusi
normal melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi tidak normal.
Untuk pengujian hipotesis tersebut kita tempuh prosedur sebagai berikut:
a) Pengamatan x
1
, x
2
,....., x\
3
dijadikan bilangan baku z
1
, z
2
, . . . , z
n
dengan
menggunakan rumus z
i
=
s
x x
i

( x dan s masing-masing merupakan rata-rata
dan simpangan baku sampel)
b) Untuk tiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi normal
baku, kemudian dihitung peluang F (z
i
) = P (zs z
i
)
c) Selanjutnya dihitung proporsi z
1
, z
2,
. . ., z
n
yang lebih kecil atau sama dengan
z
i.

d) Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (z
i
) maka:
S (z
i
) =
e) Hitung selisih F (z
i
) S (z
i
) kemudian tentukan harga mutlaknya.
f) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.
Sebutlah harga terbesar ini dengan L
0
.
Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, kita bandingkan L
0
ini dengan nilai
kritis L yang diambil dari tabel dengan taraf nyata 0,05 %. Jika L
0
< L maka Ho
diterima (Sudjana, 2005 : 466-467).
2) Uji homogenitas sampel
Uji homogenitas sampel digunakan untuk mengetahui kelompok-kelompok
sampel berasal dari populasi yang sama.
Untuk menguji homogenitas sampel dalam penelitian ini akan digunakan Uji
Barlett sebagai berikut:
Data sampel dari k buah populasi
Banyaknya z
1
, z
2
, . . . , z
n
yang s z
i
n
Dari populasi ke
1 2 . . . K
Data hasil
pengamatan
Y
11
Y
21
. . . Y
k1
Y
12
Y
22
. . . Y
k2
. . . . . . . . . . . .
Y
1n1
Y
2n2
. . . Y
knk

Harga-harga yang perlu untuk uji barlett
Sampel ke Dk
dk
1

Si
2
Log
S
i
2
(dk)log S
i
2
1 n
1
-1 1/ (n
1
-1) S
1
2
Log
S
1
2
(n
1
-1)log S
1
2
2 n
2
-1 1/(n
2
-1) S
2
2
Log
S
2
2

(n
2
-1)log S
2
2
. . . . . . . . . . . . . . . . . .
K n
k
-1 1/ (n
k
-1) S
k
2
Log
S
k
2
(n
k
-1)log S
k
2
Jumlah

) 1 (
i
n

( )

) 1 /( 1
i
n

. . . . . .


2
log ) 1 ( Si n
i

Dari daftar ini kita hitung harga-harga yang diperlukan yaitu:
a) varians gabungan dari semua sampel
b) harga satuan B dengan rumus:
untuk uji barlett digunakan statistik chi kuadrat:
2
_

= (ln 10) {B-


2
log ) 1 ( Si n
i
}
dengan kriteria tolak Ho jika ) 1 )( 1 (
2 2
> k o _ _ dimana ) 1 )( 1 (
2
k o _ didapat dari
daftar distribusi chi kuadrat dengan peluang (1-o ) dan dk = (k-1) taraf sinifikansi
5% (Sudjana, 2007: 261-263).
3) Uji Anava
Uji ANAVA (analisis varian) atau yang biasa disebut juga dengan uji
ANOVA (analisis of varians) sering digunakan untuk menguji kesamaan dua atau
lebih rata-rata dari suatu populasi yang masing-masing berdistribusi normal dan
memiliki varians yang homogen. Jika populasi itu dianggap k, berarti dalam uji
ANOVA ini ada populasi sebanyak k, (k>2) yang semuanya berdistribusi
independen dan normal dengan rata-rata
1
,
2
,
3
,
k
dan simpangan baku
berturut-turut
1
,
2
,
3
,.,
k
, akan di uji hipotesis H
0
dengan tandingan H
1
.
H
0
:
1
=
2
=
3
= . =
k

H
1
: paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku.
Selain dari pada asumsi kenormalan tentang populasi, untuk pengujian ini
juga dimisalkan bahwa populasi bersifat homogen
1
2
=
2
2
=
3
2
= . =
k
2
.
Data sampel dinyatakan dengan Y
ij
, yang berarti data ke-j dari sampel yang
diambil dari populasi ke-i. untuk mempermudah ini adalah data sampel dari k
buah populasi berdistribusi normal :
Dari populasi ke
1 2 3 .. k
Data hasil pengamatan
Y
11
Y
21
Y
31
..............Y
k1

