Anda di halaman 1dari 5

1 3 / 1 0 / 1 3

T i t i k T e r a n g# E p i s o d e 1 | T u l i s a n R i d l o m u

Titik Terang #Episode 1


OCTOBER 11, 2013 BY RIDLOMU Suasana malam hari kota Garut, dingin di luar dengan langit yang tanpa bintang bak papan tulis hitam yang masi baru dengan sedikit debu-debu kapur, karena mendung juga baru terjadi hujan. Dimana jalanan-jalanan, atap rumah, tumbuh-tumbuhan masih basah bekas siraman air dari langit bak shower raksasa yang menyemprotkan air ke bumi untuk membersihkan kotoran-kotoran yang nampak juga sebuah siklus perputaran air. Dimana sebagian manusia mengeluh akan terjadinya hujan dikarenakan mengganggu aktifitas mereka, juga sebagian lain bersyukur atas karunia-Nya yang masih diberi. Di sisi lain, seorang anak berusia 18 tahun dengan kulit agak gelap dan rambut sedikit panjang tak tersisir sedang terdiam memikirkan sesuatu dalam kamar berukuran 3 kali 3 meter yang terdapat satu spring bed, satu meja pendek di sampingnya, lemari pakaian dan rak buku empat tingkat terletak bersebelahan. Dia berbaring di atas tempat tidurnya, posisinya terlentang dengan telapak tangan yang ditumpuk di balik kepalanya sebagai bantalan. Dalam kamar yang berantakan, dimana bukubuku tergeletak tak rapih di atas meja dan tempat tidur, anak tersebut nampak memikirkan sesuatu tentang kehidupan. Dia coba mengorek-ngorek file dalam otaknya. Entah apa yang sedang dia cari dalam fikirannya, namun nampak matanya menatap langit-langit rumah yang terdapat bekas-bekas air sisa bocor saat hujan. Namanya Ridwan, seorang mahasiswa tingkat pertama di salah satu perguruan tinggi swasta di kotanya. Sambil melamunkan sesuatu yang entah apa, seraya dia bergumam tentang ini dan itu; tentang apa dan juga bagaimana. Sebuah pertanyaan muncul; apakah yang diperbuat tuk lanjutkan hidup ini? Apakah yang dibuat tuk perbaiki hidup ini? Sebuah pernyataan yang logis diungkapkan oleh seorang anak manusia yang ingin mengubah prinsip hidupnya. Masa lalu Ridwan sungguh tidak karuan. Perjalanan hidupnya bagai mobil yang berjalan di lintasan yang sangat panjang, berulang mobil tersebut rusak dan berulang juga diperbaiki. Ya, perjalanan hidup yang dipenuhi ketaatan juga kemasiat, ia memperbaiki yang kemudian ia rusak kembali. Bagaimana tidak, ternyata dia adalah orang yang mudah terpengaruhi hal-hal tak jelas juga dia belum mendapatkan jati dirinya. Sejenak kemudian Ridwan bangkit dari posisi tidurnya ke posisi duduk dan kemudian menarik ranselnya. Ia mengambil laptopnya lalu menyalakannya. Seperti biasanya, ia menyalakan aplikasi game yang biasa dia mainkan untuk mengalihkan kejenuhan berfikirnya. Bosan bermain game, iapun log in ke dalam akun facebooknya dan menulis beberapa baris kata dalam kolom statusnya. Sering terlintas bagian hidup yang telah lewat
r i d l o m u . w o r d p r e s s . c o m / 2 0 1 3 / 1 0 / 1 1 / t i t i k t e r a n g e p i s o d e 1 / 1 / 5

