Anda di halaman 1dari 14

HIV / AIDS

Apa itu HIV/AIDS?


HIV atau Human immunodeficiency virus adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus yang merusak daya tahan tubuh dengan menyerang sistem kekebalan/imunitas tubuh sehingga sistem kekebalan tubuh menjadi tidak berdaya dalam melawan infeksi. Sampai saat ini belum bisa dipastikan sumber utama penyebab adanya virus HIV.. AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sindrom atau infeksi yang timbul akibat virus HIV dan merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Dengan demikian akan mempermudah semua jenis virus menjangkiti tubuh manusia tanpa takut diserang oleh imun tubuh lagi, seperti SIV (Simian immunodeficiency virus) dan FIV (Feline immunodeficiency virus).

Asal-usul HIV/AIDS
Virus ini pertama kali ditemukan pada tahun 1959 dari sampel darah seorang laki-laki dari Kinshasa di Republik Congo dan tidak dIketahui bagaimana ia terinfeksi Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara. Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah.

Asal-usul HIV/AIDS
AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak. Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di sana. Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia di semua negara. Hukuman sosial bagi penderita HIV/AIDS, umumnya lebih berat bila dibandingkan dengan penderita penyakit mematikan lainnya. Kadangkadang hukuman sosial tersebut juga turut tertimpakan kepada petugas kesehatan atau sukarelawan, yang terlibat dalam merawat orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA).

Penderita HIV/AIDS
Statistik penderita HIV AIDS di Indonesia cukup memprihatinkan. Sekitar 170.000210.000 dari kira-kira 220.000.000 penduduk Indonesia positif mengidap HIV AIDS. Dan jumlah kematian akibat AIDS di Indonesia diperkirakan mencapai kira-kira 5.500 jiwa. Dari laporan UNAIDS 2006 tergambar hanya segelintir negara yang sukses mengurangi angka infeksi baru, seperti di Uganda misalnya. Namun di samping itu, data terbaru memperlihatkan program pencegahan penyebaran angka infeksi HIV AIDS semakin terfokus. Trend yang cukup positif di kalangan muda mudi ialah meningkatnya angka penggunaan kondom, dan lebih sedikitnya angka gonta-ganti pasangan, terjadi di berbagai belahan negara. Kepala Informasi Strategi Penanggulangan AIDS dari WHO Yves Souteyrand mengatakan kondisi ini memberikan titik terang untuk mengontrol meluasnya epidemi. Kenyataannya adalah 40 persen infeksi menyebar diantara anak-anak muda berusia 15 sampai 25 tahun. Namun ada juga negara-negara yang mengalami penurunan epidemi dalam lima tahun terakhir. Hal ini memperlihatkan bahwa sangat mungkin untuk mengontrol epidemi ketika suatu negara berkomitmen untuk memerangi epidemi ini.

Gejala HIV/AIDS
Gejalanya sendiri, AIDS disebabkan oleh HIV yang merusak salah satu jenis sel darah putih yaitu sel limfosit atau sel T helper atau CD4. Sel darah putih merupakan pengendali bagi sistem pertahanan tubuh.Jika sel darah putih hancur akan mengakibatkan lumpuhnya fungsi pertahanan tubuh. Sementara itu, perjalanan infeksinya gejala/tanda-tanda seorang pengidap HIV/AIDS terjadi antara satu sampai dengan enam bulan. Gejala yang timbul berupa flu biasa, pada tahap ini, tes darah masih belum dapat menunjukkan adanya HIV (anti HIV negatif). Masa HIV positif (tanpa gejala). Pada masa ini seseorang yang terinfeksi HIV sudah dapat diketahui melalui tes HIV (anti HIV reaktif). Masa ini berlangsung selama lima s/d sepuluh tahun dengan tanpa gejala (asimptomatik), belum menunjukkan perubahan fisik dan masih dapat melakukan aktivitas.

