Anda di halaman 1dari 13

Cara Mengatasi Keracunan Bahan Kimiamemang sudah seharusnya diketahui oleh seluruh praktisi kampus dan laboratorium.

Kali ini saya akan mencoba memaparkan cara mengatasi keracunan bahan kimia dengan beberapa kondisi. Pertolongan pertama pada kecelakaan keracunan bahan kimia sebaiknya dilakukan jika dokter belum juga tiba di lokasi keracunan tersebut. Adapun cara mengatasi keracunan bahan kimia sebagai awal adalah pencegahan kontak bahan kimia dengan tubuh secepat mungkin. Langkah-langkah untuk melakukannya adalah sebagai berikut:

Cucilah bahan kimia yang masih kontak dengan tubuh (kulit, mata da organ tubuh lainnya) Usahakan penderita keracunan tidak kedinginan. Jangan memberikan minuman beralkohol kepada penderita karena akan mempercepat penyerapan racun di dalam tubuh Jika sukar bernafas, bantu dengan pernafasan dari mulut ke mulut Segera bawa ke rumah sakit Cara mengatasi keracunan bahan kimiajuga dapat dilakukan dengan beberapa langkah lain jika bahan kimia racun tersebut masuk melalui mulut, kulit atau keracunan akibat adanya gas yang beracum beredar di sekeliling kita.

Cara mengatasi keracunan bahan kimia jika bahan racun masuk melalui mulut

Berilah minum berupa air atau susu 2 hingga 4 gelas. Jika korban keracunan sedang dalam keadaan pingsan, jangan memasukkan sesuatu (berupa makanan/minuman) melalui mulutnya Masukkan jari telunjuk ke dalam mulut korban sambil menggerak-gerakkan jari di bagian pangkal lidah dengan tujuan agar si korban muntah Jangan melakukan poin di atas jika korban keracunan minyak tanah, bensin, alkali atau asam Berilah 1 sendok antidote dan segelas air hangat kepada korban Antidote itu dalam keadaan serbuk dan terbuat dari 2 bagian arang aktif, 1 bagian magnesium oksida dan 1 bagian asam tannat.

Cara mengatasi keracunan bahan kimia jika bahan racun melalui kulit

Cucilah bagian tubuh yang terkena dengan air bersih sedikitnya selama 15 menit. Lepaskan pakaian yang terkena bahan kimia Jangan mengoleskan minyak, mentega atau pasta natrium bikarbonat, kecuali untuk keracunan yang lebih tinggi/tertentu lainnya

Cara mengatasi keracunan bahan kimia jika bahan racun berupa gas
Untuk keracunan bahan kimia berupa gas maka sebaiknya memberikan udara segar sebaik-baiknya. Dan untuk pencegahan keracunan bahan kimia berupa gas sebaiknya sejak awal menggunakan masker. Sebab gas berupa klorin, hidrogen sulfida, fosgen, hidrogen sianida adalah bahan kimia gas yang sangat beracun. Jadi, sebelum bekerja dengan bahan kimia, sebaiknya harus mengetahu lebih dahulu cara mengatasi keracunan bahan kimia tersebut untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Sangat tergantung pada cara racun masuk ke dalam tubuh penderita a. Racun yang tertelan

Segera baringkan penderita pada tempat datar Usahakan secepatnya memuntahkan racun dengan cara : Merangsang faring dengan ujung telunjuk, pangkal sendok Memberi minum 15 30 ml sirop Ipecac diikuti gelas air minum diulang setelah 15 menit Berikan Norit sebanyak 25 40 gram

Kontra indikasi :

Kejang Koma Tertelan bahan korosif ( asam atau basa kuat ) Bahan minyak (minyak tanah, bensin, minyak cat atau thinner)

b. Racun yang dihirup

Bawa penderita ke udara bebas Berikan oksigen secepatnya Bila perlu lakukan pernafasan buatan

c. Keracunan melalui kulit

Bersihkan kulit yang terkena secepatnya dengan air mengalir Selama melepas pakaian penderita tubuh penderita tetap diguyur dengan air Kulit yang terkena disabuni sebersih mungkin Keramasi rambut penderita

d. Keracunan melalui mata

Lipat kelopak mata keluar Segera bersihkan mata dengan air mengalir sekitar 15 menit dengan semprotan atau tetes mata

