Anda di halaman 1dari 50

BAB I MARIFATULLAH 1.1 Makna Marifatullah Marifatullah berasal dari kala marifah dan Allah.

Marifah berarti mengetahui, mengenal. Mengenal Allah bukan melalui zat Allah tetapi mengenal-Nya lewat tandatanda kebesaranNya (ayat-ayatNya). 1.2 Urgensi Marifatullah 1.2.1 Tidak akan tertipu oleh kemilaunya kehidupan dunia. Allah swt berfirman (Q.S 6 : 130)

1.2.2 Karena Allah SWT adalah Rab semesta alam. Allah swt berfirman (Q. S 13 : 16) 1.2.3 Karena wujud (eksistensi) dan keberadaan Allah SWT didukung oleh dalil-dalil yang kuat: a) Dalil Naqli (tekstual) Allah berfirman (QS. 6 : 19): b) Dalil Akal Allah berfirman (QS. 3 : 190):

c) Dalil Fitrah Allah berfirman (QS. 7 : 172):

1.3 Cara Mengenal Allah swt Untuk menuju tujuan tertentu, tentulah diperlukan cara atau metode yang telah tertentu pula. Metode yang baik dan benar akan dapat mengantarkan kita pada hasil yang baik dan benar pula. Demikian juga sebaliknya, cara atau metode yang salah, akan membawa kita pada hasil yang salah pula. Dan secara garis besar, terdapat dua cara untuk mengenal Allah SWT. Pertama, melalui ayat-ayat Allah yang bersifat qauliyah. Kedua, melalui ayat-ayat Allah yang bersifat kauniyah.

1.3.1 Melalui ayat-ayat qauliah Ayat-ayat qauliyah adalah ayat-ayat Allah SWT yang difirmankan-Nya dalam kitab suci Al-Quran. Ayat-ayat ini menyentuh berbagai aspek yang dapat menunjukkan kita untuk lebih mengenal dan meyakini Allah SWT. Sebagai contoh, Allah SWT berfirman dalam (QS. 88: 17 20), dimana Allah SWT memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sangat menghujam lubuk hati seorang insan yang paling dalam, untuk membenarkan keberadaan Allah Yang Maha Pencipta Contoh lain adalah bagaimana Allah SWT memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sesungguhnya tiada jawaban yang dapat mereka berikan melainkan hanya kesaksian mengenai Keagungan, Kebesaran dan Kekuasaan Allah SWT. Allah berfirman (QS. 27 : 60 66) Selain dua contoh di atas, masih banyak sekali contoh-contoh lain yang dapat mengantarkan kita untuk dapat mengenal dan lebih mengenal Allah SWT lagi.

1.3.2 Melalui ayat-ayat kauniah Ayat-ayat kauniyah adalah tanda-tanda kebesaran Allah yang terdapat pada ciptaanNya, baik yang berada di dalam diri manusia, di alam, di angkasa, di dalam lautan, di jagad raya dan lain sebagainya. Karena pada hekekatnya, ketika manusia merenungkan segala ciptaan Allah yang Maha Sempurna ini, akan membawa pada pengenalan dan pengesaan (baca; pentauhidan) terhadap Allah SWT. Allah berfirman dalam (Q. S. 67:3-4) Bahkan dalam ayat lain, Allah seolah memberikan tantangan kepada orang yang tidak mengakui ciptaan-Nya, untuk menunjukkan ciptaan-ciptaan selain-Nya. Allah mengatakan (Q.S 31 : 11)

Pada intinya adalah bahwa sesungguhnya segala apa yang ada di bumi, di langit, di jagad raya, juga di dalam diri kita sendiri, merupakan tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Tanda-tanda tersebut demikian banyaknya hingga dapat dikatakan tak terbilang. Hanya karena keterbatasan kitalah, kita tidak mampu untuk menghitung ayat-ayat Allah tersebut.

BAB II TAUHIDULLAH 2. 1 Makna Tauhidullah Tauhidullah berarti mengesakan Allah SWT, dari segala apapun yang ada di dunia ini. Dan secara garis besar, tauhid dibagi menjadi tiga bagian; pertama Tauhid Rububiyah. Kedua; Tauhid Mulkiyah, dan Ketiga; Tauhid Uluhiyah.

2. 2

Tauhid Rububiyah Dari segi bahasa, Rububiyah berasal dari kata rabba yarubbu ) yang /al-Murabbi) Pemelihara, /al-Nashir)

memiliki beberapa arti, yaitu : Penolong, /al-Sayid) Tuan dan

/al-Malik) Pemilik,

/ al-Muslih) Yang Memperbaiki,

/ al-Wali) Wali.

Sifat rububiyah bagi Allah merupakan sifat Allah sebagai Maha Pencipta, Maha Pemilik, dan Maha Pengatur seluruh alam. Dalam tauhid ini, kita diminta untuk mengesakan Allah sebagai Pencipta yang telan mencipta segala sesuatu dari yang paling kecil hingga yang paling besar. Hanya Allah-lah yang memberikan rizki dan hanya Allah lah sebagai Penguasa yang menguasai seluruh alam ini. Menurut fungsinya, tauhid rububiyah pada Dzat Allah terbagi menjadi tiga: 2.2.1 Allah sebagai Pencipta ) Allah SWT berfirman (QS. 2 : 21-22): * * Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. 2.2.2 Allah sebagai Pemberi rizki )

Allah berfirman (QS. 51 : 57-58): * *

Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. 2.2.3 Allah sebagai Pemilik ) Allah sebagai Pemberi rizki Allah berfirman Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu )

menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tauhid rububiyah ini merupakan landasan bagi seluruh kaum muslimin untuk bersyukur kepada Allah SWT. Karena pada hakekatnya dalam menempuh kehidupan dunia, mereka senantiasa bertemu dengan ciptaan Allah, dengan pemberian rizki dari Allah dan juga menggunakan segala fasilitas miliki Allah SWT. Mereka tidak mungkin lari dari kenyataan ini. 2.3 Tauhid Mulkiyah Dari segi bahasa, mulkiyah berasal dari kata malika yamliku - gnay , artinya memiliki dan berkuasa penuh atas yang dimiliki. Sedangkan dari segi istilahnya adalah mengesakan Allah SWT sebagai satu-satunya penguasa, pemimpin, satu-satunya pembuat hukum (aturan) dan pemerintah. Tauhid mulkiyah pada Allah meliputi : 2.3.1 Allah sebagai pemimpin )

Allah berfirman (QS. 7 : 196):

Sesungguhnya pelindungku ialah Allah yang telah menurunkan Al Kitab Al Qur'an) dan Dia melindungi orang-orang yang saleh. Dalam ayat lain Allah menggambarkan (QS. 18 : 50) Dan ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim. 2.3.2 Allah sebagai pembuat hukum/ undang-undang ) Allah berfirman (QS. 6 : 57):

Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. 2.3.3 Allah sebagai pemerintah/ yang berhak memerintah ) Allah berfirman (QS. 7 : 54) Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. 2.4 Tauhid Uluhiyah. Uluhiyah berasal dari kata Aliha yalihu, - nakgnadeS .habmeynem aynitra

dari segi istilah adalah mengesakan Allah SWT dalam penyembahan/ peribadahan. Tauhid uluhiyah pada Allah ini mencakup dua hal:

2.4.1 Allah sebagai tujuan ) Allah berfirman (QS. 6 : 162): Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. 2.4.2 Allah sebagai Dzat yang kita mengabdikan diri pada-Nya Allah berfirman (QS. 109: 1-6) * * * * * * Katakanlah: "Hai orang-orang yang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu, dan untukkulah, agamaku". Dengan mentauhidkan Allah melalui tiga bentuknya ini, insya Allah akan membawa kita untuk menjadikan Allah sebagai: 1. ) Rab yang menjadi tujuan segala amalan dan aktivitas kita, baik yang bersifat ibadah ataupun muamalah, bersifat individu maupun secara bersama-sama. Karena tiada tujuan lain dalam hidup kita selain hanya Allah dan Allah. 2. ) Penguasa yang senantiasa kita taati segala undang-undang dan aturan hukum yang Allah berikan kepada kita, baik yang terdapat dalam Al-Quran maupun yang terdapat dalam sunnah Rasulullah SAW. )

3.

Tuhan yang senantiasa kita sembah, di mana tiada sesembahan lain dalam hati kita, dalam fikiran kita dan dalam jasad kita selain hanya untuk pengabdian kepada Allah SWT. Penutup Dengan mengenal Allah SWT, kita akan lebih dapat untuk mendekatkan diri kita kepada-Nya secara baik dan benar. Karena pemahaman yang baik akan mengantarkan pada amalan yang baik. Amalan yang baik akan mengarah pada hasil yang baik. Dan hasil yang baik, insya Allah akan mendapatkan keridhaan Allah SWT. Semoga Allah SWT menjadikan kita semua sebagai hamba-hamba-Nya yang benar-benar mentauhidkannya dalam segenap aspek kehidupan kita. Dan kita berlindung kepada-Nya dari kemusyrikankemusyrikan, baik yang kita sadari ataupun yang tidak kita sadari

BAB III Marifatul Rasul 3.1 Tugas Kerasulan Secara garis besar tugas rasul terbagi kepada dua bagian yaitu, pengemban risalah dakwah dan penegak agama Allah. Pengemban Risalah Dakwah . )

3.2

Inilah tugas utama rasul yang secara langsung diamananhkan Allah terhadap dirinya, sekaligus membimbing umat manusia dalam mengaplikasikan ibadah kepada Allah SWT. Tugas rasul sebagai pengemban amanah dawah mencakup tiga aspek 3.2.1 Pengenal Sang Pencipta Allah berfirman (QS. 6 : 19) )

Katakanlah: "Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?" Katakanlah: "Allah. Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan Al Qur'an ini diwahyukan kepadaku supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al Qur'an (kepadanya). Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan yang lain di samping Allah?" Katakanlah: "Aku tidak mengakui". Katakanlah: "Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)". 3.2.2 Menjelaskan Cara Beribadah )

