PADA INDUSTRI KONSTRUKSI TERBUKA DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
Oleh
DIANTI MURIANI 0670109086/IM
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN ASET DAN PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI KONSTRUKSI TERBUKA DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Ilmu Manajemen Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
DIANTI MURIANI 067019086/IM
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN ASET DAN PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI KONSTRUKSI TERBUKA DI BURSA EFEK INDONESIA Nama Mahasiswa : Dianti Muriani Nomor Pokok : 067019086 Program Studi : Ilmu Manajemen
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Dr. Parulian Simanjuntak, MA) (Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec Ac) Ketua Anggota
Ketua Program Studi, Direktur,
(Dr. Rismayani, MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B.,M.Sc.)
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
Tanggal Lulus : 10 Juli 2008 Telah diuji pada : Tanggal : 10 Juli 2008
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dr. Parulian Simanjuntak, MA
Anggota : 1. Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec Ac. 2. Dr. Rismayani, MS 3. Drs. Syahyunan, M.Si 4. Tapi Anda Sari, SE. M.Si. Ak
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul : ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN ASET DAN PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI KONSTRUKSI TERBUKA DI BURSA EFEK INDONESIA Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.
Medan, 10 Juli 2008 Yang membuat pernyataan,
Dianti Muriani 067019086/IM
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
ABSTRAK
Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia, bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. Hipotesis penelitian ini adalah Inventory turnover, Day sales outstanding, Fixed asset turnover, Total asset turnover (Manajemen Aset) dan Return on Asset, Return on Equity (Profitabilitas) secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap harga saham pada Industri Kontruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda, Uji F dan Uji t dimaksud untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen pada tingkat kepercayaan 95% ( = 0.05) dan Uji Determinasi digunakan untuk mengukur kebaikan-suai (goodness of fit) garis regresi. Hasil Analisis menunjukkan bahwa Manajemen Aset secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham dengan tingkat signifikan sebesar 0.019. R Square (R) Manajemen Aset terhadap harga saham sebesar 0.365 yaitu kemampuan variasi menjelaskan Inventory turnover, Day sales outstanding, Fixed asset turnover, Total asset turnover terhadap harga saham sebesar 36.5 % sisanya merupakan faktor yang tidak diikutkan dalam penelitian ini. Profitabilitas secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham dengan tingkat signifikan sebesar 0.049 R Square (R) Profitabilitas terhadap harga saham sebesar 0.200 berarti kemampuan variasi menjelaskan Return on Asset, Return on Equity terhadap harga saham sebesar 20 % sisanya merupakan faktor yang tidak diikutkan dalam penelitian ini. Manajemen Aset dan Profitabilitas dinyatakan berpengaruh terhadap harga saham karena mempunyai tingkat signifikan lebih kecil dari 0.05. Hasil Uji Parsial Manajemen Aset yaitu : variabel inventory turnover berpengaruh signifikan terhadap harga saham dengan tingkat signifikan sebesar 0.025, dan merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap harga saham. Day sales outstanding, Fixed assets turnover dan Total assets turnover mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap harga saham. Hasil Uji Parsial Profitabilitas yaitu : ROA mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap harga saham. ROE mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham dengan tingkat signifikan sebesar 0.016. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Manajemen Aset dan Profitabilitas berpengaruh significant terhadap Harga Saham. Variabel Inventory turnover dan ROE mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada Industri Kontruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia.
Kata Kunci : Rasio Manajemen Aset, Rasio Profitabilitas dan Harga Saham Sektor Konstruksi i i Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
ABSTRACT
Asset Management and Profitability Analyses on the market share value of some go public construction companies listed in Indonesian Stock Exchange, purpose of this study is to explore in depth the influence of the Asset Management and Profitability to the value of the companys shares on listed public construction companies. Hypothesis of this study is How Inventory turnover, Day sales outstanding, Fixed asset turnover, Total asset turnover (Asset Management) and Return on Asset, Return on Equity (Profitability) simultaneously and partially influenced the value of the share on listed public construction companies. The hypothesis test uses linear multiple regression analyses. F and t result tests have the purpose to find the correlation between independent variable and dependent variable on 95% significant factors ( = 0.05). Determination test is applied for measuring goodness of fit on regression lines. The result of this analyses show that Asset Management simultaneously directly has significant influence to the share value with significant level of 0.019. R Square (R) value in the Asset Management on a share value of 0.365 explains variation capabilities such as Inventory turnover, Day sales outstanding, Fixed asset turnover, Total asset turnover toward share value of 36.5 %. The remaining percentage is being ignored on this study. Profitability however simultaneously has significant influence to a share value with level of significant of 0.049. R Square (R) Profitability value of 0.200 means variation ability to justify price of a share based on Return on Asset, Return on Equity values. The remaining percentage is being ignored. Asset Management and Profitability are significantly influenced the value of a share should the significant factor value is less than 0.05. From the result of asset management partial analyses show the following conclusion: Inventory turnover variable will have significant effect to price of share should level of significant is 0.025, and it also became important indicator variable in asset management; Day sales outstanding has less significant effect to a share value, Fixed assets turnover has no significant effect to a share, Total assets turnover has no significant effect on share value. Partial profitability analyses show: ROA has no significant effect to market share value. ROE will have a significant effect to market share value with significant level of 0.016. Resume of research indicate that Asset Management and Profitability are significantly influenced the value of a share should the significant factor. The most significant factor is Inventory turnover and ROE that influencing the companys shares on listed public construction companies.
Key Words: Asset Management Ratio, Profitability Ratio, Market Share Value in Construction Companies. ii Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. Dalam penulisan tesis ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp. A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. 2. Ibu Prof. Dr. Ir. Chairun Nisa B, M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Dr. Parulian Simanjuntak, MA, dan Bapak Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec,Ac selaku Ketua dan Anggota Pembimbing yang telah banyak memberikan dorongan bimbingan dan saran berharga sehingga tesis ini dapat selesaikan. 4. Ibu Dr. Hj. Rismayani, MS., selaku Ketua Program Studi Ilmu Manajemen dan juga selaku Anggota Komisi Pembanding yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis. 5. Ibu Tapi Anda Sari, SE M.Si. Ak dan Bapak Drs. Syahyunan M.Si selaku Anggota Komisi Pembanding yang telah banyak memberikan masukan untuk perbaikan tesis ini. iii Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
6. Seluruh Staff Pengajar dan Administrasi Magister Ilmu Ekonomi SPs USU, serta rekan-rekan Angkatan XI dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang selalu memotivasi dan memberi semangat dalam penyelesaian tesis ini. Kupersembahkan sedalam-dalamnya kepada Almarhum Papanda, Mamanda tercinta yang telah memberikan pendidikan sejak awal hingga penulis dapat melanjutkan dan menyelesaikan pendidikan Strata dua. Semoga Almarhum Papanda mendapat tempat yang lapang di sisi-Nya dan Mamanda diberi kesehatan lahir bathin dan selalu diberkati Allah SWT, Amin ya robbal alamin. Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Adek- adek tercinta Yose Andriman, SE beserta keluarga, Silfi Asri Mandari, SP, Defi Adri Muria SE, Akt dan Adria Putra, Dipl, penulis sayangi dan selalu dengan sabar serta penuh kasih sayang memberikan bantuan moril, materil dan doa dalam penyelesian tesis ini. Penulis menyadari tesis ini belum sempurna, namun demikian diharapkan nantinya dapat berguna bagi semua pihak, khususnya bagi pengembangan serta penelitian dibidang keuangan.
Medan, Juli 2008 Penulis
Dianti Muriani iv Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
RIWAYAT HIDUP
Dianti Muriani lahir di Jakarta 16 Desember 1974, anak sulung dari pasangan Bapak Muhirman, SE dan Ibu Adrianellis. Belum menikah. Berasal dari Provinsi Bengkulu. Sejak tahun 2000 sampai pada saat ini menetap di Sumatera Utara untuk mendapatkan nilai tambah berupa ilmu pengetahuan dan pengalaman sebagai bekal berkarir di masa datang. Pendidikan dimulai pada tahun 1981 di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 39 Jl. Penurunan Bengkulu, tamat tahun 1987. Kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Bengkulu pada tahun 1987, dan lulus tahun 1990. Selanjutnya pada tahun 1990 meneruskan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Bengkulu, lulus tahun 1993, dan melanjutkan ke Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen di Universitas Bengkulu (UNIB) pada tahun 1993 hingga tahun 1998. Dan pada tahun 2006 melanjutkan ke Sekolah Pascasarjana (Strata-2) Program Studi Magister Ilmu Manajemen Universitas Sumatera Utara selesai pada tanggal 10 Juli 2008.
v Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
DAFTAR ISI Halaman
ABSTRAK i ABSTRACT.. ii KATA PENGANTAR.. iii RIWAYAT HIDUP... v DAFTAR ISI. vi DAFTAR TABEL ... x DAFTAR GAMBAR. xi DAFTAR LAMPIRAN. xii
BAB I PENDAHULUAN 1 I.1. Latar Belakang ............. ............ 1 I.2 Perumusan Masalah................ 4 I.3. Tujuan Penelitian............ 4 I.4. Manfaat Penelitian............... 4 I.5. Kerangka Berpikir............. 5 I.6. Hipotesis........... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....... 9 II.1. Penelitian Terdahulu............. 9 II.2. Teori Tentang Manajemen Aset, Profitabilitas dan Harga Saham................................................................................... 10
II.2.1. Manajemen Aset.............. 12 II.2.2. Manajemen Persediaan............ 17 vi Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
II.2.3. Manajemen Piutang .................. 18 II.2.4. Manajemen Aset Tetap........... 21 II.2.5 Manajemen Total Aset............ 23 II.3. Ratio Manajemen Aset............ 25 II.3.1. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio).................................................................... 25
II.3.2. Jangka Waktu Penagihan (Day Sales Outstanding Ratio)................................................. 26
II.3.3. Rasio Perputaran Aset Tetap (Fixed Asset Turnover Ratio)................................. 27
II.3.4. Rasio Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover Ratio) ............................................ 28
II.4. Profitabilitas dan Rasio Profitabilitas................ 28 II.5. Saham dan Penilaian Harga Saham............... 31 II.5.1. Pengertian Saham......... 31 II.5.2. Penilaian Harga Saham............. 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 36 III.1. Tempat dan Waktu Penelitian.............. 37 III.1.1. Tempat Penelitian............ 37 III.1.2. Waktu Penelitian............. 37 III.2. Metode Penelitian...................................... 37 III.3. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel............. 37 III.4. Metode Pengumpulan Data........................ 40 vii Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
III.5. Jenis dan Sumber Data............ 40 III.6. Identifikasi Variabel................................ 41 III.7. Definisi Operasional Variabel............. 41 III.8. Pengujian Asumsi Klasik............ 42 III.8.1. Uji Normalitas............. 43 III.8.2. Uji Heteroskedastisitas............. 43 III.8.3. Uji Multikolinearitas ............... 44 III.9. Model Analisis Data............ 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.... 50 IV.1. Gambaran Umum Perusahaan Konstruksi di Bursa Efek Indonesia ........................................................................ 50 IV.2. Deskriptif Data Penelitian ................. 54 IV.3. Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis I.............. 65 IV.3.1. Uji Normalitas......................... 65 IV.3.2. Uji Heteroskedastisitas........................ 65 IV.3.3. Uji Multikolinearitas ......................... 66 IV.4. Pengujian Hipotesis I............................................... 67 IV.4.1. Uji Serempak (Uji F).......... 68 IV.4.2. Uji Parsial (Uji t)................. 71 IV.5. Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis II ................................ 75 IV.5.1. Uji Normalitas............................. 75 viii Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.. 84 V.1. Kesimpulan.......... 84 V.2. Saran................ 86
DAFTAR PUSTAKA ... 88
ix Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
DAFTAR TABEL No Judul Halaman III.1 Pemilihan Sampel ...... 39 III.2 Perusahaan Konstruksi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 1998 2007..................... 39
III.3 Perusahaan Konstruksi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 1998 s/d 2007 Diluar Kriteria Sampel.......... 39
III.4 Sampel Perusahaan Konstruksi di Bursa Efek Indonesia 1998-2007 ...................................................................... 40 III.5 Definisi Operasional Variabel .......... 42 IV.1 Deskriptif Data Penelitian ........................... 55 IV.2 Deskriptif Variabel Hipotesis I..................................... 63 IV.3 Deskriptif Variabel Hipotesis II .......................... 64 IV.4 Uji Multikolinearitas ........................................................ 67 IV.5 Hasil Regressi Hipotesis I ........................................ 68 IV.6 Uji F (F test) ................................................. 69 IV.7 Koefisien Determinasi ............................................... 70 IV.8 Uji t (t test)...................................................... 71 IV.9 Uji Multikolinearitas .......................... .............................. 77 IV.10 Hasil Regressi Hipotesis II .................................... 78 IV.11 Uji F (F test).......................................... 79 IV.12 Koefisien Determinasi ...................................................... 80 IV.13 Uji t (t test)..................................... 81 x Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman I.1. Kerangka Berpikir/Landasan Teori ............... 7 IV.1. Normal P-P Plot of Regression ..................................................... 65 IV.2. Scatterplot of Regression standarrdized Predicted Value...... 66 IV.3. Normal P-P Plot of Regression ............................................. 75 IV.4. Scatterplot of Regression standarrdized Predicted Value . 76
xi Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman 1 Hasil Output SPSS Hipotesis I (deskriptif & variabel enter)... 91
2 Hasil Output Uji F Hipotesis I , Anava dan koefisien Manajemen Aset .. 92
3 Hasil Output SPSS Hipotesis I kolinearitas dan residual 93
4 Hasil Output Uji Normalitas & Heteroskedastisitas hipotesis I 94
5. Hasil Korelasi Hipotesis I . 95
6 Hasil Output SPSS Hipotesis II (deskriptif & variabel enter) 96
7 Hasil Output Uji F Hipotesis II , Anava dan Koefisien Manajemen Aset .... 97
8 Hasil Output SPSS Residual Hipotesis II. 98
9 Hasil Output Korelasi profitabilitas dan Normalitas Hipotesis II..... 99
10 Inventory Turnover Perusahaan Konstruksi Publik 1998-2007 100
11 DaySls Outstanding Perusahaan Konstruksi Publik 1998-2007 101 12 Fixed Asset Turnover Perusahaan Konstruksi Publik 1998-2007.. 102 13 Total Asset Turnover Perusahaan Konstruksi Publik 1998-2007... 103 14 ROA Perusahaan Konstruksi Publik 1998-2007.. 104 15 ROE Perusahaan Konstruksi Publik 1998-2007.. 105
xii Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Perusahaan publik memanfaatkan pasar modal sebagai sarana mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan. Keberadaan pasar modal menjadikan perusahaan mempunyai alat untuk refleksi diri bagaimana kinerja dan kondisi keuangan perusahaan. Kondisi keuangan baik, kinerja perusahaan baik, maka pasar akan merespon dengan positif harga saham perusahaan. Harga pasar saham adalah mencerminkan nilai suatu perusahaan, semakin tinggi harga saham, semakin tinggi nilai perusahaan atau sebaliknya. Pada aktivitas perdagangan adalah memperoleh keuntungan (return), pemodal menanamkan modalnya berharap mendapatkan keuntungan sebanding dengan tingkat resiko yang ditanggungnya. Keuntungan diperoleh berupa deviden dan capital gain. Oleh karena itu investasi saham harus memberikan prospek bahwa suatu jumlah yang relatif kecil dapat tumbuh menjadi jumlah yang cukup besar sehingga menarik penanam modal lain. Melihat Potret terpuruknya Sektor Jasa Konstruksi Nasional menurut data dari Ikhtisar Jasa Konstruksi di Indonesia terjadi antara tahun 1991 1996 yang diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik tahun 1998 disebutkan bahwa sektor jasa konstruksi nasional sebelum mengalami krisis ekonomi mempunyai pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya (Pertanian, Pertambangan, 1 Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 2 Industri dan lain lain). Tetapi setelah krisis moneter pertengahan tahun 1997, kondisi Jasa konstruksi berubah menjadi sektor usaha yang para pertumbuhannya dibanding sektor ekonomi lainnya. Liberalisasi perdagangan dan jasa juga merupakan fenomena mempengaruhi dunia konstruksi nasional untuk mampu bersaing dengan dunia konstruksi internasional termasuk Inflasi yang mempengaruhi kondisi daya beli konsumen dan struktur biaya produksi perusahaan. Keduanya mempengaruhi perhitungan perolehan laba perusahaan mengingat variabel ini, merupakan landasan kegiatan layak atau tidak layaknya suatu usaha (venture) dijalankan. Menurut evaluasi foxit softwere company 2005-2007 saham-saham sektor konstruksi adalah merupakan saham yang mempunyai nilai peluang dan prospektif, mengingat adanya pertumbuhan pada periode 2005-2007, yang dilihat dari banyaknya perusahaan saham industri konstruksi yang IPO (Initial Public offering). Kenyataannya saham industri konstruksi tertekan akibat krisis subprime mortgage di Amerika, akan tetapi secara khusus industri konstruksi mendapat perhatian pemerintah karena perkembangan infrastruktur yaitu proyek-proyek pemerintah direalisasikan mendukung sektor konstruksi dari keterpurukannya. Hal ini didukung pidato Presiden Direktur PT. Fortis Investment Eko Pratomo, di Gedung WTC Jakarta, Kamis (5/1/2006), yang menyatakan bahwa saham konstruksi jadi pavorit dan berpotensi menjadi buruan para investor, karena dana belanja tahun 2005 sebesar Rp 17,9 triliun yang diteruskan pada 2006 diprioritaskan untuk mendorong sektor konstruksi, sehingga saham-saham konstruksi khususnya alat berat dan semen akan sangat berpotensi.
