1. Nama dan Alamat Perusahaan Nama Pemilik Alamat : Suyatno : Dusun Salam Puthon,Desa Girimulyo, Kec.Ngargoyoso, Kab. Karanganyar. 2. Pemegang Saham : Suyatno
3. Bidang Usaha yang sedang dijalankan Pembudidayaan jamur tiram 4. Izin yang dimiliki Usaha yang sedang dijalankan Suyatno adalah Pembudidayaan jamur tiram tidak menggunakan izin karena tidak menyebabkan polusi dan limbahnya tidak merusak lingkungan 5. Bank Rekanan Bank yang menjadi rekanan Suyatno yaitu BRI dan PD. BKK Tasikmadu 6. Keadaan Perkembangan Perusahaan 7. Modal yang sudah disetor suyatno dalam membudidayakan jamur tiram Rp. 7.300.000,8. Fasilitas Kredit yang Sedang di Nikmati 9. Tambahan Modal yang Diusulkan Rp. 5.000.000,10. Jangka Waktu Pengembalian Modal yang di Usulkan 3 tahun
1. Riwayat Perusahaan Pembudidayaan jamur tiram ini dimulai awal bulan maret tahun 2013 didusun salam putho, desa Girimulyo , Kecamatan Ngargoyoso.Karena halaman rumah suyatno luas maka di berinisiatif membuat budidaya jamur tiram yang kala itu modal dia dapat dari mencari pinjaman di Bank BRI Ngargoyoso Rp. 6.000.000,.dan dari uang itu dia mulai membuat rumah untuk tanaman jamurnya. Bibit jamur dia beli per Baglog seharga Rp. 1.700 dan kala itu suyatno mampu membeli 3.000 bag log. 2. Perizinan Perijinan dapat dibuat sesuai dengan bila kebutuhan usaha dan sesuai dibangun dengan adalah
perkembangan
perusahaan,
namun
yang
perusahaan formal maka sebelum usaha ini berjalan sebaiknya perijinan-perijinan dilengkapi terlebih dahulu. 3. Teknis dan Pemasaran a. Teknis Budidaya Jamur Tiram 1. Pengumpulan Bahan-Bahan dan Peralatan.
Bahan-bahan:
serbuk
kayu,
dedak
padi/bekatul,
tepung
jagung,
dolomit/kapur, gips dan air. Peralatan: plastik baglog, cincin paralon, tali plastik, kapas, plastik penutup baglog, cangkul, sekop, ayakan, plastik terpal, dan sterilizer. 2. Pengayakan Serbuk Kayu
Perlu dilakukan untuk menghomogenkan ukuran serbuk kayu dan untuk menyaring adanya serpihan-serpihan tajam yang dapat merobek plastik pembungkus media. 3. Pencampuran Bahan-Bahan Pertama-tama bahan-bahan dicampur/diaduk secara merata, setelah itu ditambahkan air bersih, diaduk kembali hingga merata. Jumlah air cukup ditandai dengan cara menggenggam campuran media, tidak terlalu basah (tandanya air merembes), tidak pula kurang (tandanya dapat dilihat bila digenggam kemudian dilepas gumpalan media langsung pecah) 4. Pengomposan (1-3 hari) Langkah ini perlu dilakukan untuk melunakkan media, analoginya seperti mengunyah makanan dengan gigi dan ludah sebelum masuk ke lambung, sehingga bibit jamur lebih mudah mencerna media tersebut. Dibiarkan a ja sebenarnya bisa (48 jam maks) namun untuk mempercepatnya dapat
dilakukan dengan cara menambahkan 0,1% b/v larutan EM4 murni (tanpa diencerkan) ke dalam air sebelum media diaduk (langkah 3). 5. Pembuatan Baglog Media dimasukkan ke dalam plastik PP yang agak tebal, dipadatkan dengan botol atau kayu tumpul, diikat erat dengan tali plastik. 6. Sterilisasi Baglog
Dengan cara mengukusnya dalam drum yang dimodifikasi selama 8 jam. Lebih bagus lagi dengan alat sterilizer yang dibuat khusus yang terbuat dari tembok. 7. Pendinginan Baglog Proses pendiginan agak lama, atau biarkan selama satu malam.
