Bagaimana Membangun Brand Anda

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 13

BAGAIMANA MEMBANGUN BRAND ANDA?

SmartEmotion Radiotalk, Bp Anthony Dio Martin, 1 Maret 2012

Pak Anthony Dio Martin baru balik dari Malaysia. Beliau berada di Malaysia selama 10 hari menghadiri pertemuan para trainer international di Kuala Lumpur. Branding adalah salah satu topic yang dibahas disana, yang juga menjadi topic kita pagi ini. Ada dua kasus menarik yang didapat dari KL: KFC. Seorang pelanggan marah marah karena pelayanan petugasnya terlalu lama. Petugas itu kemudian keluar dan memukul pelanggan itu. Penanganan masalah itu terlalu lama sehingga KFC USA ikut turun tangan. Toyota. Walaupun belum sampai terjadi kecelakaan, karena ada kekurangan tehnis, Toyota menarik kembali 500 ribuan mobil untuk diperbaiki. Tindakan Toyota ini menciptakan citra (image) yang baik dimata pelanggan.

Pak Anthony Dio Martin juga baru selesai memberikan training Coaching & Counseling bersama Pak Max Sandy yang dihadiri oleh sekitar 50 orang. Pagi pagi tadi Pak Martin sudah menerima satu email yang manis, dari seorang pesertanya, Bp Erik Iskandar, yang menyatakan beberapa kekagumannya terhadap Pak Martin dan Trainingnya: Sangat terkesan dengan semangat, gairah dan energy dari Pak Martin. Merasa terinspirasi oleh training ini. Sebagai Trainer muda, merasa mendapatkan Role Model: Pak Martin. Pulang training dengan membawa manfaat yang sangat besar.

Tanggapan Pak Martin: Appreciation is the nature of maturation. Kemauan orang untuk memberikan apresiasi menunjukkan kematangan seseorang. (jadi, supaya jangan jadi orang yang mentah alias kurang matang, berikanlah motivasi kepada orang lain melalui apresiasi yang tulus)

Seberapa penting branding bagi seseorang? Branding adalah bagian dari kecerdasan emosional tentang bagaimana kita memasarkan diri kita. Suka atau tidak, kita seringkali menilai orang

lain, juga dinilai oleh orang lain. Branding penting karena inilah persepsi orang lain terhadap kita. (branding/ trade mark: memasang merek/label dimata orang lain) Terkadang satu hal kecil bisa memengaruhi bagaimana penilaian orang terhadap diri kita. Cara kita mengirim email, cara berpakaian, akan menimbulkan kesan tertentu. Pernah ada seseorang yang berpakaian lusuh, dikira office boy dan diperintah oleh seorang peserta training. Ternyata, dia itu adalah Trainer nya..(Sungguh tragis! Selain bobot ilmu, penampilan juga penting rupanya.pesan moralnya: jangan menilai orang dari penampilannya jadi boleh boleh aja dong berpenampilan sesuka kita.? Nah lumayan bingung kan? ;-)).

Branding Test. Tanyakan 3 hal tentang pendapat orang terhadap diri kita. Contoh 3 kata dari Pak Martin tentang Mbak Riri: semangat, ceria, baik hati. Semangat Mbak Riri ketika berbicara, tawanya yang renyah (krupuk kali;-)) dan keterlibatannya membantu orang yang terabaikan, adalah hal hal yang menggambarkan sosok seorang Riri Artakusuma. Jenis Branding. External Branding: apa yang kita munculkan keluar, apa yang bisa mempromosikan diri kita kepada orang lain. Internal Branding: bagaimana kita melihat diri sendiri. Yang mana yang lebih penting? Keduanya harus selaras. Jurang perbedaan antara keduanya bisa menjadi masalah.

