Anda di halaman 1dari 6

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia selalu meningkat setiap tahunnya. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia adalah 206.264.595 jiwa. Jumlah ini terus meningkat, data terakhir dari sensus penduduk BPS menyebutkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah 237.556.363 jiwa. Jumlah ini meningkat 31.291.768 jiwa, dari jumlah awal pada tahun 2000. Penyebaran penduduk Indonesia tidak merata. Pulau Jawa merupakan pulau terpadat di Indonesia karena Pulau Jawa memiliki beberapa perkotaan besar yang menjadi sasaran urbanisasi tiap tahunnya. Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan penduduk terbanyak di Pulau Jawa, bahkan di Indonesia. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Jawa Barat mencapai 35.729.537 jiwa dan terus meningkat menjadi 39 juta jiwa di tahun 2005, 40 juta jiwa di tahun 2008, 41 juta jiwa di tahun 2009, hingga 43.021.826 jiwa pada tahun 2010. Wilayah Jawa Barat memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.236 jiwa/Km2 (BPS 2010a). Bogor merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang memiliki jumlah penduduk cukup besar. Pertumbuhan penduduk di wilayah ini dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan. Berdasarkan data BPS Kota Bogor jumlah penduduk Kota Bogor pada tahun 2010 adalah 949.066 jiwa, dengan luas wilayah 111,73 Km2 maka kepadatan penduduk Kota Bogor adalah 8.494 jiwa/Km2. Berikut akan ditampilkan grafik pertambahan jumlah penduduk Kota Bogor dari tahun 1961 ketika pertama kali dilakukan sensus penduduk (Gambar 1.) Pada tahun 1961, ketika sensus penduduk pertama setelah Indonesia merdeka, jumlah penduduk Kota Bogor sebanyak 154,1 ribu jiwa. Pada tahun 1971 penduduk Kota Bogor sebanyak 195,9 ribu jiwa, tahun 1980 sebanyak 246,9 ribu jiwa, tahun 1990 sebanyak 271,7 ribu jiwa, tahun 2000 sebanyak 750,8 ribu jiwa, dan pada tahun 2010 sebanyak 949,1 ribu jiwa. Kenaikan yang cukup tinggi dalam kurun waktu 1990 2000 disebabkan wilayah Kota Bogor bertambah 46 kelurahan dari kabupaten Bogor berdasarkan PP No. 2/1995 (BPS 2010b).

80

Gambar 1. Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun 1961- 2010


Sumber : BPS (2010)

Peningkatan jumlah penduduk tersebut mengakibatkan jumlah permintaan masyarakat terhadap makanan dan minuman akan terus meningkat karena menurut teori Maslow makanan merupakan kebutuhan fisiologis yang akan selalu dibutuhkan selama manusia hidup (Engel et al. 1994). Proses globalisasi saat ini telah menyebabkan perubahan hampir di setiap aspek kehidupan. Era globalisasi yang dicirikan dengan pesatnya perdagangan, industri pengolahan pangan, jasa, dan informasi akan mengubah gaya hidup dan pola konsumsi makanan masyarakat. Pemikiran tersebut memperlihatkan bahwa tingginya konsumsi makanan saat ini juga dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup dan pola konsumsi makan. Seiring dengan meningkatnya pendapatan masyarakat maka semakin banyak orang yang berorientasi pada kesenangan dan rekreasi, tidak hanya sekedar memenuhi rasa lapar. Kesibukan masyarakat menyebabkan mereka tidak lagi memiliki waktu cukup untuk menyiapkan makanan di rumah, sehingga muncul kebiasaan baru yaitu makan di luar rumah. Hal ini menyebabkan tingginya permintaan masyarakat terhadap jasa penyedia makanan termasuk restoran. Masyarakat juga menjadikan kebiasaan makan di restoran sebagai ajang berkumpul dan bersosialisasi. Perubahan gaya hidup masyarakat di atas menimbulkan suatu peluang bisnis di industri jasaboga, termasuk restoran. Bisnis restoran kini berkembang pesat dengan menawarkan berbagai manfaat dan fasilitas dari sekedar menyajikan
81

makanan. Pada tahun 2005, jumlah restoran di Kota Bogor hanya sekitar 178 unit. Namun pada tahun berikutnya jumlah restoran terus meningkat sebesar 14,05 persen menjadi 203 unit di tahun 2006 dan 11,82 persen menjadi 227 unit di tahun 2007. Hingga tahun 2009 tercatat sekitar 240 unit restoran yang yang meningkat cukup jauh dari tahun 2005 yaitu sebesar 34,83 persen (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor 2010). Berkembangnya jumlah restoran di Bogor menciptakan kondisi persaingan yang mendorong pengusaha untuk membangun dan memperkuat usahanya agar tetap dipilih oleh konsumen. Masyarakat sebagai konsumen yang cerdas semakin menuntut adanya pemenuhan pangan yang berkualitas, terjangkau, cepat, dan praktis. Hal ini menjadi tantangan dan daya tarik bagi restoran untuk terus mengembangkan pelayanan demi memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin dinamis. Agar dapat bertahan dalam lingkungan persaingan, pihak restoran memerlukan strategi bersaing yang tidak hanya berasal dari strategi manajemen internal saja, tetapi juga harus memperhatikan kinerja berorientasi konsumen sehingga dapat memenuhi harapan konsumen. Apabila harapan konsumen terpenuhi maka konsumen akan merasa puas dan diharapkan kepuasan tersebut dapat mendorong mereka melakukan pembelian ulang terhadap produk dan jasa yang ditawarkan. Dengan demikian, restoran dapat menarik pelanggan baru atau paling tidak mempertahankan pelanggan yang telah ada. Oleh sebab itu, studi mengenai perilaku konsumen dibutuhkan agar dapat digunakan dalam penyusunan alternatif strategi bauran pemasaran yang tepat sesuai harapan konsumen. Sehingga restoran dapat bertahan dalam persaingan dan mampu mencapai target penjualan yang diharapkan. 1.2 Perumusan Masalah Restoran yang berada di Bogor beraneka ragam jenisnya, mulai dari restoran tradisional yang menyajikan masakan khas Indonesia hingga restoran bercita rasa internasional. Ada beragam restoran yang memiliki menu internasional, antara lain Restoran Jepang, Restoran China, Restoran Timur Tengah, Restoran Eropa, dan lain-lain. Daiji Raamen merupakan salah satu restoran yang bercitarasa
82

