1 Latar Belakang Evaluasi merupakan bagian yang penting dari proses manajemen karena dengan evaluasi akan diperoleh umpan balik (feed back) terhadap program atau pelaksanaan kegiatan. Tanpa adanya evaluasi, sulit untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang direncanakan telah mencapai tujuan atau belum. Secara umum dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses untuk menilai atau menetapkan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Evaluasi adalah membandingkan antara hasil yang telah dicapai oleh suatu program dengan tujuan yang direncanakan. Menurut kamus istilah manajemen, evaluasi ialah suatu proses bersistem dan objektif menganalisis sifat dan ciri pekerjaan didalam suatu organisasi atau pekerjaan. Levey (1973) mengatakan, "To evaluate is to make a value judment, it involves comparing something with another and then making either choice or action decision".
1.2 Rumusan Masalah 1 Apa pengertian evaluasi ? 2 Apa pengertian evaluasi program kesehatan ? 3 Apa tujuan evaluasi ? 4 Apa manfaat evaluasi ? 5 Apa batasan evaluasi ? 6 Apa saja sasaran dari evaluasi program? 7 Apa factor-faktor yang mempengaruhi evaluasi? 8 Apa saja langkah esensial dalam perencanaan evaluasi program? 9 Apa saja teknik pengumpulan data pada evaluasi program? 10 Bagaimana karakter evaluasi?
1.3 Tujuan 1 Untuk mengetahui pengertian evaluasi 2 Untuk mengetahui pengertian evaluasi program kesehatan
3 Untuk mengetahui tujuan evaluasi 4 Untuk mengetahui manfaat evaluasi 5 Untuk mengetahui batasan evaluasi 6 Untuk mengetahui sasaran dari evaluasi program? 7 Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi evaluasi? 8 Untuk mengetahui langkah esensial dalam perencanaan evaluasi program? 9 Untuk mengetahui teknik pengumpulan data pada evaluasi program? 10 Untuk mengetahui karakter evaluasi
2.1 Definisi Evaluasi merupakan bagian yang penting dari proses manajemen karena dengan evaluasi akan diperoleh umpan balik (feed back) terhadap program atau pelaksanaan kegiatan. Tanpa adanya evaluasi, sulit rasanya untuk mengetahui sejauh mana tujuan-tujuan yang direncanakan itu telah mencapai tujuan atau belum. Banyak batasan tentang evaluasi, secara umum dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses untuk menilai atau menetapkan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Evaluasi adalah membandingkan antara hasil yang telah dicapai oleh suatu program dengan tujuan yang direncanakan. Menurut kamus istilah manajemen, evaluasi ialah suatu proses bersistem dan objektif menganalisis sifat dan ciri pekerjaan didalam suatu organisasi atau pekerjaan. Levey (1973) mengatakan, "To evaluate is to make a value judment, it involves comparing something with another and then making either choice or action decision". Sedangkan menurut Perhimpunan Kesehatan Masyarakat Amerika, evaluasi ialah suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dan usaha pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan. Proses tersebut mencakup kegiatan-kegiatan memformulasikan tujuan, identifikasi kriteria yang tepat untuk digunakan mengukur keberhasilan, menentukan dan menjelaskan derajat keberhasilan dan rekomendasi untuk kelanjutan aktivitas program. Menurut WHO (1990) pengertian evaluasi adalah suatu cara sistematis untuk mempelajari berdasarkan pengalaman dan mempergunakan pelajaran yang dipelajari untuk memperbaiki kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan serta men ingkatkan perencanaan yang lebih baik dengan seleksi yang seksama untuk kegiatan masa datang. Pengertian lain menyebutkan, bahwa evaluasi merupakan suatu proses yang memungkinkan administrator mengetahui hasil programnya dan berdasarkan itu mengadakan penyesuaian-penyesuaian untuk mencapai tujuan secara efektif. Jadi evaluasi tidak sekedar menentukan keberhasilan atau kegagalan, tetapi juga
mengetahui mengapa keberhasilan atau kegagalan itu terjadi dan apa yang bisa dilakukan terhadap hasil-hasil tersebut.
