Anda di halaman 1dari 2

Tak Kenal Maka Tak Sayang: Mengenalkan Seni Grafis Dengan Kasih Sayang

Latar Pemikiran Teknik Cetak, pada mulanya dimanfaatkan oleh bangsa Cina untuk memproduksi citraan yang bisa diproduksi dengan jumlah banyak, di atas kain ataupun kertas pada kurun waktu 220 SM dengan teknik cetak tinggi (Relief Print). Beberapa abad kemudian, teknik ini mulai digunakan di belahan dunia lainnya seperti Timur tengah dan Eropa untuk mencetak berbagai buku serta manuskrip untuk kepentingan keagamaan. Perkembangan teknik cetak pada masa-masa setelahnya ditandai dengan berbagai penemuan teknik cetak seperti etsa, aquatint, lithografi, dsb. Hingga pada abad ke-15 Johannes Guttenberg menciptakan mesin cetak yang lebih efisien, disebut juga sebagai movable type. Perkembangan teknik cetak di atas merupakan cikal bakal dunia percetakan dewasa ini yang telah banyak memakai teknik cetak offset atau digital print. Namun sangat sedikit orang yang mengetahui perkembangan cetak tersebut dari teknik cetak paling sederhana yang pernah ditemukan manusia hingga kecanggihan teknologi yang memungkinkan kita mencetak tanpa batasan jumlah. Fenomena inilah yang menjadi dasar pemikiran kita untuk mencoba memperkenalkan teknik cetak dalam konteks seni grafis yang merupakan cikal bakal teknik cetak saat ini; untuk kemudian memberikan peluang apresiasi kepada mayarakat luas terhadap karya-karya seni grafis dengan penuh kasih sayang. Tujuan 1. Memperkenalkan teknik cetak yang menjadi dasar-dasar penciptaan karya seni grafis. 2. Melestarikan penciptaan karya seni dengan media kertas. 3. Tawaran estetika yang lain bagi pelaku teknik cetak di Indonesia secara umum, bukan hanya dalam konteks kesenian. Tentang Proyek Tak Kenal Maka Tak Sayang Tak Kenal Maka Tak Sayang adalah sebuah proyek pameran seni rupa yang fokus menampilkan karya-karya dengan teknik seni grafis (cetak) dalam media kertas. Selain menambah intensitas kegiatan berkesenian di Indonesia, pameran ini juga bertujuan untuk

memperkenalkan kepada masyarakat beberapa teknik cetak konvensional yang selama ini belum mendapat perhatian luas. Proyek ini akan diadakan pada bulan Februari yang sangat identik dengan bulan kasih sayang; dengan memperkenalkan teknik cetak ini, diharapkan para apresiator bisa lebih mengetahui serta memahami dan lebih lanjut lagi menyayangi karya-karya cetak konvensional. Audiens Publik, pelajar dan mahasiswa, seniman, kritikus, lembaga penelitian sosial dan budaya, serta penggiat kajian seni rupa.

Anda mungkin juga menyukai