Rasulullah SAW juga memiliki tugas untuk mengajarkan cara untuk beribadah kepada Allah SWT, agar mereka dapat melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Salah satu contohnya adalah dalam masalah shalat. Rasulullah SAW memberikan contoh yang sempurna dalam melaksanakan tata cara shalat. Oleh karena itulah beliau bersabda: ) )

Dari Abu Sulaiman Malik bin al-Huwairits, Rasulullah SAW bersabda, Kembalilah kalian pada keluarga kalian dan ajarkanlah mereka islam) dan perintahkanlan mereka. Serta shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku melaksanakannya. Apabila tiba waku shalat, hendaklah salah seorang diantara kalian mengumandangkan adzan, lalu salah seorang diantaraka kalian yang paling dewasa menjadi imamnya. HR. Bukhari) 3.2.3 Menjelaskan Pedoman Hidup ) Allah berfirman (QS. 6 : 153)

Dan bahwa yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu menceraiberaikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa. 3.2.4 Membina Dengan Arahan Dan Nasehat )

Hal ini banyak sekali kita jumpai dalam hadits, bagaimana Rasulullah SAW memberikan arahan-arahan dan nasehat-nasehat yang pada intinya mengajak kita pada kesempurnaan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Salah satu contohnya adalah : Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda : Terdapat tiga hal, yang apabila ketiganya melekat pada diri seseorang maka ia akan dapat merasakan manisnya iman: (1) Mencintai Allah dan rasu-Nya melebihi dari cinta apapun di dunia ini. (2) Mencintai seseorang hanya karena Allah. Dan (3) Dia tidak menginginkan untuk kembali pada kekufurannya sebagaimna ia tidak ingin dimasukkan ke dalam api neraka. (HR. Bukhari) 3.3 Penegak Agama Allah )

Seorang rasul juga memiliki tugas untuk menegakkan dinullah di muka bumi ini, sehingga agama yang dibawanya dapat dijadikan syariat dan pedoman hidup yang dijunjung tinggi oleh kaumnya. Allah berfirman (QS. 42 : 13)
10

Dia telah mensyari`atkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama) -Nya orang yang kembali (kepada-Nya). Menegakkan dinullah ini mencakup tiga aspek: 3.3.1 Menegakkan Khilafah Allah berfirman (QS. 24 : 55) )

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. 3.3.2 Membina Kader )

Allah berfirman (QS. 3 : 104) Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.

11

3.3.3 Membuat Konsepsi Dakwah

Allah berfirman QS. 3 : 159) mengenai perlunya konsepsi dawah yang lembut terhadap manusia dalam mengajak pada kebaikan:

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. 3.4 Keistimewaan Risalah Muhammad saw Rasulullah SAW merupakan salah seroang rasul, diantara sekian banyak nabi dan rasul lainnya. Setiap rasul memiliki keistimewaan tersendiri, sebagaimana pada risalah yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW. Diantara keistimewaan risalah beliau adalah: 3.4.1 Penutup Para Rasul Allah berfirman (QS. 33 : 40) )

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. 3.4.2 Menghapus Risalah Sebelumnya Dalam sebuah hadits diriwayatkan: )

)
12

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya perumpamaanku dengan perumpamaan para nabi sebelumku adalah seumpama seseorang yang membangun sebuah rumah; di mana ia menjadikan rumah itu indah dan sempurna. Namun rumah terdapat satu sisi dari rumah tersebut yang belum disempurnakan (bau batanya) . Sehingga hal ini menjadikan manusia menjadi heran dan bertanya-tanya, mengapa sisi ini tidak disempurnakan? Dan akulah batu bata terakhir itu (yang menyempurnakan bangunannya), dan aku adalah penutup para nabi. (HR. Bukhari) Dalam hadits lain diriwayatkan:

Dari Jabir ra, bahwa Umar bin Khatab datang ke Rasulullah SAW dengan membawa kitab taurat. Kemudian Umar berkata, wahai Rasulullah SAW, ini merupakan nuskhah bagian) dari kitab taurat. Rasulullah SAW terdiam, lalu Umar membacanya sedangkan wajah Rasulullah SAW berubah. Pada saat itu Abu Bakar mengatakan pada Umar, engkau menjadikan wajah Rasulullah SAW berubah, lihatlah wajah beliau. Maka Umar melihat wajah Rasulullah SAW dan berkata, aku berlindung dari kemurkaan Allah dan kemurkaan Rasulullah SAW. Aku ridha terhadap Allah sebagai Rab, terhadap Islam sebagai agama dan terhadap Muhammad sebagai nabi dan rasul. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, Demi Dzat yang diriku berada di tangannya, sekiranya tampak dihadapan nabi Musa as saat ini, kemudian kalian mengikutinya serta meninggalkan aku, sungguh kalian akan tersesat dari jalan yang lurus. Sekiranya Musa hidup dan mengalami masa kenabianku, sungguh ia harus mengikutiku. HR. Darimi) 3.4.3 ) Membenarkan para nabi sebelumnya.

Allah berfirman (QS. 3 : 3)

13

Dia menurunkan Al Kitab

Al Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya;

membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil. 3.4.3 ) Menyempurnakan risalah para nabi sebelumnya.

Allah berfirman (QS. 3 : 50)

Dan aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mu`jizat) dari Tuhanmu. Karena itu bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. 3.4.4 )Ditujukan untuk seluruh umat manusia.

Allah berfirman (QS. 34 : 28)

Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. 3.4.5 ) Dijadikan sebagai rahmat bagi semesta alam.

Allah berfirman (QS. 21 : 107) Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi) rahmat bagi semesta alam. 3.5 Kewajiban Muslim Terhadap Rasulullah SAW Setelah kita mengeahui berbagai hal mengenai kerasulan dan karakteristik atau keistimewaan kerasulan Muhammad SAW, kini kita perlu mengetahui mengenai

14

kewajiban kita sebagai seorang muslim terhadap Rasulullah SAW. Diantara kewajiban kita terhadap beliau adalah: 3.5.1 ) Mengimaninya.

Allah berfirman (QS. 61 : 10 11) * Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya. 3.5.2 ) Mencintainya. Rasulullah SAW bersabda: ) Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, Demi Dzat yang diriku berada di tangan-Nya, kalian tidaklah beriman, hingga kalian lebih mencintai aku dari orang tuanya dan anaknya. (HR. Bukhari) 3.5.3 )Mengagungkannya. Sebagai umatnya, kita semua harus mengagungkan beliau sebagai seorang rasul, yang telah menunjukkan pada kita jalan Allah yang lurus. Sehingga dalam setiap doa kita, setiap ucapan kita, ceramah kita, dan lain sebagainya senantiasa mengagungkan beliau. Dan salah satu cara untuk mengagungkan beliau adalah dengan melaksakan sunnahsunnahnya.

15

3.5.4

) Membelanya. Demikian juga kita harus membela Rasulullah SAW, terutama dari mereka-mereka

yang ingin mencela dan mengolok-olok Rasulullah SAW. Atau mengkerdilkan sunnah nabawiyah. 3.5.5 ) Mencintai mereka-mereka yang dicintainya.

Yaitu secara umum para sahabatnya. Kita harus mencintai mereka dan tidak boleh mencela atau mengejek serta mengolok-olok mereka: ) )

Dari Abdillah bin Mughafal, Rasulullah SAW bersabda, Takutlah kalian kepada Allah dalam bersikap terhadap sahabatku setelah masaku. Dan janganlah kalian menjadikan mereka sebagai tujuan (dalam celaan). Karena barang siapa yang mencintai mereka maka dengan cintaku aku mencintainya (mencintai orang yang mencintai sahabat). Dan barang siapa yang membenci mereka, maka dengan kebencianku, aku membencinya. Barang siapa yang menyakiti mereka, maka ia seperti menyakiti aku. Dan barang siapa yang menyakiti aku, hampir-hampir Allah mengazabnya. (HR. Tirmidzi) 3.5.6 ) Memperbanyak shalawat.

Allah berfirman (QS. 33 : 56) Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.

16

3.5.7

)Mengikutinnya. Allah berfirman (QS. 3 : 31) Katakanlah: "Jika kamu benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah

mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 3.5.8 ) Mewarisi risalahnya.

Rasulullah saw bersabda : )

Rasulullah SAW bersabda, Barang siapa yang melalui jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Dan sesungguhnya malaikat akan meletakkan sayapnya karena ridha terhadap mereka yang menuntut ilmu. Orang yang berilmu akan dimintakan ampun oleh makhluk Allah yang ada di langit dan yang ada di bumi, sampai ikan-ikan di dalam lautan juga memintakan ampunan buat mereka. Keutamaan orang yang berilmu dengan orang yang ahli ibadah adalah seumpama bulan pada saat purnama dibandingkan dengan bintang-bintang. Dan orang yang berilmu (baca; ulama) merupakan pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar atau dirham kepada mereka, namun mereka mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang besar. HR. Abu Daud) Penutup Kelebihan yang Allah berikan kepada manusia merupakan anugrah yang tiada terhingga, apalagi yang bersifat akal dan fikiran, yang tentunya tidak dimiliki oleh makhluk Allah lainnya. Namun menyandarkan hanya kepada akal dalam mencapai hakekat Allah serta cara untuk beribadah kepadanya, tentulah akal manusia tidak sanggup. Karena
17

itu semua diluar jangkauannya. Oleh karena itulah, adanya seorang rasul menjadi kebutuhan yang sangat primer, guna menapaki kebahagiaan dunia dan akhirat. Namun setelah Allah mengutus para rasul, banyak diantara umatnya yang membangkang, mengolok-olok bahkan menyiksa para rasul tersebut. Sehingga pada akhirnya, Allah mengazab mereka dengan azab yang pedih, baik di dunia maupun di akhirat. Sejarah telah membuktikan hal tersebut. Sekuat apapun mereka, akhirnya mereka hancur hanya karena kesombongan untuk tidak mengikuti para Rasul. Tinggallah bagi kita untuk memetik perjalanan kehidupan umat yang terdahulu. Akankah kita menginginkan kebinasaan, kesengsaraan, bencana, malapetaka, baik di dunia maupun di akhirat. Ataukah sebaliknya, kita menginginkan kebahagiaan, ketentraman, kedamaian hati, dan seterusnya di dunia maupun di akhirat.? Jawabannya ada dalam sanubari kita masing-masing. Ya Allah jadikanlah kami orang yang mencintai Rasulullah SAW, dan juga orang yang dicintainya. Dan kumpulkanlah kami kelak bersamanya.