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sengatan listrik (electrocution, electrical shock) terjadi jika tubuh kita dialiri arus listrik, dan itu terjadi jika tubuh kita menjadi penghubung antara dua titik yang memiliki beda potensial listrik (dinyatakan dengan Volt). Misalnya tangan kita memegang dua kabel beda fasa, atau kabel fasa dan kabel netral, atau salah satu tangan memegang kabel fasa sementara kaki telanjang kita menginjak tanah atau lantai. Saat itulah arus listrik mengalir dari kabel ke kabel atau dari kabel ke tanah melewati tubuh kita dan kita pun merasakan apa yang sering kita sebut sebagai "kesetrum". Kesetrum atau dalam bahasa ilmiah disebut sengatan listrik (electric shock) adalah sebuah fenomena dalam kehidupan. Secara sederhana kesetrum dapat dikatakan sebagai suatu proses terjadinya arus listrik dari luar ke tubuh. Sengatan listrik dapat terjadi karena kontak dari tubuh manusia dengan sumber tegangan yang cukup tinggi sehingga dapat menimbulkan arus melalui otot atau rambut. Ketika tersengat lsitrik, terdapat beda potensial (arus dari potensial tinggi ke rendah) sehingga muncul tegangan listrik antara tubuh dan lingkungan kita. Seperti yang diketahui, bahwa bumi atau tanah memiliki potensial yang rendah. Hal ini akan menyebabkan listrik akan selalu mencoba mengalir ke bumi dari sumber tegangan melalui konektor. Maka dalam kasus kesetrum, manusia berlaku sebagai konektor atau konduktor karena pada tubuh manusia komponen air lah yang paling besar presentasenya. Semakin basah atau lembab kulit manusia maka hambatan listrik kulit makin kecil sehingga akan makin mudah terjadi setrum sehingga arus listrik makin mudah mengalir. 1.2. Tujuan Penyusunan makalah ini bertujuan untuk : 1. Mempelajari pengertian sengatan listrik 2. Mempelajari tanda gejala dan penyebab sengatan listrik 3. Memahami penanganan pada kasus sengatan listrik 1.3. Manfaat Penyusun mengharapkan makalah ini bermanfaat : Bagi mahasiswa agar sebagai perawat nantinya bisa mengaplikasikan ilmu tersebut atau menerapkannya pada pasien yang terkena sengatan listrik dengan baik dan benar. Bagi para pembaca, sebagai bahan bacaan dan referensi.

BAB II PEMBAHASAN 2. 1 Definisi Sengatan Listrik Kesetrum atau dalam bahasa ilmiah disebut sengatan listrik (electric shock) adalah sebuah fenomena dalam kehidupan. Secara sederhana kesetrum dapat dikatakan sebagai suatu proses terjadinya arus listrik dari luar ke tubuh. Sengatan listrik dapat terjadi karena kontak dari tubuh manusia dengan sumber tegangan yang cukup tinggi sehingga dapat menimbulkan arus melalui otot atau rambut. Ketika tersengat lsitrik, terdapat beda potensial (arus dari potensial tinggi ke rendah) sehingga muncul tegangan listrik antara tubuh dan lingkungan kita. Seperti yang diketahui, bahwa bumi atau tanah memiliki potensial yang rendah. Hal ini akan menyebabkan listrik akan selalu mencoba mengalir ke bumi dari sumber tegangan melalui konektor. Maka dalam kasus kesetrum, manusia berlaku sebagai konektor atau konduktor karena pada tubuh manusia komponen air lah yang paling besar presentasenya. Semakin basah atau lembab kulit manusia maka hambatan listrik kulit makin kecil sehingga akan makin mudah terjadi setrum sehingga arus listrik makin mudah mengalir Kesetrum dalam pengertian sehari hari adalah menyentuh benda elektronik yang sedang aktif pada bagian logamnya dan terjadilah tersetrum. Secara fisika, kesetrum ( electric shock ) adalah terjadinya kontak antara bagian tubuh manusia dengan suatu sumber tegangan listrik yang cukup tinggi sehingga mampu mengakibatkan arus listrik melalui tubuh manusia tepatnya melalui otot. Selain itu arus ini sifatnya mengalir dari potesial tinggi ke potensial rendah. Dalam kasus sehari- hari sumber tegangan listrik ini memiliki potensial tinggi, sementara bumi tempat berpijak memiliki potensial rendah. Jadi, tegangan ini ingin mengalirkan arusnya ke bumi. Pada saat terjadi kontak antara manusia dengan sumber tegangan saat manusia ini menginjak bumi, maka tubuh manusia ini akan menjadi suatu konektor antara sumber tegangan dengan bumi. Perlu diingat bahwa tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air, sehingga tubuh manusia merupakan konduktor yang baik. Kesetrum adalah fenomena yang terjadi karena adanya arus yang resistansi dengan plasma darah dalam tubuh kita.Arus terjadi karena ada perpindahan elektron dan proton, pergerakan arus yang terhambat akan menghasilkan energy panas. Mengapa sakit jika kesetrum? Karena elektron akan berpindah semakin cepat jika ada hambatan. Elektron yg bertumpuk pada plasma darah dan tidak bisa keluar maka akan terjadi panas dan terbakar, sehingga system syaraf menstimulasi otak bahwa hal tersebut adalah kesetrum. 2. 2 Etiologi Sengatan Listrik Penyebab kesetrum bukanlah tegangan listrik, tetapi karena adanya arus listrik yang mengalir. Sebenarnya arus listrik pun memang sudah ada di tubuh kita sebagai pengantar informasi dari indera ke otak (seperti sensor dan prosesor). Listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif. Dengan listrik arus searah jika kita memegang hanya kabel positif (tapi tidak memegang kabel negatif), listrik tidak akan mengalir ke tubuh kita (kita tidak terkena strum). Demikian pula jika kita hanya memegang saluran negatif. Dengan listrik arus bolak-balik, Listrik bisa juga mengalir ke bumi atau lantai rumah. Hal ini disebabkan oleh sistem perlistrikan yang menggunakan bumi sebagai acuan tegangan