2.2 Tujuan evaluasi Menurut Supriyanto (1988) tujuan evaluasi adalah : 1. Memperbaiki pelaksanaan dan perencanaan kembali suatu program. Sehubungan dengan ini perlu adanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain memeriksa kembali kesesuaian dari program dalam hal perubahan-perubahan kecil yang terus-menerus, mengukur kemajuan terhadap target yang direncanakan, menentukan sebab dan faktor di dalam maupun di luar yang mempengaruhi pelaksanaan suatu program. 2. Sebagai alat untuk memperbaiki kebijaksanaan perencanaan dan pelaksanaan program yang akan datang. Hasil evaluasi akan memberikan pengalaman mengenai hambatan dari pelaksanaan program yang lalu dan selanjutnya dapat dipergunakan untuk memperbaiki kebijaksanaan dan pelaksanaan program yang akan datang. 3. Sebagai alat untuk memperbaiki alokasi sumber dana dan sumber daya manajemen saat ini serta di masa mendatang. Evaluasi dilakukan dengan berbagai maksud dan tujuan, antara lain: 1. Untuk menetapkan penilaian terhadap program yang sedang berjalan dan kecendrungannya, apakah pencapaian target seperti yang ditetapkan dalam rencana program telah berjalan secara efektif dan efisien, hal ini adalah perlu, untuk mencegah timbulnya pemborosan. 2. Evaluasi program diperlukan untuk identifikasi dan estimasi faktor positif dan negatif yang berkaitan dengan kelancaran pelaksanaan program mencakup: faktor pendukung (streght), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan tantangan (thrength) atau analisis SWOT. 3. untuk menilai manfaat program bagi masyarakat sasaran program bagi masyarakat sasaran program. Masyarakat sasaran perlu mengetahui dengan kesadaran penuh mengenai hasil evaluasi program yang menyangkut dirinya! Misal : masyarakat sasaran tertentu ingin tahu bagaimana hasil program promokes kesehatan ibu dan anak, dapat
menurunkan angka kesakitan atau kematian bayi atau pemberian garam yodium dapat menurunkan penderita gondok endemik didaerahnya. Sayangnya, hasil evaluasi seperti ini jarang disampaikan oleh penanggung oleh penanggung jawab program kepada masyarakat sasaran dengan berbagai alasan. 4. Untuk keperluan pengambilan keputusan apakah program perlu perbaikan atau perubahan, dilanjutkan, atau program sebaiknya dihentikan karena dinilai tidak bermanfaat, atau menimbulkan kerugian bagi tempat sasaran. 5. Dengan adanya evaluasi diharapkan dapat menignkatkan efektivitas administrasi dan management program atau untuk memberikan kepuasan sehubungan dengan akuntabilitas yang diharapkan oleh atasan,
penyandang dana program atau sponsor. Apabila evaluasi ini dikerjakan pada proyek atau program yang sedang berjalan akan membantu memotivasi dalam pelaksanaan program dalam meningkatkan kinerja (performance). 6. Penting diketahui oleh masyarakat umum. Masyarakat umum dapat berarti juaga LSM, pengamat, legislatif, aparat yudikatif yang merasa tertarik untuk mengetahui keberhasilan atau atau kegagalan program bedasarkan evaluasi objektif, maupun subjektif; masing-masing dengan berbagai kepentingannya baik lokal, regional, nasional maupun internasional. Suatu program pengentasan kemiskinan dibidang sosial, pendidikan dan kesehatan akan sangat mereka perhatikan, dan mereka tentu ingin tahu dengan cara mereka, berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukannya sendiri langsung maupun tidak langsung. 7. Untuknmengetahui alokasi sumber daya yang diperlukan. Banyak kegiatan dilakukan dalam pelaksanaan program. Pada umumnya sumber daya selalu terbatas. Berdasarkan evaluasi yang benar dapat dikemukakan skala prioritas pekerjaan mana yang lebih esensial yang perlu disesuaikan kembali agar lebih efektif dan efisien sesuai dengan sumber daya yang tersedia atau direncanakan.