18

BAB IV Marifatul Quran 4.1 TARIFUL QURAN PENGERTIAN AL QURAN) Para ulama menyebutkan definisi Quran adalah : Kalam atau Firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam , yang pembacaannya merupakan suatu ibadah. Ada banyak keutamaan alquran yaitu : 4.2 Kalamullah Al Quran merupakan Kalam atau Firman Allah. Dia bukan makhluk, seperti yang diyakni oleh aliran Mutazilah, atau perkataan Muhammad sebagaimana yang digembargemborkan orientalis. Al Quran benar-benar diturunkan dari sisi Allah SWT sebagaimana firman Allah dalam surat Naml : 6. Dan sesungguhnya kamu benar-benar diberi Al-Quran dari sisi Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Kalam adalah wasilah (sarana) untuk menerangkan sesuatu berupa ilmu pengetahuan, nasihat atau berbagai kehendak, lalu memberikan perkara itu kepada orang lain. Allah bersifat dengan sifat kalam, sebagaimana Allah SWT berbicara dengan dengan Nabi Musa dan Nabi Muhammad pada malam mikraj dan Allah akan berbicara dengan banyak hamba-Nya pada hari kiamat kelak Yusuf Qaradhawi menyatakan bahwa seratus persen lafazh dan makna Al Quran bersumber dari ilahi, yang diwahyukan kepada Rosul dan Nabi-Nya, Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, lewat wahyu yang jelas, dibawa turun seorang utusan dari jenis malaikat, yaitu, Jibril, kepada seorang utusan dari jenis manusia. Al-Qur;an merupakan roh Rabbani, yang dengannya akal dan hati menjadi hidup, sebagaimana ia merupakan dustur Ilahi yang mengatur kehidupan individu dan masyarakat. Ayat-ayat Al Quran disusun dengan rapih dan dijelaskan secara terperinci QS. Hud : 1) dan Al Quran itu telah turun dengan membawa kebenaran QS Al Isra : 105). Ia merupakan wahyu dengan perintah dari Allah SWT kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya (An-Nahl : 2)

19

4.2

Mukjizat Setiap nabi yang diturunkan Allah memiliki mujizat sebagai tanda kenabiannya

sesuai dengan jaman dan kebutuhan masyarakat waktu itu. Mujizat adalah sesuatu hal yang luar biasa yang disertai tantangan dan selamat dari perlawanan. Allah selalu menantang setiap kaum dengan sesuatu yang mereka kuasai dan mereka banggakan. Mujizat ini ada yang bersifat empirik dan ada yang bersifat aqliah. Kebanyakan mujizat bani israel bersifat empirik, dan mujizat nabi umat Muhammad bersifat Aqliah. Sebagaimana mujizat nabi Musa adalah tongkat yang bisa berubah menjadi ular, karena penduduk mesir dan Firaun penguasa mereka, sangat mengagung-agungkan sihir. Sedangkan syariat Islam bersifat abadi dan universal, maka mujizatnyapun bersifat aqliah dan abadi agar dapat disaksikan oleh orang-orang yang mempunyai pikiran. Terbukti ribuan tahun setelah turunnya Al Quran, mujizat itu tidak berubah. Umat manusia di era milenium ini, semakin menghargai budaya intelektual , mencintai ilmu pengetahuan apakah dalam bentuk sastra, tulisan ilmiah, atau lainnya. Ini semakin membuktikan kekekalan mujizat Al Qurani yang berlaku sepanjang masa. Al Ghazali menyatakan bahwa kekalnya mujizat yaitu adanya kontinuitas ketidakmampuan manusia untuk membuah hal serupa. Sebagaimana Allah SWT berfirman : Bahkan mereka mengatakan, Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu. Katakanlah, kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kalian sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kalian memang orang-orang yang benar. QS Hud : 13) Mujizat Al Quran mencakup banyak hal. Muhammad Quthb membaginya menjadi mujizat dalam hal Bayan atau cara penyampaian), dakwah, pendidikan, syariah dan Iptek. Yusuf Al-Qaradhawi berpendapat bahwa kemukjizatan Al Quran ada dua macam, yaitu mujizat yang memiliki unsur material yang dapat ditangkap indra, dan mujizat yang memiliki unsur sastra dan Akal. Harun Yahya menerbitkan buku dan cd/ audio-video yang membahas mujizat Al Quran dari segi ilmu pengetahuan , dan masih banyak penelitian-penelitian ilmiah di abad 19 dan 20 yang makin membuktikan mujizat Al Quran yang dulu tidak pernah diketahui sebelumnya. Berikut adalah beberapa mujizat Al Quran ditinjau dari :

20

4.2.1 Mukjizat dari segi Bahasa Al Quran jalinan huruf-hurufnya serasi, ungkapannya indah, uslub(gaya bahasa)nya manis, ayat-ayatnya teratur, serta memperhatikan situasi dan kondisi dalam berbagai macam bayannya, baik dalam jumlah ismiah dan filiah-nya, dalam nafi dan isbatnya, dalam zikr dan harf-nya, dalam tankir dan tarifnya, dalam taqdim dan takhirnya, dalam itnab dan ijaz-nya, dalam umum dan khususnya, dalam mutlaq dan muqayyad-nya, dalam nass dan fahwa-nya, maupun dalam hal lainnya. Dal hal-hal tersebut dan yang serupa Quran telah mencapai puncak tertinggi yang tidak sanggup kemampuan bahasa manusia untuk menghadapinya. Al Quran memuat segala bentuk susunan bahasa yang terbaik, maka ia tidk bisa dikatan risalah, khithabah, syair atau sajak. Ia hanya bisa dikatan Kalam Allah. 4.2.2 Mukjizat Dari Segi Perundang-undangan Al Quran memulai dengan pendidikan individu, karena individu merupakan batubata masyarakat, dan menegakan pendidikan individu itu di atas penyucian jiwa dan rasa pemikulan tanggung jawab. Al Quran menyucikan jiwa manusia dengan akidah tauhid, agar terbebas dari penghambaan terhadap makhluk, dan hanya menghamba kepada Allah SWT. Dengan perintah sholat, puasa, zakat dan haji, semuanya merupakan latihan untuk mengasah jiwa dan mengendalikan hawa nafsu Setelah pendidikan individu, Islam berpindah kepada pembangunan keluarga, sebagai benih dari sebuah masyarakat. Semua diatur dalam Islam bagaimana pernikahan, mendidik anak, memperlakukan istri dan banyak lagi tuntunan lainnya. Dan terakhir Islam juga memiliki sistem pemerintahan, yang mengatur masyarakat Islam, dan Al Quran telah menetapkan kaidah-kaidah pemerintahan Islam ini, dalam bentuk yang paling ideal dan baik, yaitu pemerintahan yang didasarkan musyawarah, persamaan dan larangan kekuasaan individual.

21

BAB V PERAN PEMUDA 5. 1 Pemuda Adalah tonggak Kebangkitan Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam atas Rasulullah saw, beserta keluarga dan para sahabatnya dan orang-orang yang mendukungnya, selanjutny bahwa pemuda dan pemudi kita merupakan amunisi masa depan, buah cita-cita menuju kebangkitan umat, keluar dengannya dari keterbelakangan dan keterpurukan menuju kemajuan dan kecemerlangan, ketika kita menjalankan kewajiban bersama mereka dalam tarbiyah yang benar atas iman yang murni, jiwa yang baik, akhlaq yang suci dan mulia, membangun perasaan yang hidup, bersama para pemuda umat menuju kemuliaannya, bersungguhsungguh dalam mengembalikan kemuliaannya, melindungi agama dan negerinya, mengeluarkan harta karun yang terpendam di dalamnya, memanfaatkan sumber daya alamnya, menguasai energi dan potensinya, menghilangkan berbagai halangan dan rintangan yang menghalanginya tanpa mewujudkan misi ini, siap memikul segala penat dan beban di jalan menuju tujuan ini, demikian tujuan pertama yang dibawa Ikhwanul Muslimin, sehingga mampu mengembalikan kehormatan dan kemuliaan umat, mengembalikan kepemimpinan dan jati dirinya, mengembalikan kepada alam kemanusiaan terhadap apa yang hilang darinya berbagai hidayah dan petunjuk dan menimpa mereka akan sirnanya kebahagiaan dan kebaikan; karena Allah SWT memerintahkan agar jangan sampai melakukan dakwah dan pemikiran kecuali dengan kekuatan dan potensi pemuda, dan demikianlah sirah nabi saw dan sirah para shalihin yang mengabarkan kepada kita bahwa pemuda adalah pengendali nya dan penolongnya. Pemuda dalam tubuh umat adalah sumber kekuatannya, pembuat kemuliaannya, arsitek kehidupannya, tanda menuju masa depannya, karena mereka memiliki potensi dan kekuatan, memiliki banyak waktu dan keinginan, khususnya para pelajar yang -saat initelah selesai melaksanakan ujian. Pemuda yang memiliki kesempatan besar untuk mendapatkan pekerjaan dan amal yang sesuai keinginan mereka, ketika para pemilik ide dan hikmah di dalam tubuh umat memiliki proyek reformasi yang jujur, benar dan sesuai dengan aqidah umat, sejarahnya dan peradabannya, mereka selalu menghadirkan para

