Anda di halaman 1dari 3

Laporan Praktek Kerja PT.

Pupuk Kalimantan Timur

1. Desulfurization Proses ini berguna untuk menghilangkan/mengurangi senyawa sulfur yang terkandung dalam gas alam yang merupakan racun pada katalis pabrik ammonia. Unit desulfurizer terbagi menjadi dua bagian yaitu hydrogenerator dan desulfurizer. a. Hydrogenerator (D-1001 A) Bertujuan untuk mengubah senyawa sulfide organic (RSH) menjadi sulfide anorganik (H2S). katalis yang digunakan adalah Cobalt Molybdate (CoMo) dan reaksinya bersifat endotermis. Reaksi yang terjadi : RSH(g) + H2(g) b. Desulfurizer (D-1001) Senyawa sulfida anorganik (H2S) yang terbentuk kemudian diserap di desulfurizer. Sebagai penyerapnya digunakan ZnO, reaksi ini berlangsung pada suhu 349C. Reaksi yang terjadi : H2S COS + ZnO + ZnO ZnS ZnS + H2O + CO2 (II.3) (II.4) RH(g) + H2S(g) (II.2)

Kemampuan ZnO dalam menyerap sulfur sangat dipengaruhi oleh suhu. Oleh karena itu, sebelum masuk ke dalam desulfurizer, gas harus dipanaskan terlebih dahulu hingga mencapai suhu sekitar 300-400 oC (PT. Pupuk Kaltim, 1988).

2. Reforming Pada seksi Reforming, gas alam yang telah dihilangkan kandungan sulfurnya diubah menjadi reforming gas melalui reaksi reforming katalitik antara campuran hidrokarbon dan steam dengan tambahan udara. Reaksi katalitik reforming, yaitu : CnHm + 2H2O CH4(g)+ H2O(g) C(n-1)H(m-2) + CO2 + 3H2 CO(g) + 3H2(g) (II.5) (II.6)

12 Jurusan Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret

13 Laporan Praktek Kerja PT. Pupuk Kalimantan Timur

CO(g)+ H2O(g) 3. CO Shift Convertion

CO2(g)+ H2(g)

(II.7)

CO Shift Conversion bertujuan untuk mengkonversi CO menjadi CO2 yang kemudian akan dipisahkan di CO2 removal. Reaksi yang terjadi adalah reaksi eksotermis dimana reaksinya adalah sebagai berikut :

CO H2O

CO2 H2

(II.11)

Suhu rendah akan menyebabkan konstanta keseimbangan naik tetapi kecepatan reaksi menjadi lambat. Oleh karena itu digunakan suhu tinggi untuk mempercepat kecepatan reaksi dan suhu rendah untuk memperoleh

keseimbangan reaksi yang lebih tinggi. Dua tahap tersebut di CO Shift Convertion adalah High Temperature Shift Conversion (HTS) dan Low Temperature Shift Conversion (LTS). 4. CO2 Removal Unit ini bertujuan untuk memisahkan CO2 dari gas sintesa yang berasal dari LTS. Larutan Benfield (K2CO3) digunakan sebagai penyerap CO2 dari aliran gas sehingga dihasilkan gas sintesa dengan kandungan CO2 maksimal hanya 0,1 %. Larutan Benfield yang digunakan dapat diregenerasi kembali. Peralatan utama yang digunakan adalah Bulk Absorber (D-1050), Fine Absorber (D1051), Bulk Regenerator (D-1052), dan Fine Regenerator (D-1053). 5. Methanator Unit methanator berfungsi menghilangkan kandungan CO dan CO2 yang masih terbawa oleh sintesis gas dari CO2 removal. Pada methanator, CO dan CO2 dikonversi menjadi CH4 melalui proses metanasi yaitu mereaksikan kedua senyawa tersebut dengan H2 dengan menggunakan katalis nikel (Ni). 6. Ammonia Synthesis Unit ini berfungsi untuk mereaksikan H2 dan N2 menjadi NH3. Reaksi terjadi pada Ammonia Converter D-1101 dalam 2 bed katalis Fe pada kondisi operasi tekanan 243 bar dan temperatur 192-428 oC.

Jurusan Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret

14 Laporan Praktek Kerja PT. Pupuk Kalimantan Timur

Jurusan Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret

Anda mungkin juga menyukai