Anda di halaman 1dari 23

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD (Student Teams-Achievement Division) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN MINAT BELAJAR MATA

PELAJARAN EKONOMI KELAS X SMU NEGERI 7 MALANG

PENELITIAN TINDAKAN KELAS OLEH GODEHARDUS ATOM. SE NIM: 123141002518

PPG PASCA SM-3T JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MALANG JULI 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu sebagai pencetak generasi penerus yang akan memegang kendali terhadap masa depan bangsa, harus mendapatkan perhatian dalam pengembangannya. Seiring dengan perkembangan jaman, kualitas pendidikan harus selalu ditingkatkan agar dapat mencetak generasi yang berkompeten sebagai wujud salah satu sistem pendidikan nasional yang menempati posisi strategis dalam usaha menunjang berhasilnya pembangunan nasional yang bertujuan membangun manusia seutuhnya. Dewasa ini, pendidikan modern menghendaki agar siswa sebanyak mungkin dilibatkan dalam proses belajar mengajar agar siswa secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya dan juga dari pembelajaran yang berujung pada tes menjadi pembelajaran yang berkelanjutan (learning improvement). Sebagai akibatnya, kegiatan pembelajaran di kelas mengalami perubahan, terutama pada aspek-aspek kegiatan pembelajaran. Aspek-liputi focus pembelajaran, pusat pembelajaran, hasil yang akan dicapai, status siswa, peran kesalahan, pengaturan kelas, dan penekanan pembelajaran. Focus pembelajaran berubah dari ynag semula difokuskan pada isi atau materi pelajaran menjadi berfokus pada proses pembelajaran itu sendiri. Pusat pembelajaran bukan lagi guru melainkan siswa, guru sebagai pemimpin dalam kelas yang semula sebagai ahli sekarang lebih menjadi fasilitator, siswa yang dulunya hanya pasif menerima pelajaran menjadi pembaharu atau penemu(generators). Pengaturan kelas yang dahulu terprogram menjadi lebih flexibel. Kegiatan pembelajaran lebih ditekankan pada praktek, bukan lagi teori. Hasil pembelajaran yang akan dicapai bukan lagi apa melainkan siapa dan bagaimana. Pada proses pembelajaran yang dahulu, siswa akan merasa takut jika melakukan kesalahan tapi pada pembelajaran sekarang kesalahan tersebut merupakan suatu alat yang digunakan dalam belajar dan bukan merupakan hal yang perlu ditakuti.

Pada kenyataanya, fenomena yang muncul di lingkungan sekolah bahwa penerapan pembelajaran ekonomi yang diterapkan guru umumnya masih menekankan transfer informasi atau ceramah. Pembelajaran ekonomi yang masih menekankan pada transfer informasi menyebabkan kecenderungan siswa yang bersifat pasif dan menimbulkan kebosanan. Oleh karena itu diperlukan pembelajaran yang bervariasi dan berorientasi pada teori konstruktivisme. Menurut Nurhadi dkk(2004:33) Teori Konstruktivisme merupaka landasan berfikir (filosofi) pemebalajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit). Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Dalam teori ini ada berbagai strategi pengajaran yang berasosiasi dengan kontekstual antara lain pengajaran berbasis masalah, pengajaran kooperatif, penagjaran berbasia inkuiri, pengajaran berbasis proyek, pengajaran berbasis kerja, dan pengajaran berbasisi jasa layanan. Untuk memperbaiki masalah-masalah yang timbul dalam pembelajaran seperti KBM berjalan monoton dan tidak menarik, strategi pembelajaran dirasa belum tepat, pembelajaran masih bersifat teacher centered, rendahnay kualitas dan hasil KBM dan kurangnya pemahaman guru yang mengembangkan metode pengajaran pada siswa. Maka diperlukan jalan untuk mengatasi masalah yang dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, aktif, kreatif, bisa bekerja sama dan membangun daya piker optimal, salah satunya yaitu Model Cooperative Learning sistem STAD. Keunggulan dari metode STAD adalah adanya kerjasama dalam kelompok dan dalam menentukan keberhasilan kelompok tergantung keberhasilan individu sehingga setiap anggota kelompok tidak bisa menggantungkan pada anggota yang lain. Pendekatan cooperative learning tipe STAD merupakan pendekatan yang menekankan pada aktivitas dan interaksi antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.

