Anda di halaman 1dari 8

KEHAMILAN RISIKO TINGGI

Apakah Kehamilan risiko tinggi itu? Kehamilan risiko tinggi merupakan kehamilan yang

memiliki risiko atau bahaya yang lebih besar pada waktu kehamilan maupun persalinan bila dibandingkan dengan Ibu Hamil yang normal.

Apa saja yang tergolong Kehamilan risiko tinggi? Kehamilan risiko tinggi dibagi dalam 4 golongan: 1. Penyakit yang menyertai kehamilan Penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah dan ginjal misalnya darah tinggi, rendahnya kadar protein dalam darah dan tingginya kadar protein dalam urin. Inkompatibilitas darah atau ketiksesuaian golongan darah misalnya pada janin dan ibu yang dapat menyebabkan bahaya baik bagi janin maupun ibu seperti ketidaksesuaian resus. Endokrinopati atau kelainan endokrin seperti penyakit gula
1

Kardiopati atau kelainan jantung pada ibu yang tidak memungkinkan atau membahayakan bagi ibu jika hamil dan melahirkan. Haematopati atau kelainan darah, misalnya adanya gangguan pembekuan darah yang memungkinkan terjadinya perdarahan yang lama yang dapat

mengancam jiwa. Infeksi, misalnya infeksi TORCH (Toksoplasma,

Rubella, Citomegalo virus dan Herpes simpleks), dapat membahayakan ibu dan janin.

2. Penyulit kehamilan Partus prematurus yaitu Hal atau melahirkan dari 37 sebelum usia

waktunya kehamilan.

kurang ini

minggu

merupakan

sebab

kematian

neonatal yang terpenting. Perdarahan dalam kehamilan, baik perdarahan pada hamil muda yang disebabkan oleh abortus atau keguguran, kehamilan ektopik atau kehamilan diluar kandungan dan hamil mola, maupun perdarahan pada triwulan terakhir kehamilan yang disebabkan oleh
2

plasenta

previa atau

atau

plasenta tidak

(ari-ari) normal

yang dalam

berimplantasi

melekat

kandungan dan solutio plasenta atau pelepasan plasenta sebelum waktunya. Ketidaksesuaian antara besarnya rahim dan tuanya kehamilan, misalnya hidramnion atau cairan ketuban yang banyak, gemelli atau kehamilan kembar dan gangguan pertumbuhan janin dalam kandungan. Kehamilan serotin atau kehamilan lewat waktu yaitu usia kehamilan lebih dari 42 minggu. Kelainan uterus atau kandungan, misalnya bekas seksio sesarea dan lain-lain

3. Riwayat obstetris yang buruk Kematian anak pada persalinan yang lalu atau anak lahir dengan kelainan congenital (cacat bawaan) Satu atau beberapa kali mengalami partus

prematurus atau melahirkan belum pada waktunya. Abortus habitualis atau keguguran yang terjadi

berulang kali dan berturut-turut terjadi, sekurangkurangnya 3 kali berturut-turut.


3

Infertilitas tidak disengaja lebih dari 5 tahun yaitu tidak merencanakan untuk menunda kehamilan

dengan cara apapun, tapi selama 5 tahun tidak hamil.

4. Keadaan ibu secara umum Umur ibu, kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun Paritas atau banyaknya melahirkan, berisiko tinggi pada ibu yang sudah melahirkan lebih dari 4 orang anak. Berat badan ibu, yaitu ibu yang terlalu kurus atau ibu yang terlalu gemuk. Tinggi badan ibu, yaitu tinggi badan kurang dari 145 cm. Bentuk panggul ibu yang tidak normal. Jarak antara dua kehamilan yang terlalu berdekatan yaitu kurang dari 2 tahun. Ibu yang tidak menikah, berhubungan dengan kondisi psikologis Keadaan sosio ekonomi yang rendah Ketagihan alkohol, tembakau dan morfin.
4

Bahaya

apa

saja

yang

dapat

ditimbulkan

oleh

kehamilan dengan risiko tinggi ? Bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh kehamilan risiko tinggi bisa terjadi pada janin maupun pada ibu. Antara lain: (BBLR) persalinan. Janin mati dalam kandungan. Ibu hamil / bersalin meninggal dunia. Keracunan kehamilan/kejang-kejang. Keguguran (abortus). Persalinan tidak lancar / macet. Perdarahan sebelum dan sesudah Bayi lahir belum cukup bulan. Bayi lahir dengan berat lahir rendah

Bagaimana pengelolaan kehamilan risiko tinggi? 1. Kehamilan seorang dengan ahli risiko tinggi yang harus harus dibina oleh

kebidanan

melakukan

pengawasan yang intensif, misalnya dengan mengatur frekuensi pemeriksaan prenatal.


5

Pengawasan opname.

yang

intensif

mungkin

memerlukan

2. rumah sakit yang mengawasi kehamilan dengan risiko harus mempunyai fasilitas untuk melakukan diagnostik perinatal karena sering diperlukan pemeriksaan kadar oestriol atau HPL. Cephalometri dengan ultrasound, registrasi rythme bunyi jantung anak dan pemeriksaan air ketuban dengan amnioskopi atau amniocentesis. 3. Konsultasi diperlukan dengan ahli kedokteran lainnya terutama ahli penyakit dalam dan ahli kesehatan anak. Pengelolaan kasus merupakan hasil team work antara berbagai ahli. 4. Pengakhiran kehamilan perlu dipertimbangkan oleh

team tersebut dan juga apakah dipilih induksi persalinan atau seksio.

Apakah kehamilan risiko tinggi dapat dicegah ? Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan

tindakan perbaikinya.

Bagaimana

pencegahan

kehamilan

risiko

tinggi

dapat dilakukan ? mung Dengan memeriksakan kehamilan sedini kin dan teratur ke Posyandu, Puskesmas, Rumah

Sakit, paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan. Dengan mendapatkan imunisasi TT 2X. Bila ditemukan kelainan risiko tinggi

pemeriksaan harus lebih sering dan lebih intensif. Makan makanan yang bergizi yaitu

memenuhi 4 sehat 5 sempurna.

Apa

yang

dapat

dilakukan

seorang

Ibu

untuk

menghindari bahaya kehamilan risiko tinggi ? Dengan mengenal tanda-tanda kehamilan risiko tinggi. Segera ke Posyandu, Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat bila ditemukan tanda-tanda kehamilan risiko tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Tim

Pengajar

Obstetri

dan

Ginekologi

UNPAD.

Kehamilan dan persalinan dengan risiko. Dalam: Obstetri patologi. Bandung: Elstar Offset, 1984; 260-2 2. Wiknjosastro H. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 1999 3. Ibu hamil risiko tinggi. Available from: http:///www.hanyawanita.com/mother_child/pregnanc y. Last updated, 2004

Anda mungkin juga menyukai