A. LATAR BELAKANG Definisi febris adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kenaikan suhu tubuh diatas 37C atau dimana fungsi pusat pengatur suhu tubuh badan terganggu dalam otak (hipotalamus). Biasanya karenakan suhu ini berlangsung selama 3-7 hari.
B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Mampu melaksanakan dan memberikan asuhan keperawatan yang
2. Tujuan Khusus a. Mampu melaksanakan pengkajian pada pasien dengan febris di ruang pavilion RSUD SALATIGA. b. Mampu menganalisa data dan merumuskan masalah keperawatan pada pasien dengan febris di ruang pavilion II RSUD SALATIGA. c. Mampu melaksanakan intervebsi pada pasien dengan febris diruang pavilion II RSUD SALATIGA. d. Mampu melaksanakan implementasi pada pasien dengan febris diruang pavilion II RSUD SALATIGA. e. Mampu melaksanakan evaluasi pada pasien dengan febris diruang pavilion II RSUD SALATIGA.
A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Febris adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kenaikan suhu tubuh diatas 37C atau dimana fungsi pusat pengatur suhu badan terganggu dalam otak (hypothalamus). (IPD. Edisi 3) Febris adalah suatu keadaan dimana seorang mengalami kenaikan suhu menjadi >37C selama 3 7 hari. (Manjour 2002) 2. Etiologi Hal hal yang menyebabkan febris adalah : 1. Rangsangan secara mekanis antara lain tekanan rangsangan dari pendarahan otak, tumor serebi dan fraktur basis spaini. 2. Rangsangan secara psikis antara lain pengaruh dari cerebrum yang bersifat demam hysteria. 3. Rangsangan secara kimiawi antara lain rangsangan pyrula, zat zat pirugeb hasil pemecahan protein atau metabolisme dari bakteri.
Penyebab diatas menimbulkan banyak fibris atau demam antara lain : a. Demam septik Adalah suhu badan yang berangsur naik ketingkat yang paling tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal. Pada pagi hari sering kali juga disertai keluhan menggigil dan berkeringat. b. Demam Romitten (Demam Turun Naik) Adalah demam yang ditandai dengan suhu tinggi dan rendah secara bergantian, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. c. Demam Informitten (Demam Selang Seling) Adalah demam dengan suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam dalam suatu hari.
2
d. Demam Karantina (Demam menetap) Adalah demam terus menerus. e. Demam Perpularis (Demam Nifas) Adalah demam pada saat nifas, malam hari panas dan pagi suhu rendah. f. Demam Recurrent (Demam Berulang) g. Demam Traumatica Adalah demam karena luka. h. Demam Typo Inverso Adalah demam dengan sifat terbalik dan suhu tinggi pada malam hari i. Demam Undulans Adalah demam ditandai garis suhu yang naik turun secara bergelombang. (Manjouer 2002)
3. Patiofisiologi Sebagian febris (demam) terjadi karena gangguan gizi sebagian akibat dari kurangnnya nafsu makan dapat mengakibatkan kejang. Gangguan hypothalamus dan menghambat tumbuh kembang jika terjadi pada anak. (Manjoer 2002)
4. Tanda dan Gejala Klinik Gejala febris antara lain : Demam diatas suhu 37,2C selama 3 7 hari Mual Muntah Pusing Nyeri perut di epigastrium Pembesaran hati
5. Diagnosa Pembanding Penyebab lain kejang yang disertai demam harus disingkirkan khususnya meningitis atau ensefalitis. Fungsi lumbal terindikasi bila ada kecurigaan klinis meningitis adanya sumber infeksi bila ada kecurigaan klinis meningitis. Adanya sumber infeksi seperti ototis media tidak menyingkirkan meningitis dan jika pasien telah mendapatkan antibiotika maka perlu dipertimbangkan fungsi lumbal.