Y
12
Y
22
Y
32
..Y
k2

Y
13
Y
23
Y
33
.... Y
k3

Y
1n1
Y
2n2
Y
3n3
. Y
knk

Jumlah J
1
J
2
J
3
. J
k

Rata-rata
1
Y
2
Y
3
Y .
k
Y
Dalam uji ANAVA ini pengujian dilakukan menggunakan statistik F,
dengan rumus :
kelompok dalam varians
kelompok antar varians
F =
Statistik inilah yang digunakan untuk menguji H
0
.
Jika kedua varians dalam statistic F diatas dituliskan menggunakan jumlah
kuadrat, maka rumus untuk menguji H
0
berubah menjadi :

( ) ( ) { }
( ) ( )

= =
=


=
k
i
n
i
i ij
k
i
i
i
n Y Y
k Y Y n
F
1 1
1
2
1
2
1
1 /
1 /

Dengan :
Y
ij
= data ke-j dalam sampel ke-i
i= 1, 2, , k dan j = 1, 2, ., n
i

(n
i
= ukuran sampel dari populasi ke-i)

1
Y =

=
i i
n
1 i
i ij
/n Y = rata-rata untuk sampel ke-i
Y =

= = =
k
i
n
i
k
i
ij
i
n Y
1 1 1
1
= rata-rata untuk semua data
Ternyata bahwa statistic diatas berdistribusi F dengan pembilang v
1
= (k-
1) dan dk penyebut v
2
= (n
1
+ + n
k
-k). Kriteria pengujian adalah tolak Ho jika
( )( )
2 1
1 v v
F F

>
o
dimana (1-) dan dk = (v
1
.v
2
), dengan adalah taraf nyata untuk
pengujian sebesar 5% (Sudjana, 2005: 302-304).
b. Analisis Akhir
1) Uji normalitas data
Uji normalitas dapat diuji dengan menggunakan uji liliefors. Misalkan kita
mempunyai sampel dengan pengamatan x
1,
x
2,
x
3
,........x
n
. berdasar sampel ini akan
diuji hipotesis nol bahwa populasi tersebut berasal dari populasi berdistribusi
normal melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi tidak normal.
Untuk pengujian hipotesis tersebut kita tempuh prosedur sebagai berikut:
a) Pengamatan x
1
, x
2
,....., x
3
dijadikan bilangan baku z
1
, z
2
, . . . , z
n
dengan
menggunakan rumus z
i
=
s
x x
i

( x dan s masing-masing merupakan rata-rata
dan simpangan baku sampel)
b) Untuk tiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi normal
baku, kemudian dihitung peluang F (zi) = P (z
s
zi)
c) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, . . ., zn yang lebih kecil atau sama
dengan zi.
d) Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (zi) maka:
S (zi) =
e) Hitung selisih F (zi) S (zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.
f) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.
Sebutlah harga terbesar ini dengan L
0
.
Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, kita bandingkan L
0
ini dengan nilai
kritis L yang diambil dari tabel dengan taraf nyata 0,05 %. Jika L0 < L maka Ho
diterima (Sudjana, 2005 : 466-467).
2) Uji Anava
Banyaknya z
1
, z
2
, . . . , z
n
yang s z
i
n
Uji ANAVA (analisis varian) atau yang biasa disebut juga dengan uji
ANOVA (analisis of varians) sering digunakan untuk menguji kesamaan dua atau
lebih rata-rata dari suatu populasi yang masing-masing berdistribusi normal dan
memiliki varians yang homogen. Jika populasi itu dianggap k, berarti dalam uji
ANOVA ini ada populasi sebanyak k, (k>2) yang semuanya berdistribusi
independen dan normal dengan rata-rata
1
,
2
,
3
,
k
dan simpangan baku
berturut-turut
1
,
2
,
3
,.,
k
, akan di uji hipotesis H
0
dengan tandingan H
1
.
H
0
:
1
=
2
=
3
= . =
k

H
1
: paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku.
Selain dari pada asumsi kenormalan tentang populasi, untuk pengujian ini
juga dimisalkan bahwa populasi bersifat homogen
1
2
=
2
2
=
3
2
= . =
k
2
.
Data sampel dinyatakan dengan Y
ij
, yang berarti data ke-j dari sampel yang
diambil dari populasi ke-i. untuk mempermudah ini adalah data sampel dari k
buah populasi berdistribusi normal :
Dari populasi ke
1 2 3 .. k
Data hasil pengamatan
Y
11
Y
21
Y
31
..............Y
k1