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 3 Kekuatan mendapatkan peluang dalam industri khususnya konstruksi adalah upaya meningkatkan profitabilitas perusahaan untuk pencapaian kinerja yang baik. Kemampuan perusahaan dalam mengendalikan berbagai aset adalah kunci utama untuk tetap bertahan dan meraih peluang melipatgandakan nilai aset. Pada laporan keuangan perusahaan, pemodal dapat membuat perbandingan kinerja emiten secara obyektif dan akuntabilitas, khususnya hubungan antara manajemen aset, profitabilitas dan harga saham. Mengukur efektifitas pengelolaan aset dengan efisiensi pengukuran rasio profitabilitas dapat memberikan kontribusi pada kelangsungan hidup perusahaan merupakan tindakan yang erat pengaruhnya terhadap harga saham. Menilai secara tepat sejauh mana tingkat imbal hasil (return) didapat dari aktifitas investasi, diharapkan akan menarik investor untuk menanamkan dananya, akhirnya akan mendorong harga saham naik menjadi lebih tinggi. Memaksimalkan harga saham perusahaan akan terjadi jika aset ini menghasilkan arus kas yang waktunya lebih cepat lebih baik, supaya dapat ditanamkan kembali untuk menghasilkan tambahan penghasilan. Menganalisis rasio manajemen aset dan profitabilitas berarti menampilkan bentuk laporan keuangan neraca dan laba- rugi yang merupakan pondasi dalam melihat return saham. Pengembalian positif pada waktu akan datang baik pada deviden maupun penerimaan harga saham itu sendiri, merupakan kebijakan yang harus dilakukan penilaian, karena harga saham merupakan refleksi dari nilai perusahaan yang bersangkutan. Untuk melihat apakah manajemen aset secara benar akan mempengaruhi perolehan laba perusahaan, atau apakah manajemen aset dilakukan dengan baik dapat menaikan
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 4 laba ataukah sebaliknya, yang dampaknya akan mempengaruhi harga saham di pasar bursa, maka hal ini perlu dibuktikan secara empiris. I.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka disimpulkan perumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Seberapa jauh pengaruh Inventory turnover, Day sales outstanding, Fixed asset turnover, Total asset turnover terhadap Harga Saham pada Industri Kontruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia ? 2. Seberapa jauh pengaruh Return on Asset dan Return on Equity terhadap harga saham pada Industri Kontruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia ? I.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Inventory turnover, Day sales outstanding, Fixed asset turnover, Total asset turnover secara simultan dan parsial terhadap harga saham pada Industri Kontruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Return on Asset dan Return on Equity secara simultan dan parsial terhadap harga saham pada Industri Kontruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. I.4. Manfaat Penelitian Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 5 1.4.1. Bagi emiten untuk mendapatkan bukti empiris Analisis Manajemen Aset dan Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Industri Konstruksi Terbuka di Indonesia. 1.4.2. Bagi Program Studi Ilmu Manajemen sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, tesis ini merupakan tambahan kekayaan hasil penelitian yang dapat digunakan sebagai rujukan dan dikembangkan lebih lanjut. 1.4.3. Untuk dikembangkan dalam penelitian-penelitian lebih lanjut, khususnya tentang faktor-faktor yang memberi pengaruh terhadap harga saham. 1.4.4. Bagi penulis, menambah wawasan secara alamiah dalam bidang manajemen keuangan, khususnya berkenaan dengan manjemen aset, profitabilitas dan hal-hal yang mempengaruhi harga saham di pasar bursa. I.5. Kerangka Berpikir Manajemen Aset, Profitabilitas dan Harga Saham pada penelitian ini, sejalan dengan pendapat (Fabozzi, 2001) mengemukakan bahwa : Dalam membuat kebijakan untuk memenuhi sasaran investasi, penetapan kebijakan dimulai dengan keputusan alokasi aset yaitu investor harus memutuskan bagaimana dana perusahaan didistribusikan pada kelompok aset utama yang meliputi: saham, obligasi, real estate dan sekuritas-sekuritas dalam dan luar negeri. Dengan mempertimbangkan kendala dari luar dan peraturan yang ada, Aset membutuhkan evaluasi usaha untuk mengidentifikasikan kesalahan dalam penetapan harga saham sehingga merancang porfofolio harus memberikan pengembalian tinggi untuk tingkat resiko tertentu (yaitu kemampuan untuk mengkuantifikasikan arti dari resiko dan saham).
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 6 Selanjutnya, Brigham dan Houston (2001:119) menyatakan bahwa : Perusahaan yang memiliki aset tinggi mengakibatkan rasio perputaran akan menjadi rendah yang berakibat laba rendah dan tingkat pengembalian rendah pada ekuitas dan diikuti harga saham yang merosot atau sebaliknya. Dalam mengukur seberapa efektif perusahaan melihat kinerja setiap jenis aset untuk meningkatkan laba yang tercermin pada harga saham, sejalan dengan pendapat : Atmaja (2003) menyatakan bahwa : Manajemen Aset, adalah : bagaimana setiap aset dapat dikelola secara efektif oleh perusahaan. Weston dan Copeland (2001) menyatakan bahwa : mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan keputusan-keputusan investasi dan pemanfaatan sumberdaya ekonomis dalam kekuasaannya (aset yang dikelola) untuk menghasilkan profitabilitas (memerlukan pelaksanaan investasi yang sehat). Brigham dan Houston (2001) meyatakan bahwa profitabilitas adalah: mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi dalam hal ini adalah harga saham Atmaja (2003:412) Harga saham (return) merupakan refleksi dari nilai perusahaan yaitu nilai pasar modal sendiri dibagi jumlah lembar saham yang beredar yang dipengaruhi oleh persepsi pasar terhadap kondisi perusahaan yang diharapkan pada masa datang, yang terwujud dengan pengendalian perusahaan secara efektif sesuai dengan prestasi relatif aset yang dikelola, yang terlihat dari harga saham atau sebaliknya.
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 7 Jadi dapat disimpulkan bahwa : untuk meningkatkan return (saham) perusahaan tergantung pada tingkat kemampuan perusahaan memperoleh profitabilitas, selanjutnya dibandingkan dengan tingkat pengembalian yang diharapkan investor. Hal ini menggambarkan seberapa besar kemampuan perusahaan membagikan laba diperolehnya kepada pemegang saham, karena profitabilitas menggambarkan nilai deviden yang dibagikan kepada pemegang saham. Makin baik perusahaan mengelola asetnya maka peningkatan perusahaan untuk profitabilitas juga naik, bahkan sebaliknya menurunkan profitabilitas. Oleh karena itu manajemen aset dan tingkat profitabilits secara bersama-sama bisa mempengaruhi harga saham perusahaan karena dengan memiliki aset rendah mengakibatkan rasio perputaran akan menjadi tinggi yang berakibat laba tinggi dan tingkat pengembalian tinggi pada ekuitas dan diikuti harga saham yang tinggi atau sebaliknya (Brigham dan Houston, 2001). Memahami bagaimana manajemen aset dan rasio profitabilitas berpengaruh pada harga saham ditunjukkan pada Gambar I.1 dibawah ini : Manajemen Aset : Inventory Turnover Day Sales Outstanding Fixed Asset Turnover Total Asset Turnover
Harga Saham Profitabilitas : Return on Asset Return on Equity Gambar I.1. Kerangka Berpikir/Landasan Teori
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 8 I.6. Hipotesis Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Inventory turnover, Day sales outstanding, Fixed asset turnover, Total asset turnover berpengaruh nyata secara simultan dan parsial terhadap harga saham perusahaan pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. 2. Return on Asset dan Return on Equity berpengaruh nyata secara simultan dan parsial terhadap harga saham perusahaan Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia.
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu merupakan ilmu yang dalam cara berfikir menghasilkan suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan yang dapat diandalkan, dengan proses berfikir menurut langkah-langkah tertentu yang logis dan didukung oleh fakta empiris. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian lain, namun penulis mencoba membandingkan beberapa penelitian dan untuk mempertegas hasil penelitian yang menyangkut rasio keuangan (termasuk didalamnya manajemen aset dan profitabilitas) pada harga saham maupun kinerja perusahaan, maka beberapa penelitian terdahulu tersebut, yaitu: Mardiah (2006) melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Manajemen Aktiva dan Profitabilitas terhadap Perubahan Harga Saham pada Industri Manufaktur Terbuka di Bursa Efek Jakarta. Alat uji statistik yang digunakan adalah model regresi berganda dengan hasil penelitian adalah terdapat pengaruh manajemen aktiva dan profitabilitas dalam memprediksi harga saham. Dengan pembuktian uji Anova pada F hitung hanya profitabilitas yang dapat direspon untuk melihat perubahan harga saham. Husada (2004), melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Industri Properti Terbuka pada Bursa Efek Jakarta. Alat uji statistik yang digunakan adalah model regresi berganda. Hasilnya penelitian bahwa ROA, dan ROE berpengaruh terhadap harga saham. 9 Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 10
Pranoto (2003) melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return on Equity (ROE), dan Price Earning Rasio (PER), dan Book Value Per Share (BVPS) terhadap Harga Saham Perusahaan Konstruksi yang Go-Public di Bursa Efek Surabaya. Alat uji statistik yang digunakan adalah model regresi berganda. Hasil analisis menyatakan bahwa ROE berpengaruh terhadap harga saham konstruksi yang go public di Bursa Efek Surabaya (BES). Wathi (2006) melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Leverage terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Alat uji statistik yang digunakan adalah model regresi berganda. Hasil penelitian menyatakan bahwa rasio profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap harga saham. II.2. Teori Tentang Manajemen Aset, Profitabilitas dan Harga Saham Bishop. et al. (1999 : 636) menyatakan bahwa : Financial Ratio Analysis is the process of reducing a large amount of financial data contained within the financial statement to smaller set of information more useful for decision making The basic inputs to ratio analysis are the firms income statement and balance sheet for the periods to examination (Gitman. et al., 2000). Informasi data yang memberikan interpretasi sirkulasi keuangan adalah laporan keuangan untuk melakukan evaluasi kinerja keuangan yang diinginkan perusahaan dalam bentuk rasio keuangan, tujuannya adalah membantu perusahaan dalam pengelolaan aset, mengambil keputusan jangka panjang maupun jangka pendek mencapai kenaikkan laba.
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 11
Manajemen aset adalah untuk mengetahui apakah suatu aset sudah saatnya untuk diganti atau masih layak untuk dipergunakan, dan selanjutnya bagaimana di pergunakan, kapan waktu yang tepat untuk melakukan dan apakah dengan jenis alat yang sama atau ada alternatif lain yang lebih baik. Jawabannya adalah apabila tersedia informasi atau data yang jelas tentang aset. Untuk dapat melakukan investasi yang menguntungkan, perusahaan harus mengetahui saham perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan yang baik. Untuk dapat membuat keputusan yang tepat, dibutuhkan informasi yang tepat dan akurat yang bisa diperoleh melalui prospektus laporan keuangan secara berkala dan informasi lain yang diperlukan sehingga diperoleh nilai tambah dalam investasi tanpa mengalami kerugian. Diperlukan suatu kiat tersendiri bagaimana sebuah perusahaan harus mengelola uang atau hartanya, agar efisien dan efektif dan dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan dimasa yang akan datang. Profitabilitas adalah efektifitas manajemen berdasarkan hasil dari penjualan investasi serta kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profit) yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan. Penggunaan aset akan meningkatkan profitabilitas dan mempengaruhi tingkat kinerja perusahaan yang tercermin dalam harga sahamnya. Nilai saham ditentukan oleh kondisi fundamental emiten yang meliputi : laba, pertumbuhan penjualan, aset dan prospek emiten. Dengan analisis aktifitas (manajemen aset dan profitabilitas), peneliti mencoba menilai harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai dari faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham tersebut dan menerapkan hubungan faktor-faktor ini
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 12
sehingga diperoleh harga saham. Umumnya faktor-faktor yang diteliti adalah nilai intrinsik, nilai pasar, Return On Total Assets (ROA), Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Book Value (BV), Debt Equity Rasio (DER), Deviden Earning, Price Earning Rasio (PER), Deviden Payout Rasio (DPR), Deviden Yield, dan likuiditas saham. Namun untuk membatasinya faktor-faktor tersebut peneliti hanya memakai ROA dan ROE untuk melihat harga saham perusahaan. Belsky (2002) menyatakan bahwa : Setiap mata uang mempunyai nilai beli yang sama untuk menggambarkan cara bagaimana orang memperlakukan uang dengan cara yang berbeda-beda, terutama dilatarbelakangi oleh dari mana, dan dengan cara bagaimana uang itu diperoleh. Kalau uang diperoleh dengan cara mudah mungkin orang cenderung memanfaatkannya dengan kurang mempertimbangkan efeknya, sebaliknya jika diperoleh dengan perjuangan yang relatif sukar orang akan mempertimbangkan penggunaannya secara lebih cermat. II.2.1. Manajemen Aset Manajemen Aset melihat bagaimana mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan dana yang tersedia yang tercermin dalam perputaran modalnya. Dalam menjalankan operasional perusahaan, hal utama dijalankan supaya perusahaan tetap survive dengan visi dan misi yang dicapai ditengah kompetisi pemasaran global ialah, perusahaan harus mempertimbangkan tujuan dan batasan yang mendorong investor menetapkan kebijakan investasi dan dengan cermat, menganalisa untuk apa sumber daya digunakan, apa manfaat dan apa pengaruhnya bagi kelangsungan hidup perusahaan, jika salah mengambil
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 13
keputusan dapat berakibat fatal bagi kelangsungan operasional perusahaan dimasa yang akan datang. Weston dan Copeland (2001) menyatakan bahwa : Manajemen Aset dan Investasi (Asset dan investment management) adalah mengukur efektifitas keputusan-keputusan investasi perusahaan dan pemanfaatan sumber dayanya. Manajemen Aset perusahaan yaitu pentingnya pengelolaan aset secara terintegrasi, baik dari informasi dan literatur yang mengupas masalah ini dimulai dari kesalahan pengelolaan masalah aset, sehingga berdampak kerugian yang ditimbulkan. Oleh karena itu optimalisasi sumber daya harus dilakukan secara maksimal. Weston dan Brigham (2001) menyatakan bahwa : manajemen aset mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola asetnya, yang dirancang untuk mengetahui jalan masing-masing jenis aset yang terdapat di perusahaan, apakah sudah sesuai, terlalu tinggi atau terlalu rendah mengingat tingkat proyeksinya untuk masa datang. Karena jika aset tinggi menyebabkan biaya terlalu tinggi seperti biaya pemeliharaan, penyimpanan, bunga asuransi, bunga pinjaman dan lain lain. Rendahnya penjualan yang biayanya mencapai target laba kemungkinan akan terbalik. Manajemen Aset melihat pada beberapa aset, yang kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas aset-aset tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya kelebihan dana yang tertanam pada aset - aset tersebut. Dana lebih tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aset lain yang lebih produktif. Baik
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 14
aset perusahaan diperoleh oleh dukungan modal sendiri perusahaan atau didukung hutang perusahaan pada pihak luar. Konsekuensi jika didukung oleh hutang tentu dibebani berbagai biaya seperti bunga pinjaman, asuransi, administrasi, provisi dan lain sebagainya. Oleh karena itu manajemen harus mengambil keputusan yang tepat untuk memperoleh dan memanfaatkan asetnya, dengan kata lain mengelola aset dengan baik, tepat dan benar. Manajemen Aset dalam ilmu kontruksi yaitu manajemen aset yang memiliki ruang lingkup utama mengontrol biaya pemanfaatan penggunaan aset dalam kaitan mendukung operasionalisasi dan upaya melakukan inventarisasi aset-aset yang tidak digunakan, dan lebih berkembang dengan memasukkan aspek nilai aset, akuntabilitas pengelolaan aset, audit atas pemanfaatan tanah (land audit), construction survey untuk memonitor perkembangan pasar properti, aplikasi sistem informasi dalam pengelolaan aset dan optimalisasi pemanfaatan aset. Perkembangan manajemen aset bertambah ruang lingkupnya hingga mampu untuk memonitor kinerja operasionalisasi aset dan juga strategi investasi untuk optimalisasi aset. Manajemen aset dapat dibagi dalam 5 (lima) tahapan kerja, yaitu : 1. Inventarisasi aset, terdiri dari dua aspek yaitu inventarisasi fisik dan yuridis/legal. Aspek fisik terdiri dari bentuk, luas, lokasi, volume/jumlah, jenis, alamat dan lain-lain. Sedangkan aspek yuridis adalah status penguasaan, masalah legal yang dimiliki, batas akhir penguasaan dan lain-lain. Proses kerjanya adalah dengan melakukan
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 15
pendaftaran labeling, cluster, secara administratif sesuai dengan manajemen aset. 2. Legal audit, merupakan suatu ruang lingkup untuk mengidentifikasi dan mencari solusi atas permasalahan legal mengenai prosedur penguasaan atau pengalihan aset seperti status hak penguasaan yang lemah, aset dikuasai pihak lain, pemindahtanganan aset yang tidak termonitor dan lain-lain. 3. Penilai aset, suatu proses kerja untuk melakukan penilaian atas aset yang dikuasai. Untuk ini pemda dapat melakukan outsourcing kepada konsultan penilai yang profesional dan independen, namun pemda juga harus mempunyai anggota penilai sendiri yang handal agar nilai yang dihasilkan nantinya dapat dipahami dan akurat. Hasil nilai tersebut akan dapat dimanfaatkan untuk mengetahui nilai kekayaan maupun informasi untuk penetapan harga bagi aset yang ingin dijual. 4. Optimalisasi aset bertujuan mengoptimalkan potensi fisik, lokasi nilai, jumlah/volume, legal dan ekonomi yang dimiliki aset tersebut. Dalam hal ini, aset-aset yang dikuasai pemda diidentifikasikan dan dikelompokkan atas aset yang memiliki potensi dan tidak memiliki potensi berdasarkan sektor-sektor unggulan dan mencari penyebab sektor yang tidak berpotensi. Sehingga hasilnya dapat dibuat sasaran, strategi dan program untuk mengoptimalkan aset. 5. Pengawasan dan pengendalian, dalam pemanfaatan dan pengalihan aset merupakan suatu permasalahan yang sering terjadi pada pemda saat ini.
