Anda di halaman 1dari 5

Artikel Penelitian

Kesesuaian Skor New Ballard terhadap Hari Pertama Haid Terakhir Ibu pada Bayi Cukup Bulan yang Lahir Asfiksia dan Tidak Asfiksia
Indra Januwartri Mujawar, Dadang Hudaya Somasetia, Sjarif Hidajat Effendi
Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/ Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin, Bandung

Abstrak: Penilaian usia gestasi pada bayi baru lahir penting dilakukan untuk menentukan diagnosis dan penatalaksanaan yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu kesesuaian skor New Ballard (SNB) terhadap hari pertama haid terakhir (HPHT) ibu pada bayi cukup bulan yang lahir mengalami asfiksia dan tidak mengalami asfiksia. Desain penelitian adalah cross sectional dengan subjek penelitian 62 bayi baru lahir cukup bulan. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juli sampai Oktober 2010 di ruang perinatologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dan RSUD Cibabat secara consecutive. Penilaian usia gestasi SNB dilakukan pada hari ke-1 hingga ke-7 setelah lahir, kemudian disesuaikan dengan HPHT ibu. Bayi dikelompokkan ke dalam kelompok I (bayi lahir mengalami asfiksia) dan kelompok II (tidak mengalami asfiksia). Dari hasil penelitian didapatkan 34 (55%) bayi lahir spontan, 18 (29%) bayi dengan seksio sesarea, 10 (16%) bayi dengan ekstraksi vakum. Kesesuaian SNB terhadap HPHT ibu pada kelompok I tercapai setelah berusia lebih dari 48 jam, sedangkan pada kelompok II setelah berusia lebih dari 24 jam. Pada analisis statistik dihasilkan perbedaan yang sangat bermakna Z k-m=3,681 (p<0,001). Penelitian ini menunjukkan waktu kesesuaian SNB terhadap HPHT pada bayi yang lahir mengalami asfiksia lebih lambat dibandingkan dengan bayi yang lahir tanpa mengalami asfiksia. J Indon Med Assoc. 2011;61:400-4. Kata Kunci: Asfiksia neonatorum, hari pertama haid terakhir, skor New Ballard, usia gestasi

400

J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 10, Oktober 2011

Kesesuaian Skor New Ballard terhadap Hari Pertama Haid Terakhir Ibu pada Bayi

The Conformity of New Ballard Score and Mothers Last Mentrual Period in Term Infants Delivered With and Without Asphyxia Indra Januwartri Mujawar, Dadang Hudaya Somasetia, Sjarif Hidajat Effendi
Department of Child Health, Faculty of Medicine Padjadjaran University/ Dr. Hasan Sadikin General Hospital, Bandung

Abstract: Assessment of gestational age in newborn infants is necessary to determine the optimal diagnosis and management in newborns. The aim of this study was to determine the conformity of New Ballard Score (NBS) to mothers last mentrual period (LMP) in term infants delivered with and without asphyxia. A cross-sectional study was performed on 62 term newborn babies. Data was collected from July to October 2010 in perinatology ward of Dr. Hasan Sadikin and Cibabat hospitals. Subjects were taken according to consecutive admission. Gestational age was assessed with NBS on the first day till the 7th day after birth, and then adjusted to the mothers LMP. Subjects were divided into group I (delivered with asphyxia) and group II (without asphyxia). There were 34 (55%) spontaneous birth infants, 18 (29%) infants delivered by caesarian section and 10 (16%) infants by vacuum extraction. The agreement of NBS to mothers LMP in group I was reached more than 48 hours old, meanwhile in group II was reached after more than 24 hours old with the Z k-m=3,681 (p<0,001). This study showed an agreement of New Ballard score to the LMP in infants with asphyxia is slower than in infants without asphyxia. J Indon Med Assoc. 2011;61:4004. Keywords: Neonatal asphyxia, last menstrual period, New Ballard Score, gestational age

Pendahuluan Penentuan usia gestasi secara klinis pada neonatus sangat penting. Hal ini diperlukan untuk menentukan diagnosis dan penatalaksanaan yang optimal pada bayi baru lahir.1 Usia gestasi dan berat badan lahir sangat berkaitan erat dengan angka kematian bayi (AKB), terutama kematian neonatus.1 Asfiksia merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi baru lahir. Menurut World Health Organization (WHO) diperkirakan kelahiran dengan asfiksia mencapai 4 hingga 9 juta di dunia dan diperkirakan 1,2 juta dari jumlah tersebut meninggal.2,3 Angka kelahiran bayi dengan asfiksia di Indonesia masih cukup tinggi sehingga diperlukan penatalaksanaan yang optimal dengan penentuan usia gestasi yang tepat. Di Indonesia penilaian usia gestasi berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT) masih banyak digunakan dibandingkan dengan penggunaan ultrasonografi (USG). Penentuan usia gestasi berdasarkan HPHT masih dianggap paling dipercaya terutama di negara berkembang seperti Indonesia,4 tetapi tidak semua ibu mengetahui dengan tepat hari pertama haid terakhirnya, bergantung pada tingkat pengetahuan ibu. Masalah lain yang dihadapi pada penggunaan metode HPHT adalah perhitungan yang salah bila haid tidak teratur, adanya perdarahan setelah konsepsi, atau penggunaan obat kontrasepsi hormonal tidak lama sebelum
J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 10, Oktober 2011

ibu hamil.5 Di negara berkembang angka kejadian kelahiran di rumah masih cukup tinggi yaitu sekitar 2/3 dari seluruh kelahiran dan sebanyak 43% bayi dibawa ke sarana kesehatan pada usia lebih dari 4 hari. Kondisi-kondisi di atas membuat dokter atau tenaga kesehatan sulit menentukan usia gestasi bayi.6 Sejumlah penelitian menunjukkan korelasi yang kuat antara skor New Ballard (SNB) terhadap HPHT dibandingkan dengan metode lainnya, seperti yang dilaporkan Limawal et al7 (r=0,97) dan Sunjoh et al8 (r=0,933). Penelitian lain membuktikan bahwa skor New Ballard lebih akurat dan mempunyai korelasi lebih tinggi (r=0,85) dibandingkan dengan skor Ballard (r=0,82) terhadap HPHT dalam mengidentifikasi usia gestasi bayi prematur.7 Penelitianpenelitian terdahulu mengambil subjek bayi cukup bulan dan bayi prematur, namun belum pernah dilakukan penelitian serupa pada bayi cukup bulan dalam keadaan sakit, contohnya bayi yang lahir dengan asfiksia.8,9 Asfiksia menyebabkan bayi mengalami hypoxic ischemic enchepalopathy (HIE) dan disfungsi sistem multiorgan lainnya. Keadaan tersebut mempengaruhi fungsi neuromuskuler sehingga menghasilkan skor yang lebih rendah dibandingkan dengan taksiran HPHT pada penilaian maturitas bayi.10 Bayi yang lahir dengan asfiksia akan memberikan gambaran usia gestasi
401

