Meraup Berkah Disaat Sahur
Meraup Berkah Disaat Sahur
DEFINISI SAHUR
KEUTAMAAN SAHUR
Makan sahur adalah salah satu diantara sunnah-sunnah Nabi r yang sangat
ditekankan, yang mana disamping hal itu sebagai penguat ketika
melaksanakan puasa di siang hari, sahur juga memiliki
keutamaan-keutamaan. Dan diantara keutamaan tersebut adalah:
“Makan sahurlah kalian karena dalam sahur ada berkah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari Amru bin ‘Ash ÑÖí Çááå Úäå, Rasulullah 5DI 'DDG 9DJG H3DE bersabda :
ÝóÕúáõ ãóÇ Èóíúäó ÕöíóÇãöäóÇ æóÕöíóÇãö Ãóåúáö ÇáúßöÊóÇÈö ÃóßúáóÉõ ÇáÓøóÍóÑö ÑæÇå ãÓáã
“Pembeda antara puasa kita dengan puasanya ahlul kitab adalah makan sahur.” (HR. Muslim).
http://www.wahdah.or.id/wis Powered by: Joomla! Generated: 22 July, 2009, 21:02
Wahdah Islamiyah
3. Allah 3(-'FG H*9DI dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang bersahur Mungkin berkah sahur yang
terbesar adalah (karena) Allah 3(-'FG H*9DI
akan meliputi orang-orang yang sahur dengan ampunan-Nya, memenuhi
mereka dengan rahmat-Nya, malaikat Allah memintakan ampunan bagi
mereka, berdo’a kepada Allah agar memaafkan mereka agar mereka termasuk
orang-orang yang dibebaskan oleh Allah 3(-'FG H*9DI dari api Neraka di bulan Ramadhan.
Dari Abu Sai’d Al Khudri ÑÖí Çááå Úäå, Rasulullah 3(-'FG H*9DI bersabda,
“Sahur itu makanan yang berberkah, karena itu janganlah kalian meninggalkannya walaupun hanya seteguk air, karena
Allah ÓÈÍÇäå æÊÚáì dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang sahur.” (HR. Ahmad).
Oleh karena itu seorang muslim hendaknya tidak menyia-nyiakan pahala yang besar ini dari Rabb Yang Maha Pengasih.
NIAT
Apabila bulan Ramadhan telah masuk maka wajib bagi setiap muslim yang
mukallaf (telah baligh) untuk berniat puasa di malam harinya, hal ini
berdasarkan sabda Rasulullah 3(-'FG H*9DI,
ãóäú áóãú íõÈóíøöÊú ÇáÕøöíóÇãó ÞóÈúáó ÇáúÝóÌúÑö ÝóáóÇ ÕöíóÇãó áóåõ ÑæÇå ÇáÊÑãÐí æ ÇáäÓÇÆ
Sahur seorang muslim yang paling afdhal adalah dengan korma, berdasarkan sabda Rasulullah 3(-'FG H*9DI,
Barangsiapa
yang tidak menemukan korma, hendaknya bersungguh-sungguh untuk bersahur
walau hanya dengan meneguk satu teguk air, karena keutamaan yang
disebutkan tadi. Rasulullah 3(-'FG H*9DI bersabda,
) Ãóßúáõåõ ÈóÑóßóÉñ ÝóáÇó ÊóÏóÚõæåõ æóáóæú Ãóäú íóÌúÑóÚó ÃóÍóÏõßõãú ÌõÑúÚóÉð ãöäú ãóÇÁòãÏ
“Sahur itu makanan yang berberkah, janganlah kalian meninggakannya walau-pun hanya seteguk air.” (HR. Ahmad).
WAKTU SAHUR
Waktu sahur adalah mulai tengah malam hingga terbit fajar (subuh). Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’ad ÑÖí Çááå Úäå,
ia berkata: “Ketika turun ayat yang artinya: “Dan makan minumlah hingga
terang bagimu benang putih dari benang hitam.” (QS. Al Baqarah : 187).
Pada waktu itu seseorang jika ingin berpuasa, ia mengikat benang hitam
dan putih di kakinya, lalu dia terus makan dan minum hingga jelas
melihat kedua benang tersebut. Kemudian Allah 3(-'FG H*9DI menurunkan ayat:
“...(yaitu) fajar...”
Mereka akhirnya tahu bahwa yang dimaksud adalah hitam (gelapnya) malam dan terang (putihnya) siang.” (HR. Bukhari
dan Muslim).
Dan di riwayat lain dari shahabat Adi bin Hatim ÑÖí Çááå Úäå,
ia berkata (yang artinya), “Ketika turun ayat: “Makan dan minumlah
hingga jelas bagi kalian benang putih dari benang hitam (yaitu) fajar.”
(QS. Al Baqarah :178). Aku mengumpulkan antara tali berwarna hitam dan
tali berwarna putih, kemudian aku meletakkan keduanya di bawah
bantalku, apabila telah malam maka aku selalu melihatnya namun tidak
nampak, pagi harinya aku pergi menemui
Rasulullah 5DI 'DDG 9DJG H3DE dan kuceritakan kepadanya perbuatanku tersebut, maka beliau pun bersabda,
“Maksud ayat tersebut adalah hitamnya malam dan putihnya siang” (HR. Bukhari dan Muslim).
1. Fajar kadzib, yaitu cahaya berwarna putih yang memancar panjang yang
menjulang seperti ekor serigala, saat ini tidak dibolehkan shalat
shubuh dan belum diharamkan untuk makan dan minum.
Jika telah jelas terbitnya fajar shadiq yang bertepatan dengan masuknya
waktu shalat shubuh, maka saat itulah yang di namakan waktu imsak atau
menahan dari makan, minum dan berjima’.
MENGAKHIRKAN SAHUR
Disunnahkan mengakhirkan makan sahur sesaat sebelum fajar shadiq, Rasulullah bersabda,
áÇó ÊóÒóÇáõ ÃõãøóÊöíú ÈöÎóíúÑò ãóÇ ÚóÌøóáõæÇ ÇúáÅöÝúØóÇÑó æóÃóÎøóÑõæÇ ÇáÓøõÍõæÑó ÑæÇå ÃÍãÏ
“Senantiasa ummatku dalam keadaan baik apabila mempercepat buka puasa dan mengakhirkan sahur.” (HR. Ahmad).
Dan dari Anas bin Malik ÑÖí Çááå Úäå dari Zaid bin Tsabit ÑÖí Çááå Úäå, ia berkata,
“Kami makan sahur bersama Rasulullah 5DI 'DDG 9DJG H3DE kemudian beliau shalat.” Aku (Anas bin Malik ÑÖí Çááå Úäå)
bertanya, “Berapa lama jarak antara adzan dan sahur?” Zaid menjawab.
“Kira-kira seperti lamanya membaca 50 ayat Al Qur’an.” (HR. Bukhari dan
Muslim).
“Kira-kira seperti lamanya membaca 50 ayat Al Qur’an.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Padahal hadits di atas bukanlah batasan terakhir untuk makan sahur akan tetapi hanyalah penjelasan tentang kebiasaan
Nabi 5DI 'DDG 9DJG H3DE
menghentikan sahur, dengan kata lain masih dibenarkan untuk makan sahur
kurang dari waktu tersebut, hal ini berdasarkan ayat dan hadits
terdahulu. (Lihat dalil-dalil “Waktu Sahur” hal. 2). Bahkan dalam
hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ÑÖí Çááå Úäå, bahwasanya Rasulullah 5DI 'DDG 9DJG H3DE
masih memberikan keringanan kepada seseorang yang apabila di tangannya
ada segelas air yang belum sempat ia minum, sedangkan fajar shadiq
telah masuk untuk meminumnya walaupun ia mendengarkan adzan, Rasulullah 5DI 'DDG 9DJG H3DE bersabda,
ÅöÐóÇ ÓóãöÚó ÃóÍóÏõßõãú ÇáäøöÏóÇÁó æóÇúáÅöäóÇÁõ Úóáóì íóÏöåö ÝóáÇó íóÖóÚúåõ ÍóÊøóì íóÞúÖöíó ÍóÇÌóÊóåõ ãöäúå
Berkata Syaikh Abdullah bin Abdurrahman bin Shalih Ali Bassam, seorang
tokoh ulama Najd, Saudi Arabia, “Dengan ini kita dapat mengetahui bahwa
dua waktu yang dibuat orang yaitu waktu imsak untuk memulai tidak
makan/minum di waktu sahur dan waktu terbit fajar adalah bid’ah, sama
sekali tidak ada petunjuknya dari Allah 3(-'FG H*9DI.
Itu hanyalah waswas setan untuk mengotori kemurnian din Islam. Imsak
(menahan makan dan minum) yang sebenarnya menurut sunnah Nabi 5DI 'DDG 9DJG H3DE
adalah pada saat terbit fajar itu sendiri.” (Lihat Taysir Al 'Allam
1:429, Hadits no. 177). Maka jelaslah bahwa melarang makan sebelum
terbit fajar shadiq dengan dalil tersebut adalah perbuatan yang di
ada-adakan dalam agama (bid’ah). –Wallahu A’lam- (Al Fikrah)