internasional, khususnya untuk makanan Jepang. Makanan Jepang merupakan

salah satu jenis masakan yang memilki keunikan tersendiri baik dalam proses pembuatannya maupun penyajiannya. Selain keunikannya, makanan Jepang merupakan jenis makanan yang diminati oleh masyarakat karena faktor kesehatannya. Masakan Jepang terkenal dengan kandungan gizinya yang tinggi dan menyehatkan, terutama kandungan seratnya. Hal ini sesuai dengan minat dan fokus konsumen dewasa ini terhadap gaya hidup dan konsumsi makanan yang lebih menyehatkan. Restoran ini tidak hanya menyajikan ramen atau mi jepang namun juga berbagai menu lain seperti menu nasi jepang (bowl rice/donburi), onigiri, dan berbagai makanan dan minuman khas jepang. Restoran Daiji Raamen berada di Jalan Pajajaran Indah No. 7 yang merupakan jalan yang dekat pusat Kota Bogor yang berdekatan dengan pusat perbelanjaan, pendidikan, perkantoran, dan perumahan sehingga merupakan lokasi yang strategis. Lokasi yang strategis tersebut mengakibatkan persaingan yang dihadapi Daiji Raamen semakin besar terlebih dengan perkembangan jumlah restoran yang terus meningkat. Banyaknya jumlah restoran Jepang di Bogor juga menandakan bahwa adanya persaingan yang tinggi dalam usaha penyedia masakan Jepang. Saat ini terdapat sepuluh pesaing Daiji Raamen yang merupakan restoran bergaya Jepang dan menyediakan makanan dan minuman khas Jepang yang berada di Kota Bogor. Berikut pada Tabel 1 ditampilkan daftar restoran Jepang di Bogor pada tahun 2011. Banyak dan beragamnya restoran membuat konsumen bebas memilih makanan dan minuman yang akan dikonsumsinya dengan selektif. Karena Daiji Raamen merupakan restoran yang masih terus berkembang dan merupakan restoran yang mengorganisasiannya masih sederhana (lihat gambar struktur organisasi di halaman 38), sehingga saat ini belum dilakukan riset mengenai perilaku konsumen oleh pihak manajemen. Dalam usaha meraih pangsa pasar

83

Tabel 1. Daftar Restoran Jepang di Kota Bogor Tahun 2011 Nama Restoran Daiji Raamen Alamat Jl. Pajajaran Indah No. 7 Jl. Sudirman No. 11-13 lt.2 Chidori Japanese Takoyaku Midori Japanese Oto Bento Botani Square samping XX1 Lapangan Sempur Jl. Pajajaran No. 53 Jl. Pajajaran (Saras) Jl. Jenderal Ahmad Yani (Air Mancur) Jl. Pajajaran depan BBos Hanamasa Doishi Shierary Hoka Hoka Bento Jl. Pajajaran No. 32 Jl. Pajajaran No.21 Jl. Pajajaran samping Hanamasa Jl. Pajajaran No. 25 Bogor Trade Mall Botani Square Ekalokasari Plaza

Daiji Raamen perlu mengetahui secara mendalam mengenai perilaku konsumen yang akan menjadi sasarannya. Termasuk didalamnya karakteristik konsumen, tahapan pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen, dan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian di restoran Daiji Raamen. Berdasarkan hal tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana karakteristik konsumen Daiji Raamen? 2. Bagaimana keputusan pembelian di konsumen? 3. Faktor-faktor apa yang dipertimbangkan konsumen restoran Daiji Raamen? restoran Daiji Raamen oleh

84

1.3 Tujuan Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik umum konsumen Daiji Raamen 2) Mengidentifikasi dan menganalisis keputusan pembelian di restoran Daiji Raamen oleh konsumen 3) Menganalisis faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen restoran Daiji Raamen. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan: 1. Pengusaha: Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan informasi sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam merumuskan kebijakan apa yang harus dilakukan dalam meningkatkan mutu produk serta layanan. 2. Peneliti: Penelitian ini diharapkan menjadi kesempatan dalam mengamalkan ilmu yang diperolehnya di kuliah dan belajar menganalisis permasalahan yang terjadi pada dunia bisnis sesungguhnya. 3. Kalangan akademis: hasil penelitian diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya.

85

Anda mungkin juga menyukai