Anda di halaman 1dari 14

BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.

1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 7 Semarang. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun akademik 2011/2012 bulan Mei-Juni 2012.

3.2 Subyek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian siswa kelas VIID SMP Muhammadiyah 7 Semarang.

3.3 Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (R&D). Metode penelitian dan pengembangan R&D (Research and Development) adalah metode yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji kevalidan keefektifan produk tersebut. penelitian dan pengembangan kegiatan mengembangkan produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk yang dihasilkan dari penelitian ini adalah LKS fisika model inferensi logika berpikir Hypothetical-deductive... RPP, alat evaluasi berupa tes inferensi logika, tes hasil belajar dan angket sikap. Penelitian R&D yang dikemukakan oleh Borg dan Gall (Sugiyono, 2007) kemudian disesuaikan dengan kebutuhan peneliti yang meliputi enam tahapan, yaitu: (1) survey pendahuluan, (2) awal pembuatan produk, (3) desain produk, (4) validasi produk, (5) revisi dan perbaikan produk, dan (6) deskripsi hasil penelitian. Pada penelitian ini tidak semua langkah-langkah metode R&D dilakukan. Keterbatasan waktu penelitian mengakibatkan penelitian tidak sampai pada tahap produksi massal. Produksi massal dapat dilakukan lebih lanjut di luar penelitian, sehingga pelaksanaannya lebih efektif.

Berikut ini merupakan langkah-langkah penggunaan metode penelitian dan pengembangan.

Gambar 1. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Research and Development (R&D) 3.4 Prosedur penelitian Langkah-langkah kegiatan penelitan sebagai berikut: 1 Tahap Pendahuluan Pada tahap awal penelitian, dilakukan studi awal untuk menemukan potensi masalah dan pengumpulan data berupa studi literatur, yang meliputi: analisis kurikulum, telaah materi, serta studi literatur tentang pembuatan LKS dan berpikir pola inferensi logika. Selain itu dilakukan pula studi lapangan, yang meliputi: analisis proses pembelajaran, model pembelajaran, sarana prasarana, kondisi guru dan siswa, serta analisis keadaan sekolah. 2 Tahap Pengembangan Produk dan pengujian Produk yang dikembangkan adalah sebuah LKS fisika model inferensi logika Hypothetical-deductive. Pengembangan produk ini meliputi tiga tahapan, yaitu: tahap desain produk, tahap validasi desain, dan tahap revisi desain. a Desain LKS fisika model inferensi logika Hypothetical-deductive. Pembuatan LKS fisika model inferensi logika Hypothetical-deductive. di dasarkan pada kurangnya motivasi dan aktivitas belajar siswa dan rendahnya mutu

bahan ajar siswa yang berupa LKS biasa. Pada tahapan desain ini, LKS fisika model inferensi logika

Penyebaran angket Observasi saat pembelajaran Pelaksanaan tes hasil belajar

Pengolahan dan analisis data

Penarikan kesimpulan

Hasil final produk berupa LKS Fisika model inferensi logika

Gambar 2. Skema Alur Penelitian

Hypothetical-deductive memiliki empat unsur pokok yaitu: (1) langkah-langkah kegiatan sains yang mudah dan gampang dilakukan siswa untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir Hypothetical-deductive, (2) materi esensial yang ada dalam LKS ini disajikan secara menarik menggunakan kartun fisika, (3) permainan dalam bentuk soal-soal asyik yang didesain menggunakan permainan TTS untuk meningkatkan minat belajar siswa, (4) Soal evaluasi, fungsinya untuk melatih siswa mengembangkan kemampuan berpikir inferensi logika dan mengukur sejauh mana tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang sudah dipelajari. b Validasi ahli. Dalam proses penyusunan, peneliti melakukan validasi LKS fisika model inferensi logika Hypothetical-deductive dan buku panduan LKS oleh para ahli. Validasi dilakukan meliputi empat unsru pokok yang ada dalam LKS fisika model inferensi logika Hypothetical-deductive, validasi dilakukan beberapa kali sampai dihasilkan produk yang layak diajarkan dan digunakan siswa. c Penyusunan Instrumen Penelitian Instrumen yang dibuat mencakup: angket respon guru dan siswa, lembar observasi aktivitas siswa, instrumen tes berpikir inferensi logika Hypotheticaldeductive, dan instrumen obsevasi keaktifan siswa, instrumen observasi motivasi siswa.