Untuk menerapkan perubahan pembelajaran dan setelah melihat keunggulan dari pembelajaran cooperative learning tipe STAD, maka peneliti menggunakan SMA Negeri 7 Malang sebagai tempat penelitian. Karena dari hasil observasi dan wawancara ternyata sekolah yang terletak di jalan cengger ayam 1/4 dan telah terakreditasi A ini masih menggunakan teknik konvensional atau transfer informasi. Hal ini yang menyebabkan siswa hanya pasif mendengarkan penjelasan guru. Kondisi seperti ini bermakna bahwa kegiatan belajar siswa hanya mendengarkan, padahal inti belajar adalah proses pencarian dan pemahaman. Selain itu juga diketahui bahwa kesiapan belajar sebagaian siswa masih kurang. Hal ini terlihat dari sikap siswa ketika menjawab pertanyaan tentang materi yang dipelajari. Selain itu juga terlihat dari kelengkapan belajar siswa yang tertinggal dan kurangnya keaktifan siswa dan bahkan dari beberapa siswa ada yang sibuk dengan kegiatannya sendiri dan ada juga yang keluar dari kelas. Padahal kesiapan belajar, keaktifan berdiskusi, dan kerjasama kelompok merupakan indicator dari minat belajar. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masih rendahnya minat belajar ekonomi siswa kelas X SMA negeri 7 Malang dan hal ini berpengaruh pada prestasi belajar siswa itu sendiri. Dari uraian diatas maka peneliti menggunakan metode STAD dalam penerapan pembelajaran yang dilakukan di kelas X SMA negeri 7 Malang untuk meningkatkan prestasi belajar dan minat belajar ekonomi. Sehingga peneliti menggunakan judul Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model STAD (Student Teams Achievement Divisions) Untuk Meningkatkan Prestasi dan Minat Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Negeri 7 malang. B. 1. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah: Bagaimana prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 7 Malang terhadap penerapan pembelajaran kooperatif model STAD? Bagaimana minat siswa kelas X IS 1 SMA Negeri 7 Malang terhadap penerapan pembelajaran model STAD?

C.

Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian tindakan

kelas ini adalah: 1. Mendeskripsikan dan menganalisis prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 7 Malang yang mengalami pembelajaran kooperatif model STAD? 2. Mendeskripsikan dan menganalisis minat belajar ekonomi siswa kelas X IS 1 SMA Negeri 7 Malang yang mengalami pembelajaran kooperatif model STAD? D. 1. Manfaat Penelitian Kegunaan atau manfaat dari penelitian ini antara lain: Bagi Siswa Dapat menerapkan pembelajaran kooperatif model STAD (Student Teams Achievement Divisions), yang dapat memupuk kerjasama, rasa lebih menghargai orang lain, dan bertanggung jawab terhadap belajar temannya dan dirinya sendiri. 2. Bagi Guru Mata Pelajaran Dapat digunakan sebagai referensi model pembelajaran dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. 3. Bagi Sekolah tempat penelitian Dapat digunakan sebagai masukan atau pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dalam upaya untuk meningkatkan prestasi sekolah. E. 1. 2. 3. 4. Asumsi Penelitian Asumsi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Guru ekonomi kelas X SMA memiliki wawasan kontekstual. Skor pre test yang dicapai masing-masing siswa menggambarkan kemampuan awal siswa dalam pokok bahasan pasar. Skor post test yang dicapai masing-masing siswa menggambarkan prestasi siswa dalam pokok bahasan pasar. Semua siswa mengerjakan soal pre test dan post test dengan sungguhsungguh sesuai kemampuan.

5.

Semua siswa memiliki rasa tanggung jawab sehingga dapat bekerjasama dengan siswa lain pada saat penerapan model STAD dilakukan di kelompoknya.

F. 1. 2. 3. 4.

Ruang Lingkup dan Keterbatasan Masalah Penelitian dilakukan di SMA Negeri 7 malang kelas X IS 1 yang siswanya berjumlah 28 orang. Perlakuan model STAD ini hanya digunakan pada pokok bahasan Masalah Pokok Ekonomi. Model STAD dapat meningkatkan prestasi dan minat belajar siswa. Variabel dalam penelitian ada dua yaitu pembelajaran kooperatif model STAD yang merupakan variable bebas serta minat dan prestasi belajar siswa yang merupakan variable terikat. Tabel 1.1 Penjabaran Variabel

Variabel Indicator Pembelajaran kooperatif Proses model STAD Minat belajar

Instrumen pelaksanaan Rencana

Pelaksanaan

pembelajaran kooperatif Pembelajaran Kooperatif model STAD 1. kehadiran saat 2. belajar 3. berdiskusi 4. kelompok 5. an dan terhadap pengetahu keyakinan mata kerjasama proses belajar mengajar kelengkap an alat dan sumber (kesiapan keaktifan sebelum belajar) model STAD Lembar Observasi

pelajaran ekonomi

6. Prestasi Belajar

konsentras Soal-soal pre test dan post tes

i dalam belajar Aspek kognitif

G. 1.

Definisi Operasional Metode Pembelajaran Kooperatif adalah kegiatan pembelajaran secara berkelompok atau dalam kelompok kecil dimana siswa belajar bersama-sama dengan teman sekelompoknya dibawah pengawasan guru untuk mencapai pengalaman belajar optimal.

