Anda di halaman 1dari 0

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN ASET DAN

PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM


PADA INDUSTRI KONSTRUKSI TERBUKA
DI BURSA EFEK INDONESIA



TESIS



Oleh



DIANTI MURIANI
0670109086/IM
















SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN ASET DAN
PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM
PADA INDUSTRI KONSTRUKSI TERBUKA
DI BURSA EFEK INDONESIA





TESIS





Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
Dalam Program Studi Ilmu Manajemen
Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara







Oleh


DIANTI MURIANI
067019086/IM






SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN ASET DAN
PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM
PADA INDUSTRI KONSTRUKSI TERBUKA DI
BURSA EFEK INDONESIA
Nama Mahasiswa : Dianti Muriani
Nomor Pokok : 067019086
Program Studi : Ilmu Manajemen






Menyetujui
Komisi Pembimbing








(Dr. Parulian Simanjuntak, MA) (Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec Ac)
Ketua Anggota






Ketua Program Studi, Direktur,






(Dr. Rismayani, MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B.,M.Sc.)




Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

Tanggal Lulus : 10 Juli 2008
Telah diuji pada :
Tanggal : 10 Juli 2008











PANITIA PENGUJI TESIS


Ketua : Dr. Parulian Simanjuntak, MA

Anggota : 1. Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec Ac.
2. Dr. Rismayani, MS
3. Drs. Syahyunan, M.Si
4. Tapi Anda Sari, SE. M.Si. Ak

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul :
ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN ASET DAN PROFITABILITAS
TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI KONSTRUKSI TERBUKA DI
BURSA EFEK INDONESIA
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun
sebelumnya.
Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara
benar dan jelas.



Medan, 10 Juli 2008
Yang membuat pernyataan,

Dianti Muriani
067019086/IM


Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

ABSTRAK

Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas terhadap Harga Saham
pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia, bertujuan untuk
mengetahui dan menganalisis pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas terhadap
Harga Saham pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia. Hipotesis
penelitian ini adalah Inventory turnover, Day sales outstanding, Fixed asset turnover,
Total asset turnover (Manajemen Aset) dan Return on Asset, Return on Equity
(Profitabilitas) secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap harga saham pada
Industri Kontruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia.
Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda, Uji F dan
Uji t dimaksud untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen pada tingkat kepercayaan 95% ( = 0.05) dan Uji Determinasi digunakan
untuk mengukur kebaikan-suai (goodness of fit) garis regresi.
Hasil Analisis menunjukkan bahwa Manajemen Aset secara simultan
mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham dengan tingkat signifikan
sebesar 0.019. R Square (R) Manajemen Aset terhadap harga saham sebesar 0.365
yaitu kemampuan variasi menjelaskan Inventory turnover, Day sales outstanding,
Fixed asset turnover, Total asset turnover terhadap harga saham sebesar 36.5 %
sisanya merupakan faktor yang tidak diikutkan dalam penelitian ini. Profitabilitas
secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham dengan
tingkat signifikan sebesar 0.049 R Square (R) Profitabilitas terhadap harga saham
sebesar 0.200 berarti kemampuan variasi menjelaskan Return on Asset, Return on
Equity terhadap harga saham sebesar 20 % sisanya merupakan faktor yang tidak
diikutkan dalam penelitian ini. Manajemen Aset dan Profitabilitas dinyatakan
berpengaruh terhadap harga saham karena mempunyai tingkat signifikan lebih kecil
dari 0.05.
Hasil Uji Parsial Manajemen Aset yaitu : variabel inventory turnover
berpengaruh signifikan terhadap harga saham dengan tingkat signifikan sebesar
0.025, dan merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap harga saham. Day
sales outstanding, Fixed assets turnover dan Total assets turnover mempunyai
pengaruh tidak signifikan terhadap harga saham. Hasil Uji Parsial Profitabilitas yaitu
: ROA mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap harga saham. ROE
mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham dengan tingkat signifikan
sebesar 0.016.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Manajemen Aset dan Profitabilitas
berpengaruh significant terhadap Harga Saham. Variabel Inventory turnover dan
ROE mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada Industri
Kontruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia.


Kata Kunci : Rasio Manajemen Aset, Rasio Profitabilitas dan Harga Saham Sektor
Konstruksi
i i
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

ABSTRACT



Asset Management and Profitability Analyses on the market share value of
some go public construction companies listed in Indonesian Stock Exchange, purpose
of this study is to explore in depth the influence of the Asset Management and
Profitability to the value of the companys shares on listed public construction
companies. Hypothesis of this study is How Inventory turnover, Day sales
outstanding, Fixed asset turnover, Total asset turnover (Asset Management) and
Return on Asset, Return on Equity (Profitability) simultaneously and partially
influenced the value of the share on listed public construction companies.
The hypothesis test uses linear multiple regression analyses. F and t result
tests have the purpose to find the correlation between independent variable and
dependent variable on 95% significant factors ( = 0.05). Determination test is
applied for measuring goodness of fit on regression lines.
The result of this analyses show that Asset Management simultaneously
directly has significant influence to the share value with significant level of 0.019. R
Square (R) value in the Asset Management on a share value of 0.365 explains
variation capabilities such as Inventory turnover, Day sales outstanding, Fixed asset
turnover, Total asset turnover toward share value of 36.5 %. The remaining
percentage is being ignored on this study. Profitability however simultaneously has
significant influence to a share value with level of significant of 0.049. R Square (R)
Profitability value of 0.200 means variation ability to justify price of a share based on
Return on Asset, Return on Equity values. The remaining percentage is being ignored.
Asset Management and Profitability are significantly influenced the value of a share
should the significant factor value is less than 0.05.
From the result of asset management partial analyses show the following
conclusion: Inventory turnover variable will have significant effect to price of share
should level of significant is 0.025, and it also became important indicator variable in
asset management; Day sales outstanding has less significant effect to a share value,
Fixed assets turnover has no significant effect to a share, Total assets turnover has
no significant effect on share value. Partial profitability analyses show: ROA has no
significant effect to market share value. ROE will have a significant effect to market
share value with significant level of 0.016.
Resume of research indicate that Asset Management and Profitability are
significantly influenced the value of a share should the significant factor. The most
significant factor is Inventory turnover and ROE that influencing the companys
shares on listed public construction companies.

Key Words: Asset Management Ratio, Profitability Ratio, Market Share Value in
Construction Companies.
ii
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang
berjudul Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas terhadap Harga
Saham pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia.
Dalam penulisan tesis ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada :
1. Bapak Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp. A(K), selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. Chairun Nisa B, M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Dr. Parulian Simanjuntak, MA, dan Bapak Drs. M. Lian Dalimunthe,
M.Ec,Ac selaku Ketua dan Anggota Pembimbing yang telah banyak memberikan
dorongan bimbingan dan saran berharga sehingga tesis ini dapat selesaikan.
4. Ibu Dr. Hj. Rismayani, MS., selaku Ketua Program Studi Ilmu Manajemen dan
juga selaku Anggota Komisi Pembanding yang telah banyak memberikan
pengarahan dan bimbingan kepada penulis.
5. Ibu Tapi Anda Sari, SE M.Si. Ak dan Bapak Drs. Syahyunan M.Si selaku
Anggota Komisi Pembanding yang telah banyak memberikan masukan untuk
perbaikan tesis ini.
iii
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

6. Seluruh Staff Pengajar dan Administrasi Magister Ilmu Ekonomi SPs USU, serta
rekan-rekan Angkatan XI dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu yang selalu memotivasi dan memberi semangat dalam penyelesaian
tesis ini.
Kupersembahkan sedalam-dalamnya kepada Almarhum Papanda, Mamanda
tercinta yang telah memberikan pendidikan sejak awal hingga penulis dapat
melanjutkan dan menyelesaikan pendidikan Strata dua. Semoga Almarhum Papanda
mendapat tempat yang lapang di sisi-Nya dan Mamanda diberi kesehatan lahir bathin
dan selalu diberkati Allah SWT, Amin ya robbal alamin.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Adek-
adek tercinta Yose Andriman, SE beserta keluarga, Silfi Asri Mandari, SP, Defi
Adri Muria SE, Akt dan Adria Putra, Dipl, penulis sayangi dan selalu dengan sabar
serta penuh kasih sayang memberikan bantuan moril, materil dan doa dalam
penyelesian tesis ini.
Penulis menyadari tesis ini belum sempurna, namun demikian diharapkan
nantinya dapat berguna bagi semua pihak, khususnya bagi pengembangan serta
penelitian dibidang keuangan.

Medan, Juli 2008
Penulis


Dianti Muriani
iv
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

RIWAYAT HIDUP

Dianti Muriani lahir di Jakarta 16 Desember 1974, anak sulung dari pasangan
Bapak Muhirman, SE dan Ibu Adrianellis. Belum menikah. Berasal dari Provinsi
Bengkulu. Sejak tahun 2000 sampai pada saat ini menetap di Sumatera Utara untuk
mendapatkan nilai tambah berupa ilmu pengetahuan dan pengalaman sebagai bekal
berkarir di masa datang.
Pendidikan dimulai pada tahun 1981 di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 39 Jl.
Penurunan Bengkulu, tamat tahun 1987. Kemudian melanjutkan ke Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Bengkulu pada tahun 1987, dan lulus tahun
1990. Selanjutnya pada tahun 1990 meneruskan pendidikan ke Sekolah Menengah
Atas (SMA) Negeri 2 Bengkulu, lulus tahun 1993, dan melanjutkan ke Fakultas
Ekonomi Jurusan Manajemen di Universitas Bengkulu (UNIB) pada tahun 1993
hingga tahun 1998. Dan pada tahun 2006 melanjutkan ke Sekolah Pascasarjana
(Strata-2) Program Studi Magister Ilmu Manajemen Universitas Sumatera Utara
selesai pada tanggal 10 Juli 2008.





v
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

DAFTAR ISI
Halaman

ABSTRAK i
ABSTRACT.. ii
KATA PENGANTAR.. iii
RIWAYAT HIDUP... v
DAFTAR ISI. vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR. xi
DAFTAR LAMPIRAN. xii

BAB I PENDAHULUAN 1
I.1. Latar Belakang ............. ............ 1
I.2 Perumusan Masalah................ 4
I.3. Tujuan Penelitian............ 4
I.4. Manfaat Penelitian............... 4
I.5. Kerangka Berpikir............. 5
I.6. Hipotesis........... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....... 9
II.1. Penelitian Terdahulu............. 9
II.2. Teori Tentang Manajemen Aset, Profitabilitas dan Harga
Saham................................................................................... 10

II.2.1. Manajemen Aset.............. 12
II.2.2. Manajemen Persediaan............ 17
vi
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

II.2.3. Manajemen Piutang .................. 18
II.2.4. Manajemen Aset Tetap........... 21
II.2.5 Manajemen Total Aset............ 23
II.3. Ratio Manajemen Aset............ 25
II.3.1. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover
Ratio).................................................................... 25

II.3.2. Jangka Waktu Penagihan (Day Sales
Outstanding Ratio)................................................. 26

II.3.3. Rasio Perputaran Aset Tetap (Fixed Asset
Turnover Ratio)................................. 27

II.3.4. Rasio Perputaran Total Aset (Total Assets
Turnover Ratio) ............................................ 28

II.4. Profitabilitas dan Rasio Profitabilitas................ 28
II.5. Saham dan Penilaian Harga Saham............... 31
II.5.1. Pengertian Saham......... 31
II.5.2. Penilaian Harga Saham............. 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 36
III.1. Tempat dan Waktu Penelitian.............. 37
III.1.1. Tempat Penelitian............ 37
III.1.2. Waktu Penelitian............. 37
III.2. Metode Penelitian...................................... 37
III.3. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel............. 37
III.4. Metode Pengumpulan Data........................ 40
vii
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

III.5. Jenis dan Sumber Data............ 40
III.6. Identifikasi Variabel................................ 41
III.7. Definisi Operasional Variabel............. 41
III.8. Pengujian Asumsi Klasik............ 42
III.8.1. Uji Normalitas............. 43
III.8.2. Uji Heteroskedastisitas............. 43
III.8.3. Uji Multikolinearitas ............... 44
III.9. Model Analisis Data............ 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.... 50
IV.1. Gambaran Umum Perusahaan Konstruksi di Bursa Efek
Indonesia ........................................................................ 50
IV.2. Deskriptif Data Penelitian ................. 54
IV.3. Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis I.............. 65
IV.3.1. Uji Normalitas......................... 65
IV.3.2. Uji Heteroskedastisitas........................ 65
IV.3.3. Uji Multikolinearitas ......................... 66
IV.4. Pengujian Hipotesis I............................................... 67
IV.4.1. Uji Serempak (Uji F).......... 68
IV.4.2. Uji Parsial (Uji t)................. 71
IV.5. Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis II ................................ 75
IV.5.1. Uji Normalitas............................. 75
viii
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

IV.5.2. Uji Heteroskedastisitas............... 76
IV.5.3. Uji Multikolinearitas .......................... 77
IV.6. Pengujian Hipotesis II............................................. 78
IV.6.1. Uji Serempak (Uji F).............. 78
IV.6.2. Uji Parsial (Uji t).................... 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.. 84
V.1. Kesimpulan.......... 84
V.2. Saran................ 86

DAFTAR PUSTAKA ... 88



ix
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
III.1 Pemilihan Sampel ...... 39
III.2 Perusahaan Konstruksi yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia 1998 2007..................... 39

III.3 Perusahaan Konstruksi yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia 1998 s/d 2007 Diluar Kriteria Sampel.......... 39

III.4 Sampel Perusahaan Konstruksi di Bursa Efek Indonesia
1998-2007 ...................................................................... 40
III.5 Definisi Operasional Variabel .......... 42
IV.1 Deskriptif Data Penelitian ........................... 55
IV.2 Deskriptif Variabel Hipotesis I..................................... 63
IV.3 Deskriptif Variabel Hipotesis II .......................... 64
IV.4 Uji Multikolinearitas ........................................................ 67
IV.5 Hasil Regressi Hipotesis I ........................................ 68
IV.6 Uji F (F test) ................................................. 69
IV.7 Koefisien Determinasi ............................................... 70
IV.8 Uji t (t test)...................................................... 71
IV.9 Uji Multikolinearitas .......................... .............................. 77
IV.10 Hasil Regressi Hipotesis II .................................... 78
IV.11 Uji F (F test).......................................... 79
IV.12 Koefisien Determinasi ...................................................... 80
IV.13 Uji t (t test)..................................... 81
x
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman
I.1. Kerangka Berpikir/Landasan Teori ............... 7
IV.1. Normal P-P Plot of Regression ..................................................... 65
IV.2. Scatterplot of Regression standarrdized Predicted Value...... 66
IV.3. Normal P-P Plot of Regression ............................................. 75
IV.4. Scatterplot of Regression standarrdized Predicted Value . 76













xi
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman
1 Hasil Output SPSS Hipotesis I (deskriptif & variabel enter)... 91

2 Hasil Output Uji F Hipotesis I , Anava dan koefisien Manajemen
Aset .. 92

3 Hasil Output SPSS Hipotesis I kolinearitas dan residual 93

4 Hasil Output Uji Normalitas & Heteroskedastisitas hipotesis I 94

5. Hasil Korelasi Hipotesis I . 95

6 Hasil Output SPSS Hipotesis II (deskriptif & variabel enter) 96

7 Hasil Output Uji F Hipotesis II , Anava dan Koefisien Manajemen
Aset .... 97

8 Hasil Output SPSS Residual Hipotesis II. 98

9 Hasil Output Korelasi profitabilitas dan Normalitas Hipotesis II..... 99

10 Inventory Turnover Perusahaan Konstruksi Publik 1998-2007 100

11 DaySls Outstanding Perusahaan Konstruksi Publik 1998-2007 101
12 Fixed Asset Turnover Perusahaan Konstruksi Publik 1998-2007.. 102
13 Total Asset Turnover Perusahaan Konstruksi Publik 1998-2007... 103
14 ROA Perusahaan Konstruksi Publik 1998-2007.. 104
15 ROE Perusahaan Konstruksi Publik 1998-2007.. 105


xii
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang
Perusahaan publik memanfaatkan pasar modal sebagai sarana
mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan. Keberadaan pasar modal
menjadikan perusahaan mempunyai alat untuk refleksi diri bagaimana kinerja dan
kondisi keuangan perusahaan. Kondisi keuangan baik, kinerja perusahaan baik,
maka pasar akan merespon dengan positif harga saham perusahaan. Harga pasar
saham adalah mencerminkan nilai suatu perusahaan, semakin tinggi harga saham,
semakin tinggi nilai perusahaan atau sebaliknya.
Pada aktivitas perdagangan adalah memperoleh keuntungan (return),
pemodal menanamkan modalnya berharap mendapatkan keuntungan sebanding
dengan tingkat resiko yang ditanggungnya. Keuntungan diperoleh berupa deviden
dan capital gain. Oleh karena itu investasi saham harus memberikan prospek
bahwa suatu jumlah yang relatif kecil dapat tumbuh menjadi jumlah yang cukup
besar sehingga menarik penanam modal lain.
Melihat Potret terpuruknya Sektor Jasa Konstruksi Nasional menurut data
dari Ikhtisar Jasa Konstruksi di Indonesia terjadi antara tahun 1991 1996 yang
diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik tahun 1998 disebutkan bahwa sektor jasa
konstruksi nasional sebelum mengalami krisis ekonomi mempunyai pertumbuhan
tertinggi dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya (Pertanian, Pertambangan,
1
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
2
Industri dan lain lain). Tetapi setelah krisis moneter pertengahan tahun 1997,
kondisi Jasa konstruksi berubah menjadi sektor usaha yang para pertumbuhannya
dibanding sektor ekonomi lainnya. Liberalisasi perdagangan dan jasa juga
merupakan fenomena mempengaruhi dunia konstruksi nasional untuk mampu
bersaing dengan dunia konstruksi internasional termasuk Inflasi yang
mempengaruhi kondisi daya beli konsumen dan struktur biaya produksi
perusahaan. Keduanya mempengaruhi perhitungan perolehan laba perusahaan
mengingat variabel ini, merupakan landasan kegiatan layak atau tidak layaknya
suatu usaha (venture) dijalankan.
Menurut evaluasi foxit softwere company 2005-2007 saham-saham sektor
konstruksi adalah merupakan saham yang mempunyai nilai peluang dan
prospektif, mengingat adanya pertumbuhan pada periode 2005-2007, yang dilihat
dari banyaknya perusahaan saham industri konstruksi yang IPO (Initial Public
offering). Kenyataannya saham industri konstruksi tertekan akibat krisis subprime
mortgage di Amerika, akan tetapi secara khusus industri konstruksi mendapat
perhatian pemerintah karena perkembangan infrastruktur yaitu proyek-proyek
pemerintah direalisasikan mendukung sektor konstruksi dari keterpurukannya. Hal
ini didukung pidato Presiden Direktur PT. Fortis Investment Eko Pratomo, di
Gedung WTC Jakarta, Kamis (5/1/2006), yang menyatakan bahwa saham
konstruksi jadi pavorit dan berpotensi menjadi buruan para investor, karena dana
belanja tahun 2005 sebesar Rp 17,9 triliun yang diteruskan pada 2006
diprioritaskan untuk mendorong sektor konstruksi, sehingga saham-saham
konstruksi khususnya alat berat dan semen akan sangat berpotensi.

