Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN AKHIR PRATIKUM FENOMENA DASAR MESIN

GETARAN BEBAS

Oleh:

NAMA NIM KELOMPOK

: FELDY ANGGRIA : 1107114360 : 5 ( LIMA )

LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN PERANCANGAN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU OKTOBER, 2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir pratikum fenomena dasar bidang konstruksi dan perancangan tentang GETARAN BEBAS ini tepat pada waktunya. Laporan pratikum ini sebagai syarat untuk nilai mata kuliah fenomena dasar .Pratikum fenomena dasar khususnya getaran bebas merupakan mata kuliah yang mendukung untuk menganalisis getaran yang terjadi pada mesin-mesin yang biasanya menimbulkan efek yang tidak dikehendaki, seperti ketidaknyamanan, ketidak tepatan dalam pengukuran atau rusaknya struktur mesin. Penulis menyadari didalam penulisan laporan ini tidak terlepas dari kesalahan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan laporan ini nantinya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing, teknisi dan asisten yang telah banyak membantu dalam penulisan laporan ini sehingga bisa selesai tepat pada waktunya.

Pekanbaru, 03 oktober 2013

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv DAFTAR TABEL ................................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN 1.1 1.2 1.3 Latar Belakang ......................................................................................... 1 Tujuan ....................................................................................................... 2 Manfaat ..................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar ............................................................................................... 3 Karakteristik Getaran ........................................................................ 4 Klasifikasi Getaran ............................................................................ 4 Gerak Harmonik ................................................................................ 7 Getaran Bebas Satu Derajat Kebebasan Teredam ........................... 10 Pengurangan Loritmik..................................................................... 11 Pegas dipasang Seri atau Paralel ..................................................... 12

2.1.1 2.1.2 2.1.3 2.1.4 2.1.5 2.1.6 2.2

Aplikasi .................................................................................................. 13

BAB III METODOLOGI 3.1 3.2 Peralatan ................................................................................................. 15 Prosedur Pratikum .................................................................................. 17

BAB IV DATA DAN PEBAHASAN 4.1 Data ........................................................................................................ 20 Pengujian getaran bebas satu derajat kebebasan tanpa redaman .... 20 Pengujian getaran bebas satu derajat kebebasan dengan redaman.. 21

4.1.1 4.1.2 4.2

Perhitungan ............................................................................................. 23 Perhitungan frekuensi pribadi getaran bebas tanpa redaman .......... 23 Perhitungan frekuensi pribadi getaran bebas dengan redaman ....... 27

4.2.1 4.2.2 4.3

Pembahasan ............................................................................................ 32

ii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 5.2 Kesimpulan ............................................................................................. 34 Saran ....................................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 35

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6 Gambar 2.7 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6

Elemen Sistem Getaran ................................................................. 3 Model Klasifikasi Getaran............................................................. 5 Sistem pegas massa dan diagram benda bebas ........................... 6 Gerak osilasi Pegas ........................................................................ 8 Gerak Harmonis sebagai proyeksi Titik Bergerak pada Lingkaran ....................................................................................................... 9 Hubungan Fasa Vektor antara Simpangan, kecepatan, dan Percepatan ..................................................................................... 9 Grafik Pengurangan Loritmik...................................................... 11 Pegas ............................................................................................ 15 massa ........................................................................................... 15 Pulpen .......................................................................................... 16 Stop Watch .................................................................................. 16 Kertas ........................................................................................... 16 Alat Uji Getaran Bebas ................................................................ 17 Adaptor ........................................................................................ 17 Grafik hasil pengujian getaran bebas satu derajat kebebasan tanpa redaman menggunakan satu pegas .............................................. 20 Grafik hasil pengujian getaran bebas satu derajat kebebasan tanpa redaman menggunakan dua pegas ............................................... 21 Grafik hasil pengujian getaran bebas satu derajat kebebasan tanpa redaman menggunakan tiga pegas ............................................... 21 Grafik hasil pengujian getaran bebas satu derajat kebebasan dengan redaman menggunakan satu pegas .................................. 22 Grafik hasil pengujian getaran bebas satu derajat kebebasan dengan redaman menggunakan dua pegas .................................. 22 Grafik hasil pengujian getaran bebas satu derajat kebebasan dengan redaman menggunakan tiga pegas .................................. 23

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel 4.2

Hasil pengujian getaran bebas tanpa redaman ................................ 27 Hasil pengujian getaran bebas dengan beban.................................. 32