2C: Competency + Credibility. Competency adalah kemampuan, expertise kita. Credibility adalah bagaimana kita memasarkan diri kita sehingga menimbulkan kepercayaan orang. Mempromosikan diri: mengutarakan inilah diriku, ini service yang mampu kita berikan. Contoh yang dilakukan oleh Pak Martin tentang branding: passion beliau tentang EQ, memperjuangkan supaya EQ bisa dikenal dan dimasayarakatkan secara nasional. Setiap hari beliau mempromosikan apa yang beliau tahu, bukan tentang dirinya, melalui FB, Twitter, tulisan di majalah, dan lain lainnya. Branding menyangkut 2 C: Competency & Credibility. Tips Pak Martin:

Apa yang kita berikan kepada dunia akan dikembalikannya kepada kita. Give and Take, bukan Take & Give. (beri dulu baru mintajadi impas dong? ;-))

Menyembunyikan pengetahuan dari orang lain dan hanya untuk kepentingan sendiri, adalah tanda orang yang bermental kekurangan (Scarcity Mentality..kayak scar yang mencoreng mukanya.lawan dari Abundance Mentality, asas berkelimpahansemuanya kebagian kok, gak usah berebutan..)

Ada satu cara bagus untuk meningkatkan 2 C kita, yaitu dengan mengikuti training: Trainer In Action (Sertifikasi International: ELT) 12-15 March 2012 Registrasi: 021 351 8505 Bonusnya banyak sekali, termasuk bekal bekal yang diperlukan para Trainers. Training ini mengajarkan bagaimana membangun brand sebagai trainer. Training ini bersumber dari MWS: Mini Workshop Series. Salah satu trainer dari MWS menjadi juara 1 dalam kontes training internasional di Australia. MWS adalah satu lembaga yang memperjuangkan supaya perusahaan mempunyai trainer internal. Dengan begitu perusahaan tidak selalu harus memakai trainer external trainer. Biaya training perusahaanpun dapat dihemat.

Membangun Branding. 1. Branding harus dimulai dari sadar diri sendiri dulu. Branding Anda seperti apa. 2. Tanya orang 3 kata yang menggambarkan persepsi orang tentang Anda. Atau check di Google: ketik nama lengkap, klik enter, lihat seberapa banyak hits untuk nama anda (ADM: 54 ribuan!). Tapi hati hati karena orang klik bisa karena hal yang bagus, bisa juga karena hal yang jelek.

3E Tentang Branding Exposure. Bagaimana pandangan orang tentang kita. Experience. Bagaimana pengalaman orang berinteraksi, berkomunikasi dengan kita.

Engage. Bagaimana kelanjutannya, apakah orang masih mau kenal kita lebih lanjut atau tidak.

Diskusi Telpon/ SMS. Branding Yang Kurang Dan Yang Berlebih. (Bp Taufik). Ada orang yang tidak punya sesuatu tapi selalu mencitrakan dirinya sebagai punya sesuatu. Tidak tahu tentang leadership atau tentang computer, tapi dia bicara sedikit tentang hal itu, seakan dia tahu banyak. Sebaliknya ada orang yang memiliki sesuatu, tapi tidak pandai branding sehingga dia terjebak dalam persepsi orang lain yang kurang bagus. ADM: Setiap apa yang kita lakukan ada konsekuensinya. Kalau apa yang dikatakannya ternyata tidak sesuai, maka ini akan berdampak pada branding dia sendiri. Ungkapan Fake IT Until You Make It (berpura puralah terus sampai Anda betul betul mampu melakukannya), tidak disetujui oleh Pak Martin karena perlu ada kedalaman pengetahuan yang mendasarinya. (in depth). Orang bisa termotivasi dengan cara ini, tapi cepat atau lambat orang akan tahu juga seberapa dalam pengetahuan kita tentang hal itu. Pak Anthony Dio Martin sendiri diberi title The Best EQ Trainer Indonesia oleh Gramedia. Dengan title itu, beliau harus bisa menjawab segala pertanyaan hal tentang EQ. Kalau tidak, branding beliau akan terpengaruh. Branding: IQ atau EQ? (Bp Bambang). Pengaruh kualitas diri dengan sikap memberi atau menerima. ADM: Ini menyangkut keduanya, IQ dan EQ: Competency & Credibility (seperti keterangan diatas tentang 2 C). Kita harus memberi dulu, baru menerima. Ini mempengaruhi kredibiitas kita. Nila Dan Susu (Bp. Harry). Pepatah: Karena nila setitik, rusak susu sebelanga, bisa terjadi dalam usaha branding. Penampilan bagus, tapi ada lubang kecil di baju. Beliau menceritakan dengan terus terang tentang kekurangan itu kepada audiens. Tanggapan audiens malah bagus, dan rasa PD beliaupun meningkat kembali. ADM: Pada umumnya manusia adalah pemaaf. Pengakuan atas kesalahan yang dibuat akan dimaafkan. Dalam training tentang Stress Management, Pak Martin cerita bagaimana, saat kaos kakinya dibuka, ternyata ada bolongnya. Komentar beliau: Kaki saya lagi butuh oxygen nih... Kalau kita bisa menceritakannya dengan rendah hati, orang akan memaafkan. Sikap defensive malah mengundang serangan lebih gencar dari orang lain. Minta maaf sajalah. (ha ha ha ha, jawaban yang lucudijahit lagi aja, Paknanti kalau kurang oxygen, dikipas kipas..uuuh, baunya jadi nyebar kemana mana.;-)). Branding Ke Atasan Atau Bawahan? ADM: Lebih baik ke atasan karena atasan yang menentukan gaji( dari sisi politis), tapi jangan melupakan bawahan juga. (yah, cuma atasan dan bawahan yang disebut, kasihan golongan menengah, gimana nasib si middle managers ya.?)