6. Penatalaksanaan 1. Baringkan pasien selama 2 14 hari. 2. Berikan diet lunak. 3. Medikamentosa yang bersifat simpofamis 4. Pemberian antibiotik dan obat penurun panas. (Manjoer 2002)
B. Tinjauan Perasat Kompres hangat 1. Pengertian Merupakan tindakan kompres dengan memakai air yang hangat 2. Tujuan a. Memenuhi kebutuhan rasa nyaman. b. Mengurangi atau membebaskan nyeri. c. Mengurangi atau mencegah terjadinya spasme otot d. Memberikan rasa hangat 3. Persiapan alat a. Kom besar berisi hanscoon b. Kain untuk kompres c. Baskom berisi air hangat d. Perlak pengalas 4. Prosedur Tindakan a. Memperkenalkan diri dan menjelaskan kepada pasien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan. b. Menyiapkan alat dan membawa alat kedekat pasien . c. Memasang sampiran bila perlu.
4
d. Mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir dan keringkan dengan handuk e. Memasang perlak pengalas dibawah kepada pasien f. Memakai handscoon g. Memasukkan kain kedalam air hangat, kemudian diperas h. Letakkan kain yang sudah diperas di dahi pasien i. Tunggu kurang lebih 20 menit, kemudian angkat j. Ulangi kompres sampai suhu badan turun k. Mengambil perlak pengalas dan membereskan alat l. Mencuci tangan dengan sabun di air mengalir dan mengeringkan dengan handuk bersih m. Melakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn.E UMUR 22TAHUN DENGAN DIAGNOSA MEDIS FEBRIS DI RUANG PAVILLIUN II RSUD SALATIGA
A. PENGKAJIAN Pengkajian ini dilaksanaka pada hari Jumat 24 Februari 2012 di Ruang Pavilliun II Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga dengan Auto/Allow anamnesa. 1. Data Subyektif a. Biodata I. Identitas pasien Nama: Nn.E Umur: 22 tahun Alamat: Jl.Osamaliki 10 Sidorejo Lor Salatiga Tanggal Masuk: 24 Februari 2012 No Registrasi: 213043 Agama: Islam Pekerjaan: Mahasiswa Jenis Kelamin: Perempuan
II.
Identitas Penanggung Jawab Nama: Sdr. F Umur: 22 Tahun Alamat: Jl.Osamaliki 10 Sidorejo Lor Salatiga Agama: Islam Hub Dengan Pasien: Sahabat
b. Riwayat Kesehatan 1) Keluhan Utama Pasian mengatakan badan panas, mual dan muntah.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu Pasien mengatakan dahulu sudah pernah mengidap penyakit yang sama tapi tidak sampai opname di rumah sakit. 3) Riwayat Kesehatan Sekarang Pasien datang pada tanggal 24 Februari 2012 dengan keluhan panas sejak 2 hari yang lalu, pusing, mual dan muntah. 4) Riwayat Kesehatan Keluarga Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit yang diturunkan seperti: DM, HT, jantung, asma, dll. c. Pola fungsional No. 1. Pola Fungsional Pola Bernafas Sebelum Dirawat Pasian bernafas normal, tidak sesak yaitu 17x/menit dan tanpa alat bantu. 2. Pola Nutrisi dan Metabolisme Pasian makan 3x sehari 1 porsi penuh dengan menu: nasi, lauk,sayur dan minum 7-8 gelas air putih dan kadang diselingi air teh. Selama Dirawat Pasien bernafas normal, tidak sesak yaitu 17x/menit dan tanpa alat bantu. Pasien makan 3x/hari setengah porsi, dengan menu yang diberikan dari rumah sakit dan minum 5-6 gelas air putih dan kadang diselingi dengan air teh. 3. Pola Eliminasi BAK: 3-4x/hari, warna kuning bening dan bau khas amoniak BAB: 1-2x/hari, dengan konsistensi BAK: 4-5x/hari, warna kuning bening dan bau khas obat. BAB: 1x/hari dengan konsistensi feses lunak, warna kuning
feses lunak, warna kuning kecoklatan dan bau khas feses. 4. Pola Keseimbangan dan Gerak Pasien melakukan kegiatan dan beraktifitas seharihari tanpa bantuan orang lain.
Pasien tidak bergerak bebas karena di bagian tangan kirinya terpasang infuse RL, hanya bias terbaring di tempat tidur.
5.
Pasien mengalami gangguan tidur, sehubungan dengan pusing, nyeri perut, mual dan muntah.
6.
Pasien mengenakan pakaian panjang dan juga pendek sehariharinya sesuai kondisi cuaca.