Angket respon dibuat untuk siswa dan guru, dimana angket tersebut digunakan

untuk mengetahui respon siswa mengenai tingkat kepraktisan dan motivasi siswa dalam pembelajaran menggunakan LKS fisika model inferensi logika Hypotheticaldeductive di kelas. Adapun angket guru bertujuan untuk mengetahui pendapat guru menyangkut keseluruhan aspek dalam LKS fisika model inferensi logika Hypothetical-deductive (aspek kegiatan dalam LKS, materi esensial dalam LKS, dan sebagainya). Selain itu, angket guru juga bertujuan mengetahui respon guru terhadap pelaksanaan pembelajaran modul di kelas. Instrumen tes berpikir Hypothetical-deductive untuk mengetahui peningkatan berpikir Hypothetical-deductive sehingga diperlukan uji berupa validitas, dan reliabilitas tes. Lembar observasi motivasi dan aktivitas belajar siswa untuk mengukur motivasi dan aktivitas belajar siswa. d Uji coba kelompok kecil

Uji coba LKS Fisika model inferensi logika dalam kelompok kecil untuk mendapatkan hasil berupa LKS untuk menyempurnakan hasil validasi ahli dengan kondisi lapangan. e Uji coba produk dalam kelompok besar

Setelah melakukan revisi dari hasil uji kelompok kecil, LKS fisika model inferensi logika ini dapat di ujicobakan dalam kelompok besar. Dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas, dapat di lakukan observasi terhadap aktivitas pembelajaran yang terjadi di kelas. Hasil observasi ini dapat menjadi data pendukung penelitian. f Pengambilan data

Setelah kegiatan pembelajaran menggunakan LKS fisika model inferensi logika telah selesai di laksanakan, maka kegiatan terakhir adalah memberi tes kepada siswa untuk melihat hasil pembelajaran menggunakan LKS fisika model inferensi logika. Tes ini berupa tes tertulis untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir Hypotheticaldeductive dan peningkatan hasil belajar. Setelah kegiatan pembelajaran ini berakhir siswa dapat memberikan penilaian terhadap pembelajaran menggunakan LKS fisika model inferensi logika ini pada angket respon siswa. Selain angket respon siswa diberikan angket respon guru untuk mengetahui tanggapan guru terhadap LKS fisika model inferensi logika.

Pengolahan data

Data penelitian berupa data, hasil belajar, kemampuan berpikir Hypothetical-deductive, obsevasi, dan angket. 4 Hasil produk dan temuan penelitian

Pada bagian ini hasil penelitian telah diolah sehingga peneliti dapat melakukan revisi terhadap produk berdasarkan data-data dari penelitian, berupa data respon siswa dan guru. Setelah dilakukan revisi, dihasilkan produk berupa LKS fisika model inferensi logika.

3.5 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif terdiri dari data kevalidan, respon siswa dan guru, data observasi aktivitas dan motivasi siswa terhadap pembelajaran menggunakan LKS fisika model inferensi logika Hypothetical-deductive. Data kuantitatif berupa data hasil belajar kemampuan berpikir pola inferensi logika Hypothetical-deductive siswa.

Tabel 1. Jenis Data, Tujuan Pengumpulan Data, dan Analisis Data No. 1. Macam Data Validasi LKS dan buku panduan LKS fisika model inferensi logika Hypothetical2. deductive Efektifitas a Aktivitas siswa (berpikir Tujuan Mengetahui kevalidan LKS fisika model inferensi logika Hypotheticaldeductive Mengetahui keaktifan siswa Lembar Obsevasi Panduan obsevasi Deskriptif presentase Cara pengukuran Angket validasi Instrument Panduan validitas Analisis Deskriptif presentase

pola inferensi b logika) Motivasi belajar Mengetahui tingkat motivasi keterbacaan LKS fisika model inferensi logika Hypotheticalc Hasil dan kemampuan berpikir inferensi 3. logika Kepraktisan a Respon siswa deductive belajar Mengetahui tingkat ketercapaian hasil belajar tes Lembar evaluasi N Gain Angket respon siswa Panduan angket Deskriptif presentase

Mengetahui tanggapan siswa terhadap LKS model infersi logika Hypotheticaldeductive Mengetahui tanggapan guru terhadap LKS model infersi logika Hypotheticaldeductive.