22

pemuda; karena mereka akan terdorong dengan penuh semangat untuk mengemban amanah ini dan berjalan dengannya menuju realisasi dan kejayaan. Demikianlah Ibnu Abbas mengabarkan kepada kita bahwa nabi saw bersabda pada saat perang Badar: Barangsiapa yang melakukan ini dan ini, dan berada di tempat ini dan ini maka ia akan mendapatkan ini dan ini, maka bersegeralah para pemuda menuju apa yang disebutkan, sementara para senior (orang tua) tetap berada menjaga bendera NasaI dan Baihaqi) Ibnu Abbas berkata: Tidaklah Allah memberikan kepada seorang hamba ilmu pengetahuan kecuali kepada para pemuda, karena banyak kelebihan dan kebaikan yang terdapat di dalamnya, kemudian beliau membaca firman Allah:

Mereka berkata: Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhalaberhala ini yang bernama Ibrahim. (Al-Anbiya:60) dan firman Allah:

Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk. (Al-Kahfi:13) dan firman Allah: Dan Kami berikan kepadanya hikmah pada usia masih kecil. (Maryam:12)

23

Oleh karena itu di antara prioritas dakwah reformasi yang penuh berkah kami ini adalah fokus pada pemuda, dan di antara karakteristiknya adalah kuatnya penerimaan para pemuda di berbagai tempat atas dakwah Ikhwan; beriman kepadanya, mendukungnya dan menolongnya, dan berjanji kepada Allah untuk bangkit dengan realistis dan bekerja di jalannya. 5. 2 Konspirasi Yang Tertuju Pada Pemuda Muslim Namun pada saat yang dibutuhkan umat peran yang banyak dari pemuda melalui adanya qudwah hasanah dalam berbagai bidang yang beragam; justru para pemuda sedang berhadapan dengan konspirasi besar dengan beragam jenis, bentuk dan sarananya; yang dilakukan oleh kelompok penguasa melalui pengendalian potensi umat dan mimbarmimbar tsaqafiyah, media dan tarbiyah, mazhab-mazhab yang batil, dakwah-dakwah yang sesat, film-film beraroma pornografi dan pornoaksi, narkoba yang merusak dan lain sebagainya dari berbagai corak penyimpangan dan penyesatan yang beragam, hiburan yang sia-sia, dan berbagai sarana pembawa kerusakan yang hingga sekarang masih merajalela; yang bertujuan untuk melemahkan kekuatan umat Islam dan meruntuhkan pertahanannya, menghancurkan imunitasnya, menyia-nyiakan harta dan generasinya, membunuh karakternya, menghancurkan akal para pemudanya, membuat keraguan pada agama dan manhaj-manhajnya, menjauhkan antara mereka dan nilai-nilai mulia yang ada dalam sejarah mereka, memberikan pendidikan yang acuh dan cuek, mengikuti hawa nafsu dan syahwat, tidak peduli dengan berbagai urusan umat dan mereka bekerja dalam usaha menyimpangkan para pemuda dari petunjuk pada kesesatan, menyia-nyiakan waktu dan potensi mereka pada sesuatu yang tidak bermanfaat baik agama dan dunia; sehingga mereka mampu menguasai para pemuda, berusaha menjadikan obsesi salah seorang dari mereka pemuda dan pemudi- pada fenomena yang kosong atau makanan yang enak, pakaian yang unik, kendaraan yang mewah, pekerjaan yang mengarah materi belaka dan julukan yang kering, sekalipun herus dengan beli kemerdekaannya, menginfakkan kehormatannya, dan menghilangkan hak umatnya. Dan oleh karena itulah umat terus berada pada keterbelakangan dihadapan umat yang mengalami kemajuan, mampu dikalahkan oleh musuh karena kelemahannya yang demikian merupakan usaha yang berkelanjutan untuk menghancurkan obsesi dan menghilangkan permusuhan atas mereka (musuh Islam), memilah-milah para pemuda umat untuk menghancurkan akhlaq mereka,

24

ditambah dengan ikut serta mereka saat di akhirat nanti, ke dalam neraka dan azab yang pedih naudzubillah. Konspirasi yang selalu menimpa para pemuda, Untuk melepaskan diri dari kesatuan berperang. Konspirasi yang selalu berkata kepada mereka; kemarilah, Kepada syahwat dibawah naungan minuman yang memabukkan. Konspirasi yang melemparkan pengaruh, Yang selalu diatur oleh syaitan pembawa kehancuran 5. 3 Peran Masyarakat Islam Kepada Pemuda Hendaknya diketahui bahwa masyarakat Islam membutuhkan akan pengerahan potensi yang besar untuk menghidupkan iman dalam jiwa pemuda, menumbuhkan perasaan tanggungjawab dari jiwa pemuda, baik dari para orang tua, kaum ibu, para guru, para duat, cendekiawan, wartawan dan pemimpin politik; akan pentingnya kerja sama, saling tolong menolong, dan mengerahkan segala potensi dan kekuatan dalam mengalihkan pemuda umat dari apa yang dapat membahayakan mereka agamanya, akhlaqnya dan kesehatannya, mendistribusikan kekuatan mereka kepada sesuatu yang memberikan manfaat untuk umat, dan kami melihat bahwa jalan untuk menuju hal tersebut adalah sebagai berikut: 5.3.1 Memberikan Pendidikan Kepada Pemuda Memberikan pendidikan kepada para pemuda untuk hidup di bawah naungan risalah yang mulia, membentengi mereka dengan ilmu pengetahuan dan kesadaran, dan mengobarkan semangat kesadaran yang terdiri pada ajaran Islam yang dapat merasuk dalam jiwa mereka, dan apa yang seharusnya menjadi kewajiban para pemuda akan istiqamah (integritas) dan Itidal (sikap lurus), sesuai dengan manhaj (Platform) Islami; sehingga mampu menjalankan tugas-tugas berat, dalam memberikan pelayanan agama, nusa dan bangsa mereka. Dan saya menyeru kepada seluruh universitas dan lembagalembaga ilmiah; milik pemerintah dan swasta, dan kelompok kelompok yang memiliki perhatian terhadap kemajuan umat masa sekarang dan masa depan bangsa untuk memperhatikan hal ini, dan itu berarti mendidik pemuda bangsa dan orang-orang yang bijaksana untuk memiliki kesadaran, dan siap menghadapi dengan sungguh-sungguh

25

terhadap berbagai konspirasi, menyadari apa yang diinginkan umat Islam dari berbagai niat jahat dan licik, dan jadikanlah tema tatsqif kepada para pemuda: Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (At-Taubah:119) . Dan janganlah kamu mentaati perintah orang-orang yang melewati batas, yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak Mengadakan perbaikan. (As-Syuara:151-152) 5.3.2 Memberikan Alternatif Kepada Pemuda Berusaha mencari alternatif yang lebih baik untuk mengisi kekosongan yang mendorong pemuda jatuh pada penyimpangan akhlaq. Dan dalam hal ini saya menyeru kepada pusat-pusat kepemudaan dan olah raga baik pemerintah maupun swasta, club-club sosial, dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat untuk memasukkan dunia Islam pada pelaksanaan daurah-daurah ilmiah dan keterampilan yang bermanfaat bagi pemuda, mengarahkan mereka untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan nyata yang beragam, sehingga mereka terbiasa untuk aktif dan merasakan eksistensi dan keberadaan mereka dalam hidup ini. 5.3.3 Memebrikan Kesempatan Kepada Pemuda Membuka kesempatan kepada para pemuda untuk ikut serta dan aktif dalam proyek kebangkitan dan reformasi yang integral, menyadari akan potensi mereka, sehingga dengan itu mereka terbiasa melakukan nilai-nilai positif, meninggalkan sikap acuh dan ketidakpedulian serta sikap-sikap negatif yang telah banyak merasuk dalam kehidupan para pemuda. Dan dari sini saya menyeru kepada para cendekiawan, koresponden politik, serta lembaga-lembaga tsaqafah, kelompok-kelompok dan yayasan-yayasan yang memiliki hubungan dengan penumbuhan kesadaran dan wawasan untuk memberikan sumbangan pemikiran dan pendapat, dan mendiskusikan permasalahan pemuda dan menyimak pendapat-pendapat mereka, menumbuhkan keahlian mereka untuk dapat ikut serta dalam

26

memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi umat, dan bersegera melakukan kebangkitan dengannya. 5.3.4 Menyatukan Para Pemuda Kepada para ulama yang memiliki perhatian terhadap pemuda hendaknya bersungguh-sungguh dalam menyatukan para pemuda umat ini, memberikan arahan kepada mereka, menghancurkan batu penghalang antara mereka dengan para pemuda umat, mengembalikan perasaan tsiqah yang telah hilang dari mereka, melalui mobilisasi peran positif mereka secara kongkret dalam memimpin kebangkitan ini, melalui pengokohan diri pada kalimat yang hak, memberikan peringatan kepada para pemuda dan umat akan berbagai fenomena yang menafikan dan bertentangan dengan syariat Allah SWT; yaitu dengan selalu menjaga persatuan umat, potensi dan kepemudaannya, dan juga menyatukan keseluruhannya untuk menghadapi ancaman yang berbahaya tersebut. Saya sampaikan bahwa para ulama memiliki peran yang besar dalam menjaga dan melindungi pemuda, memberikan kepuasan akan kebutuhan ilmiah dan tarbiyah mereka, kepuasan dalam ilmu yang benar dan tarbiyah yang sungguh-sungguh, diiringi dengan taqwa kepada Allah terhadap apa yang akan datang, yang ditinggalkan, difatwakan dan diberikan wawasan, karena tanpa ini semua maka para pemuda akan mencari kesibukan sendiri terhadap sesuatu yang dapat membangkitkan semangat mereka, memahami potensi dan kemampuan mereka bukan pada koridor yang sebenarnya, padahal Allah telah mengambil perjanjian dan menegaskan perjanjian tersebut pada ulama di setiap kepercayaan untuk menjelaskan kebenaran dan tidak menyembunyikannya:

Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya, Ali Imran:187) dan firman Allah:

Sesungguhnya orang-orang yang Menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya

27

kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati, kecuali mereka yang telah tobat dan Mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), Maka terhadap mereka Itulah aku menerima tobatnya dan Akulah yang Maha menerima tobat lagi Maha Penyayang. (AlBaqarah:159-160) Wahai para ulama murabbi ..(ketahuilah) bahwa pembinaan Pemuda bangsa atas kebanggaan, keberanian, kerja keras dan kesungguhan merupakan tanggung jawab kalian, dan kalian adalah yang paling berhak dan ahlinya. 5.3.5 Memberikan Pemuda Posisi dan Tanggung Jawab Kepada para pemimpin bangsa dalam berbagai bidang dan tingkatan; hendaknya memberikan kesempatan kepada para pemuda beberapa posisi dan tanggung jawab, dengan memberikan kesempatan kepada mereka yang dapat membuat mereka bebas bergerak dan memilih; guna mempersiapkan mereka, dan mengembangkan bakat dan mengeksplorasi potensi yang mereka miliki, dan juga memberikan kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang tua dan sesepuh, untuk mengambil manfaat dari pengalaman dan mencontoh ibrah dari pengalaman mereka; sehingga menyatu antara potensi pemuda dengan kebijaksanaan dari orang tua, membuahkan hasil menjadi orang yang cerdas dalam memberikan pendapat dan baik dalam kerja, dan demi Allah Umar bin Al-Khathab, yang mengambil dari pemuda umat ini yang memiliki kesadaran dan pencerahan untuk menjadi penasihatnya; ikut serta dalam majelis bersama para senior dan pemimpin, dan memberikan sesuatu (pendapat) yang bermanfaat untuk bangsa. Apakah sama orang yang berfikir maju, Dengan orang yang berfikir mundur, Barangsiapa yang mencari tujuan bukan pada, Kebenaran tidak akan sampai pada tujuan 5.4 Nasehat Untuk Para Pemuda Kalian adalah cita-cita dan harapan bangsa, dan kami mengetahui bahwa dalam diri kalian ada kebaikan yang besar, karena itu rasakanlah selalu wahai para pemuda apa yang sedang dialami oleh umat dan bangsa ini akan kehinaan, penindasan, realita yang menyedihkan, kondisi yang memilukan tidak menjanjikan akan kebebasan dan kemerdekaan yang diidamkan. Dan sadarilah, bahwa karena kalian lambat dalam bertobat dan kembali kepada Allah, menjadi sebab lambatnya kebenaran yang muncul di permukaan. Dan karena kalian bermalas-malasan dalam mengerahkan tenaga dan fikiran

28

dalam berdakwah pada kebenaran dan reformasi; maka menjadi penyebab lambatnya kemenangan umat kalian; karena Allah telah menjanjikan kepada kita kekuatan, kemuliaan dan kemenangan jika kita melaksanakan perintah-Nya dan komitmen dengan syariat-Nya. Allah berfirman: Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (Muhammad:7) Ketahuilah wahai para pemuda Islam, bahwa kebahagiaan di dunia dan akhirat berada di jalan ketulusan dan dakwah kepada Allah serta dengan selalu menjalin komunikasi yang baik dan pembawa sumber cahaya kepada umat baik dari para duat, orang-orang shalih, ulama, pemberi nasihat dan Ikhwan yang jujur. Kalian harus menjadi contoh yang memberikan pengaruh dalam kehidupan umat dan negeri kalian, kalian harus memiliki peran positif dalam melakukan perubahan terhadap kondisi yang memilukan ini; menuju realita yang lebih diridhai karena Allah, rasul-Nya dan orang-orang beriman, dan benarlah ungkapan di bawah ini: .. Wahai para pemuda, bekerjalah karena sesungguhnya kerja itu ada dalam diri pemuda. Jika saat ini kalian tidak mampu menguasai diri kalian, tidak mau bersungguhsungguh mengendalikan syahwat dan kecenderungan kalian, malah untuk mengerahkan tenaga pada umur yang baik kalian demi tegaknya aqidah, negeri dan masa depan umat kalian, kapan lagikah hal itu terjadi?!, Karena itu kemarilah bersama kami, kemarilah bersama kami wahai para pemudar, agar kita bisa berbuat dan bekerja bersama-sama membuat fajar baru, mengembalikan bersama-sama untuk mengembalikan kemuliaan yang dinanti-nantikan yang sedang dinanti-nantikan. Wahai para pemuda generasi Islam kembalilah, kalian adalah ruhnya dan dengan kalian akan menjadi pemimpin, kalian adalah rahasia kebangkitan yang telah lama hilang, dan kalian adalah fajarnya yang membawa cahaya baru, Allah Maha Besar dan segala puji hanya milik Allah.

29

BAB VI MAHABBATULLAH 6.1 Ada Apa Dengan Cinta Cinta itu abstrak, demikian sebagian orang berteori. Ia abstrak karena memang sulit, kalau tidak bisa dikatakan tidak mungkin, diungkapkan dengan bahasa kata. Ia ada hanya dalam rasa, yang kemudian menyemburat dalam sejuta realita. Manisnya senyuman, mesranya pandangan, lembutnya sapaan, utuhnya perhatian dan tulusnya pengorbanan, itulah bahasa cinta.
Oleh karena itu cinta tidak hanya membutuhkan pengakuan; saya mecintaimu semisal, namun ia lebih menuntut bukti dan kenyataan, yang terekspresi dalam totalnya perhatian dan pengorbanan demi sosok yang dicintainya. Cinta dan pengorbanan bak dua sisi mata uang yang tidak akan bisa dipisahkan. Keduanya akan selalu hadir pada tempat dan waktu secara bersamaan. Cinta tanpa pengorbanan adalah dusta, pengorbanan tanpa cinta adalah sia-sia.

Demikianlah abstraksi cinta. Ia akan terus membianglala memenuhi jagat rasa manusia, tanpa ia mampu menolaknya. Sebagaimana ia pun tidak akan mampu menghadirkan rasa cinta kepada seseorang atau sesuatu, manakala bianglala cinta belum menyelimuti cakrawala rasa. Ada dan tiadanya cinta akan sangat bergantung pada cuaca rasa yag menggelayut di langit hati seorang manusia. Kekentalannya pun amat sangat bergantung pada pekatnya mendung rasa yang mengkristal menyelimuti langit hatinya, untuk kemudian merubah diri menjadi titik-titik embun perhatian dan pengorbanan yang menetes-basahi kerontang persada alam kemanusiaan dirinya dan selainnya.
Kalau memang demikian kenyataannya, lantas bagaimana keniscayaan cinta harus membianglala dalam hati seorang muslim ?

6.2 Cinta Dalam pandangan Islam Ibnu al Qayyim al Jauziyah pernah berkata : Ketika seseorang jatuh cinta kepada sesuatu atau kepada sesamanya karena didorong oleh faktor-faktor fisik lahiriyah (kecantikan, kegagahan, kekayaan, keindahan, kemewahan dan lain sebagainya), maka sebenarnya dia tidak sedang jatuh cinta kepada yang dia cintai. Dia sebenarnya sedang jatuh cinta kepada
30

dirinya sendiri, atau lebih tepatnya kepada hawa nafsunya. Orang seperti kita ini, kata beliau, adalah orang yang tengah mencari keuntungan pribadi atas dalih cinta. Cinta seperti ini adalah cinta yang nisbi, bahkan palsu. Cinta yang tidak akan mungkin langgeng dalam keabadian. Indahnya taburan bunga-bunga cinta yang semerbak mewangi, dalam sekejap, bisa saja sirna, dan tercampak ke dalam sampah kehidupan, seiring dengan sirnanya faktor-faktor lahiriyah pendukung cinta itu sendiri. Bahkan tak jarang cinta seperti ini berpotensi untuk mendatangkan konflik, kebencian bahkan permusuhan. Allah Taala berfirman : Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa. (az Zukhruf : 67) Kenapa cinta seperti ini berpotensi melahirkan konflik dan permusuhan ? Karena ia tidak memancar dari sumbernya yang hakiki. Ibarat orang yang mereguk air sungai di bagian hilir yang sudah terkontaminasi oleh limbah kehidupan, maka bukan kesejukan dan kesegaran yang ia dapatkan, melainkan dahaga bahkan racun yang mematikan Namun ketika air yang diminum adalah air di bagian hulu, atau bahkan langsung dari mata airnya, maka ia bukan hanya menyejukkan dan menyegarkan, namun juga menyehatkan dan menghidupkan. Lantas di manakah mata air cinta (hakiki) itu memancar? Islam memandang mata air cinta hakiki itu adalah iman yang bersemayam di lubuk hati hamba yang bertaqwa. Darinya cinta akan mengalir suci lagi bening, gemriciknya akan menyenandungkan irama syahdu lagi hening, dan kesejukannya kan membasahi seluruh persada hati yang kering. Bahkan bukan itu saja, keindahan kelak keloknya yang bak untaian manik-manik mutiara putih akan nampak semakin indah saat kebeningan aliran cinta itu bertemu dan menyatu dengan kebeningan aliran cinta dari sumber yang lain. Itulah pertemuan cinta dua hamba yang sama-sama beriman. Tiada pertemuan yang lebih indah melebihi indahnya pertemuan di antara dua hamba yang sama-sama beriman, karena pertemuan di antara keduanya adalah pertemuan yang didasarkan pada rasa cinta yang sama, yakni cinta kepada Allah (mahabbatullah), cinta keduanya adalah cinta yang mengalir dari hati yang bersih.

