Anda di halaman 1dari 6

(Pengertian Pancasila dan Fungsi Pancasila sebagai Dasar Negara) Pancasila dapat kita artikan seabgai lima dasar

r yang dijadikan Dasar Negara serta Pandangan Hidup Bangsa. Suatu bangsa tidak akan dapat berdiri dengan kokoh tanpa dasar negara yang kuat dan tidak dapat mengetahui dengan jelas kemana arah tujuan yang akan dicapai tanpa Pandangan Hidup. Dengan adanya Dasar Negara, suatu bangsa tidak akan terombang ambing dalam menghadapi permasalahan baik yang dari dalam maupun dari luar.

Pandangan Hidup Bangsa Indonesia yaitu yang dijadikan pedoman hidup bangsa Indonesia dalam mencapai kesejahteraan lahir dan batin dalam masyarakat yang heterogen (beraneka ragam).

Sistem berasal dari bahasa Latin (systma) dan bahasa Yunani (sustma) adalah bekerjanya masing-masing unsur atau elemen yang berbeda dalam suatu kelompok dimana yang satu dan yang lainya saling terkait dan saling bergantungan untuk mencapai tujuan tertentu demi mencapai kesuksesan bersama.

Pengertian Pancasila sebagai Sebagai Suatu Sistem pancasila sebagai suatu sistem yang dimana sila-silanya mencakup seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila sudah diatur sedemikian rupa sehingga membentuk suatu susunan yang teratur dan tidak bisa dibolak balik. Dalam sila pancasila memiliki suatu makna yang beruntun. Artinya, sila pertama lebih luas makanya sehinga menjiwai sila-sila dibawahnya. Itulah makna pancasila sebagai suatu system. Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan system filsafat. Yang dimaksud dengan system adalah kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh, system lazimnya memiliki cirri-ciri sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. suatu kesatuan bagian-bagian bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri saling berhubungan, saling ketergantungan kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama(tujuan system) terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks

Bentuk dan Susunan Pancasila Pancasila terdiri atas 5 sila. Setiap sila merupakan asas dengan fungsinya masingmasing. Namun secara keseluruhan pancasila merupakan sesuatu yang universal. Sila-sila pancasila merupakan satu kesatuan dan keutuhan, yang konsekuensinya tidak dapat berdiri sendiri, terlepas dari sila-sila yang lain. Majemuk tunggal artinya terdiri dari 5 sila, namun merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Setiap sila tidak dapat dipisahkan dengan yang lain agar maknanya tidak berubah. Satu kesatuan organis maksudnya masing-masing sila mempunyai kedudukan yang mutlak, sila yang satu menentukan keberadaan sila yang lainnya. Setiap sila saling mengkualifikasi, yaitu dalam perwujudan konkritnya antara nilai satu sila, nilai sila lainnya saling menyempurnakan. Sila yang satu mensyaratkan pengertian empat sila yang lain dalam pengamalannya. Pengertian hierarkis pyramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarkis/berjenjang sila-sila pancasila, baik dalam kesatuan sila-sila pancasila juga dapat dijelaskan dengan mengacu pada system filsafat yang terdiri dari 3 landasan, yaitu antologis, epistemologis, dan aksiologis. Landasan antologis berarti mengakui adanya suatu hal yang merupakan sebab dari adanya suatu hal yang merupakan sebab dari adanya sesuatu yang lain dan merupakan tempat kembali dari sesuatu yang lain tersebut. Sila 1 sebagai landasan ontologis tidak langsung berarti bahwa Tuhan menjadi penyebab tidak langsung adanya pancasila. Sedangkan sila ke 2 merupakan landasan ontologis langsung karena manusia menjadi penyebab langsung adanya pancasila. Artinya pancasila ada itu karena adanya manusia Indonesia yang merenungkan, merumuskan, dan menjadikan sila-sila pancasila sebagai dasar negaranya. Landasan epistemologis adalah suatu cara,metode, strategi, dan norma agar sesuatu yang lain dapat kembali pada sebabnya. Sila ke 3 persatuan dan sila ke 4 yang memiliki substansi asas demokrasi merupakan landasan epistemology bangsa Indonesia. Hirarki piramidal Sila 5 diliputi dan dijiwai sila 1,2,3,4 Sila 4 diliputi dan dijiwai sila 1,2,3 meliputi dan menjiwai sila 5 Sila 3 diliputi dan dijiwai sila 1,2 meliputi dan menjiwai sila 4 & 5 Sila 2 diliputi dan dijiwai sila 1 meliputi dan menjiwai sila 3,4 & 5 Sila 1 meliputi dan menjiwai sila 2,3,4,&5 Sila dibelakang sila lainya itu adalah pengjelmaan / pengkususan sila-sila dimukanya. Lebih sempit luasnya tapi lebih luasa sifatnya

Sila yang di depan mendasari, meliputi dan menjiwai sila-sila dibelakangnya atau sila dibelakang didasari, diliputi, dan dijiwai sila didepannya

BENTUK SUSUNAN PANCASILA ( Kesatuan Majemuk Tunggal Bersifat Organis ) 1. Masing-masing sila tidak terpisahkan satu sama lain dalam hal kesatuannya 2. Masing-masing sila mempunyai kedudukan dan fungsi sendiri-sendiri 3. Masing-masing sila berbeda namun tidak bertentangan 4. Masing-masing sila atau bagian saling melengkapi 5. Masing-masing sila atau bagian tidak boleh dilepas-pisahkan satu sama lain

5. Pancasila sebagai suatu system filsafat Dasar Ontologis Sila Pancasila adalah : manusia yang memiliki hakikat mutlak monopluralis, hakikat dasar ini disebut dasar antropologis Manusia adalah subyek pendukung pokok sila Pancasila, Pada hakikatnya yang berTuhan YME, yang berkemanusiaan,yang berpersatuan, yang berkerakyatan, ialah manusia Dari segi Filsafat Negara Pancasila adalah Dasar Filsafat Negara Pendukung pokok negara adalah rakyat & unsur rakyat ialah manusia Jadi tepat jika dlm filsafat Pancasila dinyatakan bahwa hakikat dasar antropologis sila Pancasila adalah MANUSIA ARTI FILSAFAT : Secara Etimologis : dari bahasa Yunani, terdiri atas kata : philien = mencintai dan sophos = kebijaksanaan. philia = cinta dan sophia = kearifan = pandai Filsafat berarti cinta kebijaksanaan/kearifan. Asal mulanya untk menyebut usaha mencari keutamaan mental Secara Terminologis, yakni arti filsafat stlh dikaitkan dg bid. ilmu tertentu sesuai perkembangan Ilmu Pengetahuan.

Pancasila memenuhi syarat sebagai Sistem Filsafat, karena : 1. Sila Pancasila merup. Satu kesat. Yg bulat & utuh 2. Sila Pancasila bereksistensi dlm keteraturan : - bersusun hierarkhis & berbentuk piramidal 3. Ada keterkaitan antar Sila Pancasila 4. Ada kerjasama antar Sila Pancasila utk mencapai tujuan 5. Ada tujuan bersama (tsb. Alinea IV Pemb. UUD NRI 1945) Pancasila terdiri atas baggian-bagian. yakni. Sila-sila, di mana setiap sila pada hakikatnya merupakan suatu asas dan fungsi sendiri-sendiri, namun secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematis, karena : 1. Susunan Kesatuan Sila Pancasila Bersifat Organis 2. Susunan Sila Pancasila Bersifat Hierarkhis dan Berbentuk Piramidal 3. Rumusan hub. Sila saling mengisi dan saling mengkualifikasi. Berdasarkan penjelasan diatas maka pengertian filsafat Pancasila secara umum adalah hasil berpikir/pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia.

Pasal 29 (1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masingmasing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang Saling Mengisi dan Saling Mengkualifikasi Hal ini dimaksudkan bahwa dalam setiap sila terkandung nilai keempat sila lainnya, atau dengan kata lain dalam setiap sila senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila lainnya. Rumusan kesatuan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan mengkualifikasi : Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa,berperisatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila Persatuan Indonesia, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa,berkemanusiaan yang adil dan beradab,berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan Indonesia dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan Indonesia dan berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

Anda mungkin juga menyukai