2.

STAD (Student Teams-Achievement Divisions) adalah salah satu model dari pembelajaran kooperatif dimana pelajaran diawali dengan tes kemampuan awal sebelum guru menjelaskan materi di depan kelas kemudian siswa bekerjasama mengerjakan bahan atau lembar kerja yang diberikan guru dalam kelompok kecil lalu siswa mendiskusiskannya dan hasilnya dipresentasikan di depan kelas, diakhiri pertemuan siklus guru memberikan tes individu dan memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik atau siswa yang memperoleh poin terbanyak.

3.

Prestasi belajar adalah skor atau nilai yang diperoleh siswa melalui tes prestasi belajar berupa pre test dan post test. Untuk mengetahui peningkatan atau kemajuan hasil belajar ditunjukkan dengan membandingkan rata-rata tes pada proses sebelunya (sebelum diberi tindakan) dengan rata-rata setelah pemberian tindakan baik pada siklus I maupun Siklus II.

4.

Minat belajar adalah kegiatan yang dilakukan siswaselama proses pembelajaran berlangsung seperti kehadiran saat proses belajar mengajar, kelengkapan alat dan sumber belajar(kesiapan sebelum belajar), keaktifan berdiskusi, kerjasama kelompok, pengetahuan dan keyakinan terhadap mata pelajaran ekonomi, dan konsentrasi dalam belajar. Peningkatan minat belajar dapat dilihat dari peningkatan kegiatan atau aktivitas minat yang dilakukan oleh siswa dalam proses belajar pada siklus I dan siklus II.

H.KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan hal yang sangat mendasar dan memegang peranan yang sangat vital dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Oleh karena itu berhaisl atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa. Oleh karena itu telah banyak ahli yang mencoba merumuskan tentang pengertian belajar. Menurut Djamarah (2002:13) Belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Menurut Hamalik (2001:27) Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yaitu mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Menurut Slameto (2003:2) Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sadar sehingga semula seseorang yang tidak tahu menjadi mengerti dan memahami dengan baik. Atau dengan kata lain belajar merupakan suatu proses mental yang mengarah pada penguasaan pengubahan kelakuan. Willian Burton (Hamalik, 2001:31) menyimpulkan tentang prinsipprinsip belajar sebagai berikut: 1. 2. Proses belajar adalah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melanpaui (under going). Prose situ melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.

3. murid. 4. 5. 6. 7.

Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri yang mendorong motivasi kontiniu. Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan lingkungan. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual di kalangan murid-murid. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalamanpengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan murid.

8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan kemajuan. Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur. Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah. Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan. Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan ketrampilan. Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan pada kebutuhannya yang berguna serta bermakna baginya. Hasil-hasil belajar dilengkapi dapat lambat dengan jalan serangkaian dan dengan menjadi pengalaman-pengalaman pertimbangan yang baik. yang itu dipersamakan laun

15. 16.

Hasil-hasil

belajar

dipersatukan

kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda. Hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah(adaptable) jadi tidak sederhana dan statis. Menurut Hamalik (2001:32) belajar yang efektif sangat dipengaruhi oleh factor-faktor kondisional yang ada. Factor-faktor itu adalah sebagai berikut:

5.

Faktor kegiatan, penggunaan, dan ulangan, siswa yang belajar melakukan kegiatan baik kegiatan neural system, seperti melihat, mendengar, merasakan, berpikir, kegiatan motorris, dan sebagaimya maupun kegiatankegiatan lainnya yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan, sikap, kesbiasaan, dan minat. Apa yang telah dipelajari perlu digunakan secara praktis dan diadakan ulangan secara kontiniu di bawah kondisi yang serasi, sehingga penguasaan hasil belajar menjadi lebih mantap.

6.

Belajar memerlukan latihan, denagn jalan:relearning, recalling, dan reviewing agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan pelajaran yang belum dikuasai akan dapat lebih mudah dipahami.

7.

Belajar siswa lebih berhasil, belajar akan lebih berhasil jika siswa merasa berhasil dan mendapatkan kepuasannya. Belajar hendaknya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan.