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 16
Suatu sarana yang efektif dalam meningkatkan kinerja aspek ini adalah melalui sistem informasi manajemen aset. Melalui sistem ini maka transparansi kerja dalam pengelolaan aset sangat terjamin dan dapat diawasi dengan jelas, karena keempat aspek di atas diakomodir dalam suatu sistem yang termonitor dengan jelas seperti sistem arus keuangan yang terjadi di perbankan, sehingga penanganan dan pertanggung jawaban dari tingkat pelaksana hingga pimpinan mempunyai otorisasi yang jelas. Hal ini diharapkan akan meminimalisasi adanya praktik KKN. Peranan Manajemen Aset berdasarkan ruang lingkup manajemen aset diperlukan untuk menganalisis dan mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan dan sistem pelayanan yang efisien untuk mengurangi biaya melalui studi optimalisasi aset ke arah orientasi laba serta intermediasi bagi investor untuk aset yang marketable. Peningkatan kemampuan manajemen dituntut mampu mengelola secara bertanggungjawab dan memiliki jiwa enterpreneurship. Penilaian kekayaan, merupakan salah satu indikator utama dalam pengembangan perusahaan. Pengembangan strategi memerlukan profesionalisme dalam hal menarik investor maupun pengembangan ekonomi pasar yang market oriented, sehingga dapat memberikan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu dilaksanakan manajemen aset dengan program yang sistematis berkelanjutan dan terukur, unsur manajemen aset yang utama dilaksanakan oleh manajemen, yaitu :
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 17
II.2.2. Manajemen Persediaan Kebijaksanaan pengadaan bahan persediaan merupakan bagian dari kepentingan beberapa manager proyek/produksi yang berhubungan dengan finansial. Orientasi dari manajemen persediaan adalah pembelian dalam jumlah besar dengan potongan dari pihak pengadaan, dimana pihak manajemen keuangan mempertahankan pada jumlah yang kecil dan demi efisiensi penggunaan dana. Pertimbangannya adalah jika persediaan terlalu besar dan tidak seimbang dengan penggunaanya, maka modal yang tertanam didalam persediaan akan menangggung beban atas bunga modal yang digunakan untuk membeli bahan mentah tersebut. Konflik diatas harus direkonsiliasi menjadi kebijaksanaan yang dapat diterima oleh berbagai kepentingan demi untuk mencapai tujuan perusahaan. Pada umumnya kebijaksanaan persediaan yang bisa diterima oleh berbagai kepentingan yaitu yang bisa memenuhi kriteria seperti : dapat menjamin kelancaran proses produksi, dapat dijangkau oleh dana yang tersedia, dan jumlah pembelian yang optimal. Manajemen persediaan (Inventory management) memfokuskan diri pada dua pertanyaan dasar yaitu berapa unit persediaan yang harus dipesan pada suatu waktu dan kapan persediaan harus dipesan. Tujuan manajemen persediaan mengadakan persediaan yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan pada biaya yang minimum. Oleh karena itu langkah pertama dalam mengembangkan suatu model persediaan yaitu mengidentifikasikan biaya-biaya yang berhubungan dengan pemesanan dan penyimpangan persediaan.
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 18
Sawir (2003) menyatakan bahwa Manajemen Persediaan sebagai elemen modal kerja merupakan aset yang selalu berputar. Kesalahan dalam penentuan besarnya investasi dalam persediaan dapat menekan keuntungan perusahaan. Persediaan merupakan komponen aset lancar yang penting dalam alur proses produksi, persediaan juga merupakan bagian aset lancar yang terbesar menyerap dana investasi selain piutang khususnya bagi perusahaan kontruksi. Dengan demikian pengendalian yang dilakukan dalam pengelolaan persediaan ikut menentukan proses perputaran dana demi tercapainya profitabilitas yang diharapkan. Analisis keuntungan perusahaan bermanfaat meminimalkan kebutuhan operating cash maka perputaran persediaan hendaknya ditingkatkan. Semakin tinggi perputaran persediaan berarti semakin kecil investasi yang tertanamkan pada persediaan. Dilain pihak perusahaan dituntut memiliki persediaan yang memadai guna membatasi resiko kehabisan persediaan dalam proses produksi. Disinilah tampak adanya pertentangan antara sudut pandang kepentingan finansial dengan kepentingan kelancaran proses produksi. II.2.3. Manajemen Piutang Investasi dalam bentuk piutang menyangkut pertimbangan untung rugi (trade off ) antara profitabilitas dan resiko. Perkiraan piutang (account receivable) dalam neraca menunjukkan adanya kebijaksanaan kredit oleh perusahaan kepada langganan (customer). Piutang dan persediaan merupakan elemen current asset yang dominan dibandingkan keseluruhan aset lancar. Piutang dan persediaan berhubungan erat karena pada saat penjualan kredit dilakukan jumlah yang sama
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 19
pada persediaan secara efektif dimasukkan kedalam perkiraan piutang. Persediaan barang jadi harus tersedia sebagai buffer stock untuk menjamin bertambahnya permintaan akibat kebijakan kredit yang dilakukan oleh perusahaan. Besar kecilnya jumlah piutang pada neraca dapat dijadikan dasar untuk menilai efisiensi pengelolaannya. Keown, et al. (2001) menyatakan bahwa : Perputaran piutang yang tinggi menandakan semakin tingginya persediaan yang berputar dalam satu tahun dan ini menunjukkan efektifitas manajemen persediaan dan sebaliknya perputaran persediaan yang rendah menunjukkan tanda-tanda mis manajemen seperti kurangnya pengendalian persediaan yang efektif. Oleh karena itu pengelolaan piutang dagang menjadi penting karena sangat berkaitan dengan kebutuhan modal kerja perusahaan, terlebih lagi karena arus kas dari penjualan bisa diinvestasikan hingga piutang tertagih, pengendalian akan piutang menjadi lebih penting lagi, penagihan yang efisien menentukan baik tidaknya profitabilitas dan likuiditas perusahaan. Alwi dan Faisal (2005) menyatakan bahwa Manajemen piutang pada dasarnya mencakup 3 (tiga) aspek penting, yaitu : 1. Kebijaksanaan Kredit (Credit policy) Kebijakan kredit meliputi penetapan standar kredit sebagai kriteria minimum perluasan kredit kepada langganan merupakan faktor utama yang meliputi penilaian kredit, pembayaran rata-rata dan finansial rasio yang digunakan sebagai dasar kuantitatif untuk menetapkan standar kredit. Standar kredit
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 20
sangat penting dan harus dipertimbangkan karena setiap pertimbangan akan mempengaruhi 3 (tiga) hal, yaitu : a. Volume Penjualan Pembeli atau calon pembeli pada umumnya akan tertarik membeli barang dalam jumlah yang banyak, jika kepada mereka diberikan tenggang waktu pembayaran yang longgar karena tenggang waktu pembayaran yang terlalu pendek tidak mendorong mereka untuk membeli dalam jumlah yang lebih banyak dan bahkan kemungkinan akan memilih supplier lain yang menawarkan syarat pembayaran yang lebih menarik. b. Investasi dalam Piutang Investasi dalam barang jadi berkaitan erat dengan periode kredit yang ditetapkan. Semakin longgar periode kredit semakin besar dana yang tertanam dalam persediaan pada produk yang diberikan penjualan kredit. c. Biaya Piutang Ragu-ragu Tanpa piutang perusahaan tidak akan mengalami kerugian karena piutang ragu-ragu. Kerugian piutang ragu-ragu merupakan ongkos yang harus diperhitungkan sebagai faktor yang akan mengurangi keuntungan. Kebijakan kredit yang baik adalah kebijakan yang dapat meningkatkan penjualan lebih besar daripada kenaikkan cost of bad debt. Analisis kredit menyangkut evaluasi kemampuan langganan baik likuiditas, aktivitas, hutang maupun profitabilitasnya, disamping itu analisis kredit tidak hanya mengukur mengenai tingkat kepercayaan finansial tetapi juga menyangkut estimasi maksimum jumlah kredit yang mampu ditanggung oleh langganan, oleh karena itu
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 21
perusahaan harus menetapkan batas kredit yang boleh diberikan kepada langganan. Sawir (2003) menyatakan hahwa variabel utama dalam kebijakan penjualan kredit mencakup standar kredit, yaitu : a. Tingkat resiko maksimum yang bisa ditolerir dari pelanggan. b. Persyaratan kredit yaitu lamanya kredit diizinkan dan persentase pemberian potongan pada pembayaran yang cepat. c. Kebijakan Penagihan yang dilakukan perusahaan. Dalam menetapkan memberi atau tidak memberi penjualan kredit pada satu pelanggan harus memenuhi 3 (tiga) tahapan berikut, yaitu : a. Pengumpulan informasi tentang pelanggan b. Analisis credit worthiness yang umum digunakan adalah finansial Rasio analisis, Numeric Credit Scoring dan risk Indexes (Altmans Z Score). c. Keputusan menyetujui atau menolak permohonan penjualan kredit pelanggan. II.2.4. Manajemen Aset Tetap Perusahaan industri pengelolaannya mengharapkan mampu menghasilkan pendapatan yang lebih, dengan lebih mengandalkan aset tetap dari pada aset lancar. Walaupun aset lancar diperlukan untuk mengetahui efektifitas operasi perusahaan tetapi aset tetap seperti mesin, tanah, gedung dan lain sebagainya, juga menghasilkan produk yang dapat dijual untuk menjadi kas, piutang dan
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 22
persediaan. Namun efisiensi penggunaan kedua aset tersebut dapat meningkatkan profitabilitas. Setiap perusahaan yang melakukan investasi dalam aset tetap, tentu mengharapkan perusahaan memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam investasi tersebut dan dalam jangka waktu tertentu yang telah diantisipasi. Investasi dalam proyek baru yang menyangkut aset tetap terutama dalam pembelian alat-alat produksi harus diperhitungkan secara seksama, karena jika investasi sudah dijalankan, tetapi kemudian terjadi kekeliruan perhitungan, sulit untuk menarik kembali yang berarti kerugian besar. Suatu hal yang membedakan perusahaan jasa dengan perusahaan industi lainnya adalah penyerapan dana investasi. Pada perusahaan jasa, dana investasi terbesar diserap pada aset tetap. Dengan demikian manajer keuangan hendaknya memberikan perhatian khusus terhadap manajemen aset tetap, bukan hanya keputusan pengadaaan aset tetap baru, melainkan juga persoalan yang berkaitan dengan pengeluaran selama masa penggunaan aset tetap. Keputusan yang sangat diperlukan yaitu kebijaksanaan dan kecermatan serta kejelian yang tepat dalam mengambil keputusan menetapkan pengeluaran modal, dalam hal memutuskan apakah membeli aset baru sebagai pengganti aset lama ataupun merehabilitasi aset tetap lama. Dengan demikian harus dilakukan analisis yang cermat sebelum keputusan diambil. Antara lain dengan analisis konsep dan teknik Capital budgeting yaitu Average Rate of Return (ARR), Payback period (Proceed), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Indeks Profitability (Alwi dan Faisal, 2005).
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 23
II.2.5. Manajemen Total Aset Efektifitas perusahaan memanfaatkan semua sumber daya adalah bagaimana memanfaatkan sumber yang ada di perusahaan, benar pada pengendaliannya. Pengelolaan aktifitas perusahaan melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aset. Yaitu bagaimana perusahaan memanfaatkan investasi dan sumber daya ekonomis untuk pencapaian penjualan menguntungkan tentu memerlukan pelaksanaan investasi yang sehat. Metodologinya mendalilkan suatu hubungan yang optimal antara penjualan dan berbagai jenis investasi aset. Susunan aset pada kebanyakan perusahaan industri jasa atau manufaktur terdapat sebagian besar dari modalnya tertanam dalam aset tetap, cenderung mengutamakan penggunaan modal sendiri, sedang modal asing atau hutang hanya sebagai pelengkap. Perusahaan yang sebagian besar asetnya terdiri atas aset lancar akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dananya dengan hutang jangka pendek. Resiko aset yang melekat pada setiap aset perusahaan belum tentu sama. Semakin panjang jangka waktu penggunaannya maka resikonya semakin besar. Jika perusahaan memiliki aset yang peka terhadap resiko maka perusahaan harus memilih banyak menggunakan modal sendiri yang relatif tahan resiko, dan sedapat mungkin mengurangi penggunaan modal asing (utang) yang memiliki resiko lebih tinggi dibanding modal sendiri. Manajemen total aset tidak terlepas dari bagaimana mengelola masing- masing aset dimulai dari aset lancar yang terdiri dari kas, surat-surat berharga,
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 24
piutang, persediaan sampai dengan aset lain-lain, yang memerlukan penanganan yang spesifik dan memerlukan perhatian yang teliti secara parsial maupun secara simultan. Dalam setiap pengelolaan kinerja manajer Investasi berharap bisa selalu meningkatkan nilai bersih aset yang menjadi tanggung jawabnya. Yaitu dengan menetapkan semua kemampuan strategi investasi untuk mendapatkan investasi yang tumbuh dan berkembang pesat sehingga nilai investasi memberikan return yang cukup tinggi bagi investor. Secara umum kinerja perusahaan bergantung pada jenis instrumen investasi yang dipilih oleh Manajer Investasi. Misalnya pada reksadana terutama pada pemilihan efek dapat diketahui apakah harga pasar instrumen investasi tersebut mengalami kenaikan dibanding pada saat harga belinya. Jika mengalami kenaikan, berarti akan meningkatkan Nilai Aset Bersih reksa dana tersebut. Begitu juga sebaliknya, apabila ternyata portofolio efek reksadana mengalami penurunan, dipastikan kinerja reksa dana akan mengalami penurunan juga. Pergerakan harga pasar dari portofolio investasi reksa dana itulah yang mengakibatkan pergerakan dan perubahan nilai aset bersih reksadana dari waktu ke waktu. Pendapatan atas investasi saham diharapkan dapat memberikan penghasilan dalam bentuk deviden tunai yang diberikan setiap tahunnya. Besaran deviden tunai bergantung pada kinerja masing-masing emiten dalam mengelola prestasi bisnisnya.
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 25
II.3. Rasio Manajemen Aset Brigham. et al. (2000 : 43) menyatakan bahwa : Assets management ratios are a set of ratios, which measure how effectively a firm manages its assets. Example are inventory turnover, day sales outstanding in debtors, fixed assets turnover ratio, total assets turnover ratio and operating capital requirement ratio Weston dan Copeland (2001) menyatakan bahwa : Rasio manajemen aset (Assets Management Ratios) adalah mengukur seberapa efektif suatu perusahaan mengelola asetnya, yang dibuat untuk menjawab pertanyaan : apakah jumlah dari masing-masing jenis aset yang terdapat dalam neraca sudah wajar, terlalu tinggi atau terlalu rendah dengan melihat operasional perusahaan yang dicapai saat ini dan proyeksi yang diharapkan di masa akan datang. Jika Perusahaan memiliki terlalu banyak aset, beban bunga akan menjadi tinggi karena laba akan menjadi rendah. Sebaliknya jika perusahaan memiliki aset teralu rendah, maka profitabilitas dari penjualan tidak akan tercapai. Untuk mengukur efektifitas manajemen dalam menggunakan sumber daya perusahaan, rasio aktifitas melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis harta. Rasio ini terdiri dari inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turnover, dan total asset turnover. II.3.1. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio) Houston dan Brigham (2001) menyatakan bahwa : barang dagangan disebut modal kerja untuk menghasilkan laba dan perputarannya adalah jumlah perjalanan yang dilakukan setiap tahun yaitu penjualan dibagi persediaan.
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 26
Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagangan. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup populer untuk menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan. Perputaran Persediaan adalah untuk mengetahui sejauh mana persediaan untuk proses produksi dapat diputar, intinya adalah mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan investasi dan sumber daya ekonomis dalam kekuasaannya. Semakin cepat perputaran persediaan semakin baik. Bila rasio ini rendah berarti masih banyak stok yang belum terjual. Hal ini akan menghambat aliran kas sehingga berpengaruh buruk pada profitabilitas. Perputaran persediaan menjelaskan bagaimana mengukur efektifitas perusahaan mengelola persediaannya sehingga pemanfaatan modal kerja menjadi optimal dan efisiensi. Rasio ini dihitung dengan formula (Houston dan Brigham, 2001) sebagai berikut : Inventory Sales Turnover Inventory = II.3.2. Jangka Waktu Penagihan (Day Sales Outstanding Ratio) Houston dan Brigham (2001) menyatakan bahwa : periode penagihan rata- rata (Day sales outstanding) digunakan untuk menaksir piutang usaha. Periode penagihan adalah ukuran periode waktu antara tanggal penjualan dan tanggal pembayaran diterima. Ukuran aktifitas piutang dinyatakan sebagai perputaran atau sebagai persentase dari penjualan. Rasio ini digunakan untuk menaksir piutang usaha yaitu berapa hari hasil penjualan tertanam dalam bentuk piutang usaha atau
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 27
berapa lama rata-rata uang hasil penjualan akan diterima sejak penjualan dilakukan atau mengukur efisiensi pengelolaan piutang perusahaan, rata-rata jangka waktu penagihan adalah rata-rata jangka waktu lamanya perusahaan menunggu pembayaran setelah melakukan penjualan. Rasio disajikan dalam formula berikut ini (Houston dan Brigham, 2001) :
) 360 : ( Re tan Sales ceivable Account ding Outs Sales Day = II.3.3. Rasio Perputaran Aset Tetap (Fixed Asset Turnover Ratio) Houston dan Brigham (2001) menyatakan bahwa : rasio perputaran aktiva tetap adalah mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan aktiva tetapnya. Maksudnya adalah mengukur efektifitas penggunaan dana yang tertahan pada harta tetap dalam rangka menghasilkan penjualan atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aset tetap. Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan asetnya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan. Tingkat pemanfaatan aset tetap ini penting karena investasi dalam operasional usaha dan peralatan jumlahnya besar dan berjangka waktu lama. Rasio ini digunakan untuk mengukur sampai seberapa efektif perusahaan memanfaatkan aset tetapnya seperti tanah, bangunan, kendaraan, peralatan dan lain lain. Rasio ini dihitung dengan formula berikut ini (Houston dan Brigham, 2001) : Asset Fixed Net Sales Turnover Asset Fixed =
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 28
II.3.4. Rasio Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover Ratio) Houston dan Brigham (2001) menyatakan bahwa : Rasio manajemen aset akhir, Rasio perputaran total aset (Total Assets Turnover) adalah mengukur perputaran semua aset perusahaan. Perputaran total aset ini mencerminkan efisiensi manajemen investasi dalam setiap pos aset atau pemanfaatan seluruh aset yang dimiliki perusahaan. Perputaran aset adalah ukuran ihktisar yang baik tentang efisiensi investasi dalam seluruh kategori aset. Rasio ini merupakan suatu kunci rasio karena seperti yang diamati dalam analisis du Pont, perputaran dikalikan dengan margin laba sama dengan ROI atau hasil pengembalian atas total investasi. Rasio ini menunjukkan efektifitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan kalau perputarannya lambat, ini menunjukkan bahwa aset yang dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan untuk menjual. Rasio ini dengan formula berikut ini (Houston dan Brigham, 2001) : Asset Total Sales Turnover Asset Total = II.4. Profitabilitas dan Rasio Profitabilitas Brigham. et al (2000:45) menyatakan bahwa : Profitability ratio are a group of ratio, which show the combined effect of liquidity, asset management, and debt on operations. These ratios may include operating profit margin after taxes, profit margin on sales, basic earning power, return on common equity
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 29
Brigham dan Houston (2001) menyatakan bahwa : profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Profitabilitas berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan yang mencerminkan efektifitas dan efisiensi perusahaan mencapai sasarannya. Profitabilitas dihasilkan perusahaan dalam kaitannya dengan ukuran perusahaan yang diukur berdasarkan aset total yang diputarkan, modal jangka panjang atau jumlah pekerja. Dengan meningkatkan laba tentu akan diperoleh peningkatan pendapatan sekaligus juga efisiensi terhadap beban-beban perusahaan. Efektifitas manajemen dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Rasio ini terdiri dari (profit margin on sales, return on total asset, return on net worth). Kualitas tercermin dalam analisis rasio Profitabilitas adalah untuk melihat sejauh mana kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba sehubungan dengan penggunaan asset perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan yang dilihat dari rasio profitabilitas dengan melakukan penilaian terhadap nilai saham perusahaan, adalah rasio ROA (Return On Asset) dan ROE (Return on Equity). Return on Assets (ROA) adalah Aset suatu perusahaan didanai oleh pemegang saham dan kreditor, sehingga aset tersebut akan menjadi modal kerja bagi perusahaan dalam melakukan usahanya. Sedangkan hasil usaha perusahaan dinyatakan dalam bentuk laba bersih atau Net Income After Tax (NIAT). Dengan demikian rasio antara Net Income After Tax terhadap aset secara keseluruhan akan menunjukkan ukuran produktifitas aset dalam memberikan pengembalian kepada penanam modal (Sawir, 2001).