31

6.3

Hakikat Cinta Dalam Islam Islam menetapkan bahwa tiada sosok yang berhak untuk dicintai karena sosok itu

sendiri kecuali Allah Subhanahu wa Taala. Sementara cinta kepada selain Allah haruslah dilandas-dasarkan kepada semangat mencintai Allah. Seorang mukmin yang mencintai sesuatu atau seseorang bukan karena cintanya kepada Allah, maka ia telah menduakan Allah di dalam cinta. Seperti seorang mukmin yang mencintai sesuatu karena keindahan, kemewahan dan kebagusannya semata. Atau mencintai seseorang karena kekayaan, kedudukan, kegagahan dan kecantikannya belaka. Dianggap menduakan Allah, karena seringkali cinta seperti ini mendorong orang lebih berpihak pada yang (dengan y kecil) dia cintai, meskipun itu nyata-nyata bertentangan dengan kehendak Yang (dengan Y besar) juga dia cintai Karena itu seorang mukmin tidak akan mampu, karena memang tidak akan mungkin, memikul dua cinta pada waktu yang bersamaan, yakni mencintai Allah sekaligus mencinta selain-Nya bukan karenan-Nya. Berapa banyak diantara kaum mukminin yang tetap bersama yang dicintainya, meskipun Allah Taala, Yang juga Dicintainya, memanggil-manggil mereka untuk beramal kebaikan, seperti shalat, shadaqah, shaum, dawah, jihad dan lain sebagainya. Pada akhirnya model cinta seperti ini bisa menjerumuskan seseorang ke lembah kehinaan syirik, yakni ketika seseorang mencintai atau menyenangi seseorang atau sesuatu yang dibenci Allah, seperti menyenangi mashiyat dan orang yang suka melakukannya. Allah Taala berfirman : Dan sebagian manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan. Mereka mencintai tandingan itu sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orangorang beriman amat sangat mencintai Allah.....( al Baqarah : 165 ). Ibnu Athaillah berkata : Ketika kamu mencintai sesuatu maka kamu pasti menjadi hamba dari apa yang kamu cintai itu, dan Allah tidak suka bila kamu menjadi hamba bagi sesuatu selain-Nya.

32

Abu Qasim Al Junaid juga berkata : Engkau tak akan mencapai hakikat ubudiyah (penghambaan yang sempurna kepada Allah) selama engkau masih menjadi hamba bagi sesuatu selain-Nya, yakni harta, istri, pangkat dan lain sebagainya. Dalam ungkapan lain Sufyan bin Uyainah mengatakan : Barang siapa yang mencintai Allah maka ia akan mencintai siapa saja yang dicintai Allah. Dan barang siapa yang mencintai siapa yang dicintai Allah, ia akan

mencintai apa saja yang dicintai Allah. Dan barang siapa yang mencintai apa yang dicintai Allah, maka ia akan cinta kepada ketidak-masyhuran.`` Rasulullah SAW juga bersabda : Kejujuran cinta itu terletak pada tiga hal, yaitu : 1. Lebih memilih kata-kata Kekasihnya, ketimbang kata-kata selainnya. 2. Lebih memilih bermujalasah ( berteman duduk ) dengan Kekasihnya ketimbang dengan selainnya. 3. Lebih memilih ridha Kekasihnya ketimbang ridha selainnya Kini jelaslah sudah bagi kita, bahwa cinta seorang mukmin itu hanya untuk Allah. Kalau pun mencintai selain-Nya, maka itu semata-mata karena cintanya kepada-Nya. Dia hanya akan mencintai sesuatu atau seseorang kalau cinta tersebut akan memperkukuh cintanya kepada Allah. Kalau tidak, maka dia tidak akan mungkin dipaksa untuk mencintainya. 6.4 Menggapai Cinta Kepada Allah Hasan al Bashri pernah berungkap : Barang siapa yang mengenali Rabb-nya, maka ia pasti akan mencintai-Nya. Karena itu barang siapa yang mencintai selain Allah, tidak dia nisbahkan kepada Allah, maka ini menunjukkan kebodohan dan lemahnya pengenalan (marifah) dia kepada Allah. Dari ungkapan Hasan al Bishri di atas, kita memahami bahwa cinta kepada Allah itu hanya akan hadir manakala kita telah menghadirkan dua prinsip dalam kehidupan ini, yaitu : 1. Marifatullah mengenali Allah) secara utuh di dalam jiwa.
33

2. Menyingkirkan seluruh perintangdan penghalang cinta kepada Allah, yakni dunia dengan segala gemerlap uthopianya. Dunia, dalam pandangan hamba beriman, hanyalah bayangan keindahan di dalam air. Ia ada hanya dalam prasangka. Sebab segala sesuatu selain Allah itu pada hakikatnya tidak ada, yang ada hanyalah Allah. Seorang ulama ahli hikmah pernah berujar : Keberadaan ciptaan Allah ini seperti sebuah bayangan pohon didalam air, ia tidak akan bisa menghalangi jalan perahu yang melintasinya. Karena itu tidak ada satu benda pun yang bisa menghalangi seorang hamba di dalam berjalan menuju Allah, kecuali kalau ia menyangka bayangan itu sebagai kenyataan yang betul-betul ada Memang ketika dunia yang tiada ini dianggap ada, maka dunia tidak akan pernah sunyi untuk sekedar dipergunakan buat merenung dan berfikir sekalipun. Suaranya teramat gaduh, berisik, membuat telinga menjadi pekak dan tuli, bahkan gelegarnya bisa merontokkan dinding dan benteng pertahanan iman. Fatamorgananya pun sangat menyilaukan, membuat perih di mata, sehingga selalu gagal mengais, menemukan dan memungut kebenaran. Jasad pun harus bersimbah peluh ketakutan, kecemasan, kebimbangan dan keputus-asaan. Ya Allah jauhkan kami dari tipu daya dunia yang menghalang-halangi kami untuk menuai keindahan-Mu dalam naungan Rahmat dan Ridha-Mu. 6.5 Pengaruh Cinta Kepada Allah Cinta kepada Allah (Mahabbatullah), sebagaimana pernah diungkapkan oleh Al Muqaddasi dalam Mukhtashar Minhaj al Qashidin, adalah puncak iman (al Ghayah al Qushwa). Di atas puncak itulah kita akan merasakan berjuta keindahan dan kelezatan ruhani, yang tidak bisa digambarkan dan dipahami oleh siapapun kecuali oleh orang yang telah sampai ke sana Ibarat perahu yang mengarungi samudra, maka Mahabbatullah adalah labuhan iman. Di situlah iman akan melabuhkan dirinya, dan di situ pulalah iman akan mereguk sejuta kenikmatan, kelezatan dan juga keindahan, yang tak akan mungkin dirasakan oleh iman yang belum melabuhkan diri dalam labuhan Mahabbatullah ini (Ya Allah bimbing hamba-Mu ini untuk selekasnya melabuhkan iman kami dalam labuhan cinta kepada-Mu)

34

Karena Mahabbatullah ini merupakan al Ghayatul Qushwa, maka sudah menjadi sebuah keniscayaan kalau dia akan menghadirkan nuansa-nuansa indah yang sarat dengan sentuhan-sentuhan samawi, di antaranya :

1. Kelezatan spiritual yang tiada tara di setiap kali seorang Muslim mewujudkan penghambaan dirinya, khususunya, dalam amaliyah ibadah mahdhah, seperti shalat, zakat, shaum, hajji, dzikir, tilawah al Quran dan lain sebagainya. Baginya ibadah mahdhah itu merupakan media bersua dengan Sang Kekasih. Saat itulah jiwanya akan terbang ke alam malakut untuk bercengkerama dengan-Nya, menyampaikan keluh kesahnya, pengharapannya, kecemasannya dan juga cinta kasihnya serta memahami kehendak-kehendak-Nya atas dirinya. Karena itu ibadah mahdhah, bagi seorang Muslim, bukanlah sebuah beban, melainkan kebutuhan asasi, yang dengannya

kerontang ruhani akan terbasahi, gelisah rindu akan terobati dan kedamaian sukmawi akan termiliki. 2. Terjauhkan dari perilaku-perilaku yang tidak disukai oleh Sosok yang dicintai, baik itu mahiyat, dosa, perilaku sia-sia dan sejenisnya, bahkan di hatinya akan terhunjam kebencian kepada semua tersebut. 3. Selalu mengingat dan menyebut Asma Nama) Allah yang penuh dengan Keagungan di setiap amaliyah yaumiyah (aktivitas harian). 4. Rela dan ridha terhadap semua yang telah digariskan oleh Allah Taala. 5. Merindukan perjumpaan hakiki dengan Allah Sang Kekasih. Jalan untuk menuju perjumpaan tersebut bernama maut kematian). Karena itu tidak ada peristiwa yang paling dirindukan dalam hidup di dunia ini kecuali peristiwa kematian. 6. Terajutnya tautan hati yang kokoh dengan sesama yang juga mencitai Allah, yang karenanya akan tercipta alaqah akhawiyah [hubungan persaudaraan] yang indah. 7. Menimbulkan rasa kasih terhadap sesama yang belum mampu mencintai Allah.