Tersedianya sumber daya dalam arti luas termasuk tenaga, anggaran, waktu pelaksanaan, metode dan bahan yang disediakan yang
dipergunakan, sesuai, cakupan memadai atau tidak? 8. Evaluasi juga memberikan kontribusi secara substantif dan metodologi pada ilmu pengetahuan. Evaluasi harus digunakan secara konstruktif seperti terkandung dalam maksud dan tujuan evaluasinya, bukan untuk membenarkan tindakan yang telah lalu atau mencari-cari kekurangan dan tidak dimaksudkan untuk mengadili seseorang. Sedangkan tujuan dari evaluasi program kesehatan adalah untuk memperbaiki program-program kesehatan dan pelayanannya untuk mengantarkan dan mengarahkan alokasi tenaga dan dana untuk program dan pelayanan yang sedang berjalan dan yang akan datang. Evaluasi harus digunakan secara konstruktif dan bukan untuk
membenarkan tindakan yang telah lalu atau sekedar mencari kekurangankekurangan saja.Terdapat berbagai kesulitan dalam melaksanakan evaluasi kesehatan, antara lain bahwa kebutuhan akan pelayanan kesehatan melebihi dari yang diterapkan. Pendekatan sistematis dalam evaluasi dapat dilakukan untuk menilai suatu program kesehatan. Penilaian secara menyeluruh terhadap program kesehatan dapat dilakukan dengan menilai input, proses dan output. Pendekatan sistem pada manajemen memandang organisasi sebagai suatu kesatuan, yang terdiri dari bagianbagian (sumber daya, masukan, proses, keluaran, umpan balik, dampak dan lingkungan). Dalam prakteknya, terdapat berbagai kendala dalam pelaksanan evaluasi, Dalam melakukan evaluasi suatu perencanaan program dan implementasinya, terdapat beberapa kendala, antara lain: (a) Kendala psikologis, yaitu evaluasi dapat menjadi ancaman dan orang melihat bahwa evaluasi itu merupakan sarana untuk mengkritik orang lain; (b) Kendala ekonomis, yaitu untuk melaksanakan evaluasi yang baik itu mahal dalam segi waktu dan uang, serta tidak selalu sepadan antara ketersedian data dan biaya; (c) Kendala teknis, yaitu kendala yang berupa keterbatasan kemampuan sumberdaya manusia dalam pengolahan data dan informasi yang tidak dapat disediakan tepat pada waktu dibutuhkan. Kejadian ini
biasanya timbul ketika informasi dan data itu belum dibutuhkan, maka biasanya hanya akan ditumpuk begitu saja tanpa diolah; (d) Kendala politis, yaitu hasilhasil evaluasi mungkin bukan dirasakan sebagai ancaman oleh para administrator saja, melainkan secara politis juga memalukan jika diungkapkan. Berbicara tentang evaluasi sering juga dikaitkan dengan supervisi. Supervisi merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan meliputi pemantauan, pembinaan dan pemecahan masalah serta tindak lanjut. Kegiatan ini sangat berguna untuk melihat bagaimana program atau kegiatan dilaksanakan sesuai dengan standar dalam rangka menjamin tercapaianya tujuan program. Supervisi merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan meliputi pemantauan, pembinaan dan pemecahan masalah serta tindak lanjut. Kegiatan ini sangat berguna untuk melihat bagaimana program atau kegiatan dilaksanakan sesuai dengan standar dalam rangka menjamin tercapainya tujuan program. Tujuan diadakannya supervisi adalah untuk meningkatkan cakupan secara merata dan berkesinambungan serta kualitas pelaksanaan program imunisasi. Sasaran supervisi adalah seluruh petugas yang terlibat dengan program imunisasi disesuaikan dengan jenjang supervisi.
2.3 Manfaat evaluasi 1. menetapkan kesulitan-kesulitan yang ditemui dalam program yang sedang berjalan. 2. meramalkan kegunaan dari pengembangan usaha-usaha dan
memperbaikinya. 3. mengukur kegunaan program-program yang inovatif. 4. meningkatkan efektifitas program, manajeman dan administrasi. 5. kesesuaian tuntutan tanggung jawab
2.4 Batasan Evaluasi Evaluasi pelayanan kesehatan dapat didefinisikan adalah ketetapan formal dari efektivitas, efisiensi dan akseptibiliti dari intervensi yang direncanakan dalam mencapai sasaran (objektif) yang ditetapkan (walter W.Holland). Efektifitas dari intervensi adalah suatu ukuran dari outcome secara tekniik dari segi medis, psikologi, dan sosial. Efisiensi adalah konsep ekonomi yang merujuk pada pembiayaan intervensi relatif terhadap efektivitas. Dan akseptabiliti merujuk pada intervensi yang secara profesional dapat memberikan kepuasan sosial. Dengan demikin evaluasi pelayanan adalah suatu issue kompleks yang meliputi evaluasi program, ketenangan, perlengkapan, dan sumber daya lain dalam suatu sistem pelayanan kesehatan yang kompleks sebagaimana dapat dilihat pada gambar 2.4 suatu model program pelayanan kesehatan. (Rowitz Louis. 2008)
Dari batasan-batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa proses atau kegiatan dan dalam kegiataan evaluasi itu mencakup langkah-langkah : a. Menetapkan atau memformulasikan tujuan evaluasi, yakni tentang apa yang akan dievaluasi terhadap program yang dievaluasi.