netral. Acuan ini, yang biasanya di pasang di dua tempat (satu di ground di tiang listrik dan satu lagi di ground di rumah). Karena itu jika kita memegang sumber listrik dan kaki kita menginjak bumi atau tangan kita menyentuh dinding, perbedaan tegangan antara kabel listrik di tangan dengan tegangan di kaki (ground), membuat listrik mengalir dari tangan ke kaki sehingga kita akan mengalami kejutan listrik (terkena strum). Manusia adalah penghantar. Jadi jika seseorang menjadi bagian dari rangkaian listrik maka arus listrik akan mengalir melewati tubuh orang tersebut. Inilah yang disebut tersengat listrik.Seseorang bisa tersengat listrik karena ada banyak kemungkinan, antara lain : - Menyentuh kabel telanjang berarus listrik - Menyentuh kabel berarus yang isolasinya rusak - Kegagalan peralatan - Terkena muatan listrik statis - Disambar petir (akan dibahas khusus dalam proteksi petir) 2. 3 Manifestasi Klinis Sengatan Listrik Arus listrik menimbulkan gangguan karena rangsangan terhadap saraf dan otot. Energi panas yang timbul akibat tahanan jaringan yang dilalui dapat menyebabkan luka bakar. Luka bakar ini timbul dapat akibat dari bunga api listrik yang suhunya dapat mencapai 2.500 derajat celcius. Tegangan lebih dari 500 volt merupakan risiko tinggi terhadap keselamatan jiwa. Arus bolak-balik menimbulkan rangsangan otot berupa kejang-kejang. Bila arus tersebut melalui jantung, kekuatan sebesar 60 milliamper saja sudah cukup untuk menimbulkan gangguan jantung (fibrilasi ventrikel). Bila kawat berarus listrik terpegang oleh tangan, maka pegangan akan sulit dilepaskan karena arus listrik tersebut menimbulkan kontraksi dari otot-otot jari tangan. Otot fleksor atau otot menggenggam jari lebih kuat dari otot ekstensor. Jika arus listrik tegangan tinggi mengenai dada akan menyebabkan gangguan pernafasan. Bila mengenai kepala, dapat menyebabkan tidak sadarkan diri. Pada tegangan rendah, arus searah tidak berbahaya dibandingkan dengan arus bolak-balik. Kelancaran arus masuk ke tubuh tergantung juga basah atau keringnya kulit yang kontak dengan arus listrik. Bila kulit basah atau lembab, arus listrik akan mudah masuk ke dalam tubuh. Pada tempat masuknya arus listrik, akan tampak luka masuk yang berupa luka bakar sedangkan pada tempat luka keluar akan terkesan loncatan arus keluar. Arus keluar biasanya sulit ditemukan. Panas yang timbul yang mengenai pembuluh darah akan dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah yang semakin lama dapat menyebabkan kematian jaringan. Kadang luka bakar yang tampak dari luar tampak ringan tetapi kerusakan jaringan yang lebih dalam luas dan berat. Kerusakan otot yang berat dapat terlihat pada kencing yang berwarna gelap karena bercampur dengan mioglobin yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Akibat dari sengatan listrik bisa bermacam-macam.Mulai dari sekedar terkejut, membuat luka bakar ditubuh Anda, atau yang tergolong fatal berupa kematian. Sengatan listrik dapat membuat jantung berhenti berdenyut, otot berkontraksi (mengerut), pernafasan berhenti karena pusat saraf yang mengatur pernafasan menjadi lumpuh. Jika ada orang yang tersengat listrik, segera hubungi pertolongan medis jika tandatanda atau gejala-gejala di bawah ini tampak pada korban:serangan jantung,masalah pada irama