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 30
Sawir (2001), dapat dinyatakan dalam bentuk rumus sebagai berikut : asset Total tax after income Net Asset on turn = Re ROA yang cukup tinggi, maka dapat diasumsikan bahwa perusahaan tersebut beroperasi secara efektif, semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aset untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak, hal ini akan merupakan daya tarik bagi investor yang mengakibatkan peningkatan nilai saham perusahaan yang bersangkutan, dan karena nilainya meningkat, maka saham perusahaan tersebut akan diminati oleh banyak investor, yang akibatnya akan meningkatkan harga saham perusahaan tersebut. Dengan kata lain ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Analisis ROA mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset yang ada setelah biaya-biaya modal. Fokus ROA adalah profitabilitas, ROA dipecahkan dengan perputaran aset mencerminkan kemampuan perusahaan menghasilkan return berdasarkan aset tertentu. ROA (return on assets) merupakan indikator kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimiliki. ROA dapat diperoleh dengan cara menghitung rasio antara laba setelah pajak dengan total aset (net income dibagi total aset), jadi bisa dibilang ROA adalah rasio laba atas aset. Rentabilitas Modal Sendiri yang sering disebut ROE (return on equity) merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan laba bersih. ROE dapat diperoleh dengan cara menghitung rasio antara laba setelah pajak dengan total ekuitas (net income dibagi
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 31
total equity). Jadi ROE adalah rasio laba atas modal. ROE secara eksplisit menganalisis profitabilitas perusahaan bagi pemilik saham biasa. Itu berarti bunga dan deviden dimasukkan kedalam analisis. Laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan biasa dibagi-bagi kepemilik modal seperti hutang (kredit), saham preferen dan saham biasa. Sawir (2001), dapat dinyatakan dalam bentuk rumus sebagai berikut :
Asset Total tax after income Net Equity on turn = Re Hubungan ROA dan ROE adalah apabila ROA melebihi biaya modal hutang dan biaya modal saham preferen maka ROE akan melebihi ROA. Apabila hutang bertambah terus, tingkat resiko akan naik dan biaya modal hutang akan naik. Pada tingkat tertentu kenaikkan ROA akan lebih kecil dibandingkan dengan kenaikkan biaya modal hutang dan ROE akan mengalami penurunan. II.5. Saham dan Penilaian Harga Saham II.5.1. Pengertian Saham Menurut Brigham. et al. (2000) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan saham biasa adalah : Common stock represent an ownership in a corporasion, but to the typical investor, a share of common stock is simply a piece of paper characterized by two features : (1) It entitles its owner to dividend (2) stock can be sold at some future date Saham biasa merupakan efek yang paling popular di pasar modal dimana pembicaraan seputar saham selalu mengacu kepada saham biasa kecuali preferen. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham berupa selembar kertas yang
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 32
menerangkan siapa pemiliknya. Saham atau ekuitas merupakan surat berharga yang sudah banyak dikenal masyarakat. Umumnya jenis saham yang dikenal adalah saham biasa (common stock). Saham sendiri dibagi menjadi dua jenis saham, yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock). Saham biasa, merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior atau akhir terhadap pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi (tidak memiliki hak-hak istimewa). Karakterisktik lain dari saham biasa adalah dividen dibayarkan selama perusahaan memperoleh laba. Setiap pemilik saham memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (one share one vote). Pemegang saham biasa memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya dan memiliki hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada orang lain. Saham biasa memberikan aliran arus kas yang diharapkan dimasa depan, dan nilai saham dicari dengan cara yang sama seperti penilaian aktiva keuangan lainnya yang dinamakan nilai sekarang dari aliran arus kas yang diharapkan di masa depan. Arus kas yang diharapkan terdiri dari 2 (dua) unsur, yaitu : (1) deviden yang diharapkan setiap tahunnya dan (2) harga yang diharapkan diterima investor ketika mereka menjual saham. Harga saham akhir yang diharapkan meliputi pengembalian investasi awal ditambah keuntungan modal yang diharapkan. Sedangkan untuk saham preferen, merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi). Persamaan saham preferen dengan
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 33
obligasi terletak pada 3 (tiga) hal : ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, dividen tetap selama masa berlaku dari saham dan memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan dengan saham biasa. Saham preferen lebih aman dibandingkan dengan saham biasa karena memiliki hak klaim terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian dividen terlebih dahulu. Saham preferen sulit untuk diperjualbelikan seperti saham biasa, karena jumlahnya yang sedikit. Daya tarik dari investasi saham adalah dua keuntungan yang dapat diperoleh pemodal dengan membeli saham atau memiliki saham, yaitu dividen dan capital gain. Dividen merupakan keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Biasanya dividen dibagikan setelah adanya persetujuan pemegang saham dan dilakukan setahun sekali. Agar investor berhak mendapatkan dividen, pemodal tersebut harus memegang saham tersebut untuk kurun waktu tertentu hingga kepemilikan saham tersebut diakui sebagai pemegang saham dan berhak mendapatkan dividen. Dividen yang diberikan perusahaan dapat berupa dividen tunai, dimana pemodal atau pemegang saham mendapatkan uang tunai sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki dan dividen saham dimana pemegang saham mendapatkan jumlah saham tambahan. Sedangkan capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual yang terjadi. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan di pasar sekunder. Saham dikenal memiliki karakteristik high risk-high return. Artinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan yang tinggi namun juga berpotensi resiko tinggi. Saham memungkinkan pemodal mendapatkan keuntungan (capital gain) dalam jumlah besar dalam waktu singkat.
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 34
Namun seiring dengan berfluktuasi harga saham, saham juga dapat membuat investor mengalami kerugian besar dalam waktu singkat. Sebagai investor, terdapat 3 (tiga) alasan untuk membeli saham, yaitu : 1. Income adalah mendapatkan pendapatan yang tetap dari hasil investasi pertahunnya, maka anda bisa membeli saham pada perusahaan yang sudah mapan dan memberikan dividen secara regular. 2. Growth adalah untuk jangka panjang dan memberikan hasil yang besar di masa datang, berinvestasi pada saham perusahaan yang sedang berkembang (biasanya perusahaan teknologi) memberikan keuntungan yang besar, karena kebijakan dari perusahaan yang sedang berkembang biasanya keuntungan perusahaan akan diinvestasikan kembali ke perusahaan maka perusahaan tidak memberikan dividen bagi investor. Keuntungan bagi investor hanya dari kenaikan harga saham apabila menjual saham tersebut di masa datang (kenaikan harga saham yang besar). 3. Diversification membeli saham untuk kepentingan portofolio maka memerlukan saham untuk pendapatan tetap atau membeli obligasi dengan bunga yang diberikan sebagai pendapatan. Berinvestasi dalam saham sangat memerlukan pengetahuan yang luas tentang perusahaan itu sendiri (perusahaan dimana anda ingin menginvestasikan dana anda). II.5.2. Penilaian Harga Saham Harga pasar adalah harga terakhir yang dilaporkan saat saham terjual di bursa. Membeli atau menjual saham pada berbagai level harga harus berdasarkan regulasi harga yang telah ditetapkan bahwa saham ada nilai intrinsik maupun nilai
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 35
aktualnya. Tujuan memaksimumkan harga saham tidak berarti bahwa para manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai saham dengan mengorbankan para pemegang obligasi karena harga ditentukan oleh mekanisme pasar yaitu berdasarkan keseimbangan antara fungsi permintaaan dan fungsi penawaran. Harga tidak akan berubah dengan cepat. Harga dideklarasikan sejak tanggal neraca dan berlaku hingga tanggal neraca berikutnya. Nilai pasar dari saham adalah harga saham di pasar dikalikan dengan jumlah saham beredar. Juga disebut dengan kapitalisasi pasar (Market Capitalization). Pada neraca, aset sama dengan modal saham ditambah dengan kewajiban. Aset merupakan representasi dari modal, yaitu kewajiban diasumsikan sama dengan nol. Sehingga, sertifikat saham memiliki nilai tertentu, yaitu nilainya akan sama dengan nilai asetnya. Setiap harga saham yang di atas atau di bawah nilai asetnya, tidak menunjukkan kondisi sesungguhnya, namun kekuatan pasar mampu membuat harga saham berada di atas atau di bawah nilai asetnya. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan meningkat. Nilai dari saham merupakan indeks yang tepat untuk mengukur tingkat efektifitias perusahaan. Berdasarkan alasan inilah, tujuan manajemen keuangan dinyatakan dalam bentuk maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau memaksimalisasikan harga saham. Penilaian harga saham bertujuan untuk menilai saham manakah yang paling menguntungkan bagi investor, dengan kata lain saham-saham manakah yang harga pasarnya lebih rendah dari intrinsiknya (undervalue) sehingga layak
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 36
untuk dibeli, serta saham-saham manakah yang harganya lebih tinggi dari nilai intrinsiknya (over value) sehingga menguntungkan untuk dijual. Dari uraian ini disimpulkan bahwa investor harus mampu mengamati kinerja perusahaan melalui analisis manajemen aset dan profitabilitas yaitu khususnya mengelola aset serta tingkat profitabilitas yang mampu membantu perusahaan dalam mengambil keputusan investasi. Landasan teori ditegakkan agar penelitian mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar coba-coba (trial dan error), yang merupakan ciri bahwa penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data. Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang disusun secara sistimatis. Secara umum, teori mempunyai tiga fungsi yaitu untuk menjelaskan, meramalkan dan pengendalian suatu gejala.
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Tempat dan Waktu Penelitian III.1.1. Tempat Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta. III.1.2. Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai dari bulan Februari 2008 sampai Mei 2008. III.2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan survey. Jenis Penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel bebas, baik satu variabel ataupun lebih (Nasir, 2001). Deskriptif ialah bertujuan untuk menganalisis dan menyajikan data secara sistematik sehingga dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan (meneliti yang metode penelitiannya meneliti sekelompok manusia, suatu objek, kondisi, sistem pemilikan yang bertujuan menggambarkan, menjelaskan dan memaparkan secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diteliti). Kuantitatif ialah berdasarkan paradigma positif berlandaskan asumsi mengenai objek empiris. III.3. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan industri kontruksi yang terdaftar di BEI pada tahun 1998 sampai dengan 2007. Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan industri konstruksi yang sudah terdaftar di BEI 37 Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 38 sejak tahun 1998 sampai dengan 2007, dan telah menerbitkan laporan keuangan diaudit secara berkala. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling, yaitu adanya kriteria tertentu yang ditempuh dalam pengambilan sampel yang diteliti, dengan tahapan sebagai berikut : 1. Menentukan jumlah perusahaan industri konstruksi yang terdaftar di BEI sepanjang tahun 1998 sampai dengan 2007. 2. Menetapkan jumlah emiten industri konstruksi yang lama aktif dalam perdagangan saham industri konstruksi yaitu 1998 sampai dengan 2007. 3. Tidak terlambat menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di BEJ secara berkala. 4. Menerbitkan laporan keuangan tahunan yang diaudit dan dipublikasikan pada batas waktu yang telah ditetapkan melalui laporan Indonesian Capital Market Directory. 5. Emiten yang tidak pernah diberhentikan/terhenti perdagangan (disuspend) oleh Bapepam. Ringkasan hasil penyeleksian sampel dapat dilihat pada populasi penelitian perusahaan konstruksi sejak tahun 1998 sampai tahun 2007 yaitu berjumlah 13 perusahaan, tetapi dari jumlah yang memenuhi kriteria pengambilan sampel berjumlah 3 perusahaan. Atau jumlah sampel karena dari 10 tahun amatan menjadi 30 (3 x 10 = 30) sampel. Jumlah tersebut digunakan sebagai dasar untuk menguji hipotesis penelitian lihat ( lihat tabel 3.1 ).
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 39 Dari kriteria pemilihan sampel dapat digambarkan pada Tabel berikut ini : Tabel III.1 Pemilihan Sampel
No Keterangan Jumlah 1 Jumlah Perusahaan Konstruksi 13 2 Jumlah Perusahaan diluar Kriteria : tidak memenuhi data 1998- 2007 (9) 3 Jumlah Perusahaan Konstruksi sesuai Kriteria memenuhi data 1998-2007 dan dijadikan sampel dalam penelitian ( 10 tahun amatan ) 3 4 Total sampel yang digunakan ( 10 tahun amatan ) 30 Sumber : Indonesia Capital Market Directory 2008, (data sekunder eksternal diolah).
Tabel III.2 Perusahaan Konstruksi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 1998 - 2007
No Nama Perusahaan Tanggal Initial Public Offering 1 PT. Petrosea Tbk 30/03/1990 2 PT. Citra Marga Nusaphala Persada Tbk 30/11/1994 3 PT. Bukaka Tbk 09/01/1995 4 PT. Surya Semesta Internusa Tbk 27/03/1997 5 PT. Waskita Karya Tbk 11/11/2003 6 PT. Adhi Karya Tbk 08/03/2004 7 PT. Pembangunan Perumahan Tbk 28/04/2004 8 PT. Total Bangun Persada Tbk 22/07/2006 9 PT. Truba Alam Manunggal Engineering Tbk 16/10/2007 10 PT. Wijaya Karya Tbk 29/10/2007 11 PT. Jaya Konstruksi Menggala Tbk 29/10/2007 12 PT. Duta Graha Indah Tbk 28/11/2007 13 PT. Harma Henwa Tbk 30/11/2007 Sumber : Indonesia Capital Market Directory 2008, (data sekunder eksternal diolah).
Tabel III.3 Perusahaan Konstruksi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 1998 s/d 2007 Diluar Kriteria Sampel
No Nama Perusahaan Tanggal Initial Public Offering 1 PT. Citra Marga Nusaphala Persada Tbk 30/11/1994 2 PT. Waskita Karya Tbk 11/11/2003 3 PT. Adhi Karya Tbk 08/03/2004 4 PT. Pembangunan Perumahan Tbk 28/04/2004 5 PT. Total Bangun Persada Tbk 22/07/2006 6 PT. Truba Alam Manunggal Engineering Tbk 16/10/2007 7 PT. Wijaya Karya Tbk 29/10/2007 8 PT. Jaya Konstruksi Menggala Tbk 29/10/2007 9 PT. Duta Graha Indah Tbk 28/11/2007 10 PT. Harma Henwa Tbk 30/11/2007 Sumber : Indonesia Capital Market Directory 2008, (data sekunder eksternal diolah).
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 40 Tabel III.4 Sampel Perusahaan Konstruksi di Bursa Efek Indonesia 1998-2007 No Nama Perusahaan Tanggal Initial Public Offering 1 PT. Petrosea Tbk 30/03/1990 2 PT. Bukaka Tbk 09/01/1995 3 PT. Surya Semesta Internusa Tbk 27/03/1997 Sumber : Indonesia Capital Market Directory 2008, (data sekunder eksternal diolah).
III.4. Metode Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian ini adalah penulis melakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Melalui penulusuran jalur internet dengan alamat situs www.bei.co.id, www.bapepam.go.id, www.deperindag.go.id, dan melalui Indonesia Capital Market Directory untuk memperoleh data sekunder. 2. Studi literatur, yaitu dengan mengumpulkan data kepustakaan yang berhubungan dengan penelitian. III.5. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu melalui media informasi berupa Laporan Neraca dan Laporan Rugi laba dari perusahaan industri kontruksi untuk periode tahun 1998 sampai dengan 2007. Data sekunder dari Capital Market Directory, Websites (jsx.co.id/bei.co.id,bursa.com,bapepam.go.id,deprindag.go.id), dan media cetak baik jurnal maupun majalah.
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 41 III.6. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini terdapat 7 (tujuh) variabel, tujuh variabel dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu, variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent variable). Dependen variabel (Y) dalam penelitian ini adalah harga saham. Independen variabel (X) yaitu dari rasio manajemen aset terdiri dari : inventory turnover (X1), Day Sales Outstanding (X2), fixed asset turnover (X3), total asset turn over (X4) dan dari rasio profitabilitas terdiri dari : ROA (X5) dan ROE (X6). III.7. Definisi Operasional Variabel 1. Harga saham (Y) adalah harga saham penutupan efektif periode. 2. Rasio Manajemen Aset, yaitu : 1. Perputaran persediaan (inventory turnover) = X1, merupakan perbandingan antara penjualan dengan persediaan. Semakin cepat perputaran persediaan semakin baik. 2. Jangka waktu penagihan (day sales Outstansding) = X2, merupakan perbandingan piutang dengan penjualan dalam periode satu tahun (penjualan rata-rata). Menunjukkan berapa lama rata- rata uang hasil penjualan akan diterima sejak penjualan dilakukan. 3. Perputaran Aset Tetap (Fixed Assets Turnover) = X3, merupakan perbandingan penjualan dengan aset tetap perusahaan. Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan aktiva tetapnya.
