Anda di halaman 1dari 19

LOMBA PEMELIHARAAN JEMBATAN 2011

A. JUDUL Automatic Mobile PUNDIT (AMPUN) B. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terdiri dari pulau pulau besar dan kecil. Indonesia juga terkenal sebagai negara tropis yang memiliki banyak gunung berapi sehingga pulau pulau di Indonesia cenderung memiliki perbedaaan elevasi yang sangat signifikan. Dengan memperhatikan kondisi alam Indonesia yang berupa pulau dan bukit bukit, pegunungan, dan sungai sungai besarnya serta kondisi tanah lunak (rawa-rawa dan gambut) yang tersebar di seluruh kepulauan tersebut, sehingga untuk memperbaiki sistem jaringan jalan masih banyak diperlukan pembangunan dan rehabilitasi jembatan sesuai dengan perkembangan teknologi. Jembatan merupakan suatu konstruksi yang menghubungkan antara suatu wilayah dengan wilayah lain yang dipisahkan oleh rintangan dibawahnya berupa sungai atau laut (jalan air) ataupun jalan lalu lintas biasa. Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan bertambahnya usia jembatan yang mendekati umur rencananya,semakin tinggi pula kebutuhan akan pemeliharaan rutin, rehabilitasi dan penggantiannya. Kondisi jembatan di Indonesia pada saat ini hampir diseluruh daerah menunjukkan kondisi yang mengkhawatirkan, hal tersebut dikarenakan umumnya jembatan di Indonesia kurang dalam pemeliharaan. Berdasarkan kondisi tersebut mengingat pentingnya untuk memperbaiki dan meningkatkan fungsi pemeliharaan jembatan, maka dari itu Kami melakukan analisis kerusakan pada jembatan beton khususnya dalam penanggulangannya.

C. PERUMUSAN MASALAH Adapun masalah yang Kami tinjau dari program pemeliharaan jembatan ini adalah sebagai berikut : 1. Apa yang menyebabkan terjadinya retak pada Jembatan beton Panus ? 2. Bagaimana cara mendeteksi terjadinya keretakan beton pada jembatan Panus ? 3. Apa tindakan perawatan dan perbaikan struktur beton tersebut ?

2 LOMBA PEMELIHARAAN JEMBATAN 2011

D. TUJUAN Adapun tujuan dari program pemeliharaan jembatan ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui penyebab terjadinya keretakan beton dan jenis-jenis keretakan beton pada Jembatan Panus. 2. Mengembangkan alat pendeteksi keretakan beton yang lebih praktis dalam pemeliharaan Jembatan Panus. 3. Memberikan solusi kreatif dalam perawatan dan tindakan perbaikan keretakkan pada Jembatan Panus. terhadap

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Setelah program ini selesai dilaksanakan didapatkan sebuah model desain alat yang dapat mendeteksi keretakan beton dan dalam penggunaanya dapat menjangkau bagian-bagian jembatan yang sulit di jangkau.

F. KEGUNAAN Berikut merupakan kegunaan dari penelitian yang akan dihasilkan, yaitu : 1. Menyadarkan masyarakat dan pemerintah pentingnya pemeliharaan jembatan untuk meningkatkan daya layan jembatan sebagai sarana penghubung. 2. Memberikan pengetahuan tentang penanggulangan retak pada jembatan. 3. Membantu dinas terkait dalam pemeliharaan jembatan dengan alat pendeteksi yang telah di buat.

G. TINJAUAN PUSTAKA KERETAKAN PADA BETON Beton merupakan salah satu material yang paling sering digunakan dalam pembuatan jembatan. Terdapat tiga macam jenis beton yang berbeda yang dipakai untuk konstruksi jembatan, yaitu: 1. Beton tak bertulang 2. Beton bertulang 3. Beton prategang

3 LOMBA PEMELIHARAAN JEMBATAN 2011

Banyak sekali permasalahan yang timbul pada beton bertulang yang disebabkan oleh air, udara yang merembes masuk ke dalam beton, dan sebagainya. Cara terbaik untuk melindungi beton bertulang adalah menjaganya sekering mungkin dan mencegah terjadinya keretakan. Keretakan beton sangat sering terjadi pada konstruksi jembatan beton, keretakan ini dapat berpengaruh terhadap struktur maupun tidak. Setiap keretakan yang terjadi pada struktur beton perlu penanganan yang berbeda tergantung dari jenis dan penyebab retak yang terjadi pada struktur jembatan beton.