Proses ini dilakukan di ruangan yang bersih dan tertutup. Setelah bibit diinokulasi kira-kira satu sendok makan penuh untuk 1,5 kg media, ujung baglog dipasang cincin paralon (pvc) atau dari bambu (diselipkan ke ujung plastik) kemudian disumbat dengan kapas baru, diikat dengan karet gelang. 9. Inkubasi Baglog
Baglog disimpan di ruang inkubasi selama 40 hari, atau setelah media ditutupi miselium jamur secara utuh. 10. Pembukaan Baglog
Ujung baglog dipotong persis di bawah cincin, kemudian baglog tersebut diletakkan dalam rak inkubasi. Proses perawatan dilakukan dengan cara menjaga suhu dan kelembaban ruangan inkubasi. Setiap pagi dan sore sebaiknya disemprotkan air bersih ke dalam ruangan, jangan menyemprot langsung ke media, karena kalau kelebihan air, media bisa busuk.
Setelah satu minggu (paling lambat dua minggu) media sudah ditumbuhi jamur tiram. Pemanenan kedua (bisa sampai empat kali panen) pada media yang sama biasanya lebih cepat. Indikator media yang bagus menghasilkan jamur sebanyak 30-50% dari berat media awal. 12. Pengemasan Produk Jamur dibersihkan dari kotoran-kotoran (sisa media) yang melekat, dikemas dalam plastik, udaranya dikeluarkan dan di-seal menggunakan
vacuum sealer. Ketahanan jamur segar yang di-vacuum di udara terbuka yang bersih biasanya 3-5 hari, tanpa vacuum 2-3 hari, di lemari pendingin (cooler) 10-15 celcius, yang di-vacuum bisa bertahan hingga tiga minggu. Tanda-tanda jamur yang tidak segar lagi, terlihat layu, berair, warnanya menguning. b. Pemasaran Proses pemasaran hasil produksi jamur tiram ini dilakukan dengan menyetorkan langsung kepada para pengepul/ penjual jamur tiram dipasar karangpandan. 4. Manajemen Dalam usaha pembudidayan jamur tiram ini dilakukan oleh 4 pekerja yang mempunyai tugas antara lain Suyatno sebai pemilik dan pengarah ,3 orang pekerja bertugas memelihara Baglog dan memeti jamur serta mengemas jamur tiram tersebut. 5. Finansial hasil perhitungan R/C ratio dan BEP. Dari hasil perhitungan didapat R/C ratio sebesar 1,89 yang artinya setiap investasi yang ditanamkan atau biaya produksi (TC), maka akan diperolah revenue atau penerimaan sebesar 1,03 kali dari nilai investasi yang ditanamkan. Sehingga usaha tersebut layak untuk diusahakan. Hal ini terjadi karena dalam usaha budidaya jamur tersebut menghasilkan biaya penerimaan yang lebih besar dari biaya produksinya sehigga didaerah tersebut mendapatkan keuntungan hasil sebesar Rp. 7.300.000dengan harga jual untuk jamur tiram putih (basah) perkilo mencapai Rp. 9.000,00/kg.
1. Proyek yang diusulkan Seiring semakin meningkatnya permintaan akan jamur khususnya Jamur Tiram maka suyatno menambah jumlah baglog agar dia dapat memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat. 2. Aspek Hukum Perijinan dapat dibuat sesuai dengan bila kebutuhan usaha dan sesuai dibangun dengan adalah
perkembangan
perusahaan,
namun
yang
perusahaan formal maka sebelum usaha ini berjalan sebaiknya perijinan-perijinan dilengkapi terlebih dahulu. Perijinan yang diperlukan umumnya berupa ijin prinsip dari instansi terkait, seperti: a. Surat Ijin Tempat Usaha (SITU), b. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), c. Tanda Daftar Perusahaan (TDP), d. Nomor PokoknWajib Pajak (NPWP), e. Akte Pendirian Perusahaan melalui Notaris dan lainnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan 3. Aspek Teknis a. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam tahap awal 1. Suhu udara Pada umumnya suhu yang optimal untuk pertumbuhan jamur terbagi dalam 2 tahap a.Tahap inkubasi ;antara 22 - 28 ' C b.Tahap pembentukan tubuh buah ; antara 16 - 20' C 2. Kelembaban Kelembaban dalam rumah jamur / kumbung perlu dijaga.Salah satu cara ialah dengan menambah kain yang selalu disiram dengan air paling tidak 2 - 3 kali sehari
3. Sirkulasi udara Hal ini mendukung terciptanya suhu dan kelembaban yang optimal dalam pertumbuhan jamur.Jika tidak maka pembentukan tubuh buah jamur akan terhambat ataupun tidak maksimal 4. Tingkat keasaman Tingkat keasaman media sangat berpengaruh pada pertumbuhan jamur.Keasaman media dapat diatur dengan menambahkan kapur.
