Anda di halaman 1dari 7

PENGGUNAAN TEKNOLOGI OWC (oscillating water column) PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT DI PERAIRAN ACEH

Shahibul Izar 0604105020014 izar_rz@yahoo.co.id Jurusan Teknik Elektro Fakultas TeknikUniversitas Syiah Kuala
ABSTRAK Gelombang laut adalah salah satu energi terbarukan yang ramah lingkungan dan sangat potensial untuk pembangkit energi litrik. Sistem OWC (oscillating water column) merupakan salah satu sistem yang dapat mengkonversi energi gelombang laut. Perusahaan Energetech adalah salah satu perusahaan perancang alat konversi energi gelombang laut dengan sistem OWC. Rancangan OWC tersebut dipasang pada tiang penyangga (ponton) yang ditempatkan di dasar laut dengan kedalaman max 50m. Kontur dasar laut yang datar atau landai merupakan area yang cocok untuk penempatan alat ini seperti disebahagian periaran laut Aceh. Dari segi investasi pembangunan pembangkit, rancangan ini memiliki nilai yg lebih rendah dibandingkan alat konversi yang lainnya. Pada penelitian ini penulis mencoba membuat sebuah studi penggunaan PLTGL OWC rancangan Energetech dengan menggunakan data parameter gelombang laut di wilayah Aceh. Dari analisa perhitungan yang telah dilakukan, total energi ratarata selama 1 tahun yang mampu dibangkitkan PLTGL OWC sebesar 11.541.849 Joule dengan jumlah produksi daya listrik rata-rata selama 1 tahun sebesar 845.058 Watt. Dari analisa juga disimpulkan bahwa PLTGL OWC rancangan Energetech untuk perairan Aceh tidak mampu beroperasi maksimal pertahunnya. Karena pada bula Febuari, Maret, dan April ketinggian gelombang perairan Aceh sangat kecil menyebabkan penurunan produksi daya listrik pembangkit. Kata Kunci: PLTGL, Oscolating Water Column 1. PENDAHULUAN kerusakan pada alam. Oleh karena itu dibutuhkan suatu alternatif energi yang dapat diperbaharui dan juga ramah terhadap lingkungan. Energi gelombang laut merupakan salah satu energi terbarukan yang ramah terhadap lingkungan. Memanfaatkan energi ini sebagai pembangkit listrik merupakan suatu alternatif yang baik mengingat energi gelombang laut tidak akan habis jika terus di pakai. Provinsi Aceh merupakan suatu provinsi yang berada di Negara Indonesia dimana lebih dari setengah wilayahnya di kelilingi oleh lautan. Perairan laut aceh berhadapan langsung dengan Samudra Hindia dan memiliki ketinggian gelombang yang cukup baik bagi pembangkit listrik tenaga gelombang laut. Sejumlah negara maju telah memanfaatkan potensi energi gelombang laut sebagai sumber listrik. Sehingga saat ini telah banyak alat-alat atau rancangan yang dapat mengkonversi energi gelombang laut menjadi energi listrik. Salah satunya yaitu rancangan perusahaan Energetech, Australia. Rancangan ini menggunakan sistem OWC (oscillating water column) untuk mengkonversi energi gelombang laut. Jumlah daya listrik yang mampu dibangkitkan oleh pembangkit rancangan energetech tentu berbedabeda pada tiap daerah. Hal tersebut tergantung dari parameter gelombang pada daerah tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan suatu studi untuk melihat seberapa besar potensi daya listrik yang dapat dibangkitkan jika menggunakan pembangkit ini. 2. DASAR TEORI 2.3 Gelombang Laut Gelombang laut terjadi karena adanya tiupan angin yang melewati permukaan laut. Selama gelombang itu menyebar lebih lambat dari kecepatan angin yang ada diatasnya, maka terjadi perpindahan energi dari angin ke gelombang. Disaat angin bertiup, tekanan dan gaya gesek udara-air yang terjadi mengganggu keseimbangan permukaan air laut, sehingga ini menyebabkan gelombang menjadi besar. Gelombang memiliki dua bagian, yaitu puncak (crest) dan lembah (trough). (Joeng-Kit)

