Obat-obatan Emergensi
Nita Fitriana, S.Kep., Ns PROGRAM STUDI NERS STIKES ALMA ATA YOGYAKARTA 2013
LEARNING OBJECTIVE
Setelah perkuliahan, mahasiswa Prodi Ners STIKES ALMA ATA semester 7 dapat :
Menyebutkan
dalam
Obat Emergensi
Onset segera Diberikan melalui injeksi Perlu pengawasan ketat Mengembalikan fungsi sirkulasi & mengatasi keadaan gawat darurat lainnya Pemberi obat adalah orang yang kompeten di bidangnya
Peran Perawat
Mengetahui indikasi & kontraindikasi pemberian obat Mampu melakukan penghitungan dosis yang tepat Mampu memberikan obat emergensi dengan rute yang tepat Mengetahui hal-hal yang perlu dievaluasi setelah pemberian obat
Obat RJP
Lainnya
Epinefrin/ Adrenalin
Dopamin Dobutamin
Furosemid Morfin
Amiodaron
Lidokain
Noradrenalin
Nitrogliserin
Digoksin
Atropin
Aminofilin
Epinefrin/ Adrenalin
Indikasi : henti jantung (VF, VT pulseless, asistole, PEA), Dosis anafilaksis, hipotensi berat, bradikardi
simtomatis
Meningkatkan kontraksi otot jantung Meningkatkan konduksi HR Meningkatkan resistensi vaskuler BP Mengubah fine ventrikuler fibrilasi menjadi coarse ventrikuler fibrilasi mudah DC
Amiodaron
Indikasi : henti jantung refrakter terhadap rjp, shock, &
PERHATIAN
Waktu paruh sangat panjang Interaksi obat yang komplek & multipel Hipotensi pd pemberian berulang Bradikardi
LIDOKAIN
Indikasi : VT/ VF, Multifokal PVC Dosis : henti jantung krn VF/VT : dosis inisial 1-1,5 mg/kg IV bolus VF refrakter : 0,5-0,75 mg/kg IV bolus, diulang tiap 5-10 menit, maks 3 x pemberian (3 mg/kg) Endotrakeal : 2-4 mg/kg
Efek Meningkatkan DC shock Menurunkan HR Efek samping Depresi pernafasan Kejang Bradikardi arrest
ATROPIN
Golongan antikolinergik Indikasi : Asistole/ PEA (second line setelah adrenalin), unstable bradikardia, keracunan kolinergik
(organofosfat)
Efek
Meningkatkan konduksi HR naik Menurunkan sekresi klj kolinergik
Hipertensi, kejang
Tidak berguna untuk AV blok derajat 2 tipe II & derajat 3
DOPAMIN
Indikasi : shock, obat pilihan kedua untuk bradikardi simtomatis, hipotensi (TDS < 70 mmHg) Dosis : 2-5 ug/kg/menit renal blood flow
PERHATIAN Setelah target tercapai turunkan perlahan (tapering) Jangan mencampur/ melarutkan dengan natrium bikarbonat, pengenceran dg D5%, D5 NS, RL Diberikan dengan syringe pump atau infusion pump, harus selalu didrip bukan bolus
DOBUTAMIN
Indikasi : kasus pump problem (gagal jantung kongestif, kongestif pulmonum) dg TDS 70-100 mmHg & tidak ada tanda-tanda shock Dosis : 2-20 ug/kg per menit, titrasi shg HR tidak meningkat 10% dr baseline
PERHATIAN Cegah pemberian pada TDS < 100 mmHg & ada tanda-tanda syok Menyebabkan takiaritmia
Noradrenalin
Indikasi : syok kardiogenik berat, hipotensi signifikan
(TDS < 70 mmHg)
Furosemide
Indikasi : terapi adjuvant edema paru, hipertensi
emergensi, TIK
Dosis : 0,5-1 mg/kg diberikan 1-2 menit, jika tidak
berespon
2mg/kg
diberikan
pelan
1-2
menit
(pemberian lazim dengan drip/ syringe pump) PERHATIKAN : dehidrasi, hipovolemia, hipotensi, hipokalemia/ lainnya gangguan keseimbangan elektrolit
Morfin
Indikasi : nyeri dada dg sindrom koroner akut
DIGOKSIN
Indikasi : gagal jantung kongestif, takikardia supraventrikular Sediaan : 0, 25 mg Dosis : digitalisasi cepat (24-36 jam) 4-6 tablet diberikan satu per satu sampai hasil yg diinginkan Digitalisasi lambat (3-5 hari) 2-6 tablet, dosis terbagi
AMINOFILIN
Indikasi : menghilangkan gejala asma & bronkospasme yg bersifat reversible Sediaan : 10 ml = 24 mg/ml Dosis awal : 6,3 mg/ml Efek samping : gangguan saluran pencernaan, takikardia, palpitasi