Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM Praktikum Installasi Jaringan Komputer Subnetting

OLEH: NAMA : YUMN JAMILAH NIM: 1102637

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013

Laporan 3/Yumn jamilah/1102637

A. Tujuan 1. Mahasiswa diharapkan memahami fungsi dan peranan protokolpada jaringan komputer. 2. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pengalamatan (IP Address) pada komputer jaringan. 3. Mahasiswa dapat melakukan pengaturan Subnet mask pada jaringan lokal. 4. Mahasiswa dapat memahami fungsi Subnettingpada jaringan komputer. B. Alat dan Bahan 1. 2. 3. 4. Personal Computer LAN Card / NIC Switch / Hub Kabel ethernet Straight / Trought

C. Materi Teoritis SUBNET MASK Subnet mask adalah istilah yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.

Gambar : Cara konfigurasi IP Address dan Subnet mask Penggunaan sebuah subnet mask yang disebut address masksebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:
Laporan 3/Yumn jamilah/1102637

Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifierdiset ke nilai 1. Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifierdiset ke nilai 0.

Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja, baik subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuahsubnet atau supernet) harus ikonfigurasikan di dalam setiap nodeTCP/IP. Ada dua metode yang dapat digunakan untuk merepresentasikan subnet mask, yakni: Notasi Desimal Bertitik Notasi Panjang Prefiks Jaringan Desimal Bertitik Sebuah subnet maskbiasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik (dotted decimal notation), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bitdiset sebagai bagian network identifier dan host identifier, hasil nilai 32-bit tersebut akan dikonversikan ke notasi desimal bertitik. Perlu dicatat, bahwa meskipun direpresentasikan sebagai notasi desimal bertitik, subnet mask bukanlah sebuah alamat IP. Subnet mask defaultdibuat berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan digunakan di dalam jaringan TCP/IP yang tidak dibagi ke alam beberapa subnet. Tabel di bawah ini menyebutkan beberapa subnet mask default dengan menggunakan notasi desimal bertitik. Formatnya adalah: alamat IP www.xxx.yyy.zzz subnet mask www.xxx.yyy.zzz Kelas Alamat Kelas A Kelas B 11111111.11111111.00000000.00000000 Kelas C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0 Subnet mask (biner) Subnet mask (desimal) 255.0.0.0 11111111.00000000.00000000.00000000 255.255.0.0

Perlu diingat, bahwa nilai subnet mask default di atas dapat dikustomisasi oleh administrator jaringan, saat melakukan proses pembagian jaringan (subnetting atau supernetting). Sebagai contoh, alamat 138.96.58.0 merupakan sebuah network identifier dari kelas B yang telah dibagi ke beberapa subnet dengan
Laporan 3/Yumn jamilah/1102637

menggunakan bilangan 8-bit. Kedelapan bit tersebut yang digunakan sebagai host identifier akan digunakan untuk menampilkan networkidentifier yang telah dibagi ke dalam subnet. Subnet yang digunakan adalah total 24 bit sisanya (255.255.255.0) yang dapat digunakan untuk mendefinisikan custom network identifier. Network identifier yang telah di-subnet-kan tersebut serta subnet mask yang digunakannya selanjutnya akan ditampilkan dengan menggunakan notasi sebagai berikut: 138.96.58.0, 255.255.255.0 Representasi panjang prefiks (prefix length) dari sebuah subnet mask Karena bit-bit network identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang berdekatan dari bit-bit ordo tinggi, maka ada sebuah cara yang digunakan untuk merepresentasikan sebuah subnet mask dengan menggunakan bit yang mendefinisikan network identifier sebagai sebuah network prefix dengan menggunakan notasi network prefix seperti tercantumdi dalam tabel di bawah ini. Notasi network prefix juga dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Formatnya adalah sebagai berikut: /<jumlah bit yang digunakan sebagai network identifier>

Sebagai contoh, network identifier kelas B dari 138.96.0.0 yang memiliki subnet mask 255.255.0.0 dapat direpresentasikan di dalam notasi prefix length sebagai 138.96.0.0/16. Karena semua host yang berada di dalam jaringan yang sama menggunakan network identifier yang sama, maka semua host yang berada di dalam jaringan yang sama harus menggunakan network identifier yang sama yang didefinisikan oleh subnet mask yang sama pula. Sebagai contoh, notasi 138.23.0.0/16 tidaklah sama dengan notasi 138.23.0.0/24, dan kedua jaringan tersebut tidak berada di dalam ruang alamat yang sama. Network identifier 138.23.0.0/16 memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.255.254; sedangkan network identifier 138.23.0.0/24 hanya memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.0.254.