Tingginya pertumbuhan permintaan akan energi listrik setiap tahun tidak dapat diimbangi oleh pertumbuhan penyediaan tenaga listrik sehingga menimbulkan krisis energi listrik. Terlebih pembangkit yang ada saat ini untuk beroperasi masih menggunakan bahan bakar fosil. Namun bahan bakar fosil sendiri semakin lama terus dipakai akan terus berkurang dan jika habis energi ini tidak dapat di perbaharui kembali. Hal lain yaitu efek dari pemakaian bahan bakar fosil ini mengakibatkan

mengambil asumsi bahwa tinggi, panjang dan periode gelombang memiliki nilai yang seragam. (x, t), yang mewakili titik tertentu pada permukaan gelombang, dinyatakan dalam persamaan: ( dimana: Gambar 2.1 Karakteristik sebuah gelombang a
a. Panjang gelombang

(2.4)

Panjang gelombang adalah ukuran jarak antara pengulangan suatu fitur bentuk seperti puncakpuncak, lembah-lembah, atau zero-crossing, bukan ukuran dari berapa jauh setiap partikel yang bergerak.
b. Periode gelombang

= amplitudo gelombang (m) = frekuensi sudut atau periode (rad/sec) k = bilangan gelombang (m-1) x = perpindahan horisontal dalam arah propagasi gelombang (m) Energi potensial persatuan gelombang diberikan persamaan: Dimana: L = panjang gelombang (m) = densitas air laut, diambil menjadi 1.025 konstan (kg/m3) (2.6) luas permukaan

Waktu yang dibutuhkan untuk terbentuknya celah diantara dua puncak gelombang disebut Periode Waktu Gelombang, atau dengan kata lain bahwa periode gelombang adalah selang waktu antara kedatangan puncak-puncak gelombang berurutan pada suatu titik stasioner. (Joeng-kit) 2.2 Energi Gelombang Laut Total energi gelombang laut dapat diketahui dengan menjumlahkan besarnya energi kinetik dan energi potensial yang dihasilkan oleh gelombang laut tersebut. Energi potensial adalah energi yang ditimbulkan oleh posisi relatif atau konfigurasi gelombang laut pada suatu sistem fisik. Persoalan yang paling penting dalam perhitungan gelombang air adalah penggunaan tinggi gelombang, yang merupakan puncak dari palung ke puncak, sedangkan amplitudo gelombang (a) adal tinggi dari permukaan air rata-rata. Untuk jumlah gelombang (k) ukuran dalam analisis kuantitatif gelombang atau jumlah siklus gelombang per meter. Berikut dua persamaan gelombang yang umum digunakan: (2.1) (2.2) Dimana: k = bilangan gelombang (m )
-1

(2.5)

Jika tinggi gelombang (H) lebih tinggi dari pada amplitudo yang digunakan, maka persamaannya adalah: (2.7) Energi kinetik persatuan luas permukaan adalah: ( ) (2.8)

Dimana dan adalah komponen horizontal dan vertikal dari kecepatan fluida masing-masing, dan adalah kedalaman air. Di kedalaman air, ( ( dan ) ) : (2.10)

Substitusi persamaan (2.8), (2.10), menghasilkan persamaan untuk energi kinetik persatuan luas permukaan: (2.11) (2.3) Hal ini dapat disederhanakan dengan asumsi nilai amplitudo lebih kecil, yang menyatakan bahwa tinggi gelombang lebih kecil dibandingkan dengan panjang gelombang (H/L << 1). Ini mengurangi jangka eksponesial ke 1 dan membuat persamaan energi kinetik menjadi:

Frekuensi sudut dalam persamaan:

Untuk kecepatan gelombang (c) adalah kecepatan propagasi, dan diberikan dalam persamaan (2.17) Gelombang yang terbentuk pada permukaan laut memiliki tinggi gelombang, panjang gelombang dan periode gelombang yang bervariasi. Untuk memahami sifat-sifat tinggi gelombang laut, dengan

atau

(2.12) (2.13)

digunakan untuk memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik. Ada 2 cara yang umum dilakukan untuk mengkonversi energi gelombang laut menjadi energi listrik, yaitu: Sistem lepas pantai (off-shore), dirancang pada kedalaman 40meter dengan mekanisme yang memanfaatkan pergerakan gelombang untuk memompa energi. dengan membangun sistem tabung dan menafaatkan gerak gelombang yang masuk kedalam ruang bawah pelampung sehingga timbul perpindahan udara kebagian atas pelampung. Gerakan perpindahan udara inilah yang menggerakkan turbin. (Joeng-kit) Sistem pantai (on-shore), Sedangkan pada sistem on-shore, ada 3 metode yang dapat digunakan, yaitu channel system, float system, dan oscillating water column system. Secara umum, pada prinsipnya, energi mekanik yang tercipta dari sistem-sistem ini mengaktifkan generator secara langsung dengan mentransfer gelombang fluida (air atau udara penggerak) yang kemudian mengaktifkan turbin generator. (joeng-kit)

