PENDAHULUAN
Artemia merupakan salah satu makanan hidup yang sampai saat ini paling
banyak digunakan dalam usaha budidaya udang, khususnya dalam pengelolaan
pembenihan. Sebagai makanan hidup, Artemia tidak hanya dapat digunakan dalam
bentuk nauplius, tetapi juga dalam bentuk dewasanya. Bahkan jika dibandingkan
dengan naupliusnya, nilai nutrisi Artemia dewasa mempunyai keunggulan, yakni
kandungan proteinnya meningkat dari rata-rata 47 % pada nauplius menjadi 60 %
pada Artemia dewasa yang telah dikeringkan. Selain itu kualitas protein Artemia
dewasa juga meningkat, karena lebih kaya akan asam-asam amino essensial.
Demikian pula jika dibandingkan dengan makanan udang lainnya, keunggulan
Artemia dewasa tidak hanya pada nilai nutrisinya, tetapi juga karena mempunyai
kerangka luar (eksoskeleton) yang sanga tipis,sehingga dapat dicerna seluruhnya
oleh hewan pemangsa. Melihat keunggulan nutrisi Artemia dewasa dibandingkan
dengan naupliusnya dan juga jenis makanan lainnya, maka Artemia dewasa
merupakan makanan udang yang sangat baikjika digunakan sebagai makanan hidup
maupun sumber protein utama makanan buatan. Untuk itulah kultur massal Artemia
memegang peranan sangat penting dan dapat dijadikan usaha industri tersendiri
dalam kaitannya dengan suplai makanan hidup maupun bahan dasar utama makanan
buatan. Untuk dapat diperoleh biomassa Artemia dalam jumlah cukup banyak, harus
dilakukan kultur terlebih dahulu. Produksi biomassa Artemia dapat dilakukan secara
ekstensif pada tambak bersalinitas cukup tinggi yang sekaligus memproduksi Cyst
(kista) dan dapat dilakukan secara terkendali pada bak-bak dalam kultur massal ini.
(Ir. Sri Umiyati Sumeru )
Pernah ditemukan kista tertua oleh suatu prusahaan pemboran yang bekerja
disekitar Danau “ Salt Great “. Kista tersebut diduga berusia sekitar lebih dari 10.000
tahunb ( berdasarkan metode carbon dating ). Setelah diuji, ternyata kista-kista
tersebutvmasih bias menetas walaupun usianya 10.000 tahun .( Anonymous, 2008
Beberapa sifat artemia yang menunjang antara lain :
(a) Mudah dalam penanganan, karena tahan dalam bentuk kista untuk waktu
yang lama
(b) Mudah berada ptasi dalam kisaran salinitas lingkungan yang lebar.
(c) Makan dengan cara menyaring, sehingga memper mudah dalam penyedian
pakannya.
(d) Dapat tumbuh dengan baik pada tingkat padat penebaran tinggi. .
(e) Mempunyai nilai nutrisi tinggi, yaitu kandungan protein 40 – 60%.
(f)
Sekarang banyak pembudidaya ikan dan udang memakai pakan alami
Artaemia dalam pemberian pakan. Artemia sangat mudah untuk ditetaskan menjadi
larva sampai dewasa, tapi harga artemia sangat mahal bagi pembudidaya ikan
maupun udang. Biasanya artemia diberikan pada ikan pada saat ikan berumur 12-30
hari. Menurut INVE Aquaculture Belgia Artemia mengandung 56% protein yang
biasanya pada udang diberikan pada PL5 dan PL25. ( Anonymous, 2008 )
1.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui proses reproduksi Artemia dari
berbentuk kista sampai dewasa. Selain itu juga sebagai bahan informasi bagi para
pembudidaya ikan dan udang untuk mengetahui pakan alami yang baik diberikan untuk ikan
maupun udang yang akan dibudidayakan. Bagi para mahasiswa agar mengetahui apa itu
Artemia dan bagaimana proses reproduksinya dari mulai kista sampa dewasa
TINJAUAN PUSTAKA
Artemia atau “brine shrimp” merupakan salah satu jenis pakan alami yang sangat
diperlukan dalam kegiatan pembenihan udang dan ikan. Beberapa sifat artemia yang
menunjang antara lain :
Kingdom : Animalia.