Angket respon siswa

Lembar angket respon siswa

Deskriptif presentase

Respon guru

Angket respon guru

Lembar angket respon guru

Deskriptif presentase

3.6 Tehnik Analisis Data

Analisa data dalam penelitian ini meliputi, analisis LKS fisika model inferensi logika Hypothetical-deductive. oleh pakar, analisis reabilitas instrumen serta analisis data untuk menjawab permasalahan penelitian. 1 Pengolahan Angket Penilaian Respon Siswa a. Memberikan skor Angket siswa nantinya dibuat dalam skala Likert. Adapun pernyataan dalam skala Likert yang digunakan untuk mengetahui penilaian dan respon siswa berupa pernyataan positif. Bentuk jawaban siswa dikategorikan ke dalam pernyataan sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju atau sangat positif, positif, netral, negatif, sangat negatif. Adapun penyekorannya yaitu: 1 2 3 4 5 a Sangat setuju/ selalu/ sangat positif diberi skor 5 Setuju/ sering/ positif diberi skor 4 Ragu-ragu/ kadang-kadang/ netral diberi skor 3 Tidak setuju/ hampir tidak pernah/ negatif diberi skor 2 Sangat tidak setuju/ tidak pernah/ sangat negatif diberi skor 1 Mengolah skor angket

Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item = 5 x 100 = 500 (seandainya semua menjawab sangat setuju). Untuk menyatakan persentase banyaknya siswa yang memberi penilaian dan respon, maka digunakan rumus:

% respon siswa = x 100% (Jumlah skor yang diperoleh dari hasil penelitian) (Jumlah skor ideal untuk seluruh item)

Secara kontinum dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 6. Rentang skor angket berdasarkan Likert

Pengolahan Angket Penilaian Dosen Angket yang disebarkan pada dosen berisi kriteria-kriteria LKS fisika model inferensi logika Hypothetical-deductive. Tahapan pengolahan data dilakukan sebagai berikut: Memberikan skor Validator akan memberikan nilai perangkat pembelajaran dengan mengisi lembar validasi dan memberi tanda check list pada colom yang sesuai. Kriteria hasil validasinya ; ; ; ; 1,00 X < 1, 75 1,75 X < 2,50 2,50 X < 3,25 3,25 X < 4,00 : kurang : cukup : baik : sangat baik

3 a

Pengolahan Angket kepraktisan Memberikan skor Pernyataan yang digunakan dalam skala Likert digunakan untuk mengetahui penilaian siswa akan keterbacaan LKS. Cara pemberian skor:

Tabel 2. Penskoran Uji Keterbacaan

Pendapat Sangat mudah dipahami Mudah dipahami Sedang Sukar dipahami Sangat sukar dipahami b Mengolah Skor

Skor 5 4 3 2 1

Skor-skor yang telah dihitung diolah melalui tahapan seperti mengolah skor angket siswa. c Menafsirkan persentase skor

Untuk menyatakan banyaknya siswa yang memberi respon, maka digunakan tafsiran persentase siswa seperti sebelumnya.

Pengolahan Tes berpikir inferensi logika Tes yang diberikan berupa tes uraian yang berjumlah 5-10 soal. Dari jawaban siswa akan diperoleh nilai kemampuan siswa dalam berpikir inferensi logika. Untuk menentukan pola kecenderungan skor pretest terhadap skor postest yaitu: a Menskor

Sebelum lembar jawaban diberi skor, terlebih dahulu ditentukan standar penilaian untuk setiap tahap sehingga dalam pelaksanaannya unsur subjektivitas dapat diminimalisir. b Menghitung rata-rata skor.

