Anda di halaman 1dari 7

BASIC THOUGHTS OF HOBBES

War of everyman againts everyman Perang merupakan upaya penyelesaian konflik dengan menggunakan kekerasan.

Hobbes mengakui, tidak ada hal umum yang mampu membuat suatu keadaan dimana setiap orang berperang dengan orang lainnya.
Kondisi yang paling dekat untuk bisa menggambarkan war of everyman againsts everyman adalah hubungan antarnegara. Tidak adanya kekuatan yang mampu menyatukan setiap negara, maka tidak ada keadilan maupun ketidakadilan dalam hubungan internasional, konsekuensi nya adalah negara hidup dalam kondisi perang yang terus-menerus (perpetuall war) Tidak ada nya kekerasan secara fisik, bukan berarti tercipta perdamaian, melainkan hanya jeda untuk negara bisa menghela nafas sambil mempersiapkan serangan yang akan dilakukan berikutnya

INTERPRETATION INTERPRETERS OF HOBBESS IR THEORY


Hobbes berpendapat bahwa perilaku negara adalah seperti perilaku manusia Menurutnya, dalam kondisi alamiah (state of nature) setiap manusia lebih kurang adalah sama secara jiwa dan raga. Perbedaan ada tapi tidak cukup signifikan untuk anda bisa mengamankan apa yang dimilikinya sehingga dengan penuh keyakinan bahwa tak seorang pun akan menginginkan apa yang anda miliki atau berusaha mengambilnya dari anda. Hobbes juga berpendapat bahwa orang yang paling lemah punya kekuatan untuk membunuh orang lain melalui kecerdikan nya atau dengan melakukan penipuan atau bisa juga dengan mengadakan perjanjian dengan mereka yang sama-sama merasa terancam. Ini adalah keadaan persamaan ilmiah dan ketakutan bersama yang mendorong kita untuk menggunakan kekuatan atas orang lain untuk menciptakan keamanan. Kekuatan menurut Hobbes, jika adalah yang luar biasa maka hal tersebut baik karena berguna untuk perlindungan yang mampu menciptakan keamanan, sementara jika kekuatan yang dimiliki tidaklah luar biasa maka itu sia-sia.

MEREKA YANG MENENTANG HOBBES


1. Hedley Bull, menurut nya adalah hal yang sah untuk mempertanyakan sejauh mana politik dunia saat ini mencerminkan apa yang disebut oleh Hobbes sebagai state of war 2. Beitz, menganalogikan negara dengan manusia hanya bisa diterima jika beberapa kondisi terpenuhi, satu diantaranya adalah negara secara relatif memiliki kekuatan yang sama (yang paling lemah dapat mengalahkan yang paling kuat). Kondisi yang sama ini tidak bisa dipertahankan karena sejarah menunjukkan bahwa selalu ada banyak ketidakcocokan antara kekuatan yang dimiliki masing-masing negara 3. Mark A. Heller, menilai bahwa negara tidak lah sama, menurutnya pemimpin negara akan mengizinkan kepentingan pribadi lebih mendominasi dari kepentingan umum dan membuat negara menolak untuk menyerahkan kedaulatan kepada pemerintahan dunia. Dorongan utama pendapat Heller adalah negara tidaklah sama dengan manusia, sehingga adalah hal yang salah untuk mengikuti analogi yang dibuat oleh Hobbes dan memperingatkan kita agar tidak mengikuti apa yang diajarkan Hobbes

HYPHOTHETICAL STATE OF NATURE


Pemikiran Hobbes banyak mengacu pada pemikiran Thucydides. Dalam Leviathan, Hobbes mengidentifikasi tiga ciri human nature yang menjadi penyebab konflik diantaranya adalah kompetisi, rasa tidak percaya diri, dan kejayaan. Menuurut Hobbes, kompetisi membuat orang menyerang untuk memperoleh keuntungan hal ini sama dengan apa yang disebut oleh Thucydides sebagai profit, rasa tidak percaya diri menyebabkan orang menyerang untuk memperoleh keamanan hal ini sama dengan apa yang disebut oleh Thucydides sebagaifear, kejayaan membuat orang menyerang untuk memperoleh reputasi dan hal ini sama dengan apa yang Thucydides sebagai honour. Adalah fear atau ketakutan yang menurut kedua penulis merupakan kekuatan pendorong yang paling kuat. Adalah fear yang mampu menjelaskan dan menjustifikasi perilaku manusia. Fear dalam hubungan antarmanusia dan antarnegara mampu menjelaskan terjadinya konflik, dengan kurang nya fear dalam urusan internal suatu negara mampu menjelaskan berkurang nya angka perang sipil yang terjadi Menurut Hobbes, fear adalah penyebab terjadinya konflik antarmanusia

Untuk mempertahankan diri, menurut Hobbes terdapat 2 hal yang diperlukan yaitu

1. Negara harus mengetahui lebih dulu adanya potensi serangan dan ini sama dengan dimensi fear dalam keadaan alamiah lah yang mendorong langkah antisipasi. 2. Negara harus memastikan bahwa dirinya memiliki kapasitas militer yang cukup untuk menghadapi kemungkinan adanya serangan. Selain kemampuan militer yang memadai juga diperlukan uang untuk membiayai operasi yang dilakukan

CONCLUSION
Hobbes tidak percaya adanya hukum yang dibuat oleh selain keinginan manusia Keadilan dan ketidakadilan adalah konsekuensi atas apa yang negara tentukan sebagai adil dan memberlakukan ketentuan tersebut

Moralitas disamakan dengan kebijaksanaan, hukum disamakan dengan keinginan dari negara dan pertanyaan mengenai keadilan tidak benar-benar muncul
Dalam HI, tidak adanya superstate, tidak ada adil maupun tidak adil yang ada adalah tindakan yang terpuji dan tindakan yang tercela yang dimaksudkan untuk mengendalikan tindakan kejam yang berlebihan

Anda mungkin juga menyukai