Sales = Jual Diri. ADM: Sell yourself before you sell your product. Jual diri anda dulu sebelum menjual produk anda. Kalau pelanggan sudah suka kepada kita, maka kecenderungannya, lebih mudah menjual produk kita. Pertimbangan Lingkungan. ADM: Ada 3 hal yang perlu diperhatikan: apa yg ditampilkan, bagaimana menampilkannya, kepada siapa kita tampilkan (bagaimana lingkungannya). Contoh: main biola terlalu keras pada lingkungan yang tidak suka biola, kurang pas. Branding harus disesuaikan dengan lingkungan.

Kesimpulan: Dengan Branding yang bagus, tidak usah kuatir kena PHK, pasti ada yang menampung kita atau bahkan pasti tidak di PHK. Orang akan percaya kepada kita dan membeli produk kita. Mari kita yakin, rasakan: Anda adalah The Walking Brand. Apapun yang Anda lakukan, apakah selagi menyetir, berbicara, Anda membawa Brand Anda.

Komentar Serius Meniru Brand. Bedanya meniru branding diri dan branding produk: kalau meniru brand/ merek orang lain, maka kita akan dituntut dipengadilan; tapi meniru cara branding orang yang sukses, membawa kita menuju sukses juga.Lebih baik lagi: temukan cara unik kita sendiri untuk branding. (contoh branding MindWeb: Berpikir Tanpa Mikir) Semua Brand/ Merek punya harga. Branding yang baik akan menaikkan dua harga kita: harga diri dan harga pasar alias bayaran kita. Saran: hindari harga yang satu ini: harga mati, karena disamping tidak fleksibel juga statis.gitu gitu aja, gak maju maju.

Best regards, eka wartana penulis buku MindWeb konsep Berpikir Tanpa Mikir (sudah ada di Gramedia seluruh Indonesia).

How To Be An Expert In Your Field? (Bagaimana Menjadi Seorang Ahli Di Bidang Anda?)
SmartEmotion, Anthony Dio Martin, 16 Februari 2012

