Anda di halaman 1dari 4

Kelompok V

Manajemen Resiko Resiko Semburan Lumpur PT. Lapindo Brantas Inc.

Contoh kasus Manajemen Perusahaan yaitu :

Resiko

pada

Kerusakan lingkungan harus menjadi salah satu perhatian penting dari perusahaan. Dalam menjalankan aktivitas produksinya tidak menutup kemungkinan perusahaan akan memberikan mengandung dampak potensi sampingan masalah yang

terhadap

lingkungan, yang akan merusak lingkungan dan merugikan masyarakat sekitarnya. Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh perusahaan pada gilirannya akan berbalik kepada perusahaan itu sendiri berupa adanya tuntutan dari berbagai pihak seperti; masyarakat sekitar, pemerintah atau organisasi aktivis lingkungan. Lebih dari itu isu lingkungan dewasa ini telah menjadi perhatian berbagai pihak baik di dalam negeri (nasional) maupun dunia (internasional). Perusahaan yang tidak ramah terhadap lingkungan, bisa saja izin usahanya akan dicabut oleh pemerintah, pengajuan kreditnya tidak bisa direalisasikan oleh bank, atau produknya ditolak oleh pasar/khususnya pasar ekspor ke negara-negara tertentu seperti Amerika dan negara-negara Eropa. Jadi kerusakan lingkungan oleh perusahaan pada gilirannya dapat menimbulkan risiko yang sangat besar bagi perusahaan itu sendiri. Bencana ekologis nasional lumpur panas yang terjadi di Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur dimulai pada tanggal 28 Mei 2006, saat gas beracun dan lumpur panas menyembur di dekat sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik PT Lapindo Brantas, Inc. yang hingga penelitian ini dilaksanakan masih belum dapat dihentikan. Kegiatan eksplorasi minyak dan gas sebagaimana dilakukan oleh PT Lapindo Brantas, Inc. merupakan kegiatan survey seismic dan eksplorasi. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan karena sifat cadangan minyak dan gas bumi yang berada di perut bumi tidak dapat ditentukan lokasinya secara pasti. Karena besarnya volume semburan menyebabkan air Lumpur tersebut dialirkan ke badan air Sungai Porong dan

Kelompok V

Sungai Aloo demi menjamin keselamatan jiwa masyarakat dan infrastruktur di sekitar lokasi semburan dan ini juga berdampak pada kerusakan ekosistem di sungai tersebut. Akibat dari masalah ini semua pihak sangat dirugikan terutama masyarakat yang terkena dampak dari lumpur serta polusi udara yang dihasilkan dari lumpur tersebut. Bukan hanya masyarakat, PT. Lapindo Brantas juga mengalami banyak kerugian sehingga berdampak pada semua investor serta karyawan PT. Lapindo Brantas, Inc . ( http://karyatulis-erdyan.blogspot.com/2011/11/karya-tulis-manajemen-resikostudi.html )

Dari kasus diatas kami melihat ada beberapa resiko yang terjadi dan atau akan terjadi dari aktifitas semburan lumpur PT Lapindo Brantas Inc tersebut ; 1. Kerusakan lingkungan ( polusi ), semburan lumpur yang keluar dari pengeboran PT Lapindo Brantas Inc. akan merusak ekosistem sekitar, baik itu tumbuhan maupun ekosistem lainnya . Dikarenakan luapan lumpur yang bervolume terlalu besar sehingga direncanakan akan dibuang atau dialirkan ke laut melewati sungai porong dan sungai aloo, dalam hal ini akan mencemari ekosistem sekitar baik itu didaratan maupun laut yang akan tercemari oleh logam kadmium ( Cd ) dan timbal ( Pb ) lumpur tersebut dan juga sangat berbahaya bagi manusia apabila kadarnya jauh diambang batas sesuai hasil penelitian oleh pihak Wahana Lingkungan Hidup / WALHI. Selain itu, lumpur yang akan dialirkan keperairan sungai porong dan sungai aloo akan merusak dan berbahaya terhadap biota air terutama jenis Crustaceae karena kandungan senyawa phenol menurut Niniek Herawati dalam tesisnya tentang analisis risiko lingkungan aliran air lumpur lapindo ke badan air (studi kasus sungai porong dan sungai aloo kabupaten Sidoarjo) (http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_lumpur_panas_Sidoarjo) 2. Resiko Hukum , dalam kasus ini PT Lapindo Brantas Inc. akan dikenakan hukuman atas pelanggaran yang telah dilakukan perusahaan tersebut karena telah mengeluarkan polusi melebihi batas yang diizinkan dengan hukuman denda sampai pada hukuman yang paling berat ( penjara ). 3. Reputasi, kesalahan yang dilakukan oleh PT Lapindo Brantas Inc. beserta perusahan kontraktornya yaitu PT Medici Citra Nusantara ini akan berdampak buruk bagi kredibilitas perusahan yang dimiliki oleh Aburizal Bakrie tersebut. Tak hanya PT Lapindo Brantas Inc. saja yang akan memiliki kredibilitas buruk atas keselahan ini, namun elektabilitas Aburizal Bakrie yang akan mencalonkan diri sebagai capres juga akan terganggu. Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung menyadari elektabilitas Aburizal Bakrie sebagai capres tak kunjung menaik. Akbar menyebut salah satu faktornya karena kasus Lapindo yang belum selesai . Selain itu para investor tidak lagi bekerjasama dengan PT Lapindo Brantas, investor akan lebi