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Ilmu getaran berhubungan dengan gerakan osilasi benda dan gaya yang

berhubungan dengan gerak tersebut. Semua benda yang mempunya massa dan elastisitas mampu bergetar. Mesin dan struktur rekayasa (engineering) mangalami getaran sampai derajat tertentu, dan dalam rancangannya memerlukan pertimbangan sifat osilasinya. Getaran bebas terjadi jika sistem berosilasi karena bekerjanya gaya yang ada dalam sistem itu sendiri, serta tidak ada gaya luar yang bekerja. Sistem yang bergetar bebas akan bergetar pada satu atau lebih frekuensi pribadinya., yang merupakan sifat sistem dinamika yang dibentuk oleh distribusi massa dan kekakuannya. Karakteristik getaran bebas satu derajat kebebasan pada dasarnya terdiri dari suatu parameter-parameter, seperti amplitudo, frekuensi dan periode yang tidak dapat diketahui secara langsung. Parameter-parameter tersebut dapat diketahui dengan menganalisis grafik yang dihasilkan oleh getaran. Getaran dapat ditampilkan dalam bentuk grafik dengan menggunakan suatu alat peraga, yaitu dengan cara menarik beban yang terhubung pada ujung pegas yang tergantung dan kemudian dilepaskan , maka beban akan bergetar bersamaan dengan pegas. Bersamaan dengan itu, pena yang dihubungkan dengan beban ikut bergerak vertikal dan melukis sebuah grafik pada kertas yang posissnya tegak dan disisi lain digerakkan oleh motor secara horizontal. Alat uji getaran bebas satu derajat kebebasan adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk menampilkan getaran dalam bentuk grafik. Getaran terjadi karena adanya eksitasi baik yang berasal dari dalam maupun dari luar sistem akan tetapi efek getaran yang ditimbulkannya sangat tergantung dari frekuensi eksitasi tersebut dan elemenelemen dari sistem getaran itu sendiri.

1.2

Tujuan Adapun tujuan dari pratikum ini adalah sebagai berikut : Memahami fenomena getaran bebas Dapat menghitung frekuensi pribadi getaran bebas tanpa redaman. Dapat menghitung frekuensi pribadi getaran bebas dengan redaman Dapat menghitung koefisiensi damping getaran bebas

1.3

Manfaat Manfaat yang didapat dari pratikum getaran bebas ini adalah: Dapat memahami fenomena getaran bebas Dapat mengetahui nilai frekuensi dari getaran bebas yang terjadi, khususnya pada getaran bebas satu derajat kebebasan tanpa redaman dan getaran bebas satu derajat kebebasan dengan redaman Dapat menghitung koefisien damping getaran bebas. Dapat mengaplikasikan teori yang didapat dalam dunia kerja nantinya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar Getaran adalah gerakan bolak-balik (osilasi) yang berulang dari bagian suatu benda (mesin) dari posisi kesetimbangan statisnya jika keadaan setimbang tersebut terganggu oleh adanya gaya paksa (eksitasi) atau gerakan badan mesin tersebut. Semua benda yang mempunyai massa dan elastisitas mampu bergetar. mesin dan struktur rekayasa ( engineering ) mengalami getaran sampai derajat tertentu dan rancangannya biasanya memerlukan pertimbanagan sifat osilasinya. Elemen-elemen dari sistem getaran ditunjukkan ditunjukkan oleh gambar dibawah ini:

Gambar 2.1 Elemen Sistem Getaran Dimana: m = Massa k = Peredam f = Eksitansi Tiga elemen pertama menunjukkan kondisi fisik dari sistem.Keadaan fisik suatu sistem dapat dinyatakan sebagai massa, pegas, dan peredam yang tersusun misalnya seperti pada gambar 2,1.Massa (m) diasumsikan sebagai body kaku ( rigid ) yang tidak memiliki elastisitas dan redaman.Sebaliknya pegas juga dianggap hanya memilki elastisitas (k) saja sehingga massa dan redamannya diabaikan.Demikian halnya, peredam juga dianggap hanya memiliki sifat redaman saja.

Persamaan gerak massa (m) merupakan respon karena adanya eksitasi gaya (F). Karakteristik getaran biasanya ditunjukkan sebagai persamaan perpindahan, bukan persamaan kecepatan ataupun persamaan percepatan dari massa (m). Gaya pegas terjadi hanya jika terdapat defleksi relatif antara kedua ujungujungnya.Menurut hukum Hookes besarnya gaya pegas sebanding dengan defleksi relatif tersebut.Konstanta kesebandingannya disebut konstanta pegas (k) dan dinyatakan dalam satuan gaya per satuan panjang. Untuk peredam viscous besarnya gaya redaman sebanding dengan kecepatan dan faktor kesebandingan disebut koefisien redaman. 2.1.1 Karakteristik Getaran

1. Amplitudo (A) Amplitudo merupakan simpangan yang terbesar dari posisi

kesetimbangan, yaitu nilai maksimum dari A dengan satuan meter (m). 2. Periode (T) Periode adalah waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu lintasan bolak-balik (siklus), dengan satuan detik (s). T= 3. Frekuensi (f) 4. Frekuensi merupakan banyaknya siklus (getaran) yang dilakukan dalam satuan waktu, dengan satuan Hz. f= Frekuensi sudut (n) adalah 2 dikalikan frekuensi. n = 2 f = 2.1.2 Klasifikasi Getaran Getaran dapat diklasifikasikan menurut ada tidaknya eksitasi yang bekerja secara kontinyu, menurut derajat kebebasannya atau menurut sistem massanya. Menurut klasifikasi yang pertama getaran dibedakan sebagai getaran bebas atau getaran paksa. Menurut derajat kebebasannya getaran dapat dibedakan sebagai

