O
L
E
H
Abstrak
Abstract
Has done research on metal corrosion aluminum composite (Alloy) solution in
natrium chloride (NaCl). Goal of this research is to determine: (1) blend of aluminum
depletion occurred after submerged in natrium chloride solution, (2) changes in mass
of aluminum metal composite after soaking in natrium chloride solution.
This research is research with the experimental phase - phase as follows: (1)
the measurement of mass aluminum composite began - the beginning (mo) (2) soaking
in aluminum composite in NaCl solution at a particular time, (3) the process of
dilution, the measurement of mass changes.
From the results of this research it was found aluminum depletion occurred
with the compound formed Al2O3 . H2O is the result of corrosion terhidrolisis in water,
changes occur in the fastest mass concentration of 0.4 m with a R2 of 0.94889.
I. Pendahuluan
Perkembangan dan kemajuan negara dilihat dalam pembangunan industri.
Dewasa ini banyak industri-industri besar menggunakan bahan dasar logam
(aluminium). Produk industri lebih banyak digunakan untuk kebutuhan rumah
tanggga (peralatan dapur) seperti panci, dandang, dan lain-lain.
Peralatan tersebut banyak digunakan oleh ibu rumah tangga sebagai alat
memasak. Tanpa disadari peralatan tersebut mengalami penipisan bahan setelah
digunakan untuk masak, misalnya saat memasak, sayur asem, penggunaan garam
yang berlebihan, itu semua merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya
penipisan alat masak berbahan aluminium. Aluminium yang sering digunakan
dalam kehidupan sehari – hari memiliki komposisi yaitu:
Al : 97,26% ; Mg : 0.12% ; Mn : 0,16% ; Si : 0.08% ; Fe : 0,19% ; Ti : 0.11% ; Cr
: 0,22% ; Zn : 1.72% ; Cu : 0.15%. Komposisi di atas sesuai dengan jenis
aluminium dengan nomor 6061, berdasarkan Standart Nasional Indonesia SNI.
07-0956-1989.
Berdasarkan uraian diatas timbul pertanyaan penelitian yaitu :
Bagaimana proses penipisan alat masak berbahan logam aluminium, besarnya
massa aluminium sisa yang terkorosi akibat penggunaan garam (NaCl) pada saat
memasak merupakan salah satu faktor terjadinya penipisan alat masak.
TABEL 1
Komposisi aluminium paduan yang digunakan dalam penelitian.
Larutan pH
medium
T=25º C T=40º C T=55º C T=70º C T=85º C
Larutan – 1 4,52 4,25 4,29 4,05 4,07
Tabel 3.
Energi bebas beberapa oksida logam.
Oksida ∆G0 ( kcal/mol )
CuO -31,0
NiO -50,6
ZnO -76,1
SnO2 -124,2
MgO -136,1
Fe2O3 -177,4
Al2O3 -378,2
Sumber : Tjandrawati (1999) .
Secara elektrokimia bahwa semua logam akan mengalami reaksi
oksidasi dengan oksigen di dalam keadaan normal. Reaksi korosi logam L
dengan oksigen dapat ditunjukkan dengan reaksi yang spontan seperti
berikut:
y
xL + O2 Lx Oy
2
misalnya logam yang digunakan adalah logam aluminium maka
mekanisme yang terjadi sebagai berikut :
• Aluminium diperoleh dari bentuk oksidanya Al2 O3
• Natrium khlorida dalam larutannya terhidrolisis menjadi ion Na+ dan
ion Cl-, yang bersifat korosif.
NaCl Na+ + Cl-
Ion khlorida merupakan ion agresif dan korosif dalam penyerangan
oksida logam (Chamberlain, 1991). Penyerangan ion khlorida terhadap
aluminium oksida mengalami reaksi substitusi sehingga menghasilkan
aluminium dikhlorida.
2 Al2O3 + 4 Cl- 2 AlCl2 + 3O2 + 12 e-
(Chamberlain, 1991).
Senyawa aluminium dikhlorida adalah senyawa yang dapat memberikan
jalan bagi oksigen untuk berikatan dengan aluminium sehingga ion
khlorida terlepas dari permukaan aluminium. Lepasnya ion khlorida dari
aluminium menyebabkan celah pada permukaan. Korosi celah yang
dihasilkan adalah karat.
2 AlCl2 + 2 H2O + 2 O2 Al2O3 . H2O + 2H+ + 4Cl- + 2O2
Al2O3 . H2O adalah hasil korosi terhidrolisis dalam air, sehingga
mengalami kekeroposan (Chamberlain, 1991).