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Crustacea
Class : Branchiopoda
Order : Anostraca
Family : Artemiidae
Grochowski, 1895
Genus : Artemia
Leach, 1819
( Anonymous, 2008 )
Bagian-bagian dari dari tubuh Artemia yaitu terlihat dari gambar 1.2 yangh terdapat di
bawah ini:
( Anonymous, 2008 )
Siklus hidup Artemia bisa dimulai dari saat menetasnya kista atau telur. Setelah 15-20
jam pada suhu 25 derajat celcius kista akan menetas menjadi embrio. Dalam waktu beberapa
jam embrio ini masih akan tetap menempel pada kulit kista. Pada fase ini embrio akan tetap
menyelesaikan perkembanganya kemudian berubah menjadi naupli yang akan bisa berenang
bebas. Pada awalnya naupli aka berwarna orange kecoklatan akibat masih mengandung
kuning telur. Artemia yang baru menetas tidak akan makan, karena mulut dan anusnya
belum terbentuk dengan sempurna. Setelah 12 jam mereka akan ganti kulit dan memasuki
tahap larva kedua. Dalam fase ini mereka akan mulai makan, dengan pakan berupa mikro
alga, bakteri, dan detritus organic lainya. Pada dasarnya mereka tidak akan peduli (tidak
memilih) jenis pakan yang dikonsumsinya selama bahan tersebut tersedia dalam air dengan
ukuran yang sesuai. Naupli akan berganti kulit sebanyak 15 kali sebelum menjadi dewasa
dalam kurun waktu. 8 hari. Artemia dewasa rata-rata berukuran sekitar 8 cm, meskipun
demikian pada kondisi yang tepat mereka dapat mencapai ukuran sampai dengan 20 mm.
pada kondisi demikian biomasnya akan mencapai 500 kali dibandingkan biomas pada fase
naupli.
Biomassa Artemia dapat langsung diberikan kepada udang yang disesuaikan dengan
ukurannya atau disimpan dalam bentuk segar (dalam freezer) maupun dikeringkan untuk
dibuat tepung Artemia.( Ir. Sri Umiyati Sumeru)
1.4 Pemeliharaan
Pemberian makan Artemia adalah dengan menyaring (Filter feeder), maka diperlukan
makanan dengan ukuran partikel khusus, yaitu lebih kecil dari 60 mikron. Makanan yang
diberikan dapat berupa makanan buatan maupun makanan hidup atau plankton. Makanan
buatan yang memberikan hasil cukup baik dan mudah didapat adalah dedak halus. Cara
pemberiannya harus disaring terlebih dahulu dengan saringan 60 mikron. Sedangkan
plankton yang dapat digunakan sebagai makanan. Selain itu pakan buatan lain yang dapat
diberikan selama masa pemeliharaan adalah campuran bungkil kelapa dan tepung ikan
dengan perbandingan 1:1 dalam dosis 10 gr/ton/hari.
Artemia adalah jenis plankton yang juga digunakan sebagai makanan larva udang,
seperti Tetraselmis sp, Chaetoceros sp, Skeletonema sp. Oleh karena itu kultur Artemia
dengan plankton sebagai makanan alami lebih mudah dilakukan dalam suatu unit usaha
pembenihan udang.( Ir. Sri Umiyati Sumeru )
Saran
Dalam malakukan budidaya artemia harus secra intensif dan harus memperhatikan
prosedur budidaya. Semoga makalah ini bermnafaat dan bisa diterapkan oleh pembudidaya
Artemia.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous,2008a. http://sn2000.taxonomy.nl/Taxonomicon/TaxonTree.aspx?id=33062.
Diakses tanggal 15 November, 2008.
Sumeru, Sri Umiyati, Ir. 2008. http// www.gooogle.com./ Produksi Biomassa Artemia.. diakses
tangga;l 15 November 2008.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Perbenihannya …………………………………………………………
2.5 Klasifikasi dan Morfologi Rajungan ………………………………….
2.6 Habitat Rajungan
3.1 ……………………………………………….
3.2 Budidaya Rajungan……………………………………………………
3.3 Pembenihan Rajungan………………………………………………….
3.4 ……………………………………………………………..
3.5 Pemungutan Hasil………………………………………………………..
3.6 Penanganan Pasca Panen………………………………………………
PENUTUP
4.1 Kesimpulan……………………………………………………………….
4.2 Saran………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BUDIDAYA ARTEMIA UNTUK PAKAN ALAMI IKAN
TUGAS MATA KULIAH
OLEH
1. IRNA ARIANTI
2. CARLES SUGARA
3. HAIDY EKA NOVIDAYANA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2008