Setiap orang, apapun pekerjaannya, bisa menjadi seorang ahli (expert). Apa yang harus diketahui, dilakukan terlebih dulu? Dalam bukunya, Management Intrapreneurship (Pemburu dan Petani), Pak Martin memberikan tips tentang bagaimana kita harus bangun Personal Mastery dulu untuk bisa mencapai sukses. Janganlah pergi ke jalan yang sudah biasa dilalui orang lain, tapi pergilah ke jalan yang jarang dilalui orang dan tinggalkan jejak kita disana. (kalau kesasar nanti gimana.? Apa gak ada rampok nya? ;-)) Yang pertama harus dilakukan: Lakukan inventory buat diri kita, untuk mengukur diri kita dengan SIAP. SIAP: S: Skill. Apa skillmu, seberapa tinggi skill itu dikuasai? I : Interest. Apakah Anda betul betul tertarik untuk itu, tertarik dibagian mananya? A: Atitude. Bagaimana attitude kita akan bidang itu? P: Pengalaman. Punya pengalaman gak? Kemungkinan sukses akan lebih besar kalau lebih banyak pengalamannya. Kenapa Mastery itu diperlukan? Selain kita akan dibayar lebih mahal, juga untuk popularitas. Orang lain akan mencari kira dan mengikuti apa yang kita katakan, pernyataan kita di tunggu tunggu. Contoh: Dosen dibayar Rp 100-200 ribu/ jam, Speaker ada yang dibayar sampai Rp 60 jt/ jam. Dengan bayaran sebesar itu bukan berarti Speaker sekian kali lipat lebih pintar dari Dosen, tapi dia tahu bagaimana menjual dirinya(pantas aja harga speaker di sound system ku mahal ya....? ;-)) Anda pasti punya satu keahlian yang anda kuasai. Orang seringkali terlalu meremehkan pengetahuan yang mereka miliki, padahal banyak orang lain yang membutuhkannya. Kita bisa membantu orang lain dengan keahlian kita. Martin Luther King dengan puisinya bercerita tentang tukang sapu, yang intinya: Lakukan pekerjaan menyapu jalan dengan luar biasa, sama seperti Michael Angelo, Beethoven, membuat karya karya besarnya.supaya sampai2 penghuni surga dan bumi berkomentar: Disini hiduplah seorang penyapu jalan yang luar biasa. (kalau penyapu jalan bisa luar biasa gitu, kenapa kita mau jadi yang biasa biasa saja..? ;-)) Hal yang bisa dilakukan: lakukan 7 Rules berikut ini. 7 Rules How You Can Start to be an Expert: 1. SIAP: Skill Interest, Attitude, Pengalaman. 2. Pilih Satu Bidang. Gali kemungkinan satu bidang yang bisa anda masuki (peluangnya, kemampuannya). Dari satu bidang, dicari sub-expert nya, misalnya, ingin menjadi broadcaster, lebih spesifik lagi, broadcaster khusus untuk bisnis. 3. Buat keputusan: Saya harus masuk ke bidang itu. 4. Bangun obsesi. Cari sebanyak mungkin informasi dan tambah terus pengetahuan tentang bidang itu. Obsesi ini akan memberikan identitas diri. Contohnya: tentang Sex orang ingat Dr. Boyke, Dr. Naek L Tobing, tentang Marketing: Hermawan, James Gwee, tentang Happiness:

Arvan, Parenting: Ayah Eddy. (tentang Provokasi, ingat Pak Prasetya M Brata.tentang MindWeb ingat siapa? Syukur kalau ingat.;-)) 5. Cari ahlinya. Misalnya, untuk marketing: cari orang yang ahlinya, ikuti seminarnya. 6. Berlatih. Rumus 10,000 jam terbang tetap berlaku, untuk bisa mendapat pengakuan. Beatles main band 10 ribu jam lebih. Mulailah berlatih sekarang untuk obsesi kita. 7. Mengumumkan kepada dunia, promosikan bidang yang kita ketahui. 3 Prinsip Penting Menjadi Ahli: 1. Focus pada apa yang kita kuasai, yg dibutuhkan pasar, yang mampu kita lakukan. 2. Bayar waktu untuk belajar, berlatih. 3. Berani investasi. Learn before you earn, invest before you harvest. Bp Martin sendiri menganggarkan Rp 100 juta setiap tahun untuk pengembangan diri, melalui buku, training, dsb. Ingin menjadi Trainer Handal? Trainers In Action (bersertifikasi International, bisa dipergunakan di 6 negara) Esential Licensed Trainer. 12-15 Maret 2012 Registrasi: 021 351 8505. 10 Tips Untuk Menjadi Expert: 1. Tulis artikel. Mulailah menulis artikel di berbagai media. (nah, mulailah nulis di milis kita) 2. Tulis buku. Menulis buku memberi nilai yang lebih tinggi. 3. Buat informasi publik apa yang bisa anda lakukan. Promosikan. 4. Buat newsletter berkala. (bukan kala iya, kala tidak.) 5. Kasih pendapat. Misalnya dalam forum forum yang terkait dengan bidang Anda 6. Kasih seminar. Untuk ini, Anda harur punya skill yang bagus. Berlatihlah, supaya tidak terjadi kesalahan fatal. 7. Berikan hal hal yang gratis, seperti: e-book, CD. Jangan terlalu pelit. (kalau pelit dikit boleh.? ;-)) 8. Gunakan internet (FB, Twitter). Buat status terkait dengan keahlian kita. 9. Bangun kelompok kecil yang interest bidang tertentu, untuk sharing secara rutin. 10. Rawatlah kelompok yang sudah dibangun itu. Diskusi Telpon, SMS. Merintis Public Speaker Bagaimana? (Bp. Isparmo). Apakah harus menulis buku dulu atau bikin workshop kecil kecilan dulu untuk memperkenalkan diri kita? 10,000 jam terbang, masih berlaku? ADM: Ada 7 Rules yang harus diikuti (sperti diatas). Bagaimana Menggali Potensi Diri? (Bp. Simon). Passion nya tentang masakan, tapi bekerja sebagai GM di trading company. ADM: Dalam situasi seperti itu, caranya adalah dengan kompromi, walaupun butuh sedikit pengorbanan. Usahakan bagi waktu sebaik baiknya agar pekerjaan tidak terganggu (komitmen), tapi tetap bisa menyalurkan hobi. Mulailah dengan kedai kecil, gunakan akhir pekan untuk membangunnya. Pak Martin sendiri memakai masa transisi 6 bulan saat masih bekerja, sebelum beralih profesi. Week end dipakai bekerja keras, mempersiapkan diri, sesudah itu memutuskan untuk resign.