Karat yang dihasilkan dari proses korosi mengakibatkan hilangnya
beberapa massa pada permukaan aluminium. Semakin besar berat yang
hilang menunjukkan semakin besar laju korosi yang terjadi.
V. Metode
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental.
C. Tahapan Penelitian
1) Penelitian Pendahuluan
Tahap awal penelitian yaitu pembersihan aluminium dari debu, kotoran,
serta pengukuran massa awal (m0).
2) Penelitian utama
Tahap perendaman aluminium pada medium dengan variasi waktu
perendaman dan konsentrasi larutan natrium khlorida, dihasilkan
perubahan massa (∆m) yaitu selisih antara massa awal (m0) dengan massa
setelah perendaman (m1).
D. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ditunjukkan dalam bentuk matrik
Waktu (jam)
t1 t2 t3 t4 t5
Konsentrasi
(M)
K1 ∆ mt1,1 ∆ mt2,1 ∆ mt3,1 ∆ mt4,1 ∆ mt5,1
K2 ∆ mt1,2 ∆ mt2,2 ∆ mt3,2 ∆ mt4,2 ∆ mt5,2
K3 ∆ mt1,3 ∆ mt2,3 ∆ mt3,3 ∆ mt4,3 ∆ mt5,3
Keterangan :
a. K1-3 : konsentrasi larutan NaCl 0,4 M ; 0,6 M ; 0,8 M
b. t1-5 : lama perendaman 12 ; 24 ; 36 ; 48 ; 60 jam
c. ∆ mt1-5,1 : selisih massa logam setelah perendaman 12 - 60 jam pada
konsentrasi 0,4 M
d. ∆ mt1-5, 2 : selisih massa logam setelah perendaman 12 - 60 jam pada
konsentrasi 0,6 M
e. ∆ mt1-5, 3 : selisih massa logam setelah perendaman 12 - 60 jam pada
konsentrasi 0,8 M
E. Variabel Penelitian
Variabel kontrol: temperatur larutan mendidih (T = 900 C), larutan NaCl pro
analis, luas penampang aluminium paduan dengan ukuran
49 cm2.
Variabel bebas :waktu perendaman 12 ; 24 ; 36 ; 48 ; 60 jam dan konsentrasi
larutan natrium khlorida 0,4 ; 0,6 ; 0,8 M.
Variabel terikat :massa logam yang terkorosi (gram).
Aluminium 97,26
Silikon 0,08
Besi 0,19
Tembaga 0,15
Mangan 0,16
Magnesium 0,12
Chromium 0,22
Seng 1,72
Titanium 0,11
Berdasarkan data di atas maka aluminium paduan ini tergolong
nomer 6061 dibanding dengan standart nasional indonesia SNI 07-0956-
1989.
2. Proses penipisan alat masak berbahan logam aluminium
Proses penipisan terjadi melalui proses pengkorosian aluminium
paduan yang merupakan bahan dasar alat memasak seperti panci. Sampel
yang digunakan adalah aluminium paduan dengan nomer 6061 didalam
larutan natrium khlorida sebagai medium.
Larutan asam klorida yang terbentuk merupakan larutan yang agresif
karena dapat menurunkan pH pada larutan natrium khlorida. Asam klorida
terhidrolisis menjadi ion hidrogen dan ion khlorida.
HCl H+ + Cl -
Jika ion Cl- berkontak pada logam aluminium dapat menyebabkan
korosi yang berupa aluminium oksida Al2O3.
2 Al2O3 ( s )+ 4 Cl- 2 AlCl2 ( l ) + 3O2 + 12 e-
Larutan netral dalam logam akan mengalami proses oksidasi oksigen.
2 OH- H2O + ½ O2 + 2 e-
Air
Al2O3. . x H2O
Al +2 dan Al
+3
Katode :
O2 + 2 H2O + 4e- 4 OH-
e:
Al Al +2 + 2e-
Al+ 2 Al+3 + e -
Waktu
(jam) 12 24 36 48 60
Kon
sentrasi Rata- Rata- Rata- Rata- Rata-
awal awal awal awal awal
(molar) rata rata rata rata rata
Dari tabel diatas didapatkan massa rata – rata aluminium yang hilang,
dengan rumusan :
m= ∑ i
m
n
Berdasarkan tabel 4 untuk konsentrasi dan massa rata-rata logam yang
hilang dengan waktu yang sama dapat dikemukakan bahwa semakin tinggi
konsentrasi menyebabkan semakin besarnya massa aluminium yang hilang dalam
larutan natrium khlorida. Dilihat waktu perendaman dan massa yang hilang
dengan konsentrasi sama, semakin besar waktu perendaman menyebabkan
semakin besar massa rata – rata aluminium yang hilang. Sehingga massa
aluminium sisa dari masing – masing dapat diketahui dalam tabel 5.
