RUMAH SAKIT
OLEH
SOFWAN DAHLAN
PENDAHULUAN
RS dianggap sebagai person (artificial entity), yang dapat membuat keputusan dan melakukan perbuatan melalui stafnya. Sebagian keputusan dan perbuatan tersebut mungkin tidak seberapa penting, namun sisanya lagi pastilah penting karena dapat mempengaruhi hubungan antar RS serta hubungan antara RS dengan shareholder dan stakeholder. Untuk menuju ke suatu hubungan yang harmonis maka perlu dibuat kesepakatan-kesepakatan, pengertian-pengertian, prinsip-prinsip dan aturanaturan yang bersumber pada moralitas.
ETIKA Etika muncul sebagai hasil dari pemikiran yang lebih mendalam dan lebih luas tentang berbagai problem kehidupan. Etika bersumber pada ajaran moral (yaitu standar tentang benar dan salah, yang dipelajari lewat proses hidup bermasyarakat).
Etika diwujudkan dalam bentuk prilaku yang diselaraskan dengan kebiasaan-kebiasaan kelompok ataupun tradisi.
ETIKA PROFESI Menghendaki agar setiap profesional (dokter, perawat dan bidan) dalam melaksanakan profesinya menggunakan hati nuraninya untuk berbuat baik dan benar serta menghindari hal-hal yang buruk dan salah.
ETIKA RUMAH SAKIT
Menghendaki agar setiap lembaga tersebut menggunakan acuan moral dan etika guna mengarahkan kinerjanya.
Nilai etika diwujudkan dalam bentuk: 1. Prinsip-prinsip (yaitu beneficence, non-maleficence, autonomy dan justice). 2. Standar-standar (Standards); atau 3. Aturan-aturan (Rules) Kode Etik. Nilai etika dituangkan didalam media: 1. Sumpah (Oaths); 2. Deklarasi (Declarations); atau 3. Kode Etik (Ethical Codes).
1. Principles:
- Prinsip menjelaskan tentang nilai-nilai dasar (asas) yang harus dipenuhi oleh para profesional. - Prinsip dapat digunakan untuk menjastifikasi rules. - Prinsip juga dapat digunakan sebagai pedoman untuk mengatasi situasi-situasi yang belum diatur oleh rules.
2. Standards: - Standard digunakan untuk mentera apakah seseorang itu baik atau buruk, lebih baik atau lebih buruk, serta bijak atau tidak. - Standard juga dapat dipakai sebagai pedoman prilaku manusia dengan memberikan ciri-ciri yang baik untuk diikuti dan ciri-ciri yang buruk untuk dihindari.
Rules: - Rule dapat dirumuskan hanya apabila prilaku tertentu itu hampir pasti benar atau hampir pasti salah. - Banyak kasus di bidang profesi dan perumahsakitan tidak dapat diselesaikan dengan menyediakan rule.
(Michael D Bayles)
*** Rule dalam pembahasan ini diartikan sebagai peraturan dalam bidang etika. Pasal-pasal didalam kode etik pada hakekatnya merupakan rule, yang belum dapat mengatasi seluruh problem kehidupan sehingga prinsip etik menjadi penting.
KODE ETIK
Merupakan daftar ketentuan tertulis (written list) dari rules yang memuat nilai-nilai dalam organisasi, yang sekaligus dipakai sebagai pedoman atau standar berprilaku. Sebagai kerangka acuan dalam mengambil keputusan. Selalu dilakukan revisi secara periodik, diselaraskan dengan perkembangan masyarakat serta perkembangan organisasi. Biasanya cakupannya amat luas, namun tidak pernah berbenturan dengan ketentuan hukum. Setiap anggota organisasi bertanggungjawab terhadap tegaknya nilai dan standar yang ada dalam kode etik. Tidak memerlukan paksaan, tetapi menuntut hati nurani.
KODE ETIK RS
RS sbg person (artificial entity), sudah selayaknya berprilaku etis sebagaimana layaknya manusia dalam kehidupan bermasyarakat. PERSI, melalui forum MAKERSI, dapat merumuskan Kode Etik RS untuk dipakai sebagai kerangka acuan bagi setiap RS dalam mengambil keputusan dan sekaligus sebagai standar berprilaku. Tiap RS juga dapat merumuskan Kode Etiknya sendiri, namun tidak boleh bertentangan dengan moral principles dan KODERSI yang dirumuskan oleh Makersi serta ditetapkan oleh PERSI.
KEWAJIBAN ETIKA
Jika hukum memuat hak & kewajiban maka etika hanya memuat kewajiban saja !!! Misalnya: kewajiban RS untuk selalu menghormati hak pasien, karyawan, masyarakat, lingkungan, dll.
SANKSI ETIKA
Berupa kata, bahasa, isyarat (seperti cibiran atau cemohan) sampai pada tindakan pengasingan atau pengucilan yang semuanya merepresentasikan ketidaksukaan atau ketidaksenangan komunitasnya.