8.

siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam belajarnya. Keberhasilan akan menimbulkan kepuasan dan mendorong belajar lebih baik, sedangkan kegagalan akan menimbulkan frustrasi.

9.

Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar, karena semua pengalaman belajar antara yang lama dengan yang baru, secara beruntutan diasosiasikan, sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman.

10.

Pengalaman masa lampau (bahan apersepsi) dan pengertianpengertian yang telah dimiliki oleh siswa, besar peranannya dalam proses belajar. Pengalaman dan pengertian itu menjadi dasar untuk meneriman pengalaman-pengalaman baru dan pengertian-pengertian abru.

11.

Faktor kesiapan belajar. Murid yang telah siap belajar akan dapat melakukan kegaitan belajar lebih mudah dan berhasil. Factor kesiapan ini erat hubungannya dengan masalah kematangan, minat, kebutuhan, dan tugas-tugas perkembangan.

12.

Faktor minat dan usaha. Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat. Minat ini timbul apabila murid tertarik akan sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasa bahwa sesuatu yang akan dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya. Namun

demikian, minat tanpa adanya usaha yang baik maka belajar juag sulit untuk berhasil. 13. Faktor-faktor fisiologis. Kondisi badan siswa yang belajar sangat berpengaruh dalam proses belajar. Badan yang lemah, lelah akna menyebabkan perhatian tak mungkin akan melakukan kegiatan belajar yang sempurna. Karena itu factor fisiologis sangat menentukan berhasil atau tidaknnya muted yang belajar. 14. Faktor Intelegensi. Murid yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar, karena ia lebih mudah menagkap dan memahami pelajaran dan lebih mudah mengingat-ingatnya. Anak yang cerdas akan lebih mudah berfikir kreatif dan lebih cepat mengambil keputusan. Hal ini berbeda denagn siswa yang kurang cerdas, para siswa lamban. Dalam proses pendidikan di sekolah, tugas utama guru adalah mengajar sedangkan tugas utama siswa adalah belajar. Selanjutnya keterkaitan dengan belajar dan mengajar yaitu proses pembelajaran. Katapembelajaran adalah terjemahan dari instruction yang bayak dipakai oleh dunis pendidikan di AS. Secara khusus pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa. Gagne (Setyosari, 2001:13) mengemukakan bahwa pembelajaran meliputi sembilan pembelajaran. Kesembilan peristiwa tersebut adalah: (1) menarik perhatian, (2)menginformasikan tujuan khusus pada siswa, (3)menstimulasi ingatan untuk belajar pengetahuan prasyarat, (4)menyajikan bahan-bahan stimulasi, (5)memberi bimbingan belajar, (6)membangkitkan semangat untuk mendapat unjuk kerja, (7)memberi balikan, (8) menilai unjuk kerja dan, (9)dan transfer. Gagne (Setyosari, 2001:75) juga mengemukakan bahwa ada tiga tugas pokok guru yang penting yaitu sebagai perancang( desainer), pelaksana(exsecutor), dan penilaian (evaluator). Sedangkan menurut Hamalik (2001:54) ada tingkat kemajuan yang dapat kita lihat dalam suatu pengajaran: a. Pengajaran maksudnya sama dengan kegiatan mengajar.

Kegiatan dilakukan oleh guru dalam menyampaiakan pengetahuan kepada siswa. Kegiatan ini guru yang paling aktif, paling menonjol, dan paling menentukan. b. Pengajaran adalah interaksi belajar mengajar Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses saling mempengaruhi antara guru dan siswa. Diantara keduanya terdapat hubungan atau komunikasi interaksi. Guru mengajar di satu pihak siswa belajar. c. Pengajaran sebagai suatu sistem Pengajaran merupakan sistem yang luas, yang mengandung banyak aspek antara lain:profesi guru, perkembangan dan pertumbuhan siswa, tujuan dari pendidikan, kurikulum, perencanaan pengajaran, bimbingan sekolah, hubungan dengan masyarakat umumnya d. Pengajaran identik dengan pendidikan Proses pengajaran adalah proses pendidikan. Setiap kegiatan pengajaran adalah untuk mencapai tujuan pendidikan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran memerlukan beberapa aspek antaranya guru dan siswa yang bersama-sama mencapai tujuan pembelajaran. B. Pembelajaran Kontekstual Menurut Nurhadi dkk (2004:13) Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar guru dimana guru menghadirkan dunis nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkontruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat. Menurut Nurhadi dkk (2004:31) dalam pembelajaran kontekstual terdapat tujuah komponen, yaitu: 1. Konstruktivisme Kontruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit).

2.