Laporan 3/Yumn jamilah/1102637

Menentukan Alamat Network Identifier

Untuk menentukan network identifier dari sebuah alamat IP dengan menggunakan sebuah subnet mask tertentu, dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah operasi matematika, yaitu dengan menggunakan operasi logika perbandingan AND (AND comparison). Di dalam sebuah AND comparison, nilai dari dua hal yang diperbandingkan akan bernilai true hanya ketika dua item tersebut bernilai true; dan menjadi false jika salah satunya false. Dengan mengaplikasikan prinsip ini ke dalam bit-bit, nilai 1 akan didapat jika kedua bit yang diperbandingkan bernilai 1, dan nilai 0 jika ada salah satu di antara nilai yang diperbandingkan bernilai 0. Cara ini akan melakukan sebuah operasi logika AND comparison dengan menggunakan 32-bit alamat IP dan dengan 32-bit subnet mask, yang dikenal dengan operasi bitwise logical AND comparison. Hasil dari operasi bitwise alamat IP dengan subnet mask itulah yang disebut dengan network identifier. Contoh: Alamat IP 10000011 01101011 10100100 00011010 (131.107.164.026)

Subnet Mask 11111111 11111111 11110000 00000000 (255.255.240.000) ------------------------------------------------------------------ AND Network ID 10000011 01101011 10100000 00000000 (131.107.160.000)

Subnetting Alamat IP Kelas A Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network identifier kelas A.

Laporan 3/Yumn jamilah/1102637

Subnetting Alamat IP Kelas B Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network identifier kelas B.

Laporan 3/Yumn jamilah/1102637

Subnetting Alamat IP Kelas C Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network identifier kelas C.

Variable-length Subnetting Bahasan di atas merupakan sebuah contoh dari subnetting yang memiliki panjang tetap (fixed length subnetting), yang akan menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang sama. Meskipun demikian, dalam kenyataannya segmen jaringan tidaklah seperti itu. Beberapa segmen jaringan membutuhkan lebih banyak alamat IP dibandingkan lainnya, dan beberapa segmen jaringan membutuhkan lebih sedikit alamat IP. Jika proses subnetting yang menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang sama telah dilakukan, maka ada kemungkinan di dalam segmensegmen jaringan tersebut memiliki alamat-alamat yang tidak digunakan atau membutuhkan lebih banyak alamat. Karena itulah, dalam kasus ini proses subnetting harus dilakukan berdasarkan segmen jaringan yang dibutuhkan oleh jumlah host terbanyak. Untuk memaksimalkan penggunaan ruangan alamat yang tetap, subnetting pun diaplikasikan secara rekursif untuk membentuk beberapa subjaringan dengan ukuran bervariasi, yang diturunkan dari network identifier yang sama. Teknik subnetting seperti ini disebut juga variable-length subnetting. Subjaringan-subjaringan yang dibuat dengan teknik ini menggunakan subnet mask yang disebut sebagai Variable-length Subnet Mask (VLSM). Karena semua subnet diturunkan dari network identifier yang sama, jika subnet-subnet tersebut berurutan (kontigu subnet yang berada dalam network identifier yang sama yang dapat saling berhubungan satu sama lainnya), rute yang ditujukan ke subnet-subnet tersebut dapat diringkas dengan menyingkat network identifier yang asli.
Laporan 3/Yumn jamilah/1102637