Maka energi total gelombang laut merupakan penjumlahan energi kinetik dan energi potensial: (2.14) Untuk rapat energi listrik (power density) adalah: (2.15) Besar gelombang rata-rata persatuan lebar puncak selama periode gelombang dikalikan dengan tingkat penyebaran, yang sama dengan kecepatan kelompok (cg). P = E . cg Kecepatan dikedalaman air: (2.17) Dengan menggabung persamaan (2.20), (2.6), (2.19) menghasilkan daya gelombang laut persatuan puncak: (W/m) Untuk rapat day listrik (power density) adalah; (2.19) Dimana:
P Pdensity Edensity H w T L E C a Cg g Ek Ep daya permeter arah gelombang (W/m) rapat daya gelombang (W/m2) rapat energi gelombang (J/m2) tinggi gelombang (m) lebar gelombang [asumsi sama dengan lebar parabola OWC 35m periode gelombang (sec) panjang gelombang (m) Energi gelombang (Joule) Kecepatan gelombang (m/s) Amplitudo gelombang (m) Kecepatan kelompok Grafitasi bumi (9,81 m/s2) Energi kinetik (Joule) Energi potensial (joule)

(2.16)

2.4 Komponen-komponen Dasar PLTGL a. Turbin

(2.18)

Turbin adalah suatu alat atau mesin penggerak mula, dimana energi fluida kerja yang langsung dipergunakan untuk memutar roda turbin melalui nosel diteruskan ke sudu-sudunya. Pembangkit listrik tenaga gelombang laut dengan teknologi OWC ini menggunakan turbin udara (wells tubine) dengan jenis unidirectional wells turbine. Turbin ini memiliki 2 jenis ukuran yang berbeda, hal tersebut untuk menyesuaikan prinsip kerja 2 arah dari PLTGL-OWC. Kedua turbin dengan ukuran yang berbeda ini di atur dengan kemiringan posisi bidang yang saling berlawanan. Sehingga proses keluar masuknya udara dari chamber dapat menghasilkan putaran turbin dengan arah yang sama. Generator Generator adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik melalui proses induksi elektromagnetik. Generator induksi banyak digunakan pada pembangkit listrik energi terbarukan disebabkan oleh harganya yang lebih murah, tidak membutuhkan sikat, konstruksinya yang sederhana, serta mudah dan murah dalam perawatannya. (Dody Suhendra) 2.5 PLTGL OWC Energetech Secara umum, OWC (oscillating water column) merupakan suatu pergerakan air di dalam ruang tertutup. Energi dari pergerakan air ini yang dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. PLTGL b.

2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL) Energi gelombang laut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan gelombang laut yang menuju daratan dan sebaliknya. Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut adalah suatu pembangkit yang memanfaatkan energi gelombang laut dan kemudian di konversi menjadi energi listrik. Secara sederhana, pergerakan gelombang laut yang terjadi di gunakan untuk memutar turbin. Putaran turbin ini

Energetech adalah suatu sistem dan alat yang mampu mengkonversi energi gelombang laut menjadi energi listrik. Penempatan teknologi OWC bisa dengan sistem Shoreline (garis pantai) atau dengan NearShore (dekat pantai). Alat ini dipasang di atas sebuah ponton yang dipancangkan di dasar laut menggunakan kawat baja. Perakitan alat ini dilakukan di darat dan ketika setelah selesai baru di bawa kelaut menggunakan kapal untuk dipancangkan di dasar laut.