jantung (arrhythmias),kegagalan bernafas,sakit dan kontraksi pada otot,epilepsi/ayan,kesemutan dan rasa geli,tidak sadar/pingsan

2. 4 Penatalaksanaan Penatalaksanaan awal sebelum penderita ditangani adalah tentunya memutuskan sumber arus listriknya.Bisa dengan mematikan peralatan yang menjadi sumber setruman atau langsung dari MCB. Setelah itu, segera pindahkan korban ke tempat aman serta bersirkulasi udara lancar. Baringkan korban lalu evaluasi kesadaran penderita apakah sadar atau tidak, serta periksa denyut nadi dan pernapasannya. Berikan bantuan pernapasan buatan jika dibutuhkan seperti pingsan. Bila mengalami luka bakar, segera berikan pertolongan pertama untuk kemudian dilarikan ke dokter. Bila korban mengalami muntah, upayakan untuk dikeluarkan. Agar lubang tenggorokannya tidak tertutup, tarik rahangnya ke depan. Untuk memulihkan fungsi jantung, urut rusuk korban. Bagi orang dewasa, dibutuhkan pengurutan rusuk sampai 60 kali dalam satu menit. Sedang untuk anak-anak lebih banyak lagi, sampai 90 dalam semenit. Dan yang perlu diperhatikan ketika mengurut, hindari menekan rusuk terlalu keras. Karena bisa berakibat fatal menyebabkan rusaknya rusuk korban. Untuk pembuatan nafas buatan ada tekniknya.Pertama, telentangkan korban, lalu tekuk kepalanya ke belakang. Kemudian, anda buka mulut, tarik napas kuat-kuat, baru tutup mulut. Kemudian tiupkan udara ke mulut korban sekuat-kuatnya sampai rongga paru-paru terangkat. Ketika melakukannya, jangan lupa tekan hidung korban supaya udara yang anda tiupkan tidak keluar. Sebisa mungkin, segera lakukan pernapasan buatan ketika korban tersengat. Tiga sampai empat kali pernapasan buatan awalan akan sangat membantu korban. Jika korban adalah anak kecil, dibutuhkan lebih banyak lagi pernapasan buatan, sampai 20 kali dalam semenit. Untuk pernapasan buatan, mungkin karena pertimbangan tertentu, bisa tidak dilakukan lewat mulut. Pembuatan nafas buatan boleh disalurkan lewat hidung korban.Kalau setelah dilakukan pernapasan buatan, ternyata paru-paru juga tidak mengembang, periksa mulut, hidung, dan kerongkongan. Mungkin ada sesuatu yang menghambat aliran udara untuk masuk. Serta setelah diberikan pertolongan pertama, segera bawa untuk mendapat pertolongan medis lebih lanjut.

1. Cepat bertindak. Jangan menunggu bantuan. Sebaiknya minta orang lain menunggu Ambulan, sementara Anda memeriksa tubuh korban. Pastikan listrik sudah tidak menempel atau terhubung ke tubuh korban. Jika tubuhnya masih kontak dengan arus listrik, jangan menyentuhnya dengan tangan telanjang. Matikan arus segera. Jika Anda tidak bisa memotong arusnya, segera tendang saja tubuhnya dengan sol sepatu Anda.Rebahkan tubuh korban hingga terlentang dan angkat dagunya. 2. Lihat, dan dengar nafasnya. Jika Anda menemukan korban dalam keadaan tidak bernapas, segera beri napas bantuan jika dulu Anda mengikuti Pramuka, seharusnya Anda bisa melakukannya. Bila Anda termasuk orang awam, coba tekan hidungnnya dengan jari Anda dan tiupkan udara ke dalam mulutnya dua kali hingga dadanya mengembang.