Pandai Tapi Tidak Pede. Bagaimana supaya berani tampil. ADM: Mulailah membangun harga diri (self esteem), misalnya: meyakinkan diri sendiri dengan ngobrol dengan diri sendiri didepan kaca, bicaralah dengan diri sendiri ketika mau tidur, baru bangun tidur, untuk meyakinkan diri sendiri. Lama kelamaan harga diri akan terbangun. (namanya juga bangun tidur.;-)) Ingin Jadi Trainer, Tapi Kurang Pandai Bicara (Agus). ADM: Sebelum menjadi Trainer, poles dulu kemampuan persentasi. Mintakan masukan dari orang lain, kumpulkan jam terbang. Berlatihlah terus, tapi berlatih dengan benar. Practice makes perfect, tapi kalau practice nya salah, kita akan menjadi master yang salah dengan sempurna juga. Komentar Iseng: Perlu 10,000 jam terbang ya? Kalau gak bisa terbang gimana ya..? Kan kita bukan burung.;-)) Jadi ingat ungkapan ini: If excellent is possible, good is not enough (kalau luar biasa itu mungkin, maka bagus saja tidaklah cukup). Makanya terus ikut HR Excellency.biar tetap bisa menjadi EXCELLENT.;-))

Expert In Your Field? Kalau gak punya lapangan (field), gimana dong? ;-))

Best regards, Eka Wartana, penulis buku MindWeb, konsep Berpikir Tanpa Mikir (Tips no. 2 sudah lunas ya..sudah nulis buku) Bukunya sudah beredar di Gramedia seluruh Indonesia.

Becoming High EQ Family- Part 2


Smart Emotion Radiotalk, Bp Anthony Dio Martin, 8 Desember 2011)

Renungan: Sebelum mengucapkan hal hal yang menyakitkan, ingatlah dengan orang yang tidak bisa bicara. Sebelum mengeluh tentang makanan, ingatlah akan orang yang tidak bisa makan. Sebelum mengeluh bosan melihat hal hal sehari hari, ingatlah akan orang yang tidak bisa melihat. Sebelum mengeluh tentang anak, ingatlah akan keluarga yang tidak punya anak.

Sebelum mengeluh tentang kemacetan dijalan, ingatlah akan orang yang harus berjalan kaki. Sebelum mengeluh tentang pekerjaan, ingatlah akanorang yang tidak mendapat pekerjaan. Dan seterusnya. (lengkapnya akan disharing oleh Pak Martin dimilis HRExcellency.). Website: www.hrexcellency.com, www.anthonydiomartin.com/go/facebook. Intinya: bersyukurlah selalu terhadap apa yang kita miliki dan yang kita hadapi, serta berusaha untuk berbuat lebih baik lagi setiap hari.