Teknik variable-length subnetting harus dilakukan secara hati-hati sehingga subnet yang dibentuk pun unik, dan dengan menggunakan subnet mask tersebut dapat dibedakan dengan subnet lainnya, meski berada dalam network identifer asli yang sama. Kehati-hatian tersebut melibatkan analisis yang lebih terhadap segmen-segmen jaringan yang akan menentukan berapa banyak segmen yang akan dibuat dan berapa banyak jumlah host dalam setiap segmennya. Dengan menggunakan variable-length subnetting, teknik subnetting dapat dilakukan secara rekursif: network identifier yang sebelumnya telah di-subnet-kan, disubnet-kan kembali. Ketika melakukannya, bit-bit network identifier tersebut harus bersifat tetap dan subnetting pun dilakukan dengan mengambil sisa dari bit-bit host. VLSM (Variabel Length Subnet Mask) memungkinkan pembagian ruang IP address secara rekrusif, contoh agregasi routingnya sebagai berikut :

D. Langkah Kerja Praktikum 1. Siapkan beberapa buah PC yang sudah terpasang NIC, kabel ethernet straighttrought dan switch/hub. 2. Hubungkan masing-masing PC ke switch/hub menggunakan kabel ethernet, seperti gambar berikut :

Laporan 3/Yumn jamilah/1102637

3. Lakukanlah pengaturan IP Address dan Subnet mask masing-masing PC, sesuaikan dengan kebutuhan konfigurasi pada evaluasi dan penugasan dibagian akhir jobsheet. 4. Pengaturan dapat dilakukan dengan cara mengklik Control Panel -> Network Connections akan muncul gambar seperti di bawah ini.

5. Klik kanan gambar di atas, kemudian pilih disable. Kemudian klik kanan lagi gambar di atas dan pilih properties, maka akan muncul gambar seperti di bawah ini. Klik ganda Internet Protocol seperti pada gambar.

6. Langkah selanjutnya adalah isi IP Address dan Subnet mask. Sebagai contoh, komputer yang terhubung pada jaringan komputer anda adalahh Range IP address 192.168.0.1 dan menggunakan subnet mask 255.255.255.0.

Laporan 3/Yumn jamilah/1102637

7. Klik OK. Kemudian klik 2x gambar no.1 di atas, maka LAN akan enable.

E. Evaluasi dan Penugasan

1. Kelompok 1 membangun sebuah jaringan LAN sederhana dengan 4 buah PC yang dihubungkan menggunakan Hub/Switch. a. Melakukan command ping ke setiap PC yang telah terhubung.
C:\Users\user>ping 192.168.4.25 Pinging 192.168.4.25 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.4.25: bytes=32 time=1ms TTL=128 Reply from 192.168.4.25: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.4.25: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.4.25: bytes=32 time<1ms TTL=128 Ping statistics for 192.168.4.25: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms C:\Users\user>ping 192.168.4.201 Pinging 192.168.4.201 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.4.201: bytes=32 time=1ms TTL=128 Reply from 192.168.4.201: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.4.201: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.4.201: bytes=32 time<1ms TTL=128 Ping statistics for 192.168.4.201: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Laporan 3/Yumn jamilah/1102637

Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms C:\Users\user>ping 192.168.4.50 Pinging 192.168.4.50 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.4.50: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.4.50: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.4.50: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.4.50: bytes=32 time<1ms TTL=128 Ping statistics for 192.168.4.50: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms

b. Mengecek semua PC yang terhubung dalam LAN yang telah dibuat, pada semua PC terhubung dengan baik dengn command net view:
C:\Users\user>net view Server Name Remark ------------------------------------------------------------------------------\\RAHIMAL \\IA-PC iA's Computer \\USER-PC \\YENI The command completed successfully.

2. Menggabungkan semua PC pada praktikum. 4 buah pada masingmasing kelompok terhubung ke sebuah Hub/Switch, kemudian 4 buah a. Hub/Switch itu digabungkan menjadi jaringan LAN baru. Dengan IP Address dari 192.168.1.1 sampai 192.168.1.16. b. Melakukan tes koneksi ke beberapa PC yang terhubung.
C:\Users\user>ping 192.168.1.2 Pinging 192.168.1.2 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.2: bytes=32 time=3ms TTL=128 Reply from 192.168.1.2: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.2: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.2: bytes=32 time<1ms TTL=128 Ping statistics for 192.168.1.2: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 3ms, Average = 0ms

