Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TETANUS adalah Gangguan neurologis yang ditandai dengan meningkatnya tonus otot dan spasme yang disebabkan oleh tetano spasmin, suatu toksin B yang kuat, yang dihasilkan oleh Clostridium Tetani
CLOSTRIDIUM TETANI Bakteri gram (+) Anaerob Bentuk Batang Bergerak dan menghasilkan spora berbentuk oval menyerupai raket tenis Tahan bertahun-tahun ada lingkungan tertentu dan tahan terhadap sinar matahari
Tetanus terjadi secara sporadis menimpa individu (Non imun, dengan imunitas parsial, imunitas penuh yang kemudian gagal mempertahankan imunitas secara adekuat) Tetanus masih merupakan penyakit yang membebani di seluruh dunia terutama negara beriklim tropis dan negara sedang berkembang
Umumnya terjadi : Daerah pertanian Daerah pedesaan Daerah iklim hangat Selama musim panas Penduduk pria
Pada negara tanpa program imunisasi, terutama terjadi pada neonatus dan anak Pada negara dengan program imunisasi baik, jarang terjadi tetanus pada neonatus, lebih sering terjadi pada orang usia tua Terjadi setelah trauma akut, laserasi, abrasi. Trauma dapat terjadi di dalam/luar rumah, luka besar ataupun kecil. Beberapa kasus tidak terdapat luka. Dapat pula merupakan komplikasi penyakit kronis seperti abses, gangren, ulkus maupun luka bakar, infeksi telinga tengah, aborsi dan persalinan
Kontaminasi luka dengan spora C. Tetanus Germinasi spora dan sel vegetatif bertumbuh menghasilkan toksin (dalam keadaan anaerob)
Toksin :
1. Tetanolisin secara lokal merusak jaringan sekitar infeksi 2. Tetanospasmin yang menyebabkan gejala klinis Tetanus.
Tetanospasmin
Peripheral Motor Neuron Terminal Axon Nerve cell body pada Brain Stem & Spinal Cord secara retrograde intraneural transport Toxin bergerak melewati synaps ke presynaps terminal
Diasumsikan waktu transport intraneural sama pada semua serabut syaraf pendek, yaitu lebih dahulu terpengaruh daripada serabut syaraf panjang. Ini menjelaskan urutan keterlibatan syaraf di kepala, tubuh dan ekstremisitas secara berturut pada tetanus generalisata
1. TETANUS GENERALISATA
Bentuk yang paling sering terjadi Karakteristik : Tonus otot meningkat, kejang umum Median onset setelah trauma 7 hari Tanda khas pertama
Trismus (Lock Jaw) akibat peningkatan tonus M Masseter diikuti dysphagia, kekakuan dan nyeri otot leher, bahu dan punggung yang menyebabkan opistotonus. Kontraksi otot wajah menghasilkan ekspresi yang khas Risus Sardonicus. Kemudian terlibat otot abdomen dan proksimal. Anggota gerak bawah, tangan dan kaki relatif jarang terlibat.
Risus Sardonicus
Opistotonus
Beberapa pasien berkembang menjadi berat Kejang yang berulang sehingga terjadi Laryngospasm, Apnu, Sianose, dan gangguan ventilasi. Kejang dapat terjadi spontan/dipresipitasi suara, cahaya, sentuhan. Kadang pasien demam (60%), kesadaran baik, refleks tendon meningkat. Keterlibatan syaraf autonom : aritmia, fluktuasi TD yang ekstrim, diaporesis, hiper/hipotermia, retensi urine. Kadang terjadi cardiac arrest. Komplikasi : aspirasi pneumoni, fraktur, ruptur otot, DVT, emboli paru, dekubitus, rabdomiolisis.
2. TETANUS NEONATORUM
Bentuk generalisata, FATAL Terjadi pada bayi dari ibu yang imunisasinya tidak adekuat, perawatan tali pusat tidak steril Onset : 2 minggu pertama kehidupan Khas : Rigiditas, sulit menelan, iritabilitas, kejang
3. TETANUS LOKAL Jarang Rigiditas otot sekitar luka Kebanyakan berkembang menjadi generalisata 4. TETANUS SEFALIK Jarang Terjadi akibat trauma kepala atau OMP Gejala : Trismus, tamda keterlibatan satu atau lebih syaraf kranial
Diagnosa Klinis :
Riwayat luka Gejala tetanus
Kadang tidak ditemui port dentre Isolasi kuman dari luka bukan merupakan diagnosa tanpa klinis yg khas. Lab: Bisa leukositosis,CSF normal.enzim otot meningkat. EMG : impuls unit motorik kontinu tanpa atau dengan pemendekan interval tenang.
4. 5. 6. 7.
rigid abdomen
Penatalaksanan umum
Ruangan : tenang,gelap mengurangi rangsang kejang Pemberian cairan yang cukup Tidak dapat menelan pasang NGT. Luka dibersihkan dg hati hati,debridemen secara menyeluruh Netralisasi toksin
- Pemberian HumanTetanus immunoglobulin(TIG) 3000-6000 u/IM dosis terbagi - ATS (equine) 10.000 unit IM dosis tunggal ( ATS terapeutik) di AS tidak dipakai lagi. Di tempat lain masih di gunakan, sering menyebabkan reaksi hipersensitivitas.
Pemberian Antibiotik
Obat Pilihan :
Mertonidazol 500 mg/6 jam atau 1 g/12 jam.
Obat alternatif :
Penisilin HCl 10-12 jt u/h./ infus diberikan 10 hari.
merupakan obat
Obat lain : propofol, dantrolen, baklofen intratekal, suksinil, kolin,magnesium sulfas dapat dipakai.
Penatalaksanaan Pernafasan
Intubasi atau Trakeostomi bila :
Laringospasme. Hipoventilasi krn oversedasi. Pengeluaran sekret yg banyak
mencegah aspirasi
Imunisasi Aktif
Dewasa : 3 dosis
Anak/bayi
WHO : 5 dosis
0 bulan 3 bulan 9 bulan 4-7 thn 12-17 thn
Penatalaksanaan Luka
Luka bersih kecil, tetanus toxoid >= 3x tak perlu imunisasi ,Toxoid < 3x pasif (-) aktif (+) Luka kotor besar, toxoid >= 3x tak perlu imunisasi Toxoid < 3x pasif (+) aktif (+)