1 3 / 1 0 / 1 3

T i t i k T e r a n g# E p i s o d e 1 | T u l i s a n R i d l o m u

memori masa lalu yang tak bisa tuk diulangi mungkin sedikit amalan baik yang telah dibuat dan entah berapa dosa yang belum ditaubati.. Mungkin seperti itulah isi hatinya. Inginkan pergi ke masa lalu dengan sebuah kekuatan ajaib ataupun alat yang tak terjangkau oleh akal yang mungkin hanya ada dalam serial-serial perfilman. Inginkan mengubah masa lalu yang begitu berantakan bersama virus-virus kemasiatannya. Namun ia hanya bisa berfikir tanpa ambil tindakan real yang menghantarkannya pada tujuannya. Waktupun menunjukkan lewat tengah malam. Iapun menyadari dirinya telah tenggelam, tenggelam bersama emosi tak karuan yang iapun sulit memahami, tenggelam dalam lautan penyesalan yang ia hanya bisa sesali dalam hati, tenggelam dalam angan-angan yang ia anggap mustahil digapai. Iapun berbaring dengan menatap langit-langit rumah. Perlahan ia pejamkan matanya, dan akhirnya maksuklah dia ke alam bawah sadarnya. -oOoMentari menyambut pagi, kokok ayam turut semarakkan. Ridwan masih pejamkan mata di antara ranjang dan selimut, kepala antara bantal dan udara. Garut pagi hari memang nikmat dengan posisi demikiat. Hangat hindarkan tusukan udara dingin. Tak ada yang bangunkan ia karena Ibu sedang ke Jakarta mengurusi masak untuk hajat pernikahan saudara. Tak ada siapapun di rumah selain dirinya. Saat ini pukul 13.00 waktu Indonesia bagian barat, lagit gelap ketika hujan yang sangat lebat disertai petir yang menyambar bak suasana pabrik perkakas saat produksi. Kondisi jalan raya yang berlubang bak cekungan bekas benda asing yang jatuh ke bumi kemudian terisi air bak sebuah danau yang terbentuk secara alami oleh kejadian alam. Dalam warung kopi yang tak jauh dari rumah, Ridwan sedang mengobrol dengan salah seorang kenalannya, namanya Sofwan. Saya seorang yang tak bertuhan, tak seperti anda. Saya ingin anda waras dan berfikir rasional seperti saya, tuhan tidak ada. Bila anda coba fikirkan sesuatu yang anda sebut ada, pastilah sesuatu tersebut nampak dengan jelas. Tuhan tak nampak, berarti ya tidak ada. bagaimana contohnya sesuatu yang tak nampak dikatakan tak ada? Udara saja tak nampak, tapi jelaslah udara itu ada. ya, udara itu tidak nampak. Tapi bisa dirasakan! Lah, lain halnya dengan Tuhan yang anda bela itu, bagaimana cara merasakannya? Ternyata Sofwan adalah seorang yang mengaku atheis atau orang yang menolak keberadaan Tuhan. Seseorang yang bertubuh tinggi, berkulit putih dengan rambut panjang sampai pundak, dan berpakaian kemeja panjang berwarna putih. Sofwan juga bukanlah lagi seorang mahasiswa. Ia sudah

r i d l o m u . w o r d p r e s s . c o m / 2 0 1 3 / 1 0 / 1 1 / t i t i k t e r a n g e p i s o d e 1 /

2 / 5

1 3 / 1 0 / 1 3

T i t i k T e r a n g# E p i s o d e 1 | T u l i s a n R i d l o m u

2 tahun lamanya lulus dari bangku perkuliahan dan kini berprofesi sebagai seorang guru geografi di sekolah menengah pertama. Cukup berbahaya bila ia menyebarkan fahamnya pada muridmuridnya. Sebenarnya Sofwan adalah orang yang baru Ridwan kenal tadi pagi dan kemudian mengajak Ridwan berdiskusi. Mereka berdebat dengan argumen yang mereka pertahankan masing-masing. Sofwan mengemukakan argumennya bahwa keberadaan agama di muka bumi ini hanyalah hasil rekayasa dan karangan nenek moyang mereka masing-masing. Bagaimana anda membuktikan bahwa agama anda adalah agama yang benar, sementara penganut agama lain juga membenarkan agama mereka? Berarti cukup jelas semua agama bersifat dogmatis dan kebenarannya sulit diterima oleh akal! tegas Sofwan. Ridwan terpojok dengan banyaknya pertanyaan dan pernyataan yang Sofwan lontarkan. Akhirnya Ridwan mencoba memojokkan Sofwan denga sebuah pertanyaan bila Tuhan itu tidak ada, bagaimana cara anda bersyukur? Pemilik warung dan dua orang pengunjung memasang wajah serius memperhatikan tingkah Ridwan dan Sofwan. Sofwan tak bersuara dan kemudian mengambil sesuatu dari sakunya. Ternyata yang Sofwan ambil adalah rokok dan korek api, kemudian ia menaruh rokok tersebut di mulut dan membakar ujungnya. Sofwan berkata terimakasih rokok, kau menenangkan perasaanku, kau melancarkan fikiranku. Sofwan melanjutkan beginilah saya bersyukur, saya berterimakasih kepada setiap sesuatu yang menguntungkan saya. Ridwan setengah mati tak percaya, ia memasang wajah masam dan mencoba meyakinkan dirinya agar tak terpengaruh. -oOoTepat pukul 4 sore, hujan yang turunpun hanya tinggal rintikan-rintikan kecil bak sisa-sisa air yang dicoba tuk diperas dari gumpalan awan basah. Gumpalan-gumpalan awan agak gelap bak kapaskapas kotor yang menumpuk dan terapung, menutupi air di lautan. Ridwan dan Sofwan berhenti berdiskusi, atau mungkin lebih tepat disebut berdebat. Mereka keluar dari waring tersebut dan berjalan bersama. Sampai suatu pertigaan, mereka berpisah menuju jalurnya masing-masing. Ridwan yang sedang berjalan meuju ke rumahnya, kemudian melewati dan memperhatikan sebuah masjid yang bernama Masjid al-Ikhwan. Ridwan teringat bahwa dia belum shalat ashar, iapun bergegas masuk ke masjid tersebut dan menuju temput wudlunya. Segera ia berdiri dalam masjid, dalam batasan sajadah, dalam basahnya air wudlu, dalam awalan ucapan takbir tuk memulai shalat. Entah bagaimana, nampak setengah hati ia laksanakan shalat, nampak penuh keraguan akan syahadatnya, nampak bimbang ia jalani Islamnya. Tak lama, ucapan salam menggerakkan bibirnya, tengok wajahnya ke kanan dan ke kiri, tanda shalatnya ia akhiri.