Mulai

Pengumpulan Data: Tinggi gelombang , massa jenis air laut panjang gelombang, besarnya grafitasi bumi dan Spesifikasi spesifikasi OCW

Analisa dan perhitungan energi kinetik dan energi potensial gelombang total energi gelombang laut jumlah daya listrik yang mampu di hasilkan PLTGL OWC

Kesimpulan

Gambar 2.2 Desain PLTGL OWC rancangan perusahaan Energetech Alat ini menangkap energi gelombang yang datang dan mengenai lubang pintu OWC. Lubang pintu ini terhubung pada suatu ruang dalam OWC (chamber), sehingga gelombang laut yang datang akan berosilasi di dalam ruangan tersebut. Ruang kedap air ini dipasang tetap dengan struktur bawah terbuka ke dalam air laut. Pergerakan naik-turunnya permukaan gelombang air laut dalam ruangan ini menimbulkan tekanan udara. Tekana udara ini bersifat compresses dan decompresses yang terjadi di atas tingkat air dalam chamber. Dua sifat tekaan udara ini menghasilkan sebuah alternating streaming udara dengan kecepatan tinggi. Aliran udara ini mengalir melalui sebuah pipa ke turbin generator, sehingga turbin yang di pakai pada teknologi ini berputar akibat aliran udara tersebut. (I Wayan Arta Wijaya 2010). Teknologi OWC ini bisa di tempatkan permanen di pinggir pantai atau bisa juga di tempatkan di tengah laut dengan kedalaman maksimal 50m (untuk OWC pabrikan Energetech). 3. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berupa studi literature dan pengumpulan data; analisa perhitungan energy kinetik dan potensial, total energi gelombang dan daya listrik yang dibangkitkan. Gambar 3.1 menunjukkan flow chart dari penelitian yang akan dilakukan.

Selesai

Gambar 3.1 Flow chat penelitian 3.2 Data Penelitian Untuk data penelitian diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Balai Besar Wilayah I Stasiun Meteorologi Blang Bintang, Banda Aceh. Perairan Aceh memiliki tinggi gelombang minimal (Hmin) 0.50 meter dengan periode gelombang minimal (Tmin) 5,08 detik. Sedangkan tinggi gelombang maksimal (Hmin) 4,50 meter dengan periode gelombang maksimal (Tmax) 6,83 detik. Untuk massa jenis air laut ( ) 1030 kg/m3 dan besarnya grafitasi bumi (g) 9,81 m/detik 3.3 Desain PLTGL OWC 3.3.1 Struktur rancangan Pada penelitian ini, penulis memilih PLTGL dengan sistem OWC rancangan perusahaan Energetech. Alat konversi dengan struktur 4 tiang utama dengan satu ruang tempat air berosilasi (chamber) dan parabola untuk memfokuskan aliran gelombang ke arah chamber.

Gambar 3.2 Bentuk rancangan PLTGL OWC rancangan energetech

Tabel 3.1 spesifikasi PLTGL OWC


Geometry Lebar total Berat Struktur 36 meter 450 ton Karakteristik Gelombang Laut Kedalaman maks 50 meter Ketinggian gelombang maksimal 7,0 meter Perioda Gelombang 8 12 sec Rated Power 500 kW 2MW (tergantung ketnggian gelombang dan dimensi alat) Generator Tipe Generator Squirrel cage induction Terminal Daya Generator 200/330kW Duty type 50Hz, 12-pole Tipe Rotor Sangkar

Lebar Chamber 10 meter Mulut chamber kedalam laut 3 meter Turbin Diamater Turbin 1,6m

Table 4.1 total energi potensial dan kinetik perbulan selama 1tahun
Bulan Maret 09 April 09 Mei 09 Juni 09 Juli 09 Agustus 09 September 09 Oktober 09 November 09 Desember 09 Januari 10 Febuari 10 Epontensial & Ekinetik (joule) 1.795.276 1.532.441 4.644.515 9.486.961 8.431.866 12.020.479 11.938.075 4.150.091 4.524.948 5.312.633 3.738.071 1.685.242

Kecepatan nominal operasi 500rpm Jumlah Turbin 1 Susunan Turbin Sumbu Horizontal Jumlah Sudu 21 sudu

Rated voltage 415V Kecepatan 500RPM Kecepatan maks 750RPM Rated Power 500 kW 2 MW (tergantung dari kondisi cuaca dan dimensi peralatan) Power take off Variable Pitch Air Turbin

4. HASIL & PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan energi kinetik dan potensial Untuk tanggal 1 Maret 2009 Untuk bulan Maret 2009 - Lebar chamber owc (w) = 35 m - Massa jenis air laut ( ) = 1025 kg/m3 - Besarnya grafitasi bumi (g) = 9,81 m/dt - Ketinggian gelombang laut (H) = 2,25 m - Perioda gelombang maksimum (T) = 6.83 sec - Panjang gelombang : ( )

