Anda di halaman 1dari 18

INDUSTRI SEMEN

Khamdi Mubarok, M.Eng

Definisi

Semen merupakan komoditi strategis yang memanfaatkan potensi sumber daya alam bahan galian non logam berupa batu kapur, tanah liat, pasir besi dan gipsum (diimpor) melalui proses pembakaran temperatur tinggi i i (di atas 1.000 000 0C). C)

Peta Industri Semen di Indonesia

Semen Gresik Group (Semen Gresik Gresik, Semen Padang, Padang Semen Tonasa) Lafarge (Perancis) PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk Heidelberg Cement (Jerman) PT. Holcim Indonesia Tbk Holcim Cement (Swiss) PT. Bosowa PT. Semen Baturaja PT. Semen Kupang

I. Komponen

Komponen utama : Oksida silika Dengan g penambahan p air mengikat bahan lain Campuran terpenting :
1. 2. 3. 4.

mampu p

5.

Tricalcium silicat 3CaO.SiO2 atau C3S Dicalcium silicat 2CaO.SiO2 atau C2S Tricalcium alumina 3CaO.Al2O3 atau C3A Tetracalcium alumina ferrit 4CaO.Al2O3.Fe2O3 atau C4AF MgO

II. Bahan Baku


1. 2 2. 3. 4.

Batu kapur Tanah liat Pasir besi Pasir kwarsa

CaCO3 Al2O3.2SiO 2SiO2.xH xH2O Fe2O3 SiO2

Reaksi
CaCO3 + Al2O3.2SiO2.xH2O + Fe2O3 + SiO2 3CaO.SiO2 + 2CaO.SiO2 + 3CaO.Al2O3 + 4CaO.Al2O3.Fe2O3 C3S C2S C3A C4AF

Kebutuhan Bahan Baku

III. Produk Produk


1.

Bahan bangunan :

Mortar (campuran semen semen, kapur kapur, pasir) Beton (campuran semen, pasir, kerikil) Beton bertulang (beton + besi) Eternit ( (campuran p asbes & semen) ) Tegel (campuran semen & pasir)

2.

Bahan bangunan setengah jadi


IV. Proses Pembuatan

Secara umum proses produksi semen terdiri dari beberapa tahapan : 1. Tahap penambangan bahan mentah (quarry). Bahan dasar semen adalah Batu Kapur, Tanah Liat, Pasir Besi dan Pasir Silica. BahanBahan-bahan ini ditambang dengan menggunakan alatalat-alat berat kemudian di kirim ke pabrik semen. 2 Bahan mentah ini di teliti di laboratorium, 2. laboratorium kemudian di campur dengan proporsi yang tepat dan di mulai tahap penggilingan awal bahan mentah dengan mesin penghancur sehingga berbentuk serbuk. 3. Bahan kemudian dilakukan pemanasan awal di preheater 4. Pemanasan lanjut di dalam kiln sehingga bereaksi membentuk kristal clinker 5. Kristal klinker ini kemudian di dinginkan di cooler dengan bantuan angin. Panas dari proses pendinginan ini di alirkan lagi ke Preheater untuk menghemat energi 6. Clinker ini kemudian dihaluskan lagi dalam tabung yang berputar yang bersisi bola bola-bola baja sehingga menjadi serbuk semen yang halus. 7. Clinker yang telah halus ini disimpan dalam silo (tempat penampungan semen mirip tangki minyak pertamina) 8. Dari silo ini semen dipacking dan dijual ke konsumen.

Proses Pembuatan

Dapat dilakukan dengan proses kering atau proses basah Perbedaannya hanya terletak pada proses penggilingan dan homogenisasi. Proses kering lebih hemat bahan bakar

Proses Kering
Lime stone clay

Crusher (penghancuran) Crusher (penghancuran) Clay dryer

Raw Material storage

sand

Roller Mill

Kiln silo Feed d

Suspension Preheater

Rotary kiln cooler

Clinker/ Gypsum Silo

gypsum

Clinker Grinding

Cement silos

Proses Basah
sand Lime stone

Crusher

Grinding (giling)

Clay t k tank

Clay washer h

clay

Slurry feed tank

Slurry blending tank


gypsum

Rotary Kiln

Clinker/ gypsum storage

Clinker grinding

Cement silos

1. QUARRY ( PENAMBANGAN )

Bahan tambang berupa batu kapur, batu silika,tanah liat, dan material material-material lain yang mengandung kalsium, silikon,alumunium,dan besi oksida yang diekstarksi menggunakan drilling dan blasting.