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 42 4. Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover) = X4, merupakan perbandingan penjualan dengan total aset. Mengukur efektifitas pemanfaatan seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan. 2. Rasio Profitabilitas, yaitu : 1. ROA (Return On Assets) = X5, merupakan perbandingan laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Mengukur kemampuan perusahaan dengan mengunakan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva. 2. ROE (Return On Equity) = X6 merupakan perbandingan laba bersih setelah pajak dengan equity. Tabel. III.5 Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi Pengukuran Inventory turn over (X1) Membandingan pejualan dengan persediaan perusahaan dalam satu periode. Rasio Day Sales Outstanding (X2) Membandingkan piutang dengan rata- rata penjualan dalam satu periode Rasio Fixed asset turn over (X3) Membandingkan penjualan dengan aset tetap perusahaan dalam satu periode Rasio Total asset turn over (X4) Membandingkan penjualan dengan total aset perusahaan dalam satu periode Rasio Return On Assets ( X5) Membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total aset perusahaan dalam satu periode Rasio Return On Equity (X6) Membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total ekuitas Rasio Sumber : Manajemen Keuangan (Brigham, Eugene F & Houston, 2001) III.8. Pengujian Asumsi Klasik Untuk mengetahui apakah sampel yang ditetapkan telah dapat dilakukan analisis dan melihat apakah model prediksi yang dirancang telah dapat dimasukkan ke dalam serangkaian data, maka perlu dilakukan pengujian data. Hal
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 43 ini sering disebut uji asumsi klasik yang didalamnya termasuk pengujian normalitas, heterodastisitas dan multikolinearitas. III.8.1. Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Yakni distribusi data dengan bentuk gunung yang simetris. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal. Yaitu distribusi data tersebut tidak condong kekiri ataupun kekanan. Uji normalitas pada multivariate sebenarnya sangat kompleks, karena dilakukan pada seluruh variabel secara bersama-sama. Tetapi uji ini dapat juga dilakukan pada setiap variabel, dengan logika bahwa jika secara bersama-sama variabel-variabel tersebut dapat juga dianggap memenuhi asumsi normalitas. Pengujian normalitas ini dilakukan dengan melihat grafik normal plot. Untuk melihat apakah suatu data mempunyai distribusi normal, maka kriteria pengujiannya, adalah sebagai berikut : 1. Jika angka signifikansi lebih besar dari 0.05 maka data mempunyai distribusi normal. 2. Jika angka signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka data tidak mempunyai distribusi normal. III.8.2. Uji Heteroskedastisitas Uji ini dimaksudkan untuk melihat setiap variabel yang dibatasi oleh nilai tertentu dari variabel bebas konstan, atau sama untuk seluruh obeservasi. Kondisi heteroskedastisitas terjadi bila varians () dari variabel tidak bebas meningkat sebagai akibat meningkatnya varian variabel bebas, maka varian variabel bebas
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 44 adalah tidak sama. Apabila terjadi heterokedastisitas maka penaksir koefisien regresi menjadi tidak efisien. Uji heteroskedastisitas dibutuhkan apabila kesalahan atau residual dari model-model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari suatu observasi ke observasi lain. Gejala heteroskedastisitas dapat diuji dengan menggunakan metode grafik, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang tergambar pada scartterplot, dasar pengambil kesimpulan adalah jika ada pola tertentu yang teratur (bergelombang melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2001). III.8.3. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Multikolinearitas terjadi jika variabel-variabel bebas saling berkorelasi. Hal ini mengubah kesalahan baku pendugaan dan bias menyebabkan kesimpulan yang salah sehubungan dengan penentuan, mana variabel bebas yang mempunyai pengaruh nyata dan yang tidak nyata. Multikolinearitas terjadi apabila nilai korelasi antar variabel independent di dalam koefisien persamaan regresi yang dapat dilihat pada matrik korelasi lebih tinggi dari 0.8. Dengan melihat toleransi variabel dan variance inflation factor (VIF). Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas, adalah : 1. Mempunyai VIF kurang dari angka 5 2. Mempunyai angka tolerance mendekati 1 (Santoso, 2002:357)
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 45 III.9. Model Analisis Data Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda yaitu melihat sejauh mana kekuatan variabel Y sebagai pengaruh dari variabel X, analisis ini dipilih karena : 1. Simultan (F. test) dalam penelitian ini, yaitu : 1. Rasio manajemen aset diduga mempunyai pengaruh nyata terhadap variabel dependen (Harga saham). 2. Rasio profitabilitas diduga mempunyai pengaruh nyata terhadap variabel dependen (Harga saham). 2. Parsial (t. test) dalam penelitian ini diduga seluruh variabel independen inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turn ove , total asset turnover, ROA dan ROE mempunyai pengaruh nyata terhadap variabel dependen Y (Harga saham). Untuk menguji hipotesis digunakan model regresi berganda dengan persamaan sebagai berikut : e Y x b x b x b x b b + + + + + = 4 4 3 3 2 2 1 1 0 e Y x b x b b + + + = 6 6 5 5 0
Keterangan : Y = Harga saham Xl = Perputaran persediaan (Inventory Turnover) X2 = Jangka waktu penagihan (Day Sales Outstansding) X3 = Perputaran Aset Tetap (Fixed Assets Turnover) X4 = Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover)
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 46 X5 = ROA (Return On Assets) X6 = ROE (Return On Equity) .b0 = Intercept Y .b1,b2,b3,b4,b5,b6 = koefisien regresi setiap variabel e = Variabel Epsilon Data diolah menggunakan Statistical Package for Social Science (SPSS) dan pengujian hipotesis menggunakan regresi berganda, dimana akan terlihat pengaruh secara serempak maupun secara parsial dengan analisis sebagai berikut : 1. Uji serempak (Uji F) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu harga saham. Model hipotesis yang digunakan dalam Uji F : 1. Ho : Inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turnover, total asset turnover, secara simultan tidak berpengaruh terhadap harga saham pada Industri Konstruksi di Bursa Efek Indonesia. H1 : Inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turnover, total asset turnover, secara simultan berpengaruh terhadap harga saham pada Industri Konstruksi di Bursa Efek Indonesia. 2. Ho : ROA, ROE secara simultan tidak berpengaruh terhadap harga saham pada Industri Konstruksi di Bursa Efek Indonesia. H1 : ROA, ROE secara simultan berpengaruh terhadap harga saham pada Industri Konstruksi di Bursa Efek Indonesia .
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 47 Pada tingkat kepercayaan Confident Interval 95 % atau = 0,05. Pengujian dilakukan serempak (Uji F). Pada uji ini apabila hasil perhitungan nilai signifikan F lebih kecil dari = 0,05 atau F hitung lebih besar dari F tabel maka kriteria pengambilan keputusannya adalah : 1. Ho (Inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turnover, total asset turnover, secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap harga saham pada Industri Konstruksi Tbk di Bursa Efek Indonesia) di tolak dan H1 (Inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turnover, total asset turnover, secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap harga saham pada Industri Konstruksi Tbk di Bursa Efek Indonesia) diterima. 2. Ho (ROA,ROE secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap harga saham pada Industri Konstruksi Tbk di Bursa Efek Indonesia) di tolak dan H1 (ROA, ROE secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap harga saham pada Industri Konstruksi Tbk di Bursa Efek Indonesia) diterima. Sebaliknya jika signifikan F lebih besar dari = 0,05 atau F hitung lebih kecil dari F tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak. 2. Uji t ( Uji Parsial) Untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh dari variabel terikat Inventory turnover (X1), day sales outstanding (X2), fixed asset turnover (X3), total asset turnover (X4), ROA (X5), dan ROE (X6) terhadap harga saham (Y).
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 48 Model hipotesis yang digunakan dala uji t : 1. Ho : Inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turnover, total asset turnover, secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham pada Industri Konstruksi Tbk di Bursa Efek Indonesia. H1 : Inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turnover, total asset turnover, secara parsial berpengaruh terhadap harga saham pada Industri Konstruksi Tbk di Bursa Efek Indonesia . 2. Ho : ROA, ROE secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham pada Industri Konstruksi Tbk di Bursa Efek Indonesia. H1 : ROA, ROE secara parsial berpengaruh terhadap harga saham pada Industri Konstruksi Tbk di Bursa Efek Indonesia. Pada tingkat kepercayaan Confident Interval 95 % atau = 0,05. Pengujian dilakukan parsial (Uji t). Pada uji ini apabila hasil perhitungan nilai signifikan t lebih kecil dari = 0,05 atau t hitung lebih besar dari t tabel , maka kriteria pengambilan keputusannya adalah : 1. Ho (Inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turnover, total asset turnover, secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap harga saham pada Industri Konstruksi Tbk di Bursa Efek Indonesia) di tolak. H1 (Inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turnover, total asset turnover, secara parsial berpengaruh nyata terhadap harga saham pada Industri Konstruksi Tbk di Bursa Efek Indonesia) diterima.
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 49 2. Ho (ROA,ROE secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap harga saham pada Industri Konstruksi Tbk di Bursa Efek Indonesia) di tolak. H1 (ROA, ROE secara parsial berpengaruh nyata terhadap harga saham pada Industri Konstruksi Tbk di Bursa Efek Indonesia) diterima.
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV.1. Gambaran Umum Perusahaan Konstruksi di Bursa Efek Indonesia Bursa Efek Jakarta mulai beroperasi sejak 10 Agustus 1978 yang ditandai dengan Go Publiknya PT. Semen Cibinong sebagai perusahaan pertama yang tercatat di BEJ. Betindak selaku pengelola pasar bursa adalah Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM). Hal ini berlangsung sampai tahun 1990 dengan keluarnya Keputusan Presiden Nomor : 1548/KMK.01/1990 yang pada intinya merubah status BAPEPAM menjadi badan yang mengawasi serta badan yang membina kegiatan Pasar Modal di Indonesia dan sekaligus mengganti singkatan BAPEPAM menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Dengan perubahan ini pada dasarnya BAPEPAM tidak lagi mengelola kegiatan Bursa Efek Jakarta dan pengelolaanya diserahkan kepada lembaga swasta. Pada April 2006, nilai kapitalisasi pasar modal Indonesia baru mencapai 100 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan Malaysia 195 miliar dolar, Thailand 148 miliar dolar, Singapura 294 miliar dolar, Korea 752 miliar dolar dan Hong Kong 1,213 triliun dolar (www.republika.com). Kondisi ini mengharuskan terjadinya merger dalam tubuh bursa Indonesia, melalui merger diharapkan makin membuka peluang bagi perusahaan untuk terjun ke pasar modal (go public). Dengan meningkatnya potensi yang ada dari sisi supply, yaitu calon emiten dan sisi demand, yaitu investor, kapitalisasi pasar untuk lebih besar sangat terbuka. Tanggal 3 Desember 2007 merupakan hari pertama perdagangan saham dan obligasi serta turunannya dilakukan di bawah bursa baru, Bursa Efek 50 Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 51 Indonesia (BEI), gabungan dari Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya dan merupakan tonggak sejarah baru bagi perkembangan pasar modal Indonesia. Pelaksanaan merger BEJ-BES dapat meningkatkan efesiensi kerja, baik dari segi operasional dan investasi, serta memberikan dampak positif bagi para pelaku pasar modal. Dilihat dari aspek operasional, keuntungan yang didapatkan dari merger adalah penghematan biaya operasional. Sedangkan dari sisi investasi, investor akan lebih mudah untuk melakukan pilihan investasi dalam satu orang. Jumlah Perusahaan Konstruksi yang ada di Bursa Efek Indonesia yang tercatat di Indonesia Market Directory tahun 1998 sampai 2007 sebanyak 13 perusahaan dan dikelompokkan atas perusahaan konstruksi bangunan dan non bangunan yaitu : 1. Perusahaan konstruksi bangunan yang terdiri dari : PT. Citra Marga Nusaphala Persada Tbk, PT. Adhi Karya Tbk PT. Waskita Karya Tbk, PT. Pembangunan Perumahan Tbk, PT. Total Bangun Persada Tbk, PT. Truba Alam Manunggal Engineering Tbk, PT. Wijaya Karya Tbk, PT. Jaya Konstruksi Menggala Tbk, Duta Graha Indah Tbk, PT. Surya Semesta Internusa Tbk. 2. Perusahaan non konstruksi bangunan yaitu terdiri dari : PT. Petrosea Tbk, PT. Bukaka Teknik Utama Tbk dan PT. Harma Henwa Tbk, PT. Indika Energy Tbk. Profil perusahaan konstruksi bangunan dan non bangunan akan diuraikan secara ringkas mencakup tanggal alamat, bisnis usaha, listing, jumlah modal saham pada saat listing, kinerja pencapaian laba, komposisi kepemilikan saham. Profil ini hanya terbatas pada perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu yang
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 52 eksis secara berturut-turut dari tahun 1998 sampai dengan 2007 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu : 1. PTRO-Petrosea Tbk PT. Petrosea Tbk adalah perusahaan multidisiplin yang bergerak di bidang rekayasa, konstruksi dan pertambangan mencatatkan prestasinya di Indonesia sejak tahun 1972. Kantor beralamat di : WISMA ANUGRAHA Lt. 3 - Jl. Taman Kemang No. 32 B Jakarta 12730 INDONESIATelephone : 62 21 - 718 - 3255 Fax. : 62 21 - 718 3266. Petrosea diakui sebagai salah satu kontraktor rekayasa dan konstruksi terkemuka di Indonesia, tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1990 efektif 30 Maret 1990, IPO 16 Mei 1990 nilai saham beredar 42.750.000.000,- Kinerja keuangan PT . Petrosea Tbk mencapai laba bersih tahun 2007 sebesar 37 milyar, mengalami penurunan laba dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 58 milyar. Pemegang saham dan rekan strategis adalah Clough Ltd (ASX: CLO) dengan kepemilikan saham di Petrosea 74,39 persen. 2. SSIA-Surya Semesta Internusa Tbk PT. Surya Semesta Internusa Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta No. 37 tanggal 15 Juni 1971 dengan nama PT. Multi Investments Ltd, beralamat di Jl. H.R. Rasuna Said Kav. X-0, Kuningan, Jakarta. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1971. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama adalah berusaha dalam bidang industri, perdagangan, pembangunan, pertanian, pertambangan dan jasa, termasuk mendirikan
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 53 perusahaan dibidang perindustrian bahan bangunan, real estat, kawasan industri, pengelolaan gedung dan lain-lain. PT. Surya Semesta Internusa Tbk List di BEI 27 Maret 1997 dengan harga perdana saham Rp. 975, Modal dasar Rp. 400 milyar dengan modal disetor sebesar Rp. 369.805.750.000,-. Kinerja keuangan PT. Surya Semesta Internusa mencapai laba bersih tahun 2007 sebesar 21 milyar, mengalami penurunan laba dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 24 milyar. Pemegang saham di perusahaan ini adalah PT. Union Sampoerna 15.00%, Primotex Limited 13 %, PT. Arman Investment Utama 9.00 %, PT. Union Sampoerna 5 %, dan Jyske Bank 5 %. 3. BUKK-Bukaka Teknik Utama Tbk PT. Bukaka Teknik Utama Tbk, beralamat : Gedung Graha Bukaka Lt 5 & 8, Jl. Raya Ps. Minggu No. 17 A Jakarta 12780 Telepon (021) 7944288 Faksmili: (021) 7944287 dan Jl. Raya Bekasi Cibinong. Km 19.5 Cilengsi, dengan Klasifikasi Industri adalah Konstruksi, IPO di Bursa efek Indonesia 09 Januari 1990 dengan harga perdana saham sebesar Rp. 3.200, Modal dasar Rp. 100 milyar dengan modal disetor sebesar Rp. 70.306.000.000.,- Kinerja keuangan PT. Bukaka Teknik Utama Tbk mencapai laba operasi tahun 2007 sebesar 41 milyar, mengalami kenaikkan laba dari tahun 2005 yaitu sebesar 10 milyar. Pemegang Saham PT. Bukaka Teknik Utama Tbk : PT. Bukaka Investindo (38,33%), PT. TAspen (4,79%), Transpac Capital Pte. Ltd (8,26%), Bank IFI (7,12%), YKK Bukaka Teknik Utama (1,31%), Singapore Telecom Int (1,71%),
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 54 PT. Jasa Raharja (0,92%), PT Danareksa (0,67%), M.Yusuf Kalla (0,14%), Fadel Muhammad (0.9 %). IV.2. Deskriptif Data Penelitian Data yang dikumpulkan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk penelitian adalah data dari 1998-2007 yang terdiri atas data mengenai Inventory turnover, day sales outstanding, fixed aset turnover, total aset turnover (Manajemen Aset), ROA dan ROE (Profitabilitas) terhadap harga saham perusahaan. Analisis deskriptif variabel bebas maupun variabel terikat dari 1998 sampai dengan 2007 terlihat pada Tabel. IV.1. berikut :
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 56 Dari Tabel IV.I. Tahun 1998 memperlihatkan nilai rata-rata inventory turnover industri konstruksi sebesar 11.95 kali, Day sales outstanding 95.64 hari, Fixed asset turnover 1.93 kali, Total asset turnover 0.66 kali, ROA 4.07 % dan ROE 1.71 %. Pengelolaan Inventory turnover, day sales outstanding, fixed aset turnover menunjukkan perputaran cukup efektif, total asset turnover dilihat tidak menggambarkan perputaran yang efektif. Selanjutnya ROA lebih efektif dibandingkan dengan ROE saham yang tidak efektif karena mempunyai nilai negatif, yang berarti investor lebih mementingkan keuntungan jangka panjang (deviden) dari keuntungan jangka pendek. Tahun 1999 memperlihatkan nilai rata-rata inventory turnover industri konstruksi sebesar 13.61 kali, Day sales outstanding 79.63 hari, Fixed asset turnover 1.15 kali, Total asset turnover 0.49 kali, ROA 4.32 % dan ROE 7.95 %. Pengelolaan Inventory turnover menunjukkan perputaran efektif , day sales outstanding, fixed aset turnover cukup efektif, Total asset turnover dilihat tidak menggambarkan perputaran yang efektif dibandingkan tahun sebelumnya. Selanjutnya ROA dan ROE saham juga lebih efektif dibandingkan tahun1998. Tahun 2000 memperlihatkan nilai rata-rata inventory turnover industri konstruksi sebesar 10.27 kali, Day sales outstanding 68.59 hari, Fixed asset turnover 1.73 kali, Total asset turnover 0.66 kali, ROA -8.67 % dan ROE -23.9 %. Pengelolaan Inventory turnover, day sales outstanding, fixed aset turnover, pada perusahaan konstruksi di Indonesia cukup efektif, Total asset turnover dilihat tidak menggambarkan perputaran yang efektif. Selanjutnya ROA dan ROE tidak efektif
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 57 dibandingkan dengan tahun 1999 karena keduanya mempunyai nilai negatif. Jadi dalam tahun ini industri konstruksi dilihat menunjukkan kinerja menurun yang ditunjukkan negatifnya nilai profitabilitas. Tahun 2001 memperlihatkan nilai rata-rata inventory turnover industri konstruksi sebesar 16.88 kali, Day sales outstanding 69.85 hari, Fixed asset turnover 1.43 kali, Total asset turnover 0.63 kali, ROA 1.27 % dan ROE -3.31 %. Pengelolaan Inventory turnover, day sales outstanding menunjukkan perputaran efektif , fixed aset turnover cukup efektif, dan total asset turnover dilihat tidak menggambarkan perputaran yang efektif. Selanjutnya ROA lebih efektif dibandingkan dengan ROE saham karena mempunyai nilai negatif yang berarti tingkat pengembalian ekuitas menunjukkan bahwa investor melihat return dalam jangka panjang (deviden). Tahun 2002 memperlihatkan nilai rata-rata inventory turnover industri konstruksi sebesar 13.28 kali, Day sales outstanding 198.81 hari, Fixed asset turnover 3.59 kali, Total asset turnover 0.68 kali, ROA 55.15 % dan ROE -2.37 %. Pengelolaan Inventory turnover menunjukkan perputaran efektif, day sales outstanding menunjukkan perubahan yang tidak baik dan tidak efektif , fixed aset turnover lebih efektif dari tahun sebelumnya, dan total asset turnover dilihat tetap tidak menggambarkan perputaran yang efektif. Selanjutnya ROA menunjukkan peningkatan yang sangat efektif dibandingkan dengan ROE saham karena ROE mempunyai nilai negatif yang berarti tingkat pengembalian ekuitas menunjukkan bahwa investor melihat return dalam jangka panjang (deviden).