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
3
Kekuatan mendapatkan peluang dalam industri khususnya konstruksi
adalah upaya meningkatkan profitabilitas perusahaan untuk pencapaian kinerja
yang baik. Kemampuan perusahaan dalam mengendalikan berbagai aset adalah
kunci utama untuk tetap bertahan dan meraih peluang melipatgandakan nilai aset.
Pada laporan keuangan perusahaan, pemodal dapat membuat perbandingan kinerja
emiten secara obyektif dan akuntabilitas, khususnya hubungan antara manajemen
aset, profitabilitas dan harga saham. Mengukur efektifitas pengelolaan aset dengan
efisiensi pengukuran rasio profitabilitas dapat memberikan kontribusi pada
kelangsungan hidup perusahaan merupakan tindakan yang erat pengaruhnya
terhadap harga saham.
Menilai secara tepat sejauh mana tingkat imbal hasil (return) didapat dari
aktifitas investasi, diharapkan akan menarik investor untuk menanamkan dananya,
akhirnya akan mendorong harga saham naik menjadi lebih tinggi.
Memaksimalkan harga saham perusahaan akan terjadi jika aset ini menghasilkan
arus kas yang waktunya lebih cepat lebih baik, supaya dapat ditanamkan kembali
untuk menghasilkan tambahan penghasilan. Menganalisis rasio manajemen aset
dan profitabilitas berarti menampilkan bentuk laporan keuangan neraca dan laba-
rugi yang merupakan pondasi dalam melihat return saham. Pengembalian positif
pada waktu akan datang baik pada deviden maupun penerimaan harga saham itu
sendiri, merupakan kebijakan yang harus dilakukan penilaian, karena harga saham
merupakan refleksi dari nilai perusahaan yang bersangkutan. Untuk melihat
apakah manajemen aset secara benar akan mempengaruhi perolehan laba
perusahaan, atau apakah manajemen aset dilakukan dengan baik dapat menaikan

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
4
laba ataukah sebaliknya, yang dampaknya akan mempengaruhi harga saham di
pasar bursa, maka hal ini perlu dibuktikan secara empiris.
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka disimpulkan
perumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Seberapa jauh pengaruh Inventory turnover, Day sales outstanding,
Fixed asset turnover, Total asset turnover terhadap Harga Saham pada
Industri Kontruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia ?
2. Seberapa jauh pengaruh Return on Asset dan Return on Equity terhadap
harga saham pada Industri Kontruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia ?
I.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Inventory turnover, Day
sales outstanding, Fixed asset turnover, Total asset turnover secara
simultan dan parsial terhadap harga saham pada Industri Kontruksi
Terbuka di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Return on Asset dan
Return on Equity secara simultan dan parsial terhadap harga saham
pada Industri Kontruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia.
I.4. Manfaat Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
5
1.4.1. Bagi emiten untuk mendapatkan bukti empiris Analisis Manajemen
Aset dan Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan
Industri Konstruksi Terbuka di Indonesia.
1.4.2. Bagi Program Studi Ilmu Manajemen sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara, tesis ini merupakan tambahan
kekayaan hasil penelitian yang dapat digunakan sebagai rujukan
dan dikembangkan lebih lanjut.
1.4.3. Untuk dikembangkan dalam penelitian-penelitian lebih lanjut,
khususnya tentang faktor-faktor yang memberi pengaruh terhadap
harga saham.
1.4.4. Bagi penulis, menambah wawasan secara alamiah dalam bidang
manajemen keuangan, khususnya berkenaan dengan manjemen
aset, profitabilitas dan hal-hal yang mempengaruhi harga saham
di pasar bursa.
I.5. Kerangka Berpikir
Manajemen Aset, Profitabilitas dan Harga Saham pada penelitian ini,
sejalan dengan pendapat (Fabozzi, 2001) mengemukakan bahwa :
Dalam membuat kebijakan untuk memenuhi sasaran investasi, penetapan
kebijakan dimulai dengan keputusan alokasi aset yaitu investor harus memutuskan
bagaimana dana perusahaan didistribusikan pada kelompok aset utama yang
meliputi: saham, obligasi, real estate dan sekuritas-sekuritas dalam dan luar
negeri. Dengan mempertimbangkan kendala dari luar dan peraturan yang ada,
Aset membutuhkan evaluasi usaha untuk mengidentifikasikan kesalahan dalam
penetapan harga saham sehingga merancang porfofolio harus memberikan
pengembalian tinggi untuk tingkat resiko tertentu (yaitu kemampuan untuk
mengkuantifikasikan arti dari resiko dan saham).


Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
6
Selanjutnya, Brigham dan Houston (2001:119) menyatakan bahwa :
Perusahaan yang memiliki aset tinggi mengakibatkan rasio perputaran akan
menjadi rendah yang berakibat laba rendah dan tingkat pengembalian rendah pada
ekuitas dan diikuti harga saham yang merosot atau sebaliknya.
Dalam mengukur seberapa efektif perusahaan melihat kinerja setiap jenis
aset untuk meningkatkan laba yang tercermin pada harga saham, sejalan dengan
pendapat :
Atmaja (2003) menyatakan bahwa : Manajemen Aset, adalah : bagaimana
setiap aset dapat dikelola secara efektif oleh perusahaan.
Weston dan Copeland (2001) menyatakan bahwa : mengukur seberapa
efektif perusahaan memanfaatkan keputusan-keputusan investasi dan pemanfaatan
sumberdaya ekonomis dalam kekuasaannya (aset yang dikelola) untuk
menghasilkan profitabilitas (memerlukan pelaksanaan investasi yang sehat).
Brigham dan Houston (2001) meyatakan bahwa profitabilitas adalah:
mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan
dari penjualan dan investasi dalam hal ini adalah harga saham
Atmaja (2003:412) Harga saham (return) merupakan refleksi dari nilai
perusahaan yaitu nilai pasar modal sendiri dibagi jumlah lembar saham yang
beredar yang dipengaruhi oleh persepsi pasar terhadap kondisi perusahaan yang
diharapkan pada masa datang, yang terwujud dengan pengendalian perusahaan
secara efektif sesuai dengan prestasi relatif aset yang dikelola, yang terlihat dari
harga saham atau sebaliknya.

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
7
Jadi dapat disimpulkan bahwa : untuk meningkatkan return (saham)
perusahaan tergantung pada tingkat kemampuan perusahaan memperoleh
profitabilitas, selanjutnya dibandingkan dengan tingkat pengembalian yang
diharapkan investor. Hal ini menggambarkan seberapa besar kemampuan
perusahaan membagikan laba diperolehnya kepada pemegang saham, karena
profitabilitas menggambarkan nilai deviden yang dibagikan kepada pemegang
saham. Makin baik perusahaan mengelola asetnya maka peningkatan perusahaan
untuk profitabilitas juga naik, bahkan sebaliknya menurunkan profitabilitas. Oleh
karena itu manajemen aset dan tingkat profitabilits secara bersama-sama bisa
mempengaruhi harga saham perusahaan karena dengan memiliki aset rendah
mengakibatkan rasio perputaran akan menjadi tinggi yang berakibat laba tinggi
dan tingkat pengembalian tinggi pada ekuitas dan diikuti harga saham yang tinggi
atau sebaliknya (Brigham dan Houston, 2001).
Memahami bagaimana manajemen aset dan rasio profitabilitas
berpengaruh pada harga saham ditunjukkan pada Gambar I.1 dibawah ini :
Manajemen Aset :
Inventory Turnover
Day Sales Outstanding
Fixed Asset Turnover
Total Asset Turnover







Harga Saham
Profitabilitas :
Return on Asset
Return on Equity
Gambar I.1. Kerangka Berpikir/Landasan Teori


Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
8
I.6. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Inventory turnover, Day sales outstanding, Fixed asset turnover, Total
asset turnover berpengaruh nyata secara simultan dan parsial terhadap
harga saham perusahaan pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa
Efek Indonesia.
2. Return on Asset dan Return on Equity berpengaruh nyata secara
simultan dan parsial terhadap harga saham perusahaan Industri
Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia.






Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan ilmu yang dalam cara berfikir
menghasilkan suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan yang dapat diandalkan,
dengan proses berfikir menurut langkah-langkah tertentu yang logis dan didukung
oleh fakta empiris.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian lain, namun penulis
mencoba membandingkan beberapa penelitian dan untuk mempertegas hasil
penelitian yang menyangkut rasio keuangan (termasuk didalamnya manajemen
aset dan profitabilitas) pada harga saham maupun kinerja perusahaan, maka
beberapa penelitian terdahulu tersebut, yaitu:
Mardiah (2006) melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh
Manajemen Aktiva dan Profitabilitas terhadap Perubahan Harga Saham pada
Industri Manufaktur Terbuka di Bursa Efek Jakarta. Alat uji statistik yang
digunakan adalah model regresi berganda dengan hasil penelitian adalah terdapat
pengaruh manajemen aktiva dan profitabilitas dalam memprediksi harga saham.
Dengan pembuktian uji Anova pada F hitung hanya profitabilitas yang dapat
direspon untuk melihat perubahan harga saham.
Husada (2004), melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Harga Saham Industri Properti Terbuka pada Bursa Efek
Jakarta. Alat uji statistik yang digunakan adalah model regresi berganda. Hasilnya
penelitian bahwa ROA, dan ROE berpengaruh terhadap harga saham.
9
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
10

Pranoto (2003) melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Net Profit
Margin (NPM), Return on Equity (ROE), dan Price Earning Rasio (PER), dan
Book Value Per Share (BVPS) terhadap Harga Saham Perusahaan Konstruksi
yang Go-Public di Bursa Efek Surabaya. Alat uji statistik yang digunakan adalah
model regresi berganda. Hasil analisis menyatakan bahwa ROE berpengaruh
terhadap harga saham konstruksi yang go public di Bursa Efek Surabaya (BES).
Wathi (2006) melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Rasio
Profitabilitas dan Rasio Leverage terhadap Harga Saham pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Alat uji statistik yang digunakan adalah model
regresi berganda. Hasil penelitian menyatakan bahwa rasio profitabilitas
mempunyai pengaruh terhadap harga saham.
II.2. Teori Tentang Manajemen Aset, Profitabilitas dan Harga Saham
Bishop. et al. (1999 : 636) menyatakan bahwa : Financial Ratio Analysis
is the process of reducing a large amount of financial data contained within the
financial statement to smaller set of information more useful for decision making
The basic inputs to ratio analysis are the firms income statement and balance
sheet for the periods to examination (Gitman. et al., 2000).
Informasi data yang memberikan interpretasi sirkulasi keuangan adalah
laporan keuangan untuk melakukan evaluasi kinerja keuangan yang diinginkan
perusahaan dalam bentuk rasio keuangan, tujuannya adalah membantu perusahaan
dalam pengelolaan aset, mengambil keputusan jangka panjang maupun jangka
pendek mencapai kenaikkan laba.

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
11

Manajemen aset adalah untuk mengetahui apakah suatu aset sudah saatnya
untuk diganti atau masih layak untuk dipergunakan, dan selanjutnya bagaimana di
pergunakan, kapan waktu yang tepat untuk melakukan dan apakah dengan jenis
alat yang sama atau ada alternatif lain yang lebih baik. Jawabannya adalah apabila
tersedia informasi atau data yang jelas tentang aset.
Untuk dapat melakukan investasi yang menguntungkan, perusahaan harus
mengetahui saham perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan yang baik.
Untuk dapat membuat keputusan yang tepat, dibutuhkan informasi yang tepat dan
akurat yang bisa diperoleh melalui prospektus laporan keuangan secara berkala
dan informasi lain yang diperlukan sehingga diperoleh nilai tambah dalam
investasi tanpa mengalami kerugian. Diperlukan suatu kiat tersendiri bagaimana
sebuah perusahaan harus mengelola uang atau hartanya, agar efisien dan efektif
dan dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan dimasa yang akan datang.
Profitabilitas adalah efektifitas manajemen berdasarkan hasil dari
penjualan investasi serta kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profit) yang
akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan. Penggunaan aset akan
meningkatkan profitabilitas dan mempengaruhi tingkat kinerja perusahaan yang
tercermin dalam harga sahamnya.
Nilai saham ditentukan oleh kondisi fundamental emiten yang meliputi :
laba, pertumbuhan penjualan, aset dan prospek emiten. Dengan analisis aktifitas
(manajemen aset dan profitabilitas), peneliti mencoba menilai harga saham di
masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai dari faktor-faktor yang
mempengaruhi harga saham tersebut dan menerapkan hubungan faktor-faktor ini

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
12

sehingga diperoleh harga saham. Umumnya faktor-faktor yang diteliti adalah
nilai intrinsik, nilai pasar, Return On Total Assets (ROA), Return On Investment
(ROI), Return On Equity (ROE), Book Value (BV), Debt Equity Rasio (DER),
Deviden Earning, Price Earning Rasio (PER), Deviden Payout Rasio (DPR),
Deviden Yield, dan likuiditas saham. Namun untuk membatasinya faktor-faktor
tersebut peneliti hanya memakai ROA dan ROE untuk melihat harga saham
perusahaan.
Belsky (2002) menyatakan bahwa : Setiap mata uang mempunyai nilai
beli yang sama untuk menggambarkan cara bagaimana orang memperlakukan
uang dengan cara yang berbeda-beda, terutama dilatarbelakangi oleh dari mana,
dan dengan cara bagaimana uang itu diperoleh. Kalau uang diperoleh dengan cara
mudah mungkin orang cenderung memanfaatkannya dengan kurang
mempertimbangkan efeknya, sebaliknya jika diperoleh dengan perjuangan yang
relatif sukar orang akan mempertimbangkan penggunaannya secara lebih cermat.
II.2.1. Manajemen Aset
Manajemen Aset melihat bagaimana mengukur kemampuan perusahaan
dalam menggunakan dana yang tersedia yang tercermin dalam perputaran
modalnya. Dalam menjalankan operasional perusahaan, hal utama dijalankan
supaya perusahaan tetap survive dengan visi dan misi yang dicapai ditengah
kompetisi pemasaran global ialah, perusahaan harus mempertimbangkan tujuan
dan batasan yang mendorong investor menetapkan kebijakan investasi dan dengan
cermat, menganalisa untuk apa sumber daya digunakan, apa manfaat dan apa
pengaruhnya bagi kelangsungan hidup perusahaan, jika salah mengambil

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
13

keputusan dapat berakibat fatal bagi kelangsungan operasional perusahaan dimasa
yang akan datang.
Weston dan Copeland (2001) menyatakan bahwa : Manajemen Aset dan
Investasi (Asset dan investment management) adalah mengukur efektifitas
keputusan-keputusan investasi perusahaan dan pemanfaatan sumber dayanya.
Manajemen Aset perusahaan yaitu pentingnya pengelolaan aset secara
terintegrasi, baik dari informasi dan literatur yang mengupas masalah ini dimulai
dari kesalahan pengelolaan masalah aset, sehingga berdampak kerugian yang
ditimbulkan. Oleh karena itu optimalisasi sumber daya harus dilakukan secara
maksimal.
Weston dan Brigham (2001) menyatakan bahwa : manajemen aset
mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola asetnya, yang dirancang untuk
mengetahui jalan masing-masing jenis aset yang terdapat di perusahaan, apakah
sudah sesuai, terlalu tinggi atau terlalu rendah mengingat tingkat proyeksinya
untuk masa datang. Karena jika aset tinggi menyebabkan biaya terlalu tinggi
seperti biaya pemeliharaan, penyimpanan, bunga asuransi, bunga pinjaman dan
lain lain. Rendahnya penjualan yang biayanya mencapai target laba kemungkinan
akan terbalik.
Manajemen Aset melihat pada beberapa aset, yang kemudian menentukan
berapa tingkat aktivitas aset-aset tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas
yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin
besarnya kelebihan dana yang tertanam pada aset - aset tersebut. Dana lebih
tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aset lain yang lebih produktif. Baik

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
14

aset perusahaan diperoleh oleh dukungan modal sendiri perusahaan atau
didukung hutang perusahaan pada pihak luar. Konsekuensi jika didukung oleh
hutang tentu dibebani berbagai biaya seperti bunga pinjaman, asuransi,
administrasi, provisi dan lain sebagainya. Oleh karena itu manajemen harus
mengambil keputusan yang tepat untuk memperoleh dan memanfaatkan asetnya,
dengan kata lain mengelola aset dengan baik, tepat dan benar.
Manajemen Aset dalam ilmu kontruksi yaitu manajemen aset yang memiliki
ruang lingkup utama mengontrol biaya pemanfaatan penggunaan aset dalam
kaitan mendukung operasionalisasi dan upaya melakukan inventarisasi aset-aset
yang tidak digunakan, dan lebih berkembang dengan memasukkan aspek nilai
aset, akuntabilitas pengelolaan aset, audit atas pemanfaatan tanah (land audit),
construction survey untuk memonitor perkembangan pasar properti, aplikasi
sistem informasi dalam pengelolaan aset dan optimalisasi pemanfaatan aset.
Perkembangan manajemen aset bertambah ruang lingkupnya hingga mampu
untuk memonitor kinerja operasionalisasi aset dan juga strategi investasi untuk
optimalisasi aset.
Manajemen aset dapat dibagi dalam 5 (lima) tahapan kerja, yaitu :
1. Inventarisasi aset, terdiri dari dua aspek yaitu inventarisasi fisik dan
yuridis/legal. Aspek fisik terdiri dari bentuk, luas, lokasi,
volume/jumlah, jenis, alamat dan lain-lain. Sedangkan aspek yuridis
adalah status penguasaan, masalah legal yang dimiliki, batas akhir
penguasaan dan lain-lain. Proses kerjanya adalah dengan melakukan

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
15

pendaftaran labeling, cluster, secara administratif sesuai dengan
manajemen aset.
2. Legal audit, merupakan suatu ruang lingkup untuk mengidentifikasi dan
mencari solusi atas permasalahan legal mengenai prosedur penguasaan
atau pengalihan aset seperti status hak penguasaan yang lemah, aset
dikuasai pihak lain, pemindahtanganan aset yang tidak termonitor dan
lain-lain.
3. Penilai aset, suatu proses kerja untuk melakukan penilaian atas aset yang
dikuasai. Untuk ini pemda dapat melakukan outsourcing kepada
konsultan penilai yang profesional dan independen, namun pemda juga
harus mempunyai anggota penilai sendiri yang handal agar nilai yang
dihasilkan nantinya dapat dipahami dan akurat. Hasil nilai tersebut akan
dapat dimanfaatkan untuk mengetahui nilai kekayaan maupun informasi
untuk penetapan harga bagi aset yang ingin dijual.
4. Optimalisasi aset bertujuan mengoptimalkan potensi fisik, lokasi nilai,
jumlah/volume, legal dan ekonomi yang dimiliki aset tersebut. Dalam
hal ini, aset-aset yang dikuasai pemda diidentifikasikan dan
dikelompokkan atas aset yang memiliki potensi dan tidak memiliki
potensi berdasarkan sektor-sektor unggulan dan mencari penyebab
sektor yang tidak berpotensi. Sehingga hasilnya dapat dibuat sasaran,
strategi dan program untuk mengoptimalkan aset.
5. Pengawasan dan pengendalian, dalam pemanfaatan dan pengalihan aset
merupakan suatu permasalahan yang sering terjadi pada pemda saat ini.

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
16

Suatu sarana yang efektif dalam meningkatkan kinerja aspek ini adalah
melalui sistem informasi manajemen aset. Melalui sistem ini maka
transparansi kerja dalam pengelolaan aset sangat terjamin dan dapat
diawasi dengan jelas, karena keempat aspek di atas diakomodir dalam
suatu sistem yang termonitor dengan jelas seperti sistem arus keuangan
yang terjadi di perbankan, sehingga penanganan dan pertanggung
jawaban dari tingkat pelaksana hingga pimpinan mempunyai otorisasi
yang jelas. Hal ini diharapkan akan meminimalisasi adanya praktik
KKN.
Peranan Manajemen Aset berdasarkan ruang lingkup manajemen aset
diperlukan untuk menganalisis dan mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan
dan sistem pelayanan yang efisien untuk mengurangi biaya melalui studi
optimalisasi aset ke arah orientasi laba serta intermediasi bagi investor untuk aset
yang marketable.
Peningkatan kemampuan manajemen dituntut mampu mengelola secara
bertanggungjawab dan memiliki jiwa enterpreneurship. Penilaian kekayaan,
merupakan salah satu indikator utama dalam pengembangan perusahaan.
Pengembangan strategi memerlukan profesionalisme dalam hal menarik investor
maupun pengembangan ekonomi pasar yang market oriented, sehingga dapat
memberikan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu dilaksanakan
manajemen aset dengan program yang sistematis berkelanjutan dan terukur, unsur
manajemen aset yang utama dilaksanakan oleh manajemen, yaitu :


Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
17

II.2.2. Manajemen Persediaan
Kebijaksanaan pengadaan bahan persediaan merupakan bagian dari
kepentingan beberapa manager proyek/produksi yang berhubungan dengan
finansial. Orientasi dari manajemen persediaan adalah pembelian dalam jumlah
besar dengan potongan dari pihak pengadaan, dimana pihak manajemen keuangan
mempertahankan pada jumlah yang kecil dan demi efisiensi penggunaan dana.
Pertimbangannya adalah jika persediaan terlalu besar dan tidak seimbang
dengan penggunaanya, maka modal yang tertanam didalam persediaan akan
menangggung beban atas bunga modal yang digunakan untuk membeli bahan
mentah tersebut. Konflik diatas harus direkonsiliasi menjadi kebijaksanaan yang
dapat diterima oleh berbagai kepentingan demi untuk mencapai tujuan
perusahaan. Pada umumnya kebijaksanaan persediaan yang bisa diterima oleh
berbagai kepentingan yaitu yang bisa memenuhi kriteria seperti : dapat menjamin
kelancaran proses produksi, dapat dijangkau oleh dana yang tersedia, dan jumlah
pembelian yang optimal.
Manajemen persediaan (Inventory management) memfokuskan diri pada dua
pertanyaan dasar yaitu berapa unit persediaan yang harus dipesan pada suatu
waktu dan kapan persediaan harus dipesan. Tujuan manajemen persediaan
mengadakan persediaan yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan pada
biaya yang minimum. Oleh karena itu langkah pertama dalam mengembangkan
suatu model persediaan yaitu mengidentifikasikan biaya-biaya yang berhubungan
dengan pemesanan dan penyimpangan persediaan.

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
18

Sawir (2003) menyatakan bahwa Manajemen Persediaan sebagai elemen
modal kerja merupakan aset yang selalu berputar. Kesalahan dalam penentuan
besarnya investasi dalam persediaan dapat menekan keuntungan perusahaan.
Persediaan merupakan komponen aset lancar yang penting dalam alur proses
produksi, persediaan juga merupakan bagian aset lancar yang terbesar menyerap
dana investasi selain piutang khususnya bagi perusahaan kontruksi. Dengan
demikian pengendalian yang dilakukan dalam pengelolaan persediaan ikut
menentukan proses perputaran dana demi tercapainya profitabilitas yang
diharapkan.
Analisis keuntungan perusahaan bermanfaat meminimalkan kebutuhan
operating cash maka perputaran persediaan hendaknya ditingkatkan. Semakin
tinggi perputaran persediaan berarti semakin kecil investasi yang tertanamkan
pada persediaan. Dilain pihak perusahaan dituntut memiliki persediaan yang
memadai guna membatasi resiko kehabisan persediaan dalam proses produksi.
Disinilah tampak adanya pertentangan antara sudut pandang kepentingan finansial
dengan kepentingan kelancaran proses produksi.
II.2.3. Manajemen Piutang
Investasi dalam bentuk piutang menyangkut pertimbangan untung rugi
(trade off ) antara profitabilitas dan resiko. Perkiraan piutang (account receivable)
dalam neraca menunjukkan adanya kebijaksanaan kredit oleh perusahaan kepada
langganan (customer). Piutang dan persediaan merupakan elemen current asset
yang dominan dibandingkan keseluruhan aset lancar. Piutang dan persediaan
berhubungan erat karena pada saat penjualan kredit dilakukan jumlah yang sama

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
19

pada persediaan secara efektif dimasukkan kedalam perkiraan piutang. Persediaan
barang jadi harus tersedia sebagai buffer stock untuk menjamin bertambahnya
permintaan akibat kebijakan kredit yang dilakukan oleh perusahaan. Besar
kecilnya jumlah piutang pada neraca dapat dijadikan dasar untuk menilai efisiensi
pengelolaannya.
Keown, et al. (2001) menyatakan bahwa : Perputaran piutang yang tinggi
menandakan semakin tingginya persediaan yang berputar dalam satu tahun dan ini
menunjukkan efektifitas manajemen persediaan dan sebaliknya perputaran
persediaan yang rendah menunjukkan tanda-tanda mis manajemen seperti
kurangnya pengendalian persediaan yang efektif. Oleh karena itu pengelolaan
piutang dagang menjadi penting karena sangat berkaitan dengan kebutuhan modal
kerja perusahaan, terlebih lagi karena arus kas dari penjualan bisa diinvestasikan
hingga piutang tertagih, pengendalian akan piutang menjadi lebih penting lagi,
penagihan yang efisien menentukan baik tidaknya profitabilitas dan likuiditas
perusahaan.
Alwi dan Faisal (2005) menyatakan bahwa Manajemen piutang pada
dasarnya mencakup 3 (tiga) aspek penting, yaitu :
1. Kebijaksanaan Kredit (Credit policy)
Kebijakan kredit meliputi penetapan standar kredit sebagai kriteria minimum
perluasan kredit kepada langganan merupakan faktor utama yang meliputi
penilaian kredit, pembayaran rata-rata dan finansial rasio yang digunakan
sebagai dasar kuantitatif untuk menetapkan standar kredit. Standar kredit

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
20

sangat penting dan harus dipertimbangkan karena setiap pertimbangan akan
mempengaruhi 3 (tiga) hal, yaitu :
a. Volume Penjualan
Pembeli atau calon pembeli pada umumnya akan tertarik membeli barang
dalam jumlah yang banyak, jika kepada mereka diberikan tenggang waktu
pembayaran yang longgar karena tenggang waktu pembayaran yang terlalu
pendek tidak mendorong mereka untuk membeli dalam jumlah yang lebih
banyak dan bahkan kemungkinan akan memilih supplier lain yang
menawarkan syarat pembayaran yang lebih menarik.
b. Investasi dalam Piutang
Investasi dalam barang jadi berkaitan erat dengan periode kredit yang
ditetapkan. Semakin longgar periode kredit semakin besar dana yang
tertanam dalam persediaan pada produk yang diberikan penjualan kredit.
c. Biaya Piutang Ragu-ragu
Tanpa piutang perusahaan tidak akan mengalami kerugian karena piutang
ragu-ragu. Kerugian piutang ragu-ragu merupakan ongkos yang harus
diperhitungkan sebagai faktor yang akan mengurangi keuntungan.
Kebijakan kredit yang baik adalah kebijakan yang dapat meningkatkan
penjualan lebih besar daripada kenaikkan cost of bad debt. Analisis kredit
menyangkut evaluasi kemampuan langganan baik likuiditas, aktivitas, hutang
maupun profitabilitasnya, disamping itu analisis kredit tidak hanya mengukur
mengenai tingkat kepercayaan finansial tetapi juga menyangkut estimasi
maksimum jumlah kredit yang mampu ditanggung oleh langganan, oleh karena itu

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
21

perusahaan harus menetapkan batas kredit yang boleh diberikan kepada
langganan.
Sawir (2003) menyatakan hahwa variabel utama dalam kebijakan
penjualan kredit mencakup standar kredit, yaitu :
a. Tingkat resiko maksimum yang bisa ditolerir dari pelanggan.
b. Persyaratan kredit yaitu lamanya kredit diizinkan dan persentase
pemberian potongan pada pembayaran yang cepat.
c. Kebijakan Penagihan yang dilakukan perusahaan.
Dalam menetapkan memberi atau tidak memberi penjualan kredit pada
satu pelanggan harus memenuhi 3 (tiga) tahapan berikut, yaitu :
a. Pengumpulan informasi tentang pelanggan
b. Analisis credit worthiness yang umum digunakan adalah finansial
Rasio analisis, Numeric Credit Scoring dan risk Indexes (Altmans Z
Score).
c. Keputusan menyetujui atau menolak permohonan penjualan kredit
pelanggan.
II.2.4. Manajemen Aset Tetap
Perusahaan industri pengelolaannya mengharapkan mampu menghasilkan
pendapatan yang lebih, dengan lebih mengandalkan aset tetap dari pada aset
lancar. Walaupun aset lancar diperlukan untuk mengetahui efektifitas operasi
perusahaan tetapi aset tetap seperti mesin, tanah, gedung dan lain sebagainya, juga
menghasilkan produk yang dapat dijual untuk menjadi kas, piutang dan

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
22

persediaan. Namun efisiensi penggunaan kedua aset tersebut dapat meningkatkan
profitabilitas.
Setiap perusahaan yang melakukan investasi dalam aset tetap, tentu
mengharapkan perusahaan memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam
investasi tersebut dan dalam jangka waktu tertentu yang telah diantisipasi.
Investasi dalam proyek baru yang menyangkut aset tetap terutama dalam
pembelian alat-alat produksi harus diperhitungkan secara seksama, karena jika
investasi sudah dijalankan, tetapi kemudian terjadi kekeliruan perhitungan, sulit
untuk menarik kembali yang berarti kerugian besar.
Suatu hal yang membedakan perusahaan jasa dengan perusahaan industi
lainnya adalah penyerapan dana investasi. Pada perusahaan jasa, dana investasi
terbesar diserap pada aset tetap. Dengan demikian manajer keuangan hendaknya
memberikan perhatian khusus terhadap manajemen aset tetap, bukan hanya
keputusan pengadaaan aset tetap baru, melainkan juga persoalan yang berkaitan
dengan pengeluaran selama masa penggunaan aset tetap.
Keputusan yang sangat diperlukan yaitu kebijaksanaan dan kecermatan
serta kejelian yang tepat dalam mengambil keputusan menetapkan pengeluaran
modal, dalam hal memutuskan apakah membeli aset baru sebagai pengganti aset
lama ataupun merehabilitasi aset tetap lama. Dengan demikian harus dilakukan
analisis yang cermat sebelum keputusan diambil. Antara lain dengan analisis
konsep dan teknik Capital budgeting yaitu Average Rate of Return (ARR),
Payback period (Proceed), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return
(IRR) dan Indeks Profitability (Alwi dan Faisal, 2005).

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
23

II.2.5. Manajemen Total Aset
Efektifitas perusahaan memanfaatkan semua sumber daya adalah
bagaimana memanfaatkan sumber yang ada di perusahaan, benar pada
pengendaliannya. Pengelolaan aktifitas perusahaan melibatkan perbandingan
antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aset. Yaitu bagaimana
perusahaan memanfaatkan investasi dan sumber daya ekonomis untuk pencapaian
penjualan menguntungkan tentu memerlukan pelaksanaan investasi yang sehat.
Metodologinya mendalilkan suatu hubungan yang optimal antara penjualan dan
berbagai jenis investasi aset.
Susunan aset pada kebanyakan perusahaan industri jasa atau manufaktur
terdapat sebagian besar dari modalnya tertanam dalam aset tetap, cenderung
mengutamakan penggunaan modal sendiri, sedang modal asing atau hutang hanya
sebagai pelengkap. Perusahaan yang sebagian besar asetnya terdiri atas aset lancar
akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dananya dengan hutang jangka
pendek.
Resiko aset yang melekat pada setiap aset perusahaan belum tentu sama.
Semakin panjang jangka waktu penggunaannya maka resikonya semakin besar.
Jika perusahaan memiliki aset yang peka terhadap resiko maka perusahaan harus
memilih banyak menggunakan modal sendiri yang relatif tahan resiko, dan
sedapat mungkin mengurangi penggunaan modal asing (utang) yang memiliki
resiko lebih tinggi dibanding modal sendiri.
Manajemen total aset tidak terlepas dari bagaimana mengelola masing-
masing aset dimulai dari aset lancar yang terdiri dari kas, surat-surat berharga,

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
24

piutang, persediaan sampai dengan aset lain-lain, yang memerlukan penanganan
yang spesifik dan memerlukan perhatian yang teliti secara parsial maupun secara
simultan.
Dalam setiap pengelolaan kinerja manajer Investasi berharap bisa selalu
meningkatkan nilai bersih aset yang menjadi tanggung jawabnya. Yaitu dengan
menetapkan semua kemampuan strategi investasi untuk mendapatkan investasi
yang tumbuh dan berkembang pesat sehingga nilai investasi memberikan return
yang cukup tinggi bagi investor.
Secara umum kinerja perusahaan bergantung pada jenis instrumen
investasi yang dipilih oleh Manajer Investasi. Misalnya pada reksadana terutama
pada pemilihan efek dapat diketahui apakah harga pasar instrumen investasi
tersebut mengalami kenaikan dibanding pada saat harga belinya. Jika mengalami
kenaikan, berarti akan meningkatkan Nilai Aset Bersih reksa dana tersebut. Begitu
juga sebaliknya, apabila ternyata portofolio efek reksadana mengalami
penurunan, dipastikan kinerja reksa dana akan mengalami penurunan juga.
Pergerakan harga pasar dari portofolio investasi reksa dana itulah yang
mengakibatkan pergerakan dan perubahan nilai aset bersih reksadana dari waktu
ke waktu.
Pendapatan atas investasi saham diharapkan dapat memberikan
penghasilan dalam bentuk deviden tunai yang diberikan setiap tahunnya. Besaran
deviden tunai bergantung pada kinerja masing-masing emiten dalam mengelola
prestasi bisnisnya.


Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
25

II.3. Rasio Manajemen Aset
Brigham. et al. (2000 : 43) menyatakan bahwa : Assets management
ratios are a set of ratios, which measure how effectively a firm manages its assets.
Example are inventory turnover, day sales outstanding in debtors, fixed assets
turnover ratio, total assets turnover ratio and operating capital requirement ratio
Weston dan Copeland (2001) menyatakan bahwa : Rasio manajemen aset
(Assets Management Ratios) adalah mengukur seberapa efektif suatu perusahaan
mengelola asetnya, yang dibuat untuk menjawab pertanyaan : apakah jumlah dari
masing-masing jenis aset yang terdapat dalam neraca sudah wajar, terlalu tinggi
atau terlalu rendah dengan melihat operasional perusahaan yang dicapai saat ini
dan proyeksi yang diharapkan di masa akan datang. Jika Perusahaan memiliki
terlalu banyak aset, beban bunga akan menjadi tinggi karena laba akan menjadi
rendah. Sebaliknya jika perusahaan memiliki aset teralu rendah, maka
profitabilitas dari penjualan tidak akan tercapai. Untuk mengukur efektifitas
manajemen dalam menggunakan sumber daya perusahaan, rasio aktifitas
melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai
jenis harta. Rasio ini terdiri dari inventory turnover, day sales outstanding, fixed
asset turnover, dan total asset turnover.
II.3.1. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio)
Houston dan Brigham (2001) menyatakan bahwa : barang dagangan
disebut modal kerja untuk menghasilkan laba dan perputarannya adalah jumlah
perjalanan yang dilakukan setiap tahun yaitu penjualan dibagi persediaan.

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
26

Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan
barang dagangan. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup populer untuk menilai
efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen
mengontrol modal yang ada pada persediaan. Perputaran Persediaan adalah untuk
mengetahui sejauh mana persediaan untuk proses produksi dapat diputar, intinya
adalah mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan investasi dan sumber
daya ekonomis dalam kekuasaannya. Semakin cepat perputaran persediaan
semakin baik. Bila rasio ini rendah berarti masih banyak stok yang belum terjual.
Hal ini akan menghambat aliran kas sehingga berpengaruh buruk pada
profitabilitas.
Perputaran persediaan menjelaskan bagaimana mengukur efektifitas
perusahaan mengelola persediaannya sehingga pemanfaatan modal kerja menjadi
optimal dan efisiensi.
Rasio ini dihitung dengan formula (Houston dan Brigham, 2001) sebagai
berikut :
Inventory
Sales
Turnover Inventory =
II.3.2. Jangka Waktu Penagihan (Day Sales Outstanding Ratio)
Houston dan Brigham (2001) menyatakan bahwa : periode penagihan rata-
rata (Day sales outstanding) digunakan untuk menaksir piutang usaha. Periode
penagihan adalah ukuran periode waktu antara tanggal penjualan dan tanggal
pembayaran diterima. Ukuran aktifitas piutang dinyatakan sebagai perputaran atau
sebagai persentase dari penjualan. Rasio ini digunakan untuk menaksir piutang
usaha yaitu berapa hari hasil penjualan tertanam dalam bentuk piutang usaha atau

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
27

berapa lama rata-rata uang hasil penjualan akan diterima sejak penjualan
dilakukan atau mengukur efisiensi pengelolaan piutang perusahaan, rata-rata
jangka waktu penagihan adalah rata-rata jangka waktu lamanya perusahaan
menunggu pembayaran setelah melakukan penjualan.
Rasio disajikan dalam formula berikut ini (Houston dan Brigham, 2001) :

) 360 : (
Re
tan
Sales
ceivable Account
ding Outs Sales Day =
II.3.3. Rasio Perputaran Aset Tetap (Fixed Asset Turnover Ratio)
Houston dan Brigham (2001) menyatakan bahwa : rasio perputaran aktiva
tetap adalah mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan aktiva tetapnya.
Maksudnya adalah mengukur efektifitas penggunaan dana yang tertahan pada
harta tetap dalam rangka menghasilkan penjualan atau berapa rupiah penjualan
bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aset tetap.
Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan
asetnya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan. Tingkat pemanfaatan aset
tetap ini penting karena investasi dalam operasional usaha dan peralatan
jumlahnya besar dan berjangka waktu lama. Rasio ini digunakan untuk mengukur
sampai seberapa efektif perusahaan memanfaatkan aset tetapnya seperti tanah,
bangunan, kendaraan, peralatan dan lain lain.
Rasio ini dihitung dengan formula berikut ini (Houston dan Brigham,
2001) :
Asset Fixed Net
Sales
Turnover Asset Fixed =


Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
28

II.3.4. Rasio Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover Ratio)
Houston dan Brigham (2001) menyatakan bahwa : Rasio manajemen aset
akhir, Rasio perputaran total aset (Total Assets Turnover) adalah mengukur
perputaran semua aset perusahaan. Perputaran total aset ini mencerminkan
efisiensi manajemen investasi dalam setiap pos aset atau pemanfaatan seluruh aset
yang dimiliki perusahaan. Perputaran aset adalah ukuran ihktisar yang baik
tentang efisiensi investasi dalam seluruh kategori aset. Rasio ini merupakan suatu
kunci rasio karena seperti yang diamati dalam analisis du Pont, perputaran
dikalikan dengan margin laba sama dengan ROI atau hasil pengembalian atas total
investasi.
Rasio ini menunjukkan efektifitas penggunaan seluruh harta perusahaan
dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan berapa rupiah
penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan
dalam bentuk harta perusahaan kalau perputarannya lambat, ini menunjukkan
bahwa aset yang dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan untuk
menjual.
Rasio ini dengan formula berikut ini (Houston dan Brigham, 2001) :
Asset Total
Sales
Turnover Asset Total =
II.4. Profitabilitas dan Rasio Profitabilitas
Brigham. et al (2000:45) menyatakan bahwa : Profitability ratio are a
group of ratio, which show the combined effect of liquidity, asset management,
and debt on operations. These ratios may include operating profit margin after
taxes, profit margin on sales, basic earning power, return on common equity

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
29

Brigham dan Houston (2001) menyatakan bahwa : profitabilitas adalah
hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Profitabilitas berkaitan
dengan penilaian kinerja perusahaan yang mencerminkan efektifitas dan efisiensi
perusahaan mencapai sasarannya. Profitabilitas dihasilkan perusahaan dalam
kaitannya dengan ukuran perusahaan yang diukur berdasarkan aset total yang
diputarkan, modal jangka panjang atau jumlah pekerja. Dengan meningkatkan
laba tentu akan diperoleh peningkatan pendapatan sekaligus juga efisiensi
terhadap beban-beban perusahaan.
Efektifitas manajemen dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan
dan investasi perusahaan. Rasio ini terdiri dari (profit margin on sales, return on
total asset, return on net worth). Kualitas tercermin dalam analisis rasio
Profitabilitas adalah untuk melihat sejauh mana kinerja perusahaan dalam
menghasilkan laba sehubungan dengan penggunaan asset perusahaan.
Penilaian kinerja perusahaan yang dilihat dari rasio profitabilitas dengan
melakukan penilaian terhadap nilai saham perusahaan, adalah rasio ROA (Return
On Asset) dan ROE (Return on Equity). Return on Assets (ROA) adalah Aset
suatu perusahaan didanai oleh pemegang saham dan kreditor, sehingga aset
tersebut akan menjadi modal kerja bagi perusahaan dalam melakukan usahanya.
Sedangkan hasil usaha perusahaan dinyatakan dalam bentuk laba bersih atau Net
Income After Tax (NIAT). Dengan demikian rasio antara Net Income After Tax
terhadap aset secara keseluruhan akan menunjukkan ukuran produktifitas aset
dalam memberikan pengembalian kepada penanam modal (Sawir, 2001).


Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
30

Sawir (2001), dapat dinyatakan dalam bentuk rumus sebagai berikut :
asset Total
tax after income Net
Asset on turn = Re
ROA yang cukup tinggi, maka dapat diasumsikan bahwa perusahaan
tersebut beroperasi secara efektif, semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa
perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aset untuk menghasilkan laba
bersih setelah pajak, hal ini akan merupakan daya tarik bagi investor yang
mengakibatkan peningkatan nilai saham perusahaan yang bersangkutan, dan
karena nilainya meningkat, maka saham perusahaan tersebut akan diminati oleh
banyak investor, yang akibatnya akan meningkatkan harga saham perusahaan
tersebut. Dengan kata lain ROA akan berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan.
Analisis ROA mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
dengan menggunakan total aset yang ada setelah biaya-biaya modal. Fokus ROA
adalah profitabilitas, ROA dipecahkan dengan perputaran aset mencerminkan
kemampuan perusahaan menghasilkan return berdasarkan aset tertentu. ROA
(return on assets) merupakan indikator kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimiliki. ROA dapat diperoleh dengan
cara menghitung rasio antara laba setelah pajak dengan total aset (net income
dibagi total aset), jadi bisa dibilang ROA adalah rasio laba atas aset.
Rentabilitas Modal Sendiri yang sering disebut ROE (return on equity)
merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam mengelola modal yang
tersedia untuk mendapatkan laba bersih. ROE dapat diperoleh dengan cara
menghitung rasio antara laba setelah pajak dengan total ekuitas (net income dibagi

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
31

total equity). Jadi ROE adalah rasio laba atas modal. ROE secara eksplisit
menganalisis profitabilitas perusahaan bagi pemilik saham biasa. Itu berarti bunga
dan deviden dimasukkan kedalam analisis. Laba yang diperoleh oleh suatu
perusahaan biasa dibagi-bagi kepemilik modal seperti hutang (kredit), saham
preferen dan saham biasa.
Sawir (2001), dapat dinyatakan dalam bentuk rumus sebagai berikut :

Asset Total
tax after income Net
Equity on turn = Re
Hubungan ROA dan ROE adalah apabila ROA melebihi biaya modal
hutang dan biaya modal saham preferen maka ROE akan melebihi ROA. Apabila
hutang bertambah terus, tingkat resiko akan naik dan biaya modal hutang akan
naik. Pada tingkat tertentu kenaikkan ROA akan lebih kecil dibandingkan dengan
kenaikkan biaya modal hutang dan ROE akan mengalami penurunan.
II.5. Saham dan Penilaian Harga Saham
II.5.1. Pengertian Saham
Menurut Brigham. et al. (2000) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
saham biasa adalah : Common stock represent an ownership in a corporasion,
but to the typical investor, a share of common stock is simply a piece of paper
characterized by two features : (1) It entitles its owner to dividend (2) stock can
be sold at some future date
Saham biasa merupakan efek yang paling popular di pasar modal dimana
pembicaraan seputar saham selalu mengacu kepada saham biasa kecuali preferen.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang
atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham berupa selembar kertas yang

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
32

menerangkan siapa pemiliknya. Saham atau ekuitas merupakan surat berharga
yang sudah banyak dikenal masyarakat. Umumnya jenis saham yang dikenal
adalah saham biasa (common stock). Saham sendiri dibagi menjadi dua jenis
saham, yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock).
Saham biasa, merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior
atau akhir terhadap pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan
apabila perusahaan tersebut dilikuidasi (tidak memiliki hak-hak istimewa).
Karakterisktik lain dari saham biasa adalah dividen dibayarkan selama perusahaan
memperoleh laba. Setiap pemilik saham memiliki hak suara dalam rapat umum
pemegang saham (one share one vote). Pemegang saham biasa memiliki tanggung
jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya dan memiliki
hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada orang lain.
Saham biasa memberikan aliran arus kas yang diharapkan dimasa depan,
dan nilai saham dicari dengan cara yang sama seperti penilaian aktiva keuangan
lainnya yang dinamakan nilai sekarang dari aliran arus kas yang diharapkan di
masa depan. Arus kas yang diharapkan terdiri dari 2 (dua) unsur, yaitu : (1)
deviden yang diharapkan setiap tahunnya dan (2) harga yang diharapkan diterima
investor ketika mereka menjual saham. Harga saham akhir yang diharapkan
meliputi pengembalian investasi awal ditambah keuntungan modal yang
diharapkan.
Sedangkan untuk saham preferen, merupakan saham yang memiliki
karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan
pendapatan tetap (seperti bunga obligasi). Persamaan saham preferen dengan

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
33

obligasi terletak pada 3 (tiga) hal : ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya,
dividen tetap selama masa berlaku dari saham dan memiliki hak tebus dan dapat
dipertukarkan dengan saham biasa. Saham preferen lebih aman dibandingkan
dengan saham biasa karena memiliki hak klaim terhadap kekayaan perusahaan
dan pembagian dividen terlebih dahulu. Saham preferen sulit untuk
diperjualbelikan seperti saham biasa, karena jumlahnya yang sedikit.
Daya tarik dari investasi saham adalah dua keuntungan yang dapat
diperoleh pemodal dengan membeli saham atau memiliki saham, yaitu dividen
dan capital gain. Dividen merupakan keuntungan yang diberikan perusahaan
penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Biasanya dividen
dibagikan setelah adanya persetujuan pemegang saham dan dilakukan setahun
sekali. Agar investor berhak mendapatkan dividen, pemodal tersebut harus
memegang saham tersebut untuk kurun waktu tertentu hingga kepemilikan saham
tersebut diakui sebagai pemegang saham dan berhak mendapatkan dividen.
Dividen yang diberikan perusahaan dapat berupa dividen tunai, dimana pemodal
atau pemegang saham mendapatkan uang tunai sesuai dengan jumlah saham yang
dimiliki dan dividen saham dimana pemegang saham mendapatkan jumlah saham
tambahan. Sedangkan capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga
jual yang terjadi. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan di
pasar sekunder. Saham dikenal memiliki karakteristik high risk-high return.
Artinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan
yang tinggi namun juga berpotensi resiko tinggi. Saham memungkinkan pemodal
mendapatkan keuntungan (capital gain) dalam jumlah besar dalam waktu singkat.

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
34

Namun seiring dengan berfluktuasi harga saham, saham juga dapat membuat
investor mengalami kerugian besar dalam waktu singkat.
Sebagai investor, terdapat 3 (tiga) alasan untuk membeli saham, yaitu :
1. Income adalah mendapatkan pendapatan yang tetap dari hasil investasi
pertahunnya, maka anda bisa membeli saham pada perusahaan yang sudah
mapan dan memberikan dividen secara regular.
2. Growth adalah untuk jangka panjang dan memberikan hasil yang besar di masa
datang, berinvestasi pada saham perusahaan yang sedang berkembang
(biasanya perusahaan teknologi) memberikan keuntungan yang besar, karena
kebijakan dari perusahaan yang sedang berkembang biasanya keuntungan
perusahaan akan diinvestasikan kembali ke perusahaan maka perusahaan tidak
memberikan dividen bagi investor. Keuntungan bagi investor hanya dari
kenaikan harga saham apabila menjual saham tersebut di masa datang
(kenaikan harga saham yang besar).
3. Diversification membeli saham untuk kepentingan portofolio maka
memerlukan saham untuk pendapatan tetap atau membeli obligasi dengan
bunga yang diberikan sebagai pendapatan. Berinvestasi dalam saham sangat
memerlukan pengetahuan yang luas tentang perusahaan itu sendiri
(perusahaan dimana anda ingin menginvestasikan dana anda).
II.5.2. Penilaian Harga Saham
Harga pasar adalah harga terakhir yang dilaporkan saat saham terjual di
bursa. Membeli atau menjual saham pada berbagai level harga harus berdasarkan
regulasi harga yang telah ditetapkan bahwa saham ada nilai intrinsik maupun nilai

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
35

aktualnya. Tujuan memaksimumkan harga saham tidak berarti bahwa para
manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai saham dengan mengorbankan para
pemegang obligasi karena harga ditentukan oleh mekanisme pasar yaitu
berdasarkan keseimbangan antara fungsi permintaaan dan fungsi penawaran.
Harga tidak akan berubah dengan cepat. Harga dideklarasikan sejak tanggal
neraca dan berlaku hingga tanggal neraca berikutnya. Nilai pasar dari saham
adalah harga saham di pasar dikalikan dengan jumlah saham beredar. Juga disebut
dengan kapitalisasi pasar (Market Capitalization).
Pada neraca, aset sama dengan modal saham ditambah dengan kewajiban.
Aset merupakan representasi dari modal, yaitu kewajiban diasumsikan sama
dengan nol. Sehingga, sertifikat saham memiliki nilai tertentu, yaitu nilainya akan
sama dengan nilai asetnya. Setiap harga saham yang di atas atau di bawah nilai
asetnya, tidak menunjukkan kondisi sesungguhnya, namun kekuatan pasar mampu
membuat harga saham berada di atas atau di bawah nilai asetnya.
Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan
meningkat. Nilai dari saham merupakan indeks yang tepat untuk mengukur tingkat
efektifitias perusahaan. Berdasarkan alasan inilah, tujuan manajemen keuangan
dinyatakan dalam bentuk maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau
memaksimalisasikan harga saham.
Penilaian harga saham bertujuan untuk menilai saham manakah yang
paling menguntungkan bagi investor, dengan kata lain saham-saham manakah
yang harga pasarnya lebih rendah dari intrinsiknya (undervalue) sehingga layak

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
36

untuk dibeli, serta saham-saham manakah yang harganya lebih tinggi dari nilai
intrinsiknya (over value) sehingga menguntungkan untuk dijual.
Dari uraian ini disimpulkan bahwa investor harus mampu mengamati
kinerja perusahaan melalui analisis manajemen aset dan profitabilitas yaitu
khususnya mengelola aset serta tingkat profitabilitas yang mampu membantu
perusahaan dalam mengambil keputusan investasi.
Landasan teori ditegakkan agar penelitian mempunyai dasar yang kokoh
dan bukan sekedar coba-coba (trial dan error), yang merupakan ciri bahwa
penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data. Teori adalah alur logika
atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang
disusun secara sistimatis. Secara umum, teori mempunyai tiga fungsi yaitu untuk
menjelaskan, meramalkan dan pengendalian suatu gejala.







Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian
III.1.1. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) di
Jakarta.
III.1.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dari bulan Februari 2008 sampai Mei 2008.
III.2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan survey. Jenis Penelitian ini adalah
deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
variabel bebas, baik satu variabel ataupun lebih (Nasir, 2001).
Deskriptif ialah bertujuan untuk menganalisis dan menyajikan data secara
sistematik sehingga dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan (meneliti yang
metode penelitiannya meneliti sekelompok manusia, suatu objek, kondisi, sistem
pemilikan yang bertujuan menggambarkan, menjelaskan dan memaparkan secara
sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan
antar fenomena yang diteliti). Kuantitatif ialah berdasarkan paradigma positif
berlandaskan asumsi mengenai objek empiris.
III.3. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan industri kontruksi
yang terdaftar di BEI pada tahun 1998 sampai dengan 2007. Sampel pada
penelitian ini adalah perusahaan industri konstruksi yang sudah terdaftar di BEI
37
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
38
sejak tahun 1998 sampai dengan 2007, dan telah menerbitkan laporan keuangan
diaudit secara berkala.
Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling, yaitu adanya
kriteria tertentu yang ditempuh dalam pengambilan sampel yang diteliti, dengan
tahapan sebagai berikut :
1. Menentukan jumlah perusahaan industri konstruksi yang terdaftar di BEI
sepanjang tahun 1998 sampai dengan 2007.
2. Menetapkan jumlah emiten industri konstruksi yang lama aktif dalam
perdagangan saham industri konstruksi yaitu 1998 sampai dengan 2007.
3. Tidak terlambat menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh
akuntan publik yang terdaftar di BEJ secara berkala.
4. Menerbitkan laporan keuangan tahunan yang diaudit dan dipublikasikan pada
batas waktu yang telah ditetapkan melalui laporan Indonesian Capital
Market Directory.
5. Emiten yang tidak pernah diberhentikan/terhenti perdagangan (disuspend)
oleh Bapepam.
Ringkasan hasil penyeleksian sampel dapat dilihat pada populasi
penelitian perusahaan konstruksi sejak tahun 1998 sampai tahun 2007 yaitu
berjumlah 13 perusahaan, tetapi dari jumlah yang memenuhi kriteria pengambilan
sampel berjumlah 3 perusahaan. Atau jumlah sampel karena dari 10 tahun amatan
menjadi 30 (3 x 10 = 30) sampel. Jumlah tersebut digunakan sebagai dasar untuk
menguji hipotesis penelitian lihat ( lihat tabel 3.1 ).


Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
39
Dari kriteria pemilihan sampel dapat digambarkan pada Tabel berikut ini :
Tabel III.1 Pemilihan Sampel

No Keterangan Jumlah
1 Jumlah Perusahaan Konstruksi 13
2 Jumlah Perusahaan diluar Kriteria : tidak memenuhi data 1998-
2007
(9)
3 Jumlah Perusahaan Konstruksi sesuai Kriteria memenuhi data
1998-2007 dan dijadikan sampel dalam penelitian ( 10 tahun
amatan )
3
4 Total sampel yang digunakan ( 10 tahun amatan ) 30
Sumber : Indonesia Capital Market Directory 2008, (data sekunder eksternal diolah).

Tabel III.2 Perusahaan Konstruksi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
1998 - 2007

No Nama Perusahaan Tanggal Initial Public
Offering
1 PT. Petrosea Tbk 30/03/1990
2 PT. Citra Marga Nusaphala Persada Tbk 30/11/1994
3 PT. Bukaka Tbk 09/01/1995
4 PT. Surya Semesta Internusa Tbk 27/03/1997
5 PT. Waskita Karya Tbk 11/11/2003
6 PT. Adhi Karya Tbk 08/03/2004
7 PT. Pembangunan Perumahan Tbk 28/04/2004
8 PT. Total Bangun Persada Tbk 22/07/2006
9 PT. Truba Alam Manunggal Engineering Tbk 16/10/2007
10 PT. Wijaya Karya Tbk 29/10/2007
11 PT. Jaya Konstruksi Menggala Tbk 29/10/2007
12 PT. Duta Graha Indah Tbk 28/11/2007
13 PT. Harma Henwa Tbk 30/11/2007
Sumber : Indonesia Capital Market Directory 2008, (data sekunder eksternal diolah).

Tabel III.3 Perusahaan Konstruksi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
1998 s/d 2007 Diluar Kriteria Sampel

No Nama Perusahaan Tanggal Initial Public
Offering
1 PT. Citra Marga Nusaphala Persada Tbk 30/11/1994
2 PT. Waskita Karya Tbk 11/11/2003
3 PT. Adhi Karya Tbk 08/03/2004
4 PT. Pembangunan Perumahan Tbk 28/04/2004
5 PT. Total Bangun Persada Tbk 22/07/2006
6 PT. Truba Alam Manunggal Engineering Tbk 16/10/2007
7 PT. Wijaya Karya Tbk 29/10/2007
8 PT. Jaya Konstruksi Menggala Tbk 29/10/2007
9 PT. Duta Graha Indah Tbk 28/11/2007
10 PT. Harma Henwa Tbk 30/11/2007
Sumber : Indonesia Capital Market Directory 2008, (data sekunder eksternal diolah).



Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
40
Tabel III.4 Sampel Perusahaan Konstruksi di Bursa Efek Indonesia
1998-2007
No Nama Perusahaan Tanggal Initial Public
Offering
1 PT. Petrosea Tbk 30/03/1990
2 PT. Bukaka Tbk 09/01/1995
3 PT. Surya Semesta Internusa Tbk 27/03/1997
Sumber : Indonesia Capital Market Directory 2008, (data sekunder eksternal
diolah).

III.4. Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian ini adalah penulis melakukan teknik
pengumpulan data sebagai berikut :
1. Melalui penulusuran jalur internet dengan alamat situs www.bei.co.id,
www.bapepam.go.id, www.deperindag.go.id, dan melalui Indonesia Capital
Market Directory untuk memperoleh data sekunder.
2. Studi literatur, yaitu dengan mengumpulkan data kepustakaan yang
berhubungan dengan penelitian.
III.5. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
melalui media informasi berupa Laporan Neraca dan Laporan Rugi laba dari
perusahaan industri kontruksi untuk periode tahun 1998 sampai dengan 2007.
Data sekunder dari Capital Market Directory, Websites
(jsx.co.id/bei.co.id,bursa.com,bapepam.go.id,deprindag.go.id), dan media cetak
baik jurnal maupun majalah.




Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
41
III.6. Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini terdapat 7 (tujuh) variabel, tujuh variabel
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu, variabel terikat (dependent variable)
dan variabel bebas (independent variable).
Dependen variabel (Y) dalam penelitian ini adalah harga saham.
Independen variabel (X) yaitu dari rasio manajemen aset terdiri dari : inventory
turnover (X1), Day Sales Outstanding (X2), fixed asset turnover (X3), total asset
turn over (X4) dan dari rasio profitabilitas terdiri dari : ROA (X5) dan ROE (X6).
III.7. Definisi Operasional Variabel
1. Harga saham (Y) adalah harga saham penutupan efektif periode.
2. Rasio Manajemen Aset, yaitu :
1. Perputaran persediaan (inventory turnover) = X1, merupakan
perbandingan antara penjualan dengan persediaan. Semakin cepat
perputaran persediaan semakin baik.
2. Jangka waktu penagihan (day sales Outstansding) = X2,
merupakan perbandingan piutang dengan penjualan dalam periode
satu tahun (penjualan rata-rata). Menunjukkan berapa lama rata-
rata uang hasil penjualan akan diterima sejak penjualan dilakukan.
3. Perputaran Aset Tetap (Fixed Assets Turnover) = X3, merupakan
perbandingan penjualan dengan aset tetap perusahaan. Rasio ini
mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan aktiva
tetapnya.

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
42
4. Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover) = X4, merupakan
perbandingan penjualan dengan total aset. Mengukur efektifitas
pemanfaatan seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan.
2. Rasio Profitabilitas, yaitu :
1. ROA (Return On Assets) = X5, merupakan perbandingan laba bersih
setelah pajak dengan total aktiva. Mengukur kemampuan
perusahaan dengan mengunakan keseluruhan dana yang
ditanamkan dalam aktiva.
2. ROE (Return On Equity) = X6 merupakan perbandingan laba bersih
setelah pajak dengan equity.
Tabel. III.5 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Pengukuran
Inventory turn over (X1) Membandingan pejualan dengan
persediaan perusahaan dalam satu
periode.
Rasio
Day Sales Outstanding (X2) Membandingkan piutang dengan rata-
rata penjualan dalam satu periode
Rasio
Fixed asset turn over (X3) Membandingkan penjualan dengan aset
tetap perusahaan dalam satu periode
Rasio
Total asset turn over (X4) Membandingkan penjualan dengan
total aset perusahaan dalam satu
periode
Rasio
Return On Assets ( X5) Membandingkan laba bersih setelah
pajak dengan total aset perusahaan
dalam satu periode
Rasio
Return On Equity (X6) Membandingkan laba bersih setelah
pajak dengan total ekuitas
Rasio
Sumber : Manajemen Keuangan (Brigham, Eugene F & Houston, 2001)
III.8. Pengujian Asumsi Klasik
Untuk mengetahui apakah sampel yang ditetapkan telah dapat dilakukan
analisis dan melihat apakah model prediksi yang dirancang telah dapat
dimasukkan ke dalam serangkaian data, maka perlu dilakukan pengujian data. Hal

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
43
ini sering disebut uji asumsi klasik yang didalamnya termasuk pengujian
normalitas, heterodastisitas dan multikolinearitas.
III.8.1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data
mengikuti atau mendekati distribusi normal. Yakni distribusi data dengan bentuk
gunung yang simetris. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti
distribusi normal. Yaitu distribusi data tersebut tidak condong kekiri ataupun
kekanan. Uji normalitas pada multivariate sebenarnya sangat kompleks, karena
dilakukan pada seluruh variabel secara bersama-sama. Tetapi uji ini dapat juga
dilakukan pada setiap variabel, dengan logika bahwa jika secara bersama-sama
variabel-variabel tersebut dapat juga dianggap memenuhi asumsi normalitas.
Pengujian normalitas ini dilakukan dengan melihat grafik normal plot. Untuk
melihat apakah suatu data mempunyai distribusi normal, maka kriteria
pengujiannya, adalah sebagai berikut :
1. Jika angka signifikansi lebih besar dari 0.05 maka data mempunyai
distribusi normal.
2. Jika angka signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka data tidak
mempunyai distribusi normal.
III.8.2. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini dimaksudkan untuk melihat setiap variabel yang dibatasi oleh nilai
tertentu dari variabel bebas konstan, atau sama untuk seluruh obeservasi. Kondisi
heteroskedastisitas terjadi bila varians () dari variabel tidak bebas meningkat
sebagai akibat meningkatnya varian variabel bebas, maka varian variabel bebas

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
44
adalah tidak sama. Apabila terjadi heterokedastisitas maka penaksir koefisien
regresi menjadi tidak efisien.
Uji heteroskedastisitas dibutuhkan apabila kesalahan atau residual dari
model-model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari suatu
observasi ke observasi lain. Gejala heteroskedastisitas dapat diuji dengan
menggunakan metode grafik, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
yang tergambar pada scartterplot, dasar pengambil kesimpulan adalah jika ada
pola tertentu yang teratur (bergelombang melebar kemudian menyempit), maka
telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi
heteroskedastisitas (Santoso, 2001).
III.8.3. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Multikolinearitas terjadi jika
variabel-variabel bebas saling berkorelasi. Hal ini mengubah kesalahan baku
pendugaan dan bias menyebabkan kesimpulan yang salah sehubungan dengan
penentuan, mana variabel bebas yang mempunyai pengaruh nyata dan yang tidak
nyata. Multikolinearitas terjadi apabila nilai korelasi antar variabel independent di
dalam koefisien persamaan regresi yang dapat dilihat pada matrik korelasi lebih
tinggi dari 0.8. Dengan melihat toleransi variabel dan variance inflation factor
(VIF). Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas, adalah :
1. Mempunyai VIF kurang dari angka 5
2. Mempunyai angka tolerance mendekati 1 (Santoso, 2002:357)

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
45
III.9. Model Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda yaitu
melihat sejauh mana kekuatan variabel Y sebagai pengaruh dari variabel X,
analisis ini dipilih karena :
1. Simultan (F. test) dalam penelitian ini, yaitu :
1. Rasio manajemen aset diduga mempunyai pengaruh nyata terhadap
variabel dependen (Harga saham).
2. Rasio profitabilitas diduga mempunyai pengaruh nyata terhadap
variabel dependen (Harga saham).
2. Parsial (t. test) dalam penelitian ini diduga seluruh variabel independen
inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turn ove , total asset
turnover, ROA dan ROE mempunyai pengaruh nyata terhadap variabel
dependen Y (Harga saham).
Untuk menguji hipotesis digunakan model regresi berganda dengan persamaan
sebagai berikut :
e Y
x b x b x b x b b
+ + + + + =
4 4 3 3 2 2 1 1 0
e Y
x b x b b
+ + + =
6 6 5 5 0

Keterangan :
Y = Harga saham
Xl = Perputaran persediaan (Inventory Turnover)
X2 = Jangka waktu penagihan (Day Sales Outstansding)
X3 = Perputaran Aset Tetap (Fixed Assets Turnover)
X4 = Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover)

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
46
X5 = ROA (Return On Assets)
X6 = ROE (Return On Equity)
.b0 = Intercept Y
.b1,b2,b3,b4,b5,b6 = koefisien regresi setiap variabel
e = Variabel Epsilon
Data diolah menggunakan Statistical Package for Social Science (SPSS)
dan pengujian hipotesis menggunakan regresi berganda, dimana akan terlihat
pengaruh secara serempak maupun secara parsial dengan analisis sebagai berikut :
1. Uji serempak (Uji F)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara
bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen
yaitu harga saham.
Model hipotesis yang digunakan dalam Uji F :
1. Ho : Inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turnover, total
asset turnover, secara simultan tidak berpengaruh terhadap harga
saham pada Industri Konstruksi di Bursa Efek Indonesia.
H1 : Inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turnover, total
asset turnover, secara simultan berpengaruh terhadap harga saham
pada Industri Konstruksi di Bursa Efek Indonesia.
2. Ho : ROA, ROE secara simultan tidak berpengaruh terhadap harga
saham pada Industri Konstruksi di Bursa Efek Indonesia.
H1 : ROA, ROE secara simultan berpengaruh terhadap harga saham pada
Industri Konstruksi di Bursa Efek Indonesia .

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
47
Pada tingkat kepercayaan Confident Interval 95 % atau = 0,05.
Pengujian dilakukan serempak (Uji F). Pada uji ini apabila hasil perhitungan nilai
signifikan F lebih kecil dari = 0,05 atau F hitung lebih besar dari F tabel maka
kriteria pengambilan keputusannya adalah :
1. Ho (Inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turnover, total
asset turnover, secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap
harga saham pada Industri Konstruksi Tbk di Bursa Efek Indonesia) di
tolak dan H1 (Inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset
turnover, total asset turnover, secara bersama-sama berpengaruh nyata
terhadap harga saham pada Industri Konstruksi Tbk di Bursa Efek
Indonesia) diterima.
2. Ho (ROA,ROE secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap
harga saham pada Industri Konstruksi Tbk di Bursa Efek Indonesia) di
tolak dan H1 (ROA, ROE secara bersama-sama berpengaruh nyata
terhadap harga saham pada Industri Konstruksi Tbk di Bursa Efek
Indonesia) diterima. Sebaliknya jika signifikan F lebih besar dari = 0,05
atau F hitung lebih kecil dari F tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak.
2. Uji t ( Uji Parsial)
Untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh dari variabel terikat
Inventory turnover (X1), day sales outstanding (X2), fixed asset turnover (X3),
total asset turnover (X4), ROA (X5), dan ROE (X6) terhadap harga saham (Y).



Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
48
Model hipotesis yang digunakan dala uji t :
1. Ho : Inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turnover, total
asset turnover, secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga
saham pada Industri Konstruksi Tbk di Bursa Efek Indonesia.
H1 : Inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turnover, total
asset turnover, secara parsial berpengaruh terhadap harga saham
pada Industri Konstruksi Tbk di Bursa Efek Indonesia .
2. Ho : ROA, ROE secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham
pada Industri Konstruksi Tbk di Bursa Efek Indonesia.
H1 : ROA, ROE secara parsial berpengaruh terhadap harga saham
pada Industri Konstruksi Tbk di Bursa Efek Indonesia.
Pada tingkat kepercayaan Confident Interval 95 % atau = 0,05.
Pengujian dilakukan parsial (Uji t). Pada uji ini apabila hasil perhitungan nilai
signifikan t lebih kecil dari = 0,05 atau t hitung lebih besar dari t tabel , maka
kriteria pengambilan keputusannya adalah :
1. Ho (Inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turnover, total
asset turnover, secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap harga
saham pada Industri Konstruksi Tbk di Bursa Efek Indonesia) di
tolak.
H1 (Inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turnover, total
asset turnover, secara parsial berpengaruh nyata terhadap harga
saham pada Industri Konstruksi Tbk di Bursa Efek Indonesia)
diterima.

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
49
2. Ho (ROA,ROE secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap harga
saham pada Industri Konstruksi Tbk di Bursa Efek Indonesia) di
tolak.
H1 (ROA, ROE secara parsial berpengaruh nyata terhadap harga saham
pada Industri Konstruksi Tbk di Bursa Efek Indonesia) diterima.




Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1. Gambaran Umum Perusahaan Konstruksi di Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Jakarta mulai beroperasi sejak 10 Agustus 1978 yang ditandai
dengan Go Publiknya PT. Semen Cibinong sebagai perusahaan pertama yang
tercatat di BEJ. Betindak selaku pengelola pasar bursa adalah Badan Pelaksana
Pasar Modal (BAPEPAM). Hal ini berlangsung sampai tahun 1990 dengan
keluarnya Keputusan Presiden Nomor : 1548/KMK.01/1990 yang pada intinya
merubah status BAPEPAM menjadi badan yang mengawasi serta badan yang
membina kegiatan Pasar Modal di Indonesia dan sekaligus mengganti singkatan
BAPEPAM menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Dengan perubahan ini pada
dasarnya BAPEPAM tidak lagi mengelola kegiatan Bursa Efek Jakarta dan
pengelolaanya diserahkan kepada lembaga swasta.
Pada April 2006, nilai kapitalisasi pasar modal Indonesia baru mencapai
100 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan Malaysia 195 miliar
dolar, Thailand 148 miliar dolar, Singapura 294 miliar dolar, Korea 752 miliar
dolar dan Hong Kong 1,213 triliun dolar (www.republika.com). Kondisi ini
mengharuskan terjadinya merger dalam tubuh bursa Indonesia, melalui merger
diharapkan makin membuka peluang bagi perusahaan untuk terjun ke pasar modal
(go public). Dengan meningkatnya potensi yang ada dari sisi supply, yaitu calon
emiten dan sisi demand, yaitu investor, kapitalisasi pasar untuk lebih besar sangat
terbuka. Tanggal 3 Desember 2007 merupakan hari pertama perdagangan saham
dan obligasi serta turunannya dilakukan di bawah bursa baru, Bursa Efek
50
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
51
Indonesia (BEI), gabungan dari Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya dan
merupakan tonggak sejarah baru bagi perkembangan pasar modal Indonesia.
Pelaksanaan merger BEJ-BES dapat meningkatkan efesiensi kerja, baik dari
segi operasional dan investasi, serta memberikan dampak positif bagi para pelaku
pasar modal. Dilihat dari aspek operasional, keuntungan yang didapatkan dari merger
adalah penghematan biaya operasional. Sedangkan dari sisi investasi, investor akan
lebih mudah untuk melakukan pilihan investasi dalam satu orang.
Jumlah Perusahaan Konstruksi yang ada di Bursa Efek Indonesia yang tercatat
di Indonesia Market Directory tahun 1998 sampai 2007 sebanyak 13 perusahaan dan
dikelompokkan atas perusahaan konstruksi bangunan dan non bangunan yaitu :
1. Perusahaan konstruksi bangunan yang terdiri dari : PT. Citra Marga Nusaphala
Persada Tbk, PT. Adhi Karya Tbk PT. Waskita Karya Tbk, PT. Pembangunan
Perumahan Tbk, PT. Total Bangun Persada Tbk, PT. Truba Alam Manunggal
Engineering Tbk, PT. Wijaya Karya Tbk, PT. Jaya Konstruksi Menggala Tbk,
Duta Graha Indah Tbk, PT. Surya Semesta Internusa Tbk.
2. Perusahaan non konstruksi bangunan yaitu terdiri dari : PT. Petrosea Tbk, PT.
Bukaka Teknik Utama Tbk dan PT. Harma Henwa Tbk, PT. Indika Energy Tbk.
Profil perusahaan konstruksi bangunan dan non bangunan akan diuraikan
secara ringkas mencakup tanggal alamat, bisnis usaha, listing, jumlah modal saham
pada saat listing, kinerja pencapaian laba, komposisi kepemilikan saham. Profil ini
hanya terbatas pada perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu yang

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
52
eksis secara berturut-turut dari tahun 1998 sampai dengan 2007 dan terdaftar di Bursa
Efek Indonesia, yaitu :
1. PTRO-Petrosea Tbk
PT. Petrosea Tbk adalah perusahaan multidisiplin yang bergerak di bidang
rekayasa, konstruksi dan pertambangan mencatatkan prestasinya di Indonesia sejak
tahun 1972. Kantor beralamat di : WISMA ANUGRAHA Lt. 3 - Jl. Taman Kemang
No. 32 B Jakarta 12730 INDONESIATelephone : 62 21 - 718 - 3255 Fax. : 62 21 -
718 3266. Petrosea diakui sebagai salah satu kontraktor rekayasa dan konstruksi
terkemuka di Indonesia, tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1990 efektif 30
Maret 1990, IPO 16 Mei 1990 nilai saham beredar 42.750.000.000,-
Kinerja keuangan PT . Petrosea Tbk mencapai laba bersih tahun 2007 sebesar
37 milyar, mengalami penurunan laba dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 58
milyar. Pemegang saham dan rekan strategis adalah Clough Ltd (ASX: CLO) dengan
kepemilikan saham di Petrosea 74,39 persen.
2. SSIA-Surya Semesta Internusa Tbk
PT. Surya Semesta Internusa Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta
No. 37 tanggal 15 Juni 1971 dengan nama PT. Multi Investments Ltd, beralamat di
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. X-0, Kuningan, Jakarta. Perusahaan mulai beroperasi
secara komersial pada tahun 1971. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan,
ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama adalah berusaha dalam bidang industri,
perdagangan, pembangunan, pertanian, pertambangan dan jasa, termasuk mendirikan

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
53
perusahaan dibidang perindustrian bahan bangunan, real estat, kawasan industri,
pengelolaan gedung dan lain-lain.
PT. Surya Semesta Internusa Tbk List di BEI 27 Maret 1997 dengan harga
perdana saham Rp. 975, Modal dasar Rp. 400 milyar dengan modal disetor sebesar
Rp. 369.805.750.000,-. Kinerja keuangan PT. Surya Semesta Internusa mencapai
laba bersih tahun 2007 sebesar 21 milyar, mengalami penurunan laba dari tahun
sebelumnya yaitu sebesar 24 milyar. Pemegang saham di perusahaan ini adalah PT.
Union Sampoerna 15.00%, Primotex Limited 13 %, PT. Arman Investment Utama
9.00 %, PT. Union Sampoerna 5 %, dan Jyske Bank 5 %.
3. BUKK-Bukaka Teknik Utama Tbk
PT. Bukaka Teknik Utama Tbk, beralamat : Gedung Graha Bukaka Lt 5 & 8,
Jl. Raya Ps. Minggu No. 17 A Jakarta 12780 Telepon (021) 7944288 Faksmili: (021)
7944287 dan Jl. Raya Bekasi Cibinong. Km 19.5 Cilengsi, dengan Klasifikasi
Industri adalah Konstruksi, IPO di Bursa efek Indonesia 09 Januari 1990 dengan
harga perdana saham sebesar Rp. 3.200, Modal dasar Rp. 100 milyar dengan modal
disetor sebesar Rp. 70.306.000.000.,-
Kinerja keuangan PT. Bukaka Teknik Utama Tbk mencapai laba operasi
tahun 2007 sebesar 41 milyar, mengalami kenaikkan laba dari tahun 2005 yaitu
sebesar 10 milyar. Pemegang Saham PT. Bukaka Teknik Utama Tbk : PT. Bukaka
Investindo (38,33%), PT. TAspen (4,79%), Transpac Capital Pte. Ltd (8,26%), Bank
IFI (7,12%), YKK Bukaka Teknik Utama (1,31%), Singapore Telecom Int (1,71%),

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
54
PT. Jasa Raharja (0,92%), PT Danareksa (0,67%), M.Yusuf Kalla (0,14%), Fadel
Muhammad (0.9 %).
IV.2. Deskriptif Data Penelitian
Data yang dikumpulkan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk penelitian
adalah data dari 1998-2007 yang terdiri atas data mengenai Inventory turnover, day
sales outstanding, fixed aset turnover, total aset turnover (Manajemen Aset), ROA
dan ROE (Profitabilitas) terhadap harga saham perusahaan.
Analisis deskriptif variabel bebas maupun variabel terikat dari 1998 sampai
dengan 2007 terlihat pada Tabel. IV.1. berikut :














Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
55
Tabel IV.1 Deskriptif Data Penelitian
(X1) 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
PTRO 27.21 31.63 23.70 36.50 25.30 28.86 33.62 33.90 37.89 0.25
SSIA 0.33 0.2 0.25 0.34 3.07 12.87 33.71 13.35 22.98 22.2
BUKK 8.31 9.01 6.85 13.8 13.1 10.91 13.43 13.36 0 1.38
Minimum .33 0.20 0.25 0.34 3.07 10.91 13.43 13.35 - 0.25
Maximum 27.21 31.63 23.70 36.50 25.30 28.86 33.71 33.90 37.89 22.20
Mean 11.95 13.61 10.27 16.88 13.82 17.55 26.92 20.20 20.29 7.94
Std. Dev 13.80 16.21 12.09 18.28 11.13 9.85 11.68 11.86 19.09 12.36
(X2) 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
PTRO 59.61 72.00 60.43 65.64 131.66 97.60 117.10 117.58 146.34 162.00
SSIA 24.24 38.84 31.87 38.98 80.21 73.68 85.14 92.20 68.29 150.00
BUKK 203.08 128.06 113.47 104.94 384.56 165.77 65.10 97.56 - 123.15
Minimum 24.24 38.84 31.87 38.98 80.21 73.68 65.10 92.20 - 123.15
Maximum 203.08 128.06 113.47 104.94 384.56 165.77 117.10 117.58 146.34 162.00
Mean 95.64 79.63 68.59 69.85 198.81 112.35 89.11 102.45 71.54 145.05
Std. Dev 94.71 45.10 41.41 33.18 162.91 47.78 26.23 13.38 73.22 19.89
(X3) 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
PTRO 4.68 1.94 3.19 2.54 3.34 3.48 5.80 3.99 2.42 1.10
SSIA 0.75 1.14 1.66 1.27 2.58 4.28 4.59 6.39 10.78 5.35
BUKK 0.36 0.38 0.34 0.49 4.86 6.83 7.52 3.70 - 3.73
Minimum 0.36 0.38 0.34 0.49 2.58 3.48 4.59 3.70 - 1.10
Maximum 4.68 1.94 3.19 2.54 4.86 6.83 7.52 6.39 10.78 5.35
Mean 1.93 1.15 1.73 1.43 3.59 4.86 5.97 4.69 4.40 3.39
Std. Dev 2.39 0.78 1.43 1.03 1.16 1.75 1.47 1.48 5.66 2.14
X4 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
PTRO 1.55 1.03 1.54 1.27 1.22 0.98 1.1 1.23 0.88 0.41
SSIA 0.21 0.14 0.19 0.24 0.28 0.52 0.74 0.77 0.81 0.39
BUKK 0.23 0.29 0.26 0.37 0.54 0.98 1.15 0.95 0 1.31
Minimum 0.21 0.14 0.19 0.24 0.28 0.52 0.74 0.77 - 0.39
Maximum 1.55 1.03 1.54 1.27 1.22 0.98 1.15 1.23 0.88 1.31
Mean 0.66 0.49 0.66 0.63 0.68 0.83 1.00 0.98 0.56 0.70
Std. Dev 0.77 0.48 0.76 0.56 0.49 0.27 0.22 0.23 0.49 0.53
ROA (X5) 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
PTRO 31.02 9.68 4.45 17.34 4.86 4.88 8.85 10.88 8.69 9.50
SSIA (4.03) 2.56 (7.80) (6.84) 4.03 (0.78) (3.55) 1.47 1.60 2.94
BUKK (14.78) 0.72 (22.66) (6.70) 156.56 13.98 (11.66) (11.22) - 6.81
Minimum (14.78) 0.72 (22.66) (6.84) 4.03 (0.78) (11.66) (11.22) - 2.94
Maximum 31.02 9.68 4.45 17.34 156.56 13.98 8.85 10.88 8.69 9.50
Mean 4.07 4.32 (8.67) 1.27 55.15 6.03 (2.12) 0.38 3.43 6.42
Std. Dev 23.95 4.73 13.58 13.92 87.82 7.45 10.33 11.09 4.63 3.30
ROE (X6) 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
PTRO 44.27 18.24 8.00 27.31 6.02 5.64 11.57 17.34 8.60 8.60
SSIA (12.80) 7.37 (31.60) (30.23) 17.52 (3.14) (17.84) 3.58 3.63 4.14
BUKK (36.60) (1.76) (48.10) (7.01) (30.64) (4.72) (4.62) (6.51) - 14.82
Minimum (36.60) (1.76) (48.10) (30.23) (30.64) (4.72) (17.84) (6.51) - 4.14
Maximum 44.27 18.24 8.00 27.31 17.52 5.64 11.57 17.34 8.60 14.82
Mean (1.71) 7.95 (23.90) (3.31) (2.37) (0.74) (3.63) 4.80 4.08 9.19
Std. Dev 41.56 10.01 28.83 28.95 25.15 5.58 14.73 11.97 4.32 5.36
Y 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
PTRO 1675 3450 1500 1550 2050 1725 4027 7000 6050 5700
SSIA 125 425 210 130 130 340 435 325 500 1040
BUKK 50 650 200 160 305 305 305 305 0 500
Minimum 50 425 200 130 130 305 305 305 - 500
Maximum 1,675 3,450 1,500 1,550 2,050 1,725 4,027 7,000 6,050 5,700
Mean 617 1,508 637 613 828 790 1,589 2,543 2,183 2,413
Std. Dev 917 1,685 748 811 1,062 810 2,112 3,860 3,358 2,859
Sumber : Indonesia Capital Market Direktory, 2008 (data sekunder eksternal diolah).


Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
56
Dari Tabel IV.I. Tahun 1998 memperlihatkan nilai rata-rata inventory
turnover industri konstruksi sebesar 11.95 kali, Day sales outstanding 95.64 hari,
Fixed asset turnover 1.93 kali, Total asset turnover 0.66 kali, ROA 4.07 % dan ROE
1.71 %. Pengelolaan Inventory turnover, day sales outstanding, fixed aset turnover
menunjukkan perputaran cukup efektif, total asset turnover dilihat tidak
menggambarkan perputaran yang efektif. Selanjutnya ROA lebih efektif
dibandingkan dengan ROE saham yang tidak efektif karena mempunyai nilai negatif,
yang berarti investor lebih mementingkan keuntungan jangka panjang (deviden) dari
keuntungan jangka pendek.
Tahun 1999 memperlihatkan nilai rata-rata inventory turnover industri
konstruksi sebesar 13.61 kali, Day sales outstanding 79.63 hari, Fixed asset turnover
1.15 kali, Total asset turnover 0.49 kali, ROA 4.32 % dan ROE 7.95 %. Pengelolaan
Inventory turnover menunjukkan perputaran efektif , day sales outstanding, fixed aset
turnover cukup efektif, Total asset turnover dilihat tidak menggambarkan perputaran
yang efektif dibandingkan tahun sebelumnya. Selanjutnya ROA dan ROE saham
juga lebih efektif dibandingkan tahun1998.
Tahun 2000 memperlihatkan nilai rata-rata inventory turnover industri
konstruksi sebesar 10.27 kali, Day sales outstanding 68.59 hari, Fixed asset turnover
1.73 kali, Total asset turnover 0.66 kali, ROA -8.67 % dan ROE -23.9 %.
Pengelolaan Inventory turnover, day sales outstanding, fixed aset turnover, pada
perusahaan konstruksi di Indonesia cukup efektif, Total asset turnover dilihat tidak
menggambarkan perputaran yang efektif. Selanjutnya ROA dan ROE tidak efektif

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
57
dibandingkan dengan tahun 1999 karena keduanya mempunyai nilai negatif. Jadi
dalam tahun ini industri konstruksi dilihat menunjukkan kinerja menurun yang
ditunjukkan negatifnya nilai profitabilitas.
Tahun 2001 memperlihatkan nilai rata-rata inventory turnover industri
konstruksi sebesar 16.88 kali, Day sales outstanding 69.85 hari, Fixed asset turnover
1.43 kali, Total asset turnover 0.63 kali, ROA 1.27 % dan ROE -3.31 %. Pengelolaan
Inventory turnover, day sales outstanding menunjukkan perputaran efektif , fixed aset
turnover cukup efektif, dan total asset turnover dilihat tidak menggambarkan
perputaran yang efektif. Selanjutnya ROA lebih efektif dibandingkan dengan ROE
saham karena mempunyai nilai negatif yang berarti tingkat pengembalian ekuitas
menunjukkan bahwa investor melihat return dalam jangka panjang (deviden).
Tahun 2002 memperlihatkan nilai rata-rata inventory turnover industri
konstruksi sebesar 13.28 kali, Day sales outstanding 198.81 hari, Fixed asset
turnover 3.59 kali, Total asset turnover 0.68 kali, ROA 55.15 % dan ROE -2.37 %.
Pengelolaan Inventory turnover menunjukkan perputaran efektif, day sales
outstanding menunjukkan perubahan yang tidak baik dan tidak efektif , fixed aset
turnover lebih efektif dari tahun sebelumnya, dan total asset turnover dilihat tetap
tidak menggambarkan perputaran yang efektif. Selanjutnya ROA menunjukkan
peningkatan yang sangat efektif dibandingkan dengan ROE saham karena ROE
mempunyai nilai negatif yang berarti tingkat pengembalian ekuitas menunjukkan
bahwa investor melihat return dalam jangka panjang (deviden).