b. Menetapkan kriteria yang akan digunakan dalam menentukan keberhasilan program yang akan dievaluasi. c. Menetapkan cara atau metode evaluasi yang akan digunakan. d. Melaksanakan evaluasi, mengolah dan menganalisis data atau hasil pelaksanaan evaluasi tersebut. e. Menentukan keberhasilan program yang dievaluasi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tersebut serta memberikan penjelasan-penjelasan. f. Menyusun rekomendasi atau saran-saran tindakan lebih lanjut terhadap program berikutnya berdasarkan hasil evaluasi tersebut. Dilihat dari implikasi hasil evaluasi bagi suatu program, dibedakan adanya jenis evaluasi, yakni evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk mendiagnosis suatu program yang hasilnya digunakan untuk pengembangan atau perbaikan program. Biasanya evaluasi formatif dilakukan pada proses program (program masih berjalan). Sedangkan evaluasi sumatif adalah suatu evaluasi yang dilakukan untuk menilai hasil akhir dari suatu program. Biasanya evaluasi sumatif ini dilakukan pada waktu program telah selesai (akhir program). Meskipun demikian pada praktek evaluasi program sekaligus mencakup kedua tujuan tersebut. Evaluasi suatu program kesehatan masyarakat dilakukan terhadap tiga hal, yakni evaluasi terhadap proses pelaksanaan program, evaluasi terhadap hasil program dan evaluasi terhadap dampak program. a. Evaluasi proses ditujukan terhadap pelaksanaan program yang
menyangkut penggunaan sumber daya, seperti tenaga, dana, dan fasilitas lain. b. Evaluasi hasil program ditujukan untuk menilai sejauh mana program tersebut berhasil, yakni sejauh mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Misalnya meningkatnya cakupan imunisasi, meningkatnya ibuibu hamil yang memeriksakan kehamilannya, dan sebagainya. c. Evaluasi dampak program ditujukan untuk menilai sejauh mana program itu mempunyai Dampak terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Dampak programprogram kesehatan ini tercermin dari membaiknya atau meningkatnya indikator-
indikator kesehatan masyarakat. Misalnya menurunnya angka kematian bayi (IMR), meningkatnya status gizi anak balita, menurunnya angka kematian ibu, dan sebagainya. Dalam program kesehatan masyarakat, disamping evaluasi juga dilakukan monitoring atau pemantauan program. Monitoring dilakukan sejalan dengan evaluasi, dengan tujuan agar kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan program tersebut berjalan sesuai dengan yang direncanakan, baik waktunya maupun jenis kegiatannya. Dalam monitoring tidak dilakukan penilaian seperti pada evaluasi tetapi hanya mengamati dan mencatat. Apabila terjadi ketidaksesuaian antara kegiatan dengan yang direncanakan, dilakukan koreksi. Demikian pula apabila terjadi ketidakcocokan antara penggunaan sumber daya (biaya, tenaga, dan sarana) dengan yang direncanakan, dilakukan pembetulan. Oleh sebab itu, dalam prakteknya monitoring atau pemantauan ini kadang-kadang diidentikkan dengan evaluasi proses dari suatu program.Jenisjenis evaluasi 1. Evaluasi formative, adalah evaluasi yang dilakukan pada tahap pelaksanaan program dengan tujuan untuk mengubah atau memperbaki program. Evaluasi ini dilakukan untuk memperbaiki program yang sedang berjalan dan didasarkan atas kegiatan sehari-hari, minggu, bulan bahkan tahun, atau waktu yang relatif pendek. Manfaat evaluasi formative terutama untuk memberikan umpan balik kepada manajer program tentang hasil yang dicapai beserta hambatan-hambatan yang dihadapi. Evaluasi formative sering disebut sebagai evaluasi proses atau monitoring. 2. Evaluasi summative, adalah evaluasi yang dilakukan untuk melihat hasil keseluruhan dari suatu program yang telah selesai dilaksanakan. Evaluasi ini dilakukan pada akhir kegiatan atau beberapa kurun waktu setelah program, guna menilai keberhasilan program.
