Anda di halaman 1dari 8

I. A.

PENDAHULUAN Latar Belakang Persebaran hewan di muka bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik, iklim dan

biotik yang berbeda antara wilayah yang satu dengan lainnya, sehingga akhirnya menyebabkan perbedaan jenis hewan di suatu wilayah. Di samping itu faktor sejarah geologi juga mempengaruhi persebaran hewan di wilayah tertentu karena wilayah tersebut pernah menjadi satu. Namun hewan berbeda dengan tumbuhan yang bersifat pasif. Pada hewan, bila habitatnya dirasakan sudah tidak cocok, maka seringkali mengadakan migrasi ke tempat lainnya secara besar-besaran. Oleh karena itu pola persebaran fauna tidak seperti persebaran flora. Adakalanya hewan khas di suatu wilayah juga terdapat di wilayah lainnya. Biawak komodo (Varanus komodoensis), ditemukan oleh peneliti barat tahun 1910, merupakan spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Komodo termasuk anggota famili biawak Varanidae dan kelas Toxicofera, komodo merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 m dan memiliki laju metabolisme yang kecil. Karena besar tubuhnya, kadal ini menduduki posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya hidup. Berdasarkan data pada 2010 di Pulau Rinca terdapat 1.336 ekor Komodo, sedangkan 1.288 ekor di Pulau Komodo, 86 di Pulau Nusa Kode, dan 83 di Pulau Gili Motang. Pada tahun 2009, tim ilmuwan internasional menemukan sejumlah besar fosil Komodo dragon yang berasal dari wilayah timur Australia. Fosil tersebut diperkirakan berumur 300 ribu tahun hingga empat juta tahun lalu. Fosil yang ditemukan ersbut dibandingkan dengan tulang komodo dragon yang masih hidup (Varanus komodoensis) dan keduanya sangat identik. Para peneliti menyebutkan, nenek moyang Komodo dragon atau komodo megalenia kemungkinan besar berkembang biak di Australia dan populasinya menyebar hingga Pulau Flores di Indonesia sekira 900 ribu tahun lalu (Rachmatunnisa, 2009).

B.

Permasalahan Varanus komodoensis merupakan hewan endemik Indonesia, yang tepatnya berada di pulau-pulau kecil Nusa Tenggara. Dan berdasarkan penelitian ada tahun 2009, diketahui bahwa nenek moyang dari Varanus komodoensis yaitu komodo megalenia ditemukan di Timus Australia. Berdasarkan hal tersebut, muncul pertanyaan atau permasalahan bagaimana persebaran dan pola persebaran Varanus komodoensis, dari nenek moyangnya (komodo megalenia) yang berasal dari Timur Australia hingga Varanus komodoensis yang berada pada Nusa Tenggara, Indonesia?.

C.

Tujuan Makalah ini bertujuan untuk mempelajari persebaran dari Varanus komodoensis, yang merupakan hewan endemik Nusa Tenggara-Indonesia, dan juga pola persebarannya yang telah diketahui bahwa nenek moyangnya (komodo megalenia) berasal dari Timur Australia.

II.

PEMBAHASAN Komodo, Varanus komodoensis termasuk anggota famili biawak Varanidae, dan

kelas Toxicofera. Komodo adalah reptil terbesar di dunia dengan rata-rata panjang 2-3 m dan merupakan satwa endemik, yaitu hanya ditemukan pada wilayah tertentu. Varanus komodoensis hanya ditemukan di Pulau Komodo, Rinca, Gili Dasami dan Gili Montang (Bagian dari Taman Nasional Komodo sejak 1980), dan Flores. Di Flores, persebaran komodo hanya berbatas pada area pesisir. Wilayah-wilayah tersebut sebagian besar merupakan padang savana yang luas, gersang, tandus dengan sumber air yang terbatas dan suhu yang cukup tinggi.

