Psikopatologi mempelajari kelainan/gangguan di bidang kejiwaan dan meneliti genesis, manifestasi (gejala) dan dinamikanya. Sign ( tanda)- symtom (gejala) Manifestasi, kelainan/gangguan- gejaladigolongkan menurut ciri2 umum yang samadipahami/dideskripsikan. Kelompok gejala ( syndroma) diklasifikasikan menjadi berbagai bentuk gangguan jiwa.
Kesadaran
Adalah keadaan fungsional dimana individu dapat megadakan relaksasi dan limitas terhadap dunia sekelilingnya, seperti yang tertangkap oleh panca indranya. Kesadaran baik : orientasi juga baik Kesadaran merendah : kurang mampu mengadakan relasi atau limitasi terhadap dunia sekelilingnya. Cth: keadaan infksi, intoksikasi, hipoksia, metabolik dll. Kesadaran berubah : keadaan dimana individu sangat ttg kemampuannya untuk mengadakan orientasi yg baik dlm wkt yg cukup lama.cth : twilingt state, damerszutand ( kesadaran barkabut dan bergelombang halusinasi) pd epilepsi lobus temporal.
Orientasi
Daya kemampan individu untk mengetahui dan menjelaskan relasi dan limitasi terhadap dunia sekelilingnya secara temporal, personal, dan spatial. Ganggan nya: disorientasi Daya ingat Adalah kemampuan untuk membangkitkan kembali kesan, pengalaman dan apa yang sudah di pelajari di masa lampau.
Amnesia
Adalah ketidak mampuan untuk mengingat secara parsial atau total ( pengalaman masa lalu), bisa organik atau emosional. A. retrograd : amnesia yg terjadi sebelum waktu tertentu A. antetrograd: amnesia yg terjadi sesudah waktu tertentu. Hipamnesia : penurunan derajat retensi dan recall Hiperamnesia : peningkatan deratat retensi dan recall Paramnesia : gangguan daya ingat dimana realitas dan fantasi dikacaukan ( misal: mimpi, skizofrenia, S.O.O) Konfabulasi : pengisian kekosongan dari ingatan dengan cara membayangkan pengalaman yg tak berdasarkan realita.
Perhatian
Kesadaran dan keinginan mengarakan energi mental terhadap 1 objek/ atau komponen dari pengalaman yang kompleks, dalam waktu yang bersamaan mengenyampingkan pikiran atau emosinya ( konsentrasi).
Vigilitas : kemampuan untuk mengalihkan perhatian pada satu objek ( gangguannya disebut hipo? Hipervigilitas Tenasitas : kemampuan untuk meletakan perhatian pada satu objek ( ganggnx : hipo/ hipertenasitas Distraktibilitas : ketidak mampuan mempertahankan kemampuan. Misal: ansietas, mania.
Kontak psikik
Daya kemampuan individu untuk mengadakan hubungan mental dan emosional yg wajar dengan orang lain dengan waktu yg cukup lama.
Persepsi
Merupakan proses mental dimana stimulus, sensori di bawa ke kesadaran. Proses mental yg bertujuan mengiktiarkan pengertian, pemahaman dan penafsiran tentang sesuatu hal/ objek tertentu. Halusinasi : persepsi sensorik yg salah tampa stimulus eksterna yg nyata. Ilusi : persepsi sensorik yang salah dari stimulus eksternal yang nyata.
H. hipnagogik : terjadi sesat sebelum jatuh tidur. H. hipnopompik: terjadi sesat sesudah bangun tidur. H. kinestetik : persepsi yang salah dari gerakan atau sensasi. Penderita merasa bahwa anggota tubuhnya terlepas dari tubuhnya, mengalami perubahan bentuk, dan bergerak sendiri. Schizophrenia dan pencandu narkoba. H. haptik ( seksual) halusinasi di paksa melakukan seks H. Somatik Sensasi yang salah bahwa swsuatu terjasi di dalam/ ke dalam tubuh ( aliran listrik, tertusuk pisau dll.)
Makropsia : suatu keadaan dimana objek di anggap lebih besar. Mikropsia: suatu keadaan dimana objek diangap lebih kecil. Agnosia : ketidak mampuan untuk mengenal dan mengintepretasikan kebenaran dari kesan sensorik. Misal : pd organ brein diseases Hysterical anaesthesia : kehilangan kemampuan sensorik oleh karena konflik emosi.