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 58 Tahun 2003 memperlihatkan nilai rata-rata inventory turnover industri konstruksi sebesar 17.55 kali, Day sales outstanding 112.35 hari, Fixed asset turnover 4.86 kali, Total asset turnover 0.83 kali, ROA 6.03 % dan ROE -0.74 %. Pengelolaan Inventory turnover menunjukkan peningkatan perputaran efektif, day sales outstanding menurun dari tahun sebelumnya namun tetap menunjukkan efektifitas yang tidak baik, fixed aset turnover lebih efektif dari tahun sebelumnya, dan total asset turnover dilihat tetap tidak menggambarkan perputaran yang efektif. Selanjutnya ROA menunjukkan penurunan yang sangat tidak efektif dibandingkan dengan ROE saham walaupun mempunyai nilai negatif tetap berusaha meningkatkan kinerja yang baik. Tahun 2004 memperlihatkan nilai rata-rata inventory turnover industri konstruksi sebesar 26.92 kali, Day sales outstanding 89.11 hari, Fixed asset turnover 5.97 kali, Total asset turnover 1 kali, ROA -2.12 % dan ROE -3.63 %. Pengelolaan Inventory turnover menunjukkan peningkatan perputaran yang sangat efektif, day sales outstanding menurun dari tahun sebelumnya namun tetap menunjukkan perputaran efektifitas kurang baik, fixed aset turnover menunjukkan kinerja yang baik dan lebih efektif dari tahun sebelumnya, dan total asset turnover menggambarkan perputaran yang efektif. Selanjutnya ROA menunjukkan penurunan yang sangat tidak efektif termasuk ROE. nilai negatif 2004 ini bagi industri konstruksi berarti tingkat pengembalian aset dan ekuitas menunjukkan return yang tidak menguntungkan. Tahun 2005 memperlihatkan nilai rata-rata inventory turnover industri konstruksi sebesar 20.2 kali, Day sales outstanding 102.45 hari, Fixed asset turnover
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 59 4.69 kali, Total asset turnover 0.98 kali, ROA 0.38 % dan ROE 4.8 %. Pengelolaan Inventory turnover menunjukkan peningkatan perputaran sangat efektif, day sales outstanding meningkat dari tahun sebelumnya menunjukkan perputaran efektifitas yang kurang baik , fixed aset turnover menunjukkan kinerja menurun tahun sebelumnya, dan total asset turnover menggambarkan perputaran yang efektif walaupun mengalami penurunan efektifitas. Selanjutnya ROA menunjukkan peningkatan yang efektif termasuk ROE. Tahun 2006 memperlihatkan nilai rata-rata inventory turnover industri konstruksi sebesar 20.2 kali, Day sales outstanding 71.54 hari, Fixed asset turnover 4.4 kali, Total asset turnover 0.56 kali, ROA 3.5 %dan ROE 4.08 %. Pengelolaan Inventory turnover, day sales outstanding, fixed aset turnover, total asset turnover menunjukkan penurunan perputaran dari tahun 2005. Selanjutnya ROA dan ROE menunjukkan peningkatan yang sangat efektif. Tahun 2007 memperlihatkan nilai rata-rata inventory turnover industri konstruksi sebesar 7.94 kali, Day sales outstanding 145 hari, Fixed asset turnover 3.99 kali, Total asset turnover 0.7 kali, ROA 6.42 % dan ROE 9.19 %. Pengelolaan Inventory turnover, day sales outstanding menunjukkan perputaran yang tidak efektif, fixed aset turnover, total asset turnover menunjukkan peningkatan perputaran dari tahun 2006. Selanjutnya ROA dan ROE menunjukkan peningkatan yang sangat efektif dengan pencapaian profitabilitas tertinggi dari tahun sebelumnya. Dari Tabel IV.1 dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata inventory turnover terbesar pada tahun 2004 yaitu 26.92 kali. Hal ini berarti pada tahun 2004
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 60 kondisi penjualan perusahaan sampel dibandingkan persediaan mencapai nilai terbaik. Inventory Turnover tertinggi selama tahun pengamatan adalah emiten PT. Petrosea Tbk, yaitu pada tahun 2006 sebesar 37.88 kali dan terendah adalah emiten PT. Bukaka Teknik Utama Tbk. Sedangkan nilai standar deviasi terbesar adalah pada tahun 2006 dengan nilai 19.19. Hal ini berarti tahun 2006 nilai Inventory perusahaan sampel bervariasi dari nilai terendah hingga tertinggi sebesar 26.92, dimana kondisi ini sekaligus menunjukkan bahwa kondisi Inventory perusahaan sampel berfluktuasi dengan rata-rata jarak antara perusahaan dengan rasio inventory turnover tertinggi dan positif cukup jauh, dengan rata-rata jarak antara perusahaan dengan rasio inventory turnover sangat rendah. Dari Tabel IV.1 dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata day sales outstanding terbesar pada tahun 2002 yaitu 198.81 kali. Hal ini berarti pada tahun 2002 kondisi piutang tertagih perusahaan sampel dibandingkan penjualan mencapai nilai terbaik. Day sales outstanding tertinggi selama tahun pengamatan adalah emiten PT. Bukaka Teknik Utama Tbk, yaitu pada tahun 2002 sebesar 384.56 kali dan juga terendah. Sedangkan nilai standar deviasi terbesar adalah pada tahun 2002 dengan nilai 162.91. Hal ini berarti tahun 2002 nilai day sales outstanding perusahaan sampel bervariasi dari nilai terendah hingga tertinggi sebesar 384.56, dimana kondisi ini sekaligus menunjukkan bahwa kondisi day sales outstanding perusahaan sampel berfluktuasi dengan rata-rata jarak antara perusahaan dengan rasio day sales outstanding tertinggi dan positif cukup jauh, dengan rata-rata jarak antara perusahaan dengan rasio day sales outstanding sangat rendah.
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 61 Dari Tabel IV.1 dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata fixed asset turnover terbesar pada tahun 2004 yaitu 5.97 kali. Hal ini berarti pada tahun 2004 kondisi penjualan perusahaan sampel dibandingkan fixed asset mencapai nilai terbaik. Fixed asset turnover tertinggi selama tahun pengamatan adalah emiten PT. Bukaka Teknik Utama Tbk, yaitu pada tahun 2004 sebesar 7.52 kali dan juga terendah. Sedangkan nilai standar deviasi terbesar adalah pada tahun 2006 dengan nilai 5.66. Hal ini berarti tahun 2006 nilai fixed asset turnover perusahaan sampel bervariasi dari nilai terendah hingga tertinggi sebesar 7.52, dimana kondisi ini sekaligus menunjukkan bahwa kondisi fixed asset turnover perusahaan sampel berfluktuasi dengan rata-rata jarak antara perusahaan dengan rasio fixed asset turnover tertinggi dan positif cukup jauh, dengan rata-rata jarak antara perusahaan dengan rasio fixed asset turnover sangat rendah. Dari Tabel IV.1 dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata Total asset turnover terbesar pada tahun 2004 yaitu 1 kali. Hal ini berarti pada tahun 2004 kondisi penjualan perusahaan sampel dibandingkan total asset mencapai nilai terbaik. Total asset turnover tertinggi selama tahun pengamatan adalah emiten PT. Petrosea Tbk, yaitu pada tahun 1998 sebesar 1.55 kali dan terendah pada PT. Bukaka Teknik Utama. Sedangkan nilai standar deviasi terbesar adalah pada tahun 1998 dengan nilai 0.77. Hal ini berarti tahun 1998 nilai total asset turnover perusahaan sampel bervariasi dari nilai terendah hingga tertinggi sebesar 1.55, dimana kondisi ini sekaligus menunjukkan bahwa kondisi total asset turnover perusahaan sampel berfluktuasi dengan rata-rata jarak antara perusahaan dengan rasio total asset
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 62 turnover tertinggi dan positif cukup jauh, dengan rata-rata jarak antara perusahaan dengan rasio total asset turnover sangat rendah. Dari Tabel IV.1 dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata ROA terbesar pada tahun 2002 yaitu 55.15 % Hal ini berarti pada tahun 2002 kondisi laba perusahaan sampel dibandingkan total asset mencapai nilai terbaik. Nilai ROA tertinggi selama tahun pengamatan adalah emiten PT. Bukaka Teknik Utama Tbk, yaitu pada tahun 2002 sebesar 156.56 %dan juga terendah. Sedangkan nilai standar deviasi terbesar adalah pada tahun 2002 dengan nilai 87.82. Hal ini berarti tahun 2002 nilai ROA perusahaan sampel bervariasi dari nilai terendah hingga tertinggi sebesar 156.56 % dimana kondisi ini sekaligus menunjukkan bahwa kondisi ROA perusahaan sampel berfluktuasi dengan rata-rata jarak antara perusahaan dengan rasio ROA tertinggi dan positif cukup jauh, dengan rata-rata jarak antara perusahaan dengan rasio ROA sangat rendah. Dari Tabel IV.1 dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata ROE terbesar pada tahun 2007 yaitu 9.19 % Hal ini berarti pada tahun 2007 kondisi laba perusahaan sampel dibandingkan equity mencapai nilai terbaik. Nilai ROE tertinggi selama tahun pengamatan adalah emiten PT. Petrosea Tbk, yaitu pada tahun 1998 sebesar 44.27 % dan terendah pada PT. Bukaka Teknik Utama Tbk. Sedangkan nilai standar deviasi terbesar adalah pada tahun 1998 dengan nilai 41.56. Hal ini berarti tahun 1998 nilai ROE perusahaan sampel bervariasi dari nilai terendah hingga tertinggi sebesar 44.27 % dimana kondisi ini sekaligus menunjukkan bahwa kondisi ROE perusahaan sampel berfluktuasi dengan rata-rata jarak antara perusahaan dengan
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 63 rasio ROE tertinggi dan positif cukup jauh, dengan rata-rata jarak antara perusahaan dengan rasio ROE sangat rendah. Dari Tabel IV.1 dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata Harga Saham terbesar pada tahun 2005 yaitu Rp. 7000. Hal ini berarti pada tahun 2005, kondisi rata-rata tingkat Harga Saham perusahaan sampel rasionya paling besar. Sedangkan nilai standar deviasi terbesar juga pada tahun 2005 yaitu sebesar Rp. 3860. Hal ini berarti pada tahun 2005 nilai harga saham semua perusahaan sampel paling bervariasi dengan Harga Saham terbesar Rp. 7000 yaitu Harga Saham emiten PT. Petrosea Tbk, dan terkecil PT. Bukaka Teknik Utama Tbk. Kondisi ini sekaligus menunjukkan bahwa kondisi Harga Saham perusahaan sampel berfluktuasi dengan rata-rata jarak antara perusahaan dengan Harga Saham tertinggi dengan rata-rata jarak antara perusahaan dengan Harga Saham sangat rendah. Analisis deskriptif semua variabel baik variabel bebas maupun variabel terikat terlihat pada Tabel IV.2 dan IV.3 sebagai berikut : Tabel IV.2 Deskriptif Variabel Hipotesis I
Descripti ve Statistics 30 .00 7000.00 41167.00 1372.2333 1925.20621 30 .00 37.89 478.13 15.9377 12.79770 30 .00 384.56 3097.30 103.2433 70.49366 30 .00 10.78 99.48 3.3160 2.52777 30 .00 1.55 21.58 .7193 .45593 30 Harga Saham Inventory Turnover Day Sales Outstanding Fixed Asset Turnover Total Asset Turnover Valid N (listwise) N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (lampiran 1)
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 64 Tabel IV.3 Deskriptif Variabel Hipotesis II
Descriptive Statistics 30 .00 7000.00 41167.00 1372.2333 1925.20621 30 -22.66 156.56 210.80 7.0267 30.09775 30 -48.10 44.27 -28.92 -.9640 19.89943 30 Harga Saham ROA ROE Valid N (listwise) N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (lampiran 5) Kedua Tabel IV.2 dan IV.3 diatas menunjukkan bahwa dari 30 sampel yang memenuhi kriteria memperlihatkan nilai ratarata Inventory turnover sebesar 15.9 kali, Day sales outstanding 103 hari, Fixed asset turnover 3.31 kali, Total asset turnover 0.72 kali, ROA 7.03 % dan ROE 0.96 %. Angka ratarata diatas secara umum menunjukkan bahwa dalam pengelolaan Manajemen Aset pada perusahaan konstruksi di Indonesia cukup efektif. Namun tingkat profitabilitas tidak efektif.
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
65 IV.3. Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis I IV.3.1. Uji Normalitas 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E x p e c t e d
C u m
P r o b Dependent Variable: Harga Saham Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Uji normalitas dihasilkan sebagai berikut :
Gambar IV.1 : Normal P-P Plot Of Regression Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (Lampiran 3) Dari pola grafik diatas dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan menunjukkan indikasi mendekati normal. Dasar pengambilan keputusan ini didasari oleh pendapat (Santoso, 2001). Yaitu : 1. Dengan penyebaran data pada sekitar garis diagonal dan mengikuti garis arah diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Dengan penyebaran data yang jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas. IV.3.2. Uji Heteroskedastisitas Gejala heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan metode grafik, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang tergambar pada scartterplot, dasar pengambil kesimpulan adalah jika ada pola tertentu yang teratur (bergelombang Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
66 melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heterokedastisitas (Santoso, 2001). Hasil pengujian heteroskedastisitas penelitian ini dengan cara mengamati pola yang terdapat pada scatter plot, dapat dilihat pada Gambar 4.2 dibawah ini : 2 1 0 -1 Regression Standard
Dependent Variable: Harga Saham Scatterplot
6 4 2 0 -2
R e g r e s s i o n
S t u d e n t i z e d
D e l e t e d ( P r e s s )
R e s i d u a l
ized Predicted Value Gambar IV.2 : Scatterplot of Regression standarrdized Predicted Value Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (Lampiran 4) Dari hasil penelitian yang dilakukan memperlihatkan sebaran data yang ada di sekitar titik nol, serta tidak tampak adanya suatu pola tertentu pada sebaran data tersebut. Maka dapat dikatakan model regresi memenuhi syarat untuk melihat pengaruh terhadap Harga Saham. IV.3.3. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas terjadi apabila nilai korelasi antar variabel independent di dalam koefisien persamaan regresi yang dapat dilihat pada matrik korelasi lebih Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 67 tinggi dari 0.8. Dengan melihat toleransi variabel dan variance inflation factor (VIF). Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah : 1. Mempunyai VIF kurang dari angka 5 2. Mempunyai angka tolerance mendekati 1 ( Santoso, 2002:357) Hasil pengujian multikolinearitas data, dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel IV.4 dibawah ini : Tabel IV.4 Uji Multikolinearitas
Coefficients a 1.926 728.637 .003 .998 77.824 32.723 .517 2.378 .025 .537 1.863 3.622 4.418 .133 .820 .420 .971 1.030 -240.642 142.635 -.316 -1.687 .104 .724 1.381 770.151 986.510 .182 .781 .442 .465 2.149 (Constant) Inventory Turnover Day Sales Outstandin g Fixed Asset Turnover Total Asset Turnover Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Varia a. ble: Harga Saham
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (Lampiran 2) Dari hasil analisis dan pengujian terhadap ketiga variabel bebas dari manajemen aset terlihat bahwa antara Inventory turnover, Daysales outstanding ,Fixed asset turnover, Total asset turnover lebih kecil dari 5 dan angka tolerance mendekati 1 yang menyatakan tidak terdapat gejala multikolinearitas. IV.4. Pengujian Hipotesis I Analisis ini menggunakan data 3 (tiga) perusahan industri konstruksi terbuka di Bursa Efek Indonesia. Hasil regresi data dengan SPSS adalah sebagai berikut :
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 68 Tabel IV.5 Hasil Regressi Hipotesis I
Coefficients a 1.926 728.637 .003 .998 77.824 32.723 .517 2.378 .025 .537 1.863 3.622 4.418 .133 .820 .420 .971 1.030 -240.642 142.635 -.316 -1.687 .104 .724 1.381 770.151 986.510 .182 .781 .442 .465 2.149 (Constant) Inventory Turnover Day Sales Outstanding Fixed Asset Turnover Total Asset Turnover Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics a. Dependent Variable: Harga Saham Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (Lampiran 2) Sehingga diperoleh persamaan regresinya : Y = 1.926 + 77.824 X1 + 3.622 X2 - 240.642 X3 + 770.151 X4 Dari persamaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ratarata Harga Saham akan naik sebesar 77.824 jika Inventory turnover dinaikkan sebesar 1 kali, ratarata Harga Saham akan naik sebesar 3.622 jika Day sales outstanding dinaikkan sebesar 1 hari, rata rata Harga Saham akan turun sebesar 240.642 jika Fixed asset turnover dinaikkan sebesar 1 kali (nilai negatif menunjukkan bahwa fixed asset turnover merupakan variabel yang mempunyai biaya operasi yang tinggi dan produktif disetiap operasinya, hal ini mempunyai pengaruh yang terbalik terhadap harga saham konstruksi), ratarata Harga Saham akan naik sebesar 770.151 jika Total asset turnover dinaikkan sebesar 1 kali. IV.4.1. Uji serempak ( Uji F ) Hipotesis pertama Manajemen Aset diajukan adalah sebagai berikut: Ho : Inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turnover, total asset turnover, secara simultan tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 69 H1 : Inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turnover, total asset turnover, secara simultan berpengaruh terhadap harga saham. Pengujian hipotesis pertama secara simultan (uji F) ini dengan mengunakan derajat signifikansi 5 %. Secara simultan Manajemen Aset memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga saham dapat dilihat pada Tabel IV.6 berikut : Tabel IV.6 Uji F ( F test)
ANOVA b 39241630 4 9810407.469 3.594 .019 a 68244519 25 2729780.780 1E+008 29 Regression Residual Total Model 1 Sum of Squares df Mean Square F Sig. Predictors: (Constant), Total Asset Turnover, Day Sales Outstanding, Fixed Asset Turnover, Inventory Turnover a. Dependent Variable: Harga Saham b.
