Anda di halaman 1dari 19

PRESENTASI KASUS HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Program Pendidikan Profesi Dokter di RSUD Tidar Magelang

Diajukan Kepada : dr. Adi Pramono, Sp. OG Disusun Oleh : Irma Yuliani (2007.031.0040) BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RSUD TIDAR MAGELANG FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2012 1

HALAMAN PENGESAHAN Disusun untuk Mengikuti Ujian Stase Ilmu Kebidanan dan Kandungan di RSUD Tidar Magelang HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Disusun Oleh: Irma Yuliani (2007.031.0040) Telah dipresentasikan pada tanggal September 2012 dan telah disetujui oleh :

Dosen Pembimbing

dr. Adi Pramono, Sp. OG 2

PRESENTASI KASUS I. IDENTITAS PASIEN a. Nama b. Umur c. Pendidikan d. Agama e. Alamat f. Tanggal masuk II. ANAMNESIS 1. Keluhan Utama Mual dan muntah. 2. Riwayat Penyakit Sekarang. Pasien G2P0A1 hamil 8 minggu 4 hari datang sendiri dengan keluhan mual-mual dan muntah lebih dari 10x yang mengganggu aktivitas sehari-hari.1 hari SMRS pasien muntah dan mual setiap kali makan dan minum. Muntah berupa cairan dan makanan yang masuk. Mual dan muntah disertai rasa nyeri perut kiri. Pasien merasa tenggorokannya kering dan selalu merasa haus. Pasien sebelumnya sudah melakukan test kehamilan di bidan dan hasilnya (+). Saat gejala muncul pasien belum meminum obat apapun. 3. Riwayat Penyakit Dahulu. Riwayat asma, hipertensi, diabetes mellitus, TBC, hepatitis disangkal. 4. Riwayat Penyakit Keluarga. Riwayat hamil kembar, asma, hipertensi, DM, TBC, gangguan jiwa disangkal 5. Riwayat menstruasi 3 : Ny. Siti Mutmainah : 26 tahun : SLTP : Islam : Banyu Urip Rt4/Rw5 Tegalrejo Magelang : 18 Agustus 2012 pukul 13.00

Menarche Siklus Lama Jumlah Sakit waktu menstruasi HPHT 6. Riwayat Perkawinan

: 13 tahun : 28 hari : 8 hari : 2-3 pembalut/hari : tidak ada : 4-8-2011

Menikah 1 kali selama 3 tahun. 7. Riwayat Obsetri No Kehamilan,persalinan,ke guguran dan nifas 1. Hamil 3 bulan kuretase atas indikasi mola hidatosa 2. Hamil ini Umur sekarang /tanggal Keadaan anak Tempat perawatan dan no daftar RST

8. Riwayat Operasi dan penyakit yang pernah dijalani. Pasien pernah menjalani kuretase atas indikasi mola hidatosa tahun 2010. 9. Riwayat kehamilan Sekarang ANC (+) di bidan HPL: 10-05-2011 10. Riwayat Keluarga Berencana. Pasien belum pernah KB. III. PEMERIKSAAN FISIK 1. Pemeriksaan Umum Keadaan Umum Kesadaran Tekanan darah HR Suhu : Baik : Compos Mentis : 100/70 mmHg : 92x/menit : 36,8 0 C RR TB :20x/menit :157 cm 4

BB Kepala Mata Hidung Leher Thorax Abdomen Genitalia Ekstremitas

:43 kg : Mesochepal : Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) : Tidak ada deformitas, tidak ada sekret : Lnn ttb, JVP :Simetris, KG (-), Cor/pulmo dbn : Perut sedikit membuncit, stria gravidarum (-), H/L ttb : Darah (+) : Oedema tungkai (-/-), varises (-/-), refleks patella (+/+), tidak terdapat penuruna turgor kulit

2. Pemeriksaan Obsetri Palpasi Teraba pembesaran uterus di daerah supra simphisis Pemeriksaan Dalam : Fluksus (-), Fluor (-) v/u/v tenang Portio sebesar jempol tangan IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Darah Rutin Hb Angka Leukosit Angka Trombosit 2. Pemeriksaan USG Hasil: Tampak I janin intrauterin Tampak 1 GS dengan ukuran 42 cm sesuai umur kehamilan 8 minggu 4 hari FHR (+) : 12,2 g% : 11,3/L : 34,8/L OUE menutup CUT sebesar telur bebek AP/CD tak ada kelainan

V.

