Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

Negara kita, Indonesia hanya mengenal 5 macam agama saja sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Namun pada saat pemerintahan berada ditangan K.H. Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan Gus Dur, ajaran agama Khonghucu disahkan menjadi ajaran agama yang legal di Indonesia. Dalam pasal 29 ayat 2 UUD 1945 tercantum bahwa : Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk beribadat dan memeluk agama dan kepercayaannya masingmasing. Dengan adanya pasal tersebut harusnya memberikan kebebasan beragama bagi seluruh rakyat yang ada di Indonesia. Akhir-akhir ini banyak muncul ajaran-ajaran agama baru dan salah satunya adalah ajaran Tahta Suci Lia Eden. Namun ajaran agama tersebut dinyatakan haram dan sesat oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia) sehingga ajaran agama tersebut dilarang d Indonesia dan pemimpinnya sendiri, Lia Aminudin alias Lia Eden telah dipenjarakan selama 2 tahun. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?, padahal Negara kita menjamin

kemerdekaan untuk beragama sesuai dengan yang tertera di dalam pasal 29 ayat 2 UUD 1945. Apakah ajaran agama tersebut tidak memiliki pengikut sehingga dilarang?, dan apakah ajaran tersebut memang benar-benar menyesatkan?. Di dalam makalah ini, saya akan memaparkan tentang ajaran Tahta Suci Lia Eden, dan mengapa ajaran tersebut dikatakan sesat menjamin setiap warga Negara kepercayaannya masing-masing . padahal pasal 29 ayat 2 UUD 1945 untuk memeluk agama dan Indonesia

ISI
Lia Eden lahir di Surabaya, Jawa Timur pada 21 Agustus 1947. Ibunya bernama Zainab dan bapaknya bernama Abdul Ghaffar Gustaman, seorang pedagang dan pengkhutbah islam aliran Muhammadiyah. Pada umur 19 tahun, dia menikah dengan Aminuddin Day, seorang dosen di Universitas Indonesia dan dikaruniai empat orang anak. Pada awalnya dia adalah ibu rumah tangga biasa yang hanya lulusan SMA. Dahulu dia juga sempat berprofesi sebagai perangkai bunga. Menurut Lia, perstiwa ajaib yang pertama dia alami adalah sewaktu dia melihat sebuah sebuah bola bercahaya kuning berputar dan lenyap saat berada tepat diatas kepalanya. Hal ini terjadi saat dia sedang bersantai dengan kakak mertuanya di serambi rumahnya pada tahun 1974. Menueutnya lagi, pengalaman ajaib kedua yang mengubah prinsip hidupnya didapat saat dia sedang sholat. Pada waktu itu dia merasakan kehadiran pemimpin rohaninya, Habib al-Huda yang mengaku bahwa dirinya adalah Jibril. Setelah kejadian tersebut, Lia Eden mengaku mendapat bimbingan langsung dari Jibril sejak tahun 1997 hingga sekarang. Selama dalam proses pembimbingan itu, ia mengatakan bahwa Malaikat Jibril menyucikan dan mendidik Lia Eden melalui ujian sehari-hari yang sangat berat termasuk pengakuan-pengakuan kontroversial yang disampaikan kepada masyarakat merupakan perintah dari Jibril. Proses penyucian itu menurutnya sangat berat dan tak pernah berhenti hingga Tuhan mengganti namanya menjadi Lia Eden untuk mengganti namanya yang lama. Di dalam penyuciannya, ia mengatakan bahwa Tuhan menyatakan Lia Eden sebagai pasangan Jibril sebagaimana ditulis di dalam kitab-kitab suci sebelumnya. Dan ia

mengatakan bahwa dialah yang dinyatakan Tuhan sebagai sosok surgawiNya di dunia. Selain menganggap dirinya sebagai penyebar wahyu Tuhan dengan perantara Jibril, dia juga menganggap dirinya mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan orang sakit. Dia juga telah mengarang lagu, syair dan buku sebanyak 232 halaman dengan judul, Perkenankan Aku Menjelaskan Sebuah Takdir yang ditulis dalam waktu 29 hari. Pada tahun 1998, ia menganggap dirinya Imam Mahdi yang muncul di dunia sebelum hari kiamat untuk membawa keamanan dan kedilan di dunia. Selain itu dia juga memanggil dirinya Bunda Maria, ibu dari Yesus Kristus. Lia juga mengatakan bahwa anaknya, Ahmad Mukti adalah Yesus Kristus. Dan pada tahun 2000, para pengikut-pengikutnya meresmikan agama Salamullah ini sebagai sebuah agama baru. Agama yang dibawa oleh Lia ini berhasil mendapatkan kurang lebih 100 pengikut pada awal diajarkannya. Penganut agama ini terdiri dari para pakar budaya, golongan cendekiawan, artis music, drama dan bahkan pelajar. Mereka dibaptis sebagai pengikut agama Salamullah. Karena Lia merupakan seorang penulis dan pendakwah yang handal, maka ia bisa meyakinkan orang mengenai kebenaran dakwahnya. Sejak 2003, kumpulan Salamullah ini memegang kepercayaan bahwa setiap agama adalah benar adanya, sehingga pada bulan Desember 2007, MUI (Majelis Ulama Indonesia) telah melarang ajaran agama ini karena dianggap telah menyelewengkan kebenaran mengenai ajaran agama islam. Ketua MUI, Drs. H. Amidhan mengatakan: Kalau dikategorikan penodaan agama ya harus dibubarkan. Kalau kepercayaan dipendam sendiri ya tidak masalah. Tetapi soalnya megajak orang lain jadi harus diberlakukan sesuai koridor hukum yang berlaku 1.