Halusinasi visual (penglihatan) Penderita melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Halusinasi visual sering menimbulkan ketakutan yang hebat pada penderita. Halusinasi olfaktorik (pembauan) Penderita membau sesuatu yang tidak dia sukai. Halusinasi ini merupakan gambaran dari perasaan bersalah penderitanya. Halusinasi gustatorik (pengecap) Halusinasi gustatorik murni jarang dijumpai, tetapi sering terjadi bersamasama dengan halusinasi olfaktorik. Halusinasi haptik Halusinasi ini merupakan suatu persepsi, di mana seolah-olah tubuh penderita bersentuhan secara fisik dengan manusia lain atau benda lain. Seringkali halusinasi haptik ini bercorak seksual, dan sangat sering dijumpai pada pencandu narkoba. Halusinasi autoskopi Penderita seolah-olah melihat dirinya sendiri berdiri di hadapannya. Penderita Schizophrenia sangat perlu dikasihani karena penderitaan yang dialaminya.
Proses berpikir
Merupakan proses intrapsiki yang meliputi pengelolaan pd berbagai pikiran dan paham, dengan jalan membayangkan, memahami, membandingkan2kan, dan menarik kesimpulan sehingga terjelma pikiran dan paham yang baru.
Austiktik : bentuk pemikiran yang memuaskan keinginan yang tak terpenuhi tetapi tak ada hubungan dengan realita. Obsesi : pemikiran yg bersifat terpaku dan senantiasa berulan kembali, yg mendesakkan diri ketaraf kedadaran individu, dan yg timbulnya tak dielakan oleh individu itu sendiri.
Fobia : ketakutan yg obsesif, persisten, irasional, terhadap suatu benda atau situasi Delusi ( waham) : pikiran yang salah, tak berdasarkan kenyataan, logika, dan tak dapat di koreksi dengan cara apapun. Ideal of reference : penderita merasa dibicarakan oleh orang lain atau peristiwa/ perbuatan tertentu berhubungan dengan dirinya.
Flight of idea : pikirannya melompat2 dari satu ide ke ide lain tampa ada hubungan dan tak disadari. Logorea : pembicaraannya cepat, banyak dan tak dapat di hentikan. Neologisme : pembentukan kata2 baru yang hanya di mengerti oleh penderita. Mutisme : tidak mau bicara
Ekolali : pengulangan perkataan orang lain Perseverasi : pengulangan kata atau ide yang sama sebagai respon terhadap pertanyaan yang berbeda. Blocking: interupsi jalan pikiran yang berasal dari alam tak sadar. Inkohorensi : jalan pikiran yang tak logis dan sulit di tangkap dan dimengerti.
Infantil: kekanak-kanakan. Curiga : tak percaya, seolah-olah menyksikan maksud baik dari pada ucapan/ gerakan orang lain. Stereopotik : sikap yang bertahan satu kedudukan saja dan sering kali tak masuk akal. Bermusuhan : ingin menyerang atau marah.
Tingkalaku
Kompulsi : perbuatan berulang-ulang disadari , tak dikehendaki ( biasanya kaibat obsesi) Hiperaktif : gerakan yg lebih dari normal Gelisah ( restless) : penderita tak dapat duduk diam, berdiri dan berjalan kian kemari. Stereotipik: gerakan yg bertahan dalam 1 atau 2 macam tipe gerakan dan tak bertujuan. Manerisme : pelbgai macam gerakan yg aneh Ekopraksi : pengulangan gerakan orang lain.
Emosi
Merupakan kompleks keadaan perasaan dgn komponen psikis, somatik dan tingkalaku yg berhubungan dgn afek dan mood. Afek :suatu ekspresi emosi yang terlihat ( tidak konsisten dgn apa yang dilakukan pasien) Aspek serasi : irama emosional harmonis dgn gagasan, pikiran atau pembicaraan yg menyertai. Apek tak serasi: ada ketidak harmonisan. Aspek tumpul : penurunan berat intensitas irama emosi. Afek terbatas: penurunan cukup berat.