Menemukan (Inquiry) Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran

kontekstual. Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Siklus Inquiry meliputi: observasi, bertanya, mengajukan dugaan, pengumpulan data, dan penyimpulan. Sedangkan langkah-langkah yang biasa dilakukan dalam menemukan Inquiry adalah merumuskan masalah, mengamati atau melakukan observasi, menganalisis, dan menyajikan dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, table, dan karya lainnya, serta mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audiens yang lain. 3. Bertanya Bertanya adalah suatu strategi yang digunakan secara aktif oleh siswa untuk menganalisis dan mengeksplorasi gagasan-gagasan. Pertanyaan-pertanyaan spontan yang diajukan siswa dapat digunakan untuk merangsang siswa berfikir, berdiskusi, dan berspekulasi. Guru dapat menggunakan teknik bertanya denganmemodelkan keingintahuan siswa dan mendorong siswa agar mengajikan pertanyaan-pertanyaan. 4. Masyarakat Belajar Konsep Learning community menyarankan untuk berbicara dan berbagi pengalaman dengan orang lain serta bekerjasama dengan orang lain untuk menciptakan pembelajaran yang lebih baik dibandingkan dengan belajar sendiri. 5. Pemodelan Dalam suatu pembelajaran selalu ada model yang ditiru. Guru memberi model tentang bagaimana cara belajar. Dalam pendekatan kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang denagn melibatkan siswa atau yang lainnya. Dengan adanya pemodelan diharapkan dapat menemukan kata kunci yang diharapkan. 6. Refleksi Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa yang lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktifitas, dan pengalaman.

7.

Penilaian yang sebenarnya Assement adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Kemajuan belajar siswa dinilai dari proses bukan dari hasil. Dan penilaian autentik pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa tidak hanya dari guru tetapi bisa juga penilaian dari teman atau orang tua. C. Pembelajaran Kooperatif Model STAD (Student Teams Achievement Divisions) Menurut Nurhadi dkk (2004:61) Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. Pembelajaran kooperatif adalah sustu sistem yang didalamnya terdapat elemen-elemen yang terkait. Elemen pembelajaran kooperatif antara lain yaitu: 1. Saling ketergantungan positif antara satu sama lain Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang mendorong siswa agar siswa merasa saling membutuhkan. Saling ketergantungan positif menurut adanya interaksi promotif yang memungkinkan sesame siswa saling memotivasi untuk meraih hasil belajar yang optimal 2. saling berinteraksi secara bertatap muka Interaksi tatap muka menurut para siswa dalam kelompok dapat saling bertatap muka sehingga memudahkan dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan semua siswa 3. akuntabiliti individu atas pembelajaran diri sendiri penilaian secara individu terhadap suatu materi disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua anggota kelompok mengetahui siapa anggota kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa anggota kelompok yang dapat memberikan bantuan. 4. ketrampilan menjalin hubungan antar pribadi dalam pembelajaran kooperatif diharapkan dapat menjalin hubungan dengan teman dan dapat pula saling menghargai. Siswa yang tidak dapat menjalin

hubungan antar pribadi tiadk hanya memperoleh teguran dari guru tetapi juga dari sesama. Dalam pembelajaarn kooperatif ini terdapat empat macam model pembelajaran antara lain STAD, model jigsaw, model GI (Group Investigation) dan model structural. Dalam penelitian ini digunakan metode pembalajaran kooperatif model STAD, dimana metode STAD ini dikembangkan oleh Robert Salvin dan kawankawan dari Universitas John Hopkins. Metode ini dipandang paling sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Dalam metode STAD ini anggota kelompok bersifat heterogen, dalam hal ini kelompok terdiri atas empat siswa yang mewakili kesetimbangan kelas dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras. Kelompok merupakan tampilan penting dalam model STAD, dan penting pula bagi guru untuk mengarahkan anggota masing-masing kelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas seorang siswa dari kelompok berkemampuan tinggi, seorang siswa dari kelompok berkemampuan rendah, dan dua orang siswa dari kelompok berkemampuan ratarata. Pembentukan kelompok seperti ini bertujuan agar diperoleh kesetaraan diantara kelompok-kelompok tersebut. Aturan kelompok dalam model STAD berikut perlu dijelaskan dan dipasang pada papan pengumuman: 1. para siswa memiliki tanggung jawab bahwa semua anggota kelompoknya telah belajar materi dengan sungguh-sungguh. 2. tak seorang pun selesai belajar sampai semua anggota kelompoknya telah tuntas mempelajari materi. 3. bertanyalah kepada temanmu dalam kelompok sebelum bertanya pada guru. 4. anggota kelompok mendiskusikan materi dengan teman satu kelompok dengan suara yang keras. Aturan kelompok diatas dimaksudkan untuk membangun kebersamaan dan saling ketergantungan positif diantara meraka.

