Agenda forum diskusi ini adalah : 1. Sosialisasi sikap rektorat terhadap kasus RR. 2. Diskusi tentang bagaimana sebaiknya KM ITB bersikap 3. Diskusi tentang rencana untuk menjenguk RR di KPK
Bahkan setelah adanya press release ini, masih banyak pihak yang meminta ITB untuk bersuara. Pihak-pihak tersebut menilai press release ITB terlalu normatif dan meminta ITB mengeluarkan keputusan, seperti mencabut gelar Guru Besar RR atau memecatnya secara tidak hormat. Menanggapi hal ini, kabinet mengirimkan beberapa perwakilan untuk berbincang-bincang dengan pak Hasan (Wakil Rekor Bidang Humas). Dalam perbincangan tersebut dibahas beberapa hal, dintaranya: 1. Pak Hasan menyatakan bahwa ITB memang tidak perlu mencabut gelar Guru Besar RR atau memecatnya karena RR dan ITB sekarang ini hanya sebagai kolega. Terlebih lagi, menurut UU nomor 49 tentang jabatan organik, status PNS seseorang akan dicabut langsung oleh pemerintah apabila terkena kasus pidana dengan lama tahanan lebih dari 4 tahun. 2. Beliau berpesan bahwa mahasiswa ITBhaus menjadi yang aling ta tntang kasus ini, tapi tidak reaktif terhadap tkanan dari pihak luar. Beliau juga berpesan agar kita mengikuti proses hukum saja sampai RR diteapkan bersalah atau tdak.Sebagai informasi tambahan, status RR sekarang teh berubah dari yang tadinya terperiksa menjadi tersangka. Jadi, dari sosialisasi ini, diharapkan kita lebih melek terhadap kelangsungan kasus ini. Itulah sebabnya kabinet mengundang ketua lembaga untuk mensosialisasikan ini kepada anggotanya. Selain itu masih perlu dipikirkan juga bagaimana metode sosialisasi yang tepat untuk mahasiswa
yang belum memiliki kantung lembaga seperti angkatan 2012 dan 2013. Dengan sosialisasi ini juga, jika kita melihat post atau mention di media sosial, kita diharapkan berhati-hati dalam memilih jawaban. Sebagai contoh, misalnya ada yang menanyakan: Itu ITB kenapa ngga cabut aja sih gelar Guru Besarnya? Jawab aja : Emang udah bukan Guru Besar kok sejak tahun 2010. Terus kalo ada yang nanya lagi: Tapi kan ga tegas gitu lho.. Nanti kalo balik lagi ke ITB terus tetep Guru Besar lagi.. Kita bisa jawab: Lah kan di UU no. 49 kalo udah dipenjara 4 tahun yang nyabut pemerintah langsung.. Kita ga perlu repot2 yaut jabatannya Terus kalo misalnya ada yang nanya: Kok tanggapan ITB gitu doang sih tau ada civitasnya yang kena kasus? Kita jawab aja: Lah emang ITB sama RR itu udah ngga ada hubungannya.. Udah bagus minta maaf.. Itu juga minta maaf karena kita nganggep RR itu temen dan ya selayaknya temen kita melakukan hal yang kurang baik ya kita ada pertimbangan sosiologis buat minta maaf.. Kira-kira seperti itu. Nah, jadi itu tentang sosialisasi sikap ITB. Terus pertanyaan selanjutnya: Sikap KM gimana dong? atau malah mungkin Perlu ngga sih kita bersikap?
Memang terdengar seperti press release ITB juga ujung-ujungnya. Tapi memang itulah hal yang bisa kita katakan. Sebagai perbaikan atas ketidaktahuan kita pada masalah hukum, rencananya KM ITB akan mengundang narasumber ahli untuk memimpin kajian tentang hukum agar kita semua lebih melek pada hukum.
Kesimpulan
Jadi kalau disimpulkan langkah kabinet ke depan adalah sebagai berikut : 1. Mencari metode pencerdasan untuk mensosialisasikan tentang hal ini ke seluruh masa kampus. 2. Mencari waktu yang tepat untuk menjenguk RR di KPK. 3. Membicarakan dengan Kongres tentag rencana kunjungan ke KPK terebut. 4. Mempersiapkan narasumber ahli untuk kajian lebih lanjut.