1 www.detiknews.com, 15/12/2008

Para pengikutnya kemudian membalasnya dengan mengeluarkan Undan-Undang Jibril (Gabriels Edict) yang mengutuk MUI karena menganggap MUI berlaku tidak adil dan telah menghakimi mereka dengan sewenang-wenang. Kumpulan Salamullah ini juga terkenal karena serangannya terhadap kepercayaan masyarakat Jawa, mengenai mitos tentang Nyi Roro Kidul yang didewakan sebagai Ratu Pantai Selatan. Agama Salamullah mengakui bahwa nabi Muhammad SAW adalah nabi yang terakhir tetapi juga mempercayai bahwa pembawa kepercayaan yang lain seperti Buddha Gautama, Yesus Kristus dan dewi Kwan Im akan muncul kembali di dunia.

Sebenarnya

jika

kita

membuat

agama

baru,

pemerintah

akan

menjamin kepercayaan tersebut dengan catatan:


1. Agama tersebut tidak berkaitan dengan agama yang sudah ada 2. Agama tersebut tidak menimbulkan keresahan di dalam masyarakat 3. Dan agama tersebut tidak menyimpang dari norma-norma Negara

dan masyarakat.2 Namun agama Salamullah tidak memenuhi 3 kriteria diatas sehingga agama ini dianggap sebagai agama yang sesat dan terlarang. Selain menyimpang dari 3 kriteria diatas, agama Salamullah juga menginginkan agar dihapuskannya agama Islam dan hal inilah yang membawa Lia Eden dijebloskan ke penjara dengan pasal penodaan agama.

2 www.indonesiaindonesia.com, 07.21, 15/10/07

KESIMPULAN
Sebenarnya kemunculan agama Salamullah dan agama-agama lainnya yang dianggap sesat bisa dihindari jika tiap-tiap warga Negara Indonesia membentengi dirinya dengan iman dan taqwa yang cukup sesuai dengan kepercayaan yang dianut masing-masing. Dengan adanya pembentengan diri yang cukup, tentunya kita tidak akan mudah untuk terpengaruhi oleh ajaran-ajaran agama baru yang bermunculan. Dan tentunya bila ajaranajaran agama tersebut susah untuk mendapatkan pengikut tentunya mereka akan mundur teratur dengan sendirinya. Selain itu, peran serta dari para tokoh pemuka agama juga sangat berpengaruh. Kurangnya penyuluhan dan pembelajaran agama kepada masyrakat di desa-desa akan dimanfaatkan oleh agama-agama sesat tersebut untuk menyebarkan ideologinya. Kekurangan informasi dan rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di desa memudahkan agamaagama tersebut menyebarkan ajaran sesatnya di daerah pelosok. Oleh karena itu para tokoh agama juga harus sering memberikan semacam

penyuluhan dan siraman rohani kepada masyarakat di daerah-daerah pelosok secara rutin dan berkala untuk meminimalisir penyebaran ajaranajaran agama yang dianggap menyesatkan. Penindakan yang adil dan tegas oleh pemerintah kepada para pelaku penodaan agama tentunya sangat diperlukan disini agar oknum-oknum tersebut mendapatkan efek jera tanpa harus melanggar hak-hak yang dimiliki oleh semua warga Negara sesuai undang-undang yang berlaku di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
1). DPPAI UII, Akidah Islam, UII Press, Yogyakarta, 2006. 2). www.detiknews.com 3). www.indonesiaindonesia.com

PERKEMBANGAN DAN PRO KONTRA AJARAN LIA EDEN DI INDONESIA

Disusun Oleh: FACHRIZAL FARIDZ A. M 20070510139

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA AGUSTUS 2009

Anda mungkin juga menyukai