DIAGNOSIS G2P0 A1, 26 tahun ,hamil 8 minggu 4 hari Hiperemesis Gravidarum

VI.

SIKAP a. Rawat bangsal b. Infus RL c. amp papaverin drip

TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga menggganggu kesehatan dan pekerjaan sehari hari. Definisi lain Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah hebat dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin di dalam kandungan. Pada umumnya HG terjadi pada minggu ke 6 - 12 masa kehamilan, yang dapat berlanjut sampai minggu ke 16 20 masa kehamilan. B. Konsep Kehamilan 1. Kehamilan Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lama kehamilan normal adalah 280 hari atau 40 minggu atau 9 bulan 7 hari, dihitung dari hari pertama haid terakhir .Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 minggu (280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300hari). Kehamilan berlangsung antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan premature, sedangkan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan post matur. 2. Tanda-tanda Kehamilan a. Tanda kehamilan tidak pasti 1) Amenorea (tidak dapat haid). Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi. 2) Nausea (enek) dan emesis (muntah). Enek terjadi umumnya pada bulan-bulan pertama kehamilan, disertai kadangkadang oleh emesis. Sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut morning sickness 7

3) Mengidam (ingin makanan khusus/tertentu). Mengidam sering terjadi pada bulan bulan pertama akan tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan. 4) Pingsan. Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai. Dianjurkan untuk tidak pergi ke tempat-tempat ramai pada bulanbulan pertama kehamilan. Hilang sesudah kehamilan 16 minggu. 5) Anoreksia (Tidak ada selera makan). Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi. 6) Sering kencing. Terjadi karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin. 7) Obstipasi Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid. 8) Pigmentasi kulit Terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Pada pipi, hidung dan dahi kadangkadang tampak deposit pigmen yang berlebihan, dikenal sebagai chloasma gravidarum. Areola mammae juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam. Demikian pula linea alba di garis tengah abdomen menjadi lebih hitam (linea griea).pigmentasi ini terjadi karena pengaruh dari hormon kortiko-steroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit. 9) Epulis Epulis adalah suatu hipertrofi papilla ginggivae, sering terjadi pada triwulan pertama. 10) Varises. Sering dijumpai padaa triwulan terakhir pada triwulan terakhir. Didapat pada daerah genitalia eksterna, fosa poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida kadangkadang varises ditemukan pada kehamilan terdahulu, timbul kembali pada triwulan 8

pertama. Kadangkadangtimbulnya varises merupakan gejala pertama kehamilan muda b. Tanda pasti kehamilan 1) Pada palpasi dirasakan bagian janin dan balotemen serta gerak janin. 2) Pada auskultasi terdengar detak jantung janin (DJJ). Dengan stetoskop laennec DJJ terdengar pada kehamilan pada kehamilan 18-20 minggu. Dengan alat doppler DJJ terdengar pada kehamilan 12 minggu. 3) Dengan ultrasonografi (USG) atau scaning dapat dilihat gambaran janin. 4) Pada pemeriksaan sinar X tampak kerangka janin. Tidak dilakukan lagi sekarang karena dampak radiasi terhadap janin C. Insidensi Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50 70% wanita hamil dalam 16 minggu pertama. Kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual- mual dan 44% mengalami muntah muntah. Perbandingan insidensi hiperemesis gravidarum 4 : 1000 kehamilan. Di Amerika kira-kira 0,3 sampai 2.0% dari total populasi wanita hamil mengalami hiperemesis gravidarum. Yang disertai dehidrasi dan malnutrisi dan ini berdampak pada hampir 50.000 pasien hamil menjalani perawatan di RS setiap tahunnya. Hiperemis Gravidarum sendiri diduga lebih sering terjadi pada wanita Asia dan Afrika sebanyak 17% dibanding perempuan Eropa yang kurang dari 10%. D. Etiologi Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik juga tidak ditemukan kelainan biokimia, perubahan-perubahan anatomik yang terjadi pada otak, jantung, hati dan susunan syaraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat kelemahan tubuh karena tidak makan dan minum. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan sebagai berikut: a. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan 9

ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan karena pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan. b. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi meternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor organik. c. d. Alergi, sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organik. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut akan kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup. E. Patofisiologi Di dalam tubuh kita, mual (nausea) dan muntah (vomiting) diatur oleh pusat muntah yaitu CTZ (Chemoreceptor Trigger Zone) di area postrema di batang otak yaitu di Medulla Oblongata. Area Postrema terletak di luar dari sawar darah otak (Blood-Brain Barrier) sehingga ia sangat peka terhadap toksin dan zat kimia perangsang muntah dalam aliran darah. Termasuk dalam hal ini adalah tingginya kadar hCG dan juga keton dalam darah wanita hamil. Tingginya keton pada ibu hamil disebabkan karena hipoglikemik (turunnya gula darah) karena muntah yang berkepanjangan dan tidak terkoreksi. Sehingga keadaan muntah yang tidak diperbaiki akan menyebabkan muntah semakin hebat. Ini disebut dengan circulus vitreosus (lingkaran setan).CTZ akan merangsang muntah melalui syaraf Trigeminus (N V), syaraf Fasialis (NVII), syaraf Glossofaring (N IX), syaraf Vagus (N X) dan syaraf Hipoglossus (XII) pada saluran cerna bagian atas dan juga melalui syaraf spinal pada otot diafragma. Sebelum seseorang muntah, ia akan mengalami gejala peringatan (Warning Sign) yaitu: berkeringat banyak, pupil mata melebar, mual, hipersalivasi (rasa ingin meludah), dan pucat.

10

Hiperemesis geavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkolosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala-gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tidak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat. Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksibutirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah turun, demikian pula khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan mengurang pula dan tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan. Disamping dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit, 11

dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindrom MalloryWeiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri. Jarang sampai diperlukan transfusi atau tindakan operatif.

F. Gejala dan Tanda Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan hiperemesis gravidarum tidak ada, tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dapat dibagi : 1. Tingkatan I a. Muntah terus menerus sehingga menimbulkan : 1) Dehidrasi : turgor kulit turun 2) Nafsu makan berkurang 3) Berat badan turun 4) Mata cekung dan lidah kering 12

b. Epigastrium nyeri karena asam lambung meningkat dan terjadi regurgitasi ke esophagus c. Nadi meningkat dan tekanan darah turun d. Frekuensi nadi sekitar 100 kali/menit e. Tampak lemah dan lemas 2. Tingkatan II a. Dehidrasi semakin meningkat akibatnya : 1) Turgor kulit makin turun 2) Lidah kering dan kotor 3) Mata tampak cekung dan sedikit ikteris b. Kardiovaskuler 1) Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit 2) Nadi kecil karena volume darah turun 3) Suhu badan meningkat 4) Tekanan darah turun c. Liver Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan ikterus d. Ginjal Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang yang menyebabkan : 1) Oliguria 2) Anuria 3) Terdapat timbunan benda keton aseton.Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan e. Kadangkadang muntah bercampur darah akibat ruptur esofagus dan pecahnya mukosa lambung pada sindrom mallory weiss. 3. Tingkatan III a. Keadaan umum lebih parah b. Muntah berhenti c. Sindrom mallory weiss d. Keadaan kesadaran makin menurun hingga mencapai somnollen atau koma e. Terdapat ensefalopati werniche : 13