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (lampiran 2) Dari tabel IV.6 diperlihatkan bahwa : nilai F hitung sebesar 3.594 dengan signifikansi 0.019 (berarti nilai signifikan F hitung (3.594) lebih kecil dari 0,05 pada tingkat kepercayaan Confident Interval 95 % atau 0,05). Dan F tabel pada tingkat kepercayaan Confident Interval 95 % adalah 2,76. Hal ini berarti juga bahwa F hitung > F tabel (3.594 > 2,76) atau (pengujian dilakukan serempak (Uji F) menunjukkan nilai signifikan F lebih kecil dari = 0,05). Yang berarti variabel Inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turnover, total asset turnover secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham industri konstruksi di Bursa Efek Indonesia. Maka hipotesis Ho (Inventory turnover, day
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 70 sales outstanding, fixed asset turnover, total asset turnover, secara simultan tidak berpengaruh nyata terhadap harga saham pada Industri Konstruksi Tbk di Bursa Efek Indonesia) di tolak, dan Hipotesis Alternatif H1 (Inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turnover, total asset turnover, secara simultan berpengaruh nyata terhadap harga saham pada Industri Kontsruksi Tbk di Bursa Efek Indonesia) diterima. Nilai signifikansi (0,019) lebih besar dari = 5%, hal ini berarti variabel Manajemen Aset memiliki pengaruh yang significant terhadap harga saham. Makna significant menunjukan bahwa Manajemen Aset yang terdiri dari Inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turnover, total asset turnover menunjukkan berpengaruh nyata terhadap Harga Saham Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. Koefisien Determinasi. Untuk menentukan kelayakan suatu model regresi, dilihat dari nilai R Square. Besarnya koefisien determinasi (R) dan korelasi (R) hipotesis dapat diketahui dengan melihat pada Tabel IV.7 berikut : Tabel IV.7 Koefisien Determinasi
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (lampiran 1) Model Summary b .604 a .365 .263 1652.20482 .933 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Predictors: (Constant), Total Asset Turnover, Day Sales Outstanding, Fixed Asset Turnover, Inventory Turnover a. Dependent Variable: Harga Saham b.
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 71 Dari Tabel IV.7 diatas dapat dilihat bahwa adjusted R-square adalah sebesar 0,263 atau R square (R) sebesar 0.365. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel independen yang terdiri dari Inventory turnover (X1), day sales outstanding (X2), fixed asset turnover (X3), total asset turnover (X4) menunjukkan kemampuan variasi menjelaskan 26.3 % atau 36.5 % terhadap variabel dependen Harga Saham. Sedangkan sisanya 73.7 % atau 63.5 % merupakan pengaruh dari variabel-variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam analisis ini, dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti misalnya kebijakan deviden, besaran perusahaan, resiko bisnis, operating leverage dan lain sebagainya. IV.4.2. Uji secara parsial ( Uji t) Pengujian hubungan antara variabel-variabel independen X terhadap Y dapat terlihat dalam Tabel IV.8 sebagai berikut : Tabel IV.8 Uji t (t test)
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (lampiran 2) Coefficie ts n a 1.926 .003 .998 77.824 .517 2.378 .025 .537 1.863 3.622 4.418 .133 .820 .420 .971 1.030 -240.642 142.635 -.316 -1.687 .104 .724 1.381 770.151 986.510 .182 .781 .442 .465 2.149 (Constant) Inventory Turnover Day Sales Outstanding Fixed Asset Turnover Total Asset Turnover Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent V a. ariable: Harga Saham 32.723 728.637 Dari Tabel IV.8 diatas diketahui secara parsial X1 berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham, sedangkan X2, X3, dan X4 memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap Harga Saham dengan penjelasan sebagai berikut :
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 72 Pengaruh Inventory turnover (X1) terhadap harga saham (Y), yaitu diperoleh pengaruh t positif dan signifikan secara parsial terhadap harga saham. Nilai t hitung sebesar 2.378 dengan tingkat signifikan sebesar 0,025 dimana tingkat signifikan t lebih kecil dari = 0.05. Hal ini berarti bahwa inventory turnover mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham yang kesimpulannya adalah : tolak Ho. Tanda positif menunjukkan bahwa inventory turnover mempunyai arah yang searah dengan harga saham yang berarti besar kecilnya rasio inventory turnover berpengaruh pada besar kecilnya harga saham. Hasil Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Radhiatun Mardiah (2006) yaitu Inventory turnover sebagai indikator Manajemen aset mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada Industri Manufaktur di BEJ pada tahun 2002-2004. Secara teoritis inventory tunover yang tinggi bagi perusahaan menunjukkan efisiensi pengelolaan persediaan yang baik sehingga mempunyai kecenderungan untuk meningkatkan harga jual yang tercermin pada harga sahamnya atau sebaliknya akan menekan profitabilitas. Kesimpulan secara parsial inventory turnover berpengaruh nyata dan signifikan terhadap harga saham dapat diterima atau tolak Ho. Pengaruh Day Sales Outstanding (X2) terhadap harga saham (Y) diperoleh hasil t positif dan tidak signifikan secara parsial terhadap harga saham. Yang ditunjukkan oleh nilai t sebesar 0.820 dengan tingkat signifikan sebesar 0.420 dimana signifikan t lebih besar dari = 0.05. Hal ini berarti bahwa day sales outstanding tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham yang kesimpulannya adalah : terima Ho. Tanda positif menunjukkan bahwa day sales
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 73 outstanding mempunyai arah yang searah dengan harga saham, yang berarti tinggi rendahnya periode penagihan piutang secara tidak langsung mempengaruhi turun naiknya harga saham. Hal ini jika dilihat dari pelaksanaan proyek yang dijalankan industri konstruksi dengan cara tender atau penandatanganan kontrak dimana nilai proyek sudah diketahui pada awal pelaksanaan operasional dan pengucuran dana sesuai dengan realisasi biaya perolehan proyek konstruksi hingga selesai. Dilihat dari perkembangan harga saham yang mengalami kenaikkan secara komulatif, keadaan ini menunjukkan bahwa tidak kuatnya interaksi antara day sales out standing dengan harga saham. Secara teoritis bahwa kemampuan perusahaan mengelola keefektifan manajemen aset menunjukkan prestasi perusahaan dalam mencapai profitabilitas, yang terlihat dari kenaikkan harga saham disetiap periodenya dengan terserapnya dana perusahaan dari penjualan dalam bentuk piutang usaha, dan kemampuan perusahaan mengendalikan operasional hingga diterimanya kas atas piutang tersebut dan untuk kemudian baru dapat digunakan selanjutnya sebagai investasi dalam aset produktif. Hasil Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Radhiatun Mardiah (2006) yaitu Daysales outstanding sebagai indikator Manajemen aset mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada Industri Manufaktur di BEJ pada tahun 2002-2004. Kesimpulannya adalah day sales outstanding tidak berpengaruh nyata dan signifikan terhadap saham atau terima Ho. Pengaruh Fixed Assets turnover (X3) terhadap harga saham (Y) diperoleh hasil bahwa Fixed Assets Turnover mempunyai t negatif dan tidak signifikan secara parsial terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan dari nilai t hitung sebesar 1.687 dan
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 74 tingkat signifikan sebesar 0.104, dimana signifikan t lebih besar dari = 0.05. Hal ini berarti Fixed asset turnover tidak mempunyai pengaruh yang nyata dan signifikan terhadap harga saham atau kesimpulannya adalah Ho diterima. Dilihat dari klasifikasi industri konstruksi dalam penelitian ini, secara umum aktiva tetap yang dioperasikan perusahaan adalah dengan sistem leasing atau sewa guna, sehubungan dengan proyek-proyek konstruksi tersebar disemua wilayah baik dalam dan luar juga darat dan lautan sehingga alokasi untuk aset lebih memerlukan biaya operasional tinggi. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan radiatun Mardiah yang menyatakan bahwa Fixed assets turnover sebagai indikator dari Manajemen Aset mempunyai pengaruh terhadap harga saham di industri manufaktur BEJ. Secara teoritis perusahaan industri pengelolaannya mengharapkan profitabilitas yang lebih mengandalkan aset tetap dari pada aset lancar, karena perusahaan industri konstruksi sebagai perusahaan jasa, dana yang paling banyak terserap terbesar berasal dari aset tetap, oleh karena itu pengaruh negatif rasio fixed asset turnover menunjukkan belum optimalnya kinerja perusahaan dalam mengelola aset sumberdayanya, untuk peningkatan harga saham konstruksi tahun 1998-2007. Kesimpulannya adalah fixed asset turnover tidak berpengaruh nyata dan signifikan terhadap saham atau terima Ho. Pengaruh Total Assets turnover (X4) terhadap harga saham (Y) mempunyai pengaruh t positif dan tidak signifikan secara parsial terhadap harga saham yang ditunjukkan oleh nilai t sebesar 0.781 dengan signifikan t sebesar 0.442, dimana signifikan t lebih besar dari = 0.05. Hal ini berarti Total asset turnover tidak
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
75 berpengaruh nyata dan signifikan terhadap harga saham. Jadi kesimpulannya Ho diterima. Hasil peneltian ini tidak sesuai dengan penelitian Radhiatun Mardiah yang menyatakan bahwa Total aset turnover berpengaruh terhadap harga saham. Secara teori menyebutkan manajemen aset yang sehat tentu meningkatkan penjualan yang menguntungkan dengan meningkatnya harga saham perusahaan. IV.5. Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis II IV.5.1. Uji Normalitas 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E x p e c t e d
C u m
P r o b Dependent Variable: Harga Saham Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Uji normalitas yang dihasilkan melalui spss adalah sebagai berikut :
Gambar IV.3 : Normal P-P Plot Of Regression Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (Lampiran7) Dengan penyebaran data pada sekitar garis diagonal dan mengikuti garis arah diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Dari pola grafik diatas dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan menunjukkan indikasi mendekati Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
76 normal. Dasar pengambilan keputusan ini didasari oleh pendapat (Santoso, 2001). Yaitu : 1. Dengan penyebaran data pada sekitar garis diagonal dan mengikuti garis arah diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Dengan penyebaran data yang jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas. IV.5.2. Uji Heteroskedastisitas Gejala heteroskedastisitas dapat diuji dengan menggunakan metode grafik, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang tergambar pada scartterplot, dasar pengambil kesimpulan adalah jika ada pola tertentu yang teratur (bergelombang melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2001). 3 2 1 0 -1 -2 -3 Regression Standardized Predicted Value 4 3 2 1 0 -1 -2 R e g r e s s i o n
S t u d e n t i z e d
D e l e t e d ( P r e s s )
R e s i d u a l Dependent Variable: Harga Saham Scatterplot Uji heteroskedastisitas yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
Gambar IV.4 : Scatterplot of Regression standarrdized Predicted Value Sumber Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (Lampiran 7) Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 77 Dari hasil penelitian yang dilakukan memperlihatkan sebaran data yang ada di sekitar titik nol, serta tidak tampak adanya suatu pola tertentu pada sebaran data tersebut. Maka dapat dikatakan model regresi memenuhi syarat untuk memprediksi Harga Saham. IV.5.3. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas terjadi apabila nilai korelasi antar variabel independent di dalam koefisien persamaan regresi yang dapat dilihat pada matrik korelasi lebih tinggi dari 0.8. Dengan melihat toleransi variabel dan variance inflation factor (VIF). Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah : 1. Mempunyai VIF kurang dari angka 5 2. Mempunyai angka tolerance mendekati 1 ( Santoso, 2002:357) Tabel IV.9 Uji Mulkolinearitas
Coefficients a 1389.658 335.368 4.144 .000 3.395 11.015 .053 .308 .760 .999 1.001 42.821 16.659 .443 2.570 .016 .999 1.001 (Constant) ROA ROE Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent V a. ariable: Harga Saham Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (Lampiran 6) Dari Tabel IV.9 hasil analisis dan pengujian terhadap kedua variabel bebas menunjukkan bahwa antara ROA dan ROE lebih kecil dari 5 dan angka tolerance mendekati 1 yang menyatakan tidak terdapat gejala multikolinearitas.
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 78 IV.6. Pengujian Hipotesis II Analisis ini menggunakan data 3 (tiga) perusahaan industri konstruksi terbuka di Bursa Efek Indonesia. Hasil regresi data dengan SPSS adalah sebagai berikut : Tabel IV.10 Hasil Regresi Hipotesis II
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (Lampiran 2) Coefficients a 1389.658 335.368 4.144 .000 3.395 11.015 .053 .308 .760 .999 1.001 42.821 16.659 .443 2.570 .016 .999 1.001 (Constant) ROA ROE Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: Harga Saham a. Sehingga diperoleh persamaan regresinya : Y = 1389.658 + 3.395 ROA + 42.821 ROE Dari persamaan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa rata rata Harga Saham akan naik sebesar 3.395 jika ROA dinaikkan sebesar 1 persen, rata rata Harga Saham akan naik sebesar 42.821 jika ROE dinaikkan sebesar 1 persen. IV.6.1. Uji serempak ( Uji F ) Hipotesis kedua Profitabilitas diajukan adalah sebagai berikut: Ho : ROA, ROE secara simultan tidak berpengaruh terhadap harga saham pada Industri Konstruksi pada Bursa Efek Indonesia. H1 : ROA, ROE secara simultan berpengaruh terhadap harga saham pada Industri Konstruksi pada Bursa Efek Indonesia. Pengujian hipotesis kedua secara simultan (uji F) ini dengan mengunakan derajat signifikansi 5 %, dapat dilihat pada Tabel V.11 berikut :
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 79 Tabel IV.11 Uji F (F test)
ANOVA b 21501966 2 10750983.12 3.376 .049 a 85984183 27 3184599.375 1E+008 29 Regression Residual Total Model 1 Sum of Squares df Mean Square F Sig. Predictors: (Constant), ROE, ROA a. ependent Variable: Harga Saham b. Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (lampiran 2) Dari Tabel IV. 11 diatas menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar (3.376) > dari F tabel sebesar (3.35) dengan nilai signifikan sebesar 0,049. Nilai F hitung sebesar 3.376 dengan signifikansi 0.049 ( berarti nilai signifikan F hitung (3.376) lebih kecil dari 0,05 pada tingkat kepercayaan Confident Interval 95 % atau = 0,05). Dan F tabel pada tingkat kepercayaan Confident Interval 95 % adalah 3.35. Hal ini berarti F hitung > F tabel (3.376 > 3.35) atau (pengujian yang dilakukan serempak (Uji F) menunjukkan nilai signifikan F lebih kecil dari = 0,05). Hal ini berarti variabel ROA dan ROE secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham industri konstruksi di Bursa Efek Indonesia. Maka hipotesis Ho (ROA, ROE, secara simultan tidak berpengaruh nyata terhadap harga saham pada Industri Konstruksi Tbk di Bursa Efek Indonesia) di tolak, dan Hipotesis Alternatif H1 (ROA, ROE, secara simultan berpengaruh nyata terhadap harga saham pada Industri Kontsruksi Tbk di Bursa Efek Indonesia) diterima. Nilai signifikansi (0,049) lebih besar dari = 5%, hal ini berarti variabel Profitabilitas memiliki pengaruh yang significant terhadap harga saham.
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 80 Makna significant menunjukan bahwa Profitabilitas yang terdiri dari ROA, ROE menunjukan berpengaruh nyata terhadap Harga Saham Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. Koefisien Determinasi Untuk menentukan kelayakan suatu model regresi, dilihat dari nilai R Square. Besarnya koefisien determinasi (R) dan korelasi (R) hipotesis dapat diketahui dengan melihat pada Tabel IV.12 berikut : Tabel IV.12 Koefisien Determinasi
Model Summary b .447 a .200 .141 1784.54458 .767 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Predictors: (Constant), ROE, ROA a. Dependent Variable: Harga Saham b. Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (Lampiran 1) Dari Tabel IV.12. diatas dapat dilihat bahwa adjusted R-square adalah sebesar 0,141 dan R square (R) sebesar 0.200. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel independent yang terdiri dari ROA, ROE menunjukkan kemampuan variasi menjelaskan 14.1 % atau 20 % terhadap variabel dependent Harga Saham. Sedangkan sisanya 85.9 % atau 80 % merupakan pengaruh dari variabel-variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam analisis ini.