10
Sedangkan menurut Azwar (1996), jenis evaluasi antara lain : 1. Evaluasi formatif (Formative Evaluation) yaitu suatu bentuk evaluasi yang yang dilaksanakan pada tahap pengembangan program dan sebelum program dimulai. Evaluasi formatif ini menghasilkan informasi yang akan dipergunakan untuk mengembangkan program, agar program bisa lebih sesuai dengan situasi dan kondisi sasaran. 2. Evaluasi proses (Process Evaluation) adalah suatu proses yang memberikan gambaran tentang apa yang sedang berlangsung dalam suatu program dan memastikan ada dan terjangkaunya elemenelemen fisik dan struktural dari pada program. 3. Evaluasi sumatif (Summative Evaluation) adalah suatu evaluasi yang memberikan pernyataan efektifitas suatu program selama kurun waktu tertentu dan evaluasi ini menilai sesudah program tersebut berjalan. 4. Evaluasi dampak program adalah suatu evaluasi yang menilai keseluruhan efektifitas program dalam menghasilkan target sasaran. 5. Evaluasi hasil adalah suatu evaluasi yang menilai perubahan-perubahan atau perbaikan dalam hal morbiditas, mortalitas atau indikator status kesehatan lainnya untuk sekelompok penduduk tertentu. Terkait dengan kesehatan, kualitas pelayanan kesehatan dapat dinilai dari informasi tentang penggunaan pengaruh (evaluasi hasil), tentang penampilan kegiatankegiatan (evaluasi proses) atau tentang fasilitas-fasilitas dan penataan-penataan (evaluasi struktur). Evaluasi harus dipandang sebagai suatu cara untuk perbaikan pembuatan keputusan untuk tindakan-tindakan di masa yang akan datang.
2.6 Sasaran Evaluasi Program Manajer yang berkepentingan terhadap keberhasilan program, seharusnya membuat evaluasi secara keseluruhan. Evaluasi terhadap sumber daya (input) yang disediakan untuk pelaksanaannya dan evaluasi tentang pelaksanaan pekerjaannya, apa yang telah dikerjakan dan yang belum dikerjakan kegiatankegiatan utama, alokasi anggaran yang optimal, sarana dan prasana yang tersedia, serta koreksi yang akan dating yang memerlukan data dan dokumen,
11
dan
berbagai
keahlian
dan
ketrampilan
yang
berbeda-beda
yang
diperlukan,dan bagaimana merubah, membuat pertimbangan keputusan, dalam suatu kondisi yang sangat bervariasi luas. Evaluasi program adalah, a science or an art yang menggambarkan betapa perlunya ilmu dan seni dalam kegiatan program dan sekaligus menjawab keluhan dan frustasi para manajer yang menyatakan perlunya evaluasi dilengkapi dengan ilmu pengetahuan yang memadai (methodology). Evaluasi program adalah suatu bentuk khusus dari evaluasi. Sesuai namanya evaluasi ini dilakukan terhadap program. Sebagaimana diketahui, program adalah suatu rencana yang telah nyata konkret; suatu rencana yang telah mencantumkan tujuan, sasaran targetnya, penyediaan anggaran, sdm, sarana prasarana lainnya dan waktu yang dijadwalkan. Masing-masing elemen program tersebut telah ditetapkan atau telah dibuat standar sebelumnya yang dapat diukur dalam perkembangan pelaksanaannya. Seiring dengan penjelasan tentang program seperti tersebut, evaluasi program mencangkup: 1. Evaluasi terhadap tujuan program yang telah ditentukan 2. Evaluasi terhadap sasaran program yang dituju 3. Evaluasi terhadap target (hasil) program yang ditetapkan 4. Evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memcapai tujuan, sasaran dan target 5. Evaluasi terhadap sumber daya yang digunakan 6. Evaluasi terhadap waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan,bahwa: 1. Evaluasi program bukanlah suatu keputusan (dictum), namun suatu penetapan penilaian, yang dikendalikan oleh aturan-aturan. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan barulah dibuat suatu keputusan, seperti sukses atau tidak sukses, gagal atau berhasil. 2. Evaluasi program difokuskan pada penilaian terhadap kinerja
(performance) program bukan terhadap orangnya. 3. Evaluasi berdasarkan standard an perbandingan yaitu perbandinganantara hasil yang direncanakan atau dikerjakan dengan hasil yang dicapai. Untuk
12
itu diperlukan indicator-indikator, yang sejak awal perencanaan (atau sebelum pelaksanaan) program telah ditetapkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa evaluasi merujuk pada tiga hal: 1. Suatu nilai harga 2. Apakah program dilaksanakan sebagaimana direncanakan, dan 3. Penetapan penilaian.
