Anda di halaman 1dari 4

Byk yg salah mengartikan "imunisasi wajib" Seolah2 ada "imunisasi tak wajib".

Padahal "imunisasi wajib" = yg disediakan gratis o/ pemerintah Makanya IDAI tidak gunakan istilah "imunisasi wajib". Kemampuan pemerintah terbatas. Hanya mampu sediakan 6 vaksin. Padahal msh byk yg lain. Secara ilmiah, anak2 Indonesia mmbutuhkan seluruh vaksin yg tercantum pd jadwal imunisasi IDAI. Namun pemerintah hny bs menyediakan sebagian Dgn demikian, vaksin yg belum disediakan pemerintah scr gratis di Puskesmas, harus dibayar sendiri. Vaksin2 ini tak kalah penting. Istilah resmi utk vaksin dr pemerintah: "vaksin EPI (Expanded Program on Immunization)". Sdg kan yg blm dicover kita sebut "vaksin non-EPI" Vaksin MMR bukan diberikan pd usia 15 bulan, tp 6 bln setelah vax Campak. Krn Campak 9 bln, maka MMR 15 bln. Kalau Campak 10 bln, MMR 16 bln Simultan & kombo berbeda | Simultan: >1 vaksin dlm 1 waktu, diberikan terpisah | Kombo: >1 vaksin yg sudah dikemas dr pabrik dlm 1 sediaan

Vaksin Polio tetes memberikan proteksi individu + komunitas. Polio suntik hanya memberikan proteksi individu

Vaksinasi sebagai persiapan Kehamilan


Oleh: dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc-VPCD (Anggota Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI) Kehamilan membutuhkan persiapan. Selama kehamilan, terjadi banyak perubahan pada diri seorang perempuan, mulai dari aspek fisik hingga aspek psikis. Kehamilan yang baik adalah kehamilan yang terencana. Kualitas generasi penerus Indonesia ditentukan sejak di dalam kandungan. Salah satu proses persiapan kehamilan yang terpenting adalah mengoptimalkan kondisi kesehatan calon ibu. Sebelum menikah, idealnya calon pasangan suami istri (pasutri) melakukan pemeriksaan kesehatan yang menyeluruh; mulai dari pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan TORCH (Toxoplasmosis, Other infections, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex Virus -2), hingga skrining Talasemia. Dewasa ini, banyak rumah sakit yang telah menyediakan paket pemeriksaan pranikah. Sekilas biaya yang harus dikeluarkan untuk pemeriksaan ini cukup besar, namun bila kita membandingkannya dengan biaya yang kelak harus kita keluarkan untuk mengobati penyakit yang sebenarnya dapat dicegah sejak awal, biaya ini menjadi sangat kecil. Salah satu momok bagi ibu hamil adalah terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin; lebih menyeramkan lagi: kecacatan pada janin. Ilmu kedokteran sebenarnya telah sejak lama berhasil mengidentifikasi berbagai penyebab gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin, salah satu yang terpenting adalah infeksi intrauterin (infeksi yang terjadi selama kehamilan). Vaksinasi merupakan upaya yang amat sangat efektif dan efisien untuk mencegah infeksi pada kehamilan. Vaksin yang perlu diberikan dan berkaitan langsung dengan kehamilan adalah vaksin Hepatitis B, Tetanus, MMR (Measles, Mumps, Rubella), Varisela (cacar air), dan Influenza. Selain vaksin-vaksin yang telah disebutkan, vaksin lain juga tetap diberikan, sesuai dengan Jadwal Imunisasi Dewasa 2013 yang dikeluarkan oleh Satgas Imunsasi Dewasa PAPDI. Bagi tenaga kesehatan, khususnya dokter, perlu memahami vaksin apa saja yang boleh diberikan pada kehamilan dan apa saja yang dikontraindikasikan. Vaksin hidup (live- atenuated vaccines) tidak boleh diberikan pada kehamilan. Semua vaksin mati, pada prinsipnya dapat diberikan pada

kehamilan. Pengecualian untuk vaksin HPV (Human Papilloma Virus)/kanker serviks (leher rahim) yang tidak dianjurkan untuk diberikan saat hamil. Pada praktik sehari-hari, seringkali vaksin dipersepsikan negatif, masyarakat khawatir berlebihan, bahkan tak jarang vaksin dituding sebagai penyebab kondisi janin yang kurang baik. Tentu ini semua tidaklah tepat. Vaksin Hepatitis B sangat penting untuk mencegah transmisi vertikal virus Hepatitis B dari ibu ke anak. Indonesia adalah negara endemis Hepatitis B. Vaksin ini diberikan 3 kali, pada bulan ke-0, 1, dan 6. Sebenarnya sangat penting untuk mengetahui status Hepatitis B seorang calon ibu, agar bila positif, dokter kandungan dapat melakukan upaya untuk meminimalisasi penularan terhadap anak. Oleh karena itu, periksalah HbsAg anda pada saat sebelum atau sedang hamil. Bila negatif, segera vaksinasi. Bila positif, informasikan dokter kandungan anda. Yang paling ditakutkan dari infeksi virus Hepatitis B adalah perjalanan penyakit yang kronis dan dapat berujung pada kanker hati serta kematian. Penyakit Tetanus Neonatorum saat ini kejadiannya sudah amat jarang. Penyakit yang mematikan ini disebabkan oleh infeksi bakteri Clostridium tetani. Gejalanya berupa kekakuan rahang yang hebat, kesulitan menelan/membuka mulut, dan kegagalan otot pernapasan untuk bekerja. Bayi yang baru lahir dapat terkena Tetanus akibat proses persalinan yang tidak steril. Seiring dengan berkurangnya proses persalinan yang tidak steril dan meningkatnya cakupan imunisasi Tetanus, semakin sedikit kasus yang kita temui. Vaksin Tetanus dalam bentuk TT (Tetanus Toksoid) atau Tdap (Tetanus, Difteri, Pertusis aseluler) diberikan kepada perempuan, dengan maksud agar antibodi yang dimiliki oleh ibu ditransmisikan kepada janin melalui plasenta. Bila bayi terpapar pada kuman penyebab Tetanus, ia telah terlindungi. Vaksin ini diberikan minimal 2 kali: pada saat kontrol kehamilan pertama dan pada trimester ketiga kehamilan. Pemberian 2 dosis vaksin ini (dengan jeda minimal sebulan) memberikan proteksi selama 10 tahun. Kementerian Kesehatan juga telah mencanangkan program imunisasi Tetanus lengkap sebanyak 5 kali, yang dapat memproteksi selama 25 tahun. MMR merupakan singkatan dari Mumps/Gondongan, Measles/Campak, dan Rubella/Campak Jerman. Yang berkaitan langsung dengan kehamilan adalah infeksi virus Rubella yang bermanifestasi sebagai Sindroma Rubella Kongenital (SRK). Gejala SRK berupa ketulian, kelainan sistem penglihatan, dan kelainan jantung kongenital. SRK terjadi bila ibu mengalami infeksi Rubella pertama kali saat trimester pertama kehamilan. Bila infeksi terjadi pada 0-28 hari sebelum pembuahan, kemungkinan terjadinya SRK sebesar 43%. Bila infeksi terjadi pada 0-12 minggu setelah pembuahan, kemungkinan terjadinya SRK sebesar 51%. Bila infeksi terjadi pada 13-26 minggu setelah pembuahan, kemungkinan terjadinya SRK sebesar 23%. Umumnya SRK tidak terjadi bila infeksi Rubella terjadi pada trimester ketiga kehamilan, atau 26-40 minggu setelah pembuahan. Vaksin Rubella dalam bentuk vaksin MMR diberikan sebelum hamil, sebanyak 1 atau 2 dosis (dengan jeda minimal sebulan). Setelah suntikan vaksin MMR yang terakhir, sangat dianjurkan untuk menunda kehamilan selama 1 bulan. Vaksin MMR

tidak boleh diberikan kepada ibu hamil. Penyakit Varisela atau yang secara luas dikenal sebagai cacar air sebenarnya bukanlah penyakit yang berat, terutama bila mengenai anakanak. Yang sering tidak disadari bahwa infeksi virus ini yang terjadi pertama kali pada kehamilan trimester pertama, juga dapat menyebabkan cacat pada janin. Selain itu, Varisela menampakkan gejala yang lebih berat bila menyerang orang dewasa. Terdapat kemungkinan 0,4-2% untuk terjadinya Sindroma Varisela Kongenital (SVK) bila infeksi primer terjadi pada trimester pertama atau awal trimester kedua kehamilan. Bayi yang mengalami SVK akan menampakkan gejala: kulit dipenuhi jaringan parut, kelainan pada otak, kelainan pada alat gerak, dan terlahir dengan berat rendah. Vaksin Varisela diberikan sebelum hamil, sebanyak 2 dosis dengan jeda minimal 1 bulan. Setelah suntikan vaksin Varisela yang terakhir, sangat dianjurkan untuk menunda kehamilan selama 1 bulan. Vaksin Varisela tidak boleh diberikan kepada ibu hamil. Kita sering menyepelekan penyakit Influenza. Bahkan masih banyak di antara kita yang beranggapan bahwa Influenza hanya ada di negara yang memiliki 4 musim seperti Eropa dan Amerika. Anggapan ini tentu salah karena Influenza terbukti juga terdapat di negara tropis seperti Indonesia, dan terus terjadi sepanjang tahun. Kita juga tentu masih ingat kepanikan yang melanda dunia saat terjadi pandemi flu burung beberapa tahun silam. Dari berbagai penelitian diketahui bahwa ibu hamil yang mengalami Influenza dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin; paling nyata adalah pengaruhnya terhadap berat janin. Oleh karena itu, vaksin Influenza juga direkomendasikan untuk ibu hamil dan pemberiannya adalah sekali setahun. Vaksin ini dapat diberikan pada usia kehamilan berapapun. Dari uraian singkat di atas, dapat disimpulkan bahwa vaksinasi merupakan upaya yang sangat penting untuk mempersiapkan sekaligus menjaga kehamilan agar pertumbuhan dan perkembangan janin optimal. Vaksinvaksin yang direkomendasikan untuk diberikan adalah vaksin untuk mencegah penyakit Hepatitis B, Tetanus, Rubella, Varisela, dan Influenza.

Anda mungkin juga menyukai