Think feel act. Pikiran akan mempengaruhi Perasaan, yang mempengaruhi Prilaku. Prilaku orang akan tercermin dari pola pikirnya.

Review Radiotalk Minggu Lalu. Ciri ciri Keluarga Yang Low EQ: 1. Banyak kalimat killer statement. Suka meremehkan, mematahkan semangat, tidak ada apresiasi. (katanya lidah lebih tajam daripada pisaukalu gitu, motong daging pakai lidah aja;-)) 2. Tidak ada afeksi. Tidak ada menunjukkan rasa sayang, baik berupa kata kata, ciuman, pelukan. (dalam keluarga afeksinya langka, tapi sama pacar..? Padahal belum jadi keluarga.? ;-)) 3. Tidak betah berlama lama bersama. (dengan keluarga, 1 menit serasa 1 jam, selagi bersama pacar 1 jam serasa 1 detik..?!) 4. Komunikasi artificial. Ucapan yang gitu gitu saja, misalnya: Sudah makan? dsb. (gantinya:Nih uang.pergilah makan ke restoran termahal..?!?) 5. Emotional displacement. Pengalihan emosi, pelampiasan. Masalah di kantor dibawa kerumah. (ada juga yang kalau lagi ribut sama WIL/ PIL nya, yang jadi sasaran, pasangan dirumah.kasihan deh, dua kali kena: diselingkuhin + dimarahin..)

Dalam keluarga EQ rendah, anak bisa menjadi overaktif (mencari perhatian berlebih), atau permisif (pendiam, menerima saja/ nerimo, sehingga menjadi objek mainan teman temannya)

Ciri ciri Keluarga EQ Tinggi:

Ada time out, time in. Time out: ada waktu untuk minggir, meredakan emosi. Kenali pola emosi kita, misalnya kecenderungan marah kalau lagi stress. Time in: sediakan waktu untuk membicarakannya hal hal yang penting. Misalnya, anak yang kurang mandiri. Apresiatif dan suportif. Kalimat yang memberikan dukungan, motivasi. Mau tahu dan peduli. Dalam percakapan, mau tahu, mau mendengarkan. (dirumah gak mau tahu, tapi mau makan tahu.dikantor, malah ngupingin gosipan) Ada humor. Becanda, tertawa bersama. (bagusnya nikah sama pelawak ajabiar humor terus..;-))

Keluarga dengan EQ tinggi akan menimbulkan rasa rindu keluarga: home sweet home. (apalagi kalau stock gula lagi banyak dirumah, tambah sweet lagi.suit, suit!)

Diskusi Anak Membisu Dirumah (Bp.Herman). Anak merasa dituntut untuk juara terus, malah gak naik kelas. Dirumah dia menjadi pendiam, berbicara sekedarnya saja. ADM: Cara berkomunikasi harus diubah. Orang tua cenderung menasihati, mengambil control atas anak anaknya. Ketika anak semakin dewasa, cara berkomunikasi orang tua harus diubah, menjadi sahabat dari anak anak, memahami dunia mereka. Masuklah kedalam dunia mereka, memahamai caranya bergaul dsb, baru mengajak dia ke dunia kita. Banyak orang tua yang main perintah kepada anak anaknya, seperti dia bertindak terhadap bawahannya. Mereka anak kita, yang merupakan bagian dari kehidupan kita. Mereka bukan staff kita. Tips nya: Berusahalah untuk meluangkan waktu, memperbaiki hubungan, kurangi menasihati, hindari sikap mengadili, dan lebih banyak mendiskusikan hal hal yang perlu dibicarakan.

EQ Tergantung Tempat Dan Waktu? (Bp Hadi) Seringkali orang memiliki sikap social yang tinggi dikantornya, tapi tidak demikian dirumahnya. ADM: Prilaku ada 2 macam: surface action dan deep action. Surface action hanya menunjukkan sesuatu yang tidak didasari dari dalam lubuk hatinya yang dalam. Deep action, disadari dari dalam. Ada kisah seorang polisi yang diluar dikenal begitu sosial, suka menolong orang, tapi ketika dirumah berlaku kejam terhadap anak dan istrinya, suka memukuli mereka.

Menyesuaikan Diri Dengan Anak (Bu Ika) Karena anak suka sepakbola, Bu Ika berusaha untuk tahu sedikit banyak tentang sepak bola. Sambil tiduran, bertanya tentang Liga Eropa kepada anaknya. Tapi, tidak begitu dengan ayahnya..bangun tidur langsung ngomel. ADM: Intinya: koneksi, salah satu factor dari L- Factor (L-Factor: hal hal yang membuat kita disenangi orang, dianggap sebagai sahabat). L-Factor: keramahan, koneksi (nyambung), kepekaan (Kok kamu murung hari ini), ketulusan. (untuk meningkatkan L-Factor, jangan dengan menjadi actoryang cuma ber-acting;-))

Marah Kalau Anak Tidak Nurut (Bp. Diki) ADM: Hindari kebiasaan untuk emotional blackmail (menggunakan pemerasan emosi untuk mendapatkan yang kita inginkan) misalnya denganmengancam. Dirumah tidak bisa disamakan seperti dikantor. Emotional Blackmail menimbulkan 3 rasa(kayak roti aja, 3 rasa):

Takut, Bersalah, Berkewajiban.

Tujuan orangtua mungkin tercapai tapi anak tidak pernah menjadi sadar dan dewasa. Daripada marah marah, gunakan sebaliknya. Ketahui bahasa cinta anak, misalnya, dibelai, diberi hadiah, diberi kata kata manis berupa pujian, rasa bangga, dsb.

Ada kisah menarik, dimana seorang bapak terkejut (surprise), ketika anaknya membuatkannya kopi kesukaannya. Hal itu sama sekali belum pernah dilakukan oleh anaknya sebelumnya. Dan perubahan itu terjadi setelah anaknya mengikuti program HR Excellency: EQ For Youth (Youth Camp). Itu baru contoh kecil namun berarti besar.si anak menjadi begitu perhatian terhadap orangtuanya. Mau anak berubah menjadi anak ber EQ tinggi.? Ikuti aja trainingnya, berikut ini: EQ For Youth : 19 - 21 Dec 2011 (untuk murid SMP, SMA). Membangun karakter dengan EQ. Bonus: Sesi seminar gratis untuk orangtua anak peserta dan selama setahun peserta akan diberikan pendamping (untuk curhat, dsb). (ini pendamping yang membimbing.., bukan pendamping seumur hidup lho ya, kan HR Excellency bukan biro jodoh;-)) Registrasi: 021 351 8505. 12- 14 EQM Public (sayangnya training ini sudah penuh, tapi boleh kok daftar untuk training berikutnya).

Komentar Iseng: Ternyata EQ Family, bukan hanya berlaku dirumah lho. Contohnya peduli dan afeksi juga berlaku diluar rumah (tapi masih dengan pasangan sendiri..). Saya pernah melihat contoh EQ rendah dari seorang suami diairport. Kisahnya begini: Ketika turun dari pesawat, dari kejauhan saya melihat seorang ibu hamil tua, sedang menjinjing tas lumayan besar. Eh, ternyata dia tidak sendiri..ada suaminya didepan dia, berjalan melenggang dengan tangan kosong.!! (waktu bikin, mau.waktu sudah bengkak gitu, malu.gimana sih?!). Yang pasti, si suami itu bukan alumni EQM..;-)). (saya sendiri kok senang ya waktu istri hamil dulu..gemuk dan lucu.kemana mana bawa drumband..bener lho, senang ngeliatin dia.).

Ada lagi pengalaman lain. Ada seorang anak yang juga di airport (kok sering diairport yatapi kerjaan saya bukan portir kok.), sedang menggandeng ibunya yang sudah tua, gemuk sekali. Anak itu masih muda dan cakep. Sementara sebagian anak merasa malu membimbing orangtuanya yang gemuk dan renta, dia mendampingi ibunya dengan senyum ceria. Betapa mulianya hati anak muda itu(kalau masih sendiri, mau kujodohkan dengan anakku.supaya mertuanyapun diperlakukan baik seperti itu nantinya.;-)). Best regards, eka wartana

Anda mungkin juga menyukai