2.7 Pertanggung Jawaban Evaluasi Program Pertanggung jawaban evaluasi program mencakup empat area luas. 1. Semua sasaran program kesehatan yang dimaksud harus dicantumkan dalam istilah kesehatan dan medis yang valid 2. Evaluasi harus didasarkan pada kompetensi atau kinerja 3. Evaluasi dibatasi dimana bias diobservasi dan diukur 4. Teknik-teknik control dipakai untuk mengetahui adanya perubahanperubahan sasaran-sasaran. 2.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi evaluasi Problem dan pelaksanaan evaluasi programyang seharusnya berdasarkan data dan informasi yang objektif, namun dipengaruhi oleh berbagai factor lingkungan atau subjektivitas yang akan mengurangi nilai objektivitasnya, berkaitan dengan: 1. Suatu evaluasi dalam organisasi 2. Pemanfaatan organisasi 3. Kekuatan veto 4. Sponsorship 5. Integritas evaluator 6. Keterbukaan (transparansi) 2.9 Langkah Esensial dalam Perencanaan Evaluasi program Langkah 1: Deskripsi Program, tujuan dan sasaran spesifik Langkah pertama dalam melaksanakan evaluasi program adalah menghasilkan detail deskripsi program yang dimaksud, termasuk tujuan dan sasaran program. Langkah 2: penetapan kriteria untuk evaluasi Kriteria evaluasi dapat ditetapkan berdasarkan 1. Kriteria yang melekat pada rencana program yang telah dibuat sebelumnya, disini evaluasi akan lebih mudah; 2. Jika sasaran untuk program berdasarkan kriteria dari referensi ilmiah atau
13
professional tertentu, kriteria evaluasi perlu disesuaikan; 3. Jika sasaran tidak tertulis dengan kriteria implisit untuk evaluasi, kriteria harus dikembangkan. Langkah 3: pemilihan desain evaluasi Desain evaluasi menyesuaikan program yang bersangkutan. Berbagai desain bias diterapkan untuk evaluasi program. Seleksi desain evaluasi dimaksudkan untuk meramal banyak tugas yang berhubungan dengan prosedur yang digunakan. Langkah 4: pengumpulan data untuk penilaian Langkah keempat dalam evaluasi program adalah mengumpulkan data untuk menilai perkembangan program, yang berkaitan dengan kriteria evaluasi dan desain evaluasi yang telah ditetapkan. Langkah 5: analisis data Analisis terhadap data yang dikumpulkan dibandingkan dengan kriteria evaluasi. Dapat dilakukan analisis deskriptif atau analisis inferensial sesuai maksud dan tujuan serta desain evaluasinya. Langkah 6: Laporan hasil evaluasi Laporan evaluasi program harus dibuat untuk menjelaskan bagaimana program dievaluasi, apakah pertanyaan yang ditujukan, apakah hasil akhir, apa SWOTnya. Langkah perencanaan evaluasi 1. Deskripsi tujuan dan sasaran program 2. Menetapkan kriteria evaluasi 3. Membuat desain evaluasi yang sesuai 4. Merencanakan untuk pengumpulan data 5. Analisis data 6. Membuat laporan hasil evaluasi Produk 1. Target untuk evaluasi 2. Standart untuk perbandingan 3. Pendekatan yang digunakan untuk evaluasi 4. Produser dan teknik pengumpulan data 5. Statistic deskriptif, inferensial atau angka-angka epidemiologis 6. Laporan hasil evaluasi: laporan komperhensif, monograf, laporan ringkasan, laporan eksekutif
Tabel. 2. 1 Perencanaan Evaluasi: Langkah dan Produk 2.10 Teknik Pengumpulan Data Pada Evaluasi Program 1. Survey : pengertian survey adlah luas, menurut waktu dapat berupa survey dasar awal, survey lanjutan. Survey sample dapat dengan cara random sampling; dengan metode perbandingan dengan kelompok masyarakat yang
14
tidak dilakukan program (Control group) atau dibandingkan dengan daerah lain, regional maupun nasional. 2. Pengamatan Partisipasi (participant Observation) Suatu metode yang biasa digunakan oleh ahli sosiologi dan antropologi, termasuk waktu yang dihemat, sebagai bagian dari masyarakat, mengamati perilaku, hubungan- hubungan interaksi.