SKIZOFRENIA
SKIZOFRENIA
Skizofrenia merupakan suatu deskripsi dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya. Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan dari pikiran dan persepsi , serta oleh afek yang tidak wajar
Skizofrenia Hebefrenik adalah perilaku yang khas, regresi, primitive, afek tidak sesuai dengan karakteristik umumnya wajah dungu, tertawa aneh-aneh, menangis dan menarik diri secara ekstrim (Mary C. Towsend dalam Novy Helena C, 1998 : 143).
KLASIFIKASI SR
SR Paranoid SR Hebefrenik SR Katatonik SR Residual Depresi pasca skizofren gangguan skizotipal gangguan skizo afektif
INSIDENSI n EPIDEMIOLOGI
Eropa Asia 0,2 1 % Indonesia 0,05-0,15% Onset 15-25 tahun
Jalur dopaminergik saraf 1. Jalur nigrostriatal: dari substantia nigra ke basal ganglia fungsi gerakan, EPS 2. jalur mesolimbik : dari tegmental area menuju ke sistem limbik memori, sikap, kesadaran, proses stimulus 3. jalur mesocortical : dari tegmental area menuju ke frontal cortex kognisi, fungsi sosial, komunikasi, respons terhadap stress 4. jalur tuberoinfendibular: dari hipotalamus ke kelenjar pituitary pelepasan Prolaktin
Gejala Negatif ( Negative Symptom ) : Berupa pengurangan atau kehilangan dari fungsi normal
Ekspresi afektif yang datar Alogia ( kemiskinan pembicaraan ) Avolition ( ketidakmampuan memulai dan mempertahankan aktivitas yang bertujuan ) Anhedonia Bloking Penarikan sosial Defisit kognitif Defisit perhatian Ketidak mampuan merawat diri
SKENARIO
Mira, , 18 thn Heteroanamnesis (ibu) : K.U. : Px sudah 1 bln, sering menyendiri, melamun, pandangan kosong, sulit tidur, tidak nafsu makan dan kadang suka berbicara sendiri yang tidak dimengerti, tidak nyambung. Ket tamb : awal sejak putus dari pacar 6 bln yll. Tidak dibawa ke psikiater Kepribadian Px : manja, sangat tergantung, kekanakan. Mira merupakan anak ke 5(bungsu), di keluarga tampak diperhatikan. Riwayat fisik Px : pernah kecelakaan (jatuh dari motor) 2 thn yll, sempat pingsan, menurut keluarga tidak ada keluhan sampai sekarang. Autoanamnesis : Px merasa mendengar suara-suara yang berbicara kepadanya dan melihat orang tersebut yang tidak bisa dilihat orang lain, kadang berupa makhluk halus. Prilaku Px kekanakan, tertawa sendiri, senyum-senyum sendiri. Hal ini menganggu kegiatan dalam perkuliahan dan sosialisasi.
Pem.Fisik K.Umum : sakit ringan TB : 158 cm, BB : 50 kg TD : 110/70 mmHg Nadi : 72x/menit, reguler Napas : 20x/menit Suhu : 36,9oC Kepala, Torak, Abdomen, Extermitas : tidak ada kelainan
Status Psikikus
Roman muka : silly Rapport : +/adekuat Orientasi : tempat : buruk waktu : buruk orang : buruk Perhatian : distraktibilitas Persepsi : ilusi halusinasi Ingatan : masa kini masa dulu daya ingat daya ulang Paraamnesia Hiperminesia
: tidak ada : auditorik +, visual + : tidak baik : tidak baik : tidak baik : tidak baik : tidak ada : tidak ada
Intelegensia : Pikiran :
Kesan : tidak terganggu bentuk pikiran : autistik jalan pikiran : inkoheren isi pikiran : tidak ada waham organisasi pikiran : disorganisasi proses berpikir tidak ada Penilaian : normo sosial : kurang baik waham : tidak ada Wawasan penyakit : buruk Afek : inappropiate Dekorum : sopan santun : kurang cara berpakaian : kurang kebersihan : kurang Kematangan jiwa : tidak matur Tingkah laku dan bicara : tingkah laku : autistik, infantilism bicara : inkoheren, flight of idea
Gg waham: Delusion of control ttg dirinya dikendalikan dari luar. Delusion of influence ttg dirinya dipengaruhi luar. Delusion of passivity ttg dirinya tidak berdaya & pasrah thdp kekuatan dr luar. Delusion perception pengalaman inderawi yg tidak wajar. Halusinasi auditorik: Suara halusinasi berkomentar terus menerus. Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri. Jenis suara lain dari bagian tubuh lain. Waham** menetap lainnya, yg menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yg mustahil.