TABEL 5
Massa sisa aluminium (gram)
Konsentrasi 0,4 Molar
Waktu a x a-x r %terurai log a-x
12 9.6850 0.0040 9.6810 0.0009 0.0413 0.98592
24 9.6751 0.0044 9.6707 0.0006 0.0455 0.98546
36 9.6683 0.0048 9.6635 0.0004 0.0496 0.98513
48 9.6639 0.0050 9.6589 0.0003 0.0517 0.98493
60 9.6629 0.0071 9.6558 0.0735 0.98479
Konsentrasi 0,6 Molar
Waktu a x a-x r % terurai log a-x
12 9.5956 0.0043 9.5913 0.0008 0.0448 0.9819
24 9.6765 0.0944 9.5821 0.0003 0.9756 0.9815
36 9.6963 0.1182 9.5781 0.0001 1.2190 0.9813
48 9.8277 0.2510 9.5767 0.0000 2.5540 0.9812
60 10.0424 0.4660 9.5763 4.6407 0.9812
Konsentrasi 0,8 Molar
Waktu a x a-x r % terurai log a-x
12 9.6938 0.1180 9.5758 0.0011 1.2173 0.9812
24 9.6950 0.1324 9.5626 0.0004 1.3653 0.9806
36 9.8092 0.2520 9.5572 0.0002 2.5690 0.9803
48 9.8278 0.2730 9.5548 0.0001 2.7778 0.9802
60 10.0317 0.4781 9.5536 4.7659 0.9802
Keterangan
a = Massa awal aluminium rata –rata ( mo dalam gram )
x = Massa hilang aluminium rata – rata (m1 – m0 dalam gram )
a – x = Massa sisa aluminium (m1 dalam gram )
a−x
% terurai = X 100 %
a
misal pada konsentrasi 0,4 M dengan waktu perendaman 12 jam
9.6810
maka % terurai = X 100 % = 0.0413 %
9.685
log massa sisa = log (a-x)
misal log 9.6810 = 0.98592
Dari tabel 5 untuk konsentrasi dan % terurai dengan waktu yang sama bahwa
semakin besar massa yang terurai. Dilihat dari waktu perendaman dan %
terurai, semakin besar massa yang terurai untuk konsentrasi sama.
Berdasarkan tabel 5 dibuat grafik antara waktu terhadap log massa sisa dari
tiap konsentrasi.
0.98800
0.98600
0,4 M
0.98400
0,6 M
0.98200
0,8 M
0.98000
0.97800
0 20 40 60 80
Waktu
Gambar 1. grafik waktu terhadap log masa sisa dari tiap konsentrasi
Dilihat pada gambar 1 ada perbedaan dari nilai R2, untuk konnsentrasi
0,4 M nilai R2 sebesar 0.94889, untuk konsentrasi 0,6 M nilai R2 sebesar
0.80051 dan untuk konsentrasi 0,8 M nilai R2 sebesar 0.82904. Nilai R2
menunjukkan pencaran massa sisa, jika nilai R2 nya besar maka hubungan
antara waktu dan log massa sisa terikat kuat.
Pencaran log massa sisa terhadap waktu yang berbeda dikarenakan
oleh faktor temperatur yang tidak stabil, karena temperatur dapat
meningkatkan sifat keasaman larutan sesuai reaksi berikut
Kon
sentrasi Rata- Rata- Rata- Rata- Rata-
(molar) rata rata rata rata rata
VII. Simpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
melalui reaksi
massa yang berbeda ditunjukkan dari nilai R sq linier. Semakin tinggi nilai R
sq linier maka semakin terikat kuat massa alumium yang hilang terhadap
waktu.
VIII. Saran
Dogra S, K, dan Dogra S. 1990. Kimia Fisik dan Soal – Soal. Mansyur U.
Penerjemah. Jakarta: Universitas Indonesia.
Dajan A. 1996. Pengantar Metode Statistik Jilid II. Jakarta. Pustaka LP3ES.
Svehla. 1990. Teks Analisis Anorganik Kualitatif Mikro dan Semi Mikro. Jilid I.
Terjemahan L. Setiono Dan A. Hadyana. Jakarta: Kalman Media Pustaka.
Tjandrawati Y. 1999. Korosi Logam di Dalam Beberapa Media Cair. Sigma, Vol.
II, 67-74.
www.rust.bizland.com/.../rust.htm