Kelompok V

tertarik untuk meminjamkan/menginvestasikan dananya kepada perusahaan yang bertanggung jawab terhadap masalah polusi seperti ini. (http://news.detik.com/read/2013/09/17/123647/2360937/10/akbar-sebut-elektabilitasical-terganjal-kasus-lapindo) 4. Resiko Pembebanan APBN RI, Pembahasan RUU APBN Perubahan 2013 akhirnya menyepakati satu poin pembahasan tentang alokasi anggaran untuk penanggulangan lumpur Lapindo. Fraksi-fraksi di DPR menyepakati alokasi anggaran sebesar Rp 155 miliar. Tak sepantasnya kesalahan PT Lapindo Brantas Inc. ini mendapatkan alokasi dana APBN, dan seharusnya beban bencana lumpur ini diserahkan ke perusahan yang dimiliki keluarga Aburizal Bakrie. Begitu besarnya anggaran yang telah dikeluarkan untuk bencana lumpur lapindo ini sangat merugikan negara ini hingga Rp. 6,3 Trilliun dari tahun 2007 hingga 2013 sebagai rincian APBN 2006 sebesar Rp. 6,3 Miliar, APBN 2007 sebesar Rp. 144,4 Miliar, APBN 2008 sebesar Rp. 513,1 Miliar, APBN 2009 sebesar Rp. 705,8 Miliar, APBN 2010 sebesar Rp. 636,8 Miliar, APBN 2011 sebesar Rp. 1,262 Triliun, APBN 2012 sebesar Rp. 1,304 Triliun, APBN sebesar 2013 Rp. 1,488 Triliun. (http://www.merdeka.com/peristiwa/bebani-apbn-tiap-tahunlumpur-lapindo-seperti-parasit.html) 5. Resiko Keuangan, atas kejadian ini bukan hanya negara yang dirugikan oleh PT. Lapindo Brantas melainkan warga sekitar lumpur juga mengalami kerugian atas begitu besarnya lumpur yang keluar dari sumur pengeboran Banjar Panji-1 ini ke pemukiman mereka dan persawahan mereka pun tak luput oleh luapan lumpur tersebut. Para karyawan juga merasa dirugikan, karena mereka harus diberhentikan oleh perusahaan tersebut walaupun mereka juga menerima gaji dan pesangon dari pihak perusahaan. PT. Lapindo Brantas Inc. sudah pasti terkena dampak resiko keuangan atas kejadian ini karena harus membayar ganti rugi terhadap warga sekitar yang terkena dampak ini dan juga untuk membayar gaji dan pesangon para pekerjanya yang akan diberhentikan. 6. Resiko Terhadap Izin Usaha, akibat dari permasalahan ini legalitas serta perizinan usaha PT Lapindo Brantas terancam akan dicabut oleh pemerintah karena perusahaan tersebut dianggap bermasalah dan merugikan banyak pihak.

Dari resiko-resiko yang terjadi diatas kami mengambil beberapa kesimpulan dan cara untuk mengantisipasi atau meminimalkan resiko kejadian tersebut dikemudian hari ; AMDAL ( Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ), sebagai salah satu perusahaan yang mengeksplorasi lingkungan, PT Lapindo Brantas dianjurkan untuk melakukan kegiatas tersebut sebelum kegiatan usaha tersebut dimulai untuk mengantisipasi resiko terhadapat lingkungan yang akan dan atau telah dieksplorasi sehingga tidak menggannggu ekosistem dan lingkungan yang ada disekitar perusahaan .

Kelompok V

Teknologi, gunakanlah teknologi yang sesuai dengan usaha yang akan dimulai untuk dapat memudahkan resiko-resiko yang akan terjadi dikemudian hari. Buatlah pula keputusan dengan beberapa para ahli dalam mengatasi resiko yang telah terjadi . Lokasi yang Strategis, penentuan lokasi usaha sangat mempengaruhi pada dampak resiko usaha yang terjadi. Usahakan lokasi usaha jauh dari lingkungan masyarakat agar dapat mengantisipasi limbah yang ada dan tidak mengganggu masyarakat sekitar. Audit Lingkungan

Kesimpulan Manajemen resiko itu sangat penting karena sangat berprngaruh terhadap kelangsungan suatu perusahaan. Tidak hanya itu manajemen resiko juga bisa mengukur suatu resiko yang terjadi pada perusahaan serta memudahkan seorang Menejer perusahaan membuat dan mengambil keputusan-keputusan yang baru yang berguna bagi perusahaan. Manajemen resiko juga memberi efek yang positif terhadap bumi terutama pada perusahaan yang peduli akan lingkungan hidup.

Saran Dengan adanya contoh kasus diatas membuktikan bahwa manajemen resiko mempunyai peran yang sangat penting. Intinya pembaca diharapkan bisa mengerti serta memahami bagaimana cara mengantisipasi suatu masalah yang akan di hadapi oleh suatu perusahaan baik masalah yang sekarang maupun yang belum terjadi. Perusahaan harus bisa menganalisis dampak apa yang akan terjadi terutama pada dampak lingkungan yang semakin lama semakin rusak.

Anda mungkin juga menyukai