Anda di halaman 1dari 4

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer), karena termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya (Lanny, Syamsir & Iwan, 2005).Sesuai dari data Depkes 2010 hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menunjukan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7%. (Depkes, 2010) Hipertensi pada kebanyakan penderita, tidak diketahui penyebabnya, keadaan ini disebut hipertensi esensial (Diana, 2001). Pada beberapa kasus hipertensi esensial berhubungan dengan faktor keturunan, retensi insulin dan gangguan pengaturan garam garam tubuh. Hipertensi dalam jangka panjang dapat menjadi masalah serius karena dapat menyebabkan kematian melalui berbagai jalur, antara lain jantung koroner, stroke dan gagal ginjal. Pada tekanan yang sangat tinggi yaitu tekanan arteri rata rata 50 % atau lebih diatas normal maka seseorang mempunyai harapan hidup tidak lebih dari beberapa tahun kecuali ditangani secara tepat.(Guyton & Hall, 2008) Rata-rata umur terjadinya hipertensi esensial adalah 31 tahun. Pada kasus anak-anak penyebab utama hipertensi pada umumnya adalah penyakit displasia

fibormuskular, sedangkan pada umur lebih lebih dari 45 tahun kebanyakan menderita aterosklerosis yang dapat menyebabkan penyempitan arteri. (Sosa, 1995) Status gizi merupakan refleksi kecukupan gizi seseorang dan menjadi parameter penting yang terkait dengan masalah kesehatan. Status gizi yang baik akan memberi kontribusi pada kesehatan seseorang dan juga pada proses pemulihan kesehatannya (Soetjiningsih, 1995). Penilaian status gizi penting dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya malnutrisi (gizi salah) pada individu atau masyarakat yang menyebabkan terjadinya kesakitan dan kematian seringkali terkait dengan status gizi (Solihin, 2001) Status gizi lebih adalah keadaan patologis yang disebabkan oleh kelebihan jumlah kalori dan zat gizi lain dalam waktu lama (Sukarjo, 1986) Obesitas atau kegemukan adalah kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan ( Pedoman Pelajaran Medis IDAI, 2010). Obesitas merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi. Sedangkan factor penyebab lainnya adalah jenis kelamin dengan perbandingan 65% resiko untuk hipertensi pada perempuan dan 78% resiko hipertensi pada laki laki (Garisson et al, 1987). 1.2 Rumusan Masalah Berdasar latar belakang diatas maka dapat ditarik rumusan masalah yang dapat dikaji lebih lanjut, yaitu apakah terdapat hubungan antara status gizi dengan hipertensi?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara status gizi dengan hipertensi. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mempelajari status gizi pasien hipertensi rawat jalan RSI Al Arofah Kediri 2. Mempelajari karateristik umum pada pasien hipertensi rawat jalan RSI Al Arofah Kediri 3. Menganalisis hubungan antara status gizi dengan kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan RSI Al Arofah Kediri 4. Menganalisis hubungan antara umur dengan kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan RSI Al Arofah Kediri 5. Menganalisis hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan RSI Al Arofah Kediri 6. Menganalisis hubungan antara faktor keturunan dengan kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan RSI Al Arofah Kediri 7. Menganalisis hubungan antara asupan garam dengan kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan RSI Al Arofah Kediri .

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Memberikan informasi dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pada hubungan antara status gizi dengan hipertensi. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Untuk mengupayakan pencegahan insiden hipertensi dengan menjaga status gizi yang seimbang bagi masyarakat. 2. Memberikan gambaran tentang penyebab hipertensi untuk dapat menentukan terapi

Anda mungkin juga menyukai