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
58
Tahun 2003 memperlihatkan nilai rata-rata inventory turnover industri
konstruksi sebesar 17.55 kali, Day sales outstanding 112.35 hari, Fixed asset
turnover 4.86 kali, Total asset turnover 0.83 kali, ROA 6.03 % dan ROE -0.74 %.
Pengelolaan Inventory turnover menunjukkan peningkatan perputaran efektif, day
sales outstanding menurun dari tahun sebelumnya namun tetap menunjukkan
efektifitas yang tidak baik, fixed aset turnover lebih efektif dari tahun sebelumnya,
dan total asset turnover dilihat tetap tidak menggambarkan perputaran yang efektif.
Selanjutnya ROA menunjukkan penurunan yang sangat tidak efektif dibandingkan
dengan ROE saham walaupun mempunyai nilai negatif tetap berusaha meningkatkan
kinerja yang baik.
Tahun 2004 memperlihatkan nilai rata-rata inventory turnover industri
konstruksi sebesar 26.92 kali, Day sales outstanding 89.11 hari, Fixed asset turnover
5.97 kali, Total asset turnover 1 kali, ROA -2.12 % dan ROE -3.63 %. Pengelolaan
Inventory turnover menunjukkan peningkatan perputaran yang sangat efektif, day
sales outstanding menurun dari tahun sebelumnya namun tetap menunjukkan
perputaran efektifitas kurang baik, fixed aset turnover menunjukkan kinerja yang baik
dan lebih efektif dari tahun sebelumnya, dan total asset turnover menggambarkan
perputaran yang efektif. Selanjutnya ROA menunjukkan penurunan yang sangat tidak
efektif termasuk ROE. nilai negatif 2004 ini bagi industri konstruksi berarti tingkat
pengembalian aset dan ekuitas menunjukkan return yang tidak menguntungkan.
Tahun 2005 memperlihatkan nilai rata-rata inventory turnover industri
konstruksi sebesar 20.2 kali, Day sales outstanding 102.45 hari, Fixed asset turnover

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
59
4.69 kali, Total asset turnover 0.98 kali, ROA 0.38 % dan ROE 4.8 %. Pengelolaan
Inventory turnover menunjukkan peningkatan perputaran sangat efektif, day sales
outstanding meningkat dari tahun sebelumnya menunjukkan perputaran efektifitas
yang kurang baik , fixed aset turnover menunjukkan kinerja menurun tahun
sebelumnya, dan total asset turnover menggambarkan perputaran yang efektif
walaupun mengalami penurunan efektifitas. Selanjutnya ROA menunjukkan
peningkatan yang efektif termasuk ROE.
Tahun 2006 memperlihatkan nilai rata-rata inventory turnover industri
konstruksi sebesar 20.2 kali, Day sales outstanding 71.54 hari, Fixed asset turnover
4.4 kali, Total asset turnover 0.56 kali, ROA 3.5 %dan ROE 4.08 %. Pengelolaan
Inventory turnover, day sales outstanding, fixed aset turnover, total asset turnover
menunjukkan penurunan perputaran dari tahun 2005. Selanjutnya ROA dan ROE
menunjukkan peningkatan yang sangat efektif.
Tahun 2007 memperlihatkan nilai rata-rata inventory turnover industri
konstruksi sebesar 7.94 kali, Day sales outstanding 145 hari, Fixed asset turnover
3.99 kali, Total asset turnover 0.7 kali, ROA 6.42 % dan ROE 9.19 %. Pengelolaan
Inventory turnover, day sales outstanding menunjukkan perputaran yang tidak efektif,
fixed aset turnover, total asset turnover menunjukkan peningkatan perputaran dari
tahun 2006. Selanjutnya ROA dan ROE menunjukkan peningkatan yang sangat
efektif dengan pencapaian profitabilitas tertinggi dari tahun sebelumnya.
Dari Tabel IV.1 dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata inventory
turnover terbesar pada tahun 2004 yaitu 26.92 kali. Hal ini berarti pada tahun 2004

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
60
kondisi penjualan perusahaan sampel dibandingkan persediaan mencapai nilai
terbaik. Inventory Turnover tertinggi selama tahun pengamatan adalah emiten PT.
Petrosea Tbk, yaitu pada tahun 2006 sebesar 37.88 kali dan terendah adalah emiten
PT. Bukaka Teknik Utama Tbk. Sedangkan nilai standar deviasi terbesar adalah pada
tahun 2006 dengan nilai 19.19. Hal ini berarti tahun 2006 nilai Inventory perusahaan
sampel bervariasi dari nilai terendah hingga tertinggi sebesar 26.92, dimana kondisi
ini sekaligus menunjukkan bahwa kondisi Inventory perusahaan sampel berfluktuasi
dengan rata-rata jarak antara perusahaan dengan rasio inventory turnover tertinggi
dan positif cukup jauh, dengan rata-rata jarak antara perusahaan dengan rasio
inventory turnover sangat rendah.
Dari Tabel IV.1 dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata day sales
outstanding terbesar pada tahun 2002 yaitu 198.81 kali. Hal ini berarti pada tahun
2002 kondisi piutang tertagih perusahaan sampel dibandingkan penjualan mencapai
nilai terbaik. Day sales outstanding tertinggi selama tahun pengamatan adalah emiten
PT. Bukaka Teknik Utama Tbk, yaitu pada tahun 2002 sebesar 384.56 kali dan juga
terendah. Sedangkan nilai standar deviasi terbesar adalah pada tahun 2002 dengan
nilai 162.91. Hal ini berarti tahun 2002 nilai day sales outstanding perusahaan sampel
bervariasi dari nilai terendah hingga tertinggi sebesar 384.56, dimana kondisi ini
sekaligus menunjukkan bahwa kondisi day sales outstanding perusahaan sampel
berfluktuasi dengan rata-rata jarak antara perusahaan dengan rasio day sales
outstanding tertinggi dan positif cukup jauh, dengan rata-rata jarak antara perusahaan
dengan rasio day sales outstanding sangat rendah.

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
61
Dari Tabel IV.1 dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata fixed
asset turnover terbesar pada tahun 2004 yaitu 5.97 kali. Hal ini berarti pada tahun
2004 kondisi penjualan perusahaan sampel dibandingkan fixed asset mencapai nilai
terbaik. Fixed asset turnover tertinggi selama tahun pengamatan adalah emiten PT.
Bukaka Teknik Utama Tbk, yaitu pada tahun 2004 sebesar 7.52 kali dan juga
terendah. Sedangkan nilai standar deviasi terbesar adalah pada tahun 2006 dengan
nilai 5.66. Hal ini berarti tahun 2006 nilai fixed asset turnover perusahaan sampel
bervariasi dari nilai terendah hingga tertinggi sebesar 7.52, dimana kondisi ini
sekaligus menunjukkan bahwa kondisi fixed asset turnover perusahaan sampel
berfluktuasi dengan rata-rata jarak antara perusahaan dengan rasio fixed asset
turnover tertinggi dan positif cukup jauh, dengan rata-rata jarak antara perusahaan
dengan rasio fixed asset turnover sangat rendah.
Dari Tabel IV.1 dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata Total
asset turnover terbesar pada tahun 2004 yaitu 1 kali. Hal ini berarti pada tahun 2004
kondisi penjualan perusahaan sampel dibandingkan total asset mencapai nilai
terbaik. Total asset turnover tertinggi selama tahun pengamatan adalah emiten PT.
Petrosea Tbk, yaitu pada tahun 1998 sebesar 1.55 kali dan terendah pada PT. Bukaka
Teknik Utama. Sedangkan nilai standar deviasi terbesar adalah pada tahun 1998
dengan nilai 0.77. Hal ini berarti tahun 1998 nilai total asset turnover perusahaan
sampel bervariasi dari nilai terendah hingga tertinggi sebesar 1.55, dimana kondisi
ini sekaligus menunjukkan bahwa kondisi total asset turnover perusahaan sampel
berfluktuasi dengan rata-rata jarak antara perusahaan dengan rasio total asset

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
62
turnover tertinggi dan positif cukup jauh, dengan rata-rata jarak antara perusahaan
dengan rasio total asset turnover sangat rendah.
Dari Tabel IV.1 dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata ROA
terbesar pada tahun 2002 yaitu 55.15 % Hal ini berarti pada tahun 2002 kondisi laba
perusahaan sampel dibandingkan total asset mencapai nilai terbaik. Nilai ROA
tertinggi selama tahun pengamatan adalah emiten PT. Bukaka Teknik Utama Tbk,
yaitu pada tahun 2002 sebesar 156.56 %dan juga terendah. Sedangkan nilai standar
deviasi terbesar adalah pada tahun 2002 dengan nilai 87.82. Hal ini berarti tahun 2002
nilai ROA perusahaan sampel bervariasi dari nilai terendah hingga tertinggi sebesar
156.56 % dimana kondisi ini sekaligus menunjukkan bahwa kondisi ROA perusahaan
sampel berfluktuasi dengan rata-rata jarak antara perusahaan dengan rasio ROA
tertinggi dan positif cukup jauh, dengan rata-rata jarak antara perusahaan dengan
rasio ROA sangat rendah.
Dari Tabel IV.1 dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata ROE
terbesar pada tahun 2007 yaitu 9.19 % Hal ini berarti pada tahun 2007 kondisi laba
perusahaan sampel dibandingkan equity mencapai nilai terbaik. Nilai ROE tertinggi
selama tahun pengamatan adalah emiten PT. Petrosea Tbk, yaitu pada tahun 1998
sebesar 44.27 % dan terendah pada PT. Bukaka Teknik Utama Tbk. Sedangkan nilai
standar deviasi terbesar adalah pada tahun 1998 dengan nilai 41.56. Hal ini berarti
tahun 1998 nilai ROE perusahaan sampel bervariasi dari nilai terendah hingga
tertinggi sebesar 44.27 % dimana kondisi ini sekaligus menunjukkan bahwa kondisi
ROE perusahaan sampel berfluktuasi dengan rata-rata jarak antara perusahaan dengan

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
63
rasio ROE tertinggi dan positif cukup jauh, dengan rata-rata jarak antara perusahaan
dengan rasio ROE sangat rendah.
Dari Tabel IV.1 dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata Harga
Saham terbesar pada tahun 2005 yaitu Rp. 7000. Hal ini berarti pada tahun 2005,
kondisi rata-rata tingkat Harga Saham perusahaan sampel rasionya paling besar.
Sedangkan nilai standar deviasi terbesar juga pada tahun 2005 yaitu sebesar Rp.
3860. Hal ini berarti pada tahun 2005 nilai harga saham semua perusahaan sampel
paling bervariasi dengan Harga Saham terbesar Rp. 7000 yaitu Harga Saham emiten
PT. Petrosea Tbk, dan terkecil PT. Bukaka Teknik Utama Tbk. Kondisi ini sekaligus
menunjukkan bahwa kondisi Harga Saham perusahaan sampel berfluktuasi dengan
rata-rata jarak antara perusahaan dengan Harga Saham tertinggi dengan rata-rata
jarak antara perusahaan dengan Harga Saham sangat rendah.
Analisis deskriptif semua variabel baik variabel bebas maupun variabel terikat
terlihat pada Tabel IV.2 dan IV.3 sebagai berikut :
Tabel IV.2 Deskriptif Variabel Hipotesis I

Descripti ve Statistics
30 .00 7000.00 41167.00 1372.2333 1925.20621
30 .00 37.89 478.13 15.9377 12.79770
30 .00 384.56 3097.30 103.2433 70.49366
30 .00 10.78 99.48 3.3160 2.52777
30 .00 1.55 21.58 .7193 .45593
30
Harga Saham
Inventory Turnover
Day Sales Outstanding
Fixed Asset Turnover
Total Asset Turnover
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (lampiran 1)


Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
64
Tabel IV.3 Deskriptif Variabel Hipotesis II




Descriptive Statistics
30 .00 7000.00 41167.00 1372.2333 1925.20621
30 -22.66 156.56 210.80 7.0267 30.09775
30 -48.10 44.27 -28.92 -.9640 19.89943
30
Harga Saham
ROA
ROE
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (lampiran 5)
Kedua Tabel IV.2 dan IV.3 diatas menunjukkan bahwa dari 30 sampel yang
memenuhi kriteria memperlihatkan nilai ratarata Inventory turnover sebesar 15.9
kali, Day sales outstanding 103 hari, Fixed asset turnover 3.31 kali, Total asset
turnover 0.72 kali, ROA 7.03 % dan ROE 0.96 %. Angka ratarata diatas secara
umum menunjukkan bahwa dalam pengelolaan Manajemen Aset pada perusahaan
konstruksi di Indonesia cukup efektif. Namun tingkat profitabilitas tidak efektif.











Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.


65
IV.3. Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis I
IV.3.1. Uji Normalitas
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
E
x
p
e
c
t
e
d

C
u
m

P
r
o
b
Dependent Variable: Harga Saham
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Uji normalitas dihasilkan sebagai berikut :






Gambar IV.1 : Normal P-P Plot Of Regression
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (Lampiran 3)
Dari pola grafik diatas dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan
menunjukkan indikasi mendekati normal. Dasar pengambilan keputusan ini didasari
oleh pendapat (Santoso, 2001). Yaitu :
1. Dengan penyebaran data pada sekitar garis diagonal dan mengikuti garis arah
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Dengan penyebaran data yang jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti
arah garis diagonal, maka model tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas.
IV.3.2. Uji Heteroskedastisitas
Gejala heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan metode grafik, yaitu
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang tergambar pada scartterplot, dasar
pengambil kesimpulan adalah jika ada pola tertentu yang teratur (bergelombang
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.


66
melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada
pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka
tidak terjadi heterokedastisitas (Santoso, 2001).
Hasil pengujian heteroskedastisitas penelitian ini dengan cara mengamati pola
yang terdapat pada scatter plot, dapat dilihat pada Gambar 4.2 dibawah ini :
2 1 0 -1
Regression Standard

Dependent Variable: Harga Saham
Scatterplot

6
4
2
0
-2

R
e
g
r
e
s
s
i
o
n

S
t
u
d
e
n
t
i
z
e
d

D
e
l
e
t
e
d
(
P
r
e
s
s
)

R
e
s
i
d
u
a
l



ized Predicted Value
Gambar IV.2 : Scatterplot of Regression standarrdized Predicted Value
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (Lampiran 4)
Dari hasil penelitian yang dilakukan memperlihatkan sebaran data yang ada di
sekitar titik nol, serta tidak tampak adanya suatu pola tertentu pada sebaran data
tersebut. Maka dapat dikatakan model regresi memenuhi syarat untuk melihat
pengaruh terhadap Harga Saham.
IV.3.3. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas terjadi apabila nilai korelasi antar variabel independent di
dalam koefisien persamaan regresi yang dapat dilihat pada matrik korelasi lebih
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
67
tinggi dari 0.8. Dengan melihat toleransi variabel dan variance inflation factor (VIF).
Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah :
1. Mempunyai VIF kurang dari angka 5
2. Mempunyai angka tolerance mendekati 1 ( Santoso, 2002:357)
Hasil pengujian multikolinearitas data, dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel IV.4 dibawah ini :
Tabel IV.4 Uji Multikolinearitas

Coefficients
a
1.926 728.637 .003 .998
77.824 32.723 .517 2.378 .025 .537 1.863
3.622 4.418 .133 .820 .420 .971 1.030
-240.642 142.635 -.316 -1.687 .104 .724 1.381
770.151 986.510 .182 .781 .442 .465 2.149
(Constant)
Inventory Turnover
Day Sales Outstandin g
Fixed Asset Turnover
Total Asset Turnover
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Varia a. ble: Harga Saham




Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (Lampiran 2)
Dari hasil analisis dan pengujian terhadap ketiga variabel bebas dari
manajemen aset terlihat bahwa antara Inventory turnover, Daysales outstanding
,Fixed asset turnover, Total asset turnover lebih kecil dari 5 dan angka tolerance
mendekati 1 yang menyatakan tidak terdapat gejala multikolinearitas.
IV.4. Pengujian Hipotesis I
Analisis ini menggunakan data 3 (tiga) perusahan industri konstruksi terbuka
di Bursa Efek Indonesia. Hasil regresi data dengan SPSS adalah sebagai berikut :




Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
68
Tabel IV.5 Hasil Regressi Hipotesis I





Coefficients
a
1.926 728.637 .003 .998
77.824 32.723 .517 2.378 .025 .537 1.863
3.622 4.418 .133 .820 .420 .971 1.030
-240.642 142.635 -.316 -1.687 .104 .724 1.381
770.151
986.510 .182 .781 .442 .465 2.149
(Constant)
Inventory Turnover
Day Sales Outstanding
Fixed Asset Turnover
Total Asset Turnover
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
a. Dependent Variable: Harga Saham
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (Lampiran 2)
Sehingga diperoleh persamaan regresinya :
Y = 1.926 + 77.824 X1 + 3.622 X2 - 240.642 X3 + 770.151 X4
Dari persamaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ratarata Harga Saham
akan naik sebesar 77.824 jika Inventory turnover dinaikkan sebesar 1 kali, ratarata
Harga Saham akan naik sebesar 3.622 jika Day sales outstanding dinaikkan sebesar
1 hari, rata rata Harga Saham akan turun sebesar 240.642 jika Fixed asset turnover
dinaikkan sebesar 1 kali (nilai negatif menunjukkan bahwa fixed asset turnover
merupakan variabel yang mempunyai biaya operasi yang tinggi dan produktif disetiap
operasinya, hal ini mempunyai pengaruh yang terbalik terhadap harga saham
konstruksi), ratarata Harga Saham akan naik sebesar 770.151 jika Total asset
turnover dinaikkan sebesar 1 kali.
IV.4.1. Uji serempak ( Uji F )
Hipotesis pertama Manajemen Aset diajukan adalah sebagai berikut:
Ho : Inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turnover, total
asset turnover, secara simultan tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
69
H1 : Inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turnover, total
asset turnover, secara simultan berpengaruh terhadap harga saham.
Pengujian hipotesis pertama secara simultan (uji F) ini dengan mengunakan
derajat signifikansi 5 %.
Secara simultan Manajemen Aset memiliki pengaruh signifikan terhadap
Harga saham dapat dilihat pada Tabel IV.6 berikut :
Tabel IV.6 Uji F ( F test)

ANOVA
b
39241630 4 9810407.469 3.594 .019
a
68244519 25 2729780.780
1E+008 29
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Total Asset Turnover, Day Sales Outstanding, Fixed Asset
Turnover, Inventory Turnover
a.
Dependent Variable: Harga Saham b.




Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (lampiran 2)
Dari tabel IV.6 diperlihatkan bahwa : nilai F
hitung
sebesar 3.594 dengan
signifikansi 0.019 (berarti nilai signifikan F hitung (3.594) lebih kecil dari 0,05 pada
tingkat kepercayaan Confident Interval 95 % atau 0,05). Dan F
tabel
pada tingkat
kepercayaan Confident Interval 95 % adalah 2,76. Hal ini berarti juga bahwa F
hitung
> F
tabel
(3.594 > 2,76) atau (pengujian dilakukan serempak (Uji F)
menunjukkan nilai signifikan F lebih kecil dari = 0,05). Yang berarti variabel
Inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turnover, total asset turnover
secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham industri
konstruksi di Bursa Efek Indonesia. Maka hipotesis Ho (Inventory turnover, day

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
70
sales outstanding, fixed asset turnover, total asset turnover, secara simultan tidak
berpengaruh nyata terhadap harga saham pada Industri Konstruksi Tbk di Bursa Efek
Indonesia) di tolak, dan Hipotesis Alternatif H1 (Inventory turnover, day sales
outstanding, fixed asset turnover, total asset turnover, secara simultan berpengaruh
nyata terhadap harga saham pada Industri Kontsruksi Tbk di Bursa Efek Indonesia)
diterima.
Nilai signifikansi (0,019) lebih besar dari = 5%, hal ini berarti variabel
Manajemen Aset memiliki pengaruh yang significant terhadap harga saham.
Makna significant menunjukan bahwa Manajemen Aset yang terdiri dari
Inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turnover, total asset turnover
menunjukkan berpengaruh nyata terhadap Harga Saham Industri Konstruksi
Terbuka di Bursa Efek Indonesia.
Koefisien Determinasi.
Untuk menentukan kelayakan suatu model regresi, dilihat dari nilai R Square.
Besarnya koefisien determinasi (R) dan korelasi (R) hipotesis dapat diketahui
dengan melihat pada Tabel IV.7 berikut :
Tabel IV.7 Koefisien Determinasi




Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (lampiran 1)
Model Summary
b
.604
a
.365 .263 1652.20482 .933
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
Predictors: (Constant), Total Asset Turnover, Day Sales Outstanding,
Fixed Asset Turnover, Inventory Turnover
a.
Dependent Variable: Harga Saham b.

