Anda di halaman 1dari 1

Faktor resiko Adapun beberapa hal yang dapat menjadi faktor risiko utama terjadinya MODS adalah: 1.

sepsis dan Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) 2. Beratnya penyakit (berdasarkan Acute Physiology and and Chronic Health Evaluation/APACHE II dan III) 3. Syok dan hipotensi berkepanjangan 4. Terdapat fokus jaringan mati 5. Trauma berat 6. Operasi besar 7. adanya gagal hati stadium akhir 8. Infark usus 9. Disfungsi hati 10. Usia >65 tahun 11. Penggunaan alkohol. Kelompok di Denver yakni Offner dan Moore, Moore et al, dan Sauaia et al menekankan bahwa faktor risiko MODS pada pasien-pasien trauma meliputi transfusi darah masif, trauma abdomen mayor, dan fraktur multipel (Herwanto,2009) Infeksi Bakteraemia Viraemia Fungaemia Penyakit riketsia Mycobacteria Infeksi protozoa Infeksi organ padat Trauma Trauma multiple Pasca pembedahan Iskemia viceral Status epileptikus Trauma kepala Sindrom kompartemen abdominal Inflamasi Pankreatitis Vaskulitis HIV Eklamsia Gagal hati Sintas kardiopulmonal Transfusi masif Non-infeksi Kanker Infus sitokin Reaksi obat Sindrom perfusi Reaksi transfusi Sindrom aspirasi

Kelompok di Denver yakni Offner dan Moore, Moore et al, dan Sauaia et al6 menekankan bahwa faktor risiko MODS pada pasien-pasien trauma meliputi transfusi darah masif, trauma abdomen mayor, dan fraktur multipel. Patofisiologi Diawali dengan adanya peningkatan nyata kadar TNF-dan IL-1. Sitokin-sitokin ini diduga menyebabkan kerusakan seluler primer dan ternyata pemberian antisitokin dapat menghentikan atau paling tidak mengurangi terjadinya MODS-like syndrome. Hipotesis gut-as motor, teori yang paling banyak dibahas saat ini, menyatakan bahwa translokasi bakteri atau produknya menembus dinding usus memicu terjadinya MODS. Malnutrisi dan iskemia intestinal diketahui sebagai penyebab translokasi toksin bakteri ini. Hipotesis yang terkuat dibanding dua hipotesis patogenesis MODS sebelumnya adalah hipotesis kegagalan mikrovaskuler. Pada kasus sepsis dan SIRS, terdapat penurunan curah jantung, penurunan tekanan perfusi sistemik, atau perubahan selektif perfusi sistem organ, yang mengakibatkan hipoperfusi atau iskemia sistem organ. Perfusi jaringan menjadi inadekuat dan terjadi gangguan distribusi aliran darah yang membawa oksigen, nutrien, dan zat-zat penting lainnya. Ada pula hipotesis yang menyatakan bahwa suplai oksigen ke sel sebenarnya memadai tetapi oksigen tersebut tidak dapat digunakan oleh sel, mungkin disebabkan abnormalitas jalur fosforilasi oksidatif di mitokondria. Kerusakan endotel vaskuler akibat mediator SIRS menyebabkan defek permeabilitas dan mengganggu integritas endotel, menimbulkan edema atau gangguan fungsi sistem organ. Eritrosit yang rusak dengan perubahan bentuk atau properti rheologik juga memudahkan terjadinya sumbatan atau obstruksi mikrovaskuler yang kemudian menyebabkan iskemia seluler. Hipotesis two-hit menyatakan bahwa terdapat 2 pola MODS, dini (dalam 72 jam setelah jejas) dan lambat. MODS dini disebabkan oleh proses one hit, sedangkan MODS tipe lambat disebabkan oleh proses two hit. Pada model one hit, jejas primer sedemikian masifnya sehingga mempresipitasi SIRS berat, menyebabkan MODS yang dini dan seringkali letal. Pada model two hit, terjadi jejas akibat pembedahan/ trauma yang tidak terlalu berat (first hit), menyebabkan SIRS yang moderat. Adanya presipitasi infeksi/ jejas noninfeksi dapat mengamplifikasi keadaan inflamasi awal tersebut menjadi SIRS yang berat, yang cukup untuk menginduksi MODS tipe lambat (umumnya 6-8 hari setelah jejas awal).

Anda mungkin juga menyukai