Pasien hanya mengenakan baju tidur, baju berlengan pendek, dan celana panjang. Pasien belum pernah mandi, gosok gigi dan keramas selama dirawat.
7.
8.
Pola Komunikasi
Pasien berkomunikasi Pasien bisa dengan baik dan artikulasi yang mudah dimengerti. berkomunikasi dengan baik dan artikulasi yang mudah dimengerti.
9.
Kebutuhan Spiritual
10.
Kebutuhan Berpakaian
8
terkadang juga mengenakan kaos lengan pendek. 11. Kebutuhan Rasa Nyaman dan Aman Pasien merasa aman dan nyaman dilingkungan tempat tinggalnya. 12. Kebutuhan Bekaerja Pasien sehari-hari kuliah dan bekerja dengan baik.
Pasien kurang merasa aman dan nyaman dengan lingkungan rumah sakit. Pasien tidak bias bekerja seperti biasanya ia hanya bias beristirahat di tempat tidur.
13.
Kebutuhan Rekreasi
Pasien hanya bias menonton TV, dan berinteraksi dengan keluarga dan penjenguk saja.
14.
Kebutuhan Belajar
2. Data obyektif a) Keadaan Umum Penampilan: baik tapi masih lemas. Kesadaran: composmentis. b) Tanda-Tanda Vital Tekanan Darah: 105/63 mmHg Respiratori rate: 20x/menit Nadi: 80x/menit Temperature: 39C
c) Pemeriksaan Fisik 1. Kepala: bentuk mesocepal, tidak terdapat luka trauma, tidak ada benjolan. 2. Rambut: lurus, kulit kepala bersih, persebaran rambut merata, tidak mudah rontok. 3. Mata: simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik. 4. Hidung: bersih, tidak ada pembesaran polip. 5. Telinga: simetris, bersih tidak ada penumpukan serumen, bisa mendengar dengan jelas. 6. Mulut: bersih, tidak ada karies gigi. 7. Leher: tidak ada pembasaran kelenjar tiroid dan limpe, mobilitas leher baik. 8. Dada: a. Paru-paru Inspeksi: berkembang sama saat bernafas. Palpasi: paru-paru kanan dan kiri berkembang sama. Perkusi: terdengar bunyi resonan. Auskultasi: tidak ada wheezing, pernafasan normal 17x/menit. b. Jantung Inspeksi: simetris. Palpasi: tidak ada nyeri tekan. Perkusi: bunyi jantung redup. Auskultasi: bunyi jantung normal, tidak ada bunyi tambahan. 9. Abdomen: Inspeksi: tidak ada luka bekas operasi, bentuk perut datar. Palpasi: tidak ada nyeri tekan. Perkusi: terdengar bunyi timpani. Auskultasi: peristaltic usus normal. 10. 11. 12. 13. 14. Genetalia:tidak terpasang kateter. Ekstremitas Superior: di tangan kiri terpasang infuse RL 20tpm. Ekstrimitas Inferior: tidak terdapat cacat ataupun bekas operasi. Kuku: bersih, warna dasar kuku merah muda, crt<2 Kulit: sawo matang, turgor kulit normal.
10
3. Data penunjang Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan hematologi dan kimia klinik pada tanggal 25 Februari 2012. Pemeriksaan HEMATOLOGI Jml. Lekosit(Al) Hemoglobin(HB) Laju Endap Darah(LED) 1 jam KIMIA KLINIK SGOT SGPT Terapi Obat Infus RL 20tpm Ergotamine (oral) 3x1 PCT (oral) 3x1 Alpraz (oral) 1x0,5 Radin (inj) 2x1 ampul Metyl pred (inj) 2 x125 mg 29 13 u/e u/e <31 C32 3,2 13,9 8 g/dl Mm 4,5-11,0 L=14-18 P=12-16 6-11 Hasil Satuan Normal
11
B. ANALISA DATA Nama pasien Ruang : Nn. E : Paviliun II No. register Dx. Medis Kemungkinan Penyakit Febris : 213043 : Febris Masalah Keperawatan Gangguan pola eliminasi : BAB cair, suhu badan naik karena gangguan pada hypothalamus.
No 1.