BASIC ROLES OF HOSPITAL ETHICS COMMITTEE (PERAN UTAMA KOMITE ETIK RS)
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Education. Multidisciplinary Discussion. Resource Allocation. Institutional Commitment. Policy Formulation. Consultation.
Di Indonesia, peran tsb dipercayakan kepada Komite Etik dan Hukum RS.
EDUCATION: Educating hospital staff about issues in ethical decision making and about how to use the hospital ethics committee. MULTIDISCIPLINARY DISCUSSION: Providing a locus for interdisciplinary participation in value clarification and prioritization leading to conflict resolution. RESOURCE ALLOCATION: Recommendation in-hospital allocation policies to maintain quality of care in the face of cost containment measures.
INSTUTIONAL COMMITMENT: Expressing the spirit of the hospital regarding its stated mission, philosophy, image, and identity (most often applicable to religious or private hospital). POLICY FORMULATION:
APA PERBEDAAN
ANTARA
DIREKTUR
KOMITE ETIK & HUKUM (mengawal kinerja RS sebagai lembaga yang dianggap person)
KOMITE MEDIK
Sub-komite kredensial Sub-komite rekam medis Sub-komite audit medis Sub-komite ............... Sub-komite ............... Sub-komite etik & hukum (mengawal kinerja staf medis)
PERAN MAKERSI MAKERSI dapat mengadop the Basic Roles of Hospital Ethics Committee dengan berbagai modifikasi dengan menempatkan RS sebagai subjek dan peran tersebut dituangkan dalam AD/ART. MAKERSI harus bisa menjadi think tank. MAKERSI juga harus dapat menjadi pengadil bila ada RS melakuan pelanggaran terhadap KODERSI.
MUKADIMAH
Bahwa lembaga perumahsakitan telah tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari sejarah peradaban manusia, yang bersumber pada kemurnian rasa kasih sayang, kesadaran sosial dan naluri tolong menolong diantara sesama, serta semangat keagamaan yang tinggi dalam kehidupan umat manusia. Bahwa sejalan dengan perkembangan peradaban umat manusia, serta perkembangan tatanan sosiobudaya masyarakat, dan sejalan pula dengan kemajuan ilmu dan teknologi khususnya dalam bidang kedokteran dan kesehatan, rumah sakit telah berkembang menjadi suatu lembaga berupa suatu unit sosio ekonomi yang majemuk.
Bahwa perumahsakitan di Indonesia, sesuai dengan perjalanan sejarahnya telah memiliki jatidiri yang khas, ialah dengan mengakarnya azas perumahsakitan Indonesia kepada azas Pancasila dan Undang-undang dasar 1945, sebagai falsafah bangsa dan negara Republik Indonesia.
Bahwa dalam menghadapi masa depan yg penuh tantangan diperlukan upaya mempertahankan kemurnian nilai-nilai dasar perumahsakitan Indonesia. Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, serta didorong oleh niat suci dan keinginan luhur, demi tercapainya: 1. Masyarakat Indonesia yang sehat, adil dan makmur, merata material spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. 2. Pembangunan manusia dan masyarakat Indonesia seutuhnya, khususnya dalam bidang kesehatan.
Rumah sakit di Indonesia yang tergabung dalam Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), mempersembahkan Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI), yang memuat rangkuman nilai-nilai dan norma-norma perumahsakitan guna dijadikan pedoman bagi semua pihak yang terlibat dan berkepentingan dalam penyelenggaraan dan pengelolaan perumahsakitan di Indonesia.
BAB I Kewajiban Umum Rumah Sakit Pasal 1 Rumah sakit harus mentaati Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI). Pasal 2 Rumah sakit harus dapat mengawasi serta bertanggungjawab terhadap semua kejadian di rumah sakit. Pasal 3 Rumah sakit harus mengutamakan pelayanan yang baik dan bermutu secara berkesinambungan serta tidak mendahulukan urusan biaya. Pasal 4 Rumah sakit harus memelihara semua catatan / arsip, baik medik maupun non medik secara baik.
Pasal 5: Rumah sakit harus mengikuti perkembangan dunia perumahsakitan. BAB II Kewajiban Rumah Sakit Terhadap Masyarakat. Pasal 6 Rumah sakit harus jujur dan terbuka, peka terhadap saran dan kritik masyarakat dan berusaha agar pelayanannya menjangkau di luar rumah sakit. Pasal 7 Rumah sakit harus senantiasa menyesuaikan kebijakan pelayanannya pada harapan dan kebutuhan masyarakat setempat. Pasal 8
Rumah sakit dalam menjalankan operasionalnya bertanggungjawab terhadap lingkungan agar tidak terjadi pencemaran yang merugikan masyarakat.
BAB III
Kewajiban Rumah Sakit Terhadap Pasien. Pasal 9 Rumah sakit harus mengindahkan hak-hak asasi pasien. Pasal 10 Rumah sakit harus memberikan penjelasan apa yang diderita pasien, dan tindakan apa yang dilakukan. Pasal 11 Rumah sakit harus meminta persetujuan pasien (informed consent) sebelum melakukan tindakan medik.