Dari tabel 4.1 dapat di jelaskan bahwa energi potensial dan energi kinetik maksimum yang dihasilkan PLTGL OWC terjadi peningkatan pada bulan Mei hingga September sebesar 4.644.515 Joule - 11.938.075 Joule. Hal tersebut dipengaruhi oleh intensitas angin, dimana pada bulan Mei-September intensitas angin bertiup lebih kencang untuk wilayah Aceh. Penyebab terjadinya gelombang laut salah satunya adalah adanya pengaruh angin, semakin besar angin bertiup maka gelombang yang terjadi juga semakin besar. Dengan demikian energi yang dihasilkan gelombang laut juga ikut terjadi peningkatan. 4.2 Perhitungan total energi gelombang laut Untuk tanggal 1 Maret 2009 - Lebar chamber owc (w) = 35 m - Massa jenis air laut ( ) = 1025 kg/m3 - Besarnya grafitasi bumi (g) = 9,81 m/dt - Ketinggian gelombang laut (H) = 2,25 m - Panjang gelombang ( ) = 72,87 m Maka total Energi yang dihasilkan gelombang laut dengan menggunakan PLTGL OWC dapat di hitung menggunakan persamaan (2.14):

( ) meter Maka besar energi potensial yang dihasilkan gelombang laut dengan dihitung menggunakan persamaan (2.7). Untuk lebar gelombang ( ) dengan asumsi sama dengan luas parabola chamber pada OWC dengan lebar 35m. Maka persamaan hitungannya adalah:

( E = 16.226.510,43 Joule

Untuk besar energi kinetik yang dihasilkan gelombang laut adalah sama dengan besar energi potensial:

Untuk rapat energi (energy menggunakan persamaan (2.15)

density)

(
2

( (

( )

J/m

(Watt/N) Untuk rapat daya listrik (power density) menggunakan persamaan (2.19)

Tabel 4.2 total energi gelombang laut yang dihasilkan PLTGL OWC
Bulan Maret 09 April 09 Mei 09 Juni 09 Juli 09 Agustus 09 September 09 Oktober 09 November 09 Desember 09 Januari 10 Febuari 10 Total Energi (joule) 3.590.059 3.064.462 9.287.755 18.971.317 16.861.419 24.037.659 23.872.874 8.299.043 9.048.654 10.623.809 7.475.116 3.370.022

( ( 32.607,33 W/m2 )

Table 4.3 total daya listrik perbulan selama satu tahun


Bulan Maret 09 April 09 Mei 09 Juni 09 Juli 09 Agustus 09 September 09 Oktober 09 November 09 Desember 09 Januari 10 Febuari 10 Daya listrik (Watt/N) 262.853 224.370 680.020 1.389.020 1.234.540 1.759.961 1.747.896 607.630 662.514 777.842 547.304 246.742

Berdasarkan tabel 4.2, energi maksimum gelombang laut terjadi pada bulan Agustus sebesar 24.037.659 Joule. Sedangkan pada bulan Febuari, Maret, dan April, total energi gelombang laut yang dihasilkan cukup rendah dari bulan-bulan yang lain. Untuk kurva perbandingan energi maksimum dan minimum dapat di lihat pada gambar 4.2 di bawah.
30000000 25000000 20000000 15000000 10000000 5000000 0

Berdasarkan tabel 4.3, daya listrik maksimum gelombang laut terjadi pada bulan Agustus sebesar 1.759.961 Watt. Jika dibandingkan dengan table 3.2 tentang spesifikasi PLTGL OWC rancangan Energetech, jumlah produksi daya listrik pada bulan Febuari, Maret, dan April berada di bawah rated power PLTGL OWC. Hal ini disebabkan kondisi ketinggian gelombang pada bulan tersebut sangat kecil, sehingga berdampak pada produksi daya listrik yang dihasilkan. Dari table 4.3 dapat disimpulkan bahwa penggunaan PLTGL OWC rancangan Energetech dengan menggunakan data ketinggian gelombang laut Aceh, tidak mampu memproduksi daya listrik secara maksimal selama satu tahun jika asumsi rated power PLTGL OWC adalah 500kW 2MW. Hal tersebut terlihat ada penurunan produksi listrik pada bulanbulan tertentu selama satu tahun akibat ketinggian gelombang yang tidak kontinu.

