Anda di halaman 1dari 3

Hazard Analysis and Cristical Control Point (HACCP) HACCCP merupakan salah satu alat manajemen bahaya yang

dikendalikan untuk menjamin keamanan pangan dengan pandekatan pancegahan (preventative). HACCp dibuad berdasarkan bahwa bahaya (hazard) akan timbul pada berbagai titik atau tahap produksi namun terdapat upaya pengendalian bahaya tersebut. Kunci utama HACCP adalah antisipasi bahaya dan tindakan pencegahan timbulya bahaya, dan bukan pengendalian bahaya dengan mengandalkan pengujian produk akhir. Dengan demikian, prusahaan dapat menekan jumlah kerusakan produk dan kerugian ekonomi akibat kerusakan produk yang di uji (Thaheer, 2005). Penggunaan HACCP hampir sepenuhnya akan menemukan manfaat tambahan diarea mutu produk. Peningkatan kesadaran akan bahaya (hazard) secara umum dan partisipasi aktif dari orang-orang yang terlibat di area oprasi merupakan keutamaan dari system ini. Banyak mekanisme pangendalian keamanaan berfungsi sekaligus berfungsi dalam pengendalian mutu produk (Mortimore han Wallace, 1998). Tujuan panerapan HACCP di PT SMART Tbk adalah untuk mencegah terjadinya bahaya pada rantai pasokan pangan dan proses produksi, berupa kontaminasi bahaya biologis, kimia maupun fisik. Selain itu HACCP juga berguna sebagai syarat untuk dapat menerapkan ISO 22000. HACCP dapat di terapkan dalam rantai produksi pangan, di mulai dari produksi bahan baku pangan, pananganaan, pengolahan, distibusi, pemasaran, dan konsumsi oleh konsumen selaku pengguna produk akhir. Meskipun demikian HACCP bukanlah system jaminan keamanan pangan yang bersifat zero risk. Cara menerapkan HACCP dapat di lakukan dengan lima langkah awal dan tujuan prinsip penerapanya. Lima langkah tersebut terdiri dari pembentukan tim HACCP, mendeskripsikan produk, identifikasi rencana penggunaan dan penyusunan diagram alir. Sedangakan tujuh prinsip penerapan HACCP yang pertama analisis biaya, kedua penentuan titik kendali kritis, ketiga penetapan batas kritis, keempat penetapan system untuk memantau pengendalian titik kendali kritis,kelima penetapan tindakan perbaika, keenam penetapan prosedur verifikasi dan ketujuh penetapan dokumentasi. Secara lengkap, Penentuan Analisis Bahaya Critical control point

Penjelasan lengkap dari produk harus dibuat termasuk informasi mengenai komposisi, sturuktur fisika/kimia (termasuk aw,pH,dan lain-lain), perlakuan-perlakuan mikrosidal/statis (seperti perlakuan pemanasan,pembekuaan, penggaraman, pengasapan dan lain-lain), pengemasan, kondisi penyimpanan dan daya tahan serta metode pendistribusianya.

Pada packaging plant di produksi berbagai macam kemasan seperti botol cap , handle dan jerry can. Setiaap jenis kemasan membutuhkan bahab baku material yang berbeda untuk proses pembuatanya mengenai prosedur dan catatanya. Lima langkah mengenai dalam penerapan HACCP

1. Pembentukan tim HACCP Oprasi pangan harus menjamin bahwa pengetahuan dan keahlian spesifik produk tertentu tersedia untuk rencana pembengunaan HACCP yang efektif. Secara optimal, hal tersebut dapat dicapai sengan pembentukan sebuah Tim dari berbagai disiplin ilmu. Apabila beberap[a keahlian tidak tersedia. Diperlukan konsultan dari pehak luar. Adapun lingkup dari program HACCP harus di identifikasi. Lingkup tersebut harus menggambarkan segmen-segmen mana szaja dari rantai pangan tersebut yang terlibat dan penjenjangan secara umum bahaya-bahaya yang dimaksudkan (yaitu meliputi semua jenjang bahaya atau jenjang tertentu). Pada PT. SMART pembentukan Tim HACCP di lakukan ketika awal perencanaan sertifikasi HACCP sebelum penerapan ISO 22000 dilakukan.

2. Deskripsi produk Untuk kemasan botol menggunakan material erjinis PET, cap dan handle menggunakan material PP yang di campurkan dengan pewarna sedangkan jelly can menggunakan bahan baku berjenis HDPE. Material yang akan di masukan kedalammesin untuk di produksi, sebelumnya mengalami proses pencampuran. Pada botol, komposisi tambahan berupa avfal maksimal 15%, untuk cap dan handle komposisi avfal maksimal sebanyak 50% dengan bahan pewarna 1%. Sementara itu komposisi campuran avfal pada jerry can maksimal sebanyak 40%.Setiap jenis memiliki bentuk dan dimensi yang berbeda-beda. Spesifikasi dari masing-masing produk dapat dilihat pada Lampirn 5 dan 6.

3. Identifikasi Rencana Penggunaan

Rencana penggunan harus didasarkan pada kegunaan-kegunaan yang diharapkan dari produk oleh pengguna produk atau konsumen. Dalam hal-hal tertentu, kelompok-kelompok populasi yang rentan, seperti yang menerima pangan dari institusi, mungkin perlu dipertimbangkan. produk yang dihasilkan pada packaging plant akan digunakan sebagai bahan pengemasan dari produk utama PT. SMART Tbk. Produk utama tersebut berupa minyak goreng dengan kulitas berbeda dan sasaran konsumen yang berfariasi.

4. Penyusunan Diagram Alir Diagram alir harus disusun oleh tim HACCP. Dalam diagram alir harus memuat segala tahapan dalam oprasional produksi. Bila HACCP diterapkan pada suatu oprasi tertentu, maka harus dipertimbangkan sebelum dan sesudah oprasi tersebut. Diagram alir yang disusun meliputi diagram alir pembuatan botol, cap, jerry can serta flow supply

Anda mungkin juga menyukai