Y
12
Y
22
Y
32
..Y
k2

Y
13
Y
23
Y
33
.... Y
k3

Y
1n1
Y
2n2
Y
3n3
. Y
knk

Jumlah J
1
J
2
J
3
. J
k

Rata-rata
1
Y
2
Y
3
Y .
k
Y
Dalam uji ANAVA ini pengujian dilakukan menggunakan statistik F,
dengan rumus :
kelompok dalam varians
kelompok antar varians
F =
Statistik inilah yang digunakan untuk menguji H
0
.
Jika kedua varians dalam statistic F diatas dituliskan menggunakan jumlah
kuadrat, maka rumus untuk menguji H
0
berubah menjadi :

( ) ( ) { }
( ) ( )

= =
=


=
k
i
n
i
i ij
k
i
i
i
n Y Y
k Y Y n
F
1 1
1
2
1
2
1
1 /
1 /

Dengan :
Y
ij
= data ke-j dalam sampel ke-i
i= 1, 2, , k dan j = 1, 2, ., n
i

(n
i
= ukuran sampel dari populasi ke-i)

1
Y =

=
i i
n
1 i
i ij
/n Y = rata-rata untuk sampel ke-i
Y =

= = =
k
i
n
i
k
i
ij
i
n Y
1 1 1
1
= rata-rata untuk semua data
Ternyata bahwa statistic diatas berdistribusi F dengan pembilang v
1
= (k-
1) dan dk penyebut v
2
= (n
1
+ + n
k
-k). Kriteria pengujian adalah tolak Ho jika
( )( )
2 1
1 v v
F F

>
o
dimana (1-) dan dk = (v
1
.v
2
), dengan adalah taraf nyata untuk
pengujian sebesar 5% (Sudjana, 2005: 302-304).
3) Uji t-test
Untuk mengetahui adakah perbedaan prestasi hasil belajar siswa, maka
digunakan uji-t. Adapun rumus uji-t yang dapat digunakan adalah
a) Jika kedua varians homogen (
2
2
2
1
o o = ), maka rumus yang digunakan untuk
menganalisis adalah
|
|
.
|

\
|
+
|
|
.
|

\
|

=
2 1
2 1
1 1
n n
S
x x
t
Dengan:
S
2
=
( ) ( )
2
1 1
2 1
2
2 2
2
1 1
+
+
n n
S n S n

Dimana:
S
1
2
=
( )
( ) 1
1 1
2
1
2
1 1


n n
x x n

S
2
2
=
( )
( ) 1
2 2
2
2
2
2 2


n n
x x n

Keterangan:
1
x = nilai rata-rata kelompok eksperimen
2
x = nilai rata-rata kelompok kontrol
S
1
2
= varians kelompok eksperimen
S
2
2
= varians kelompok kontrol
S = standar deviasi
n
1
= jumlah subyek kelompok eksperimen
n
2
= jumlah subyek kelompok kontrol.
Dengan kriteria pengujian terima Ho jika t
(1- 1/2o )
< t < t
(1- 1/2o )
, dimana t
(1- 1/2o )
didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n
1
-n
2
-2) dan peluang (1-
1/2o ). Untuk harga-harga t lainnya H
0
ditolak (Sudjana, 2005: 239-240).
b) Jika kedua varians tidak homogen (
2
2
2
1
o o = ) rumus yang digunakan untuk
menganalisis tahap akhir adalah
2
2
2
1
2
1
2 1
'
n
S
n
S
x x
t
+

=
Kriteria pengujiannya adalah terima H
0
jika:


2 1
2 2 1 1
2 1
2 2 1 1
'
w w
t w t w
t
w w
t w t w
+
+
< <
+
+

Dengan:
w
1
=
1
2
1
n
s

w
2
=
2
2
2
n
s

t
1
=
) 1 ( ), 2 / 1 1 (
1
n
t
o

t
2
=
) 1 ( ), 2 / 1 1 (
2
n
t
o

to , m didapat dari daftar distribusi Student dengan peluang o dan dk=m.
Untuk harga-harga t lainnya, H
0
ditolak (Sudjana, 2005: 240-241).

Anda mungkin juga menyukai