Atau minimal dua jenis gejala di bawah ini harus jelas: Halusinasi dari panca indera apa saja. Arus pikiran yg terputus (blocking), inkoheren, neologisme, atau sirkumstantiality. Katatonik, spt gaduh gelisah (excitement), fleksibilitas cerea, mutisme, dan stupor. Gejala** negatif, spt alogia, asosial,att ention impairment, anhedonia, & lack of affect. Semua gejala di atas telah berlangsung slma satu bulan atau lebih. Harus ada suatu perubahan yg konsisten dan bermakna dlm kualitas keseluruhan (overall quality).
Dimensi lain dari gejala skizofrenia: Gejala positif/ tipe I: Akibat gangguan regulasi dopamine onsetnya akut, berpotensi reversibel, intelektual normal, respon antipsikosis baik. Halusinasi (+), waham (+), gg proses berpikir (+), perilaku aneh (+). Gejala negaif/ tipe II: Akibat abnormalitas struktur otak alogia, afek terbatas (flat affect), asosial,attention impairment, anhedonia, amotivation
SKIZOFRENIA HEBEFRENIK
Memenuhi kriteria umum skizofrenia. Onset biasanya 15-25 th. Diagnosis ditegakkann ptama kali pd usia remaja muda atau dewasa muda. Kepribadian premormid khas pemalu & senang menyendiri. Perlu pengamatan kontinu slma 2-3 bln, bahwa gejala khas berikut memang benar: Solitary (menyendiri), mannerisme, perilaku tidak btanggungjwb, perilaku hampa tujuan & hampa perasaan. Afek dangkal &inappropriate. Proses pikir disorganisasi, inkoheren, pembicaraan tidak menentu (rambling).
PENATALAKSANAAN
MEDIKAMENTOSA
Pemeriksaan awal
Situasi gawat darurat : dokter dapat memberI obat (kecuali clozapine) tanpa melakukan pemeriksaan fisik maupun laboratorium
Pemeriksaan biasa : lakukan pemeriksaan hitung darah lengkap, fungsi hai dan ECG
OBAT ANTIPSIKOTIK Antagonis reseptor dopamine Hanya sejumlah kecil pasien (kemungkinan 25%) yang dapat kembali pada fungsi mental normal Efek samping : akatisia, gejala mirip parkinsonisme (rigiditas dan tremor) Efek samping serius : tardive dyskinesia, sindroma neuroleptik malignan Risperidon Antagonis reseptor serotonin tipe 2 (5-HT2) dan dopamine tipe 2 (D2) Efektif mengobati gejala + dan OBAT LINI PERTAMA Clozapine Antagonis lemah reseptor D2, antagonis kuat reseptor D4 Efek samping : agranulositosis (6-18 minggu setelah pengobatan) sehingga harus dilakukan monitoring tiap minggu dan lama terapi tidak lebih dari 6 minggu Mahal OBAT LINI KEDUA
Kontraindikasi Antipsikotik
Respon alergi serius Pasien yang mungkin telah mengkonsumsi zat-zat yang akan berinteraksi dengan antispikotik sehingga terjadi depresi SSP (mis.alkohol, opioid, barbiturate, benzodiazepine) Resiko tinggi kejang akibat lesi organic ataupun idiopatik Glaukoma sudut sempit
Benzodiazepine
TERAPI PSIKOSOSIAL
Terapi perilaku
Meningkatkan kemampuan social Meningkatkan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri Komunikasi dan latihan perilaku adaptif Latihan keterampilan dengan menggunakan kaset video maupun permainan
PROGNOSIS
PROGNOSIS BAIK Onset lambat Factor pencetus jelas Onset akut Riwayat social, seksual dan pekerjaan pramorbid yang baik Gejala gangguan mood (terutama gangguan depresi) Menikah
PROGNOSIS BURUK Onset muda Tidak ada factor pencetus Onset tidak jelas Riwayat social, seksual dan pekerjaan pramorbid yang buruk Perilaku menarik diri, autistic Tidak menikah, bercerai
Banyak relaps
Riwayat penyerangan