Untuk menghitung rata-rata (mean) skor baik pretest maupun postest digunakan rumus:
x=

xi n

Menghitung standar deviasi Untuk menghitung standar deviasi digunakan rumus:


( xi x ) 2 ( n 1) S=

untuk n>30

Keterangan:

x = nilai rata-rata pretest dan postest


xi = skor test yang diperoleh setiap siswa n = jumlah siswa s = standar deviasi 3 Mengetahui Keefektifan Penggunaan Modul Dalam penelitian pengembangan pembelajaran, indikator untuk menyatakan bahwa keterlaksanaan LKS fisika model inferensi logika Hypothetical-deductive dikatakan efektif, dapat dilihat dari komponen-komponen: (1) hasil belajar siswa; (2) aktivitas siswa; dan (3) respon siswa. Efektivitas disini diukur dengan melihat tingkat penghargaan siswa dalam mempelajari LKS fisika model inferensi logika Hypothetical-deductive dan keinginan siswa untuk terus menggunakan modul tersebut. Hasil belajar siswa dapat dianalisis dengan membandingkan hasil pretest dan postest siswa yang meliputi nilai terendah, tertinggi, dan rata-rata nilai tersebut. Sehingga desain analisisnya before-after seperti dibawah ini: O1 X O2

Keterangan: O1: uji awal (pretest), sebelum penggunaan LKS fisika model inferensi logika Hypothetical-deductive O2: aji akhir (postest), sesudah penggunaan LKS fisika model inferensi logika Hypothetical-deductive

Untuk melihat pengaruh penggunaan LKS fisika model inferensi logika Hypotheticaldeductive dilakukan dengan menentukan efektivitas pembelajaran yang dapat diketahui dengan cara menghitung gain score ternormalisasi (g). Gain score merupakan perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal. Langkah-langkah yang dilakukan untuk melihat efektivitas pembelajaran adalah sebagai berikut: 1 Menghitung gain ternormalisasi dengan persamaan: X X pre g = post X max X pre (Savinaenan & Scott, 2002) Menentukan nilai rata-rata dari skor gain ternormalisasi untuk seluruh siswa. 3 Menginterpretasikan besarnya skor gain ternormalisasi yang diperoleh untuk menyatakan kriteria efektivitas pembelajaran dengan standar seperti pada tabel berikut:

Tabel 7. Kriteria Efektivitas Pembelajaran Nilai Gain Ternormalisasi (g) g > 0,7 0,3 < g < 0,7 g< 0,3 Kategori efektivitas tinggi efektivitas sedang efektivitas rendah

Pengolahan Lembar Observasi Pada penilain dengan teknik non tes ini, observasi dilakukan untuk mengetahui tingkat

aktivitas dan motivasi siswa. Keaktifan yang amati adalah keaktifan siswa dalam melaksanakan kegiatan sains dan keaktifan siswa dalam proses interaksi dalam pembelajaran. Motivasi siswa dapat dilihat dari ketertarikan siswa terhadap LKS fisika model inferensi logika Hypothetical-deductive.

Tabel 8. Penilaian Aktivitas Siswa Aspek Aktivitas yang Dinilai Tingkat Kemampuan

Tabel 9. Penilaian Motivasi Siswa Tingkat Kemampuan 1 2 3 4

Aspek Motivasi yang Dinilai

Cara penskoran dan penilaian lembar observasi aspek aktivitas dan motivasi siswa adalah sebagai berikut: 1 Menskor, yaitu memberikan skor pada hasil tes yang dicapai oleh siswa. Pemberian skor ini sesuai dengan kriteria yang telah dibuat. Untuk pemberian skor tes kreativitas digunakan skala penilaian. Tes harus memiliki kriteria standar penilaian untuk setiap pokok uji. Skala penilaian dibuat dalam rentang 5-4-3-2-1. Adapun penyekorannya yaitu: 1 2 3 4 5 Sangat baik diberi skor 5 Baik diberi skor 4 Cukup diberi skor 3 Kurang diberi skor 2 Sangat kurang diberi skor 1

Mengubah skor mentah menjadi skor standar seperti pada skala likert. 1 2 Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai. Menghitung persentase skor Persentase skor dapat dihitung dengan cara: Skor = (nilai tiap individu/ total skor) x 100%

Anda mungkin juga menyukai