3. Periksa denyut nadi di lehernya. Jika tidak ada tanda-tanda setelah 5 detik, tekan dadanya sebanyak 5 kali dengan kedua telapak tangan Anda telapak tangan kiri berada di atas dada dan yang lain di atas punggung tangan kiri. Pastikan posisi tangan Anda berada satu garis dengan putingnya. Periksa lagi. Jika tetap tidak ada. Ulangi. 4. Tutupi titik luka bakar yang terjadi akibat masuk dan keluarnya arus listrik pada tubuh karena bisa mempercepat pengurangan cairan dalam tubuh. Gunakan kain, perban atau benda apapun yang bersifat tidak mengantarkan panas

SENGATAN LISTRIK, PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN Sengatan listrik (electrocution, electrical shock) terjadi jika tubuh kita dialiri arus listrik, dan itu terjadi jika tubuh kita menjadi penghubung antara dua titik yang memiliki beda potensial listrik (dinyatakan dengan Volt). Misalnya tangan kita memegang dua kabel beda fasa, atau kabel fasa dan kabel netral, atau salah satu tangan memegang kabel fasa sementara kaki telanjang kita menginjak tanah atau lantai. Saat itulah arus listrik mengalir dari kabel ke kabel atau dari kabel ke tanah melewati tubuh kita dan kita pun merasakan apa yang sering kita sebut sebagai "kesetrum". Selain dengan cara memegang langsung kabel yang beraliran, kesetrum juga bisa terjadi jika kita menyentuh benda-benda bersifat konduktif/penghantar listrik -misalnya casing dari suatu alat listrik- yang tanpa sengaja teraliri listrik. Alat-alat listrik normalnya memiliki sistem insulasi untuk mencegah mengalirnya listrik dari kabel atau sirkuitnya ke bagian lain dari alat itu. Namun terkadang sistem insulasi ini gagal menjalankan tugasnya karena mengalami kerusakan atau ketidaknormalan yang disebabkan berbagai hal, misalnya pemakaian yang kasar, umur alat yang sudah tua, atau memang kualitas insulasi dari alat itu sendiri yang memang buruk. Arus listrik yang mengalir keluar dari sirkuit alat itu disebut arus bocor. Arus bocor ini merupakan penyebab nomor satu orang kesetrum. Sistem grounding berfungsi menyalurkan arus bocor ke ground (tanah/bumi). Bagian logam atau lainnya yang bersifat konduktif dari suatu alat listrik (tetapi bukan bagian dari sirkuit dari alat itu) dihubungkan ke ground menggunakan kabel grounding. Jika ada arus bocor, maka arus itu akan mencari jalan menuju ke ground dan ia punya dua pilihan, lewat tubuh manusia yang memegangnya atau lewat kabel grounding. Dan sudah sifat alami listrik untuk mencari jalan yang paling mudah dan cepat, yaitu jalur yang tahanan listriknya paling rendah, dan itu adalah