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 81 IV.6.2. Uji Parsial (Uji t) Pengujian hubungan antara variabel-variabel independen X terhadap Y dapat terlihat dalam Tabel IV.13 sebagai berikut : Tabel IV.13 Uji t (t test) Coefficients a
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)dengan menggunakan SPSS 13.0 (Lampiran 6) Dari Tabel IV.13 diatas diketahui secara parsial X5 tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sedangkan X6 berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham dengan penjelasan sebagai berikut : Pengaruh Return on Assets (X5) terhadap harga saham (Y) sebagai variabel bebas mempunyai pengaruh t positif dan tidak signifikan secara parsial terhadap harga saham (Y). Hal ini ditunjukkan dengan t hitung sebesar 0,308 dan tingkat signifikan 0,760 lebih besar dari 0,05 yang kesimpulannya terima Ho. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Husada (2004), Pranoto (2003), Wathi (2006) yang menyatakan bahwa ROA mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham pada industri properti di BEJ periode 2001-2003, industri manufaktur di BEJ periode 2000-2002 dan konstruksi di BES periode 2003-2005. Secara teoritis ROA adalah indikator perusahaan dalam menganalisis pencapaian laba atas total aset setelah biaya modal. Semakin tinggi ROA menujukkan kinerja yang baik bagi 1389.658 335.368 4.144 .000 3.395 11.015 .053 .308 .760 .999 1.001 42.821 16.659 .443 2.570 .016 .999 1.001 (Constant) ROA ROE Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: Harga Saham a.
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 82 perusahaan sehingga dapat meningkatkan return (saham). Perbedaan hasil penelitian dengan teori dapat dilihat dari tingkat laba yang dicapai perusahaan konstruksi dalam penelitian ini rendah antara periode 1998-2003, hal ini dipicu oleh baru bangkitnya industri konstruksi setelah reformasi ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997, yang berimbas pada tersendatnya kemampuan industri konstruksi dalam mencapai laba setelah masa reformasi tersebut dan tingginya biaya bunga yang menyebabkan laba bersih relatif rendah atau minus. Jadi kesimpulannya bahwa ROA tidak berpengaruh nyata dan signifikan terhadap harga saham yang menunjukkan bahwa investor masih melihat keuntungan dalam jangka pendek atas investasi yang ditanamkan. Pengaruh Return on Equity (X6) terhadap harga saham (Y) mempunyai pengaruh t positif dan signifikan secara parsial terhadap harga saham (Y). Hal ini ditunjukkan dari nilai t hitung sebesar 2.570 dengan tingkat signifikan sebesar 0,016 yang kesimpulannya adalah Ho ditolak. Koefisien regresi ROE mempunyai tanda positif yaitu sebesar 42.821. Hal ini berarti apabila koefisien variabel lain tetap maka naik turunnya rasio ROE akan berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini juga menunjukkan investor lebih melihat keuntungan jangka pendek daripada keutungan jangka panjang. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Mardiah (2006), Husada (2004), Pranoto (2003) namun tidak sesuai dengan Wathi yang menyatakan bahwa ROE tidak berpengaruh terhadap harga saham manufaktur di BEJ. Secara teoritis ROE adalah tehnik menganalisis profitabilitas yang secara eksplisit dan menganalisis profitabilitas bagi pemilik saham. Sejalan dengan teori Modigliani dan Miller yang
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 83 menyatakan bahwa dalam sebuah pasar modal sempurna keputusan keuangan perusahaan tidak menjadi relevan lagi, dengan kata lain pengunaan sumber pembiayaan tidak dipengaruhi oleh cost of capital yang pada akhirnya tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil analisis data dan uji hipotesis penelitian dari rumusan masalah serta pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan hasil penelitian ini adalah : 1. Hasil Pengujian Hipotesis I dan II secara Simultan, yaitu a. Inventory turnover, day sales outstanding, fixed assets turnover, total assets turnover (Manajemen Aset) mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham pada industri konstruksi di Bursa Efek Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh nilai F hitung > dari F tabel dengan tingkat signifikan sebesar 0,019. Nilai signifikansi sebesar 0,019 lebih besar dari taraf nyata = 0,05, artinya Pada tingkat kepercayaan Confident Interval 95 % atau = 0,05. (F hitung lebih besar dari F tabel yaitu F hitung 3.594 > F tabel 2.76). Dilihat dari nilai R-square (R) Manajemen Aset sebesar 0,365 menunjukkan bahwa kemampuan varias menjelaskan variabel Inventory turnover, day sales outstanding, fixed assets turnover, total assets turnover sebesar 36.5 % terhadap variabel dependen Harga Saham dan sisanya 63.5 % merupakan pengaruh dari variabel-variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam analisis ini. 84 Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 85 b. Pengujian secara simultan variabel ROA dan ROE (Profitabilitas) berpengaruh nyata dan signifikan terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan oleh nilai F hitung > dari F tabel dengan tingkat signifikan sebesar 0.049. Nilai signifikansi sebesar 0,049 lebih besar dari taraf nyata = 0,05, artinya Pada tingkat kepercayaan Confident Interval 95 % atau = 0,05 atau F hitung lebih besar dari F tabel yaitu F hitung 3.376 > F tabel 3.35. Dilihat nilai R-square (R) adalah sebesar 0.200 menunjukkan kemampuan variasi variabel profitabilitas (ROA dan ROE) untuk menjelaskan pengaruhnya terhadap harga saham sebesar 20 % sedangkan sisanya merupakan pengaruh dari variabel-variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam analisis ini. 2. a. Hasil Pengujian Hipotesis I dan II secara parsial variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia, yaitu : Inventory turnover dan ROE. Hal ini karena inventory turnover dan ROE menunjukan t hitung positif dengan tingkat signifikan lebih kecil dari 0.05. b. Hasil Pengujian Hipotesis I dan II secara parsial untuk variabel yang tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia pada penelitian ini, yaitu : Day sales outstanding, Fixed assets turnover,
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 86 Total assets turnover dan ROA. Hal ini karena mempunyai tingkat signifikan lebih besar dari 0.05). V.2. Saran Berdasarkan kesimpulkan diatas, dapatlah dikemukakan saran sebagai berikut : 1. Dari kesimpulan pertama hasil penelitian menunjukkan bahwa : a. Manajemen Aset, mempunyai kemampuan variasi menjelaskan terhadap harga saham sebesar 36.5 %, diharapkan kepada peneliti selanjutnya supaya menambah variabel yang dapat memenuhi tingkat signifikan sebesar 95 % dan selanjutnya dapat membuat temuan baru yang lebih baik lagi dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. b. Profitabilitas mempunyai kemampuan menjelaskan terhadap harga saham sebesar 20 %, kepada peneliti selanjutnya diharapkan juga menambah variabel yang dapat memenuhi tingkat signifikan sebesar 95 % dan selanjutnya dapat membuat temuan baru yang lebih baik lagi dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. 2. Dari kesimpulan 2 (dua) hasil penelitian menunjukkan bahwa : Variabel Day Sales Outstanding, Fixed Assets Turnover, Fixed Assets Turnover, Total assets turnover dan ROA mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap harga saham, oleh karena itu kepada peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat menekankan
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 87 penelitiannya pada perusahaan sampel yang mempunyai laporan kinerja finansial yang sehat untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik.
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi & Faisal, 2005. Manajemen Keuangan, Penerbit Universitas Muhamaddiyah, Malang.
Bishop, S. R., Crapp, H. R, Faff, R. W., and Twite, 2000. Coorporate Finance, Holt, Rinehart and Winston, Harcourt Brace and Company, Australia, Third Edition.
Brigham, Eugene F & Houston, Joel F, 2001. Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Brigham, Eugene F & Gapenski L.C, and Ehrhardt M.C, 2000. Intermediate Financial Manegement, Fourth, Edition, Fort Word : The Dryden Press : Harcourt Brace College Publiser.
Brigham, Eugene. F & Gapenski L.C, 2000. Financial Manegement, Theory and Practice, 9 th, edition, Fort Word : The Dryden Press : Harcourt Brace College Publiser.
Belsky,Gary & Thomas Golovich, 2002. Mengapa Orang Cerdas Membuat Kesalahan Financial secara Fakta dan Bagaimana Membenahinya, Prestasi Pustaka, Publisher, Jakarta.
Davidson, Sidney, et.al, 1998. Managerial Accounting : An Introduction to Concepts, Methods, and User, Third Edition, Thr Dryden Press, Chicago.
Faizal, Hendri N, 2007. Ekonomi Manajerial, Edisi Pertama, Raja Grafindo, Jakarta.
Fabozzi, Frank J, 2001. Manajemen Investasi , Jilid 1 Salemba Empat, Jakarta.
Gitman, et al. 2000. Principles of Managerial Finance, Longman, Australia, Second Edition.
Gitman, 2003. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Andi Offset, Yogyakarta. 88 Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 89 Gujarati, Damodoar N, 2003. Basic Econometric, Mc Draw Hill Book Company, Yew York.
Higgins, Robert C, 1990. Analysis for Financial Mangement, Illionis, Richard D, Irwin, Inc.
Husada, Indra. P, 2004. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Industri Properti Terbuka pada BEJ, Tesis, Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Hanafi, M. Abduh & Abdul Hakim, 2000 Analisa Laporan Keuangan, Edisi Kelima , UPPAMP YJPN, Yogyakarta.
James C, Van Home, & Jhon M. Wachowicz, Jr, 2000. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Edisi Ke-Sembilan, Jakarta.
Keown, et. al, 2000. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Ketujuh, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta.
Mardiah, Radhiatun, 2006. Pengaruh Manajemen Aktiva dan Profitabilitas terhadap Peruabahan Harga Saham pada Industri Manufaktur di BEJ, Tesis, Pasca sarjana Universitas Sumatera Utara.
Machfoedz, Masud, 1994. Financial Ratio Analysis and The Prediction of Earning Change in Indonesia, Kelola No. 7/III.
Niswonger, 1999. Prinsip-prinsip Akuntansi, Jilid I, Edisi Kedelapanbelas, Erlangga, Jakarta.
Nazir, Moh, 2001. Metodologi Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.
O Conner, M.C, On the Usefulness of Financial Ratios to Investors in Common Stock, The Accounting Review, April.
Ou, J.A, dan S, H Penman, 1989. Financial Analysis and of Stock Return, Journal of Accounting and Economic 11.
Pranoto, Suparlan, 2003. Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return on Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER) dan Book Value Per Share terhadap Harga Saham Perusahaan Konstruksi Yang Go-Publik di Bursa Efek Surabaya, Tesis, Pascasarjana Universitas Malang, Surabaya.
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008. 90 Purwanto, Suhardi, 2004. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Buku 1 dan 2, Salemba Empat, Jakarta.
Sawir, Agnes, 2001. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
Sekaran, Uma,. Reseach Methods for Business, New York : Jhon Willey Sons, Inc.
Starry, Claire, & McGaughey Nick , 1993. Growth Industries, : Past, Present, and Future, The Journal of Business & Industrial Marketing , 8 (4) : 493.
Tuasikal, Askam, 2001. Manfaat Informasi Akuntansi dalam Memprediksi Return saham, Simposium Nasional Akuntansi VI.
Weston, Fred & Copeland, Thomas, 2001. Manajemen Keuangan, Jilid 1 dan 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Wathi, Suchitra, 2006. Pengaruh Ratio Profitabilitas dan Ratio Leverage terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, Tesis, Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
Lampiran 1 Lampiran Output SPSS
Regression Hipotesis 1
Descriptives
Descriptive Statistics 30 .00 7000.00 41167.00 1372.2333 1925.20621 30 .00 37.89 478.13 15.9377 12.79770 30 .00 384.56 3097.30 103.2433 70.49366 30 .00 10.78 99.48 3.3160 2.52777 30 .00 1.55 21.58 .7193 .45593 30 Harga Saham Inventory Turnover Day Sales Outstanding Fixed Asset Turnover Total Asset Turnover Valid N (listwise) N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
Regression
Variables Entered/Removed b Total Asset Turnover, Day Sales Outstandin g, Fixed Asset Turnover, Inventory Turnover a . Enter Model 1 Variables Entered Variables Removed Method All requested variables entered. a. Dependent Variable: Harga Saham b.
91 Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
Lampiran 2 Model Summary b .604 a .365 .263 1652.20482 .933 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Predictors: (Constant), Total Asset Turnover, Day Sales Outstanding, Fixed Asset Turnover, Inventory Turnover a. Dependent Variable: Harga Saham b.
ANOVA b 39241630 4 9810407.469 3.594 .019 a 68244519 25 2729780.780 1E+008 29 Regression Residual Total Model 1 Sum of Squares df Mean Square F Sig. Predictors: (Constant), Total Asset Turnover, Day Sales Outstanding, Fixed Ass Turnover, Inventory Turnover a. Dependent Variable: Harga Saham b.
Coefficients a 1.926 728.637 .003 .998 77.824 32.723 .517 2.378 .025 .537 1.863 3.622 4.418 .133 .820 .420 .971 1.030 -240.642 142.635 -.316 -1.687 .104 .724 1.381 770.151 986.510 .182 .781 .442 .465 2.149 (Constant) Inventory Turnover Day Sales Outstandin Fixed Asset Turnover Total Asset Turnover Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: Harga Saham a.
92 Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
Lampiran 3
Collinearity Diagnostics a 4.152 1.000 .01 .01 .01 .01 .01 .386 3.281 .03 .10 .45 .02 .04 .230 4.246 .00 .26 .03 .76 .01 .145 5.346 .68 .18 .38 .11 .04 .087 6.899 .28 .44 .13 .09 .90 Dimension 1 2 3 4 5 Model 1 Eigenvalue Condition Index (Constant) Inventory Turnover Day Sales Outstanding Fixed Asset Turnover Total Asset Turnover Variance Proportions Dependent Variable: Harga Saham a.
Residuals Statistics a -116.3240 3576.1072 1372.2333 1163.25391 30 -1.280 1.895 .000 1.000 30 408.357 1281.033 646.561 195.436 30 -291.8546 3857.3826 1427.2419 1276.94758 30 -1964.12 5040.808 .00000 1534.03367 30 -1.189 3.051 .000 .928 30 -1.302 3.281 -.012 1.017 30 -3398.99 5829.004 -55.00861 1871.19220 30 -1.321 4.260 .034 1.167 30 .805 16.467 3.867 3.390 30 .000 .509 .048 .112 30 .028 .568 .133 .117 30 Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance Centered Leverage Value Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Dependent Variable: Harga Saham a.
93 Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
94 Lampiran 4
Charts
Uji normalitas akan dideteksi melalui analisa grafis yang dihasilkan melalui perhitungan dengan spss : 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E x p e c t e d
C u m
P r o b Dependent Variable: Harga Saham Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
2 1 0 -1 Regression Standardized Predicted Value 6 4 2 0 -2 R e g r e s s i o n
S t u d e n t i z e d
D e l e t e d ( P r e s s )
R e s i d u a l Dependent Variable: Harga Saham Scatterplot
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
Lampiran 5
Correlations
Correlations 1 .532** .144 -.007 .374* .002 .447 .969 .042 30 30 30 30 30 .532** 1 .095 .382* .675** .002 .618 .037 .000 30 30 30 30 30 .144 .095 1 .134 .027 .447 .618 .479 .886 30 30 30 30 30 -.007 .382* .134 1 .510** .969 .037 .479 .004 30 30 30 30 30 .374* .675** .027 .510** 1 .042 .000 .886 .004 30 30 30 30 30 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Harga Saham Inventory Turnover Day Sales Outstandin Fixed Asset Turnover Total Asset Turnover Harga Saham Inventory Turnover Day Sales Outstanding Fixed Asset Turnover Total Asset Turnover Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). *.
95 Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
Lampiran 6
Regression Hipotesis 2
Descriptives
Descriptive Statistics 30 .00 7000.00 41167.00 1372.2333 1925.20621 30 -22.66 156.56 210.80 7.0267 30.09775 30 -48.10 44.27 -28.92 -.9640 19.89943 30 Harga Saham ROA ROE Valid N (listwise) N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
Regression
Variables Entered/Removed b ROE, ROA a . Enter Model 1 Variables Entered Variables Removed Method All requested variables entered. a. Dependent Variable: Harga Saham b.
Model Summary b .447 a .200 .141 1784.54458 .767 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Predictors: (Constant), ROE, ROA a. Dependent Variable: Harga Saham b.
96 Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
Lampiran 7
ANOVA b 21501966 2 10750983.12 3.376 .049 a 85984183 27 3184599.375 1E+008 29 Regression Residual Total Model 1 Sum of Squares df Mean Square F Sig. Predictors: (Constant), ROE, ROA a. Dependent Variable: Harga Saham b.
Coefficients a 1389.658 335.368 4.144 .000 3.395 11.015 .053 .308 .760 .999 1.001 42.821 16.659 .443 2.570 .016 .999 1.001 (Constant) ROA ROE Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: Harga Saham a.
Collinearity Diagnostics a 1.233 1.000 .39 .37 .01 1.007 1.107 .00 .04 .94 .760 1.274 .61 .59 .05 Dimension 1 2 3 Model 1 Eigenvalue Condition Index (Constant) ROA ROE Variance Proportions Dependent Variable: Harga Saham a.
97 Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
98 Lampiran 8
Residuals Statistics a -746.9370 3390.6313 1372.2333 861.07323 30 -2.461 2.344 .000 1.000 30 333.320 1763.348 490.114 284.510 30 -1072.73 13183.82 1793.1300 2341.27813 30 -2023.56 4830.898 .00000 1721.90936 30 -1.134 2.707 .000 .965 30 -1.172 2.796 -.032 1.016 30 -12878.8 5154.979 -420.897 2983.88795 30 -1.180 3.256 .001 1.098 30 .045 27.349 1.933 5.067 30 .000 16.951 .587 3.091 30 .002 .943 .067 .175 30 Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance Centered Leverage Value Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Dependent Variable: Harga Saham a.
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E x p e c t e d
C u m
P r o b Dependent Variable: Harga Saham Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Charts
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
Lampiran 9
Correlations
Correlations 1 .066 .444* .731 .014 30 30 30 .066 1 .028 .731 .882 30 30 30 .444* .028 1 .014 .882 30 30 30 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Harga Saham ROA ROE Harga Saham ROA ROE Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). *.
99 Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
Lampiran 10 Inventory Turnover (X1) : Sales/Inventory Satuan : kali
100 Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
Lampiran 11
Day Sales Outstanding ( X2 ) : Piutang/Sales:360 Satuan : hari
101 Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
Lampiran 12 Fixed Assets Turnover ( X3 ) : Sales/fixed Aset Satuan : kali
102 Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
Lampiran 13 Total Assets Turnover ( X4 ) : Sales/Total Aset Satuan : kali
103 Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
Lampiran 14 ROA ( Return On Assets ) ( X5 ) : Earning After tax/Total Assets Satuan : %
104 Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.
Lampiran 15 ROE ( Return On Equity ) ( X6 ) : Earning After tax/Equity Satuan : %
105 Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. USU e-Repository 2008.