getaran derajat satu, dua, atau n derajat sesuai dengan banyakya koordinat bebas (independence) yang diperlukan untuk mendefinisikan persamaan gerak sistem tersebut. Pada sistem getaran massa diskret setiap massa dianggap sebagai bodi kaku dan tidak mempunyai elastisitas. Sebaliknya pada sistem massa kontinu, massa yang bergetar tidak dianggap sebagai bodi kaku tetapi mempunyai elastisitas sehingga dimungkinkan adanya gerak relatif di antara titik-titik pada massa tersebut. Sistem massa kontinyu memiliki n derajat kebebasan yang tak berhingga. Ketiga model klasifikasi getaran tersebut ditunjukkan pada gambar 2.2

Gambar 2.2 Model Klasifikasi Getaran

a) Sitem getaran bebas massa diskret dua derajat kebebasan b) Sistem getaran paksa massa diskret satu derajat kebebasan c) Sistem getaran paksa massa kontinyu

1. Getaran Bebas Getaran bebas terdi akibat adanya gaya yang bekerja dalam sistem itu sendiri dan mengakibatkan berisolasi serta tidak ada gaya luar yang bekerja.Sistem yang bergetar bebas akan bergerak pada satu atau lebih frekuensi naturalnya, yang merupakan sifat sistem dinamika yang dibentuk oleh distribusi massa dan kekuatannya.Semua sistem yang memilki massa dan elastisitas dapat mengalami getaran bebas atau getaran yang terjadi tanpa rangsangan luar.Hukum Newton kedua adalah dasar pertama untuk meneliti gerak sistem. Seperti yang ditunjukkan gambar 2.3, perubahan bentuk pegas pada posisi kesetimbangan statik adalah , dan gaya pegas k adaah sama dengan gaya gravit asi w yang bekerja pada massa m.

k = w = m.g Dengan mengukur simpangan x dari kesetimbangan statik, maka gaya-gaya yang bekerja pada m adalah k( + x) dan w.dengan x dipilih positif dalam arah ke bawah, semua besaran berupa gaya, kecepatan, dan percepatan juga positif dalam arah ke bawah.

Gambar 2.3 Sistem pegas massa dan diagram benda bebas Bilamana hukum Newton kedua untuk gerak di terapkan pada massa m sebagai berikut: F = m.a F = 0 w - k = 0 w = k ..................... pers. (1) F = m.a w k ( + x) = m w k kx = m w w kx = m m + kx = 0 ................ pers. (2) dimana : x = A sin t + B cos t = A cos t B w sin t

= -A sin t B cos t Maka : m + kx = 0 m (-A sin t B cos t) + kx = 0 m (-) (A sin t + B cos t) + kx = 0

x -m x + kx = 0 (-m + k ) x = 0 Getaran terjadi, jika x#0.Oleh karena itu (k-m) = 0 dan akibatnya -m + k = 0 k = m =

rad/det= nT = 2

Perioda natural osilasi dibentuk dari T= =2

Sedangkan frekuensi naturalnya adalah: fn = 2.1.3 =

Gerak Harmonik Gerak Gerak osilasi dapat berulang secara teratur atau dapat juga tidak

teratur, jika gerak itu berulang dalam selang waktu yang sama maka gerak itu disebut gerak periodik. Waktu pengulangan tersebut disebut perioda osilasi dan kebalikannya disebut frekuensi. Jika gerak dinyatakan dalam fungsi waktu x (t), maka setiap gerak periodik harus memenuhi hubungan (t) = x (t + ).

Bentuk gerak periodik yang paling sederhana adalah gerak harmonis, kondisi ini dapat di peragakan dengan sebuah massa yang digantungkan pada sebuah pegas ringan, seperti pada gambar 2.5. Jika massa tersebut dipindahkan dari posisi diamnya dan dilepaskan, maka massa tersebut akan berisolasi naik turun dengan persamaan: x = Asin 2

Gambar 2.4 Gerak osilasi Pegas Dengan A adalah amplitudo osilasi diukur dari posisi setimbang massa, dan adalah perioda. Gerak diulang pada t = . Gerak harmonis sering dinyatakan sebagai proyeksi suatu titik yang bergerak melingkar dengan kecepatan tetap kepada suatu garis lurus seperti terlihat dalam gambar 2.6. Dengan kecepatan sudut garis op sebesar w, perpindahan simpangan x dapat dituliskan sebagai: x = Asin n t .... pers (1) besaran co biasanya diukur dalam radian per detik dan disebut frekuensi lingkaran, Karena gerak berulang dalam 2 radian, maka didapat hubungan: = dengan = 2f

dan f adalah perioda dan frekuensi gerak harmonis, berturut-turut

biasanya diukur dalam detik dan siklus per detik. Kecepatan dan percepatan gerak harmonik dapat diperoleh secara mudah dengan diferensiasi pers (1) dengan menggunakan notasi titik untuk turunan, maka didapat:

Gambar 2.5 Gerak Harmonis sebagai proyeksi Titik Bergerak pada Lingkaran Dengan demikian, kecepatan dan percepatan juga harmonis dengan frekuensi osilasiyang sama, tetapi mendahuui simpangan, berturut-turut dengan /2 dan radian.Gambar 2.7 menunjukkan baik perubahan terhadap waktu maupun hubungan fasa vektor antara simpangan, kecepatan an percepatan pada gerak harmonik.