kabel grounding. Dengan demikian maka pemakai alat listrik selamat dari bahaya kesetrum karena seluruh atau sebagian besar arus bocor itu telah memilih jalan yang lain. Sistem grounding biasa masih memiliki kelemahan, yakni dia bisa rusak atau terputus tanpa terdeteksi. Hal ini disebabkan terputusnya grounding tidak berpengaruh pada arus listrik utama alat itu (tetap mengalir). Untuk itu, penggunaan GFCI (Ground Fault Circuit Interrupter) sangat dianjurkan untuk meningkatkan keamanan pengguna alat listrik. GFCI adalah semacam circuit breaker (pemutus arus). Beda GFCI dengan MCB, fuse, atau sekring biasa terletak tujuan penggunaannya. MCB dll ditujukan untuk melindungi alat listriknya dari kerusakan akibat arus berlebih (overcurrent), sedangkan GFCI ditujukan untuk melindungi manusia pemakai alat listriknya dari bahaya kesetrum arus bocor. GFCI bekerja dengan membandingkan antara jumlah arus dari sumber listrik yang masuk ke suatu alat melalui kabel fasa (hot wire/hot conductor) dengan arus yang kembali dari alat menuju ke sumber melalui kabel netral. Pada alat listrik yang normal (bagus insulasinya), jumlah keduanya akan selalu sama. Jika ada perbedaan (arus keluar lebih kecil dari arus masuk), itu artinya telah terjadi kebocoran arus. Jika GFCI mendeteksi ada perbedaan sebesar 5miliAmpere (0,005A) saja, maka ia akan memutus arus listrik dalam waktu 25milidetik (0,025detik). Mungkin pemakai alat listrik yang bocor masih sempat merasakan sengatan listrik, tapi kurang dari sekedipan mata, nggak sampe kriting rambutnya... , arus yang masuk besarnya 1,5A, tapi yang kembali hanya 1A karena ada kebocoran pada kabel fasa. Yang 0,5A mengalir ke exhaust ducting (terbuat dari seng), lalu menuju ke ground melalui kabel grounding dan tubuh orang yang memegang ducting. Saat inilah sistem grounding dan GFCI akan berjasa menyelamatkan jiwa orang tersebut. Yang harus diingat, GFCI beraksi jika ada arus yang keluar dari sirkuit. Jika kita memegang kabel fasa dan kabel netral suatu alat, maka arus akan mengalir di tubuh kita dari kabel fasa ke kabel netral itu juga, tidak ada yang keluar sirkuit. Sehingga GFCI tidak mendeteksi apa-apa karena yang terjadi bukan arus bocor melainkan short circuit (hubungan pendek, korsleting). Saat itu nyawa kita tergantung pada MCB atau fuse, bukan pada GFCI lagi. Begitu juga jika kita menyentuh kabel yang belum melewati GFCI, misalnya kabel di dalam tembok yang tanpa sengaja kita bor atau kabel dari tiang listrik, maka GFCI juga tidak bisa menolong. Tetapi paling tidak GFCI melindungi kita dari jenis kecelakaan listrik yang paling umum, yaitu kecelakaan listrik akibat arus bocor. Catatan:

1. Tubuh manusia bersifat penghantar listrik, tetapi kulit manusia dalam keadaan kering bukan penghantar listrik, ia akan berubah menjadi penghantar jika ada kelembaban (misalnya keringat). Karena itu sebelum memakai alat listrik, ada baiknya kita mengeringkan tangan kita. 2. Arus listrik yang berusaha melalui tubuh kita, jika tertahan oleh kulit kita yang kering, maka energi listrik itu akan berubah menjadi energi panas. Jika energi listriknya (beda potensialnya) cukup besar, maka energi panas yang terjadi akan cukup besar untuk membakar dan merusak jaringan kulit yang menghalanginya (itu sebabnya korban kesetrum seringkali mengalami luka bakar) sehingga terbukalah jalan bagi arus listrik untuk mengalir di tubuh kita. 3. Faktor utama yang menentukan tingkat keparahan akibat dari kejutan listrik adalah besarnya arus yang mengalir (dinyatakan dengan Ampere), lamanya tubuh korban teraliri listrik, serta organ tubuh mana saja yang teraliri listrik. Makin besar arus dan/atau makin lama listrik mengaliri tubuh korban, serta semakin vital organ yang dilalui listrik (misalnya jantung atau system syaraf tulang belakang), maka makin parah akibat yang dirasakan oleh korban. 4. Faktor lainnya yang juga menentukan tingkat keparahan adalah besarnya beda potensial atau voltase dan juga kondisi kesehatan korban sendiri sebelum tersengat listrik. Prosedur Pertolongan Pertama untuk Korban Sengatan Listrik Jika ada orang yang tersengat listrik, segera hubungi pertolongan medis jika tanda-tanda atau gejala-gejala di bawah ini tampak pada korban:

Serangan jantung Masalah pada irama jantung (arrhythmias) Kegagalan bernafas Sakit dan kontraksi pada otot Epilepsi/ayan Kesemutan dan rasa geli Tidak sadar/pingsan

Sementara menunggu pertolongan datang, ikuti langkah-langkah ini: 1. Lihat dulu! Jangan sentuh! Tubuh korban mungkin masih teraliri listrik. Menyentuh korban akan menjadikan anda korban berikutnya. 2. Jika mungkin, matikan sumber listriknya dulu. Jika tidak bisa, jauhkan sumber listrik dari korban dan penolong dengan menggunakan benda-benda non konduktif, misalnya kayu atau plastik (pastikan benda-benda tersebut dalam keadaan kering). 3. Cek tanda-tanda sirkulasi darah pada korban (pernafasan, batuk, atau gerakan tubuh). Jika tidak ada, segera mulai lakukan CPR(1). 4. Cegah shock(2). Baringkan korban dan jika mungkin posisikan kepala korban sedikit lebih rendah dari pinggang, dan naikkan kakinya.

