Anda di halaman 1dari 2

AUSTISME

Autisme ( autism), -adalah salah satu gangguan terparah di masa kanak-kanak. -Bersifat kronis dan berlangsung sepanjang hidup. -Cara berfikir autistic adalah kecenderungan untuk memandang diri sendiri sebagai pusat dari dunia, percaya bahwa kejadian-kejadian eksternal mengacu pada diri sendiri. Seolah-olah meeka hidup dalam dunia mereka sendiri, menutup diri dari setiap masukan dunia luar.

Ciri-ciri Autisme ciri yang paling menonjol adalah - kesendirian yang amat sangat - bahasa,( ex: ekolalia-mengulang kembali apa yang didengar dengan nada suara tinggi dan - komunikasi, - dan perilaku ritualistic atau stereotip ciri utama dari autisme adalah : - gerakan stereotype berulang yang tidak memiliki tujuanberulang-ulang memutar benda, menepukkan tangan, berayun kedepan dank e belakang dengan lengan memeluk kaki - sebagian anak menyakiti diri sendiri. -anak-anak autistic memiliki deficit perceptual sehingga mereka hanya dapat memproses satu stimulus saja pada waktu tertentu. Akibatnya mereka lambat belajar secara classical conditioning (asosiasi terhadap stimuli). Perspective teori belajar, anak-anak menjadi terikat dengan pengasuh utama mereka karena diasosiasikan dengan reinforcer primer seperti makanan dan pelukan. monoton )

- anak-anak autistic tampaknya mengalami kesulitan untuk mengitegrasikan informasi dari berbagai indra . Pada waktu tertentu mereka tampak terlalu sensitive pada rangsangan, lain waktu menjadi tidak sensitive. Yang menyebabkan digisit perceptual dan kognitif ini hendaknya yang dihubungkan dengan autistic, termasuk retardasi mental, deficit bahasa, perilaku motorik yang aneh, menunjukan adanya gangguan neurologist yang melibatkan suatu bentuk kerusakan otak atau ketidakseimbangan kimiawi saraf dalam otak. Penanganan, walaupun autisme belum dapat disembuhkan, belajar untuk mengurangi perilaku yang menggangu dan meningkatkan ketrampilan belajar serta komunikasi pada anak-anak autistic. 1. Pengembangan Perilaku Baru perilaku-perilaku baru ini dipertahankan dengan adanya reinforcer,sehingga penting untuk mengajarkan kepada anak-anak ini, yang sering merespons kepada orang lainseperti mereka berhadapan dengan benda mati, untuk menerima orang lain seperti reinforcer. Seseorang dapat dijadikan reinforcer dengan cara memasangkan pujian reinforcer primer seperti makanan. 2. Pendekatan Biologis pendekatan biologis hanya memberikan pengaruh yang terbatas pada penanganan autisme.hal ini dapat berubah. Penelitian menunjukan obatobatan yang meningkatkan aktivitas serotonim seperti SSRI, dapat mengurangi pikiran dan perilaku repetitive serta agresivitas sehingga menghasilkan perbaikan dalam hubungan social dan penggunaan bahasa pada individu autistic dease.

Anda mungkin juga menyukai