Gambar 1.1 Retak pada jembatan beton

TIPE KERETAKAN PADA BETON Tipe tipe retak yang terjadi dapat dikategorikan sebagai berikut :

1. Retak struktural (retak tembus). Retak struktural merupakan retak yang berbahaya dan dapat mempengaruhi kekuatan suatu struktur. Sehingga perlu dilakukan penanganan khusus terhadap retak jenis ini. Kriteria retak struktural adalah sebagai berikut : a. Kriteria I Lebar retakan berkisar antara 0,1 0,25 mm dan mencakup daerah kurang dari 30% dari luas elemen yang bersangkutan. Tidak terjadi rembesan atau adanya bocoran air. Mutu beton lantai tidak kurang dari 22,5 Mpa. Mutu beton pada gelagar, kepala jembatan, pilar tidak kurang dari 17,5Mpa. Nilai kondisi elemen yang bersangkutan adalah 2.

4 LOMBA PEMELIHARAAN JEMBATAN 2011

b. Kriteria II Lebar retak kurang dari 2 mm dan mencakup daerah kurang lebih 50% dari luas elemen yang bersangkutan. Tidak terjadi rembesan atau bocoran air. Diperlukan suatu perkuatan yang disebabkan terjadinya beban yang berlebihan yang tidak dapat diterima oleh lantai atau gelagar akibat mutu beton yang tidak sesuai dengan persyaratan. c. Mutu beton lantai tidak kurang dari 22,5 Mpa. Mutu beton gelagar, kepala jembatan, pilar tidak kurang dari 17,5 Mpa. Nilai kondisi elemen yang bersangkutan adalah 3.

Kriteria III Lebar retak lebih besar 2 mm dan mencakup daerah lebih dari 50% luas elemen yang bersangkutan. Terjadi rembesan atau bocoran air. Mutu beton lantai kurang dari 22 Mpa. Mutu beton gelagar, kepala jembatan, pilar kurang dari 17,5 Mpa. Nilai kondisin elemen yang bersangkutan adalah 4 atau 5.

Retak yang terjadi pada beton juga diklasifikasikan ke dalam dua kelas berdasarkan tipe perbaikan yang dilakukan, yaitu : a. Dormant crack (retak tidak aktif), yaitu retak yang tak mungkin membuka, menutup, atau memanjang secara berkelanjutan. Retak jenis ini disebut juga dengan Retak mati. b. Live crack (retak hidup), yaitu retak yang ditimbulkan akibat adanya pergerakan secara berkelanjutan ( retak terus menajnag dan melebar ).

2. Retak non struktural (retak rambut). Retak non struktural atau retak tak bergerak biasanya pada bagian permukaan dan umumnya tidak bertambah besar. Beberapa jenis keretakan non struktural yang terjadi ada yang berbahaya namun pada umumnya keretakan non struktural ini tidak berbahaya.

5 LOMBA PEMELIHARAAN JEMBATAN 2011

Ciri ciri retak non struktural adalah sebagai berikut : a. Terdapat pada bagian permukaan. b. Lebar retak berkisar 0 3 mm.

Penyebab Keretakan pada Beton Penyebab retak pada beton biasanya dipengaruhi beberapa fase umur beton, yaitu : a. Fase Plastis Pada saat fase plastis dimana beton baru saja dicor dan belum mancapai waktu ikatnya, beton dapat retak karena : 1. Sifat dari beton itu sendiri 2. Suhu 3. Korosi pada tulangan 4. Proses pembuatan yang kurang baik 5. Susut Plastis 6. Penurunan Plastis b. Fase Pengerasan
Gambar 1.2 Pola keretakan

Pada saat fase pengerasan beton dimana beton dalam tahap pengerasan selama tiga sampai empat minggu pertama setelah waktu ikatnya, beton dapat retak karena: 1. Pengaruh lingkungan 2. Pembebanan 3. Panas Hidrasi 4. Susut Kering c. Fase Keras dalam Masa Layan Pada saat fase beton keras dimana beton dalam dalam masa layan setelah umur 28 hari, beton dapat retak dikarenakan: 1. Kelebihan muatan 2. Kesalahan dalam perencanaan 3. Kurang pengetahuan dalam konstruksi 4. Penurunan yang tidak seragam pada pondasi 5. Serangan sulfat pada semen 6. Karat pada tulangan a. Serangan klorida pada tulangan b. Efek karbonisasi pada beton