Untuk evaluasi dalam metode ini dapat dilakukan pada setiap akhir siklus dengan mengadakan kuis. Hal ini bertujuan untuk mengetahui penugasan siswa terhadap bahan akademik yang dipelajari. Salvin dalam Atiningtyas (2007:15) menjelaskan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan metode STAD meliputi: Penyajian kelas, belajar kelompok, tes atau kuis, skor kemajuan individu dan penghargaan. Gambaran tentang bagaimana STAD diterapkan di kelas dapat dicermati pada tahapan pembelajaran berikut: 1. Penyajian Kelas Penyajian kelas yaitu guru menyajikan secara langsung atau klasikal tentang materi yang akan dipelajari oleh siswa. Penyajian ditekankan pada materi yang dibahas saja. Pada tahap ini, penyajian dapat berupa ceramah dan demontrasi, atau Spresentasi menggunakan audiovisual. Selanjutnya siswa disuruh belajar dalam kelompok kecil untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru. 2. Belajar Kelompok Belajar kelompok merupakan tahapan paling penting dan cirri khas dari model STAD. Belajar kelompok memerlukan satu atau dua jam pelarjaran (tergantung banyaknya sub pokok bahasan dalam pokok bahasan) yang selama itu masing-masing kelompok materi yang telah diberikan. Anggota kelompok bekerjasama untuk menyelesaikan lembar kerja yang telah disiapkan dan guru perlu memeriksa bahwa setiap anggota kelompok dapat menjawab semua pertanyaan dalam lembar kerja. Para siswa harus mengatur kursinya sehingga mereka dapat saling berhadapan dalam kelompoknya. Masing-masing kelompok diberi dua lembar kerja dan dua lembar jawab pula. Guru perlu mendorong para siswa bekerja berpasanagn dengan anggota kelompoknya (menghadapi sebuah lembar kerja), dan kemudian pasangan tersebut dapat berbagi pekerjaan. Sebuah prinsip integral adalah para siswa harus berbicara satu dengan lainnya dalam sesi belajar kelompok ini, para siswa akan saling mengajari dan belajar dari temannya. Satu cara untuk mendorong kearah pemahaman mendalam adalah tiap-tiap siswa diminta untuk menjelaskan jawabannya kepada teman sekelompoknya. Untuk membantu proses ini, guru

berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lainnya sambil mengajukan pertanyaan dan mendorong para siswa untuk menjelaskan jawaban mereka. 3. Kuis dan Tes Setelah belajar kelompok dapat diselesaikan, guru menyelenggarakan tes untuk mengukur pengetahuan yang diperoleh siswa. Siswa mengerjakan tes secara individu dan tidak diperkenankan saling membantu. Skor tes digunakan untuk melihat perkembangan kemajuan belajar siswa. Skor kuis atau tesmenunjukkan kemajuan siswa. 4. Skor Kemajuan Siswa Skor kemajuan individu diperoleh dengan cara membandingkan skor tes individu siklus I dan siklus II. Dalam penelitian ini skor tes sudah dinyatakan dalam nilai. 5. Penghargaan Tahap ini merupakan tahap yang mampu mendorong para siswa untuk lebih kompak dan belajar lebih baik lagi. Pemberian predikat ini diberikan kepada masing-masing kelompok dengan melihat skor kelompok. Penghargaan ini dapat berupa hadiah atau predikat kelompok terbaik. Dalam metode STAD unsure yang paling penting adalah bagaimana cara memotivasi siswa dalam bekerjasama agar mereka dapat saling membantu satu sama lain dalam menguasai materi pelajaran yang disajikan dan belajar untuk mengemukakan pendapat atau membuka wawasan berpikir. Sehingga serangkaian proses belajar tersebut dapat memupuk rasa kebersamaan, antara anggota kelompok dan memupuk rasa toleransi atas perbedaan-perbedaan dalam kelompok. Serta menumbuhkan kesadaran bahwa belajar itu penting dan meyenangkan. D. Prestasi Belajar E. Minat F. Pembelajaran Kooperatif Model STAD ( 9 GAMBAR TAHAP-TAHAP PENELITIAN seberapa besar sumbangan siswa bagi kesuksesan kelompoknya. Sebab skor yang diperoleh akan dihitung sebagai nilai