Gambar 2.6 Hubungan Fasa Vektor antara Simpangan, kecepatan, dan Percepatan Peninjauan dari persamaan di atas menunjukkan bahwa x = - x Sehingga dalam gerak harmonik, percepatan adalah sebanding dengan simpangan dan arahnya menuju titik asal. Karena Hukum Newton kedua untuk gerak menyatakan bahwa percepatan sebanding dengan gaya, maka gerak harmonik dapat diharapkan pada sistem dengan pegas linier dengan gaya bervariasi sebagai kx.

2.1.4

Getaran Bebas Satu Derajat Kebebasan Teredam Koordinat bebas (independent coordinates) diperlukan untuk menetapkan

susunan atau posisi sistem pada setiap saat, yang berhubungan dengan jumlah derajat kebebasan (degree of freedom).Derajat kebebasan (degree of fredom) adalah jumlah koordinat independen yang dibutuhkan untuk menentukan posisi atau gerak secara lengkap bagian dari sistem. Getaran tanpa redaman atau undumped vibration adalah getaran yang tidak ada energi yang hilang atau diserap (didisipasi) oleh gesekan atau tahanan yang lain selama osilasi. Jika ada energi yang hilang atau diserap maka getaran yang terjadi dinamakan getaran teredam atau damped vibration. Sistem yang bergetar mengalami redaman sampai derajat tertentu karena energi didisipasi oleh gesekan dan tahanan lain. Jika redaman itu kecil, maka pengaruhnya sangat kecil pada frekuensi natural sistem dan hitungan frekuensi natural biasanya dilaksanakan atas dasar tidak ada redaman. Redaman sangat penting untuk membatasi amplitudo osilasi waktu resonasi. Bila peredaman diperhitungkan, berarti gaya peredam juga berlaku pada massa selain gaya yang disebabkan oleh peregangan pegas.Bila bergerak dalam fluida benda akan mendapatkan peredaman karena kekentalan fluida.Gaya akibat kekentalan ini sebanding dengan kecepatan benda. Konstanta akibat kekentalan (viskositas) c ini dinamakan koefisien peredam, dengan satuan N s/m (SI) c = cc =2 Persamaan gerak dapat dinyatakan sebagai : m + c + kx = 0 Solusi persamaan ini tergantung pada besarnya redaman.Bila redaman cukup kecil, sistem masih akan bergetar, namun pada akhirnya akan berhenti.Keadaan ini disebut kurang redam, dan merupakan kasus yang paling mendapatkan perhatian dalam analisis vibrasi. Bila peredaman diperbesar sehingga mencapai

10

titik saat sistem tidak lagi berisolasi, ini mencapai titik redaman kritis. Bila peredaman ditambahkan melewati titik kritis ini sistem ini disebut dalam keadaan lewat redam. Nilai koefisien redaman yang diperlukan untuk mencapai titik redaman kritis pada model massa-pegas-peredam adalah: cc = 2 Untuk mengkarakteristik jumlah peredaman dalam sistem digunakan nisbah yang dinamakan nisbah redaman. Nisbah ini adalah perbandingan antara peredaman sebenarnya terhadap jumlah peredaman yang diperlukan untuk mencapai titik redaman kritis.Rumus untuk nisbah redaman () adalah =

Sedangkan untuk frekuensi natural peredam rumusnya adalah d = n 2.1.5 Pengurangan Loritmik Secara mudah untuk menentukan jumah redaman yang ada dalam sistem adalah dengan mengukur laju peluruhan osilasi bebas.Makin besar redamannya, makin besar pula laju peluruhannya.

Gambar 2.7 Grafik Pengurangan Loritmik Pengurangan logaritmik didefinisikan sebagai logaritma natural dari rasio dua amplitudo berurutan. Jadi rumusan pengurangan logaritmik adalah:

11

2.1.6

Pegas dipasang Seri atau Paralel Pemasangan konstanta pegas ekivalen dari suatu sistem dapat dilakukan

melalui dua cara yaitu paralel dan seri.