6 LOMBA PEMELIHARAAN JEMBATAN 2011

c. Reaksi oksidasi sederhana pada tulangan karena udara lembab yang masuk ke dalam beton melalui pori pori 7. Reaksi Alkali Aggregate 8. Pabrikasi, pengangkutan, dan proses pelaksanaan 9. Perubahan musim 10. Susut kering dalam waktu yang lama Alat Pendeteksi Keretakan Beton (PUNDIT) Dalam pembuatan alat pendeteksi keretakan beton, kami memanfaatkan alat yang sebelumnya sudah ada yaitu PUNDIT. Kami mengubah sistem penggunaan alat tersebut,sehingga lebih mudah penggunaanya dalam menjangkau bagian-bagian beton yang sulit di jangkau,tetapi di tuntut perlu pengecekan secara berkala. PUNDIT (Portable Ultrasonic Nondestructive Digital Indicating Tester ) adalah alat yang di gunakan untuk mengecek apakah pada beton terdapat rongga atau retak, yang gunanya untuk mengetahui apakah beton tersebut masih layak di gunakan atau tidak. Prinsip kerja alat ini dengan mengalirkan pulsa ultrasonik melalui transducer yang diterima oleh reciver melalui media media yang akan diperiksa.

H. METODE PELAKSANAAN
1. Pemeriksaan (survey lapangan) Pemeriksaan (survey lapangan) dilakukan untuk mendapatkan data dari jembatan yang akan dianalisis kerusakannya,yang gunanya untuk mengetahui metode yang tepat dalam melakukan perawatannya. Pemeriksaan dilakukan dengan melihat secara visual elemen-elemen dari Jembatan. Studi Kasus Keretakkan : Jembatan Panus Alamat Tipe Jembatan Bentang Retak Terjadi : Jl. Siliwangi, Depok : Jembatan Beton (relung) : 15 meter : 1. Retak Akibat geser 2. Retak Susut/Rambut Gambar 1.3 Retak akibat gaya geser

7 LOMBA PEMELIHARAAN JEMBATAN 2011

2. Pembuatan alat pendeteksi Pembuatan alat pendeteksi ini berguna untuk memudahkan kita dalam pengecekan kondisi dari jembatan itu sendiri, sehingga Kita bisa lebih mudah dalam melakukan perawatan dan cepat dalam melakukan perbaikan apabila terjadi kerusakan. Pada kesempatan ini, Kami mengembangkan sebuah alat yaitu PUNDIT.Kami

mengembangkan penggunaan pundit, yaitu dengan cara membuat alat tersebut dapat mengontrol sendiri keretakan dari beton, hanya dengan cara mengendalikan kontrol pada panel box yang Kami buat.Sistematikanya sebagai berikut:

Gambar 1.4 Layout Panel dan blok diagram Sistem kerja alat:
Sambungkan kabel pundit lapangan ke terminal TR dan RC

Posisikan saklar utama pada switch on Atur posisi box receiver sesuai bidang yang di ukur,dengan menekan tombol forward dan reserve Box transmitter diletakan permanen di bawah gelagar jembatan

Amati nilai yang di tampilkan di alat PUNDIT

8 LOMBA PEMELIHARAAN JEMBATAN 2011

Perkiraan Beban Beban Receiver +/- 1 kg Beban Motor 2 Buah +/- 1 kg Total Beban Box Receiver +/- 2 kgs

Gambar 1.4 Sketsa alat Receiver

Gambar 1.5 Sketsa alat Transmitter


receiver

Transmitter Panel Box

Gambar 1.6 Pemasangan alat AMPUN pada gelagar Jembatan Panus

9 LOMBA PEMELIHARAAN JEMBATAN 2011

3. Analisis data Setelah di dapat data dari pembacaan alat pundit, maka kita analisis apakah beton tersebut terdapat retakan atau tidak. Jika terdapat retakan, termasuk kedalam jenis retakan yang manakah keretakan tersebut.Setelah kita analisi, maka kita dapat menyimpulkan hasil data yang di dapat. 4. Penanganan CARA PENANGANAN: Cara Penanggulangan Retak Non Struktural