5. Cahaya
Pertumbuhan misselium akan lebih cepat pada tepat yang gelap atau tanpa sinar.Tetapi pada tahapan pembentukan buah sangat memerlukan cahaya dengan intensitas sinar 60 - 70 %. b. Persiapan rumah jamur / kumbung Kumbung jamur yang baik adalah kumbung yang dapat menjaga kelembaban dan suhu yang optimal yang dibutuhkan untuk perkembangan jamur,juga terdapatisrkulasi udara yang memadai. Umumnya kumbung yang sederhana menggunakan bahan dasar dari bambu dan atap yang terbuat dari daun.Rumah jamur atau kumbung dapat dibagi menjadi 2 ruangan
; Sketsa rumah kumbung 1. Ruangan Inkubasi Ruangan ini disediakan untuk log jamur yang baru ditanam / baru di inokulasi, sampai Misselium tumbuh merata pada semua log jamur .Ruangan ini sebaiknya berada dalam keadaan gelap 2. Ruangan Produksi Kumbung ini sebaiknya mempunyai intensitas sinar yang cukup , jangan
terlalu terang ataupun gelap.Juga mempunyai sirkulasi udara yang cukup untuk menjaga kelembaban dan suhu ruangan.Jika kumbung didirikan di daerah yang cenderung panas atau kering, hal tersebut dapat diatasi dengan menambah kain yang selalu disiram air minimal 2 3 kali sehari. b. Persiapan pengukus / alat sterilisasi Alat dan bahan bahan yang sederhana ; 1. Drum 2. Tungku 3. Bahan bakar : bisa berupa kayu atau minyak tanah Pengukusan dilakukan selama 6 - 8 jam.Usahakan drum tertutup rapat dan diberi lubang yang kecil ,sekitar 2 - 3 cm supaya uap air tidak keluar tidak terlalu banyak. c. Alat dan bahan untuk media tanam 1. Kantong plastik transparan ukuran 0,5 x 20 mm dengan panjang 40 cm 2. Cincin paralon / plastik 3. Karet gelang 4. Kapas / kapuk 5. Potongan plastik segiempat +- 10 cm d. Bahan bahan 1. Serbuk kayu yang sudah di saring 2. Bekatul 3. Kapur, bisa memakai kapur dolomit atau kapur kalsium karbonat ( CaCO3 )TSP yang sudah di haluskan e. Ramuan bahan Perbandingan bahan : 100 : 15 : 4 : 1 %
Campurkan semua bahan secara merata,cara mengetahui kandungan air yang cukup adalah dengan meremas media tsb . Bila media masih menggumpal dan tidak keluar air maka artinya kandungannya cukup. Setelah itu bahan bahan di fermentasi dengan cara ditutup dengan plastik atau di masukan kedalam karung
Masukan campuran ke dalam kantong plastik. Padatkan dengan memakai botol. Pada bagian atas kantong plastik di beri cincin paralon / plastik dan di ikat dengan karet gelang.
Masukan kapas/kapuk di antara cincin secukupnya. Tutup dengan potongan plastik dan ikat lagi dengan karet gelang. Masukan semua kantong plastik yang berisi media tanam kedalam drum. Tutup rapat rapat dan sisakan sedikit lubang untuk keluarnya uap air ,barulah dimulai proses sterilisasi.
Proses sterilisasi dilakukan dengan memanaskan air yang berada dalam drum pada suhu sekitar 95' C selama 6 - 8 jam.
Setelah selesai proses sterilisasi , keluarkan semua media tanam dan di dinginkan selama 8 - 12 jam dalam ruangan.
Penanaman ( inokulasi ) Penanaman di lakukan setelah media tanam dingin, caranya yaitu dengan ditempelkan ke pipi. Menyiapkan alat dan bibit . Alat :Stik inokulasi : terbuat dari kawat besi yang ujungnya dipipihkan
Alkohol 70 % Spiritus Lampu spiritus Bibit jamur F3 Panaskan stik inokulasi dengan memakai lampu spiritus sampai merah membara dan dinginkan.
Bersihkan tangan dengan sabun kemudian dengan alkohol. Buka plastik penutup media , kapas / kapuk dan masukan bibit dari dalam botol kedalam media tanam dengan menggunakan stik inokulasi.
Menutup kembali kapas / kapuk dan kalau perlu tambahkan potongan surat kabar dan ikat dengan karet gelang.
Pindahkan media tanam yang telah di tanami tersebut kedalam ruang inokulasi sampai tumbuh misselium pada semua bagian.Lamanya pertumbuhan misselium jamur antara 45 - 60 hari.