r i d l o m u . w o r d p r e s s . c o m / 2 0 1 3 / 1 0 / 1 1 / t i t i k t e r a n g e p i s o d e 1 /

3 / 5 Kembali ia teringat si atheis yang telah buatnya makin ragu tak karuan. intinya dalam dongeng nabi

1 3 / 1 0 / 1 3

T i t i k T e r a n g# E p i s o d e 1 | T u l i s a n R i d l o m u

Kembali ia teringat si atheis yang telah buatnya makin ragu tak karuan. intinya dalam dongeng nabi Adam dalam beberapa versi, nampak perbedaan yang sedikit antara kristen dan Islam, namun nampak pembodohan yang luar biasa di setiap ceritanya. Kalo anda mau sedikit kritisi apa yang orangtuamu atau ustadzmu doktrin, anda akan dapat kebenaran yang saya maksud, begitu ucapan Sofwan di akhir kesimpulannya yang buat Ridwan tak bisa berkata-kata lagi. Ridwan duduk bersantai dalam masjid dengan kaki yang diluruskan ke depan. Ia mencoba menjangkau seluruh bagian dalam ruangan masjid tempatnya shalat. Nampak sajadah khusus imam dengan mimbar di samping kanannya dan jam elektrik yang menunjukkan setiap waktu shalat di samping kirinya. Di sampingnya lagi terdapat sepasang lemari berisi buku-buku dan deretan alQuran. Pada bagian atas terdapat ukiran dari kayu, terpampang panjang menghiasi tembok dalam masjid, dari sudut kiri hingga kanan bagian tembok dalam arah kiblat. Terukir sebuah ayat al-Quran surat Ali-Imran ayat 103 {103 } Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (TQS. Ali-Imran: 103) Fikiran Ridwan semakin tak karuan dan kemudian ia putuskan untuk segera ke rumah, mungkin ibunya sedang menunggunya. Bersambung.

(http://ridlomu.files.wordpress.com/2013/10/photo0359.jpg) (Ridlo Muhammad (https://www.facebook.com/artknows))

r i d l o m u . w o r d p r e s s . c o m / 2 0 1 3 / 1 0 / 1 1 / t i t i k t e r a n g e p i s o d e 1 /

4 / 5

1 3 / 1 0 / 1 3

T i t i k T e r a n g# E p i s o d e 1 | T u l i s a n R i d l o m u
O c c a s i o n a l l y , s o meo f y o u r v i s i t o r sma y s e e a n a d v e r t i s e me n t h e r e . A b o u t t h e s e a d s ( h t t p : / / w o r d p r e s s . c o m/ a b o u t t h e s e a d s / ) T e l l memo r e( h t t p : / / e n . w o r d p r e s s . c o m/ a b o u t t h e s e a d s / ) | D i s mi s st h i sme s s a g e

This entry was tagged Titik Terang. Bookmark the permalink . Blog at WordPress.com. | The Sunspot Theme.

r i d l o m u . w o r d p r e s s . c o m / 2 0 1 3 / 1 0 / 1 1 / t i t i k t e r a n g e p i s o d e 1 /

5 / 5

Anda mungkin juga menyukai