Anda di halaman 1dari 3

AMIRAH LAHAYA P3600212039

HARUSKAH NEGARA MEMUNGUT PAJAK? Negara dalam melaksanakan tugas sebagai pemerintah memerlukan dana atau pemasukan untuk membiayai pengeluarannya. Dimana sumber penerimaan negara berasal dari sector pajak dan non pajak. Pajak yang merupakan iuran wajib berupa penyerahan sejumlah harta kekayaan kepada negara memiliki fungsi Budgeter yaitu sebagai sumber dana bagi negara. yang dimaksud dengan fungsi Budgeter dari pajak adalah alat untuk memasukan uang sebesar-besarnya kedalam dalam kas negara sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku untuk dapat membiayai pengeluaran negara. Oleh karena itu terdapat berbagai teori yang memberikan dasar pemebenaran (Justification), yakni hak dari negara untuk memungut pajak dari rakyatnya yaitu: 1. Teori Asuransi Menurut teori ini, negara berhak memungut pajak dari rakyatnya karena negara wajib melindungi rakyat dengan sagala kepentingannya (Keamanan jiwanya, keselamatan harta bendanya, dan lain-lain). Sebaliknya, rakyat wajib membayar pajak, seolah-olah sebagai premi pada perjanjian asuransi; 2. Teori Kepentingan Pemungutan pajak didasarkan pada kepentingan orang terhadap negara. Makin banyak membutuhkan kepentingan maka makin besar pula pajaknya; 3. Teori Kewajiban Pajak Mutlak (Teori Bakti) Teori ini mengajarkan bahwa penduduk adalah bagian dari suatu negara oleh karena itu penduduk terikat pada negara dan wajib membayar pajak pada negara dalam arti berbakti pada negara. 4. Teori Gaya Pikul Beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya, artinya pajak harus dibayar sesuai dengan daya pikul masing-masing orang. Untuk mengukur daya pikul dapat digunakan 2 pendekatan yaitu: unsur objektif, dengan melihat besarnya penghasilan atau kekayaan yang dimiliki oleh seseorang.

unsur subjektif, dengan memperhatikan besarnya kebutuhan materiil yang harus dipenuhi. 5. Teori Gaya Beli Teori ini menitikberatkan pada fungsi mengatur dari pajak. Menurut teori ini dasar pemungutan pajak dari rakyat oleh negara adalah kepentingan masyarakat. Negara memungut pajak untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga negara, termasuk juga memelihara kehidupan masyarakat. Dengan demikian, penyelenggaraan kepentingan masyarakat adalah dasar keadilan dari pemungutan pajak;

Teori-teori pembenaran adanya pemungutan pajak di atas pada dasarnya mewajibkan rakyat untuk membiayai pengeluaran umum atau rutin negara. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya di atas bahwa negara memiliki dua sumber penerimaan yaitu dari sektor pajak dan non pajak, dimana khususnya Indonesia pajaklah yang menjadi sumber pemasukan terbesar negara. Yang patut dipertanyakan adalah tidak cukupkah negara mengandalkan sumber lain selain pajak untuk membiayai pengeluaran umum negara?.

Negara, dalam hal ini pemerintah Indonesia yang telah diberikan kekuasan penuh untuk menguasai dan mengelola seluruh sumber daya alam, tidak dapatkah lebih mengoptimalkan hasil dari sumber daya alam di negeri ini untuk mensejahterahkan rakyat tanpa memungut pajak atau mengandalkan pemasukan sector pajak sebagai sumber utama dalam penerimaan negara? belum lagi jika pajak yang dibebankan kepada rakyat tersebut yang semestinya digunakan untuk kesejahteraan rakyat malah banyak digunakan untuk tindakan atau perbuatan yang tidak pro rakyat atau bahkan merugikan rakyat. Selain itu maraknya kasus penyelewangan dana yang banyak terjadi seperti korupsi dalam banyak bidang yang menyebabkan pajak tidak sepenuhnya dapat dinikmati oleh rakyat.

DAFTAR PUSTAKA Muhammad Djafar Saidi.2010. Pembaharuan Hukum Pajak.Raja Grafindo Persada. Jakarta Yulies Tiena Masriani. 2004. Pengantar Hukum Indonesia.Sinar Grafika. Jakarta http://hizbut-tahrir.or.id/2010/04/07/tanpa-pajak-negara-bisa-mensejahterakan-rakyat/ 21.00 wita 19-02-2013 akses

Anda mungkin juga menyukai