3. Interview Dapat dilakukan terhadap individu maupun kelompok . interview dapat berupa pertanyaan close-ended question atau open ended interview untuk menyampaikan gagasan. Interview adalah suatu kegiatan mengumpulkan informasi yang memerlukan ketrampilan yang disusun secara hati-hati dalam perencanaannya dan dapat disesuaikan secara luwes dalam prakteknya (penuh seni tersendiri, agar jelas mana fakta mana opini), untuk itu beberapa yang perlu diperhatikan dalam interview: a. Menyusun pertanyaan- pertanyaan secara hati-hati berkaitan dengan maksud dan tujuan evaluasi program. b. Memulai dengan kunjungan perwakilan, jangan tergesa- tergesa langsung menuju pertanyaan- pertanyaan. c. Pertanyaan yang diajukan sedemikian rupa sehingga dapat mendorong agar seseorang bersedia mengeluarkan pendapat atau pengetahuannya, serta penilaiannya; menghindari pertanyaan yang memperlihatkan kepintaran diri sendiri. d. Waktu wawancara yang cukup, jangan tergesa-gesa. e. Memberi semangat kelompok pada apa yang sedang terjadi (wawancara) f. Jangan hanya mendengar suara pemimpin kelompok, namun juga anggotanya. g. Membuat susunan bebas bertanya dan bebas menjawab. 4. Kuesioner (daftar isian, Questionnaire), dapat berupa kuesioner terbuka atau tertutup
15
5. Pertemuan kelompok kecil (Small group meeting) Termasuk pertemuan khusus yang diadakan dengan sekelompok kecil bagian dari masyarakat populasi, untuk memberikan sasaran yang kondusif untuk mendengarkan pendapat yang tidak dapat dikemukakan pada pertemuan umum yang besar. 6. Analis catatan dan laporan Data dan informasi yang diperoleh dari catatan dan laporan sesungguhnya besar manfaatnya apabila catatan dan laporan dapat dijamin valid, reliabel dan jujur. 7. Catatan harian Catatan harian yang disimpan oleh pelaksana program atau partisipan akan dapat membantu memberikan informasi tentang apa yang terjadi dari waktu ke waktu. 8. Studi kasus Studi kasus dapat memberikan penjelasan tenteng pengalaman khusus yang dapat dipelajari. 9. Tes Pre test dan post test dapat mengetahui perkembangan pengetahuan, ketrampilan dan sikap seseorang, baik masyarakat/sasaran populasi atau bagi petugas atau staff program 10. Gambar atau foto-foto dan sejenisnya
Gambar, video, photo dan sejenisnya adalah salah satu teknik yang mudah. Suatu gambar dapat dikatakan sebagai kalimat yang terdiri dari ribuan kata. Gambar, kata atau foto tentu banyak membantu dalam suatu evaluasi, baik sebelum atau sesudah program selesai, dalam proses pelaksanaan pekerjaannya menyangkut gambar tentang hasilnya, proses pelaksanaan, bukti- bukti dan sebagainya. 11. Tape Recorder: dari pada tulisan lebih bebas berekspresi; emosi apa
Pemetaan dapat menarik perhatian seseorang. Mereka meminta membuat penyajian grafik dari beberapa aspek dalam masyarakat. Dapat diwarnai sesuai target keberhasilannya, dengan diagram, ganbar, peta, garis, dll.
16
13.