Gambar 2.8 Kombinasi Pegas (a) Pegas Paralel (b) Pegas Seri Untuk dua pegas paralel, gaya P yang diperlukan untuk membuat perpindahan pada satu sistem adalah sebesar perkalian antara perpindahan dengan jumlah kedua konstanta pegas tersebut, sehingga besar kekakuan pegas total adalah :

Atau secara umum, dapat dirumuskan sebagai berikut :

Dimana : n adalah jumah pegas yang dipasang paralel Sedangkan, untuk dua pegas terpasang seri, gaya P menghasilkan perpindahan total y dari ujung bebas pada susunan pegas sebesar :

Akibatnya, gaya yang diperlukan untuk satu unit perpindahan (konstanta pegas ekivalen) diberikan oleh

12

Dengan mensubtitusikan y , maka didapatkan nilai kebalikan dari konstanta pegas:

Secara umum, konstanta pegas ekivalen yang terpasang seri

Dimana: n adalah jumlah pegas terpasang seri 2.2 Aplikasi Getaran yang terjadi pada mesin-mesin yang biasanya menimbulkan efek yang tidak dikehendaki, seperti ketidaknyamanan, ketidak tepatan dalam pengukuran atau rusaknya struktur mesin. Seperti pada kendaraan terjadi getaran yang dapat mengganggu kenyamanan orang yang mengendarainya. Getaran ini dapat bersumber pada mesin maupun pada bagian kendaraan secara keseluruhan. Getaran ini disebabkan oleh banyak faktor penyebab. Misalnya getaran pada mesin disebabkan oleh adanya gerakan komponen-komponen mesin tersebut. Seperti diketahui bahwa getaran terjadi karena adanya gerakan massa yang bergerak bolak-balik atau berputar yang tidak seimbang. Pada mesin, komponen yang bergerak bolak-balik adalah piston dan komponen yang bergerak berputar adalah poros engkol, poros cam, roda gigi, dan lain-lain. Ketidak seimbangan dari komponen yang bergerak tersebut mengakibatkan getaran pada mesin. Semakin cepat gerakan dari komponen yang bergerak tadi dan semakin tidak seimbang gerakannya, maka getaran yang terjadi pada mesin akan semakin besar pula. Untuk mengatasi getaran yang terjadi pada mesin, biasanya dilakukan dengan cara memasang isolasi pada mesin. Letaknya yaitu pada bagian penyangga mesin dari

13

rangka kendaraan. Dengan begitu, getaran dari mesin tidak akan sampai pada rangka kendaraan, tetapi diredam oleh isolasi tadi. Selain getaran pada mesin, getaran pada kendaraan biasa juga disebabkan oleh kondisi jalan yang kurang baik. Misalnya jalan yang dilalui oleh kendaraan tersebut tidak rata atau berlubang-lubang. Kondisi jalan tersebut menyebabkan getaran pada kendaraan yang besarnya tergantung pada seberapa jelek keadaan jalan tersebut. Untuk mengatasi getaran tadi, biasanya dilakukan dengan memasang suspensi pada kendaraan. Sebenarnya sebelum getaran yang terjadi sampai pada sistem suspensi kendaraan, getaran yang terjadi sudah diredam oleh ban yang terbuat dari karet dan berisi udara. Namun redaman yang terjadi pada roda kendaraan tidak cukup untuk meminimalisir getaran yang terjadi sehingga digunakanlah suspensi. Suspensi terdiri dari pegas untuk meredam getaran dan shock absorber untuk meredam Osilasi yang terjadi. Jenis pegas yang biasa digunakan pada kendaraan misalnya pegas spiral, pegas daun, dan lain-lain. Apapun jenis pegasnya, yang jelasnya pegas ini berfungsi untuk meredam getaran agar getaran yang terjadi tidak sampai pada rangka kendaraan. Selain efek yang merusak, getaran dapat digunakan untuk hal hal yang berguna, seperti : Getaran digunakan dalam conveyors getar, mesin cuci, sikat gigi elektrik. Getaran juga digunakan dalam pile driving, vibratory testing of materials. Getaran digunakan untuk menaikan efisiensi dari proses permesinan seperti casting dan forging.

14

BAB III METODOLOGI 3.1 Peralatan Alat dan bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah : 1. Pegas Pegas dengan nilai kekakuan k = 1769,99 N/m

Gambar 3.1 Pegas 2. Massa Massa yang digunakan sebesar 0,66 kg

Gambar 3.2 massa

15

3. Pulpen Sebagai pencatat hasil pratikum pada kertas.

Gambar 3.3 Pulpen

4. Stop Watch Untuk mengukur waktu yang diperlukan.

Gambar 3.4 Stop Watch 5. Kertas Sebagai tempat pencatat hasil pengujian.

Gambar 3.5 Kertas 6. Oli

16

3.2

Prosedur Pratikum Adapun prosedur pratikum pada getaran bebas satu derajat kebebasan

adalah: 1. Alat pengujian getaran bebas disiapkan dengan menyusun alat seperti gambar ,tanpa redaman.

Gambar 3.6 Alat Uji Getaran Bebas 2. Beban yang digunakan sebesar 0,66 kg dan menggunakan pegas dengan k = 1769,99 N/m 3. Pasang pegas. 4. Pasang kertas pencatat pada alat pengujian getaran bebas 5. Pulpen pencatat dikontakkan pada kertas pencatat. 6. Jalankan drum pembawa kertas dengan menghidupkan adaptor, dengan menekan tombol power dengan tegangan 2V.

Gambar 3.7 Adaptor

untuk panjang waktu tertentu catat waktu yang diperlukan, sehingga diperoleh kecepatan gerak lurus dari kertas pencatat grafik tersebut.