1) Nistagmus 2) Diplopia 3) Gangguan mental f. Kardiovaskuler 1) Nadi kecil, tekanan darah menurun, dan temperatur meningkat g. Gastrointestinal 1) Ikterus semakin berat 2) Terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin tajam h. Ginjal 1) Oliguria semakin parah dan menjadi anuria G. Diagnosis Banding a. Mola Hidatosa Mola Hidatosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh villi korialis mengalami perubaan hidropik. Pada mola hidatosa biasanya disertai dengan pendarahan pervaginam, uterus lebih besar daru tuanya kehamilan. Untuk memastikannya dapat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi dimana akan ditemukan gambaran yang kas seperti badai salju (snow flake pattern). Diagnosis yang paling tepat adalah apabila kita melihat gelembung molanya. b. Pielonefristis Pielonefritis adalah suatu infeksi bakteri pada salah satu atau kedua ginjal. Gejala biasanya timbul secara tiba-tiba berupa demam, menggigil, nyeri di punggung bagian bawah, mual dan muntah. Beberapa penderita menunjukkan gejala infeksi saluran kemih bagian bawah, yaitu sering berkemih, nyeri ketika berkemih dan hematuri. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya yang khas. Pemeriksaan yang dilakukan untuk memperkuat diagnosis pielonefritis adalah dengan pemeriksaan urin dengan mikroskop pembiakan bakteri dalam contoh urin untuk menentukan adanya bakteri. USG dan rontgen bisa membantu menemukan adanya batu ginjal, kelainan struktural atau penyebab penyumbatan air kemih 14

lainnya. c. Hepatitis Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan hati yang memberikan gejala klinis yang khas yaitu badan lemah, kencing berwarna seperti air teh pekat, mata dan seluruh badan menjadi kuning. Jika ikterus telah muncul ,gejala-gejala tersebut biasanya menghilang, hepar membesar dan nyeri tekan. Serum aminotransferase biasanya meninggi (AST dan ALT). d. Tumor serebri Tumor cerebri adalah lesi desak ruang jinak maupun ganas, yang tumbuh di otak, meningen dan tengkorak. akit kepala merupakan gejala umum yang paling sering dijumpai pada penderita tumor otak. Rasa sakit dapat digambarkan bersifat dalam dan terus menerus, tumpul dan kadang-kadang hebat sekali. Nyeri ini paling hebat pada pagi hari dan lebih menjadi lebih hebat oleh aktivitas yang biasanya meningkatkan TIK seperti membungkuk, batuk, mengejan pada waktu BAB. Mual dan muntah terjadi sebagai akibat rangsangan pusat muntah pada medulla oblongata. Muntah dapat terjadi tanpa didahului nausea dan dapat proyektif. Papiledema disebabkan oleh statis vena yang menimbulkan pembengkakan papilla nervioptist. Bila terlihat pada pemeriksaan funduskopi akan mengingatkan pada kenaikan TIK. CT Scan, memberikan informasi spesifik yang menyangkut jumlah ukuran dan kepadatan jejas tumor dan meluasnya tumor serebral sekunder, selain itu alat ini juga member informasi tentang system ventrikuler. EEG, dapat mendekati gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang. H. Diagnosis Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Namun demikian harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit pielonefritis, hepatitis,dan tumor serebri yang dapat pula memberikan gejala muntah.Adapun beberapa pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan 15

pada penderita Hiperemesis Gravidarum, yaitu : USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta. Urinalisis : ketonuria, kultur bakteri, BUN Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH. I. Komplikasi a. Bagi ibu hamil Muntah yang terus menerus pda ibu dapat menyebabkan dehidrasi,

ketidakseimbangan elektrolit dan ketosis. Kondisi yang lebih buruk dapat menyebakan : Ensefalopati Wernicke Ensefalopati Wernicke adalah sindrom yang ditandai dengan nistagmus ,diplopia dan gangguan mental. Ensefalopati Wernicke terjadi akibat kerusakan sel-sel otak pada daerah thalamus dan hipotalamus akibat kekurangan vitamin B 1 (Thiamin). Salah satu fungsi thiamin adalah membantu sel-sel otak untuk menghasilkan energi dari gula sehingga ketika kadar thiamin dalam otak rendah, maka sel otak tidak dapat menghasilkan energi yang mencukupi untuk menjalankan fungsinya. Pada penderita hiperemesis gravidarum yang berkepanjangan semakin lama akan kekurangan zat gizi yang dibutuhkan karena setiap makanan yang dimakan akan dimuntahkan. Salah satunya adalah asupan Vitamin B1 (thiamin) yang biasanya dihubungkan dengan konsumsi karbohidrat. Dalam sebuah penelitian dari 49 kasus ensefalopati Wernicke pada kehamilan, kehamilan kerugian yang timbul ensefalopati Wernicke hampir 48% Sindrom Mallory-Weiss Sindrom Mallory-Weiss adalah robeknya membran mukosa esofagus salah satunya karena muntah yang terus menerus pada penderita hipereremis gravidarum. Gejala-gejala Sindrom Mallory-Weiss antara lain hematemesis (muntah darah), melena, dan nyeri perut.