Perhatian!

Jangan menyentuh korban dengan tangan kosong jika tubuh korban masih tersentuh arus listrik. Jangan mendekati kabel-kabel tegangan tinggi sampai aliran listrik benar-benar sudah dimatikan. Jaga jarak minimal 20 kaki (6 meter) atau bahkan lebih jauh jika kabelnya berlompatan atau mengeluarkan bunga api. Jangan memindahkan korban kecuali jika korban masih terancam bahaya bila berada di tempatnya semula.

Keterangan: 1. CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) adalah suatu teknik menyelamatkan nyawa yang digunakan ketika pernafasan atau detak jantung seseorang terhenti. Idealnya, CPR terdiri dari dua unsur: Memompa jantung (chest compressions) atau disebut juga CPR tangan, dikombinasikan dengan nafas buatan dari mulut ke mulut(mouth-to-mouth rescue breathing). Bagaimanapun juga, apa yang harus anda lakukan sebagai penolong dalam situasi darurat benarbenar bergantung pada pengetahuan dan tingkat kenyamanan anda dalam tindakan yang anda ambil:

Tidak terlatih. Jika anda tidak terlatih untuk melakukan CPR, maka lakukan CPR tangan (chest compressions) saja. Itu artinya menekan dan melepaskan dada korban sekitar dua kali tiap detik terus-menerus sampai bantuan paramedis datang (dijelaskan lebih rinci di bawah). Anda tidak perlu mencoba nafas buatan. Terlatih tapi ragu-ragu. Jika anda pernah mengikuti pelatihan CPR, tapi anda tidak percaya diri pada kemampuan anda, maka cukup lakukan seperti yang pertama (chest compressions). Terlatih dan benar-benar siap. Jika anda terlatih dengan baik, dan percaya diri akan kemampuan anda, maka anda bisa memilih salah satu dari dua cara: 1. Bergantian antara 30 kali chest compressions dan dua kali nafas buatan, atau 2. Cukup chest compressions saja (detail dijelaskan di bawah).

Sebelum mulai CPR, perhitungkan situasi-situasi di bawah ini:

Apakah korban sadar atau tidak?

Jika korban seperti tidak sadar, tepuk atau guncang bahunya dan tanyakan dengan lantang, "kamu tidak apa-apa?" Jika korban tidak merespon dan ada dua orang penolong, yang satu harus mencari pertolongan (menghubungi paramedis) dan yang lainnya mulai melakukan CPR. Jika anda sendirian dan membawa telepon/hp, hubungi dulu paramedis baru kemudian lakukan CPR.