17

7. Beri simpangan pada massa dengan cara menarik kebawah massa tersebut 8. Setelah diperoleh panjang secukupnya, hentikan drum pembawa kertas. 9. Tambahkan pegas dari satu ke dua lalu ke tiga dengan massa yang sama. 10. Catat hasil pengujian. 11. Ulangi langkah 1 sampai dengan 9 diatas. 12. Pasang peredam pada tempat yang telah di tentukan dengan cairan oli 13. Catat hasil pengujian

3.3

Asumsi-Asumsi

F = m.a F = 0 w - k = 0 w = k ..................... pers. (1) F = m.a w k ( + x) = m w k kx = m w w kx = m m + kx = 0 ................ pers. (2) dimana : x = A sin t + B cos t = A cos t B sin t = -A sin t B cos t Maka : m + kx = 0 m (-A sin t B cos t) + kx = 0 m (-) (A sin t + B cos t) + kx = 0

x -m x + kx = 0

18

(-m + k ) x = 0 Getaran terjadi, jika x#0.Oleh karena itu (k-m) = 0 dan akibatnya -m + k = 0 k = m =

rad/det nT = 2

Perioda natural osilasi dibentuk dari T= =2

Sedangkan frekuensi naturalnya adalah: fn = =

Pada getaran bebas dengan redaman karena kekentalan persamaan gerak dapat dinyatakan sebagai berikut : ....................................................... (3.3)

Untuk frekuensi pribadi dengan redaman di gunakan persamaan : Dimana :

merupakan pengurangan logaritmik yaitu logaritmik natural dari rasio dua amplitudo berurutan. Sedangkan untuk mencari redaman menggunakan

persamaan sebagai berikut :

Ccr merupakan redaman keritis, untuk redaman keritis Ccr radial pada persamaan di atas dapat di tentukan dengan cara : Cc=2 = 2mn

19

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1 Data Pengujian getaran bebas satu derajat kebebasan tanpa redaman Grafik hasil pengujian getaran bebas satu derajat kebebasan tanpa redaman dengan beban 0,66 kg, dengan menggunakan satu pegas dengan kekakuan (k) 1769,99 N/m. Dari grafik didapat data sebagai beerikut: X1 X2 t = 0,024 m = 0,01 m = 0,77 s = 0,106 m

Gambar 4.1 Grafik hasil pengujian getaran bebas satu derajat kebebasan tanpa redaman menggunakan satu pegas Grafik hasil pengujian getaran bebas satu derajat kebebasan tanpa redaman dengan beban 0,66 kg, dengan menggunakan dua pegas dengan kekakuan (k) 1769,99 N/m. Dari grafik didapat data sebagai berikut: X1 X2 t = 0,016 m = 0,007 m = 0,71 s = 0,062 cm

20

Gambar 4.2 Grafik hasil pengujian getaran bebas satu derajat kebebasan tanpa redaman menggunakan dua pegas Grafik hasil pengujian getaran bebas satu derajat kebebasan tanpa redaman dengan beban 0,66 kg, dengan menggunakan tiga pegas dengan kekakuan (k) 1769,99 N/m. Dari grafik didapat data sebagai berikut: X1 X2 t = 0,012 m = 0,0095 m = 0,44 s = 0,032 m

Gambar 4.3 Grafik hasil pengujian getaran bebas satu derajat kebebasan tanpa redaman menggunakan tiga pegas 4.1.2 Pengujian getaran bebas satu derajat kebebasan dengan redaman Grafik hasil pengujian getaran bebas satu derajat kebebasan dengan redaman dengan beban 0,66 kg, dengan menggunakan satu pegas dengan kekakuan (k) 1769,99 N/m. Dari grafik didapat data sebagai berikut: X1 X2 t = 0,019 m = 0,007 m = 0,58 s = 0,068 m

21

Gambar 4.4 Grafik hasil pengujian getaran bebas satu derajat kebebasan dengan redaman menggunakan satu pegas Grafik hasil pengujian getaran bebas satu derajat kebebasan dengan redaman dengan beban 0,66 kg, dengan menggunakan dua pegas dengan kekakuan (k) 1769,99 N/m. Dari grafik didapat data sebagai berikut: X1 X2 t = 0,02 m = 0,012 m = 1.08 s = 0,03 m

Gambar 4.5 Grafik hasil pengujian getaran bebas satu derajat kebebasan dengan redaman menggunakan dua pegas Grafik hasil pengujian getaran bebas satu derajat kebebasan dengan redaman dengan beban 0,66 kg, dengan menggunakan tiga pegas dengan kekakuan (k) 1769,99 N/m. Dari grafik didapat data sebagai berikut: X1 X2 t = 0,007 m = 0,006 m = 0,90 s = 0,0285 cm

22

Gambar 4.6 Grafik hasil pengujian getaran bebas satu derajat kebebasan dengan redaman menggunakan tiga pegas Selisih tinggi gelombang antara x1 dengan x2 pada pengujian dengan menggunakan satu pegas, dua pegas dan tiga pegas adalah berbeda.Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing getaran menerima redaman yang berbeda. 4.2 4.2.1 Perhitungan Perhitungan frekuensi pribadi getaran bebas tanpa redaman