Gambar 1. Wilayah geografis persebaran Varanus komodoensis (Molnar, 2004). Komodo yang sekarang endemik di kepulauan komodo, dulunya juga terdapat di Australia. Hal ini berdasarkan atas fakta bahwa pada Oktober 2009 ditemukan sebuah
3

fosil komodo di wilayah timur Australia yang struktur tulangnya sama persis dengan komodo yang terdapat di Taman Nasional Komodo. Fosil tersebut diperkirakan berusia 300.000 tahun sampai 4.000.000 tahu. Komodo dragon (Varanus komodoensis) kemungkinan besar berkembang biak di Australia dan populasinya menyebar hingga Pulau Flores di Indonesia sekira 900 ribu tahun lalu. Terdapatnya komodo yang sama di kedua wilayah yang jauh ini dapat disebabkan karena mungkin pada jaman dulu daratan Australia dan kepulauan Komodo bersatu, tetapi karena kenaikan suhu bumi yang menyebabkan tinggi permukaan air laut naik, dua daratan tersebut berpisah. Atau dapat juga karena terjadi pergeseran lempeng bumi sehingga daratan tersebut berpisah. Karena daratan berpisah, daratan yang sekarang menjadi wilayah australia tersebut terbawa ke bagian bumi yang beriklim subtropis. Komodo yang untuk hidupnya memerlukan suhu tinggi dan lingkungan yang gersang bercurah hujan rendah cenderung kering sepanjang tahun, tidak dapat beradaptasi didaerah tersebut dan punah. Hanya komodo yang terbawa ke daratan di wilayah Indonesia (Kepulauan Komodo) yang beriklim tropis kering yang dapat bertahan hidup hingga sekarang dan membentuk populasi yang besar. Menurut Malnar (2004) sebuah catatan fosil Megalania prisca dari zaman Pleistosen yang ditemukan di Queensland, New South Wales, Australia selatan (panjang tubuh 7 meter berat tubuh 600kg) menunjukkan spesies varanoid ini kemungkinan adalah ancestor dari Varanus komodoensis. Artinya dapat juga Varanus komodoensis yang sekarang ini merupakan bentuk evolusi dari Megalania.

Gambar 2. Fosil Megalania prisca (ancestor Varanus komodoensis)

III.

KESIMPULAN

Terdapatnya komodo yang sama di kedua wilayah yang jauh antara Australia dan NTT dapat disebabkan karena mungkin pada jaman dulu daratan Australia dan kepulauan Komodo bersatu, tetapi karena kenaikan suhu bumi yang menyebabkan tinggi permukaan air laut naik, dua daratan tersebut berpisah. Atau dapat juga karena terjadi pergeseran lempeng bumi sehingga daratan tersebut berpisah. Persebaran di Indonesia hanya sebatas pulau Rinca, Gili Dasami dan Gili Montang (Bagian dari Taman Nasional Komodo sejak 1980), dan Flores namun di Flores, persebaran komodo hanya berbatas pada area pesisir. IV. DAFTAR PUSTAKA (http://www.bbc.co.uk/Nature/Wildsfacts/Factfiles/3046.shtml, di akses 20 mei 2013). Bob, S.2013. Megalania., (http://www.Dinosaurus.about.com/od/Predinosaurus reptiles/p/ Megalania.html, di akses 20 Mei 2013). Lutz, D., J. M. Lutz. 1997. KOMODO: The Living Dragon. DIMI Press. USA.p.89 Molnar, R. E. 2004. Dragon In The Dust : The Paleobiology of The Giant Monitor Lizard Megalania. Indiana University Press. USA. pp: 1-3 Pianka, E. R., D. R. King, R. A. King. 2004. Varanoid Lizard of The World. Indiana University Press. USA. PP: 197-199 Rachmatunnisa. 2009. Asal Usul Komodo Dragon Terungkap. http://techno.okezone.com/read/2009/10/07/56/263273/redirect. diakses pada 21 Mei 2013. Walter, A.1981. The Behavioral Ecology of The Comodo Monitor. University of Florida Press. USA.

Anonim.2012. Megalania, Giant Ripper Lizard .,

V.

LAMPIRAN

Gambar 3. Distribusi Geografis Varanus komodoensis di Indonesia

Gambar 4. Persebaran dan Evolusi Varanus komodoensis

Gambar 5. Evolusi Varanus komodoensis

Gambar 6. Peta persebaran komodo di dunia

Anda mungkin juga menyukai