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
71
Dari Tabel IV.7 diatas dapat dilihat bahwa adjusted R-square adalah sebesar
0,263 atau R square (R) sebesar 0.365. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel
independen yang terdiri dari Inventory turnover (X1), day sales outstanding (X2),
fixed asset turnover (X3), total asset turnover (X4) menunjukkan kemampuan variasi
menjelaskan 26.3 % atau 36.5 % terhadap variabel dependen Harga Saham.
Sedangkan sisanya 73.7 % atau 63.5 % merupakan pengaruh dari variabel-variabel
lain yang tidak diikutsertakan dalam analisis ini, dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak diteliti misalnya kebijakan deviden, besaran perusahaan, resiko bisnis,
operating leverage dan lain sebagainya.
IV.4.2. Uji secara parsial ( Uji t)
Pengujian hubungan antara variabel-variabel independen X terhadap Y dapat
terlihat dalam Tabel IV.8 sebagai berikut :
Tabel IV.8 Uji t (t test)




Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (lampiran 2)
Coefficie ts n
a
1.926 .003 .998
77.824 .517 2.378 .025 .537 1.863
3.622 4.418 .133 .820 .420 .971 1.030
-240.642 142.635 -.316 -1.687 .104 .724 1.381
770.151 986.510 .182 .781 .442 .465 2.149
(Constant)
Inventory Turnover
Day Sales Outstanding
Fixed Asset Turnover
Total Asset Turnover
Model
1
B
Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent V a. ariable: Harga Saham
32.723
728.637
Dari Tabel IV.8 diatas diketahui secara parsial X1 berpengaruh signifikan
terhadap Harga Saham, sedangkan X2, X3, dan X4 memiliki pengaruh yang tidak
signifikan terhadap Harga Saham dengan penjelasan sebagai berikut :

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
72
Pengaruh Inventory turnover (X1) terhadap harga saham (Y), yaitu diperoleh
pengaruh t positif dan signifikan secara parsial terhadap harga saham. Nilai t hitung
sebesar 2.378 dengan tingkat signifikan sebesar 0,025 dimana tingkat signifikan t
lebih kecil dari = 0.05. Hal ini berarti bahwa inventory turnover mempunyai
pengaruh signifikan terhadap harga saham yang kesimpulannya adalah : tolak Ho.
Tanda positif menunjukkan bahwa inventory turnover mempunyai arah yang searah
dengan harga saham yang berarti besar kecilnya rasio inventory turnover berpengaruh
pada besar kecilnya harga saham. Hasil Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Radhiatun Mardiah (2006) yaitu Inventory turnover sebagai indikator
Manajemen aset mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada Industri
Manufaktur di BEJ pada tahun 2002-2004. Secara teoritis inventory tunover yang
tinggi bagi perusahaan menunjukkan efisiensi pengelolaan persediaan yang baik
sehingga mempunyai kecenderungan untuk meningkatkan harga jual yang tercermin
pada harga sahamnya atau sebaliknya akan menekan profitabilitas. Kesimpulan
secara parsial inventory turnover berpengaruh nyata dan signifikan terhadap harga
saham dapat diterima atau tolak Ho.
Pengaruh Day Sales Outstanding (X2) terhadap harga saham (Y) diperoleh
hasil t positif dan tidak signifikan secara parsial terhadap harga saham. Yang
ditunjukkan oleh nilai t sebesar 0.820 dengan tingkat signifikan sebesar 0.420 dimana
signifikan t lebih besar dari = 0.05. Hal ini berarti bahwa day sales outstanding
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham yang
kesimpulannya adalah : terima Ho. Tanda positif menunjukkan bahwa day sales

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
73
outstanding mempunyai arah yang searah dengan harga saham, yang berarti tinggi
rendahnya periode penagihan piutang secara tidak langsung mempengaruhi turun
naiknya harga saham. Hal ini jika dilihat dari pelaksanaan proyek yang dijalankan
industri konstruksi dengan cara tender atau penandatanganan kontrak dimana nilai
proyek sudah diketahui pada awal pelaksanaan operasional dan pengucuran dana
sesuai dengan realisasi biaya perolehan proyek konstruksi hingga selesai. Dilihat dari
perkembangan harga saham yang mengalami kenaikkan secara komulatif, keadaan ini
menunjukkan bahwa tidak kuatnya interaksi antara day sales out standing dengan
harga saham. Secara teoritis bahwa kemampuan perusahaan mengelola keefektifan
manajemen aset menunjukkan prestasi perusahaan dalam mencapai profitabilitas,
yang terlihat dari kenaikkan harga saham disetiap periodenya dengan terserapnya
dana perusahaan dari penjualan dalam bentuk piutang usaha, dan kemampuan
perusahaan mengendalikan operasional hingga diterimanya kas atas piutang tersebut
dan untuk kemudian baru dapat digunakan selanjutnya sebagai investasi dalam aset
produktif. Hasil Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Radhiatun Mardiah (2006) yaitu Daysales outstanding sebagai indikator Manajemen
aset mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada Industri Manufaktur di BEJ
pada tahun 2002-2004. Kesimpulannya adalah day sales outstanding tidak
berpengaruh nyata dan signifikan terhadap saham atau terima Ho.
Pengaruh Fixed Assets turnover (X3) terhadap harga saham (Y) diperoleh
hasil bahwa Fixed Assets Turnover mempunyai t negatif dan tidak signifikan secara
parsial terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan dari nilai t hitung sebesar 1.687 dan

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
74
tingkat signifikan sebesar 0.104, dimana signifikan t lebih besar dari = 0.05. Hal ini
berarti Fixed asset turnover tidak mempunyai pengaruh yang nyata dan signifikan
terhadap harga saham atau kesimpulannya adalah Ho diterima. Dilihat dari klasifikasi
industri konstruksi dalam penelitian ini, secara umum aktiva tetap yang dioperasikan
perusahaan adalah dengan sistem leasing atau sewa guna, sehubungan dengan
proyek-proyek konstruksi tersebar disemua wilayah baik dalam dan luar juga darat
dan lautan sehingga alokasi untuk aset lebih memerlukan biaya operasional tinggi.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan radiatun Mardiah
yang menyatakan bahwa Fixed assets turnover sebagai indikator dari Manajemen
Aset mempunyai pengaruh terhadap harga saham di industri manufaktur BEJ. Secara
teoritis perusahaan industri pengelolaannya mengharapkan profitabilitas yang lebih
mengandalkan aset tetap dari pada aset lancar, karena perusahaan industri konstruksi
sebagai perusahaan jasa, dana yang paling banyak terserap terbesar berasal dari aset
tetap, oleh karena itu pengaruh negatif rasio fixed asset turnover menunjukkan belum
optimalnya kinerja perusahaan dalam mengelola aset sumberdayanya, untuk
peningkatan harga saham konstruksi tahun 1998-2007. Kesimpulannya adalah fixed
asset turnover tidak berpengaruh nyata dan signifikan terhadap saham atau terima
Ho.
Pengaruh Total Assets turnover (X4) terhadap harga saham (Y) mempunyai
pengaruh t positif dan tidak signifikan secara parsial terhadap harga saham yang
ditunjukkan oleh nilai t sebesar 0.781 dengan signifikan t sebesar 0.442, dimana
signifikan t lebih besar dari = 0.05. Hal ini berarti Total asset turnover tidak

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.


75
berpengaruh nyata dan signifikan terhadap harga saham. Jadi kesimpulannya Ho
diterima. Hasil peneltian ini tidak sesuai dengan penelitian Radhiatun Mardiah yang
menyatakan bahwa Total aset turnover berpengaruh terhadap harga saham. Secara
teori menyebutkan manajemen aset yang sehat tentu meningkatkan penjualan yang
menguntungkan dengan meningkatnya harga saham perusahaan.
IV.5. Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis II
IV.5.1. Uji Normalitas
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
E
x
p
e
c
t
e
d

C
u
m

P
r
o
b
Dependent Variable: Harga Saham
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Uji normalitas yang dihasilkan melalui spss adalah sebagai berikut :








Gambar IV.3 : Normal P-P Plot Of Regression
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (Lampiran7)
Dengan penyebaran data pada sekitar garis diagonal dan mengikuti garis arah
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Dari pola grafik diatas
dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan menunjukkan indikasi mendekati
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.


76
normal. Dasar pengambilan keputusan ini didasari oleh pendapat (Santoso, 2001).
Yaitu :
1. Dengan penyebaran data pada sekitar garis diagonal dan mengikuti garis arah
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Dengan penyebaran data yang jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti
arah garis diagonal, maka model tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas.
IV.5.2. Uji Heteroskedastisitas
Gejala heteroskedastisitas dapat diuji dengan menggunakan metode grafik,
yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang tergambar pada scartterplot,
dasar pengambil kesimpulan adalah jika ada pola tertentu yang teratur
(bergelombang melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2001).
3 2 1 0 -1 -2 -3
Regression Standardized Predicted Value
4
3
2
1
0
-1
-2
R
e
g
r
e
s
s
i
o
n

S
t
u
d
e
n
t
i
z
e
d

D
e
l
e
t
e
d
(
P
r
e
s
s
)

R
e
s
i
d
u
a
l
Dependent Variable: Harga Saham
Scatterplot
Uji heteroskedastisitas yang dihasilkan adalah sebagai berikut :






Gambar IV.4 : Scatterplot of Regression standarrdized Predicted Value
Sumber Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (Lampiran 7)
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
77
Dari hasil penelitian yang dilakukan memperlihatkan sebaran data yang ada di
sekitar titik nol, serta tidak tampak adanya suatu pola tertentu pada sebaran data
tersebut. Maka dapat dikatakan model regresi memenuhi syarat untuk memprediksi
Harga Saham.
IV.5.3. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas terjadi apabila nilai korelasi antar variabel independent di
dalam koefisien persamaan regresi yang dapat dilihat pada matrik korelasi lebih
tinggi dari 0.8.
Dengan melihat toleransi variabel dan variance inflation factor (VIF).
Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah :
1. Mempunyai VIF kurang dari angka 5
2. Mempunyai angka tolerance mendekati 1 ( Santoso, 2002:357)
Tabel IV.9 Uji Mulkolinearitas




Coefficients
a
1389.658 335.368 4.144 .000
3.395 11.015 .053 .308 .760 .999 1.001
42.821 16.659 .443 2.570 .016 .999 1.001
(Constant)
ROA
ROE
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent V a. ariable: Harga Saham
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (Lampiran 6)
Dari Tabel IV.9 hasil analisis dan pengujian terhadap kedua variabel bebas
menunjukkan bahwa antara ROA dan ROE lebih kecil dari 5 dan angka tolerance
mendekati 1 yang menyatakan tidak terdapat gejala multikolinearitas.


Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
78
IV.6. Pengujian Hipotesis II
Analisis ini menggunakan data 3 (tiga) perusahaan industri konstruksi terbuka
di Bursa Efek Indonesia. Hasil regresi data dengan SPSS adalah sebagai berikut :
Tabel IV.10 Hasil Regresi Hipotesis II



Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (Lampiran 2)
Coefficients
a
1389.658 335.368 4.144 .000
3.395 11.015 .053 .308 .760 .999 1.001
42.821 16.659 .443 2.570 .016 .999 1.001
(Constant)
ROA
ROE
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Harga Saham a.
Sehingga diperoleh persamaan regresinya :
Y = 1389.658 + 3.395 ROA + 42.821 ROE
Dari persamaan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa rata rata Harga
Saham akan naik sebesar 3.395 jika ROA dinaikkan sebesar 1 persen, rata rata
Harga Saham akan naik sebesar 42.821 jika ROE dinaikkan sebesar 1 persen.
IV.6.1. Uji serempak ( Uji F )
Hipotesis kedua Profitabilitas diajukan adalah sebagai berikut:
Ho : ROA, ROE secara simultan tidak berpengaruh terhadap harga saham
pada Industri Konstruksi pada Bursa Efek Indonesia.
H1 : ROA, ROE secara simultan berpengaruh terhadap harga saham pada
Industri Konstruksi pada Bursa Efek Indonesia.
Pengujian hipotesis kedua secara simultan (uji F) ini dengan mengunakan
derajat signifikansi 5 %, dapat dilihat pada Tabel V.11 berikut :


Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
79
Tabel IV.11 Uji F (F test)



ANOVA
b
21501966 2 10750983.12 3.376 .049
a
85984183 27 3184599.375
1E+008 29
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), ROE, ROA a.
ependent Variable: Harga Saham b.
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (lampiran 2)
Dari Tabel IV. 11 diatas menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar (3.376) >
dari F tabel sebesar (3.35) dengan nilai signifikan sebesar 0,049. Nilai F
hitung
sebesar
3.376 dengan signifikansi 0.049 ( berarti nilai signifikan F hitung (3.376) lebih kecil
dari 0,05 pada tingkat kepercayaan Confident Interval 95 % atau = 0,05). Dan
F
tabel
pada tingkat kepercayaan Confident Interval 95 % adalah 3.35. Hal ini
berarti F
hitung
> F
tabel
(3.376 > 3.35) atau (pengujian yang dilakukan serempak (Uji
F) menunjukkan nilai signifikan F lebih kecil dari = 0,05). Hal ini berarti variabel
ROA dan ROE secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga
saham industri konstruksi di Bursa Efek Indonesia. Maka hipotesis Ho (ROA, ROE,
secara simultan tidak berpengaruh nyata terhadap harga saham pada Industri
Konstruksi Tbk di Bursa Efek Indonesia) di tolak, dan Hipotesis Alternatif H1 (ROA,
ROE, secara simultan berpengaruh nyata terhadap harga saham pada Industri
Kontsruksi Tbk di Bursa Efek Indonesia) diterima.
Nilai signifikansi (0,049) lebih besar dari = 5%, hal ini berarti variabel
Profitabilitas memiliki pengaruh yang significant terhadap harga saham.

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
80
Makna significant menunjukan bahwa Profitabilitas yang terdiri dari ROA,
ROE menunjukan berpengaruh nyata terhadap Harga Saham Industri Konstruksi
Terbuka di Bursa Efek Indonesia.
Koefisien Determinasi
Untuk menentukan kelayakan suatu model regresi, dilihat dari nilai R Square.
Besarnya koefisien determinasi (R) dan korelasi (R) hipotesis dapat diketahui
dengan melihat pada Tabel IV.12 berikut :
Tabel IV.12 Koefisien Determinasi




Model Summary
b
.447
a
.200 .141 1784.54458 .767
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
Predictors: (Constant), ROE, ROA a.
Dependent Variable: Harga Saham
b.
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (Lampiran 1)
Dari Tabel IV.12. diatas dapat dilihat bahwa adjusted R-square adalah sebesar
0,141 dan R square (R) sebesar 0.200. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel
independent yang terdiri dari ROA, ROE menunjukkan kemampuan variasi
menjelaskan 14.1 % atau 20 % terhadap variabel dependent Harga Saham. Sedangkan
sisanya 85.9 % atau 80 % merupakan pengaruh dari variabel-variabel lain yang tidak
diikutsertakan dalam analisis ini.




Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
81
IV.6.2. Uji Parsial (Uji t)
Pengujian hubungan antara variabel-variabel independen X terhadap Y dapat
terlihat dalam Tabel IV.13 sebagai berikut :
Tabel IV.13 Uji t (t test)
Coefficients
a




Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)dengan menggunakan SPSS 13.0 (Lampiran 6)
Dari Tabel IV.13 diatas diketahui secara parsial X5 tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap harga saham sedangkan X6 berpengaruh secara signifikan
terhadap harga saham dengan penjelasan sebagai berikut :
Pengaruh Return on Assets (X5) terhadap harga saham (Y) sebagai variabel
bebas mempunyai pengaruh t positif dan tidak signifikan secara parsial terhadap
harga saham (Y). Hal ini ditunjukkan dengan t hitung sebesar 0,308 dan tingkat
signifikan 0,760 lebih besar dari 0,05 yang kesimpulannya terima Ho. Hasil
penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Husada (2004), Pranoto (2003), Wathi
(2006) yang menyatakan bahwa ROA mempunyai pengaruh signifikan terhadap
harga saham pada industri properti di BEJ periode 2001-2003, industri manufaktur di
BEJ periode 2000-2002 dan konstruksi di BES periode 2003-2005. Secara teoritis
ROA adalah indikator perusahaan dalam menganalisis pencapaian laba atas total aset
setelah biaya modal. Semakin tinggi ROA menujukkan kinerja yang baik bagi
1389.658 335.368 4.144 .000
3.395 11.015 .053 .308 .760 .999 1.001
42.821 16.659 .443 2.570 .016 .999 1.001
(Constant)
ROA
ROE
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Harga Saham a.

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
82
perusahaan sehingga dapat meningkatkan return (saham). Perbedaan hasil penelitian
dengan teori dapat dilihat dari tingkat laba yang dicapai perusahaan konstruksi dalam
penelitian ini rendah antara periode 1998-2003, hal ini dipicu oleh baru bangkitnya
industri konstruksi setelah reformasi ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun
1997, yang berimbas pada tersendatnya kemampuan industri konstruksi dalam
mencapai laba setelah masa reformasi tersebut dan tingginya biaya bunga yang
menyebabkan laba bersih relatif rendah atau minus. Jadi kesimpulannya bahwa ROA
tidak berpengaruh nyata dan signifikan terhadap harga saham yang menunjukkan
bahwa investor masih melihat keuntungan dalam jangka pendek atas investasi yang
ditanamkan.
Pengaruh Return on Equity (X6) terhadap harga saham (Y) mempunyai
pengaruh t positif dan signifikan secara parsial terhadap harga saham (Y). Hal ini
ditunjukkan dari nilai t hitung sebesar 2.570 dengan tingkat signifikan sebesar 0,016
yang kesimpulannya adalah Ho ditolak. Koefisien regresi ROE mempunyai tanda
positif yaitu sebesar 42.821. Hal ini berarti apabila koefisien variabel lain tetap maka
naik turunnya rasio ROE akan berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini juga
menunjukkan investor lebih melihat keuntungan jangka pendek daripada keutungan
jangka panjang. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Mardiah (2006), Husada
(2004), Pranoto (2003) namun tidak sesuai dengan Wathi yang menyatakan bahwa
ROE tidak berpengaruh terhadap harga saham manufaktur di BEJ. Secara teoritis
ROE adalah tehnik menganalisis profitabilitas yang secara eksplisit dan menganalisis
profitabilitas bagi pemilik saham. Sejalan dengan teori Modigliani dan Miller yang

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
83
menyatakan bahwa dalam sebuah pasar modal sempurna keputusan keuangan
perusahaan tidak menjadi relevan lagi, dengan kata lain pengunaan sumber
pembiayaan tidak dipengaruhi oleh cost of capital yang pada akhirnya tidak
mempengaruhi nilai perusahaan.


Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil analisis data dan uji hipotesis penelitian dari
rumusan masalah serta pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan hasil
penelitian ini adalah :
1. Hasil Pengujian Hipotesis I dan II secara Simultan, yaitu
a. Inventory turnover, day sales outstanding, fixed assets turnover,
total assets turnover (Manajemen Aset) mempunyai pengaruh
signifikan terhadap harga saham pada industri konstruksi di Bursa
Efek Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh nilai F hitung > dari F tabel
dengan tingkat signifikan sebesar 0,019. Nilai signifikansi sebesar
0,019 lebih besar dari taraf nyata = 0,05, artinya Pada tingkat
kepercayaan Confident Interval 95 % atau = 0,05. (F hitung lebih
besar dari F tabel yaitu F hitung 3.594 > F tabel 2.76). Dilihat dari nilai
R-square (R) Manajemen Aset sebesar 0,365 menunjukkan bahwa
kemampuan varias menjelaskan variabel Inventory turnover, day
sales outstanding, fixed assets turnover, total assets turnover
sebesar 36.5 % terhadap variabel dependen Harga Saham dan
sisanya 63.5 % merupakan pengaruh dari variabel-variabel lain
yang tidak diikutsertakan dalam analisis ini.
84
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
85
b. Pengujian secara simultan variabel ROA dan ROE (Profitabilitas)
berpengaruh nyata dan signifikan terhadap harga saham. Hal ini
ditunjukkan oleh nilai F hitung > dari F tabel dengan tingkat
signifikan sebesar 0.049. Nilai signifikansi sebesar 0,049 lebih
besar dari taraf nyata = 0,05, artinya Pada tingkat kepercayaan
Confident Interval 95 % atau = 0,05 atau F hitung lebih besar dari
F tabel yaitu F hitung 3.376 > F tabel 3.35. Dilihat nilai R-square (R)
adalah sebesar 0.200 menunjukkan kemampuan variasi variabel
profitabilitas (ROA dan ROE) untuk menjelaskan pengaruhnya
terhadap harga saham sebesar 20 % sedangkan sisanya merupakan
pengaruh dari variabel-variabel lain yang tidak diikutsertakan
dalam analisis ini.
2. a. Hasil Pengujian Hipotesis I dan II secara parsial variabel yang
mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham pada
Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia, yaitu :
Inventory turnover dan ROE. Hal ini karena inventory turnover dan
ROE menunjukan t hitung positif dengan tingkat signifikan lebih
kecil dari 0.05.
b. Hasil Pengujian Hipotesis I dan II secara parsial untuk variabel
yang tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham
pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia pada
penelitian ini, yaitu : Day sales outstanding, Fixed assets turnover,

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
86
Total assets turnover dan ROA. Hal ini karena mempunyai tingkat
signifikan lebih besar dari 0.05).
V.2. Saran
Berdasarkan kesimpulkan diatas, dapatlah dikemukakan saran sebagai
berikut :
1. Dari kesimpulan pertama hasil penelitian menunjukkan bahwa :
a. Manajemen Aset, mempunyai kemampuan variasi menjelaskan
terhadap harga saham sebesar 36.5 %, diharapkan kepada peneliti
selanjutnya supaya menambah variabel yang dapat memenuhi
tingkat signifikan sebesar 95 % dan selanjutnya dapat membuat
temuan baru yang lebih baik lagi dan bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.
b. Profitabilitas mempunyai kemampuan menjelaskan terhadap harga
saham sebesar 20 %, kepada peneliti selanjutnya diharapkan juga
menambah variabel yang dapat memenuhi tingkat signifikan
sebesar 95 % dan selanjutnya dapat membuat temuan baru yang
lebih baik lagi dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.
2. Dari kesimpulan 2 (dua) hasil penelitian menunjukkan bahwa :
Variabel Day Sales Outstanding, Fixed Assets Turnover, Fixed
Assets Turnover, Total assets turnover dan ROA mempunyai
pengaruh yang tidak signifikan terhadap harga saham, oleh karena itu
kepada peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat menekankan

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
87
penelitiannya pada perusahaan sampel yang mempunyai laporan
kinerja finansial yang sehat untuk mendapatkan hasil penelitian yang
lebih baik.

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

DAFTAR PUSTAKA


Alwi & Faisal, 2005. Manajemen Keuangan, Penerbit Universitas Muhamaddiyah,
Malang.

Atmaja, Lukas Setia, 2003. Manajemen Keuangan, Edisi Revisi, Andi Offset,
Yogyakarta.

Bishop, S. R., Crapp, H. R, Faff, R. W., and Twite, 2000. Coorporate Finance, Holt,
Rinehart and Winston, Harcourt Brace and Company, Australia, Third
Edition.

Brigham, Eugene F & Houston, Joel F, 2001. Manajemen Keuangan, Edisi
Kedelapan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Brigham Eugene F, Weston Copeland, 2001. Manajemen Keuangan, Edisi Ketujuh,
Binarupa Aksara, Jakarta.

Brigham, Eugene F & Gapenski L.C, and Ehrhardt M.C, 2000. Intermediate
Financial Manegement, Fourth, Edition, Fort Word : The Dryden Press :
Harcourt Brace College Publiser.

Brigham, Eugene. F & Gapenski L.C, 2000. Financial Manegement, Theory and
Practice, 9 th, edition, Fort Word : The Dryden Press : Harcourt Brace
College Publiser.

Belsky,Gary & Thomas Golovich, 2002. Mengapa Orang Cerdas Membuat
Kesalahan Financial secara Fakta dan Bagaimana Membenahinya,
Prestasi Pustaka, Publisher, Jakarta.

Davidson, Sidney, et.al, 1998. Managerial Accounting : An Introduction to
Concepts, Methods, and User, Third Edition, Thr Dryden Press, Chicago.

Faizal, Hendri N, 2007. Ekonomi Manajerial, Edisi Pertama, Raja Grafindo, Jakarta.

Fabozzi, Frank J, 2001. Manajemen Investasi , Jilid 1 Salemba Empat, Jakarta.

Gitman, et al. 2000. Principles of Managerial Finance, Longman, Australia, Second
Edition.

Gitman, 2003. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Andi Offset, Yogyakarta.
88
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
89
Gujarati, Damodoar N, 2003. Basic Econometric, Mc Draw Hill Book Company,
Yew York.

Higgins, Robert C, 1990. Analysis for Financial Mangement, Illionis, Richard D,
Irwin, Inc.

Husada, Indra. P, 2004. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Industri Properti Terbuka pada BEJ, Tesis, Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara.

Hanafi, M. Abduh & Abdul Hakim, 2000 Analisa Laporan Keuangan, Edisi Kelima
, UPPAMP YJPN, Yogyakarta.

James C, Van Home, & Jhon M. Wachowicz, Jr, 2000. Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan, Edisi Ke-Sembilan, Jakarta.

Keown, et. al, 2000. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Ketujuh, Buku 2,
Salemba Empat, Jakarta.

Mardiah, Radhiatun, 2006. Pengaruh Manajemen Aktiva dan Profitabilitas terhadap
Peruabahan Harga Saham pada Industri Manufaktur di BEJ, Tesis, Pasca
sarjana Universitas Sumatera Utara.

Machfoedz, Masud, 1994. Financial Ratio Analysis and The Prediction of Earning
Change in Indonesia, Kelola No. 7/III.

Munawir, 2003 Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keenam, Liberty, Yogyakarta.

Niswonger, 1999. Prinsip-prinsip Akuntansi, Jilid I, Edisi Kedelapanbelas,
Erlangga, Jakarta.

Nazir, Moh, 2001. Metodologi Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.

O Conner, M.C, On the Usefulness of Financial Ratios to Investors in Common
Stock, The Accounting Review, April.

Ou, J.A, dan S, H Penman, 1989. Financial Analysis and of Stock Return, Journal of
Accounting and Economic 11.

Pranoto, Suparlan, 2003. Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return on Equity
(ROE), Price Earning Ratio (PER) dan Book Value Per Share terhadap
Harga Saham Perusahaan Konstruksi Yang Go-Publik di Bursa Efek
Surabaya, Tesis, Pascasarjana Universitas Malang, Surabaya.

Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.
90
Purwanto, Suhardi, 2004. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Buku
1 dan 2, Salemba Empat, Jakarta.

Sawir, Agnes, 2001. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta.

Syafaruddin, Alwi, 1999. Alat-alat Analisa dalam Pembelanjaan Perusahaan,
Andi Offset, Yogyakarta.

Santoso, Singgih, 2001. Mengolah Data Statistik secara Profesional, PT. Alex
Media Komputindo, Jakarta.

Subekti, 2001. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keenam, Ghalia

Sekaran, Uma,. Reseach Methods for Business, New York : Jhon Willey Sons,
Inc.

Starry, Claire, & McGaughey Nick , 1993. Growth Industries, : Past, Present, and
Future, The Journal of Business & Industrial Marketing , 8 (4) : 493.

Tuasikal, Askam, 2001. Manfaat Informasi Akuntansi dalam Memprediksi Return
saham, Simposium Nasional Akuntansi VI.

Weston, Fred & Copeland, Thomas, 2001. Manajemen Keuangan, Jilid 1 dan 2,
Penerbit Erlangga, Jakarta.

Wathi, Suchitra, 2006. Pengaruh Ratio Profitabilitas dan Ratio Leverage terhadap
Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, Tesis,
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.


Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

Lampiran 1
Lampiran Output SPSS

Regression Hipotesis 1

Descriptives

Descriptive Statistics
30 .00 7000.00 41167.00 1372.2333 1925.20621
30 .00 37.89 478.13 15.9377 12.79770
30 .00 384.56 3097.30 103.2433 70.49366
30 .00 10.78 99.48 3.3160 2.52777
30 .00 1.55 21.58 .7193 .45593
30
Harga Saham
Inventory Turnover
Day Sales Outstanding
Fixed Asset Turnover
Total Asset Turnover
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation



Regression

Variables Entered/Removed
b
Total Asset
Turnover,
Day Sales
Outstandin
g, Fixed
Asset
Turnover,
Inventory
Turnover
a
. Enter
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
All requested variables entered.
a.
Dependent Variable: Harga Saham
b.







91
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

Lampiran 2
Model Summary
b
.604
a
.365 .263 1652.20482 .933
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
Predictors: (Constant), Total Asset Turnover, Day Sales Outstanding,
Fixed Asset Turnover, Inventory Turnover
a.
Dependent Variable: Harga Saham
b.


ANOVA
b
39241630 4 9810407.469 3.594 .019
a
68244519 25 2729780.780
1E+008 29
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Total Asset Turnover, Day Sales Outstanding, Fixed Ass
Turnover, Inventory Turnover
a.
Dependent Variable: Harga Saham
b.


Coefficients
a
1.926 728.637 .003 .998
77.824 32.723 .517 2.378 .025 .537 1.863
3.622 4.418 .133 .820 .420 .971 1.030
-240.642 142.635 -.316 -1.687 .104 .724 1.381
770.151 986.510 .182 .781 .442 .465 2.149
(Constant)
Inventory Turnover
Day Sales Outstandin
Fixed Asset Turnover
Total Asset Turnover
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Harga Saham
a.








92
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

Lampiran 3

Collinearity Diagnostics
a
4.152 1.000 .01 .01 .01 .01 .01
.386 3.281 .03 .10 .45 .02 .04
.230 4.246 .00 .26 .03 .76 .01
.145 5.346 .68 .18 .38 .11 .04
.087 6.899 .28 .44 .13 .09 .90
Dimension
1
2
3
4
5
Model
1
Eigenvalue
Condition
Index (Constant)
Inventory
Turnover
Day Sales
Outstanding
Fixed Asset
Turnover
Total Asset
Turnover
Variance Proportions
Dependent Variable: Harga Saham
a.




Residuals Statistics
a
-116.3240 3576.1072 1372.2333 1163.25391 30
-1.280 1.895 .000 1.000 30
408.357 1281.033 646.561 195.436 30
-291.8546 3857.3826 1427.2419 1276.94758 30
-1964.12 5040.808 .00000 1534.03367 30
-1.189 3.051 .000 .928 30
-1.302 3.281 -.012 1.017 30
-3398.99 5829.004 -55.00861 1871.19220 30
-1.321 4.260 .034 1.167 30
.805 16.467 3.867 3.390 30
.000 .509 .048 .112 30
.028 .568 .133 .117 30
Predicted Value
Std. Predicted Value
Standard Error of
Predicted Value
Adjusted Predicted Value
Residual
Std. Residual
Stud. Residual
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
Mahal. Distance
Cook's Distance
Centered Leverage Value
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: Harga Saham
a.







93
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

94
Lampiran 4

Charts

Uji normalitas akan dideteksi melalui analisa grafis yang dihasilkan melalui
perhitungan dengan spss :
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
E
x
p
e
c
t
e
d

C
u
m

P
r
o
b
Dependent Variable: Harga Saham
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual














2 1 0 -1
Regression Standardized Predicted Value
6
4
2
0
-2
R
e
g
r
e
s
s
i
o
n

S
t
u
d
e
n
t
i
z
e
d

D
e
l
e
t
e
d
(
P
r
e
s
s
)

R
e
s
i
d
u
a
l
Dependent Variable: Harga Saham
Scatterplot














Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

Lampiran 5


Correlations


Correlations
1 .532** .144 -.007 .374*
.002 .447 .969 .042
30 30 30 30 30
.532** 1 .095 .382* .675**
.002 .618 .037 .000
30 30 30 30 30
.144 .095 1 .134 .027
.447 .618 .479 .886
30 30 30 30 30
-.007 .382* .134 1 .510**
.969 .037 .479 .004
30 30 30 30 30
.374* .675** .027 .510** 1
.042 .000 .886 .004
30 30 30 30 30
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Harga Saham
Inventory Turnover
Day Sales Outstandin
Fixed Asset Turnover
Total Asset Turnover
Harga Saham
Inventory
Turnover
Day Sales
Outstanding
Fixed Asset
Turnover
Total Asset
Turnover
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
*.
















95
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

Lampiran 6

Regression Hipotesis 2

Descriptives

Descriptive Statistics
30 .00 7000.00 41167.00 1372.2333 1925.20621
30 -22.66 156.56 210.80 7.0267 30.09775
30 -48.10 44.27 -28.92 -.9640 19.89943
30
Harga Saham
ROA
ROE
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation





Regression



Variables Entered/Removed
b
ROE, ROA
a
. Enter
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
All requested variables entered.
a.
Dependent Variable: Harga Saham
b.


Model Summary
b
.447
a
.200 .141 1784.54458 .767
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
Predictors: (Constant), ROE, ROA
a.
Dependent Variable: Harga Saham
b.







96
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

Lampiran 7

ANOVA
b
21501966 2 10750983.12 3.376 .049
a
85984183 27 3184599.375
1E+008 29
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), ROE, ROA
a.
Dependent Variable: Harga Saham
b.


Coefficients
a
1389.658 335.368 4.144 .000
3.395 11.015 .053 .308 .760 .999 1.001
42.821 16.659 .443 2.570 .016 .999 1.001
(Constant)
ROA
ROE
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Harga Saham
a.



Collinearity Diagnostics
a
1.233 1.000 .39 .37 .01
1.007 1.107 .00 .04 .94
.760 1.274 .61 .59 .05
Dimension
1
2
3
Model
1
Eigenvalue
Condition
Index (Constant) ROA ROE
Variance Proportions
Dependent Variable: Harga Saham
a.

















97
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

98
Lampiran 8


Residuals Statistics
a
-746.9370 3390.6313 1372.2333 861.07323 30
-2.461 2.344 .000 1.000 30
333.320 1763.348 490.114 284.510 30
-1072.73 13183.82 1793.1300 2341.27813 30
-2023.56 4830.898 .00000 1721.90936 30
-1.134 2.707 .000 .965 30
-1.172 2.796 -.032 1.016 30
-12878.8 5154.979 -420.897 2983.88795 30
-1.180 3.256 .001 1.098 30
.045 27.349 1.933 5.067 30
.000 16.951 .587 3.091 30
.002 .943 .067 .175 30
Predicted Value
Std. Predicted Value
Standard Error of
Predicted Value
Adjusted Predicted Value
Residual
Std. Residual
Stud. Residual
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
Mahal. Distance
Cook's Distance
Centered Leverage Value
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: Harga Saham
a.


















1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
E
x
p
e
c
t
e
d

C
u
m

P
r
o
b
Dependent Variable: Harga Saham
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Charts

















Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

Lampiran 9

Correlations


Correlations
1 .066 .444*
.731 .014
30 30 30
.066 1 .028
.731 .882
30 30 30
.444* .028 1
.014 .882
30 30 30
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Harga Saham
ROA
ROE
Harga Saham ROA ROE
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
*.



99
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

Lampiran 10
Inventory Turnover (X1) : Sales/Inventory
Satuan : kali

PT. Petrosea 1 1998 27,21
2 1999 31,63
3 2000 23,70
4 2001 36,50
5 2002 25,30
6 2003 28,86
7 2004 33,62
8 2005 33,90
9 2006 37,89
10 2007 0,25
PT. Surya Semesta Internusa 1 1998 0,33
2 1999 0,20
3 2000 0,25
4 2001 0,34
5 2002 3,07
6 2003 12,87
7 2004 33,71
8 2005 13,35
9 2006 22,98
10 2007 22,20
PT. Bukaka Tehnik Utama 1 1998 8,13
2 1999 9,01
3 2000 6,85
4 2001 13,80
5 2002 13,10
6 2003 10,91
7 2004 13,43
8 2005 13,36
9 2006 0,00
10 2007 1,38

100
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

Lampiran 11

Day Sales Outstanding ( X2 ) : Piutang/Sales:360
Satuan : hari

PT. Petrosea 1 1998 59,61
2 1999 72,00
3 2000 60,43
4 2001 65,64
5 2002 131,66
6 2003 97,60
7 2004 117,10
8 2005 117,58
9 2006 146,34
10 2007 162,00
PT. Surya Semesta Internusa 1 1998 24,24
2 1999 36,84
3 2000 31,87
4 2001 38,98
5 2002 80,21
6 2003 73,68
7 2004 85,14
8 2005 92,20
9 2006 68,29
10 2007 150,20
PT. Bukaka Tehnik Utama 1 1998 203,08
2 1999 128,06
3 2000 113,47
4 2001 104,94
5 2002 384,56
6 2003 165,77
7 2004 65,10
8 2005 97,56
9 2006 0,00
10 2007 123,15

101
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

Lampiran 12
Fixed Assets Turnover ( X3 ) : Sales/fixed Aset
Satuan : kali

PT. Petrosea 1 1998 4,68
2 1999 1,94
3 2000 3,19
4 2001 2,54
5 2002 3,34
6 2003 3,48
7 2004 5,80
8 2005 3,99
9 2006 2,42
10 2007 1,10
PT. Surya Semesta Internusa 1 1998 0,75
2 1999 1,14
3 2000 1,66
4 2001 1,27
5 2002 2,58
6 2003 4,28
7 2004 4,59
8 2005 6,39
9 2006 10,78
10 2007 5,35
PT. Bukaka Tehnik Utama 1 1998 0,36
2 1999 0,38
3 2000 0,34
4 2001 0,49
5 2002 4,86
6 2003 6,83
7 2004 7,52
8 2005 3,70
9 2006 0,00
10 2007 3,73

102
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

Lampiran 13
Total Assets Turnover ( X4 ) : Sales/Total Aset
Satuan : kali

PT. Petrosea 1 1998 1,55
2 1999 1,03
3 2000 1,54
4 2001 1,27
5 2002 1,22
6 2003 0,98
7 2004 1,10
8 2005 1,23
9 2006 0,88
10 2007 0,41
PT. Surya Semesta Internusa 1 1998 0,21
2 1999 0,14
3 2000 0,19
4 2001 0,24
5 2002 0,28
6 2003 0,52
7 2004 0,74
8 2005 0,77
9 2006 0,81
10 2007 0,39
PT. Bukaka Tehnik Utama 1 1998 0,23
2 1999 0,29
3 2000 0,26
4 2001 0,37
5 2002 0,54
6 2003 0,98
7 2004 1,15
8 2005 0,95
9 2006 0,00
10 2007 1,31

103
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

Lampiran 14
ROA ( Return On Assets ) ( X5 ) : Earning After tax/Total Assets
Satuan : %

PT. Petrosea 1 1998 31,02
2 1999 9,68
3 2000 4,45
4 2001 17,34
5 2002 4,86
6 2003 4,88
7 2004 8,85
8 2005 10,88
9 2006 8,69
10 2007 9,50
PT. Surya Semesta Internusa 1 1998 -4,03
2 1999 2,56
3 2000 -7,80
4 2001 -6,84
5 2002 4,03
6 2003 -0,78
7 2004 -3,55
8 2005 1,47
9 2006 1,60
10 2007 2,94
PT. Bukaka Tehnik Utama 1 1998 -14,78
2 1999 0,72
3 2000 -22,66
4 2001 -6,70
5 2002 156,56
6 2003 13,98
7 2004 -11,66
8 2005 -11,22
9 2006 0,00
10 2007 6,81

104
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

Lampiran 15
ROE ( Return On Equity ) ( X6 ) : Earning After tax/Equity
Satuan : %

PT. Petrosea 1 1998 44,27
2 1999 18,24
3 2000 8,00
4 2001 27,31
5 2002 6,02
6 2003 5,64
7 2004 11,57
8 2005 17,34
9 2006 8,60
10 2007 8,60
PT. Surya Semesta Internusa 1 1998 -12,80
2 1999 7,37
3 2000 -31,60
4 2001 -30,23
5 2002 17,52
6 2003 -3,14
7 2004 -17,84
8 2005 3,58
9 2006 3,63
10 2007 4,14
PT. Bukaka Tehnik Utama 1 1998 -36,60
2 1999 -1,76
3 2000 -48,10
4 2001 -7,01
5 2002 -30,64
6 2003 -4,72
7 2004 -4,62
8 2005 -6,51
9 2006 0,00
10 2007 14,82


105
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository 2008.

Anda mungkin juga menyukai