Khatimah. Allah Taala berfirman : Katakanlah : Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum, keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri

35

kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah, Rasul-Nya dan dari berjihad di Jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya adzab). Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orangorang fasiq. (al Taubah : 24) Rasulullah SAW bersabda : Tiga perkara yang apabila terdapat pada diri seseorang, maka ia akan merasakan lezatnya iman, yaitu : lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya dari pada yang lain, mencintai seseorang hanya karena Allah dan benci kembali kepada kekafiran sebagaimana ia benci apabila ia dilemparkan ke dalam neraka. HR. Bukhari) Cintailah Allah, karena Dia telah mencurahkan nikmat-nikmat-Nya kepadamu, dan cintailah aku karena cintamu kepada Allah, dan cintailah keluargaku, karena cintamu kepadaku. HR. Turmudzi). Allah Taala berfirman : Senantiasalah hamba-Ku beramal untuk mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah, sehingga Aku mencintainya, maka jadilah aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar dan sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat dan sebagai tangannya yang ia gunakan untuk memukul dan sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan, dan jika ia meminta kepda-Ku pasti Aku memberinya, dan jika ia meminta perlindungan kepada-Ku pasti aku memberi perlindungan kepadanya. HR. Bukhari). Termasuk doa Nabi Dawud AS adalah beliau membaca :
Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu bisa mencintai-Mu dan mencintai orang-orang yang mencintai-Mu dan memohon amal perbuatan yang bisa menyebabkan aku mencintai-Mu. Ya Allah jadikanlah cintaku kepada-Mu melebihi cintaku kepada diriku, keluargaku dan melebih cintaku kepadai air yang dingin. (HR. Turmudzi). Ya Allah, malam ini kami kembali hadir dengan setumpuk dosa yang kembali kami bawa kehadapan-Mu. Entah mengapa ya Allah, dosa demi dosa, ma`shiyat demi ma`shiyat ini selalu saja menghiasi lembar lembar kehidupan ini, padahal kami sudah berusaha untuk menghindarinya bahkan menghapuskannya. Namun selalu saja kami tidak berdaya `tuk menolaknya. Kesemuanya ini, ya Allah, merupakan ujud nyata betapa sangat lemahnya iman kami, betapa sangat redupnya cahaya ilmu kami, dan betapa kotornya jiwa kami.

36

Ya Allah, oleh karena itu kami merasa Kau tak lagi berkenan dengan simpuh kami ini. Kami menyadari kalau Kau mungkin tidak lagi percaya dengan ibaku ini. Namun kami meyakini, kalau Rahmat dan Ampunan-Mu itu seluas langit dan bumi. Dari itu ya Allah, ampunilah seluruh dosa dan kesalahan kami, baik yang kamu lakukan secara sengaja ataupun tidak, yang kami ketahui ataupun tidak. Kalau Kau mengampuni dosa dan kesalahan kami, itu semua kami yakini, karena Kau adalah Dzat Yang Pengasih lagi Pengampun. Namun bilamana Kau menolaknya, kepada siapa lagi kami harus meminta ampun. Ya Allah, izinkanlah pula untuk kesekian kalinya, kami mengadukan seluruh keluh kesah kami, seluruh pinta harap kami kepada-Mu. Kami ingin sepenuhnya hidup dalam rengkuhan kebersamaan-Mu, kami ingin cahaya-Mu ada dalam seluruh relung hati kami, dan kami ingin hati kami adalah cahaya-Mu. Karena itu pendarkanlah Cahaya-Mu ya Allah, dan singkapkanlah tirai penutup yang menghalangi Cahaya-Mu `tuk singgah bersemayam dalam lubuk hati kami. Ya Allah, kami sangat berharap, kiranya dengan Cahaya-Mu ini kami punya suluh penerjang jalan. Hingga kami tidak tersesat di perjalanan. Hingga kami bisa sampai, di stasiun terakhir perjalanan hidup kami nanti, dengan selamat, seraya memeluk erat Ridha-Mu, dan.., menikmati keindahan Wajah-Mu. Ya Allah, kabulkan seluruh pinta kami ini, Aamiin.

Harus ada jalan bagi kekasih untuk saling bercumbu. Harus ada tangga tempat mendaki. Harus ada titian untuk diseberangi, agar secepatnya bisa merengkuh keindahan Cinta-Nya.

37

BAB VII GHAZWUL FIKRI 7.1 Ghazwuk Fikri Mitos Atau Realita Di kalangan Islam terdapat perbedaan dalam menyikapi istilah Ghazwul Fikri. Sebagian mengatakan bahwa Ghazwul Fikri adalah mitos belaka, karena perbedaan pemikiran adalah sesuatu yang lumrah terjadi yang tidak perlu dipersoalkan, sehingga terjadinya saling mempengaruhi antara pemikiran yang satu dengan yang lain merupakan hal yang biasa, karena semua pemikiran manusia memiliki kesamaan dan kesetaraan. Istilah Ghazwul Fikri hanya muncul dari orang-orang yang ketakutan menghadapi realitas plural pemikiran manusia. Dan hal itu hanya muncul dari orang-orang yang berpikir sempit dalam menghadapi hidup ini. Sementara di pihak lain, menyikapi istilah ghazwul fikri adalah benar adanya. Hal itu disebabkan oleh sebuah pandangan bahwa pemikiran seseorang tidak bisa lepas dari pandangan hidupnya. Pandangan hidup adalah refleksi kehidupan manusia yang bersumber dari kultur, agama, kepercayaan, filsafat, ras dan sebagainya. Dengan pandangan tersebut, seorang Muslim memiliki pandangan hidup (worldview) yang berbeda dengan pandangan hidup lain, misalnya pandangan hidup Barat-Sekular. Ikadi adalah merupakan gerakan Islam yang memandang bahwa Dinul Islam adalah satu-satunya agama yang diterima oleh Allah, satu-satunya jalan hidup yang wajib diikuti oleh umat manusia untuk memperoleh keselamatan dan kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada para Rasul, sebagai hidayah daan rahmah Allah bagi umat manusia sepanjang masa, yang menjamin kesejahteraan hidup matrial dan spiritual, duniawi-ukhrawi. Agama Islam, yakni agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad sebagai Nabi akhir jaman, ialah agama yang diturunkan Allah yang tercantum dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi yang Shahih (Sunnah Maqbulah), berupa perintah-perintah, larangan-larangan, dan petunjuk-petunjuk untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat. Ajaran Islam bersifat kaffah, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisah-pisahkan, meliputi bidang-bidang aqidah, akhlak, ibadah dan muamalah dunyawiyyah. Islam adalah agama untuk penyerahan diri semata-mata kepada Allah, agama semua Nabi, agama yang sesuai dengan fitrah manusia, agama yang menjadi petunjuk manusia,
38

mengatur hablun minnallah wa hablun minan-nas. Agama rahmah bagi semesta alam, dan merupakan satu-satunya agama yang diridhai Allah, agama yang sempurna.(QS. Ali Imran: 19, 112) Dengan beragama Islam, setiap muslim memiliki landasan tauhidullah, dan menjalankan peran dalam hidup berupa ibadah (pengabdian vertikal) dan khilafah (pengabdian horisontal) dan bertujuan meraih ridha dan karunia Allah. Islam yang mulia dan utama itu akan menjadi kenyataan dalam kehidupan duniawi, apabila benar-benar diimani, dipahami, dihayati dan diamalkan oleh seluruh muslimin secara totalitas (kaffah). (Al-Fath: 29, Al-Baqarah: 208) Dengan pengamalan Islam yang sepenuh hati dan sungguh-sungguh, akan melahirkan manusia yang memiliki kepribadian Muslim, kepribadian Mukmin, kepribadian Muhsin dan Kepribadian Muttaqin. Setiap muslimin yang memiliki kepribadian di atas dituntut memiliki aqidah berdasarkan al-tauhid al-khalis (tauhid yang bersih) dan istiqamah, terhindar dari kemusyrikan, bidah dan khurafat. Dari uraian di atas, jelaslah bahwa dalam pandangan Ikadi realitas plural pemikiran dan pandangan hidup manusia meniscayakan terjadinya ghazwul fikri, karena Islam dinyatakan oleh Allah sebagai satu-satunya jalan hidup yang diterima dan diridhai Allah. Dan Syariat Islam yang dibawa oleh Rasul terakhir, Muhammad SAW merupakan sistem yang telah disempurnakan, menggantikan segala syariat yang telah diturunkan kepada para Nabi dan Rasul terdahulu. Selain Islam, tiada lagi selain kesesatan. Fama bada alHaqqi illa al-Dhalal. Kenyataan ghazwul fikri, juga diakui oleh para pemikir Barat, seperti Huntington dengan istilah Clash of Civilization (benturan peradaban), Peter Berger dengan Collision of consciousness (tabrakan persepsi). (Zarkasyi, Hamid Fahmi: 2005, p. 1) Gambaran tentang ghzwul fikri, atau benturan peradaban merupakan scenario yang tidak menyenangkan banyak pihak, namun ia memiliki unsur-unsur kebenaran yang dapat dimengerti. Realitas menunjukkan bahwa umat manusia terkotak-kotak oleh bangsabangsa dan peradaban. Karena masing-masing peradaban memiliki karakter yang berbedabeda, sudah tentu cara berpikir manusai dalam masing-masing perbedaan itu pun berbeda pula. Jika cara berpikir, cara pandang terhadap sesuatu, nilai-nilai moralitas dan sebagainya

39

suatu peradaban dimpor oleh atau diekspor kepada peradaban lain, maka dijamin pasti akan mengakibatkan pergolakan pada salah satunya. Pada tingkat social akan mengakibatkan kekagetan budaya (culture shock) dan pergolakan pemikiran, pada tingkat individu akan mengakibatkan kerancuan dan kebingungan (confusion) konseptual. Dan pada tingkt peradaban akan mengakibatkan clash of civilization atau lebih tepatnya clash of worldview. (Zarkasyi, ibid) 7.1 Benturan Peradaban Barat dan Islam Skenarion clash of civilization dari Samuel Huntington merupakan mata rantai dari upaya hegemoni peradaban dan pandangan hidup Barat atas peradaban Timur, termasuk dan terutama Islam. Semakin menguatkan hegemoni Barat tersebut pada abad ini, menunjukkan bahwa yang terjadi saat ini adalah perang pemikiran antara peradaban Islam dan kebudayaan Barat, atau pandangan hidup Islam dan worldview Barat. Tesis dan scenario Huntington adalah merupakan pengakuan dan legitimasi bahwa antara peradaban Barat dan Islam terdapat perbedaan. Jadi perbedaan yang diasumsikan mengakibatkan ketegangan, benturan, konflik, atau pun peperangan di masa depan, sebenarnya telah terjadi di masa lalu dan masa kini. Ia bukan sekedar ramalan dan khayalan, tetapi realitas konkret yang perlu diantisipasi atau setidaknya direduksi dampaknya. Eksposisi Huntington yang mengatakan bahwa konflik yang terjadi bukanlah konflik agama dan ideology, tetapi konflik kultur dan peradaban. Akan tetapi, harus disadari bahwa konflik peradaban adalah konflik pandangan hidup (worldview). Maka istilah ghazwul fikri adalah lebih relevan, karena saat ini peradaban Barat dengan world viewnya begitu gencar mempengaruhi, menyerang atau menghegemoni peradaban Islam dengan seluruh seginya. Perbedaan paradigma pandangan hidup Islam dan Barat dapat digambarkan sebagai berikut:

40

PARADIGMA PEMIKIRAN ISLAM DAN BARAT

Worldview Islam:

Worldview Barat:

Asas: Wahyu (al-Quran dan al-Hadith), akal, pengalaman dan intuisi Pendekatan: Tauhid Sifat: Otentisitas dan Finalitas Makna realitas dan kebenaran: berdasar pada kajian metafisis atas dasar wahyu. Objek Kajian: invisible dan visible. Elemen-elemen: konsep Tuhan, konsep wahyu, manusia, ilmu, agama, kebebasan (ikhtiar), nilainilai, moralitas

Asas: Rasional, spekulatif, filosofis. Pendekatan: Dichotomis, (materialisme dan idealisme) Sifat: Rasionalitas, terbuka dan selalu berubah. Makna realitas dan kebenaran: Pandangan sosial, kultural, empiris, rasional. Objek Kajian: tata nilai masyarakat Elemen-elemen: Agama, moralitas, filsafat, politik, kebebasan (hurriyat), persamaan, individualisme

AGAMA SEBAGAI SALAH SATU ELEMEN DARI SELURUH ELEMEN PERADABAN AGAMA SEBAGAI ASAS SELURUH ELEMEN PERADABAN

Lebih jauh benturan peradaban Islam dan Barat, dapat dilihat dari pandangan terhadap Islam dan umat Islam. Pada tingkatan tertentu Barat dapat menerima, bahkan menyukai ide-ide atau pemikiran umat Islam yang sejalan dengan pemikiran Barat, sebab dengan begitu dalam pandangan Barat, umat Islam tidak akan menentang agenda Barat. Terhadap kelompok ini, Barat akan memberikan support yang signifikans. Namun pada tingkat yang lain Barat dapat menentukan kelompok mana yg disukai atau tidak dari kelompok-kelompok yang ada dalam Islam. Sebuah laporan analisis dari National Security Research Division (Amerika Serikat), yang berjudul Civil Democratic Islam, Partners

41

Resources and Strategies, mengemukakan tentang pemetaan dan strategi menghadapi Islam. PEMETAAN DAN STRATEGI MENGHADAPI ISLAM Versi National Security Research Division Klasifikasi Islam Fundamentalis Ciri-ciri Menolak Saran & Strategi demokrasi, Hadapi dan lawan: dan menentang Islam penafsiran dan tentang tunjukkan

demokratisasi kultur Barat

kerancuannya Beberkan hubungannya dengan kelompok illegal. Muncul isu kekerasan, terorisme, dorong dan pancing mereka agar melakukan kekerasan Islam Tradisionalis Dsb untuk melawan

Konservatisme, curiga Dukung terhadap modernitas, fundamentalis: -

inovasi-perubahan dan peradaban Barat

terbitkan ketidaksukaan dan kritik mereka terhadap militasi kaum fundamentalis.

Dukung modernis

kerjasama dengan

antara

tradisionalis

yang dekat dengan modernis, Cegah persatuan tradisionalis dan fundamentalis Islam (Liberal) Dsb.

Modernis Mengingin dunia Islam Dukung sepenuhnya: menjadi bagian dari Publikasikan karya2 mereka

42

modernitas global. Islam harus melakukan modernisasi agar selalu sesuai dengan -

dengan subsidi dana Dorong agar mereka menguasai media massa Dukungan dana untuk kajian, penelitian, diklat yang mengarah kepada liberalisasi Islam. Dsb.

perkembangan jaman.

Islam Sekularis

Menginginkan Islam agama

dunia Dukung dengan hati-hati: Menyebarkan pengakuan bahwa fundamentalisme-radikalisme adalah musuh bersama, Hindarkan agar kelompok secular tidak bergabung dengan

memisahkan dari negara,

agama adalah urusan individu, menginginkan dari agama bahkan lepas

ikatan-ikatan -

kelompok anti Amerika, Dukung pemikiran bahwa Islam tidak mengatur kehidupan negara, sehingga pemisahan agama dan negara tidak membahayakan

iman, bahkan menguatkan karena banyak persolan politik yang bisa mengotori agama. (Dikutip dari Hamid Fahmi Zarkasyi, Ghazwul Fikri: Gambaran tentang Benturan pandangan Hidup, 2005) Dari keempat kelompok tersebut yang mendapat dukungan penuh adalah kelompok modernis (liberal), karena dianggap sesuai dengan peradaban Barat, atau setidaknya dapat menerima Barat, sehingga dapat dijadikan alat pendukung bahkan penyalur hegemoni pemikiran Barat atas pemikiran Islam dan umatnya. Dukungan Barat terhadap Islam Liberal disalurkan melalui berbagai agensi, seperti Yayasan AMINEF, The Asia Foundation, Geoge Sorosh Foundation, Tifa Foundation, Ford Foundation (Amerika Serikat), Canada-Indonesia Development Agency (Canada), The British Council (Inggris) dan lain-lain.

43

Dari sejumlah LSM-LSM asing tersebut yang paling aktif menggarap umat Islam, khususnya di Indonesia adalah The Asia Foundation (TAF). Mereka mengatakan, bahwa dalam rangka mendorong tegaknya nilai-nilai inklusif dan pluralis dalam masyarakat muslim Indonesia yang mayoritas, TAF telah memberikan bantuan kepada berbagai ormas Islam sejak thun 1970-an, yang hingga kini telah mencapi tidak kurang dari 30 ormas dn LSM Islam yang mendapat kucuran dana segar tersebut. Seluruh LSM tersebut membawa missi untuk mengembangkan Islamic Discourse dengan arahan: 1. Islam dipahami dengan pandangan hidup Barat 2. Islam digunakan untuk mendukung kolonialisme dan hegemoni Barat atas Islam dan dunia Timur umumnya. 3. Islam digunakan untuk mendukung ide-ide Barat. Dengan arahan wacana keislaman di atas, LSM-LSM Barat tersebut mendorong untuk diangkatnya isu-isu mengenai demokratisasi, gender, hak asasi manusia, pluralisme agama, multikulturalisme, liberalisme, sekularisme dan relativisme. Dan program unggulan yang diangkat adalah Reformasi Pendidikan Islam dan Reformasi Pesantren.

44

BAB VIII NARKOBA 8.1 Apa Itu Narkoba Menurut WHO (1982)Semua zat padat, cair maupun gas yang dimasukan kedalam tubuh yang dapat merubah fungsi dan struktur tubuh secara fisik maupun psikis tidak termasuk makanan, air dan oksigen dimana dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi tubuh norma, Disini akan kami jelaskan tentang jenis-jenis narkoba, yaitu diantaranya adalah : 8.1.1 Narkotika Narkotika adalah Zat/ obat yang berasal dari tanaman atau sintetis maupun semi sintetis yang dapat menurunkan kesadaran, hilangnya rasa , mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan 8.1.2 Psikotropika Zat/Obat Psikotropika Zat/obat alamiah atau sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. 8.1.3 Zat Adiktif Zat adiktif adalah Bahan lain bukan narkotika atau psikotropika yang pengunaannya dapat menimbulkan ketergantungan baik psikologis atau fisik. Mis : Alkohol , rokok, cofein. 8.2 Bahaya Narkoba Bagi Remaja Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian meningkat Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan

45

tinggal kenangan.Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Kalau dirata-ratakan, usia sasaran narkoba ini adalah usia pelajar, yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bahaya narkoba sewaktu-waktu dapat mengincar anak didik kita kapan saja. Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan terlarang.

Sementara nafza merupakan singkatan dari narkotika, alkohol, dan zat adiktif lainnya (obat-obat terlarang, berbahaya yang mengakibatkan seseorang mempunyai

ketergantungan terhadap obat-obat tersebut). Kedua istilah tersebut sering digunakan untuk istilah yang sama, meskipun istilah nafza lebih luas lingkupnya.

Narkotika berasal dari tiga jenis tanaman, yaitu (1) candu, (2) ganja, dan (3) koka .Ketergantungan obat dapat diartikan sebagai keadaan yang mendorong seseorang untuk mengonsumsi obat-obat terlarang secara berulang-ulang atau berkesinambungan. Apabila tidak melakukannya dia merasa ketagihan (sakau) yang mengakibatkan perasaan tidak nyaman bahkan perasaan sakit yang sangat pada tubuh (Yusuf, 2004: 34). 8.3 Bahaya Narkoba Bagi Pelajar Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar.Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok. . Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di

kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan. Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar-red) adalah sebagai berikut: 1. Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian, 2. Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran, 3. Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah, 4. Sering menguap, mengantuk, dan malas, 5. Tidak memedulikan kesehatan diri dan Suka mencuri untuk membeli narkoba.

46

8.4

Upaya Pencegahan Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar, sudah

seyogianya menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dan masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak kita. Adapun upaya-upaya yang lebih kongkret yang dapat kita lakukan adalah melakukan kerja sama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau mungkin mengadakan razia mendadak secara rutin. Kemudian pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri dengan memberikan perhatian dan kasih sayang. Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah. Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya mereka jalani. Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan sebagai orang tua, harus sigap dan waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anakanak kita sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik kita, dari bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan kita untuk menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik .

47

48

49

50

Anda mungkin juga menyukai