Setelah misselium memenuhi semua media tanam pindahkan ke ruang produksi dan buka tutup media yaitu potongan surat kabar dan kapas / kapuk. Semprotkan air secara teratur 2- 3 kali sehari dalam ruangan.
f. Panen Pemanenan dapat dilakukan 10 - 15 hari setelah penutup dibuka . Panen berikutnya setiap 2 - 7 hari secara teratur selama 4 - 6 bulan. 4. Aspek Pemasaran Sebagai pelaku usaha budidaya jamur tiram yang serius, bukan asal-asalan, kita harus siap menghadapi fenomena over supply. Hal ini pasti terjadi beberapa bulan sekali, walaupun dalam kurun waktu yang singkat sekitar 10 15 hari, itu pengalaman di kota saya. Beberapa langkah yang saya lakukan bisa bertahan disaat terjadi banjir jamur adalah : a. Bangun jaringan pemasaran yang baik Jalin hubungan yang baik dengan beberapa pelanggan. Jangan hanya dengan satu pelangggan, karena sangat rentan jika kita hanya tergantung pada 1 pelanggan, pada saat pelanggan tersebut sudah tidak mampu menampung produk kita b. Jamur tiram harus berkualitas baik Hal ini yang perlu diperhatikan bahwa jamur tiram yang dipetik jangan terlalu tua, agar tahan lama dan pemetikkannya sebisa mungkin paling lama 3 jam sebelum dijual ke pasar c. Jaga kontiyuitas Hal ini sangat diperlukan agar pelanggan tidak segera hijrah ke petani lain saat kita tidak dapat memasok jamur. Salah saru cara untuk menjaga kestabilan pasokan jamur adalah dengan bekerja sama dengan petani lain untuk bersama-sama memasok jamur d. Layani komplain dengan baik Adakalannya kita mendapat komplain atau retur karena jamur kita jelek. kita terima saja dan jika perlu kita ganti dengan jamur yang baru dan jangan lupa meminta maaf atas kesalahan yang kita 5. Aspek Manajemen Dalam usaha pembudidayan jamur tiram ini dilakukan oleh 3 pekerja yang mempunyai tugas antara lain Suyatno sebai pemilik dan pengarah , 5 orang pekerja bertugas memelihara Baglog dan memeti jamur serta mengemas jamur tiram tersebut
6. Aspek Finansial Biaya ( skala produksi 3000 baglog ) A. Biaya tetap No 1 2 3 4 5 6 7 Uraian Tanah 60m2 Kumbung rak kayu bambu genting Gerobak dorong peralatan: cangkul, tong air, penyemprot, sekop, botol, centong, sendok bibit, karet tota 6.450.000 201.950 Harga 1.500.000 2.500.000 500.000 200.000 250.000 500.000 1.000.000 Masa Pakai (Th) 2 3 3 3 5 2 2 Penyusutan (bln) 60.000 68.000 15.000 5.000 5.300 5.350 43.300
B. Biaya variabel tetap No 1 2 3 4 Uraian Baglog 3.000X Rp. 1.700,00 pestisida organic kemasan (kantong plastik) tenaga kerja Total Harga (Rp) 5.100.000 250.000 175.000 1.000.000 6.525.000
c. Biaya lain lain No 1 2 Uraian transportasi listrik Total Tatal biaya Harga (Rp) 250.000 150.000 400.000
= biaya tetap (penyusutan/bln) + biaya variabel + biaya lain - lain = 201.950 + 6.525.000 + 400.000 = Rp. 7.126.950
Sumber dana Sumber pendanaan pertama dari uang sendiri dan dengan cara meminjam uang pada bank dengan bunga 1%/ bln Total modal = modal sendiri + pinjaman bank = 1.300.000 + 6.000.000 = 7.300.000 Pendapatan Asumsi tiap baglog + 0.5 kg.harga @/kg Rp.9.000 1baglog = 0.5 kg x 3.000 baglog = 1.500 kg Pendapatan = 1.500 kg x 9.000 = 13.500.000 Laba (per bulan ) = Total pendapatan total biaya = Rp. 13.500.000 - Rp. 7.126.950 = Rp. 6.373.050 R/C = 13.500.000 : 7.126.950 = 1,89
1. Kesimpulan Usaha pertanian budi daya jamur tiram ini prospektik untuk untuk dikembangkan didaerah girimulyo ,Ngargoyoso kabupaten karanganyar dan umumnya didaerah pengunungan . Dengan berkembangnya usaha ini bisa meningkatkan ekonomi khususnya untuk pengusaha umumnya bagi masyarat sekitar dan yang terpenting bisa menciptaka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. 2. Saran Setiap usaha pasti tidak mudah pada awalnya banyak kendala dan rintanganya tetapi bila kita gigih berjuang dan belajar dari kegagalan terdahulu itu yang akan membuat pengusaha berhasil dalam usahanya