Pasal 12
Rumah sakit berkewajiban melindungi pasien dari penyalahgunaan teknologi kedokteran.
BAB IV
Kewajiban Rumah Sakit Terhadap Pimpinan, Staf, dan Karyawan. Pasal 13 Rumah sakit harus menjamin agar pimpinan, staf, dan karyawannya senantiasa memenuhi etika profesi masingmasing.
Pasal 14
Rumah sakit harus mengadakan seleksi tenaga staf dokter, perawat, dan tenaga lainnya berdasarkan nilai, norma dan standar ketenagaan. Pasal 15 Rumah sakit harus menjamin agar koordinasi serta hubungan yang baik antara seluruh tenaga di rumah sakit dapat terpelihara.
Pasal 16
Rumah sakit harus memberi kesempatan kepada seluruh tenaga rumah sakit untuk meningkatkan diri menambah ilmu pengetahuan serta ketrampilannya. Pasal 17 Rumah sakit harus mengawasi agar penyelenggaraan pelayanan dilakukan berdasarkan standar profesi yang berlaku. Pasal 18 Rumah sakit berkewajiban memberi kesejahteraan kepada karyawan dan menjaga keselamatan kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku.
BAB V
Hubungan Rumah Sakit Dengan Lembaga Terkait. Pasal 19 Rumah sakit harus memelihara hubungan baik dengan pemilik berdasarkan nilai-nilai dan etika yang berlaku di masyarakat Indonesia. Pasal 20 Rumah sakit harus memelihara hubungan yang baik antar rumah sakit dan menghindarkan persaingan yang tidak sehat. Pasal 21 Rumah sakit harus menggalang kerjasama yang baik dengan instansi atau badan lain yang bergerak di bidang kesehatan. Pasal 22 Rumah sakit harus berusaha membantu kegiatan pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dan kesehatan.
HUMAN RIGHTS
The human rights that are especially important for medical ethics include: 1. The right to life. 2. Freedom from discrimination. 3. Freedom from torture and cruel. 4. Freedom from inhuman or degrading treatment. 5. Freedom of opinion and expression. 6. The right to equal access to public services. 7. The right to medical care.
HAK-HAK PASIEN DI RS
1. Hak-hak yang berkaitan dg Peraturan RS:
a. Hak mengakses dan mengetahui Peraturan RS yang berkaitan dengan kepentingannya. b. Hak untuk tidak diberlakukannya perubahan peraturan, termasuk perubahan tarif, yang ditetapkan pada saat pasien tengah berada dalam masa perawatan.
e. Diberitahu keterbatasan RS (akibat keterbatasan fasilitas, tenaga medik, tenaga perawat serta teknis penunjang).
6. Hak-hak yang berkaitan dg layanan non-medik: a. Memilih jenis kelas perawatan sesuai keinginan dan kemampuannya. b. Mendapatkan layanan non-medik yg manusiawi. c. Mendapatkan kenyamanan, keamanan, keselamatan dari gangguan/ancaman selama dirawat. d. Mendapatkan surat keterangan dokter untuk berbagai macam kepentingan yang sah. e. Menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianut selama pelaksanaannya tidak mengganggu ketenangan pasien lainnya.
MENURUT PENDAPAT SAYA, TIAP-TIAP RS PERLU MEMBUAT KODE ETIKNYA SENDIRI SEBAGAIMANA RS DILUAR NEGERI DENGAN CATATAN TIDAK BOLEH BERTENTANGAN DENGAN KODERSI, PRINSIP MORAL DAN TENTUNYA JUGA HUKUM
Purpose:
South Shore Hospital's code of ethical behavior is designed to help improve patient outcomes by respecting each patient's rights and conducting business relationships with patients and the public in an ethical manner. Patients have a fundamental right to considerate care that safeguards their personal dignity and respects their cultural, psychosocial, and spiritual values. These values often influence patients' perceptions of care and illnesses. Understanding and respecting these values guides health care providers in meeting patients' needs and preferences.
We recognize that our conduct in the delivery of care and services to our patients and our business practices has a significant effect on each patient's response to our care. We recognize our ethical responsibility to:
Carefully consider patients' values and preferences, including decisions to discontinue treatment; Recognize our responsibilities under the law; Inform patients of their responsibilities in the care process; and Manage our relationships with patients and the public in an ethical manner. Policy:
South Shore Hospital has integrated our ethical responsibilities into our day-to-day operations.
The Code and the Compliance Standards address, among other topics, the following: - Conduct in the workplace - Antitrust laws and competitive conduct - Dealing with suppliers and competitors - Marketing - Kickbacks - False claims or bills - Patient admissions, transfers and discharge - Environmental/bio-hazardous waste - Conflicts of interest - Confidentiality - Recording of business transactions - Gifts, favors and entertainment - Fundraising