16

b.

Bagi Janin Pada ibu yang mual muntah tidak begitu berat ditemukan adanya gangguan pada kehamilan, pertumbuhan dan perkembangan janin. Sedangkan pada kasus hiperemesis gravidarum yang tidak terkontrol telah dihubungkan dengan retardasi pertumbuhan janin dan kematian janin. Resiko rendah kelainan sistem saraf pusat dan malformasi muskulokeletal juga ditemukan pada bayi yang lahir dari ibu dengan hiperemesis gravidarum.

J. Pencegahan Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis gravidarum dengan cara : 1. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik 2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan. 3. Menganjurkan mengubah makan sehari hari dengan makanan dalam jumlah kecil tapi sering 4. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur,terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan dengan teh hangat. 5. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan 6. Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin 17

7. Defekasi teratur 8. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting, dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula. K. Penatalaksanaan Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan : 1. Obat obatan a. Sedativa Obat sedative diberikan untuk memberi ketenangan dan rasa relaks pada pasien hiperemesis gravidarum sehingga pasien dapat tidur dan beristirahat. Dosis yang diberikan untuk phenobarbital 30mg 3X1 tab sedangkan diazepam 10mg 3x1 tab. b. Vitamin Vitamin B6 (pyrodoxine) 10-25 mg/hari diberikan 3-4x sehari bermanfaat untuk mengurangi gejala mual muntah pada penderita Hiperemis Gravidarum. c. Anti histamin Doxylamine adalah antagonis reseptor H1 bermanfaat untuk mengurangi mual muntah. Dosis yang diberikan adalah 12,5 mg/hari diberikan 3-4x/ hari. Biasanya pemberian doxylamine dikombinasi dengan Pyrodoxine (Vit B6). d. Anti emetik (pada keadaan lebih berat) Jika keadaan tidak membaik dengan terapi diatas makan diberikan anti emetik (anti muntah). Anti emetik yang sering digunakan pada terapi hiperemesis gravidarum lini pertama adalah ondasetron. Ondasetron merupakan antagonis serotonin. Pemberiannya dengan dosis 2-4 mg/IV/6-8 jam.Obat anti emetik yang lain adalah promethazine 12,5- 25 mg p.o/IV/6x sehari, methoclopramide 10mg p.o/iv/ 3 x sehari , donperidon 10mg/p.o/4 x sehari. Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di rumah sakit. 2. Isolasi a. b. c. Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara yang baik. Catat cairan yang keluar masuk. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita, sampai 18

muntah berhenti dan penderita mau makan. d. Tidak pengobatan. 3. Terapi psikologik a. Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan b. Hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan c. Kurangi pekerjaan sera menghilangkan masalah dan konflik 4. Cairan parenteral a. Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5% dalam cairan fisiologis (2 3 liter/hari) b. Dapat ditambah kalium, dan vitamin (vitamin B kompleks, Vitamin C). c. Bila kekurangan protein dapat diberikan asam amino secara intravena d. Bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat diberikan minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair Dengan penanganan diatas, pada umumnya gejala gejala akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik 5. Menghentikan kehamilan Bila pegobatan tidak berhasil, bahkan gejala semakin berat hingga timbul ikterus, delirium, koma, takikardia, anuria, dan perdarahan retina, pertimbangan abortus terapeutik. diberikan makanan/minuman dan selama 24 jam. Kadang kadang dengan isolasi saja gejala gejala akan berkurang atau hilang tanpa

19

Anda mungkin juga menyukai