Ingat prinsip ABC, pikirkan ABC Airway (Jalan nafas), Breathing (Nafas buatan) dan Circulation (Peredaran darah) agar anda selalu ingat langkah-langkah yang dijelaskan berikut. Lakukan dua langkah pertama (AB) dengan cepat agar bisa segera mulai chest compressions untuk memulihkan Peredaran darah (C). AIRWAY: Buka jalan nafas 1. Letakkan korban terlentang di atas permukaan yang stabil. 2. Berlututlah di sebelah leher dan bahu korban. 3. Buka jalan nafas korban dengan head-tilt chin-lift maneuver (mendongakkan kepala dan mengangkat dagu korban): Letakkan salah satu telapak tangan anda di dahi korban dan dengan hati-hati dongakkan kepalanya ke belakang. Lalu gunakan tangan yang lain untuk mengangkat dagu korban ke depan dengan hati-hati untuk membuka tenggorokannya. 4. Periksa rongga mulut korban apakah ada benda-benda yang menghalangi jalan nafasnya (misalnya gigi palsu yang lepas, muntahan, sisa makanan, dll), jika ada singkirkan. 5. Periksa dengan cepat (tidak lebih dari 5 atau 10 detik) apakah nafas korban normal: Adakah gerakan dadanya? Dengarkan suara nafasnya, dan rasakan nafas korban dengan pipi dan telinga anda. Nafas seperti orang yang terperangah kaget tidak termasuk nafas yang normal. Jika korban tidak bernafas dengan normal dan anda terlatih CPR, lakukan nafas buatan dari mulut ke mulut. Jika anda yakin korban pingsan karena serangan jantung dan anda sendiri tidak terlatih, lewati proses nafas buatan dan langsung ke proses chest compressions untuk memompa jantung dan memulihkan peredaran darah. BREATHING: Berikan nafas buatan pada korban. Nafas buatan bisa dilakukan dari mulut ke mulut atau dari mulut ke hidung jika mulut korban terluka parah atau tidak bisa dibuka. 1. Dengan jalan nafas korban sudah terbuka (hasil dari langkah pertama) tutup lubang hidung korban rapat-rapat dengan jari telunjuk dan ibu jari dan tempelkan mulut anda (terbuka) ke mulut korban yang terbuka sedemikian rupa sehingga tidak ada celah yang memungkinkan udara keluar dari sela-sela mulut anda dan korban saat anda meniupkan udara ke mulut korban. 2. Bersiaplah untuk memberikan dua tiupan nafas buatan: Berikan tiupan pertama selama satu detik dan lihat apakah dada korban naik. Jika ya berikan tiupan yang kedua. Jika tidak berarti jalan nafas korban belum terbuka atau tertutup kembali. Ulangi langkah A (head-tilt chin-lift maneuver) dulu baru berikan tiupan yang kedua. 3. Mulai chest compressions untuk memulihkan peredaran darah korban (masuk langkah C).

CIRCULATION: compressions)

Memulihkan

peredaran

darah dengan

memompa

jantung (chest

1. Letakkan salah satu pangkal telapak tangan anda di atas dada korban, di antara kedua putingnya. Letakkan telapak tangan yang satu lagi di atas yang pertama. Luruskan siku anda dan posisikan bahu anda tepat di atas kedua tangan anda. 2. Gunakan berat badan tubuh bagian atas anda (bukan hanya lengan anda) saat anda menekan dada korban. Tekan dengan keras dan cepat (sekitar 2x/detik) sampai sekitar 2 inci atau 5 cm ke bawah. 3. Setelah 30 kali chest compressions, ulangi langkah A (head-tilt chin-lift maneuver) dan B (2 nafas buatan seperti dijelaskan di atas). Itu semua adalah 1 siklus. Jika ada orang lain, mintalah agar dia yang memberikan 2 nafas buatan setelah anda melakukan 30 chest compressions. 4. Lanjutkan CPR sampai ada tanda-tanda pergerakan tubuh korban atau sampai tenaga paramedis mengambil alih. 5. Jika korban mengalami shock Ada bermacam-macam tanda-tanda seseorang mengalami shock:

Kulit dingin dan berkerut. Mungkin terlihat pucat atau abu-abu. Detak jantung lemah dan cepat. Nafas korban bisa jadi pelan dan pendek (hypoventilation), atau malah cepat dan dalam (hyperventilation). Tekanan darah di bawah normal. Pandangan mata kosong dan mungkin terlihat seperti memandang sesuatu. Kadangkadang pupil mata melebar. Korban bisa sadar bisa pingsan. Jika tidak pingsan, korban mungkin merasa kesadarannya berkurang, atau sangat lemah atau kebingungan. Shock terkadang menyebabkan seseorang menjadi terlalu bersemangat (overly excited) atau gelisah.

Jika anda mencurigai korban mengalami shock, bahkan walaupun korban nampak normal setelah kecelakaan:

Cari bantuan medis. Baringkan korban di atas punggungnya dengan kaki lebih tinggi dari kepala. Tetapi jika hal itu menyebabkan rasa sakit atau cedera lebih parah, baringkan mendatar saja. Tenangkan korban. Periksa tanda-tanda adanya peredaran darah (pernafasan, batuk, atau gerakan). Jika tidak ada tanda, lakukan CPR. Jaga korban agar tetap hangat dan nyaman. Longgarkan sabuk dan pakaian yang ketat, selimuti korban. Jangan berikan minum bahkan walaupun korban mengeluh kehausan.

Miringkan tubuh korban jika korban muntah atau mengeluarkan darah dari mulutnya agar muntahan atau darah tidak tertelan. Cari bagian tubuh korban yang cedera, dan berikan Pertolongan Pertama.

Oleh: Adiwijaya Indra Permana

Anda mungkin juga menyukai