Jikar retak tersebut lebih kecil dari 0,5 mm lebarnya: a) Bersihkan retak tersebut dengan menggunakan sikat dan kemudian ditiup dengan angin yang bertekanan. b) Tutup retak tersebut dengan campuran slurry semen yang encer. Jlka lebar retak antara 0,5m m sampai 3 mm : a) Bentuklah pada bagian retak seperti huruf V sampai kedalaman kurang lebih 5 mm kemudian bersihkan bagian tersebut. b) Gunakan perekat atau epoksi yang telah disetujui oleh Direksi yang kemudian dilapiskan pada sisi bagian V tadi. c) Kemudian tutup bagian V tadi dengan adukan semen atau epoksi. - Cara Penanggulangan Retak Struktural Cara penanggulangan retak struktural yang terjadi tergantung pada jenis kriteria masing masing elemen. Jenis penanggulangan sesuai dengan kriteria adalah sebagai berikut : 1. Kriteria I Perbaikan keretakan yang dilakukan dengan metoda suntikan bahan perekat atau epoksi sehingga beton dapat berfungsi kembali menjadi satu kesatuan kembali dan berfungsi sebagaimana mestinya 2. Kriteria II Perbaikan keretakan yang dilakukan dengan metoda suntikan bahan perekat atau epoksi ditambah dengan perkuatan untuk menahan gaya momen atau gaya lintang yang tidak dapat lagi ditahan oleh elemen yang bersangkutan. Perkuatan tersebut dapat berupa pelat baja yang direkatkan pada bagian bawah

10 LOMBA PEMELIHARAAN JEMBATAN 2011

pelat lantai atau balok, biasanya pelat tersebut berfungsi untuk menahan gaya momen atau gaya lintang yang berlebihan, perkuatan tersebut dapat pula menambah balok baja atau gelagar pada bagian bawah lantai hal ini disebabkan adanya momen yang berlebihan yang tidak dapat ditahan oleh lantai, hal ini berfungsi untuk memperkecil bentangan yang ada. 3. Kriteria III Dalam hal ini mutu beton tidak dapat dipertanggungjawabkan lagi, lebar keretakan yang terjadi juga sudah melampaui batas yang dapat diperbaiki, sehingga apabila keadaan ini terjadi maka beton pada elemen yang bersangkutan harus dibongkar untuk kemudian dipasang kembali dengan beton yang sesuai dengan persyaratan dan ukuran serta bentuknya seperti aslinya dengan mempertimbangkan sebab sebab terjadinya keretakan sebelumnya. Apabila terdapat sambungan antara permukaan beton lama dan beton baru maka hal tersebut dapat ditangani sesuai dengan penanganan kerontokan.

I. JADWAL KEGIATAN
Tempat pelaksanaan program pemeliharaan jembatan adalah Jembatan Panus, Depok. Sedangkan alokasi waktu yang direncanakan adalah 1 bulan,
JADWAL PELAKSANAAN NO. KEGIATAN 1 ALOKASI WAKTU 2 3 4

1 Persiapan Studi Literatur 2 Pelaksanaan Survei Lokasi Persiapan Alat Pembuatan Alat Uji Kelayakan Analisa Data 3 Pelaporan Penulisan Penggandaan Laporan

11 LOMBA PEMELIHARAAN JEMBATAN 2011

J. RANCANGAN BIAYA
RANCANGAN ANGGARAN BIAYA

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Material Alat & Bahan Panel Probe Extension Transmitter Probe Extension Receiver Accumulator Perangkat Kontrol Pengaman MCB 6A Kabel Kontrol + daya Motor DC 12volt Sewa Alat Akomodasi Transportasi Pembelian Bahan Transportasi Survei & Pengujian Administrasi & Dokumentasi Penyusunan laporan Penyusunan jurnal Penggandaan penjilidan Dokumentasi Tinta printer USB Flashdisk Kertas

Jumlah Satuan Harga Satuan 1 6 6 1 1 1 15 2 Buah meter meter Buah Paket Buah meter Buah Rp. 500.000,Rp. 350.000,Rp. 350.000,Rp. 109.000,Rp. 200.000,Rp. 40.000,Rp. 2.500,Rp. 50.000,Rp.1.000.000,-

Harga Total Rp. 500.000,Rp.2.100.000,Rp.2.100.000,Rp. 109.000,Rp. 200.000,Rp. 40.000,Rp. 37.500,Rp. 100.000,Rp.1.000.000,-

1 2

6 6

Orang Orang

Rp. 100.000,Rp. 100.000,-

Rp. 600.000,Rp. 600.000,-

1 2 3 4 5 6 7

2 2 1 2 2

Eks Eks set Buah Rim

Rp. 125.000,Rp. 250.000,Rp. 125.000,Rp. 250.000,Rp. 300.000,Rp. 100.000,Rp. 50.000,Total