Kesesuaian Skor New Ballard terhadap Hari Pertama Haid Terakhir Ibu pada Bayi lebih rendah dari taksiran HPHT ibu bila dilakukan penilaian usia gestasi pada usia kurang dari 24 jam sehingga akan mempengaruhi penatalaksaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian waktu pemeriksaan skor New Ballard terhadap HPHT ibu pada bayi cukup bulan yang mengalami asfiksia dan tidak mengalami asfiksia. Metode Penelitian ini adalah studi observasional dengan rancangan penelitian potong lintang. Sampel bayi adalah cukup bulan yang lahir baik dengan asfiksia maupun tidak dan dirawat di ruang perinatologi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung dan Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat Kotif Cimahi pada bulan Juli sampai Oktober 2010. Semua orangtua bersedia anaknya diikutsertakan dalam penelitian menandatangani persetujuan (informed consent). Pengambilan subjek dilakukan secara consecutive. Kriteria inklusi adalah bayi lahir cukup bulan dengan usia gestasi 37-42 minggu, sesuai masa kehamilan, HPHT diketahui oleh ibu, serta orangtua tinggal di Kotamadya Bandung dan kotif Cimahi Jawa Barat. Penilaian asfiksia berdasarkan nilai Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration (warna kulit, denyut jantung, respons refleks, tonus otot/keaktifan, dan pernapasan) atau disebut dengan APGAR, bila nilai APGAR pada 5 menit kurang dari 7 bayi dikatakan mengalami asfiksia. Kriteria eksklusi adalah bayi yang memiliki kelainan jantung bawaan dan kelainan kongenital, sedangkan kriteria drop out adalah bayi mengalami sakit berat selama penelitian. Syarat penghitungan usia gestasi menggunakan HPHT adalah ibu dapat mengingatnya dengan baik dan siklus menstruasi ibu teratur (28 sampai 30 hari). Pada setiap subjek yang memenuhi kriteria penelitian dicatat data jenis kelamin, berat badan lahir, jenis persalinan, presentasi lahir, HPHT, skor APGAR 5 menit, dan pemeriksaan fisik. Subjek dikelompokkan menjadi bayi yang lahir mengalami asfiksia dan tidak mengalami asfiksia, kemudian dilakukan penilaian skor New Ballard setiap hari dari hari ke-1 sampai ke-7 setelah lahir, dan setelah itu dinilai kesesuaian terhadap HPHT ibu. Sebelum penelitian dilakukan pelatihan dan standarisasi penilaian SNB oleh seorang konsultan perinatologi, kemudian dilakukan penelitian pendahuluan untuk mengetahui kesahihan dan keakuratan penilaian SNB pada dua orang pemeriksa. Besar sampel minimal yang dibutuhkan dengan taraf kepercayaan 95% dan power test 80% adalah 60 subjek. Untuk mengetahui perbandingan kesesuaian antara skor New Ballard terhadap HPHT antara bayi yang mengalami asfiksia dan tidak mengalami asfiksia digunakan uji KolmogorovSmirnov. Kemaknaan hasil uji ditentukan berdasarkan nilai p<0,001. Seluruh perhitungan statistik dikerjakan dengan piranti lunak statistik. Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung. Hasil Dari 62 anak yang memenuhi kriteria penelitian jenis kelamin laki-laki (56%) lebih banyak dibandingkan dengan perempuan (44%). Rerata berat badan lahir subjek penelitian adalah 2 986 gram pada bayi yang mengalami asfiksia dan 3 163 gram pada bayi lahir tanpa asfiksia. Jenis persalinan terbanyak adalah secara spontan yang terdapat pada 34 bayi (55%), dan presentasi lahir paling banyak adalah letak kepala yaitu pada 48 bayi (77%). Tabel 2 memperlihatkan perbandingan kesesuaian SNB terhadap HPHT ibu pada bayi lahir dengan asfiksia dan tanpa asfiksia. Kesesuaian tercapai pada hari ke-3 pemeriksaan pada bayi lahir dengan asfiksia sebanyak 23 bayi sedangkan yang tidak mengalami asfiksia kesesuaian tercapai pada hari ke-1 dan ke-2, yaitu masing-masing sebanyak 12 dan 19 bayi.
Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian Bayi lahir Mengalami Tidak asfiksia mengalami n=30 asfiksia n=32

Karakteristik

(%)

Nilai p

Jenis Kelamin Laki-laki 20 Perempuan 10 Berat Lahir (gr) Mean (rentang) 2 086 (289,1) Usia Gestasi (minggu) Median (rentang) 38,1 (1,2) Jenis Persalinan Spontan 15 Ekstraksi vakum 10 Seksio sesarea 5 Presentasi lahir Kepala 22 Sungsang 8 Keterangan :

15 17 3 163,4 (397,5)

56 44

0,081

0,053

37,6 (0,9) 19 0 13 26 6 55 16 29 77 23

0,074 0,458 <0,001 0,038 0,456

Nilai p untuk jenis kelamin berdasarkan uji chi-square, sedangkan untuk berat lahir dan usia gestasi dengan uji t bermakna bila p<0,05

Tabel 2. Perbandingan Kesesuaian SNB Terhadap HPHT Ibu Antara Bayi yang Lahir Mengalami Asfiksia dan Tidak Mengalami Asfiksia Kesesuaian hari ke 1 2 3 4 5 Mengalami asfiksia n=30 0 1 (0,03%) 23 (76,6%) 4 (0,13%) 2 (0,06%) Tidak mengalami asfiksia n=32 12 (37,5%) 19 (59,4%) 1 (0,03%) 0 0

Keterangan : Z (K-S)=3,681 (p<0,001) 402 J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 10, Oktober 2011

Kesesuaian Skor New Ballard terhadap Hari Pertama Haid Terakhir Ibu pada Bayi
Tabel 3. Hubungan antara Jenis Asfiksia dan Kesesuaian SNB-HPHT pada Bayi yang Lahir Mengalami Asfiksia Jenis asfiksia Kesesuaian hari ke2 3 4 5 0 1 3 20 0 4 1 1 Jumlah

Berat Tidak berat

4 26

Keterangan : Z (K-S)=0,394 (p=0,998)

Analisis penelitian digunakan uji Kolmogorov-Smirnov karena didapatkan bermakna (p<0,001). Pada Tabel 3 tampak kelompok dengan asfiksia berat sebanyak 4 bayi, sedangkan asfiksia tidak berat terdapat 26 bayi. Hubungan antara jenis asfiksia dan kesesuaian SNBHPHT tidak didapatkan perbedaan yang bermakna dengan Z(K-S)=0,394 (p=0,998) Diskusi Menurut Sasidharan et al.6 SNB memberikan hasil penilaian usia gestasi yang sah dan akurat sampai usia 7 hari setelah kelahiran. Penelitian ini menggunakan HPHT sebagai baku emas dengan keakuratan 2 minggu yang masih digunakan hingga saat ini di Indonesia, khususnya di RSUP Dr. Hasan Sadikin. Beberapa penelitian terutama di negara berkembang juga menggunakan HPHT sebagai baku emas. Penelitian Sashidaran et al.,6 Limawal et al.7, dan Rossenberg et al.5 menggunakan HPHT sebagai baku emas. Rata-rata usia gestasi berdasarkan HPHT pada penelitian ini adalah 38,1 minggu pada bayi yang lahir dengan asfiksia dan 37,6 minggu pada bayi yang lahir tanpa asfiksia. Menurut Limawal et al.7 HPHT merupakan metode paling akurat untuk menilai usia gestasi; pada penelitian tersebut terdapat 248 subjek memperlihatkan korelasi yang kuat antara HPHT dan skor New Ballard dengan r=0,97. Dari hasil penelitian tersebut terbukti bahwa skor New Ballard sangat baik bila digunakan untuk menentukan usia gestasi bayi baru lahir, karena kesahihannya hampir mendekati HPHT . Meskipun mekanisme yang menjelaskan bagaimana hubungan antara asfiksia dan skor New Ballard masih belum dipahami secara menyeluruh, sejumlah peneliti mencoba untuk mengetahui alur terjadinya hipotonia pada asfiksia. Asfiksia sangat mempengaruhi kondisi bayi setelah lahir. Kondisi hipoksia yang terjadi akan menimbulkan proses metabolisme anaerob dengan hasil akhir gangguan kontraktilitas otot sehingga bayi mengalami hipotonia.11 Pemulihan terhadap kondisi hipoksia akan memperbaiki keadaan hipotonia. Pada Tabel 2 kesesuaian SNB terhadap HPHT bayi yang tidak mengalami asfiksia tercapai pada hari ke-1 dan ke-2. Penelitian yang dilakukan oleh Karunasekera et al.12 terhadap 200 bayi baru lahir didapatkan keakuratan skor +2,18 minggu (14 sampai 16 hari) pada 24 jam pertama setelah lahir. Sashidaran et al.6 melakukan penelitian terhadap
J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 10, Oktober 2011

129 bayi prematur dan didapatkan hasil penilaian SNB pada hari ke-5 dan ke-7 yang lebih baik dibandingkan dengan usia 24 jam pertama setelah kelahiran. Tabel 3 juga memperlihatkan kesesuaian SNB terhadap HPHT pada bayi yang lahir mengalami asfiksia yang tercapai pada hari ke-3 setelah lahir. Hal ini sesuai dengan penelitian Mupanemuda dan Watkinson13 bahwa ketepatan usia gestasi tercapai pada usia lebih dari 12 jam sampai bayi mengalami perbaikan. Hasil penelitian ini ternyata sesuai dengan sejumlah penelitian dengan sampel lebih besar yang menyimpulkan penilaian skor New Ballard akan sesuai dengan HPHT setelah bayi mengalami perbaikan.8,9 Hasil penilaian ini menunjukkan pada bayi lahir yang mengalami asfiksia memperlihatkan kesesuaian hasil penilaian pada hari ke-3 dan pada bayi lahir tanpa mengalami asfiksia pada hari ke-2. Pada penelitian ini kesesuaian SNB terhadap HPHT pada bayi lahir mengalami asfiksia tercapai setelah usia lebih dari 48 jam, sedangkan pada bayi yang lahir tidak mengalami asfiksia tercapai setelah usia lebih dari 24 jam. Penilaian SNB ini dapat digunakan sampai bayi berusia 7 hari. Penilaian skor New Ballard terdiri dari dua kelompok penilaian maturitas, yaitu maturitas neuromuskular dan maturitas fisik. Penilaian yang paling mempengaruhi skor ini pada bayi asfiksia adalah pada parameter maturitas neuromuskular. Tindakan ini akan melibatkan tonus otot. Untuk dapat bekerja dengan baik diperlukan kontraktilitas otot yang baik pula. Terbentuknya kontraktilitas otot dipengaruhi oleh ketersediaan adenosine 5-triphosphat (ATP). Penurunan reduksi sintesis ATP disebabkan oleh terbatasnya oksigen untuk proses metabolisme dalam tubuh. Kondisi asfiksia akan menyebabkan terjadinya hipoksia sehingga kadar oksigen untuk metabolisme terbentuknya ATP akan berkurang.11,14 Kondisi hipoksia mempengaruhi kondisi neuromuskular pada saat lahir. Kesesuaian skor tercapai pada hari ke-3 karena tonus otot mulai mengalami perbaikan dengan tercukupinya persediaan oksigen dalam darah. Perbedaan jenis asfiksia (asfiksia tidak berat dan berat) tidak memberikan hasil yang berbeda pada penilaian maturitas bayi. Keduanya mencapai kesesuaian pada hari ke-3. Hal ini disebabkan tindakan resusitasi bayi baru lahir yang baik sehingga kadar oksigen cepat tercukupi pada kondisi asfiksia berat sehingga tidak menimbulkan jejas otak. Kelemahan penelitian ini adalah kemungkinan masih adanya bias HPHT ibu. Hari pertama haid terakhir ibu sangat dipengaruhi pengetahuan ibu, pendidikan, sosial ekonomi, lingkungan, dan kebiasaan ibu untuk mencatat hal-hal penting yang akan membantu ibu untuk mengingat. Pengambilan informasi HPHT ibu pada penelitian ini hanya berdasarkan recall saja sehingga kemungkinan dapat terjadi bias. Untuk mengatasi terjadinya bias ditanyakan secara hati-hati sehingga ibu dapat mengingat dengan baik HPHT-nya. Diperlukan pula catatan tertulis ibu atau kartu menuju sehat untuk mendapatkan informasi PHHT secara objektif.
403