1. Menggunakan satu pegas

k = 1769,99 N/m t = 0,77 s = 0,106 m m = 0,66 kg

Frekuensi pribadi (Pengujian) n

= 51,786 rad/s n = 2f

23

f = f = f = f = 8,31 Hz Kecepatan v = A = ( )

Frekuensi pribadi (Teoritis) f = f = f = 8,15 Hz

2. Menggunakan dua pegas k = 1769,99 N/m t = 0,56 s = 0,062 m m = 0,66 kg

kev = k1 + k2 = 1769,99 N/m + 1769,99 N/m = 3539,98 N/m Frekuensi pribadi (Pengujian) n

24

= 73,23 rad/s n = 2f f = f = f = f = 11,66 Hz Kecepatan v = A = ( )

Frekuensi pribadi (Teoritis) f = f = f = 11,21 Hz

3. Menggunakan tiga pegas

k = 1769,99 N/m t = 0,44 s = 0,032 m m = 0,66 kg

kev = k1 + k2 + k3 = 1769,99 N/m + 1769,99 N/m + 1769,99 N/m = 5309,97 N/m

25

Frekuensi pribadi (Pengujian) n

= 89,69 rad/s n = 2f f = f = f = f = 14,28 Hz Kecepatan v = A = ( )

Frekuensi pribadi (Teoritis) f = f = f = 14,27 Hz

26

Tabel 4.1

Hasil pengujian getaran bebas tanpa redaman Frekuensi Panjang Gelombang ( m) 0,106 0,062 0,032 Kecep atan ( m/s ) 0,864 0,695 0,456 Frekuensi pribadi ( pengujian ) ( Hz ) 8,31 11,66 14,28

Pegas

Massa ( Kg )

Kekakuan ( N/m )

pribadi ( Teoritis ) ( Hz )

1. 2. 3. 0,66 1769,99

8,15 11,21 14,27

4.2.2

Perhitungan frekuensi pribadi getaran bebas dengan redaman

1. Menggunakan satu pegas k t m X1 X2 = 1769,99 N/m = 0,58 s = 0,068 m = 0,66 kg = 0,019 m = 0,007 m

Frekuensi pribdi tanpa redaman n

= 51,786 rad/s n = 2f f =

27

= = = 8,31 Hz Pengurangan logaritma = ln = ln Rasio redaman

= = = = 0,15

Koefisien redaman c = ccr = 2 =2 x 0,15 x = 10,33 N s/m

Frekuensi Pribadi teredam (Pengujian) D = n 2 (0,15)2

= 51,786 rad/s = 51,20 rad/s 2. Menggunakan dua pegas

k t

= 1769,99 N/m = 1,08 s = 0,03 m

28

m X1 X2

= 0,66 kg = 0,02 m = 0,012 m

kev = k1 + k2 = 1769,99 N/m + 1769,99 N/m = 3539,98 N/m Frekuensi pribadi (Pengujian) n

= 73,23 rad/s n = 2f f = f = f = f = 11,66 Hz Pengurangan logaritma = ln = ln = ln 1,667 = 0,511

29

Rasio redaman

= = = = 0,08

Koefisien redaman c = ccr = 2 =2 x 0,08 x = 7,73 N s/m

Frekuensi Pribadi teredam (Pengujian) D = n 2 (0,08)2

= 73,23 rad/s = 72,99 rad/s 3. Menggunakan tiga pegas

k t m X1 X2

= 1769,99 N/m = 0,90 s = 0,0285 m = 0,66 kg = 0,007 m = 0,006 m

kev = k1 + k2 + k3 = 1769,99 N/m + 1769,99 N/m + 1769,99 N/m = 5309,97 N/m

30

Frekuensi pribadi (Pengujian) n

= 89,69 rad/s n = 2f f = f = f = f = 14,28 Hz Pengurangan logaritma = ln = ln = ln 1,666 = 0,511 Rasio redaman = = = = 0,08

Koefisien redaman c = ccr = 2 =2 x 0,08 x = 9,47 N s/m

31

Frekuensi Pribadi teredam (Pengujian) D = n 2 (0,08)2

= 89,69 rad/s = 89,40 rad/s Tabel 4.2

Hasil pengujian getaran bebas dengan beban Frekuensi

Pegas

Massa ( Kg )

Kekakuan ( N/m )

X1 (m)

X2 (m)

Redaman Zeta (C) N s/m

pribadi redaman ( pengujian ) ( rad/s )

1 2 3 0,66 1769,99

0,019 0,02 0,007

0,007 0,012 0,006

0,15 0,08 0,08

10,33 7,73 9,47

51,20 72,99 89,40

4.3

Pembahasan Hasil perhitungan frekuensi grafik hasil pengujian pada alat uji getaran

bebas satu derajat kebebasan tanpa redaman dengan beban 0,66 kg dan menggunakan satu pegas diperoleh hasil yang berbeda, yaitu frekuensi pada prakteknya f = 8,31Hz, Sedangkan secara teorinya diperoleh f = 8,15Hz. Frekuensi pada prakteknya lebih besar dibandingkan dengan frekuensi secara teori. Hasil perhitungan frekuensi grafik hasil pengujian pada alat uji getaran bebas satu derajat kebebasan tanpa redaman dengan beban 0,66 kg dan menggunakan dua pegas diperoleh hasil yang berbeda, yaitu frekuensi pada prakteknya f = 11,66 Hz, Sedangkan secara teorinya diperoleh f = 11,21 Hz. Frekuensi pada prakteknya lebih besar dibandingkan dengan frekuensi secara teori.