2. Crushing
Pemecahan material material hasil penambangan menjadi ukuran yang lebih kecil dengan menggunakan crusher. Batu kapur dari ukuran < 1 m < 50 m Batu silika dari ukuran < 40 cm < 200 mm

3.CONVEYING
Bahan mentah ditransportasikan dari area penambangan ke lokasi pabrik untuk diproses lebih lanjut dengan menggunakan belt conveyor.

4. RAW MILL ( PENGGILINGAN BAHAN BAKU )

Proses Basah Penggilingan dilakukan dalam raw mill dengan menambahkan sejumlah air kemudian dihasilkan slurry dengan kadar air 3434-38 %. MaterialMaterial-material ditambah air diumpankan ke dalam raw mill. Karena adanya putaran, material akan bergerak dari satu kamar ke kamar berikutnya.Pada kamar 1 terjadi proses pemecahan dan kamar 2/3 terjadi gesekan sehingga campuran bahan mentah menjadi slurry.

10

Proses Kering

Terjadi di Duo dan Mill yang terdiri dari Drying Chamber, Compt 1 dan Compt 2. 1, 2 MaterialMaterial-material dimasukkan bersamaan dengan dialirkannnya gas panas yang berasal dari suspension preheater dan menara pendingin. Pada ruangan pengering terdapat filter yang berfungsi untuk mengangkut dan menaburkan e abu a material ate a sehingga se gga gas panas dan material berkontaminasi secara merata sehingga efisiensi dapat tercapai. Terjadi pemisahan material kasar dan halus dalam separator.

5. HOMOGENISASI

Proses Basah Slurry dicampur di mixing basin,kemudian slurry dialirkan ke tabung koreksi; proses pengoreksian. Proses Kering Terjadi di blending silo dengan sistem aliran corong.

11

6. Pembakaran/ Pembentukan Clinker

Terjadi di dalam kiln. Kiln adalah alat berbentuk tabung yang di dalamnya terdapat semburan api. Kiln di design untuk memaksimalkan efisiensi dari perpindahan panas yang berasal dari pembakaran bahan bakar.

Proses Utama pada Rotary Kiln (T : 1643oK)


Drying Calcination

Al2O3.2SiO 2SiO2.xH xH2O


(Tanah liat)

: penguapan air : disosiasi CaCO3

CaO + CO2 Al2O3 + SiO2 + H2O

Sintering : mulai melelehnya bahan baku Reaksi utama : terbentuk C3S, C2S, C3A, C4AF
Gypsum (4 5 %)

Hasil : klinker

semen

Fungsi gypsum : untuk memperlambat pengerasan

12

V. Penggolongan semen berdasarkan kadar Ca silikat/aluminat

Semen Portland Tipe I :


Regular type C3S (40 60 %), C2S (10 30 %), C3A (7 13 %) 28 hari keras Moderate heat & hardening C2S > tipe I

Semen Portland Tipe II


Semen Portland Tipe III


High early strength Partikel lebih halus C3S > tipe I 3 hari keras Low heat Untuk struktur yang masif Sulfate resistant C3A rendah & C4AF agak tinggi

Semen Portland Tipe IV


Semen S P Portland tl d Ti Tipe V


13

KEUNTUNGAN & KERUGIAN PROSES BASAH

KEUNTUNGAN Kadar alkalisis,klorida,dan sulfat tidak menimbulkan gangguan penyempitan dalam saluran material masuk kiln. Deposit yang tidak homogen tidak berpengaruh p g karena mudah untuk mencampur dan mengoreksinya. Pencampuran dan koreksi slurry lebih mudah karena berupa larutan. Fluktuasi kadar air tidak berpengaruh pada proses.