Gejala HIV/AIDS
Masa pembesaran kelenjar limfe (bergejala ringan). Masa ini ditandai dengan pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata, tidak hanya muncul pada satu tempat dan berlangsung lebih dari satu bulan. Masa AIDS setelah melewati masa inkubasi (dua sampai sepuluh tahun), seseorang yang terinfeksi HIV akan mengalami penderitaan sebagai gejala demam berkepanjangan, selera makan menurun, sariawan, diare terusmenerus tanpa sebab yang jelas.Selain itu, pembengkakan kelenjar prostat dan getah bening, bercak-bercak merah di kulit dan berat badan turun dratis. Pada masa ini sisitem kekebalan tubuh sudah sangat menurun, dan pengidap HIV berkembang menjadi penderita AIDS yang sangat rentan terhadap berbagai ancaman infeksi oportunistik seperti radang paru, radang saluran pencernaan, kanker kulit, radang karena jamur di mulut dan kerongkongan, gangguan susunan syaraf dan tuberkulosis (TB). Umumnya sekitar satu s/d dua tahun setelah gejala AIDS muncul, penderita akan meninggal dunia.

Bagaimana Penularannya?
HIV AIDS berkembang sangat pesat di benua Afrika. Hampir sekitar 10% dari jumlah populasi dunia terdapat di sana, namun sayang sekali kira-kira 60% dari jumlah populasi ini mengidap AIDS. Begitu pula dengan Indonesia. Mengapa penyakit ini menyebar dengan begitu cepat? Karena tingkat kesadaran masyarakat akan kesehatan telah menurun. Penyakit ini banyak ditularkan melalui hubungan seks, penggunaan alat suntik, bawaan lahir karena tertular dari ibu kandungnya, transfusi darah, dll. Beberapa faktor yang memengaruhi penularan HIV AIDS ini adalah: Moralitas dewasa ini khususnya di Indonesia telah tersedia banyak media baik media elektronik maupun media cetak memuat banyak sekali gambar-gambar erotis dan bahkan video yang merangsang hasrat seksual yang kurang patut. Dan memicu banyaknya kasus pemerkosaan serta banyaknya kasus perselingkuhan di berbagai tempat.

Bagaimana Penularannya?
Ketidaktahuan sebagian orang tidak sadar kalau mereka terinfeksi HIV. Banyak yang tidak mau diperiksa karena dianggap aib, jika mengidap penyakit ini. Dengan begitu, penyakit ini tidak bisa dihentikan penyebarannya. Kebudayaan di beberapa negeri, kaum perempuan tidak dapat bertanya pada pasangan mereka mengenai riwayat skandal asmara. Tidak memadainya fasilitas medisMenurut sebuah majalah di Afrika (South African Medical Journal) fasilitas medis yang sudah terbatas bahkan lebih terbebani lagi akibat AIDS. Dua rumah sakit besar melaporkan bahwa lebih dari setengah pasien rawat inap mereka positif mengidap HIV. Pejabat medis terkemuka dari sebuah rumah sakit di KwaZulu-Natal mengatakan bahwa bangsalnya menampung 140 persen dari kapasitasnya. Adakalanya, dua pasien harus seranjang, dan orang ketiga harus tidur di kolongnya. Dengan pengetahuan akan dampak HIV AIDS ini banyak orang akan terselamatkan. Reaksi Anda akan menentukan seberapa serius HIV AIDS ini bagi diri Anda.

Mengapa penyebaran virus HIV sangat cepat?


Penyakit HIV AIDS semakin berkembang pesat berkaitan dengan maraknya perilaku sex bebas, HIV AIDS pada awalnya dijumpai pada pelaku kelainan homoseksual, penyebaran penyakit HIV juga dijumpai pada pecandu narkoba yang penyebaran virusnya melalui alat suntik (jarum suntik) yang digunakan secara bergantian. Bagaimana dengan di Indonesia? Penyebaran serius virus HIV terjadi di Papua, di mana virus ini menyebar di antara para pekerja seks dan pelangggannya. Setiap 1 persen orang dewasa di tiap 5 desa di Papua positif terinfeksi virus tersebut. Sementera 48 persen dari orang yang terinfeksi AIDS di Indonesia kebanyakan gara-gara pemakaian jarum suntik narkoba yang tidak steril. Selain Papua, kota Pontianak, Borneo perlu diwaspadai untuk penyebaran virus HIV. Hal ini disebabkan 82 persen pria dan wanita Indonesia mengaku belum mengetahui informasi yang cukup tentang bahaya dari penyakit HIV dan AIDS. Sehingga proses pencegahan dan penghentian tidak maksimal. Selain itu Seks bebas dan narkoba menjadi dua penyumbang terbanyak penyebaran penyakit mematikan itu. Penyebaran tercepat menggunakan narkoba jenis suntik sangat berisiko menularkan virus.