Suatu kunjungan intim atau mendadak perlu untuk mengetahui perjalanan melakukan program atau proyek untuk menyakinkan atau memantau. 2.11 Karakter Evaluasi Beberapa karakter yang diperlukan dalam evaluasi progrm antara lain mencakup bberaa hal: 1. Kriteria dan indikator keberhasilan dan cara mengukurnya Sebagian program sosial masyarakat keberhasilannya diukur secara kualitatif (kesehatan, kesejahteraan, pendidikan, pekerjaan atau tenaga kerja, lingkungan hidup, pemukiman). Tanpa kecuali, penilaian secar kualitatif tersebut dalam dikuantitatifkan dalam angka-angka atau data dasar yang dpat dapat dipertanggungjawabkan dengan benar termasuk efektivitas dan efisiensi program. 2. Cost Benefit Analisis Cost Benefit Analisis saat ini merupakan alat evaluasi yang diperhatikan, dimana seorang manager harus memperhitungkan cost dan benefitnya dalam progra-programnya.Demikian pula dalam menentukan atau memilih program alternatife atau program baru. 3. Model Organisasi dan Kepemimpinan Seorang evaluator sebelum melakukan kegiatannya diharapkan memahami berbagai model struktur organisasi dan kepemimpinan dalam organisasi yang hendak dilakukan evaluasi. Pengetahuan evaluator tentang organisasi dapat berdasarkan: Pengalaman empiris mungkin sangat diperlukan atau mungkin tidak demikian diperlukan. Study tentang teori organisasi suatu organisasi berdasarkan model atau pendekatan struktural dan pendekatan hubungan antar manusia (human relationtip) model. Teori sistem umum (general system teory): suatu organisasi memiliki sistem sendiri, berhubungan dengan sistem lain diluar dirinya, menyusun supra sistem dan ordinat yang mempunyai tata kerja dan tata hubungan masing-masing dalam mencapai tujuannya.
17
4. Control groups Control dalam evaluasi adalah suatu hal yang vital. Outcome suatu pelayanan mungkin tidak bisa diukur, tetapi menetapkan suatu keputusan penilaiaan, dengan membandingkannya dengan model alternatife yang lain atau pelayanan lain tidak selalu mungkin. Control groups dalam pelayanan publik sulit diwujudkan karena mahal, dianggap tidak etis dan keterbatasan waktu. 5. Study Epidemiologi dibidang kesehatan Evaluasi program kesehatan sering berkaitan dengan estimasi tentang frekuensi dan distribusi suatu penyakit disuatu wilayah dalam suatu waktu. Estimasi kebutuhan pelayanan kesehatan yang diperlukan berdasarkan data dan informasi tentang masalah-masalah kesehatan yang berkaitan, seperti: berapa persen kejadian prevalensi sakit, berkaitan dengan umur, seks, pekerjaan, penghasilan daerah, suku bangsa.
18
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan Evaluasi merupakan suatu proses yang memungkinkan itu
administrator mengetahui
hasil
programnya
dan berdasarkan
mengadakan penyesuaian-penyesuaian untuk mencapai tujuan secara efektif. Jadi evaluasi tidak sekedar menentukan keberhasilan atau kegagalan, tetapi juga mengetahui mengapa keberhasilan atau kegagalan itu terjadi dan apa yang bisa dilakukan terhadap hasil-hasil tersebut. Tujuan dari evaluasi program kesehatan adalah untuk memperbaiki program-program kesehatan dan pelayanannya untuk mengantarkan dan mengarahkan alokasi tenaga dan dana untuk program dan pelayanan yang sedang berjalan dan yang akan datang.
19
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, A. (1996). Pengantar Administrasi Kesehatan, Binarupa Aksara, Jakarta. Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cetakan.Ke2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003. Rowitz Louis. 2008. Kepemimpinan Kesehatan Masyarakat, Jakarta. Penerbit Buku kedokteran EGC. Supriyanto, S. (1988). Evaluasi Bidang Kesehatan, Brata Jaya, Surabaya. W.H.O. (1990). Evaluasi Program Kesehatan, Badan Penelitian dan
Pengembangan, Depkes RI. Wijono D., (1997)., Manajemen Kepemimpinan dan Organisasi Kesehatan., UNAIR., Surabaya. Wijono D.2000. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Surabaya: UNAIR Wijono D.2007. Mnajemen Program dan Kepemimpinan Kesehatan. Surabaya: CV.DUTA PRIMA AIRLANGGA
20