KERUGIAN Proses basah baik digunakan hanya bila kadar air bahan bakunya cukup tinggi Pada waktu pembakaran memerlukan banyak panas, sehingga konsumsi bahan bakar lebih banyak y Kiln yang dipakai lebih panjang karena proses pengeringan yang terjadi dalam kiln menggunakan 22 % panjang kiln.

KEUNTUNGAN & KERUGIAN PROSES KERING

KEUNTUNGAN Kiln yang digunakan relatif pendek Kebutuhan panas lebih rendah

KERUGIAN RataRata -rata kapasitas kiln lebih besar Fluktuasi kadar air menganggu operasi, karena materail l lengket k t di inlet i l t kiln kil Terjadipenebalan/pen yempitan pada saluran pipa kiln.

14

Polution Controlling Device

Polusi yang dihasilkan berupa polusi udara dalam bentuk: debu sisa pembakaran tidak sempurna (CO) Pemisahan Debu Filtrasi (Fabric Filter) Electrostatic (Precipitator) CO Penggunaan Catalytic converter (Mengoksidasi CO menjadi CO2)

VI. Peran tiap komponen

C3S : memberi kekuatan pada saat permulaan Penambahan P b h kekuatan k k t secara k kontinyu ti C2S : Memberi kekuatan sedikit sampai 28 hari Memberi efek kekuatan yang besar C3A : memberi efek kekuatan yang besar selama 28 hari & b berangsurberangsur -angsur hilang hl C4AF : memberi efek kekuatan sedikit pada permulaan & selanjutnya

15

Jenis Semen menurut Kegunaannya

Peta Tenaga Kerja (2008)

16

Kurva Pertumbuhan Semen Tahun 2000 - 2009

Permasalahan
1. Mulai terbatasnya potensi batu kapur di lokasi pabrik di Jawa yang mengkonsumsi semen paling banyak (lebih dari 60 persen); 2. Kontinuitas pasokan batubara yang tidak terjamin untuk waktu jangka panjang; 3 Kemungkinan 3. Kem ngkinan masuknya mas kn a impor impo semen dari da i RRC dalam jumlah j mlah besar; besa 4. Masih terdapatnya masalah pengamanan bahan baku jangka menengah dan jangka panjang; 5. Efisiensi energi pada proses pembuatan klinker belum optimal; 6. Terdapat beberapa pabrik yang sudah tua dan perlu pembaruan teknologi yang disesuaikan dengan ketersediaan kualitas bahan baku , energi dan bahan bakar; 7. Bahan bakar batu bara dan energi lainnya untuk jangka panjang perlu diperlukan pengamanan; 8. Kemampuan penanganan/pengelolaan gas buang/emisi perlu terus ditingkatkan untuk menekan pencemaran lingkungan; dan 9. Fasilitas pelabuhan khususnya di wilayah KTI yang belum memadai mengakibatkan sering terjadinya demorage bagi kapal pengangkut semen yang sandar, sehingga berakibat tingginya biaya distribusi.

17

Industri Pendukung
1. Yang g menjadi j industri pendukung p g adalah industri pengolahan p g bahan baku yang sebenarnya sudah terintegrasi dalam satu unit proses produksi semen. Bahan baku dan bahan penolong yang digunakan adalah batu kapur, tanah liat, pasir silika, pasir besi dan gipsum. Khusus gipsum sampai saat ini masih diimpor dari Thailand; 2. Sebagai bahan bakar digunakan batubara kalori tinggi (6.000 kkal/kg), namun telah mengalami inovasi menjadi batubara kalori rendah (4.000 kkal/kg) bahkan sebagian sudah disubstitusi oleh ban bekas; 3. Bahan penolong lain adalah kertas kraft yang dulu sepenuhnya dipasok oleh PT. Kertas Kraft Aceh, namun tidak beroperasi lagi sehingga pemenuhan kebutuhan kertas kraft adalah melalui impor.

18

Anda mungkin juga menyukai