Laporan 3/Yumn jamilah/1102637

C:\Users\user>ping 192.168.1.3 Pinging 192.168.1.3 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.3: bytes=32 time=1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.3: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.3: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.3: bytes=32 time<1ms TTL=128 Ping statistics for 192.168.1.3: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms C:\Users\user>ping 192.168.1.4 Pinging 192.168.1.4 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.4: bytes=32 time=1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.4: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.4: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.4: bytes=32 time<1ms TTL=128 Ping statistics for 192.168.1.4: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms C:\Users\user>ping 192.168.1.5 Pinging 192.168.1.5 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.5: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.5: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.5: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.5: bytes=32 time<1ms TTL=128 Ping statistics for 192.168.1.5: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms C:\Users\user>ping 192.168.1.6 Pinging 192.168.1.6 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.6: bytes=32 time=2ms TTL=128 Reply from 192.168.1.6: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.6: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.6: bytes=32 time<1ms TTL=128 Ping statistics for 192.168.1.6: Laporan 3/Yumn jamilah/1102637

Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 2ms, Average = 0ms C:\Users\user>ping 192.168.1.7 Pinging 192.168.1.7 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.7: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.7: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.7: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.7: bytes=32 time<1ms TTL=128 Ping statistics for 192.168.1.7: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms C:\Users\user>ping 192.168.1.8 Pinging 192.168.1.8 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.8: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.8: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.8: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.8: bytes=32 time<1ms TTL=128 Ping statistics for 192.168.1.8: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms C:\Users\user>ping 192.168.1.9 Pinging 192.168.1.9 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.13: Destination host unreachable. Reply from 192.168.1.13: Destination host unreachable. Reply from 192.168.1.13: Destination host unreachable. Reply from 192.168.1.13: Destination host unreachable. Ping statistics for 192.168.1.9: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), C:\Users\user>ping 192.168.1.10 Pinging 192.168.1.10 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.13: Destination host unreachable. Reply from 192.168.1.13: Destination host unreachable. Reply from 192.168.1.13: Destination host unreachable. Reply from 192.168.1.13: Destination host unreachable. Laporan 3/Yumn jamilah/1102637

Ping statistics for 192.168.1.10: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), C:\Users\user>ping 192.168.1.11 Pinging 192.168.1.11 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.11: bytes=32 time=35ms TTL=128 Reply from 192.168.1.11: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.11: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.11: bytes=32 time=26ms TTL=128 Ping statistics for 192.168.1.11: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 35ms, Average = 15ms C:\Users\user>ping 192.168.1.12 Pinging 192.168.1.12 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.12: bytes=32 time=1ms TTL=64 Reply from 192.168.1.12: bytes=32 time<1ms TTL=64 Reply from 192.168.1.12: bytes=32 time<1ms TTL=64 Reply from 192.168.1.12: bytes=32 time<1ms TTL=64 Ping statistics for 192.168.1.12: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms C:\Users\user>ping 192.168.1.14 Pinging 192.168.1.14 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.14: bytes=32 time=2ms TTL=128 Reply from 192.168.1.14: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.14: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.14: bytes=32 time<1ms TTL=128 Ping statistics for 192.168.1.14: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 2ms, Average = 0ms C:\Users\user>ping 192.168.1.15 Pinging 192.168.1.15 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.15: bytes=32 time=1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.15: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.15: bytes=32 time=1ms TTL=128 Laporan 3/Yumn jamilah/1102637

Reply from 192.168.1.15: bytes=32 time<1ms TTL=128 Ping statistics for 192.168.1.15: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms C:\Users\user>ping 192.168.1.16 Pinging 192.168.1.16 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.16: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.16: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.16: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.16: bytes=32 time<1ms TTL=128 Ping statistics for 192.168.1.16: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms

c. Mengecek semua PC yang terhubung dalam LAN yang telah dibuat, pada semua PC terhubung dengan baik.
C:\Users\user>net view Server Name Remark ------------------------------------------------------------------------------\\RAHIMAL-PC \\ARI-PC \\YENI-PC \\CESSIL-PC \\DARKMAN-PC The command completed successfully.

Laporan 3/Yumn jamilah/1102637

Anda mungkin juga menyukai