Kesesuaian Skor New Ballard terhadap Hari Pertama Haid Terakhir Ibu pada Bayi Pemilihan subjek sebaiknya pada bayi yang lahir spontan dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan tindakan seperti seksio sesarea, ekstraksi vakum, maupun ekstraksi forseps, dan presentasi bayi saat lahir seperti letak kaki serta letak bokong yang dapat mempengaruhi kondisi bayi saat lahir. Kesimpulan Disimpulkan bahwa waktu kesesuaian SNB terhadap HPHT ibu pada bayi cukup bulan yang lahir mengalami asfiksia lebih lambat dibandingkan dengan bayi cukup bulan yang lahir tidak mengalami asfiksia. Pada bayi cukup bulan yang lahir mengalami asfiksia lebih baik dilakukan penilaian skor New Ballard ulang pada usia lebih dari 48 jam. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan baku emas ultrasonografi, pemakaian kartu menuju sehat ibu selama hamil, serta subjek bayi lahir spontan letak kepala tanpa adanya tindakan seperti seksio sesarea, ekstraksi vakum dan ekstraksi forseps. Daftar Pustaka
1. Erman, Retayasa W, Soetjiningsih. Clinical gestational age assessment in newborns using the New Ballard score. Paediatr Indones. 2006;46(5):97-101. Demografi. Statistics Indonesia 2009. (Cited 2009 Maret). Available from: www.datastatistikIndonesia.com. Departemen Kesehatan RI. Profil kesehatan Indonesia 2005. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2007. 13. 14. 4. Parker MJ. Gestational assessment assessed: a systematic review of validity and feasibility at various levels of care in developing countries [thesis]. Basel: Swiss Tropical and Public Health Institute; 2005. Rossenberg RE, Nawshad ASM, Ahmed S, Saha SK, Chowdury MA, Black RE, et al. Determining age in a low-resource setting: validity of last menstrual period. J Health Popul Nutr. 2009;27(3):332-8. Sashidaran K, Dutta S, Narang A. Validity of new ballard score until 7th day of postnatal life in moderately preterm neonates. Arch Dis Chil Fetal Neonatal Ed. 2009;94:39-44. Limawal F, Madjid DA, Daud D. The accuracy of determining newborns maturity between New Ballard score, Ballards score, and first day of last menstrual periode. Paediatr Indones. 2008;48(2):59-63. Sunjoh F, Njamnshi AK, Tietche F, Kago I. Asessment of gestational age in the Cameroonian new born infant:a comparison of four scoring methods. J Trop Pediatr. 2004;50(5):285-91. Pursley DW, Adam HM. Development characteristic of preterm infants. Pediatr Rev. 2008;29:67-8. Gomella TL. Neonatology management, procedures, on-call problems, diseases, and drugs. 5th Ed. New York: McGraw-Hill; 2004. Leverve XM, Mustafa I. Lactate: a key metabolite in the intercellular metabolic interplay. Crit Care. 2002;6:284-5. Karunasekera KAW, Sirisena J, Jayasinghe JACT, Perera GUI. How accurate is the postnatal estimation of gestational age? J Trop Pediatr. 2002;4(10):270-2. Mupanemuda R, Watkinson M. Key topics in neonatology. 2 nd Ed. New York: Taylor & Francis Group; 2005. Von Der Pool BA. Preterm labor: diagnosis and treatment. Am Fam Physician. 1998;57:2457-64. (Cited: 2010 August 25). http: //www.aafp.org/online. HO/MS

5.

6.

7.

8.

9. 10. 11. 12.

2. 3.

404

J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 10, Oktober 2011

Anda mungkin juga menyukai