Data Fokus
TTD
Pasien mengatakan panas sejak 2 hari yang lalu , lemas, mual, dan BAB cair 1x, kepala pusing, dan badan pegalpegal
12
C. RENCANA KEPERAWATAN Nama pasien : Nn. E Ruang : Paviliun II No. registrasi : 213043 Dx. Medis : Febris
Diagnosa keperawatan Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan meningkatnya suhu badan 39,5C (hipertermi) dan nyeri perut serta mual dan muntah
Tujuan
masalah teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, dengan kriteria hasil: -suhu tubuh turun atau kembali normal (36-37C) -memperbaiki pola nutrisi,nafsu makan meningkat sehingga badan tidak lemas.
Intervensi keperawatan -Beri kompres hangat -Anjurkan banyak minum air putih -Monitor KU dan TTV -Anjurkan makan sedikit tapi sering -Jelaskan tentang pentingnya nutrisi -Kolaborasi dengan medis
TTD
13
D. TINDAKAN KEPERAWATAN Nama pasien : Nn. E Ruang : Paviliun II No. registrasi : 213043 Dx. Medis : Febris
No 1.
TTD
-Menganjurkan banyak air putih 8 gelas tiap hari -Memonitor KU dan TTV
-Pasien bersedia minum air putih 8 tiap hari -Pasien bersedia diperiksa, dengan hasil sbb : KU : sedang TD : 120/80mmHg N : 78x/menit S : 36,7C
RR : 22x/menit -Menganjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering -Menjelaskan tentang pentingnya nutrisi -kolaborasi dengan medis dengan pemberian terapi : Per oral : -ergotamin 3x1 -paracetamol 3x1 -Alpraz 1x0,5tab Injeksi : -ranitidin 2x1amp -metil prednisone 2x125 mg -Pasien mau minum obat dan tidak alergi.Obat sudah masuk melalui IV (selang infuse) dan tidak terjadi alergi. -Pasien kooperatif -Pasien bersedia untuk makan
14
15
E. CATATAN PERKEMBANGAN Nama pasien : Nn. E Ruang : Paviliun II No. registrasi : 213043 Dx. Medis : febris
No 1.
Evaluasi S : Pasien mengatakan badan sudak tidak pegal,suhu badan sudah turun, dan merasa lebih nyaman O: KU : baik N R S : 82 x/menit : 22 x/menit : 36 C
TTD
A : Masalah teratasi sebagian,mual berkuramg,obat sudah diminum,panas sudah turun P : lanjutkan intervensi
16
BAB IV PEMBAHASAN
Dalam melakukan kompres hangat tidak memakai handscoon dalam praktik dilapangan. Ini dikarenakan penyakit yang diderita bukan merupakan penyakit menular sehingga resiko penularan tidak ada, sehingga tidak apa-apa jika tidak memakai handscoon.
Teknik steril yang diterapkan tidak begitu ketat jika dibandingkan dengan yang ada dalam teori.
17
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam kasus penyakit febris yang bias dilakukan adalah berusaha menurunkan panas yang tinggi dan dengan pemberian obat anti piretik, dengan kompres hangat. Pasien dianjurkan untuk memakai pakaian yang mudah menyerap keringat.
B. SARAN
1. Bagi Rumah Sakit Pelayanan oleh rumah sakit sudah cukup baik dan bisa untuk dipertahankan atau ditingkatkan lagi sehingga pasien merasa nyaman dan puas dengan pelayanan yang diberikan. 2. Bagi Tenaga Kesehatan Pelayanan yang diberikan kepada pasien sudah cukup baik. Pelayanan ini bisa ditingkatkan lagi untuk memaksimalkan mutu pelayanan yang diberikan. 3. Bagi Mahasiswa Praktek dilapangan kerja ini sebaiknya bisa dijadikan pengalaman dan pengetahuan serta pembelajaran untuk dirinya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC Tarwoto dan Wartonah, Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Perawatan. Salemba Medika : Jakarta. 2000 Uliyah, Masrifatul, Keterampilan Dasar Praktek Klinik. Salemba Medika : Jakarta. 2006 Mansjoer, Arif, Kapita Selekta Kedokteran II. Media Aesculaplus : Jakarta. 2000
19