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

250.000,250.000,250.000,250.000,300.000,200.000,100.000,-

Rp.8.986.500,-

12 LOMBA PEMELIHARAAN JEMBATAN 2011

K. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum. Badan Penelitian dan Pengembangan PU, Pedoman Beton 1989. SKBI.1.4.53.1989. Draft Konsensus. Jakarta: DPU, 1989. Sagel.,R and H. Kesuma., Gideon. Pedoman Pekerjaan Beton. Cetakan Ketiga, Jakarta: PT. Erlangga, 1994. Raina, V.K. 1994. Concrete Bridge.Tata Mc Graw Hill Publishing Company :New Delhi Mulyono., Ir. Tri. Teknologi Beton. 2005. Edisi II, Yogyakarta: CV. Andi, 2005. http://www.alatuji.com/article/detail/38/crack-depth-dan-crack-width-sebagaipengukur-keretakan-beton

13 LOMBA PEMELIHARAAN JEMBATAN 2011

L. LAMPIRAN
1. NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA i. Ketua Pelaksana Kegiatan a. b. c. d. e. Nama Lengkap NIM Jurusan Universitas/Institut/Politeknik Waktu untuk kegiatan PKM : : : : : Okky Arifianto 1109030173 Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta 10 jam /minggu

ii. Anggota pelaksana Kegiatan/ Penulis 2.1 Anggota 1 : Ahmad Dedi Ardiansyah : 1309020027 : Teknik Elektro : Politeknik Negeri Jakarta : 10 jam /minggu

a. Nama Lengkap b. NIM c. Jurusan d. Universitas/Institut/Politeknik e. Waktu untuk kegiatan PKM 2.2 Anggota 2 a. Nama Lengkap b. NIM c. Jurusan d. Universitas/Institut/Politeknik e. Waktu untuk kegiatan PKM 2.3 Anggota 3 a. Nama Lengkap b. NIM c. Jurusan d. Universitas/Institut/Politeknik e. Waktu untuk kegiatan PKM

: Arum Dilam Pratiwi : 310912036Z : Teknik Sipil : Politeknik Negeri Jakarta : 10 jam /minggu

: Dhonny Bramanto : 1209010173 : Teknik Mesin : Politeknik Negeri Jakarta : 10 jam /minggu

14 LOMBA PEMELIHARAAN JEMBATAN 2011

2.4

Anggota 4 a. Nama Lengkap b. NIM c. Jurusan d. Universitas/Institut/Politeknik e. Waktu untuk kegiatan PKM : Imam Fauzi Abdillah : 1309020309 : Teknik Elektro : Politeknik Negeri Jakarta : 10 jam /minggu

2.5

Anggota 5 a. Nama Lengkap b. NIM c. Jurusan d. Universitas/Institut/Politeknik e. Waktu untuk kegiatan PKM : Wisnu Pambudi : 3109120225 : Teknik Sipil : Politeknik Negeri Jakarta : 10 jam /minggu

2. NAMA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING a. Nama Lengkap dan Gelar : Achmad Nadjam ,ST, MT. : IV a / 195801091985031003 : Lektor Kepala : Sekretaris Bidang Kemahasiwaan & Hubungan Industri e. Jurusan f. g. Perguruan Tinggi Bidang Keahlian : Teknik Sipil : Politeknik Negeri Jakarta : Struktur : 10 jam /minggu

b. Golongan Pangkat dan NIP c. Jabatan Fungsional d. Jabatan Struktural

h. Waktu untuk kegiatan PKM

15 LOMBA PEMELIHARAAN JEMBATAN 2011

3. DOKUMENTASI JEMBATAN

Retak Yang Terjadi

16 LOMBA PEMELIHARAAN JEMBATAN 2011

RETAK YANG TERJADI

RETAK SUSUT

17 LOMBA PEMELIHARAAN JEMBATAN 2011

Retak Susut Akibat Pengaruh Suhu & Lingkungan

18 LOMBA PEMELIHARAAN JEMBATAN 2011


Keterangan:

8 7 5 1 4 6

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Cover Motor clamp Clamp Motor Chasis Motor velg Tire Front wheel

2 3 Gambar Rangkaian Receiver


Keterangan:

4 1

1. Cover 2. Clamp 3. Chasis

Gambar Rangkaian Transmitter

Gambar Pemasangan Alat pada Rel

19 LOMBA PEMELIHARAAN JEMBATAN 2011

Anda mungkin juga menyukai