Thomas Hobbes
Thomas Hobbes
War of everyman againts everyman Perang merupakan upaya penyelesaian konflik dengan menggunakan kekerasan.
Hobbes mengakui, tidak ada hal umum yang mampu membuat suatu keadaan dimana setiap orang berperang dengan orang lainnya.
Kondisi yang paling dekat untuk bisa menggambarkan war of everyman againsts everyman adalah hubungan antarnegara. Tidak adanya kekuatan yang mampu menyatukan setiap negara, maka tidak ada keadilan maupun ketidakadilan dalam hubungan internasional, konsekuensi nya adalah negara hidup dalam kondisi perang yang terus-menerus (perpetuall war) Tidak ada nya kekerasan secara fisik, bukan berarti tercipta perdamaian, melainkan hanya jeda untuk negara bisa menghela nafas sambil mempersiapkan serangan yang akan dilakukan berikutnya
Untuk mempertahankan diri, menurut Hobbes terdapat 2 hal yang diperlukan yaitu
1. Negara harus mengetahui lebih dulu adanya potensi serangan dan ini sama dengan dimensi fear dalam keadaan alamiah lah yang mendorong langkah antisipasi. 2. Negara harus memastikan bahwa dirinya memiliki kapasitas militer yang cukup untuk menghadapi kemungkinan adanya serangan. Selain kemampuan militer yang memadai juga diperlukan uang untuk membiayai operasi yang dilakukan
CONCLUSION
Hobbes tidak percaya adanya hukum yang dibuat oleh selain keinginan manusia Keadilan dan ketidakadilan adalah konsekuensi atas apa yang negara tentukan sebagai adil dan memberlakukan ketentuan tersebut
Moralitas disamakan dengan kebijaksanaan, hukum disamakan dengan keinginan dari negara dan pertanyaan mengenai keadilan tidak benar-benar muncul
Dalam HI, tidak adanya superstate, tidak ada adil maupun tidak adil yang ada adalah tindakan yang terpuji dan tindakan yang tercela yang dimaksudkan untuk mengendalikan tindakan kejam yang berlebihan