Pencegahannya?
Pemerintah maupun lembaga masyarakat telah banyak melakukan terobosan-terobosan untuk mencegah penyebaran HIV AIDS. Beberapa membuahkan hasil, namun tetap saja penularan melalui hubungan seks menjadi peringkat atas yang sulit dihindari. Berikut ini beberapa tips yang bisa Anda ikuti atau anjurkan bagi lingkungan Anda untuk menghambat penularan HIV AIDS. Save sex, hendaklah Anda setia pada pasangan Anda dan lakukan hubungan seksual yang patut Menghindari seks bebas, baik dengan pekerja seks komersial dan berganti-ganti pasangan Jika pasangan anda sudah terbukti mengidap HIV AIDS, dalam melakukan hubungan seksual sebaiknya menggunakan kondom Penularan HIV AIDS melalui transfusi darah menempati peringkat kedua. Jadi sebisa mungkin hindari melakukan transfusi darah. Hindari penggunaan obat-obat terlarang, penggunaan alat suntik bersama, tattoo, dan tindik Bagi seorang ibu yang mengidap HIV AIDS, sebaiknya tidak hamil, untuk menghambat penularan ke bayi yang akan dilahirkan.

Pengobatan?
Sampai saat ini belum ditemukan obat bagi penderita HIV AIDS. Hanya saja telah tersedia obat untuk menghambat bekerjanya virus HIV. Pada orang yang sehat, sel-sel T penolong merangsang atau mengaktifkan sistem kekebalan untuk menyerang infeksi. HIV khususnya mengincar sel-sel T penolong ini. Ia menggunakan sel-sel itu untuk memperbanyak dirinya (replikasi), melemahkan dan menghancurkan sel-sel T penolong hingga sistem kekebalan merosot drastis. Obat anti-retrovirus (ARV) menghambat proses replikasi ini. Saat ini ada empat jenis utama ARV yang diresepkan. Analog nukleosida dan analog nonnukleosida mencegah HIV menggandakan diri ke dalam DNA seseorang. Inhibitor protease membuat enzim protease tertentu dalam sel yang terinfeksi tidak dapat menggandakan virus itu dan menghasilkan lebih banyak HIV.

Pengobatan?
Inhibitor fusi bertujuan mencegah HIV memasuki sel. Dengan menghambat replikasi HIV, ARV dapat memperlambat perkembangan dari infeksi HIV menjadi AIDS, yang disebut stadium akhir penyakit HIV. Namun untuk penggunaan Obat anti-retrovirus ini tidak semua cocok untuk penderita HIV, maka sebaiknya di konsultasikan terlebih dahulu kedokter. Selain obat ARV, bagi Anda penderita HIV juga dapat mencoba pengobatan herbal, salah satu herbal yang dapat membantu menghambat perkembangan HIV adalah Sarang Semut. Kandungan flavonoid yang terdapat dalam Sarang Semut telah terbukti dapat merangsang perkembangan antibodi dan flavonoid ini berperan langsung sebagai antibiotik. Dengan mengganggu fungsi dari mikroorganisme seperti bakteri dan virus termasuk virus HIV AIDS. Namun perlu kami beritahukan bahwa Sarang Semut adalah salah satu obat yang bersifat herbal. Dalam penyembuhan suatu penyakit tentu akan membutuhkan waktu tidak secara instan.

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai