I. PENGALAMAN
Seorang pasien laki-laki usia 23 tahun datang ke IGD dengan :
Keluhan utama :
Demam 4 hari
Demam naik turun sejak tanggal 24 februari 2012, demam biasa dirasakan sore hari, kadang didahului dengan periode menggigil selama 20 menit, jarang diikuti dengan periode berkeringat. Nafsu makan menurun, mual (+), muntah (+), nyeri tekan perut kiri atas (+), nyeri pinggang kiri (+), BAB (+) lancar, BAK (+) lancar, tidak ada nyeri saat BAK, tidak ada riwayat mimisan ataupun perdarahan gusi, tidak ada keluhan batuk-pilek. Pasien mengaku baru saja pulang dari kalimantan 3 hari sebelum demam muncul.
RPD
Riwayat mondok : disangkal Riwayat Tekanan darah Tinggi : disangkal Riwayat Diabetes mellitus : disangkal Riwayat Asma : disangkal Riwayat Penyakit jantung : disangkal Riwayat trauma kepala : disangkal
RPK
Riwayat penyakit serupa Riwayat asma Riwayat penyakit jantung Riwayat Hipertensi Riwayat Diabetes mellitus : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : lemas Kesadaran : Compos Mentis Vital Sign : T : 100/60 mmHg N : 84 x/menit R : 20 x/menit t : 38,2 C Kepala Mata : Conjunctiva Anemis +/+, Sklera Ikteric -/-, Telinga : Discharge (-) Hidung : Discharge (-) Perdarahan (-) Bibir : Kering (+), pucat(+)
Contd..
Leher Limfonodi tak teraba JVP Thorax Dinding dada : simetris, tidak ada ketinggalan gerak, tidak ada retraksi. Jantung Inspeksi : Ictus cordis tak tampak Palpasi : Ictus cordis teraba tak kuat angkat Perkusi : Batas kanan SIC IV LPS dextra Batas kiri SIC V LMC sinistra Batas atas SIC II LPS sinistra Auskultasi : S1S2 reguler, bising sulit dinilai.
Contd..
Paru Inspeks : Simetris,retraksi (-) Palpasi : Vokal fremitus kanan = kiri, ketinggalan gerak (-) Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru kanan dan kiri Auskultasi : vesikuler +/+ ronkhi (-), wheezing (-)
Contd..
Abdomen Inspeksi Auskultasi Palpasi lien tak teraba Perkusi Ekstremitas Superior Inferior
: perut supel : Bising usus (+) : Nyeri tekan (+) regio kiri atas, hepar/
: Timpani (+)
Pemeriksaan penunjang
Cont
Contd,.
Diagnosis Banding
DHF DF Malaria ISK Pyelonefritis Gastritis
Contd..
Diagnosis Kerja
Terapi
Arterakine I x IV (hari I, II, III) Primaquine I x II (hari I) Pamol 3 x 500 mg BC 3 x 1 Vit C 3 x 1
PEMBAHASAN
DEFINISI
Malaria adalah: Penyakit parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit yang ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam darah. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, mengigil, anemia,dan splenomegali.
Etiologi
Plasmodium vivax
Plasmodium falsiparum
Plasmodium malariae
Malaria Quartana
Plasmodium ovale
20
Patogenesis
Faktor Host
Faktor Parasit Gejala Klinis
Asimptomatik Demam (spesifik) Malaria Berat Kematian
Gejala Klinis
Clinical symptoms include the following: Fatigue, Malaise, Shaking chills, Arthralgia, Myalgia, Paroxysm of fever, shaking chills, and sweats The classic paroxysm begins with a period of shivering and chills, which lasts for approximately 1-2 hours, and is followed by a high fever. Finally, the patient experiences excessive diaphoresis, and the body temperature of the patient drops to normal or below normal Other common symptoms include the following: Anorexia and lethargy, nausea and vomiting Diarrhea, headache Sign of anemia, thrombocytopenia, splenomegaly
22
Pemeriksaan Penunjang
Pengecatan Giemsa pada apusan darah perifer tebal (untuk hitung jumlah parasit) dan tipis (untuk lihat jenis plasmodium) : Kalo pada usapan darah tipis keliatan adanya eritrosit dengan ukuran sama semua, berarti itu malaria falciparum. Tapi kalo yang ada parasitnya ukurannya lebih gede, brati vivax. Kalo di eritrosit ada >1 parasit, berarti falciparum. Kalo cuman ada 1 brati vivax. Kalo ada dua2nya berarti malaria mix. Test diagnostik cepat: PF test, ICT test, paracheck, OptiMAL. ICT ini cuma bisa ndeteksi falciparum atau nonfalciparum, ga bisa liat morfologinya, dan akan tetap + setelah 3bulan sembuh.
Acidemia
Malaria Algid
Blackwater Fever
Anemia Berat
Hipoglikemi
Malaria Biliosa
GGA
Edema Paru/ARDS
25
Pathophysiology of hypoglycemia
Hipogilekmia dapat menyebabkan koma, kejang dan berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas malaria serebral. Mekanisme berbeda antara anak-anak dan dewasa
Children: jumlah insulin glukoneogenesis hepar lemah sesuai namun
Gula dikonsumsi parasit dalam jumlah yang besar
Adults: hiperinsulinemia, menstimulasi sel islet oleh parasit dan atau ES dari quinin atau quinidine *cek gula darah
Penipisan glikogen mempengaruhi. karena intake makanan bisa
31
Countries considering changing or in the process of changing protocol to ACTs (June 2004)*
Deteksi cepat dan menajemen dini Treatment supportive (pendukung) Treatment spesifik: obat antimalaria Treatment kegagalan organ Treatment ancillary (tambahan)
SUPPORTIVE MANAGEMENT
Airway Keperluan cairan: hidrasi atau overhidrasi Konvulsi: diazepam/ phenobarbital Monitoring GCS dan vital sign Lab: FBC (full blood count), glukosa, hitung parasit, kreatinin, ureum, gas darah, urine S.G., sodium/natrium, kalium/potassium Mencegah: shock, septikemia, asidosis, ARDS (acute respiratory distress sydrome), hipoglikemia, aspirasi, luka baring Obati hiperpirexia Volume urine dan kateterisasi
(Anti Malaria)
Parenteral Obat dan dosis Mulai secepatnya Monitoring respon. Pada malaria berat, perbaikan harus dicapai dalam 1 hari. Pindah ke oral kalo memungkinkan Monitoring efek samping
37
Kesimpulan
Komplikasi malaria disebut juga pernicious manifestations, terjadi mendadak tanpa gejala sebelumnya dan dikategorikan menjadi malaria berat. PENANGANAN Deteksi cepat dan menajemen dini Treatment supportive (pendukung) Treatment spesifik: obat antimalaria Treatment kegagalan organ Treatment ancillary (tambahan)