Desain penelitian yang digunakan ada 4 (empat) komponen yaitu meliputi perencanaa, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Siklus I Tahap I perencanaan Tindakan meliputi: 2. penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3. Penyiapan Lembar Kerja Siswa dan buku ekonomi yang relevan 4. Penyiapan topic-topik yang akan diangkat kelompok. 5. penyiapan Instrumen penelitian berupa lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan dan ketercapaian tindakan. Tahap ii Pelaksanaan Tindakan Tahap tindakan merupakan penerapan kegiatan yang telah disusun dalam perencanaan yaitu denagn metode pembelajatan STAD. 1. pertemuan I sebelum kegiatan dimulai. Pada kegiatan guru membagi siswa menajdi beberapa kelompok yang mana masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang. Dan kegiatan selanjutnya meliputi: a. penyajian Kelas guru menyajikan secara langsung tentang materi yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut, penyajian ini dapat berupa ceramah dan demontrasi, atau menggunakan audiovisual. b. belajar Kelompok guru membuat kesepakatan dengan siswa mengenai topic yang akan dibahas dalam diskusi kelompok. Semua anggota dalam setiap kelompok berdiskusi satu sama lain untuk menuntaskan materi dengan mengerjakan lembar kerja siswa yang diberikan pada lembar jawab yang tersedia. Pada akhir pertemuan I, guru menyuruh siswa mempelajari dan mempersiapkan materi yang di dapat untuk presentasi pada pertemuan selanjutnya. 2. pertemuan II dalam diskusi

pada pertemuan II ini siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok pertemuan I, kelompok yang mendapat giliran I menyajikan hasil diskusi sedangkan kelompok lain menanggapi atau mengajukan pertanyaan. a. tes atau kuis setelah diskusi kelompok berakhir, semua siswa mengerjakan tes secara individu. Soal tes yang diberikan adalah sama dengan soal tes yang diberikan sebelum kegiatan pengajran berlangsung. b. skor kemajuan siswa tes itu dilakukan untuk mengetahui peningkatan skor masingmasing siswa dan peningkatan skor rata-rata kelompok. Skor kelopmpok diperoleh dengan menjumlahkan skor masingmasing kelompok kemudian dibagi denagn jumlah anggota kelompok. c. Penghargaan Setelah skor awal dan skor akhir tes diperoleh, maka dapat diketahui peningkatan skor siswa dan juga peningkatan skor kelompok. Dari data ini dapat diketahui kelompok mana yang memperoleh nilai paling tinggi dan nilai paling rendah. Guru dapat memberikan penghargaan kepada kelompok dan motivasi pada masing-masing kelompok, akibatnya setiap kelompok akan selalu berusaha meningkatkan skor kelompoknua. Tahap III pengamatan (observasi) Kegiatan ini dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung untuk melihat keaktifan siswa baik saat penampilan kelompok maupun saat menganggapi penyajian kelompok lain. Pengamatan tersebut dilakukan dengan bantuan panduan instrument lembar kerja observasi kegiatan siswa. Tahap IV Refleksi Setelah observasi dilakukan, maka hasilnya dapat digunakan sebagai masukan bagi perencanaan dan pelaksanaan tindakan siklus berikutnya.

Pada dasarnya kegiatan pada tahap-tahap siklus II sama dengan pada siklus I, hanya yang berbeda adalah tahap perencanaan didahului dengan kegiatan mempelajari refleksi dari siklus I. perbedaan ini terletak pada sub pokok materi yang dibahas. C.KEHADIRAN PENELITI Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai pelaksana tindakan, pengumpul data, penganalisis data, dan pelapor haisl penelitian. Oleh karena itu, kehadiran peneliti dalam lokasi proses penelitian mutlak dilakukan. 6. SUBJEK PENELITIAN Subjek penelitian dilakukan di SMA Negeri 7 Malang kelas X.Is 1 7. SUMBER DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA Instrument penelitian Instrument penelitian yang digunakan dalam peneelitian ini adalah: 1. Lembar observasi yang terdiri dari 2 jenis yaitu: a. lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui langkah-langkah penerapan pembelajaraan Kooperatif STAD b. Lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui kegiatan siswa selama diskusi dan presentasi berlangsung untuk mengetahui minat belajarnya 2. Rencana Pembelajaran Rencaa pembelajaran disusun yaitu peneliti RPP sebagai pedoman Pelaksanaan membelajarkan siswa melalui metode STAD. Ada 2 (dua)rencana pelaksanaan pembelajaran 3. tes soal-soal tes merupakan instrument penelitian yang digunakan peneliti untuk mengambil data prestasi belajar siswa. Tes ini meliputi tes kemampuan awal (pre test) dan tes kemampuan akhir (post test) baik siklus I maupun siklus II. pembalajaran (Rencana Pembelajaran) siklus I dan Siklus II. Semuanya dalam bentuk scenario

F. PENGUMPULAN DATA Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, ditempuh prosedur dan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. observasi observasi dilakukan oleh tim peneliti sendiri. Teknik ini digunakan untuk mengamati keterlaksanaan dan ketercapaian tindakan berupa pembelajaran ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran STAD, sebagai bahan perencanaan dan pelaksanaan tindakan berikutnya. Observasi juga dilakukan untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa. 2. Lembar Kerja Siswa Lembar Kerja Siswa ini merupakan kumpulan pertanyaan-pertanyaan yang akan didiskusikan oleh masing-masing kelompok. Keseluruhan materi yang didiskusikan disesuaikan dengan kompetensi dasar yang harus dikuasi siswa berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Lembar kerja siswa diberikan untuk masing-masing siklus. 3. Tes awal (pre test) dan tes akhir (post test) Tes awal dan tes akhir ini digunakan untuk mengukur peningkatan skor yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran untuk masingmasing siklus. 4. Dokumen data Dokumen data ini merupakan data tentang prestasi siswa pada materi pokok sebelumnya, data ini digunakan sebagai referensi dalam pembentukan anggota kelompok. 5. Catatan Lapangan Catatan lapangan ini digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian penting selama proses pembelajaran, baik yang dilakukan siswa maupun guru. G. Analisi Data Analisis data dilakukan setiap kali siklus pembelajaran berakhir. Data penelitian yang terkumpul terdiri dari hasil pekerjaan siswa setiap tes diakhir pembelajaran

di setiap siklus, hasil observasi dilakukan dianalisis bersama-sama. Analisis data ini meliputu: 1 Minat belajar siswa Untuk mengetahui minat belajar siswa selama pembelajaran, data yang terdapat pada lembaran pengamatan akan dihitung rata-rata frekuensi minat belajar siswa tingkat K, C, dan B yang dikelompokkan sesuai dengan lima aspek yang menjadi dasar pengamatan dengan menggunakan rumus seperti dibawah ini: Minat belajar siswa pada tingkat K, C, dan B Minat Belajar Siswa = Jumlah siswa pada tingkatan x 100% Jumlah siswa yang masuk Analisis data ini berlangsung selama peneliti berada di lokasi penelitian hingga akhir pengumpulan data. 2 Prestasi belajar Prestasi belajar dianalisis dengan teknik analisis hasil evaluasi untuk mengetahui ketumtasan belajar siswa. Caranya dengan menganalisis data hasil tes formatif. Tujuannya untuk mengetahui daya serap siswa dimana seorang siswa disebut tuntas belajar jika telah mencapai skor > 70% dan daya serap klasikal yaitu >80%. Untuk menentukan peningkatan hasil belajarnya, data kuantitatif tentang ketuntasan hasil belajar akan dibandingkan. Data kuantitatif hasil belajar siklus I dengan data kuantitatif hasil belajar pada siklus II. 3 Tanggapan atau Respon siswa Untuk mengetahui respon siswa setelah mengikuti pembelajaran kooperatif model STAD data yang digunakan adalah angket siswa. Perhitungan kualitatif dapat berdasarkan rumus sebagai berikut:

= F 100%
N

P = Presentase yang menjawab option F = Banyaknya responden yang menjawab respon N = Jumlah Responden Selanjutnya untuk kesan siswa dianalisis seacra deskriptif. H. PENGECEKAN KEABSAHAN DATA Sebagai upaya untuk menjamin keabsahan data penelitian dilakukan pengecekan sebagai berikut:

1. ketekunan pengamatan ketekunan penelitian dilakukan dengan mendatangi lokasi penelitian terus menerus selama proses pengumpulan data. Ketekunan penelitian tersebut diikuti dengan pelaksanaan wawancara secara intensif serta turut aktif dalam kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan di kelas. 2. menguji dengan Triangulasi triangulasi merupakan teknik untuk mengetahui keabsahan data yang diperoleh. Triangulasi meliputi teori, metode dan sumber data. Adapun metode yang dilakukan adalah wawancara, observasi, dan hasil tes. Sumber data yang digunakan adalah peneliti sendiri, guru pelajaran ekonomi, dan teman sejawat dalam penelitian. 3. mengadakan diskusi dengan teman sejawat mendiskusikan dengan teman sejawat dimaksudkan untuk mengetahui urutan proses dan hasil kegiatan pembelajaran. Teman sejawat adalah teman yang ditunjuk penelsiti sebagai observator.

8. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS 9. INSTRUMEN PENELITIAN 10. DAFTAR RUJUKAN

Anda mungkin juga menyukai