4.3 Perhitungan daya listrik yang dihasilkan Gelombang laut dengan PLTGL OWC Lebar gelombang laut (w) dengan asumsi sama dengan lebar parabola chamber OWC selebar 35m. Maka perhitungan besarnya daya listrik yang dihasilkan gelombang laut dengan menggunakan PLTGL OWC dapat dihitung menggunakan persamaan (2.18):

Energi Total Gelombang Laut

Gambar 4.1 Kurva total energi gelombang laut perbulan selama satu tahun.

6. KESIMPULAN Dari hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat di simpulkan: 1. Dengan menggunakan PLTGL OWC rancangan Energetech di perairan Aceh, jumlah energi gelombang laut tertinggi yang dapat dihasilkan adalah sebesar 24.037.659 Joule. Jumlah produksi energy gelombang laut rata-rata selama satu tahun adalah sebesar 11.541.849 Joule.Jumlah produksi daya listrik tertinggi sebesar 2.712.869 Watt dengan kerapatan daya 74.185 W/m2. Untuk produksi daya listrik ratarata selama 1tahunnya adalah sebesar 1.123.388 Watt dengan kerapatan daya sebesar 33.680 W/m2. Jumlah produksi daya listrik tertinggi sebesar 1.759.961 Watt. Untuk produksi daya listrik ratarata selama 1tahunnya adalah sebesar 845.058 Watt. Hasil perhitungan menunjukkan perairan Aceh memiliki potensi energi gelombang laut dan daya listrik yang cukup besar jika menggunakan PLTGL OWC rancangan Energetech. Namun PLTGL OWC rancangan Energetech tidak dapat menghasilkan daya listrik secara maksimal pertahunnya dikarenakan pada bulan Febuari, Maret , dan April kondisi ketinggian gelombang perairan Aceh sangat kecil. Hal ini menyebabkan penurunan produksi daya listrik pada pembangkit.

PT. Sumaplam Adi Cipta Persada (2007). Laporan Inventarisasi Hidro-Oseanografi dengan Foto Dokumentasi. PT. Sumaplam Adi Cipta Persada (2007). Laporan Inventarisasi Topografi (Terrestial) dengan Foto Dokumentasi. The Carbon Trust (2005). Oscillating Water Column Wave Energy Converter Evaluation Report. Vining, Jeniver (2005). Wave Energy Conversion. University of Wisconsin. Madison. EPRI (2007). California Ocean Wave Energy Assessment. Public Interest Energy Research (PIER). EPRI (2004). System Level Design, Performance and Cost-San Francisco California Energetech Offshore Wave Power Plant. Rudge, Cynthia (2005). Oscillating Water Column. Energetech. Australia. Rowe, Dr. Andrew.(2003) A Case Study of Wave Power Integration into the Ucluelet Area Electrical Grid. Carleton University. BRR Concept Note (2009). Kajian Dasar Pantai Aceh dan Nias Volume II Kondisi Hidroulik. Dean, R.G, Dalrymer, R.A, (1984). Water Wave Mechanics for Engineers and Scientist, Prentice Hall. Falcao, Antonio F. de O (2011). Wave Energy Utilization: A Review of The Technologies. University of Lisbon, Portugal. Gareev, Andrei (2011). Analysis of Variable Pitch Air Turbines for Oscillating Water Column (OWC) Wave Energy Converter. University of Wolongong. Aceh Ocean Coral (2012) Pesisir dan Laut Aceh, (http://acehoceancoral.org/artikel/pesisir-danlaut-aceh, di akses 22 Desember 2012)

2.

3.

7. REFERENSI Wijayan, I Wayan Arta. (2010). Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut Menggunakan Teknologi Oscilating Water Column di Perairan Bali. Universitas Udayana. Bali. Ai Yunisngsih. Masduki, Achmad.(2011). Potensi Energi Arus laut Untuk Pembangkit Tenaga Listrik di Kawasan Flores Timur, NTT. Pusat Penelitian dan Geologi Kelautan. Bandung. Achiruddin, Doni. Ocean Energy Energi Laut/ Samudra. Universitas Darma Persada. Yulianto, Hery. (2011). Tugas Akhir Studi Potensi Gelombang Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL) di Wilayah Perairan Sabang. Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh. Joeng-Kit. Pembangkit Listrik Tenaga Ombank Laut. Bandung Technology. Suhendra, Dody. Variable Speed Single Phase Generator. ITB. Bandung. Pudjanarsa, Astu. Nursuhud, Djati. (2008). Mesin Konversi Energi. ANDI. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai