Korosi D4
Korosi D4
Pokok Bahasan
Pendahuluan Bentuk Korosi Pencegahan terhadap korosi
A. Pendahuluan
Korosi adalah terjadinya perubahan yang tidak disengaja pada bahan logam yang bermula dari permukaannya dan yang disebabkan oleh serangan kimia atau elektrokimia. Serangan kimia terhadap logam terjadi jika bahan tersebut terkena gas yang mengandung oksigen, asam atau garam. Terbentuknya oksidasi pada saluran gas buangan bersumber pada reaksi kimia.
Lanjutan Pendahuluan
Serangan elektrokimia terjadi jika dua macam logam dihubungkan dengan cairan penghantar listrik, misalnya berupa larutan garam atau asam yang diencerkan . Contohnya, kerusakan talang dari seng yang kejatuhan paku baja disebabkan oleh proses elektrokimia.
Jika dua jenis logam yang berbeda dihubungkan dengan kawat di dalam cair penghantar, terjadilah elemen galvanis, tempat mengalirnya arus listrik. Dalam keadaan begitu satu logam menjadi anode dan yang lain menjadi katode. Logam yang kurang mulia akan larut-logam itu kena korosi, arti harfiahnya digerogoti. Dalam elemen galvanis, logam yang membentuk anode akan hancur. Kehancuran berlangsung kian cepat jika kedua logam makin berjauhan letaknya satu sama lain dalam deretan tegangan elektrokimia
Timbel (Pb)
- 0,12 V
Dalam praktik, anode dan katode dapat terbentuk dari: a. Logam yang berbeda-beda, misalnya dari baja yang membentuk anode dan lapisan timah sebagai katode; b. Bagian struktur yang berbeda, misalnya pada pelat baja yang berlapiskan kulit pengerolan, bahan dasar membentuk anode dan lapisan oksidanya menjadi katode; c. Daerah tegangan dan daerah perubahan bentuk yang berbedabeda di dalam bahan, misalnya pada pelat vang ditekuk, daerah yang mengalami perubahan bentuk yang kuat menjadi anode, dan daerah yang tidak dibentuk menjadi katode; d. Logam dan bukan logam (karbon, debu, belerang), dalam hal ini kerap kali logamnya membentuk daerah anode.
B. Bentuk-bentuk Korosi
a. Korosi rata
b. Korosi rongga
Kerusakan bahan biasanya timbul dalam elemen-elemen korosi berukuran kecil di bagian dalam material.
c. Korosi antarkristal
Korosi ini juga menembus masuk ke dalam bahan dan menjalar sepanjang batas butiran
d. Korosi transkristal
Pada korosi jenis ini terjadi retak tegang yang menjalar melintangi butiran benda kerja
e. Korosi selektif
Pada kerusakan bahan jenis ini, hanva terserang bagian struktur yang tertentu saja. Dalam besi tuang kelabu misalnya, ferit dan perlit dapat menjadi daerah anode, sehingga yang tinggal tetap biasanya kerangka dari grafit.
a. Metode Penyemprotan
Penyemprotan logam yang dicairkan di dalam nyala api gas bakar-oksigen atau busur cahaya listrik dan dikabutkan dengan udara tekan juga menghasilkan perlindungan yang baik terhadap korosi. Seng dan aluminium misalnya dikerjakan dengan cara ini. Pemanasan difusi susulan, yang mengakibatkan atom logam yang disemprotkan menembus masuk ke dalam bahan dasarnya, memberikan pengukuhan mekanis dan sifat tahan oksidasi yang baik.
b. Metode Pelapisan
Pelapisan adalah teknik kerja untuk menyalut bahan dasar dengan lapisan logam yang tipis, biasanya dengan metode pengelasan rol. Tebal lapisannya kira-kira 10 % dari tebal seluruhnya. Dengan cara ini misalnya baja tanpa paduan dapat dilindungi dengan baja kromium-nikel nirkarat, atau paduan aluminium tipe AlCuMg dapat dilindungi dengan aluminium termurni.
c. Metode elektrolis
Metode elektrolisis (galuanisasi) sering sekali dipakai untuk pembuatan lapisan pelindung dari logam. Benda kerja yang akan digalvanisasi dalam hal ini dijadikan katode di dalam larutan garam logam. Unsur logam dalam larutan itu, memisahkan diri dan menjadi lapisan pelindung.
Anoda; tembaga kasar diuraikan. Sumber arus searah menarik masing-masing 2 elektron dari atom tembaga; Cu 2e Cu2+ (oksidasi). Ion-ion tembaga yang timbul berpindah kekatode. Katoda; tembaga elektrolit terpisahkan. Ion-ion tembaga Cu2+ ditarik. Ion tembaga menerima masingmasing 2 elektron yang timbul berpindah kekatode Cu2++ 2e Cu (reduksi).
Elektroplating
Tujuan electroplating; Memperbaiki tampak rupa, Mencegah terjadinya korosi, Meningkatkan ketahanan logam dasar terhadap gesekan, Memperbaiki ukuran dan toleransi logam dasar Yang sering dipakai sebagai logam pelindung adalah tembaga, timbel, timah, seng, kadmium, nikel dan kromium.
Type T
b. Continous plating
Anodising
Aluminium dan magnesium tahan terhadap korosi atmosfir karena pada bagian luarnya terbentuk oksid-oksid yang tahan terhadap korosi atmosfir tanpa dilindungi, tetapi hal ini tidak terdapat pada semua logam, maka untuk membentuk lapisan oksid ini dibuat suatu proses yang disebut Anodising. Proses ini terdiri dari gantungan komponen dalam larutan asam sulfat dan dihubungkan dengan kutub positip dari cirkuit sehingga ini menjadi anoda, bak baja yang merupakan tempat larutan adalah kutub negative atau katoda. Lapisan oksid yang dihasilkan adalah keras dan pada mulanya bersifat absorbsi sehingga dapat dicat dengan mencelupkannya dalam bak larutan cat, caranya sama dengan pencelupan warna kain / pakaian, setelah permukaannya dilapisi, kemudian dicelupkan lagi pada air selama 30 menit. Sistem ini akan menghasilkan lapisan yang rata dan halus dan juga warnanya tahan lama.