32

Hasil perhitungan frekuensi grafik hasil pengujian pada alat uji getaran bebas satu derajat kebebasan tanpa redaman dengan beban 0,66 kg dan menggunakan tiga pegas diperoleh hasil yang berbeda, yaitu frekuensi pada prakteknya f = 14,28 Hz, Sedangkan secara teorinya diperoleh f = 14,27 Hz. Frekuensi pada prakteknya lebih besar dibandingkan dengan frekuensi secara teori. Perbandingan lebih besar atau lebih kecil frekuensi pada prakteknya dengan frekuensi secara teori kemungkinan disebabkan oleh energi yang diserap atau hilang oleh gesekan atau tahanan yang lain selama berisolasi. Hasi perhitungan frekuensi pada prakteknya dari grafik hasil pengujian pada alat uji getaran bebas satu derajat kebebasan tanpa redaman dengan beban 0,66 kg dan menggunakan satu pegas didiperoleh frekuensi f = 8,31 Hz, dengan dua pegas f = 11,66 Hz dan dengan menggunakan tiga pegas f = 14,28 Hz. Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa semakin banya jumlah pegas (konstanta pegas), maka frekuensi getaran semakin meningkat 40 % dari satu pegas ke dua pegas dan 22% dari dua pegas ke tiga pegas. Hasi perhitungan frekuensi secara teoritis dari grafik hasil pengujian pada alat uji getaran bebas satu derajat kebebasan tanpa redaman dengan beban 0,66 kg dan menggunakan satu pegas didiperoleh frekuensi f = 8,15 Hz, dengan dua pegas f = 11,66 Hz dan dengan menggunakan tiga pegas f = 14,27 Hz. Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa semakin banya jumlah pegas (konstanta pegas), maka frekuensi getaran semakin meningkat 40 % dari satu pegas ke dua pegas dan 22% dari dua pegas ke tiga pegas. Hasil perhitungan (c) dan pengurangan logaritma atau laju peluruhan osilasi bebas () pada grafik hasil pengujian getarn bebas satu derajat kebebasan teredam dengan beban 0,66 kg adalah dengan menggunakan satu pegas dengan c = 10,33 N s/m dan = 0,998, dengan menggunakan satu pegas dengan c = 7,73 N s/m dan = 0,511, dengan menggunakan satu pegas dengan c = 9,47 N s/m dan = 0,511. Hasil dari grafik tersebut menunjukkan bahwa semakin besar koefisien redamnya, makin besar juga laju peluruhannya.

33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan Fenomena yang terjadi pada getaran bebas satu derajat kebebasan tanpa

peredam dengan menggunakan massa yang sama dengan kecepatan kertas yang sama dan dengan jumlah pegas yang berbeda didapatkan panjang gelombangnnya semakin pendek 41,5% dari satu pegas ke dua pegas dan dari dua pegas ketiga pegas semakin pendek 48,38%. Hasil perhitungan frekuensi memperlihatkan bahwa semakin banyak jumlah pegas (konstanta pegas), maka frekuensi getaran meningkat 40% dari satu pegas ke dua pegas dan 22% dari dua pegas ke tiga pegas. Grafik hasil pengujian memperlihatkan berkurangnya amplitudo getaran 33,33% dari satu pegas ke dua pegas dan 25% dari dua pegas ke tiga pegas. Fenomena yang terjadi pada getaran bebas satu derajat kebebasan dengan peredam dengan menggunakan massa yang sama dengan kecepatan kertas yang sama dan dengan jumlah pegas yang berbeda didapatkan panjang gelombangnnya semakin pendek 55,8% dari satu pegas ke dua pegas dan dari dua pegas ketiga pegas semakin pendek 5%. Hasil perhitungan frekuensi memperlihatkan bahwa semakin banyak jumlah pegas (konstanta pegas), maka frekuensi getaran

meningkat 41% dari satu pegas kedua pegas dan 22% dari dua pegas ke tiga pegas.

5.2

Saran 1. Saat akan melakukan pengujian pastikan volume cairan peredam dalam kondisi penuh. 2. Untuk mendapatkan grafik hasil pengujian yang baik, sebaiknya gunakan kertas yang mempunyai tekstur yang kasar dan tidak berminyak pada saat pengujian.Pastikan pena pencatat tidak mace

34

DAFTAR PUSTAKA

http://hadibudi.blogspot.com/2013/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html http://www.scribd.com/doc/13307589/Pengertian-Getaran Modul pratikum, fenomena dasar; bidang konstruksi dan perancangan

35

Anda mungkin juga menyukai